Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan
Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
1. Karakteristik Permainan Tenis Lapangan ... 11
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan
Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
H. Pengaruh Latihan Overhead Throw dan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36
1. Pengaruh Latihan Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 36
2. Pengaruh Latihan Pullover Toss Terhadap Peningkatan Power Lengan ... 37
D. Pelaksanaan Penelitian ... 51
E. TeknikPengumpulan Data ... 52
F. Prosedur Pengolahan Data ... 54
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi
disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang
bermain tenis hanya untuk mengisi waktu luang, ada yang bermain tenis untuk
bergaul dengan orang lain. Ada pula bermain tenis untuk berolahraga sekaligus
berusaha bermain dengan cara sebagaimana mestinya. Selain itu juga ada orang
yang bermain tenis untuk bertanding dan merebut sebuah kejuaraan sehingga
untuk hal ini cabang olahraga tenis termasuk kedalam olahraga kompetitif atau
olahraga yang dipertandingkan.
Dalam kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
olahraga. Baik secara kebutuhan hidup ataupun sebagai gaya hidup guna
menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat maupun sebagai arena adu prestasi.
Begitu halnya dengan tenis, olahraga ini belakangan menjadi salah satu
olahraga yang pupolar dan cenderung banyak digemari oleh hampir semua
lapisan masyarakat dunia, khususnya di Indonesia. Perkembangan ini
disebabkan karena tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat
dimainkan oleh semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tenis
lapangan telah mencapai tahap perkembangan sangat pesat dan menarik
perhatian sebagian banyak orang. Sejak terbukanya acara-acara pertandingan
meluasnya permainan olahraga ini ke seluruh dunia, sehingga banyak orang
mulai belajar tenis dengan serius tanpa memperdulikan usia maupun jenis
kelamin.
Sasaran akhir dalam olahraga prestasi adalah pencapaian prestasi
semaksimal mungkin melalui perolehan kemenangan dan pencapaian rekor.
Tuntutan tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap atlet.
Karena tanpa adanya tujuan maka latihan cenderung tidak mempunyai arah
yang jelas. Maka dari itu, atlet dituntut untuk bisa berprestasi dalam bidang
olahraga yang digelutinya. Dalam permainan tenis ada empat aspek latihan
yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh pemain tenis yaitu
fisik, teknik, taktik dan mental merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung. Oleh karena itu pelatih tenis dituntut untuk membina serta melatih
para atlet-atletnya yang memiliki potensi untuk dapat berprestasi.
Latihan kondisi fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang
olahraga terutama cabang olahraga tenis. Tujuannya untuk membentuk kondisi
tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan
pencapaian suatu prestasi. Mengenai pentingnya aspek kondisi fisik
diterangkan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Harsono dalam buku
Satriya et al. (2007: 51) mengatakan bahwa : “Sukses dalam olahraga sering
menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi,
maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat
3
Menurut Nuriman (1994: 1) menjelaskan, “Tenis merupakan olahraga
permainan, karena memiliki ciri-ciri yaitu adanya alat yang digunakan dan
benda yang dimainkan. Dengan kata lain adanya media yang digunakan
berupa raket dan bola”. Tujuan dari permainan tenis adalah memenangkan
permainan melalui game dengan cara memukul bola ke arah lapangan lawan
melewati net sehingga bola tidak dapat dijangkau oleh lawan dan
menghasilkan angka.
Untuk dapat bermain tenis maka seorang pemain harus menguasai jenis
pukulan permainan tenis, seperti yang dijelaskan oleh Nuriman (1994: 2)
sebagai berikut :
Pukulan-pukulan yang ada dalam permainan tenis pada prinsipnya terbagi dalam tiga kategori yaitu 1) Groundstroke yang meliputi : drive, lob, dropshot, dan half volley. 2) Volley strokes yang meliputi : volley, drop volley, drive volley, dan lob volley. 3) Overhead Strokes yang meliputi : Service dan smash.
