• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD THROW DENGAN PULLOVER TOSS MENGGUNAKAN MEDICINE BALL TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN PEMAIN TENIS LAPANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN OVERHEAD THROW DENGAN PULLOVER TOSS MENGGUNAKAN MEDICINE BALL TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN PEMAIN TENIS LAPANGAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan

Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

1. Karakteristik Permainan Tenis Lapangan ... 11

(2)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan

Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

H. Pengaruh Latihan Overhead Throw dan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36

1. Pengaruh Latihan Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36

2. Pengaruh Latihan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 37

D. Pelaksanaan Penelitian ... 51

E. TeknikPengumpulan Data ... 52

F. Prosedur Pengolahan Data ... 54

(3)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi

disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

bermain tenis hanya untuk mengisi waktu luang, ada yang bermain tenis untuk

bergaul dengan orang lain. Ada pula bermain tenis untuk berolahraga sekaligus

berusaha bermain dengan cara sebagaimana mestinya. Selain itu juga ada orang

yang bermain tenis untuk bertanding dan merebut sebuah kejuaraan sehingga

untuk hal ini cabang olahraga tenis termasuk kedalam olahraga kompetitif atau

olahraga yang dipertandingkan.

Dalam kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

olahraga. Baik secara kebutuhan hidup ataupun sebagai gaya hidup guna

menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat maupun sebagai arena adu prestasi.

Begitu halnya dengan tenis, olahraga ini belakangan menjadi salah satu

olahraga yang pupolar dan cenderung banyak digemari oleh hampir semua

lapisan masyarakat dunia, khususnya di Indonesia. Perkembangan ini

disebabkan karena tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat

dimainkan oleh semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tenis

lapangan telah mencapai tahap perkembangan sangat pesat dan menarik

perhatian sebagian banyak orang. Sejak terbukanya acara-acara pertandingan

(4)

meluasnya permainan olahraga ini ke seluruh dunia, sehingga banyak orang

mulai belajar tenis dengan serius tanpa memperdulikan usia maupun jenis

kelamin.

Sasaran akhir dalam olahraga prestasi adalah pencapaian prestasi

semaksimal mungkin melalui perolehan kemenangan dan pencapaian rekor.

Tuntutan tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap atlet.

Karena tanpa adanya tujuan maka latihan cenderung tidak mempunyai arah

yang jelas. Maka dari itu, atlet dituntut untuk bisa berprestasi dalam bidang

olahraga yang digelutinya. Dalam permainan tenis ada empat aspek latihan

yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh pemain tenis yaitu

fisik, teknik, taktik dan mental merupakan satu kesatuan yang saling

mendukung. Oleh karena itu pelatih tenis dituntut untuk membina serta melatih

para atlet-atletnya yang memiliki potensi untuk dapat berprestasi.

Latihan kondisi fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang

olahraga terutama cabang olahraga tenis. Tujuannya untuk membentuk kondisi

tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan

pencapaian suatu prestasi. Mengenai pentingnya aspek kondisi fisik

diterangkan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Harsono dalam buku

Satriya et al. (2007: 51) mengatakan bahwa : “Sukses dalam olahraga sering

menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi,

maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat

(5)

3

Menurut Nuriman (1994: 1) menjelaskan, “Tenis merupakan olahraga

permainan, karena memiliki ciri-ciri yaitu adanya alat yang digunakan dan

benda yang dimainkan. Dengan kata lain adanya media yang digunakan

berupa raket dan bola”. Tujuan dari permainan tenis adalah memenangkan

permainan melalui game dengan cara memukul bola ke arah lapangan lawan

melewati net sehingga bola tidak dapat dijangkau oleh lawan dan

menghasilkan angka.

Untuk dapat bermain tenis maka seorang pemain harus menguasai jenis

pukulan permainan tenis, seperti yang dijelaskan oleh Nuriman (1994: 2)

sebagai berikut :

Pukulan-pukulan yang ada dalam permainan tenis pada prinsipnya terbagi dalam tiga kategori yaitu 1) Groundstroke yang meliputi : drive, lob, dropshot, dan half volley. 2) Volley strokes yang meliputi : volley, drop volley, drive volley, dan lob volley. 3) Overhead Strokes yang meliputi : Service dan smash.

