Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Manajemen Perkantoran
Oleh : Dea Sekar Komala
NIM 0906360
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI
SMK NEGERI 11 BANDUNG
Oleh
Dea Sekar Komala 0906360
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Dea Sekar Komala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11
BANDUNG
Oleh : Dea Sekar Komala
NIM 0906360
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I,
Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si.
NIP. 195704011984031003
Pembimbing II,
Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.
NIP. 197406272001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,
Dr. Rasto, M.Pd.
i
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11
BANDUNG
Oleh:
Dea Sekar Komala 0906360
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih belum optimalnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksplanatory survey (survei eksplanasi). Selanjutnya, teknik pengumpulan data
yang digunakan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan, penyebaran angket dan lembar tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis korelasi sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 11 Bandung, diperoleh informasi bahwa : gaya komunikasi guru tidak memiliki hubungan dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.
Saran yang diajukan bagi sekolah adalah : Pertama, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan pemilihan metode mengajar yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kedua, guru harus sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan penyedia sumber belajar.
ii
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
RELATION THE TEACHERS' COMMUNICATION STYLES WITH CREATIVE THINKING OF STUDENTS IN THE SUBJECTS OF PRODUCTIVE OFFICES ADMINISTRATIVE IN CLASS XI SMK NEGERI
11 BANDUNG
By:
Dea Sekar Komala 0906360
This Script is guided by:
Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. and Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.
The research was conducted at SMK Negeri 11 Bandung. Issues that were examined in this study is still not optimal ability to think creatively in the subjects of productive office administration. The purpose of this study is to find out is there a relationship with the teachers' communication styles creative thinking of students in the subjects of productive offices administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung. The research method used is explanatory survey. Furthermore, data collection techniques used by library research, field studies, distributing questionnaires and test sheets. The data analysis technique used is the simple correlation analysis.
Based on the results of the study in SMK Negeri 11 Bandung, obtained information that : the teachers’ communication style has no relationship to the creative thinking of students in the subjects of productive office administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung.
Suggestions put forward for the school are : first, teachers must be able to create a comfortable learning environment and the selection of teaching methods that can make students actively in the learning process. Second, the teacher must be a facilitator in guiding and developing students' creative thinking abilities using a variety of learning strategies and learning resource providers.
viii
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Maksud Penelitian ... 9
1.4. Tujuan Penelitian ... 9
1.5. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10
1.5.1. Kegunaan Teoretik ... 10
1.5.2. Kegunaan Praktis ... 11
BAB II KERANGKA TEORETIS ...12
2.1. Kajian Pustaka ... 12
2.1.1. Konsep Komunikasi ... 12
2.1.1.1. Pengertian Komunikasi ... 12
2.1.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 14
2.1.1.3. Unsur-unsur Komunikasi ... 16
2.1.1.4. Efektivitas Komunikasi ... 17
2.1.1.5. Gaya Komunikasi ... 20
2.1.1.6. Hambatan Komunikasi ... 24
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1.2.1. Pengertian Kreativitas ... 26
2.1.2.2. Pengukuran Kreativitas ... 28
2.1.2.3. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... 29
2.1.2.4. Teori Berpikir Kreatif ... 34
2.1.2.5. Hambatan Berpikir Kreatif ... 38
2.1.3. Kajian Penelitian Terdahulu ... 39
2.2. Kerangka Pemikiran... 42
2.3. Hipotesis ... 47
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN...48
3.1. Objek Penelitian ... 48
3.2. Desain Penelitian ... 48
3.2.1. Metode Penelitian ... 48
3.2.2. Operasional Variabel ... 50
3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 50
3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 52
3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 54
3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55
3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 59
3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian ... 61
3.2.6.1. Uji Validitas ... 62
3.2.6.2. Uji Reliabilitas ... 64
3.2.7. Teknik Analisis Data ... 66
3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif ... 67
3.2.7.2. Teknik Analisis Inferensial ... 72
3.2.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 75
3.2.8.1. Uji Normalitas ... 76
3.2.8.2. Uji Homogenitas ... 78
3.2.9. Pengujian Hipotesis ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...81
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.1.1. Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... 81
4.1.1.1. Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 81
4.1.1.1. Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 95
4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 107
4.1.2.1. Uji Normalitas ... 107
4.1.2.2. Uji Homogenitas ... 108
4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 110
4.2. Pembahasan... 112
4.2.1. Gaya Komunikasi Guru pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 112
4.2.2. Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 114
4.2.3. Hubungan Gaya Komunikasi Guru dengan Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...120
5.1. Kesimpulan ... 120
5.2. Rekomendasi ... 121
DAFTAR PUSTAKA ...124
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...127
xi
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.1 Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif . Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Dikotomi Mental ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru .. Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa .... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Penyebaran Proporsi Sampel ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Gaya Komunikasi Guru ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Deskripsi Berpikir Kreatif Siswa ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.8 Tabel Distribusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.9 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya
Komunikasi Guru ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penciptaan Suasana
Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Suasana Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Pemberian Tugas kepada
Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Pemberian
Tugas kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Sikap Guru dalam Diskusi
Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Sikap Guru
dalam Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penetapan Aturan dalam
Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Penetapan
Aturan dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Metode Mengajar ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Metode
Mengajar ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kedekatan Guru kepada
Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kedekatan
Guru kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Berpikir
Kreatif Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Lancar
(Fluency) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan
Berpikir Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Luwes
(Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berpikir Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.19 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Original
(Originality) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.20 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan
Berpikir Original (Originality) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir
Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.22 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan
Berpikir Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.23 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Menilai
(Evaluation)... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.24 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap DimensiKemampuan
(Evaluation)... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Williams tentang Perilaku Kognitif Afektif di Dalam
Kelas. ... 36
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Model Kausalitas Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Gaya Komunikasi
Guru ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penciptaan Suasana
Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemberian Tugas
kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Sikap Guru dalam
Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penetapan Aturan
dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Metode Mengajar .. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kedekatan Guru
kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Variabel Berpikir Kreatif
Siswa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.13 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir
xvi
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2 Profil SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3 Probability Sampling ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 6 Data Hasil Penyebaran Angket ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 7 Data Ordinal dan Data Interval ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 8 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 9 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
1
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
SMK Negeri 11 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
memiliki kompetensi keahlian dalam bidang Bisnis dan Manajemen serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai salah satu lembaga pendidikan
kejuruan, SMK Negeri 11 Bandung terus berupaya untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan profesional serta berdisiplin kerja yang tinggi sehingga para
lulusannya mampu bersaing dalam era global.
Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 dikatakan bahwa :
“Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang di
mana dengan pendidikan dapat menciptakan suatu manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif dalam membangun dan mengembangkan kemajuan
masyarakat dan negaranya di berbagai aspek bidang. Maka dari itu, diperlukan
adanya peningkatan dalam kualitas pendidikan demi sumber daya manusia yang
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus melakukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang produktif
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Di dalam proses pembelajaran, siswa dituntut aktif dalam segala kegiatan
pembelajaran di sekolah. Adanya keaktifan belajar dari siswa dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya dan salah satu kemampuan
belajar tersebut adalah kemampuan berpikir kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dimiliki oleh siswa. Jika siswa mampu berpikir kreatif, selain dapat memecahkan
suatu permasalahan dengan berbagai alternatif jawaban, menemukan ide-ide atau
gagasan-gagasan dalam pembelajaran, tidak menutup kemungkinan siswa akan
dapat menghasilkan suatu karya-karya yang baru.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh J.C. Coleman dan C.L. Hammen
(1974 : 425) bahwa “Berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan
sesuatu yang baru – dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni”.
Adanya kemampuan berpikir kreatif akan membantu siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah maupun hubungan sosial di lingkungan masyarakat.
Untuk proses pembelajaran di sekolah, adanya kemampuan berpikir kreatif siswa
ditunjukkan pada aktivitas belajar di kelas. Namun, kemampuan berpikir kreatif
siswa dapat ditunjukkan apabila guru dapat memotivasi dan mendorong siswa
untuk dapat aktif dan kreatif selama proses pembelajaran.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar dapat ditunjukkan
dengan keterlibatannya dalam berbagai macam kegiatan, diantaranya :
Kemampuan siswa dalam bertanya;
Kemampuan siswa dalam menjawab;
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah;
Kemampuan siswa dalam mencari berbagai macam alternatif jawaban
terhadap suatu masalah;
Kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu gagasan;
Kemampuan siswa dalam memerinci setiap detail dari suatu objek menjadi
lebih menarik, dsb.
Apabila dari kemampuan-kemampuan di atas dapat ditunjukkan oleh siswa
dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil
serta dapat menciptakan manusia-manusia yang berprestasi yang berguna bagi
masyarakat sekitar.
Pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di tingkat
pendidikan SMK merupakan mata pelajaran yang tidak hanya menyangkut pada
materi-materi dan konsep-konsep belajar administrasi perkantoran. Tetapi
bagaimana dari materi dan konsep tersebut dapat diaplikasikan secara langsung
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk dapat
mengaplikasikan materi dan konsep administrasi perkantoran, diperlukan
kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga materi dan konsep tersebut dapat
teraplikasikan dengan baik di kehidupan sehari-hari dan yang nantinya akan
bermanfaat bagi siswa sendiri maupun bagi masyarakat luas.
Pola berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi
perkantoran masih belum terlihat. Hal ini menjadikan mata pelajaran produktif
administrasi perkantoran sama saja dengan mata pelajaran umum yang hanya
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
konsep tersebut. Hal tersebut terlihat dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri di Bandung yang kemudian akan dijadikan lokasi dalam penelitian
ini.
Aktifitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa di SMK
Negeri 11 Bandung masih terlihat belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua prodi administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung pada
tanggal 5 Maret 2013, mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran rata-rata
siswa cenderung pasif. Dari jumlah siswa rata-rata kelas XI AP sekitar 35-39
orang per kelas. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.1
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kemampuan Kelas
Sumber : Hasil wawancara (5 Maret 2013)
Dari tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
kecenderungan aktif berada pada kemampuan bertanya dan kemampuan
menjawab. Sedangkan untuk kemampuan mengemukakan berbagai macam ide
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengidentifikasi dan kemampuan memerinci suatu masalah, siswa masih
cenderung pasif. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kreatif siswa belum
dikembangkan secara optimal.
Selain itu, berdasarkan pada hasil analisis dan wawancara pada beberapa
siswa kelas XI AP, siswa kelas XI AP mempunyai kelompok belajar
masing-masing pada setiap mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran
produktif administrasi perkantoran. Akan tetapi, siswa kelas XI AP kurang
memanfaatkan adanya kelompok belajar yang mereka miliki. Adanya kelompok
belajar baru dimanfaatkan ketika guru mata pelajaran, khususnya administrasi
perkantoran menugaskan siswa-siswa untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
Pada kelompok belajar tersebut hanya membahas tugas yang telah diberikan oleh
guru mata pelajaran. Padahal dalam kelompok belajar, selain membahas tugas
mata pelajaran, siswa juga dapat memanfaatkan kelompok belajar untuk saling
berbagi pengalaman belajar atau saling bertukar pikiran atas berbagai kegiatan
belajar maupun kegiatan di organisasi sekolah untuk mengembangkan kreativitas
siswa. Adanya pengaruh kelompok belajar terhadap prestasi belajar siswa pun
tidak terlalu signifikan. Bahkan bisa dibilang dengan ada atau tidaknya kelompok
belajar yang dimiliki siswa tidak begitu mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Sedangkan pada kegiatan keorganisasian, seperti ekstrakurikuler, rata-rata
siswa kelas XI AP tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Padahal ada beberapa
kegiatan ektrakurikuler yang diwajibkan untuk semua siswa mengikuti kegiatan
tersebut. Rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya 7-10
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2
Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Jumlah
XI AP 1 10 siswa
XI AP 2 7 siswa
XI AP 3 7 siswa
XI AP 4 6 siswa
Sumber : Siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung
Pada tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa siswa masih pasif dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Siswa menganggap bahwa kegiatan
ekstrakurikuler hanya sebagai kegiatan ekstra selain proses belajar di kelas dan
bukan kegiatan yang wajib dilakukan bagi siswa. Padahal terdapat beberapa
kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa. Kegiatan keorganisasian
seperti ekstrakurikuler, diharapkan dapat mengembangkan bakat kreativitas siswa
baik dibidang olahraga, seni, teknik, bahasa, dan lain sebagainya selain proses
belajar mengajar di kelas. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
siswa juga diharapkan dapat saling berbagi pengalaman belajar dan bertukar
pikiran dengan siswa lain dan guru pembina ekstrakurikuler.
Guilford (1967) mengemukakan :
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang masih belum optimal
dikarenakan guru mempersepsi bahwa siswa didikannya harus memiliki tingkat
IQ tinggi, bukan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini didukung oleh pernyataan
Getzels dan Jackson (1962) bahwa “guru lebih menyukai siswa dengan
kecerdasan tinggi daripada siswa yang kreatif”.