Olahraga tenis merupakan suatu permainan yang menggunakan lengan
untuk mengayunkan raket. Disini Atlet harus mempunyai Kondisi fisik yang
baik terutama power lengan yang dibutuhkan dalam permainan ini, yang
dimainkan secara tunggal (single) maupun ganda (double). Olahraga tenis
merupakan olahraga yang kompleks, olahraga ini menggunakan hampir
seluruh komponen fisik. Selain komponen fisik olahraga ini juga disertai
latihan teknik, taktik dan mental. Didalam kondisi fisik power lengan sangat
diperlukan dalam permainan tenis karena apabila seorang petenis mempunyai
power lengan yang baik maka pemain tersebut bisa mematikan lawan dengan
Kondisi fisik yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan bermain tenis saja
tetapi harus dipersiapkan secara khusus. Sehingga kondisi fisik dalam tenis
sangat dibutuhkan mana kala terjadi the best of five tie break set ketika
pertandingan di lapangan. Harsono (1998: 153) mengatakan bahwa : ”Tanpa
persiapan kondisi fisik yang seksama dan serius atlet harus dilarang untuk
mengikuti suatu pertandingan”. Sedangkan tujuan dari permainan ini adalah
mendapatkan point melalui serangkaian pukulan- pukulan eksplosif yang
membuat lawan tidak mampu mengembalikan bola dengan baik atau
mematikan lawan.
Smash dalam permainan tenis lapang merupakan gerakan yang eksplosive,
oleh karena itu gerakan lengan memerlukan tenaga yang relatif besar untuk
melakukan gerakan tersebut. Komponen kondisi fisik yang menunjang pada
gerakan tersebut yaitu power lengan. Power lengan dibutuhkan bukan hanya
untuk smash saja, bahkan untuk gerakan-gerakan lain seperti service juga
mengerahkan tenaga yang eksplosive. Pada zaman modern sekarang ini seperti
pemain-pemain tenis Profesional pukulan service bukan hanya untuk memulai
pertandingan tetapi untuk mendapatkan point dengan mematikan lawan, disini
power lengan sangat berperan sekali dalam gerakan pukulan service.
Oleh karena itu Power lengan sangat diperlukan dalam permainan tenis,
walaupun teknik dan taktik sudah mencukupi namun masih kurang dalam
faktor kondisi fisik, maka petenis tersebut tidak akan banyak peluang untuk
5
Mengenai pentingnya power dalam menunjang olahraga dikatakan oleh
Harsono, (1988: 200) bahwa : “Power sangat dibutuhkan untuk olahraga–
olahraga yang memerlukan gerakan eksplosif”.
Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa power lengan sangat
diperlukan oleh pemain tenis lapangan untuk menunjang pukulannya didalam
permainan. Menurut Donald A. Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 93-98)
menyatakan :
Bentuk latihan medicine ball yang termasuk latihan yang digunakan untuk melatih meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas yang diperlukan pemain tenis antara lain adalah bench step-up and press, drop pass,kneeling side throw,overhead throw dan pullover toss.
Dari beberapa bentuk latihan di atas penulis membandingkan 2 bentuk
latihan antara Overhead Throw dengan Pullover Tos dengan cara bereksprimen
dalam upaya meningkatkan power lengan pemain tenis lapangan.
Bentuk latihan overhead throw adalah bentuk latihan melempar bola di
atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan
kekuatan badan bagian atas. Sedangkan bentuk latihan pullover toss adalah
bentuk latihan memantulkan bola di atas kepala. Bentuk latihan ini merupakan
latihan untuk meningkatkan kekuatan dan tenaga badan bagian atas.
Adanya dua bentuk latihan diatas yang berbeda, baik cara melakukan dan
penerapannya maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap
power otot lengan pemain tenis, sedangkan power otot lengan ini merupakan
Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila petenis ingin teknik
pukulannya cepat dan keras, maka power otot lengan dari pemain petenis
tersebut harus baik. Karena apabila petenis memiliki power otot lengan yang
baik maka akan mempermudah mendapatkan point dari lawannya dalam
pertandingan itu.
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba meneliti membandingkan
pengaruh latihan Overhead throw dengan pullover toss dalam upaya
peningkatan power otot lengan pemain tenis lapangan. Dari bentuk latihan ini
diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan petenis.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw
terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss
pada terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan ?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead
throw dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pemain
tenis lapangan ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh jawaban terhadap masalah penelitian yang telah
7
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan overhead throw terhadap power
lengan Pemain tenis.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan pullover toss terhadap power
lengan pemain tenis.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara bentuk
latihan overhead throw dengan latihan pullover toss terhadap power
otot pemain tenis.
