• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11 BANDUNG."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Manajemen Perkantoran

Oleh : Dea Sekar Komala

NIM 0906360

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN

BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI

SMK NEGERI 11 BANDUNG

Oleh

Dea Sekar Komala 0906360

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dea Sekar Komala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

Oleh : Dea Sekar Komala

NIM 0906360

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si.

NIP. 195704011984031003

Pembimbing II,

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

NIP. 197406272001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

Dr. Rasto, M.Pd.

(4)

i

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

Oleh:

Dea Sekar Komala 0906360

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih belum optimalnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah

eksplanatory survey (survei eksplanasi). Selanjutnya, teknik pengumpulan data

yang digunakan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan, penyebaran angket dan lembar tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis korelasi sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 11 Bandung, diperoleh informasi bahwa : gaya komunikasi guru tidak memiliki hubungan dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

Saran yang diajukan bagi sekolah adalah : Pertama, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan pemilihan metode mengajar yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kedua, guru harus sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan penyedia sumber belajar.

(5)

ii

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

RELATION THE TEACHERS' COMMUNICATION STYLES WITH CREATIVE THINKING OF STUDENTS IN THE SUBJECTS OF PRODUCTIVE OFFICES ADMINISTRATIVE IN CLASS XI SMK NEGERI

11 BANDUNG

By:

Dea Sekar Komala 0906360

This Script is guided by:

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. and Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

The research was conducted at SMK Negeri 11 Bandung. Issues that were examined in this study is still not optimal ability to think creatively in the subjects of productive office administration. The purpose of this study is to find out is there a relationship with the teachers' communication styles creative thinking of students in the subjects of productive offices administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung. The research method used is explanatory survey. Furthermore, data collection techniques used by library research, field studies, distributing questionnaires and test sheets. The data analysis technique used is the simple correlation analysis.

Based on the results of the study in SMK Negeri 11 Bandung, obtained information that : the teachers’ communication style has no relationship to the creative thinking of students in the subjects of productive office administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung.

Suggestions put forward for the school are : first, teachers must be able to create a comfortable learning environment and the selection of teaching methods that can make students actively in the learning process. Second, the teacher must be a facilitator in guiding and developing students' creative thinking abilities using a variety of learning strategies and learning resource providers.

(6)

viii

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Maksud Penelitian ... 9

1.4. Tujuan Penelitian ... 9

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

1.5.1. Kegunaan Teoretik ... 10

1.5.2. Kegunaan Praktis ... 11

BAB II KERANGKA TEORETIS ...12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Konsep Komunikasi ... 12

2.1.1.1. Pengertian Komunikasi ... 12

2.1.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 14

2.1.1.3. Unsur-unsur Komunikasi ... 16

2.1.1.4. Efektivitas Komunikasi ... 17

2.1.1.5. Gaya Komunikasi ... 20

2.1.1.6. Hambatan Komunikasi ... 24

(7)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.2.1. Pengertian Kreativitas ... 26

2.1.2.2. Pengukuran Kreativitas ... 28

2.1.2.3. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... 29

2.1.2.4. Teori Berpikir Kreatif ... 34

2.1.2.5. Hambatan Berpikir Kreatif ... 38

2.1.3. Kajian Penelitian Terdahulu ... 39

2.2. Kerangka Pemikiran... 42

2.3. Hipotesis ... 47

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN...48

3.1. Objek Penelitian ... 48

3.2. Desain Penelitian ... 48

3.2.1. Metode Penelitian ... 48

3.2.2. Operasional Variabel ... 50

3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 50

3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 52

3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 54

3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 59

3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian ... 61

3.2.6.1. Uji Validitas ... 62

3.2.6.2. Uji Reliabilitas ... 64

3.2.7. Teknik Analisis Data ... 66

3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif ... 67

3.2.7.2. Teknik Analisis Inferensial ... 72

3.2.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 75

3.2.8.1. Uji Normalitas ... 76

3.2.8.2. Uji Homogenitas ... 78

3.2.9. Pengujian Hipotesis ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...81

(8)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.1.1. Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... 81