Olahraga tenis merupakan suatu permainan yang menggunakan lengan

untuk mengayunkan raket. Disini Atlet harus mempunyai Kondisi fisik yang

baik terutama power lengan yang dibutuhkan dalam permainan ini, yang

dimainkan secara tunggal (single) maupun ganda (double). Olahraga tenis

merupakan olahraga yang kompleks, olahraga ini menggunakan hampir

seluruh komponen fisik. Selain komponen fisik olahraga ini juga disertai

latihan teknik, taktik dan mental. Didalam kondisi fisik power lengan sangat

diperlukan dalam permainan tenis karena apabila seorang petenis mempunyai

power lengan yang baik maka pemain tersebut bisa mematikan lawan dengan

(6)

Kondisi fisik yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan bermain tenis saja

tetapi harus dipersiapkan secara khusus. Sehingga kondisi fisik dalam tenis

sangat dibutuhkan mana kala terjadi the best of five tie break set ketika

pertandingan di lapangan. Harsono (1998: 153) mengatakan bahwa : ”Tanpa

persiapan kondisi fisik yang seksama dan serius atlet harus dilarang untuk

mengikuti suatu pertandingan”. Sedangkan tujuan dari permainan ini adalah

mendapatkan point melalui serangkaian pukulan- pukulan eksplosif yang

membuat lawan tidak mampu mengembalikan bola dengan baik atau

mematikan lawan.

Smash dalam permainan tenis lapang merupakan gerakan yang eksplosive,

oleh karena itu gerakan lengan memerlukan tenaga yang relatif besar untuk

melakukan gerakan tersebut. Komponen kondisi fisik yang menunjang pada

gerakan tersebut yaitu power lengan. Power lengan dibutuhkan bukan hanya

untuk smash saja, bahkan untuk gerakan-gerakan lain seperti service juga

mengerahkan tenaga yang eksplosive. Pada zaman modern sekarang ini seperti

pemain-pemain tenis Profesional pukulan service bukan hanya untuk memulai

pertandingan tetapi untuk mendapatkan point dengan mematikan lawan, disini

power lengan sangat berperan sekali dalam gerakan pukulan service.

Oleh karena itu Power lengan sangat diperlukan dalam permainan tenis,

walaupun teknik dan taktik sudah mencukupi namun masih kurang dalam

faktor kondisi fisik, maka petenis tersebut tidak akan banyak peluang untuk

(7)

5

Mengenai pentingnya power dalam menunjang olahraga dikatakan oleh

Harsono, (1988: 200) bahwa : “Power sangat dibutuhkan untuk olahraga

olahraga yang memerlukan gerakan eksplosif”.

Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa power lengan sangat

diperlukan oleh pemain tenis lapangan untuk menunjang pukulannya didalam

permainan. Menurut Donald A. Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 93-98)

menyatakan :

Bentuk latihan medicine ball yang termasuk latihan yang digunakan untuk melatih meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas yang diperlukan pemain tenis antara lain adalah bench step-up and press, drop pass,kneeling side throw,overhead throw dan pullover toss.

Dari beberapa bentuk latihan di atas penulis membandingkan 2 bentuk

latihan antara Overhead Throw dengan Pullover Tos dengan cara bereksprimen

dalam upaya meningkatkan power lengan pemain tenis lapangan.

Bentuk latihan overhead throw adalah bentuk latihan melempar bola di

atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan

kekuatan badan bagian atas. Sedangkan bentuk latihan pullover toss adalah

bentuk latihan memantulkan bola di atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan

latihan untuk meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas.

Adanya dua bentuk latihan diatas yang berbeda, baik cara melakukan dan

penerapannya maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap

power otot lengan pemain tenis, sedangkan power otot lengan ini merupakan

(8)

Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila petenis ingin teknik

pukulannya cepat dan keras, maka power otot lengan dari pemain petenis

tersebut harus baik. Karena apabila petenis memiliki power otot lengan yang

baik maka akan mempermudah mendapatkan point dari lawannya dalam

pertandingan itu.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba meneliti membandingkan

pengaruh latihan Overhead throw dengan pullover toss dalam upaya

peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan. Dari bentuk latihan ini

diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan petenis.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw

terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss

pada terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead

throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pemain

tenis lapangan ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh jawaban terhadap masalah penelitian yang telah

(9)

7

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan overhead throw terhadap power

lengan Pemain tenis.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan pullover toss terhadap power

lengan pemain tenis.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara bentuk

latihan overhead throw dengan latihan pullover toss terhadap power

otot pemain tenis.