D. Manfaat Penelitiaan
Dari penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat pada
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga. Adapun manfaat
penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis
a. Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
b. Menjadi bahan informasi bagi para pembina, pelatih, agar dapat
menerapkan latihan overhead throw dengan latihan pullover toss untuk
meningkatkan power otot lengan atletnya.
c. Menjadi sumbangan pengetahuan bagi atlet tenis dimana untuk
meningkatkan power otot lengan dapat dilakukan dengan latihan
2. Secara praktis
a. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan untuk kegiatan
penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas.
E. Batasan Penelitian
Untuk menghindari terjadinya variabel penelitian yang lebih luas, maka
peneliti berusaha membatasi variabel penelitian yang sekiranya dapat
dijangkau. Adapun penelitian ini terbatas yaitu metode latihan plyometrik
menggunakan medicine ball dengan bentuk latihan overhead throw dan
pullover toss sebagai variabel bebas, dan sebagai variabel terikat terhadap
peningkatan power otot lengan pada pemain tenis lapang.
F. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda, juga
seseorang akan berbeda pula dalam mengertikan sebuah istilah sehingga
menimbulkan kekeliruan dan kesalahan pemahaman pengertian. Oleh karena
itu, penulis menafsirkan penjelasan ini menurut beberapa ahli olahraga secara
operasional sebagai berikut :
1. Pengaruh, menurut Alwi Hasan (2003: 846) dikatakan bahwa : ”Pengaruh
adalah daya yang ada atau timbul dari suatu benda, orang yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perubahan seseorang”. Maksud pengaruh
dalam penelitian ini adalah pengaruh metode latihan plyometrik menggunakan
9
2. Latihan menurut Bompa (1994) adalah aktivitas olahraga yang sistematik
dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang
mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
3. Power, menurut Harsono (1988: 200) “Power adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat”.
4. Lengan, menurut Ucup Yusuf (2008: 43) “Lengan sesuai dengan fungsinya
sebagai alat gerak, ia dapat mendorong, memindahkan, melempar benda dan
sebagainya.
5. Overhead throw, menurut Chu dalam buku Razi Siregar (1996: 96)
“Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan,telapak tangan saling
berhadapan. Pasangan anda berdiri sekitar 3 m di depan anda untuk bertindak
sebagai penangkap. Angkat bola di atas kepala dan di belakang anda,sedikit
tekuk lengan anda dalam posisi siap melempar. Maju satu langkah sambil
melempar bola dari atas kepala ke pasangan anda. Ulangi sebanyak yang
diperlukan.
6. Pullover toss, menurut Chu dalam buku Razi siregar (1996: 98) “Latihan ini
dilakukan dengan terlentanglah badan di lantai dengan lengan menjulur di
belakang kepala. Pegang bola kesehatan dengan kedua tangan anda yang saling
berhadapan. Minta mitra anda berdiri sekitar 3 M di depan anda yang berfungsi
sebagai penangkap. Tarik bola melalui atas kepala dan ke dada sambil bergerak
tegak untuk menangkap lemparan balik dari mitra anda. Ulangi perulangan
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan
sistematis guna mendapatkan pemecahan atau jawaban-jawaban tertentu
terhadap masalah penelitian. Metode adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkapkan, menggambarkan dan mengumpulkan data guna memecahkan
masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.
Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk
mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif
dan eksperimen. Metode eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan
terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil.
Banyak pendapat yang diajukan para ahli tentang pengertian metode
eksprimen seperti halnya Arikunto (1996: 4) berpendapat bahwa : “Eksperimen
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual)
antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti denga mengeliminir
atau mengurangi atau menyisihkan factor-factor lain yang bisa mengganggu”.
Sedangkan Sugiyono (2011: 72) menyatakan bahwa : “Metode penelitian
eksprimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
Tujuan penelitian eksprimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya
hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan.
Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini
adalah membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan latihan
pullover toss menggunakan medicine ball terhadap peningkatan power lengan
pemain tenis lapangan.
Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses latihan sesuai
dengan program latihan yang telah disusun oleh penulis (lihat dalam lampiran).