4.1.1.1. Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 81

4.1.1.1. Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 95

4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 107

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 107

4.1.2.2. Uji Homogenitas ... 108

4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 110

4.2. Pembahasan... 112

4.2.1. Gaya Komunikasi Guru pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 112

4.2.2. Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 114

4.2.3. Hubungan Gaya Komunikasi Guru dengan Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...120

5.1. Kesimpulan ... 120

5.2. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ...124

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...127

(9)

xi

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif . Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Dikotomi Mental ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru .. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa .... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Penyebaran Proporsi Sampel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Gaya Komunikasi Guru ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Deskripsi Berpikir Kreatif Siswa ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.9 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya

Komunikasi Guru ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penciptaan Suasana

Kelas ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Suasana Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Pemberian Tugas kepada

Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Pemberian

Tugas kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Sikap Guru dalam Diskusi

Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Sikap Guru

dalam Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penetapan Aturan dalam

Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Penetapan

Aturan dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Metode Mengajar ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Metode

Mengajar ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kedekatan Guru kepada

Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kedekatan

Guru kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Berpikir

Kreatif Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Lancar

(Fluency) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan

Berpikir Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Luwes

(Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berpikir Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Original

(Originality) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.20 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan

Berpikir Original (Originality) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir

Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan

Berpikir Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Menilai

(Evaluation)... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.24 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap DimensiKemampuan

(Evaluation)... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Williams tentang Perilaku Kognitif Afektif di Dalam

Kelas. ... 36

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Model Kausalitas Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Gaya Komunikasi

Guru ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penciptaan Suasana

Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemberian Tugas

kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Sikap Guru dalam

Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penetapan Aturan

dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Metode Mengajar .. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kedekatan Guru

kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Variabel Berpikir Kreatif

Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir

Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir

Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir

(13)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir

Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.13 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir

(14)

xvi

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2 Profil SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3 Probability Sampling ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6 Data Hasil Penyebaran Angket ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7 Data Ordinal dan Data Interval ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 8 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 9 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

(15)

1

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

SMK Negeri 11 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang

memiliki kompetensi keahlian dalam bidang Bisnis dan Manajemen serta

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai salah satu lembaga pendidikan

kejuruan, SMK Negeri 11 Bandung terus berupaya untuk menghasilkan lulusan

yang berkualitas dan profesional serta berdisiplin kerja yang tinggi sehingga para

lulusannya mampu bersaing dalam era global.

Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 dikatakan bahwa :

“Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang di

mana dengan pendidikan dapat menciptakan suatu manusia yang memiliki potensi

kreatif dan inovatif dalam membangun dan mengembangkan kemajuan

masyarakat dan negaranya di berbagai aspek bidang. Maka dari itu, diperlukan

adanya peningkatan dalam kualitas pendidikan demi sumber daya manusia yang

(16)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus melakukan upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang produktif

(17)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Di dalam proses pembelajaran, siswa dituntut aktif dalam segala kegiatan

pembelajaran di sekolah. Adanya keaktifan belajar dari siswa dapat mendorong

siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya dan salah satu kemampuan

belajar tersebut adalah kemampuan berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang perlu

dimiliki oleh siswa. Jika siswa mampu berpikir kreatif, selain dapat memecahkan

suatu permasalahan dengan berbagai alternatif jawaban, menemukan ide-ide atau

gagasan-gagasan dalam pembelajaran, tidak menutup kemungkinan siswa akan

dapat menghasilkan suatu karya-karya yang baru.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh J.C. Coleman dan C.L. Hammen

(1974 : 425) bahwa “Berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan

sesuatu yang baru – dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni”.

Adanya kemampuan berpikir kreatif akan membantu siswa dalam proses

pembelajaran di sekolah maupun hubungan sosial di lingkungan masyarakat.