Siswa yang memiliki kecerdasan yang tinggi atau memiliki kemampuan
berpikir yang kreatif, hal ini tergantung bagaimana cara guru mengajar dan
mendidik siswanya. Sebagaimana dikatakan oleh Utami Munandar (2009 : 12) :
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan berpikir kreatif dapat tumbuh dengan subur.
Tugas utama dari seorang guru dalam bidang pendidikan adalah mengajar
dan mendidik. Namun dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menyampaikan
materi dan konsep dari suatu mata pelajaran. Tetapi bagaimana membangun
komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa sehingga antara guru
dan siswa memiliki pola pikir yang sama dan siswa dapat memahami materi dan
konsep yang disampaikan oleh guru. Kemampuan gaya komunikasi dari seorang
guru akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan dan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jourdan (1984 : 74) bahwa “Bidang
pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komuniksi, bahkan
pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi”.
Adanya cara komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa,
maka guru akan mengetahui dengan baik latar belakang siswa, sikap dan
kepribadian siswa, bahkan pola berpikir dari siswa tersebut. Sehingga apabila
guru telah mengetahui pola berpikir dari siswanya, guru akan dapat dengan mudah
mendidik dan mengontrol serta mengembangkan pola berpikir kreatif siswa
menjadi lebih baik. Komunikasi yang dilakukan oleh guru pun harus dilakukan
dengan benar dan tepat serta memperhatikan maksud komunikasi yang dilakukan
antara guru dan siswa. Sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan yang
diinginkan dari proses pembelajaran. Pawit M. Yusup (1990 : 3) mengatakan
bahwa :
Komunikasi dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, yaitu dalam rangka upaya mendewasakan anak (manusia) (Sikun Pribadi, 1979) supaya bisa hidup mandiri (Langeveld, 1978) dikemudian hari.
Dari penelitian ini, sikap guru dalam proses pembelajaran di sekolah
adalah membangun gaya komunikasi guru yang efektif, yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berangkat dari fenomena di atas, maka diperlukan upaya memahami dan
memecahkan masalah belum optimalnya kemampuan berpikir siswa di kelas XI
SMK Negeri 11 Bandung. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung “.
1.2. Perumusan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini menyangkut gaya komunikasi guru dan
berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di
SMK Negeri 11 Bandung.
Dalam penelitian ini masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada
mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri
11 Bandung ?
2. Bagaimana tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif
administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ?
3. Adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada
mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri
11 Bandung ?
1.3. Maksud Penelitian
Maksud penulis mengadakan penelitian dengan maksud memperoleh data
atau informasi guna memecahkan permasalahan mengenai hubungan gaya
komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada mata
pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11
Bandung.
2. Mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif
administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.
3. Mengetahui hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK
Negeri 11 Bandung.
1.5. Kegunaan Hasil Penelitian
Setelah tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas tercapai, maka
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi mereka yang
tertarik dengan kajian ini. Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa
kegunaan teoretik dan kegunaan praktis.
1.5.1. Kegunaan Teoretik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
terutama pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan gaya komunikasi guru
dan berpikir kreatif siswa. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu
mengenai efektivitas gaya komunikasi.
Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu
mengenai kemampuan berpikir kreatif.
Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang
yang sama.
1.5.2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna :
1. Bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam proses
pembelajaran pada pelajaran produktif administrasi perkantoran.
2. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat memilih gaya komunikasi yang baik
dan tepat kepada siswa terhadap proses pembelajaran di kelas pada mata
pelajaran produktif administrasi perkantoran.
3. Bagi sekolah sebagai masukan untuk dapat terus meningkatkan kualitas
48
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir
kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI
SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang
menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi
Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan
Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang
memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP
SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah
yang diteliti oleh peneliti.
Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai
metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik
tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono
(2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi
(eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi
besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang
diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari
hubungan-hubungan antar variabel.
Objek telaahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey)
adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar
variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey),
peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel
yaitu variabel gaya komunikasi guru dan variabel berpikir kreatif siswa. Apakah
terdapat hubungan antara gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri
11 Bandung.
3.2.2. Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi
bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari
Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah
gaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.