D. Manfaat Penelitiaan

Dari penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat pada

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga. Adapun manfaat

penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

a. Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti

dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

b. Menjadi bahan informasi bagi para pembina, pelatih, agar dapat

menerapkan latihan overhead throw dengan latihan pullover toss untuk

meningkatkan power otot lengan atletnya.

c. Menjadi sumbangan pengetahuan bagi atlet tenis dimana untuk

meningkatkan power otot lengan dapat dilakukan dengan latihan

(10)

2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan untuk kegiatan

penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya variabel penelitian yang lebih luas, maka

peneliti berusaha membatasi variabel penelitian yang sekiranya dapat

dijangkau. Adapun penelitian ini terbatas yaitu metode latihan plyometrik

menggunakan medicine ball dengan bentuk latihan overhead throw dan

pullover toss sebagai variabel bebas, dan sebagai variabel terikat terhadap

peningkatan power otot lengan pada pemain tenis lapang.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda, juga

seseorang akan berbeda pula dalam mengertikan sebuah istilah sehingga

menimbulkan kekeliruan dan kesalahan pemahaman pengertian. Oleh karena

itu, penulis menafsirkan penjelasan ini menurut beberapa ahli olahraga secara

operasional sebagai berikut :

1. Pengaruh, menurut Alwi Hasan (2003: 846) dikatakan bahwa : ”Pengaruh

adalah daya yang ada atau timbul dari suatu benda, orang yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perubahan seseorang”. Maksud pengaruh

dalam penelitian ini adalah pengaruh metode latihan plyometrik menggunakan

(11)

9

2. Latihan menurut Bompa (1994) adalah aktivitas olahraga yang sistematik

dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang

mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk

mencapai sasaran yang telah ditentukan.

3. Power, menurut Harsono (1988: 200) “Power adalah kemampuan otot untuk

mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat”.

4. Lengan, menurut Ucup Yusuf (2008: 43) “Lengan sesuai dengan fungsinya

sebagai alat gerak, ia dapat mendorong, memindahkan, melempar benda dan

sebagainya.

5. Overhead throw, menurut Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 96)

“Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan,telapak tangan saling

berhadapan. Pasangan anda berdiri sekitar 3 m di depan anda untuk bertindak

sebagai penangkap. Angkat bola di atas kepala dan di belakang anda,sedikit

tekuk lengan anda dalam posisi siap melempar. Maju satu langkah sambil

melempar bola dari atas kepala ke pasangan anda. Ulangi sebanyak yang

diperlukan.

6. Pullover toss, menurut Chu dalam buku Razi siregar (1996: 98) “Latihan ini

dilakukan dengan terlentanglah badan di lantai dengan lengan menjulur di

belakang kepala. Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan anda yang saling

berhadapan. Minta mitra anda berdiri sekitar 3 M di depan anda yang berfungsi

sebagai penangkap. Tarik bola melalui atas kepala dan ke dada sambil bergerak

(12)

tegak untuk menangkap lemparan balik dari mitra anda. Ulangi perulangan

(13)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

sistematis guna mendapatkan pemecahan atau jawaban-jawaban tertentu

terhadap masalah penelitian. Metode adalah suatu cara atau jalan yang

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini adalah

mengungkapkan, menggambarkan dan mengumpulkan data guna memecahkan

masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk

mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif

dan eksperimen. Metode eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan

terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil.

Banyak pendapat yang diajukan para ahli tentang pengertian metode

eksprimen seperti halnya Arikunto (1996: 4) berpendapat bahwa : “Eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual)

antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti denga mengeliminir

atau mengurangi atau menyisihkan factor-factor lain yang bisa mengganggu”.

Sedangkan Sugiyono (2011: 72) menyatakan bahwa : “Metode penelitian

eksprimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

(14)

Tujuan penelitian eksprimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini

adalah membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan latihan

pullover toss menggunakan medicine ball terhadap peningkatan power lengan

pemain tenis lapangan.

Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses latihan sesuai

dengan program latihan yang telah disusun oleh penulis (lihat dalam lampiran).

Sebelum dan sesudah proses latihan diprogramkan penulis, dilakukan

pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan power lengan, akibat

pengaruh dari latihan Overhead throw dengan latihan pullover toss. Untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti mengadakan eksperimen ini

selama dua bulan. Sedangkan pertemuan atau latihan ini dilakukan 2 kali dalam

seminggu. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988: 208) “Latihan 2 kali

seminggu @ 30 menit cukup untuk mempertahankan kekuatan otot kita”.