Untuk proses pembelajaran di sekolah, adanya kemampuan berpikir kreatif siswa

ditunjukkan pada aktivitas belajar di kelas. Namun, kemampuan berpikir kreatif

siswa dapat ditunjukkan apabila guru dapat memotivasi dan mendorong siswa

untuk dapat aktif dan kreatif selama proses pembelajaran.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar dapat ditunjukkan

dengan keterlibatannya dalam berbagai macam kegiatan, diantaranya :

 Kemampuan siswa dalam bertanya;

 Kemampuan siswa dalam menjawab;

(18)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah;

 Kemampuan siswa dalam mencari berbagai macam alternatif jawaban

terhadap suatu masalah;

 Kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu gagasan;

 Kemampuan siswa dalam memerinci setiap detail dari suatu objek menjadi

lebih menarik, dsb.

Apabila dari kemampuan-kemampuan di atas dapat ditunjukkan oleh siswa

dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil

serta dapat menciptakan manusia-manusia yang berprestasi yang berguna bagi

masyarakat sekitar.

Pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di tingkat

pendidikan SMK merupakan mata pelajaran yang tidak hanya menyangkut pada

materi-materi dan konsep-konsep belajar administrasi perkantoran. Tetapi

bagaimana dari materi dan konsep tersebut dapat diaplikasikan secara langsung

oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk dapat

mengaplikasikan materi dan konsep administrasi perkantoran, diperlukan

kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga materi dan konsep tersebut dapat

teraplikasikan dengan baik di kehidupan sehari-hari dan yang nantinya akan

bermanfaat bagi siswa sendiri maupun bagi masyarakat luas.

Pola berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi

perkantoran masih belum terlihat. Hal ini menjadikan mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran sama saja dengan mata pelajaran umum yang hanya

(19)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

konsep tersebut. Hal tersebut terlihat dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Negeri di Bandung yang kemudian akan dijadikan lokasi dalam penelitian

ini.

Aktifitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa di SMK

Negeri 11 Bandung masih terlihat belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara

dengan ketua prodi administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung pada

tanggal 5 Maret 2013, mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran rata-rata

siswa cenderung pasif. Dari jumlah siswa rata-rata kelas XI AP sekitar 35-39

orang per kelas. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kemampuan Kelas

Sumber : Hasil wawancara (5 Maret 2013)

Dari tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

kecenderungan aktif berada pada kemampuan bertanya dan kemampuan

menjawab. Sedangkan untuk kemampuan mengemukakan berbagai macam ide

(20)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengidentifikasi dan kemampuan memerinci suatu masalah, siswa masih

cenderung pasif. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kreatif siswa belum

dikembangkan secara optimal.

Selain itu, berdasarkan pada hasil analisis dan wawancara pada beberapa

siswa kelas XI AP, siswa kelas XI AP mempunyai kelompok belajar

masing-masing pada setiap mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran. Akan tetapi, siswa kelas XI AP kurang

memanfaatkan adanya kelompok belajar yang mereka miliki. Adanya kelompok

belajar baru dimanfaatkan ketika guru mata pelajaran, khususnya administrasi

perkantoran menugaskan siswa-siswa untuk mengerjakan tugas secara kelompok.

Pada kelompok belajar tersebut hanya membahas tugas yang telah diberikan oleh

guru mata pelajaran. Padahal dalam kelompok belajar, selain membahas tugas

mata pelajaran, siswa juga dapat memanfaatkan kelompok belajar untuk saling

berbagi pengalaman belajar atau saling bertukar pikiran atas berbagai kegiatan

belajar maupun kegiatan di organisasi sekolah untuk mengembangkan kreativitas

siswa. Adanya pengaruh kelompok belajar terhadap prestasi belajar siswa pun

tidak terlalu signifikan. Bahkan bisa dibilang dengan ada atau tidaknya kelompok

belajar yang dimiliki siswa tidak begitu mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sedangkan pada kegiatan keorganisasian, seperti ekstrakurikuler, rata-rata