3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru
Gaya komunikasi guru merupakan cara guru dalam menyampaikan pesan
atau informasi kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi
yang dilakukan berupaya untuk mendidik para peserta didiknya agar dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun dimensi gaya
komunikasi guru menurut Wubbless (dalam Lisda Yuniawati, 2011 : 58) adalah :
(1) penciptaan suasana kelas; (2) pemberian tugas kepada siswa; (3) sikap guru
dalam diskusi kelas; (4) penetapan aturan dalam kelas; (5) metode mengajar; dan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru
Dimensi Indikator Skala
1. Penciptaan suasana kelas
1. Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
2. Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar
3. Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif
4. Penetapan strategi pembelajaran 5. Pemanfaatan media dan sumber
belajar
1. Kejelasan dan ketegasan tugas 2. Penjelasan mengenai
kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi 3. Diskusi tugas antara guru-siswa 4. Kesesuaian tugas dengan
kemampuan dan minat siswa 5. Kebermaknaan tugas bagi siswa
Ordinal
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dalam kelas kalimat positif
2. Peraturan dibuat sedikit
3. Peraturan harus bisa ditegakkan 4. Peraturan perlu dibuat bersama
siswa
5. Metode mengajar 1. Membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa 5. Mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam guru dan siswa saling jujur dan membuka diri satu sama lain 2. Adanya sikap saling menjaga,
saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain
3. Adanya saling ketergantungan satu sama lain
4. Adanya kebebasan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa
Berpikir kreatif siswa merupakan suatu kemampuan untuk dapat
menemukan ide-ide, gagasan-gagasan, atau suatu penemuan baru dengan berbagai
macam alternatif jawaban dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran di
sekolah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengubah pola berpikir konvergen
menjadi pola berpikir divergen. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh pada
pelajaran. Dimensi berpikir kreatif siswa menurut Guilford (Utami Munandar,
1992 : 64) adalah : (1) kemampuan berpikir lancar (fluency); (2) kemampuan
berpikir luwes (flexibility); (3) kemampuan berpikir original (originality); (4)
kemampuan berpikir memerinci (elaboration); dan (5) kemampuan berpikir
menilai (evaluation).
Tabel 3.2
Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa
Dimensi Indikator Skala
1. Kemampuan berpikir lancar (fluency)
1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban
2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal 3. Selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban 2. Dapat melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda 3. Mencari banyak alternatif atau arah
Interval
Interval
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang berbeda
4. Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran
Interval
3. Kemampuan berpikir original (originality)
1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik
2. Memikirkan cara-cara yang tak lzim untuk mengungkapkan diri 3. Mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih suatu pernyataan benar atau suatu tindakan bijaksana
2. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka 3. Tidak hanya mencetuskan gagasan
tetapi juga melaksanakannya
Interval
Interval
Interval
3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berpikir kreatif yang diberikan pada siswa kelas XI AP SMK Negeri 11
Bandung.
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam
penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan
dari SMK Negeri 11 Bandung.
3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :
Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,
bukan manusianya”.
“Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki krakteristik tertentu di dalam suatu penelitian” (Hadari, Nawawi, 1983 : 141).
Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek
berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
146 orang yang meliputi 4 kelas. Gambaran mengenai jumlah populasi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Populasi Penelitian
Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1. XI AP 1 35
2. XI AP 2 35
3. XI AP 3 37
4. XI AP 4 39
Jumlah 146
Sumber : Ketua Prodi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung
Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat
dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan
untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan,
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut
dengan sampel penelitian.
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasinya”.
Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu”.
Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian
dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). “Teknik simple
random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap
unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau
unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih” (Uep
dan Sambas, 2011 : 140).
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan
rumus Slovin menurut Bambang dan Lina (2010) sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah
sebesar 10%)
Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel
sebagai berikut :
n =
=
= 59,35 ≈ 60
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu sebesar
60. Dengan kata lain, responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 60 siswa
kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.
Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing
dari tiap kelas secara proporsional dengan rumus menurut Al-Rasyid (1994) :
n1 =
x n
0Keterangan :
n1 = banyaknya sampel masing-masing unit
n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit
ΣN = Jumlah populasi dari seluruh unit
Berdasarkan rumusan di atas, maka diperoleh sampel dari masing-masing
kelas sebagai berikut :
Tabel 3.4
Penyebaran Proporsi Sampel
No. Kelas Jumlah
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. XI AP 1 35 35/146x60 14
2. XI AP 2 35 35/146x60 14
3. XI AP 3 37 37/146x60 15
4. XI AP 4 39 39/146x60 17
Jumlah Seluruh Siswa 146 60
Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel di atas, maka dihasilkan
sampel sebanyak 60 orang yang tersebar secara proporsional di kelas AP. Untuk
kelas XI AP 1 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,
kelas XI AP 2 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,
kelas XI AP 3 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 15 orang responden
dan kelas XI AP 4 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang
responden.
Karena setiap responden memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian, maka dari setiap proporsi sampel penelitian akan dapat
mewakili dari tiap-tiap kelas yang dipilih melalui cara pengundian (terlampir).
3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang
diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk
mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam
pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka. Dalam teknik ini, tes yang diberikan yaitu berupa tes essay (essay
test). S. Margono (2009 : 170) menyatakan bahwa “Tes essay (essay test)
yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk
uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri”.
Tes kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini berupa tes essay dari
mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas XI AP. Di mana
dalam tes essay ini diharapkan dapat melihat sejauh mana kemampuan
berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa kelas XI AP dari mata pelajaran
produktif administrasi perkantoran. Dalam menyusun soal tes essay, terdapat
beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun kisi-kisi soal tes essay.
2. Merumuskan soal-soal pertanyaan tes essay.
3. Menetapkan scoring pada setiap bulir soal tes essay. Dalam penelitian ini
setiap jawaban dari responden diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria
penilaian tes essay (terlampir). Adapun penetapan scoring yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Penilaian indikator dan dimensi
a. Memberikan bobot nilai pada setiap bulir soal berdasarkan kriteria
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Menjumlahkan bobot nilai dari tiap-tiap indikator berdasarkan
dimensi berpikir kreatif.
c. Penetapan skor pada tiap-tiap dimensi berpikir kreatif.
2. Penilaian bulir soal
a. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap dimensi berpikir kreatif pada tiap
bulir soal.
b. Penetapan skor pada tiap bulir soal dari penjumlahan skor tiap-tiap
dimensi berpikir kreatif.
2. Angket
Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket,
terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban.
3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif
jawaban yang telah disediakan secara tepat.
4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian
ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan,
karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang
baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid
adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data
tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan
menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan reliabel.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba
angket dan lembar tes terhadap 20 orang responden. Data angket dan lembar tes
yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket dan lembar tes yang
diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur gaya komunikasi guru dan
lembar tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Penyebaran jumlah
item angket dan lembar tes pada masing-masing variabel tampak pada tabel
berikut :
Tabel 3.5
Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba
No. Variabel Jumlah
Item Angket
Jumlah Item
Lembar tes Jumlah
1. Gaya Komunikasi Guru 34 - 34
2. Berpikir Kreatif Siswa - 7 7
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber : Hasil pembuatan angket dan lembar tes, 2013
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah item angket
yang akan diujicobakan sebanyak 34 item dan jumlah item lembar tes yang akan
diujicobakan sebanyak 7 item. Sehingga untuk total seluruh item berjumlah 41
item yang akan diujicobakan.
3.2.6.1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan
suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :
] ]
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N : Jumlah responden
X : Skor Variabel X
Y : Skor Variabel Y
ΣX : Jumlah skor Variabel X
ΣY : Jumlah skor Variabel Y
X2 : Kuadrat skor Variabel X
Y2 : Kuadrat skor Variabel Y
Σ X2
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Σ Y2
: Jumlah kuadrat skor Variabel Y
Σ XY : Jumlah hasil kali skor Variabel X dengan skor Variabel Y
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2. 8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan
valid.
2. Jika nilai hitung rxy≤ nilai tabel r, maka dinyatakan
tidak valid.
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata
(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam
instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam
kuesioner penelitian.
3.2.6.2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian
reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat
ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya” (Uep dan Sambas, 2011 :
123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
r11 =
[
]
.[
]
Dimana rumus varians :
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha
k : Banyaknya bulir soal
Σσi2
: Jumlah varians bulir
σ2
: Varians total
N
Dea Sekar Komala, 2013
Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ΣX : Jumlah soal
N : Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r.
Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai hitung r11≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak
reliabel.
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan
lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,
kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =
20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.