Sebelum dan sesudah proses latihan diprogramkan penulis, dilakukan
pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan power lengan, akibat
pengaruh dari latihan Overhead throw dengan latihan pullover toss. Untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti mengadakan eksperimen ini
selama dua bulan. Sedangkan pertemuan atau latihan ini dilakukan 2 kali dalam
seminggu. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988: 208) “Latihan 2 kali
seminggu @ 30 menit cukup untuk mempertahankan kekuatan otot kita”.
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki sifat-sifat
umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk
memecahkan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini Sugiyono (2011: 80)
47
yang terdiri dari : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang mengikuti Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) tenis lapangan yang berjumlah 40 orang ( 30 orang putra,
10 orang putri). Penulis melakukan penelitian pada Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) tenis lapangan UPI Bandung ini karena penulis berdomisili di
Bandung dan pernah mengikuti UKM tenis lapangan UPI Bandung selama
aktiv jadi mahasiswa selama 2,5 tahun, sehingga komunikasi dengan
mahasiswa dapat berjalan dengan lancar.
Dari jumlah populasi tersebut penulis mengambil 20 orang (19 orang putra
dan 1 orang putri) yang berumur 18-21 tahun dengan kemampuan bermain
tenis lapangan yang dianggap homogen untuk dijadikan sebagai sampel
penelitian penulis.
Sugiyono (2011: 81) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sedangkan menurut pendapat Sudjana (1987: 73) menyatakan bahwa : “ Ada
pendapat yang bisa dijadikan pegangan sekalipun bukan aturan yang pasti.
Minimal 20 orang subjek…”.
Sampel yang terdiri dari 20 orang, kemudian dibagi 2 kelompok dengan
menggunakan sampel acak atau teknik random sampling. Sugiyono (2011: 82)
menjelaskan tentang random sampling : “Dikatakan simple (sederhana) karena
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. ”. Sedangkan menurut
(Depdikbud 1982: 44 ) “Dalam penentuan sampel secara random sampling
semua anggota populasi secara individu atau secara kolektif, diberi peluang
yang sama untuk menjadi anggota sampel”.
Prosedur yang digunakan dalam random sampling untuk mengelompokan
sampel tersebut adalah dengan cara undian. Pertama-tama penulis membuat
gulungan kecil yang bertuliskan “kelompok A” sebanyak 10 dan “kelompok B”
sebanyak 10 orang, dengan keterangan kelompok A adalah kelompok latihan
Overhead throw dan kelompok B adalah kelompok latihan Pullover Toss,
kemudian setiap sampel masing-masing mengambil satu gulungan kertas.
Berdasarkan hasil pengambilan gulungan kertas tersebut, maka terbentuk dua
kelompok orang percobaan yaitu kelompok A dan kelompok B.
C. Desain penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu
penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak
keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang
diperoleh akan sesuai dengan harapan.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test
49
Gambar bagan 3.1
Keterangan : R1 : Kelompok A hasil Random
R2 : Kelompok B hasil Random
O1 : Tes Awal
T1 : Treatment Kel A ( Overhead Throw )
T2 : Treatment Kel B ( Pullover Toss )
O2 : Tes Akhir
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai beirkut :
1. Menentukan populasi
2. Memilih dan menetapkan sampel
3. Mengadakan tes awal
4. Membagi dua kelompok, kelompok A dan kelompok B
5. Melaksanakan latihan
6. Melaksanakan tes akhir
7. Mengolah data
8. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut
9. Melakukan pengujian hipotesis
10. Mengambil kesimpulan
R1 O1 T1 O2
Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan pada bagan dibawah ini :
Gambar bagan 3.2
POPULASI
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
KELOMPOK B LATIHAN PULLOVER TOSS KELOMPOK A LATIHAN
OVERHEAD THROW
TES AWAL SAMPEL
51
D. Pelaksanaan Penelitian
Kelompok A dan Kelompok B mendapatkan selama dua bulan kurang, yaitu
mulai dari tanggal 11 Spetember 2012 sampai tanggal 30 Oktober 2012 atau
selama 8 minggu. Latihan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu
pada hari selasa dan kamis. Untuk lebih rinci tentang jadwal hari latihan, waktu
dan tempat penelian dipaparkan dibawah ini :
No Hari Waktu Tempat
1 Selasa Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI
Bandung
2 Kamis Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI
Bandung
Tabel 3.1
Waktu dan tempat Penelitian
Jumlah latihan keseluruhan selama penelitian yang diberikan pada sampel
sebanyak 16 kali latihan dari tanggal 11 September 2012 sampai 30 Oktober
2012, sedangkan tes power lengan dilakukan sebanyak dua kali yaitu :
1.Tanggal 6 September 2012 sebagai tes awal.