siswa kelas XI AP tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Padahal ada beberapa

kegiatan ektrakurikuler yang diwajibkan untuk semua siswa mengikuti kegiatan

tersebut. Rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya 7-10

(21)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2

Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa

Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

XI AP 1 10 siswa

XI AP 2 7 siswa

XI AP 3 7 siswa

XI AP 4 6 siswa

Sumber : Siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung

Pada tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa siswa masih pasif dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Siswa menganggap bahwa kegiatan

ekstrakurikuler hanya sebagai kegiatan ekstra selain proses belajar di kelas dan

bukan kegiatan yang wajib dilakukan bagi siswa. Padahal terdapat beberapa

kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa. Kegiatan keorganisasian

seperti ekstrakurikuler, diharapkan dapat mengembangkan bakat kreativitas siswa

baik dibidang olahraga, seni, teknik, bahasa, dan lain sebagainya selain proses

belajar mengajar di kelas. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

siswa juga diharapkan dapat saling berbagi pengalaman belajar dan bertukar

pikiran dengan siswa lain dan guru pembina ekstrakurikuler.

Guilford (1967) mengemukakan :

(22)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang masih belum optimal

dikarenakan guru mempersepsi bahwa siswa didikannya harus memiliki tingkat

IQ tinggi, bukan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini didukung oleh pernyataan

Getzels dan Jackson (1962) bahwa “guru lebih menyukai siswa dengan

kecerdasan tinggi daripada siswa yang kreatif”.

Siswa yang memiliki kecerdasan yang tinggi atau memiliki kemampuan

berpikir yang kreatif, hal ini tergantung bagaimana cara guru mengajar dan

mendidik siswanya. Sebagaimana dikatakan oleh Utami Munandar (2009 : 12) :

Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan berpikir kreatif dapat tumbuh dengan subur.

Tugas utama dari seorang guru dalam bidang pendidikan adalah mengajar

dan mendidik. Namun dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menyampaikan

materi dan konsep dari suatu mata pelajaran. Tetapi bagaimana membangun

komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa sehingga antara guru

dan siswa memiliki pola pikir yang sama dan siswa dapat memahami materi dan

konsep yang disampaikan oleh guru. Kemampuan gaya komunikasi dari seorang

guru akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan dan

(23)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jourdan (1984 : 74) bahwa “Bidang

pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komuniksi, bahkan

pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi”.

Adanya cara komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa,

maka guru akan mengetahui dengan baik latar belakang siswa, sikap dan

kepribadian siswa, bahkan pola berpikir dari siswa tersebut. Sehingga apabila

guru telah mengetahui pola berpikir dari siswanya, guru akan dapat dengan mudah

mendidik dan mengontrol serta mengembangkan pola berpikir kreatif siswa

menjadi lebih baik. Komunikasi yang dilakukan oleh guru pun harus dilakukan

dengan benar dan tepat serta memperhatikan maksud komunikasi yang dilakukan

antara guru dan siswa. Sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan yang

diinginkan dari proses pembelajaran. Pawit M. Yusup (1990 : 3) mengatakan

bahwa :

Komunikasi dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, yaitu dalam rangka upaya mendewasakan anak (manusia) (Sikun Pribadi, 1979) supaya bisa hidup mandiri (Langeveld, 1978) dikemudian hari.

Dari penelitian ini, sikap guru dalam proses pembelajaran di sekolah

adalah membangun gaya komunikasi guru yang efektif, yang berhubungan dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berangkat dari fenomena di atas, maka diperlukan upaya memahami dan

memecahkan masalah belum optimalnya kemampuan berpikir siswa di kelas XI

SMK Negeri 11 Bandung. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan

(24)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung “.

1.2. Perumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini menyangkut gaya komunikasi guru dan

berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di

SMK Negeri 11 Bandung.

