Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien Pbag Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KARAKTERISASI DAN UJI POTENSI BIONUTRIEN PBAG
YANG DIAPLIKASIKAN PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Dalam Bidang Kimia
Disusun Oleh:
ARIF NURFITRIANA
NIM. 0704291
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien Pbag Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
==================================================================
Karakterisasi dan Uji Potensi
Bionutrien PBAG yang diaplikasikan
pada Tanaman Padi
(Oryza sativa)
Oleh Arif Nurfitriana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Arif Nurfitriana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien Pbag Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Karakterisasi dan Uji Potensi Bionutrien PBAG
yang diaplikasikan pada Tanaman Padi (Oryza sativa)
Disusun oleh:
ARIF NURFITRIANA
NIM. 0704291
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing II, Pembimbing I,
Drs. Yaya Sonjaya, M.Si Dr. Iqbal Musthapa, M.Si NIP. 1965 0212 1990 031 002 NIP. 1975 1223 2001 121 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien Pbag Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini tentang karakterisasi dan uji potensi bionutrien PBAG yang diaplikasikan terhadap tanaman Padi dengan tujuan meneliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan, hasil panen dan daya tahan terhadap hama juga penyakit. Bionutrien PBAG didapat dengan menggunakan metode maserasi. Ekstrak yang dihasilkan kemudian di skrining fitokimia, Kromatorafi Lapis Tipis dan FTIR untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder, sedangkan untuk mengetahui potensinya sebagai bionutrien, dilakukan pengujian kadar N, P dan K pada ekstrak yang dihasilkan. Bionutrien PBAG diaplikasikan dengan membagi penelitian berdasarkan kelompok dosis bionutrien yang digunakan, yaitu kelompok PBAG1 adalah bionutrien 0,25%, kelompok PBAG2 adalah bionutrien 0,5%, kelompok PBAG3 adalah bionutrien 1%, kelompok PBAG4 adalah bionutrien 1,5%, kelompok PBAG5 adalah bionutrien 2%, kelompok PBAG6 adalah bionutrien 4%, kelompok 7 adalah kontrol dan kelompok 8 adalah blanko. Indikator yang digunakan untuk mempelajari potensi bionutrien PBAG tersebut adalah tinggi tanaman, laju pertumbuhan tanaman, hasil panen juga daya tahan terhadap penyakit. Hasil uji menunjukkan bahwa kadar N, P dan K yang terdapat pada sampel PBAG berturut-turut 281 mg/L, 150,35 mg/L, 2263,158 mg/L. Hasil FTIR menunjukan dalam bionutrien PBAG terdapat pita serapan OH, C=C, CH, dan ikatan C-O. Hasil skrining fitokimia diketahui bahwa bionutrien PBAG mengandung senyawa flavonoid, tannin, dan saponin. Aplikasi bionutrien PBAG pada dosis bionutrien 0,5% terhadap tanaman Padi memberikan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1154 hari-1, tanaman blanko memiliki laju 0,1187 hari-1 dan kontrol yang menghasilkan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1245 hari-1. Hasil panen tanaman aplikasi dosis 0,5% menunjukan yang terbanyak dari tanaman aplikasi yang diberikan bionutrien PBAG dengan jumlah bobot 30,6880 gram, sedangkan tanaman kontrol memiliki jumlah bobot 38,8465 gram dan tanaman blanko memiliki jumlah bobot total 29,7568 gram.
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien Pbag Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study on the characterization and test potential applied to the bionutrien PBAG Rice plants with the aim of examining the effect on growth, yield and resistance to pests is also a disease. Bionutrien PBAG obtained by maceration method. The extract is then in the phytochemical screening, thin layer chromatography and FTIR to determine the content of secondary metabolites, where as to determine potential as bionutrien, testing levels of N, P and K in the resulting extract. Bionutrien PBAG applied by dividing the studies by groups bionutrien dose used, namely the bionutrien PBAG1 is 0.25%, the PBAG2 is bionutrien 0.5%, the PBAG3 is bionutrien 1%, the bionutrien PBAG4 is 1.5%, the PBAG5 is bionutrien 2%, the PBAG6 is bionutrien 4%, 7 is the control group and the group of 8 is blank. Indicators used to study the potential bionutrien PBAG is plant height, plant growth, yield is also resistance to disease. The test results showed that the levels of N, P and K were found in samples of consecutive PBAG 281 mg / L, 150.35 mg / L, 2263.158 mg / L. FTIR results showed the absorption bands are bionutrien PBAG OH, C = C, CH, and CO bonds. Phytochemistry screening results bionutrien PBAG known that contains flavonoids, tannins and saponins. Application bionutrien PBAG at doses of 0.5% of the rice crop gave higher growth rate constant of 0.1154 day-1, the plant has a rate of 0.1187 day-1 and controls that generate higher growth rate constant of 0.1245 day- 1. Crop yields 0.5% dose applications shows that most of the plants given application bionutrien PBAG by the number of weight 30.6880 gram, while the control plants have a number of weight 38.8465 gram and has a number of plants form the total weight of 29.7568 gram.