2.Tanggal 2 November 2012 sebagai tes akhir.
Dibawah ini akan dijelaskan cara pemberian volume dan pembebanan untuk
kedua bentuk latihan yang berbeda.
Dalam hal ini penulis memberikan volume dan pembebanan latihan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip latihan untuk power yaitu :
1. Penulis menekankan pada pengunaan metode set, yaitu naracoba
melakukan latihan sebanyak 9-14 set dan repetisi atau pengulangan
yang terdiri dari 10 RM dengan diselingi istirahat setiap 3-5 menit
setiap setnya.
2. Metode latihan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode latihan Pliometrik.
3. Untuk latihan Overhead Throw dan Pullover toss disesuaikan dengan
jenis kelamin naracoba yang melakukan latihan. Pada umumnya, wanita
menggunakan bola medicine dengan berat 4 sampai 8 pound (4
kilogram) dan laki-laki menggunakan bola dengan berat 8 sampai 12
pound (6 kilogram).
4. Densitas latihan atau kekerapan latihan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan tergantungnya kebutuhan naracoba.
5. Intensitas ditentukan dengan menghitung denyut nadi permenit.
E. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya alat ukur untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Nurhasan
53
pengukuran membutuhkan suatu alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan
mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.
Validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur.
Mengenai validitas suatu alat ukur, Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 35)
mengemukakan bahwa : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang
hendak diukur”. Menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 174) mengatakan
: “Tes untuk mengukur power lengan dan gelang bahu adalah two hand
medicine ball put, dengan reliabilitas 0,81 untuk kelompok mahasiswa.
Validitas 0,77 yang diperoleh atas dasar korelasi antara jarak lemparan dengan
skor power yang dihitung rumus power”. Data diperoleh dari jarak horizontal
hasil lemparan bola medicine.
Pengumpulan data diperoleh dari :
1. Tes lemparan bola medicine sebagai tes awal.
2. Tes lemparan bola medicine sebagai tes akhir.
Adapun fasilitas dan tata cara pelaksanaan tes Two Hand Medicine Ball-Put
menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 192) adalah sebagai berikut :
Tujuan : Mengukur komponen power (otot lengan dan bahu)
Alat/fasilitas : - Bola Medicine seberat 6 pound
- Pita Ukuran/meteran
- Tali
- Kursi
Pelaksanaan tes : Orang coba duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan
memegang Bola medicine di belakang kepala. Sehingga bola tersebut
menyentuh Pundak. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke
depan Sejauh mungkin. Sebelum naracoba mendorong bola medicine,seutas.
Dilingkarkan pada dada naracoba dan ditarik ke belakang, sehingga. Badan
bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar naracoba. Pada waktu
mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Naracoba diberi
kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.
Skor : Jarak tolakkan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur
mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicinetersebut
jatuh. Jarak di ukur dengan cm.
F. Prosedur Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal
dan tes akhir, perlu adanya pengolahan data statistik. Rumus-rumus yang
digunakan dikutip dari buku “STATISTIKA” karangan Nurhasan et al. (2008).
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :
Untuk munghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel, digunakan
rumus :
n x
55
Untuk menghitung simpangan baku dari setiap kelompok sampel digunakan
rumus :
Adapun maksud dan tujuan dari uji Homogenitas ini adalah untuk
mengetahui homogenya tidaknya dari data dua variansi atau beberapa variansi
kelompok sampel. Uji Kesamaan Dua Varians ini menggunakan pendekatan uji
F, yang formulasinya rumusanya adalah sebagai berikut :
terkecil
Variansi
terbesar
Variansi
S
X
X
Z
Kedua kelompok tersebut homogen apabila dihitung Fhitung lebih kecil dari
Ftabel. Dimana Ftabel dicari dalam daftar distribusi F, dengan taraf nyata α =
0,05. Dengan dk pembilang nb-1 dan dk penyebut nk-1 atau Kriteria tolak Ho
Hanya jika F ≥ F1/2α (V1, V2) dengan F1/2α (V1, V2) didapat dari distribusi F
sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1-1) dan penyebut V2 = (n1-1). Kedua
kelompok homogen jika F hitung < F tabel.