Dalam penelitian ini masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada

mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri

11 Bandung ?

2. Bagaimana tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ?

3. Adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada

mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri

11 Bandung ?

1.3. Maksud Penelitian

Maksud penulis mengadakan penelitian dengan maksud memperoleh data

atau informasi guna memecahkan permasalahan mengenai hubungan gaya

komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif

(25)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada mata

pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11

Bandung.

2. Mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

3. Mengetahui hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK

Negeri 11 Bandung.

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian

Setelah tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas tercapai, maka

dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi mereka yang

tertarik dengan kajian ini. Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa

kegunaan teoretik dan kegunaan praktis.

1.5.1. Kegunaan Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,

terutama pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan gaya komunikasi guru

dan berpikir kreatif siswa. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat

(26)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu

mengenai efektivitas gaya komunikasi.

 Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu

mengenai kemampuan berpikir kreatif.

 Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang

yang sama.

1.5.2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam proses

pembelajaran pada pelajaran produktif administrasi perkantoran.

2. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat memilih gaya komunikasi yang baik

dan tepat kepada siswa terhadap proses pembelajaran di kelas pada mata

pelajaran produktif administrasi perkantoran.

3. Bagi sekolah sebagai masukan untuk dapat terus meningkatkan kualitas

(27)

48

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir

kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI

SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang

menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi

Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan

Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang

memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta

Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP

SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah

(28)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah

yang diteliti oleh peneliti.

Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai

metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik

tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono

(2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi

(eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi

besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang

diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari

hubungan-hubungan antar variabel.

Objek telaahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey)

adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang

dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar

variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak

(29)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey),

peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel

yaitu variabel gaya komunikasi guru dan variabel berpikir kreatif siswa. Apakah

terdapat hubungan antara gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri

11 Bandung.

3.2.2. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi

bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari

Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah

gaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Gaya komunikasi guru merupakan cara guru dalam menyampaikan pesan

atau informasi kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi

yang dilakukan berupaya untuk mendidik para peserta didiknya agar dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun dimensi gaya

komunikasi guru menurut Wubbless (dalam Lisda Yuniawati, 2011 : 58) adalah :

(1) penciptaan suasana kelas; (2) pemberian tugas kepada siswa; (3) sikap guru

dalam diskusi kelas; (4) penetapan aturan dalam kelas; (5) metode mengajar; dan

(30)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Dimensi Indikator Skala

1. Penciptaan suasana kelas

1. Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif

2. Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar

3. Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif

4. Penetapan strategi pembelajaran 5. Pemanfaatan media dan sumber

belajar

1. Kejelasan dan ketegasan tugas 2. Penjelasan mengenai

kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi 3. Diskusi tugas antara guru-siswa 4. Kesesuaian tugas dengan

kemampuan dan minat siswa 5. Kebermaknaan tugas bagi siswa

Ordinal

(31)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam kelas kalimat positif

2. Peraturan dibuat sedikit

3. Peraturan harus bisa ditegakkan 4. Peraturan perlu dibuat bersama

siswa

5. Metode mengajar 1. Membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa 5. Mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara

diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam guru dan siswa saling jujur dan membuka diri satu sama lain 2. Adanya sikap saling menjaga,

saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain

3. Adanya saling ketergantungan satu sama lain

4. Adanya kebebasan

(32)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Berpikir kreatif siswa merupakan suatu kemampuan untuk dapat

menemukan ide-ide, gagasan-gagasan, atau suatu penemuan baru dengan berbagai

macam alternatif jawaban dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran di

sekolah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengubah pola berpikir konvergen

menjadi pola berpikir divergen. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh pada

pelajaran. Dimensi berpikir kreatif siswa menurut Guilford (Utami Munandar,

1992 : 64) adalah : (1) kemampuan berpikir lancar (fluency); (2) kemampuan

berpikir luwes (flexibility); (3) kemampuan berpikir original (originality); (4)

kemampuan berpikir memerinci (elaboration); dan (5) kemampuan berpikir

menilai (evaluation).