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1.4. Proses Penanaman ……….
2.4. Nutrisi yang dibutuhkan Tanaman Padi ………..
2.5. Tinjauan Tanaman PBAG ………...
2.6. Laju Pertumbuhan Tanaman ………...
2.7. Ekstraksi ……….
2.8. Tinjauan Tentang Senyawa Metabolit Sekunder ……….
2.9. Karakterisasi Kandungan Metabolit Sekunder ………
2.9.1. Fourier Transform Infra Red (FTIR) ..……….
2.9.2. Kromatografi Lapis Tipis ………
2.9.3. Skrining Fitokimia ………...
BAB III METODE PENELITIAN ……….
3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ………
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3. Alur Penelitian ………...
4.1.1. Analisis Skrining Fitokimia Ekstrak PBAG ………
4.1.2. Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak PBAG ………..
4.1.3. Hasil Analisis IR Ekstrak Tanaman PBAG ……….
4.1.4. Hasil Analisis Kadar NPK Bionutrien PBAG ……….
4.2. Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data Aplikasi Bionutrien ……...
4.2.1. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-0 ………...
4.2.2. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-1 ………...
4.2.3. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-2 ………...
4.2.4. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-3 ………...
4.2.5. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-4 ………...
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.2.6. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-5 ………...
4.2.7. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-6 ………...
4.2.8. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-7 ………...
4.2.9. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-8 ………...
4.2.10 Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-9 ………..
4.2.11. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-10 ………...
4.2.12. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-11 ………...
4.2.13. Pengamatan Tanaman pada Minggu ke-12 ………...
4.3. Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman ………..
4.3.1. Konstanta Laju Pertumbuhan Tanaman ………..
4.4. Pemanenan Padi ……….
4.5. Hubungan Tinggi Tanaman, Anakan Padi Terhadap Jumlah dan
Massa Buah Panen Padi serta Kosntanta Laju Pertumbuhan ………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi
setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut
memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi
salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian (Dwi,
2007).
Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga
unsur hara, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Peranan ketiga unsur
hara (N, P, dan K) sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung
satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur Nitrogen
(N) merupakan komponen utama dari protein yang cepat kelihatan pengaruhnya
pada tanaman dan bermanfaat memacu pertumbuhan secara umum, terutama pada
fase vegetatif. Unsur Fosfor (P) bertugas untuk mengedarkan energi keseluruh
bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta
mempercepat pembuahan tanaman, sedangkan unsur Kalium (K) berperan sebagai
aktivator berbagai enzim dan membantu membentuk protein, karbohidrat, dan
gula serta memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap
2
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sebagai kofaktor dalam proses fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan
reaksi-reaksi biokimia dalam tanaman (Rahman, 2000).
Penyediaan nutrisi bagi tumbuhan dapat dilakukan dengan penambahan
pupuk. Secara umum, dikenal dua jenis pupuk yang biasa digunakan, yaitu pupuk
anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di
pabrik secara kimia, seperti Urea, Phonska, Pelangi dan lain-lain. Manfaat dari
penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman
yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang
relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat
mengeras, kurang mampu menyimpan air dan pH tanah menjadi asam yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Parman, 2007).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
tongkol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak. Pupuk organik bermanfaat
bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Namun permasalahan
umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar unsur hara, kelarutan
3
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak sebaik
pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak banyak digunakan,
karena dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman (Mardiansyah,
2010).
Salah satu alternatif yang dikembangkan dewasa ini adalah bionutrien.