4. Uji Normalitas
Mengenai uji normalitas distribusi dengan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini
bermaksud untuk mengetahui penyebaran dari distribusi data, apakah
menyebar secara normal atau tidak. Adapun Langkah-langkah pengujian yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari nilai pengamatan yang paling
2. kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z, dengan pendekatan
Z-skor yaitu :
3. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan table distribusi normal baku
4. (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai
57
5. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyaknya sampel.
6. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan ditentukan harga mutlaknya.
7. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh
sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
8. Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah
nilai L.
Bandingkan nilal L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau
ditolak hipotesisnya, dengan criteria :
* Terima Ho jika Lo < Lα = Normal
* Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok,
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan rumus :
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :
t = Nilai kritis untuk uji signifikansi beda
= Rata-rata beda
SB = Simpangan baku beda
2 2
6. Uji signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak
Uji Satu Pihak :
Untuk uji satu pihak (pihak kanan)
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan di atas, yaitu
mengenai pengaruh latihan overhead throw dengan pullover toss terhadap
peningkatan power lengan pemain tenis lapangan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan overhead throw
terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan pullover toss terhadap
peningkatan power lengan pada pemain tenis lapangan.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan overhead throw
dengan pullover toss terhadap peningkatan power lengan pada pemain
tenis lapangan. Hal ini disebababkan karena kedua bentuk latihan
tersebut memberikan efek yang sama terhadap peningkatan power
lengan pada pemain tenis lapangan sesuai dengan hasil penelitian dan
hasil pengolahan data Statistika.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis
1. Untuk pelatih tenis
Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan
pullover toss dalam proses latihan untuk meningkatkan power lengan para
atletnya. Karena kedua bentuk latihan tersebut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan power lengan pemain tenis lapangan. Untuk
variasi latihan dapat memilih salah satu bentuk latihan di atas.
2. Bagi sekolah-sekolah olahraga
Penulis menyarankan untuk menggunakan latihan overhead throw dan
pullover toss untuk cabang olahraga yang membutuhkan power lengan yang
baik bagi atletnya untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
3. Untuk pembina UKM tenis lapang UPI
Penulis menyarankan untuk menggunakan bentuk latihan overhead throw dan
pullover toss dalam proses latihan para anggotanya, sehingga bisa menerapkan
latihan teknik selanjutnya agar hasil pukulannya menjadi lebih baik.
4. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya
Karena penelitian yang penulis lakukan berlangsung dalam waktu yang singkat
dengan jumlah sampel yang relative kecil maka penulis menganjurkan
diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang banyak dan
72
Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan,
semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Bompa. (2000). Theory And Methodology Of Training. England: Illustrations by Gineta
Chu,Donald A. (1990). Jumping Into Plyometrics. USA: Leisure Press Champagn Illionis.
Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia. Bandng: FPOK UPI
Darma, A.S. (2008). Perbandingan Model Pembelajaran Antara Barrier Hops dengan Stadium Hops Terhadap Power Tungkai Pemain Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Depdikbud. (1982). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Jakarta: Depdikbud
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta :CV Tambak Kusuma
Hasanudin-Cholil, D. (2009). Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Imam-Hidayat, R. (1998). Biomekanika. Bandung: FPOK UPI.
Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nurhasan dan Hasanudin-Cholil, D. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Poerwadarminta, W. (1985).Kamus Besar Bahasa Indonesia.: Jakarta: P.N. Balai Pustaka.
Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Sari, R.A. (2008). Perbandingan Pengaruh Latihan Pull Over dengan Standing Two-Arm Overhead Throw Terhadap Peningkatan Power Lengan Atlet Bulutangkis. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Satriya., Jafar-Sidik, D. dan Imanudin, I. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Siregar, R. (2000). Tenis Tenaga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. (1982). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA,cv.
Yusuf, U. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI.
Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SUMBER LAIN
Situs Internet :
http://www.repository.upi.edu Kumpulan-Kumpulan Skripsi. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/19052012/Pengertian Tenis).
http://google.com. Pengertian Tenis Lapangan. [ online ] Tersedia (http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/20072012/Pengertian Tenis).
http://google.com Teknik Pukulan Tenis [ online ] Tersedia (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/07/.html Teknik Pukulan Tenis).