Tabel 3.2

Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Dimensi Indikator Skala

1. Kemampuan berpikir lancar (fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal 3. Selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban 2. Dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda 3. Mencari banyak alternatif atau arah

Interval

Interval

(33)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang berbeda

4. Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran

Interval

3. Kemampuan berpikir original (originality)

1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

2. Memikirkan cara-cara yang tak lzim untuk mengungkapkan diri 3. Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih suatu pernyataan benar atau suatu tindakan bijaksana

2. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka 3. Tidak hanya mencetuskan gagasan

tetapi juga melaksanakannya

Interval

Interval

Interval

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara

(34)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berpikir kreatif yang diberikan pada siswa kelas XI AP SMK Negeri 11

Bandung.

2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara

tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam

penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan

dari SMK Negeri 11 Bandung.

3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,

bukan manusianya”.

“Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki krakteristik tertentu di dalam suatu penelitian” (Hadari, Nawawi, 1983 : 141).

Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek

berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan

(35)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

146 orang yang meliputi 4 kelas. Gambaran mengenai jumlah populasi dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Populasi Penelitian

Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1. XI AP 1 35

2. XI AP 2 35

3. XI AP 3 37

4. XI AP 4 39

Jumlah 146

Sumber : Ketua Prodi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung

Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat

dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan

biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan

untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan,

(36)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut

dengan sampel penelitian.

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah

bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya”.

Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah

sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu”.

Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian

dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Teknik simple

random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap

unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau

unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih” (Uep

dan Sambas, 2011 : 140).

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan

rumus Slovin menurut Bambang dan Lina (2010) sebagai berikut :

n =

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

(37)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah

sebesar 10%)

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel

sebagai berikut :

n =

=

= 59,35 ≈ 60

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu sebesar

60. Dengan kata lain, responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 60 siswa

kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.

Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing

dari tiap kelas secara proporsional dengan rumus menurut Al-Rasyid (1994) :

n1 =

x n

0

Keterangan :

n1 = banyaknya sampel masing-masing unit

n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit

ΣN = Jumlah populasi dari seluruh unit

Berdasarkan rumusan di atas, maka diperoleh sampel dari masing-masing

kelas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penyebaran Proporsi Sampel

No. Kelas Jumlah

(38)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. XI AP 1 35 35/146x60 14

2. XI AP 2 35 35/146x60 14

3. XI AP 3 37 37/146x60 15

4. XI AP 4 39 39/146x60 17

Jumlah Seluruh Siswa 146 60

Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel di atas, maka dihasilkan

sampel sebanyak 60 orang yang tersebar secara proporsional di kelas AP. Untuk

kelas XI AP 1 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,

kelas XI AP 2 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,

kelas XI AP 3 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 15 orang responden

dan kelas XI AP 4 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang

responden.

Karena setiap responden memiliki peluang yang sama untuk dijadikan

sebagai sampel penelitian, maka dari setiap proporsi sampel penelitian akan dapat

mewakili dari tiap-tiap kelas yang dipilih melalui cara pengundian (terlampir).

3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang

diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk

mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam

pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini

(39)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

skor angka. Dalam teknik ini, tes yang diberikan yaitu berupa tes essay (essay

test). S. Margono (2009 : 170) menyatakan bahwa “Tes essay (essay test)

yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk

uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri”.

Tes kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini berupa tes essay dari

mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas XI AP. Di mana

dalam tes essay ini diharapkan dapat melihat sejauh mana kemampuan

berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa kelas XI AP dari mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran. Dalam menyusun soal tes essay, terdapat

beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi soal tes essay.