Bionutrien merupakan nutrisi untuk tanaman yang diperoleh dari
senyawa-senyawa esensial yang berasal dari tumbuhan melalui proses ekstraksi (Kurniasih,
2009). Bionutrien yang telah ditemukan mampu meningkatkan laju pertumbuhan
tanaman, seperti bionutrien KPD bisa mendorong pertumbuhan tanaman caisin
(Yuliani, 2006), bionutrien MHR yang terbukti bisa meningkatkan konstanta laju
pertumbuhan tinggi tanaman caisin sebesar 0,0588 cm-1 hari-1 dengan cara
disemprot (Ambarawati, 2007). Bionutrien CAF yang juga menginformasikan
bahwa pemberian bionutien CAF dengan cara disemprot bisa meningkatkan
konstanta laju pertumbuhan tanaman sebesar 0,045 cm-1 hari-1 (Sempurna, 2008),
Bionutrien RPS-GE dapat meningkatkan konstanta laju pertumbuhan tanaman
selada keriting sebesar 0,046 cm-1 hari-1 (Guntara, 2009), Bionutrien AMA dapat
meningkatkan konstanta laju pertumbuhan tanaman cabai keriting sebesar 0,170
cm-1 hari-1 (Aldi, 2011), dengan data laju pertumbuhan yang ada, terbukti bahwa
penggunaan bionutrien dapat mendorong laju pertumbuhan tanaman. Oleh karena
itu, bionutrien memungkinkan untuk menjadi pupuk organik alternatif yang lebih
ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu berbahaya terhadap lingkungan
Penelitian tentang bionutrien ini masih berfokus pada pencarian tanaman
4
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pertumbuhan tanaman. Tanaman yang berpotensi untuk bionutrien masih belum
didapatkan unsur hara yang bisa menggantikan unsur hara yang ada ditanah dan
keefektivitasan dari penyerapan bionutrien oleh tanaman masih belum ditemukan
nilai yang terbaik, maka diperlukan pencarian tanaman yang berpotensi untuk
bionutrien. Tanaman yang berpotensi untuk bionutrien akan di teliti nutrisi yang
terkandung didalam tanaman, seperti kadar N, P, K dan senyawa-senyawa yang
terkandung didalam tanaman bionutrien tersebut. Hal ini berguna untuk
menentukan apakah tanaman yang dipakai untuk bionutrien sesuai dengan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman yang akan ditanam dan waktu yang diperlukan
untuk penyerapan nutrisi oleh tanaman akan berlangsung dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Golongan apa yang terkandung dalam ekstrak hasil maserasi bionutrien
PBAG berdasarkan skrining Fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis dan
Penelusuran FTIR?
2. Bagaimana potensi bionutrien PBAG terhadap laju pertumbuhan dan buah
5
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang:
a. Golongan senyawa yang terkandung dalam bionutrien PBAG berdasarkan
skrining Fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis dan Penelusuran FTIR.
b. Potensi penggunaan bionutrien PBAG terhadap efektifitas pertumbuhan
dan produksi panen tanaman padi (Oryza sativa).
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian mengenai bionutrien PBAG sebagai
pupuk, diharapkan bionutrien PBAG ini dapat menjadi suatu pupuk organik
alternatif yang digunakan petani dalam usaha untuk meningkatkan kualitas
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku. Penelitian
berlangsung sekitar 6 bulan, terhitung dari bulan Februari 2012 sampai Juli 2012.
Penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap penyiapan sampel, tahap analisis
dan tahap aplikasi. Tahap penyiapan sampel dan analisis dilakukan di
Laboratorium Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI Bandung, Laboratorium
Instrumen Kimia FPMIPA UPI Bandung, dan Laboratorium Lingkungan
TEKMIRA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara) Jl. Jendral Sudirman No. 623 Bandung, sedangkan untuk aplikasi
dilakukan di lingkungan Laboratorium Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI
Bandung.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gunting, pisau,
botol sampel, neraca analitik, pemanas listrik (heater), gelas ukur (25 mL, 250 mL
dan 500 mL), gelas kimia (1 L), labu Erlenmeyer berpenghisap, termometer,
mistar, kertas label, kertas saring, spatula, corong pendek, corong plastik, batang
pengaduk, evapolator, satu set alat destilasi, penyaring Buchner, pipet tetes, kaca
27
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bahan atau zat-zat kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain : pupuk NPK ponska, air suling (aquades), air tanah, Metanol, pereaksi
Mayer, HCL pekat, CH3COOH glacial, H2SO4, FeCl3 1%.