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki sifat-sifat

umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk

memecahkan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini Sugiyono (2011: 80)

(15)

47

yang terdiri dari : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang mengikuti Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) tenis lapangan yang berjumlah 40 orang ( 30 orang putra,

10 orang putri). Penulis melakukan penelitian pada Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) tenis lapangan UPI Bandung ini karena penulis berdomisili di

Bandung dan pernah mengikuti UKM tenis lapangan UPI Bandung selama

aktiv jadi mahasiswa selama 2,5 tahun, sehingga komunikasi dengan

mahasiswa dapat berjalan dengan lancar.

Dari jumlah populasi tersebut penulis mengambil 20 orang (19 orang putra

dan 1 orang putri) yang berumur 18-21 tahun dengan kemampuan bermain

tenis lapangan yang dianggap homogen untuk dijadikan sebagai sampel

penelitian penulis.

Sugiyono (2011: 81) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan menurut pendapat Sudjana (1987: 73) menyatakan bahwa : “ Ada

pendapat yang bisa dijadikan pegangan sekalipun bukan aturan yang pasti.

Minimal 20 orang subjek…”.

Sampel yang terdiri dari 20 orang, kemudian dibagi 2 kelompok dengan

menggunakan sampel acak atau teknik random sampling. Sugiyono (2011: 82)

menjelaskan tentang random sampling : “Dikatakan simple (sederhana) karena

(16)

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. ”. Sedangkan menurut

(Depdikbud 1982: 44 ) “Dalam penentuan sampel secara random sampling

semua anggota populasi secara individu atau secara kolektif, diberi peluang

yang sama untuk menjadi anggota sampel”.

Prosedur yang digunakan dalam random sampling untuk mengelompokan

sampel tersebut adalah dengan cara undian. Pertama-tama penulis membuat

gulungan kecil yang bertuliskan “kelompok A” sebanyak 10 dan “kelompok B”

sebanyak 10 orang, dengan keterangan kelompok A adalah kelompok latihan

Overhead throw dan kelompok B adalah kelompok latihan Pullover Toss,

kemudian setiap sampel masing-masing mengambil satu gulungan kertas.

Berdasarkan hasil pengambilan gulungan kertas tersebut, maka terbentuk dua

kelompok orang percobaan yaitu kelompok A dan kelompok B.

C. Desain penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu

penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak

keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang

diperoleh akan sesuai dengan harapan.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test

(17)

49

Gambar bagan 3.1

Keterangan : R1 : Kelompok A hasil Random

R2 : Kelompok B hasil Random

O1 : Tes Awal

T1 : Treatment Kel A ( Overhead Throw )

T2 : Treatment Kel B ( Pullover Toss )

O2 : Tes Akhir

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai beirkut :

1. Menentukan populasi

2. Memilih dan menetapkan sampel

3. Mengadakan tes awal

4. Membagi dua kelompok, kelompok A dan kelompok B

5. Melaksanakan latihan

6. Melaksanakan tes akhir

7. Mengolah data

8. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut

9. Melakukan pengujian hipotesis

10. Mengambil kesimpulan

R1 O1 T1 O2

(18)

Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan pada bagan dibawah ini :

Gambar bagan 3.2

POPULASI

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN

KELOMPOK B LATIHAN PULLOVER TOSS KELOMPOK A LATIHAN

OVERHEAD THROW

TES AWAL SAMPEL

(19)

51

D. Pelaksanaan Penelitian

Kelompok A dan Kelompok B mendapatkan selama dua bulan kurang, yaitu

mulai dari tanggal 11 Spetember 2012 sampai tanggal 30 Oktober 2012 atau

selama 8 minggu. Latihan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu

pada hari selasa dan kamis. Untuk lebih rinci tentang jadwal hari latihan, waktu

dan tempat penelian dipaparkan dibawah ini :

No Hari Waktu Tempat

1 Selasa Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI

Bandung

2 Kamis Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI

Bandung

Tabel 3.1

Waktu dan tempat Penelitian

Jumlah latihan keseluruhan selama penelitian yang diberikan pada sampel

sebanyak 16 kali latihan dari tanggal 11 September 2012 sampai 30 Oktober

2012, sedangkan tes power lengan dilakukan sebanyak dua kali yaitu :

1.Tanggal 6 September 2012 sebagai tes awal.

2.Tanggal 2 November 2012 sebagai tes akhir.

Dibawah ini akan dijelaskan cara pemberian volume dan pembebanan untuk

kedua bentuk latihan yang berbeda.