2. Merumuskan soal-soal pertanyaan tes essay.

3. Menetapkan scoring pada setiap bulir soal tes essay. Dalam penelitian ini

setiap jawaban dari responden diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria

penilaian tes essay (terlampir). Adapun penetapan scoring yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Penilaian indikator dan dimensi

a. Memberikan bobot nilai pada setiap bulir soal berdasarkan kriteria

(40)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Menjumlahkan bobot nilai dari tiap-tiap indikator berdasarkan

dimensi berpikir kreatif.

c. Penetapan skor pada tiap-tiap dimensi berpikir kreatif.

2. Penilaian bulir soal

a. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap dimensi berpikir kreatif pada tiap

bulir soal.

b. Penetapan skor pada tiap bulir soal dari penjumlahan skor tiap-tiap

dimensi berpikir kreatif.

2. Angket

Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan

pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket,

terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban.

3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif

jawaban yang telah disediakan secara tepat.

4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian

ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala

(41)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan,

karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang

baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid

adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data

tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan

menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi

valid dan reliabel.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba

angket dan lembar tes terhadap 20 orang responden. Data angket dan lembar tes

yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket dan lembar tes yang

diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur gaya komunikasi guru dan

lembar tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Penyebaran jumlah

item angket dan lembar tes pada masing-masing variabel tampak pada tabel

berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba

No. Variabel Jumlah

Item Angket

Jumlah Item

Lembar tes Jumlah

1. Gaya Komunikasi Guru 34 - 34

2. Berpikir Kreatif Siswa - 7 7

(42)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber : Hasil pembuatan angket dan lembar tes, 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah item angket

yang akan diujicobakan sebanyak 34 item dan jumlah item lembar tes yang akan

diujicobakan sebanyak 7 item. Sehingga untuk total seluruh item berjumlah 41

item yang akan diujicobakan.

3.2.6.1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan

suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :

] ]

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N : Jumlah responden

X : Skor Variabel X

Y : Skor Variabel Y

ΣX : Jumlah skor Variabel X

ΣY : Jumlah skor Variabel Y

X2 : Kuadrat skor Variabel X

Y2 : Kuadrat skor Variabel Y

Σ X2

(43)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Σ Y2

: Jumlah kuadrat skor Variabel Y

Σ XY : Jumlah hasil kali skor Variabel X dengan skor Variabel Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai

berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2. 8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan

valid.

2. Jika nilai hitung rxy≤ nilai tabel r, maka dinyatakan

tidak valid.

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata

(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut

dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan

(44)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam

instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam

kuesioner penelitian.

3.2.6.2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian

reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika

pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat

ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya” (Uep dan Sambas, 2011 :

123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 =

[

]

.

[

]

Dimana rumus varians :

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha

k : Banyaknya bulir soal

Σσi2

: Jumlah varians bulir

σ2

: Varians total

N

(45)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ΣX : Jumlah soal

N : Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai

berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r.

Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai hitung r11≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak

reliabel.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan

lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =

20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.

Gambar

Tabel 4.22 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan
Gambar 4.13 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
Tabel 1.1  Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Tabel 1.2  Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Biaya Pendidikan Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tingkat kecemasan menghadapi kematian pada manula yang masih memiliki

Based on the description above, the study examines the strategies used by the English teacher in teaching listening to grade VII of a junior high school in the language

Materi pelatihan yang saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan.. Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di

Keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai pelaut, biasanya ia harus berlayar dan meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan, hal ini mengakibatkan istri sering

Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud mempelajari bagaimana gambaraan pencapaian tugas perkembangan waria yang nampak berhasil memenuhi tugas-tugas perkembangan dewasa madya

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak puas dengan 3 program Jamsostek yang diterapkan PT Biotis Nusantara yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja,

CYNTHYA LESTARI RUMAHORBO : Structure and Composition Variety In Agroforestry Systems Based On Kemenyan In Forest Area Batangtoru West Block Adiankoting District of North