(20)

Dalam hal ini penulis memberikan volume dan pembebanan latihan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip latihan untuk power yaitu :

1. Penulis menekankan pada pengunaan metode set, yaitu naracoba

melakukan latihan sebanyak 9-14 set dan repetisi atau pengulangan

yang terdiri dari 10 RM dengan diselingi istirahat setiap 3-5 menit

setiap setnya.

2. Metode latihan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

metode latihan Pliometrik.

3. Untuk latihan Overhead Throw dan Pullover toss disesuaikan dengan

jenis kelamin naracoba yang melakukan latihan. Pada umumnya, wanita

menggunakan bola medicine dengan berat 4 sampai 8 pound (4

kilogram) dan laki-laki menggunakan bola dengan berat 8 sampai 12

pound (6 kilogram).

4. Densitas latihan atau kekerapan latihan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan tergantungnya kebutuhan naracoba.

5. Intensitas ditentukan dengan menghitung denyut nadi permenit.

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini diperlukan adanya alat ukur untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Nurhasan

(21)

53

pengukuran membutuhkan suatu alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan

mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.

Validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur.

Mengenai validitas suatu alat ukur, Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 35)

mengemukakan bahwa : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang

hendak diukur”. Menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 174) mengatakan

: “Tes untuk mengukur power lengan dan gelang bahu adalah two hand

medicine ball put, dengan reliabilitas 0,81 untuk kelompok mahasiswa.

Validitas 0,77 yang diperoleh atas dasar korelasi antara jarak lemparan dengan

skor power yang dihitung rumus power”. Data diperoleh dari jarak horizontal

hasil lemparan bola medicine.

Pengumpulan data diperoleh dari :

1. Tes lemparan bola medicine sebagai tes awal.

2. Tes lemparan bola medicine sebagai tes akhir.

Adapun fasilitas dan tata cara pelaksanaan tes Two Hand Medicine Ball-Put

menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 192) adalah sebagai berikut :

Tujuan : Mengukur komponen power (otot lengan dan bahu)

Alat/fasilitas : - Bola Medicine seberat 6 pound

- Pita Ukuran/meteran

- Tali

- Kursi

(22)

Pelaksanaan tes : Orang coba duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan

memegang Bola medicine di belakang kepala. Sehingga bola tersebut

menyentuh Pundak. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke

depan Sejauh mungkin. Sebelum naracoba mendorong bola medicine,seutas.

Dilingkarkan pada dada naracoba dan ditarik ke belakang, sehingga. Badan

bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar naracoba. Pada waktu

mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Naracoba diberi

kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Skor : Jarak tolakkan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur

mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicinetersebut

jatuh. Jarak di ukur dengan cm.

F. Prosedur Pengolahan Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal

dan tes akhir, perlu adanya pengolahan data statistik. Rumus-rumus yang

digunakan dikutip dari buku “STATISTIKA” karangan Nurhasan et al. (2008).

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :

Untuk munghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel, digunakan

rumus :

n x

(23)

55

Untuk menghitung simpangan baku dari setiap kelompok sampel digunakan

rumus :

Adapun maksud dan tujuan dari uji Homogenitas ini adalah untuk

mengetahui homogenya tidaknya dari data dua variansi atau beberapa variansi

kelompok sampel. Uji Kesamaan Dua Varians ini menggunakan pendekatan uji

F, yang formulasinya rumusanya adalah sebagai berikut :

terkecil

Variansi

terbesar

Variansi

(24)

S

X

X

Z

Kedua kelompok tersebut homogen apabila dihitung Fhitung lebih kecil dari

Ftabel. Dimana Ftabel dicari dalam daftar distribusi F, dengan taraf nyata α =

0,05. Dengan dk pembilang nb-1 dan dk penyebut nk-1 atau Kriteria tolak Ho

Hanya jika F ≥ F1/2α (V1, V2) dengan F1/2α (V1, V2) didapat dari distribusi F

sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1-1) dan penyebut V2 = (n1-1). Kedua

kelompok homogen jika F hitung < F tabel.

4. Uji Normalitas

Mengenai uji normalitas distribusi dengan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini

bermaksud untuk mengetahui penyebaran dari distribusi data, apakah

menyebar secara normal atau tidak. Adapun Langkah-langkah pengujian yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari nilai pengamatan yang paling

2. kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z, dengan pendekatan

Z-skor yaitu :

3. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan table distribusi normal baku

4. (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai

(25)

57

5. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

6. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan ditentukan harga mutlaknya.

7. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh

sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

8. Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah

nilai L.

Bandingkan nilal L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau

ditolak hipotesisnya, dengan criteria :

* Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

* Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok,

menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan rumus :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

t = Nilai kritis untuk uji signifikansi beda

= Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda

(26)

2 2

6. Uji signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak

Uji Satu Pihak :

 Untuk uji satu pihak (pihak kanan)

(27)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan di atas, yaitu

mengenai pengaruh latihan overhead throw dengan pullover toss terhadap

peningkatan power lengan pemain tenis lapangan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw

terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss terhadap

peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead throw

dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pada pemain

tenis lapangan. Hal ini disebababkan karena kedua bentuk latihan

tersebut memberikan efek yang sama terhadap peningkatan power

lengan pada pemain tenis lapangan sesuai dengan hasil penelitian dan

hasil pengolahan data Statistika.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis

(28)

1. Untuk pelatih tenis

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan

pullover toss dalam proses latihan untuk meningkatkan power lengan para

atletnya. Karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan. Untuk

variasi latihan dapat memilih salah satu bentuk latihan di atas.

2. Bagi sekolah-sekolah olahraga

Penulis menyarankan untuk menggunakan latihan overhead throw dan

pullover toss untuk cabang olahraga yang membutuhkan power lengan yang

baik bagi atletnya untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

3. Untuk pembina UKM tenis lapang UPI

Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan

pullover toss dalam proses latihan para anggotanya, sehingga bisa menerapkan

latihan teknik selanjutnya agar hasil pukulannya menjadi lebih baik.

4. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya

Karena penelitian yang penulis lakukan berlangsung dalam waktu yang singkat

dengan jumlah sampel yang relative kecil maka penulis menganjurkan

diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang banyak dan

(29)

72

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan,

semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi

(30)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

Bompa. (2000). Theory And Methodology Of Training. England: Illustrations by Gineta

Chu,Donald A. (1990). Jumping Into Plyometrics. USA: Leisure Press Champagn Illionis.

Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia. Bandng: FPOK UPI

Darma, A.S. (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Antara Barrier Hops dengan Stadium Hops Terhadap Power Tungkai Pemain Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Depdikbud. (1982). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Jakarta: Depdikbud

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV Tambak Kusuma

Hasanudin-Cholil, D. (2009). Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Imam-Hidayat, R. (1998). Biomekanika. Bandung: FPOK UPI.

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

(31)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nurhasan dan Hasanudin-Cholil, D. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Poerwadarminta, W. (1985).Kamus Besar Bahasa Indonesia.: Jakarta: P.N. Balai Pustaka.

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sari, R.A. (2008). Perbandingan Pengaruh Latihan Pull Over dengan Standing Two-Arm Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan Atlet Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Satriya., Jafar-Sidik, D. dan Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Siregar, R. (2000). Tenis Tenaga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (1982). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA,cv.

Yusuf, U. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI.

(32)

Rachmat Ramdani,2013

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SUMBER LAIN

Situs Internet :

http://www.repository.upi.edu Kumpulan-Kumpulan Skripsi. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/19052012/Pengertian Tenis).

http://google.com. Pengertian Tenis Lapangan. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/20072012/Pengertian Tenis).

http://google.com Teknik Pukulan Tenis [ online ] Tersedia (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/07/.html Teknik Pukulan Tenis).

Referensi

Dokumen terkait

Membuat sistem yang dapat menjaga agar tekanan air berada dalam batas. tekanan

Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010.. LKPJ GUBERNUR JAWA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perilaku konsumen dalam pembelian buah durian di Kota Mataram menunjukkan hasil yaitu 3,57 dalam arti konsumen

Hal ini terlihat pada persentase nilai rata-rata pada siklus adalah jika persentase ini dikaitkan dengan hasil observasi dimana anak mampu memainkan permainan Golf

Peraturan Kepala Badan Pertanaan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Atau dengan kata lain beberapa komputer bisa mengakses Internet walau kita hanya memiliki satu IP address yang valid. Salah satu Mekanisme itu disediakan oleh Network

Hal ini menunjukan bahwa Hotel Grand Royal Panghegar Bandung perlu mengoptimalkan manajemen karir untuk meningkatkan motivasi berprestasi karyawan, karena manajemen karir

Aplikasi ini dapat digunakan sebagai media alternatif bagi pengunjung TMII untuk mendapatkan informasi mengenai sarana rekreasi yang disediakan oleh TMII melalui komputer sebagai