3.3. Alur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan. Tahap pertama
yaitu preparasi sampel PBAG. Tahap kedua adalah analisis maserat menggunakan
: karakterisasi FTIR, Skrining Fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis dan uji kadar
N; P; K total. Selanjutnya tahap ketiga, bionutrien PBAG diaplikasikan untuk
mengetahui pola kecenderungan laju pertumbuhan terhadap tanaman padi (Oryza
sativa). Bagan alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian
28
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3.1. Maserasi
Kondisi maserasi dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut : Sampel
dikeringkan di udara terbuka tetapi tidak boleh terkena cahaya matahari langsung
untuk mencegah adanya reaksi yang terjadi pada sampel PBAG. Pengeringan
dilakukan selama ± 3-4 minggu sampai sampel tersebut kering. Setelah kering,
sampel PBAG dirajang agar berbentuk serbuk kemudian ditimbang, pada tahap
selanjutnya setelah selesai ditimbang sampel PBAG yang berbentuk serbuk
ditambahkan metanol. Campuran kemudian didiamkan selama duapuluh empat
jam, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian dianalisis kandungan
nitrogennya sesuai dengan metode Kjedhal yang dilakukan TEKMIRA.
3.3.2. Uji Karakterisasi
Dalam mengetahui kandungan N, P, K dan senyawa yang berhasil
diekstrak dari sampel PBAG, maka dilakukan pengujian kandungan N, P, K
terhadap ekstrak tersebut dan dilakukan uji FTIR, skrining fitokimia dan
Kromatografi Lapis Tipis.
3.3.2.1 Uji Kandungan N, P dan K
Hasil ekstraksi sampel PBAG dilakukan uji kandungan N, P, dan K.
Dalam menentukan kelayakan penggunaan pupuk secara umum dilakukan uji
kandungan N, P dan K karena ketiga unsur tersebut sangat diperlukan oleh
tanaman. Uji kandungan N, P dan K dilakukan di Laboratorium Pengujian
Tekmira.
3.3.2.2 Pemeriksaan FTIR
Pemerikasaan FTIR ini dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi yang
29
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Spektroskopi FTIR tipe Shimadzu FTIR-8400 di Laboratorium Instrumen Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
3.3.2.3 Skrining Fitokimia
Ekstrak sampel PBAG yang telah dimaserasi kemudian diidentifikasi
komponen senyawa yang ada dalam sampel dengan metode pereaksi warna.
Skrining fitokimia ini dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
terpenoid, steroid, tanin, dan saponin. Prosedur kerja yang dilakukan untuk
skrining fitokimia ini adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Alkaloid
Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara, sebanyak 1 mL ekstrak
ditambahkan dengan 5 tetes kloroform dan beberapa tetes Pereaksi Mayer.
Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya alkaloid.
Pembuatan Pereaksi Mayer yaitu satu gram KI dilarutkan dalam 20 mL
aquades sampai semuanya melarut. Lalu ke dalam larutan KI tersebut
dimasukkan 0,271 gram HgCl2 sampai larut.
2. Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara, sebanyak 1 mL ekstrak
ditambahkan 1 gram serbuk Mg dan 190 mL HCl pekat. Timbulnya warna
kuning menunjukkan adanya flavonoid.
3. Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid
Pemeriksaan terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara, masing-masing
ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 1 mL CH3COOH glasial dan 1 mL
H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah menunjukkan adanya terpenoid
30
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Pemeriksaan Tanin
Pemeriksaan tanin dilakukan dengan cara, sebanyak 1 mL ekstrak
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1%. Timbulnya warna biru tua
menunjukkan adanya senyawa tanin (fenolik).
5. Pemeriksaan Saponin
Pemeriksaan saponin dilakukan dengan cara, sebanyak 1 mL ekstrak
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok secara vertikal selama
satu detik. Lalu amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya busa atau buih
setelah penambahn HCl encer menunjukkan reaksi yang positif untuk saponin.
3.3.2.4 Uji KLT
Dalam mengidentifikasi jenis senyawa yang terkandung dalam ekstrak
PBAG hasil maserasi dengan menggunakan metode kromatigrafi lapis tipis.
Disiapkan lempeng kromatografi dengan ukuran 2x10 cm. Beri garis batas
berjarak 1 cm dari tepi atas dan bawah menggunakan pensil. Setelah lempemg
KLT siap, totolkan cuplikan ekstrak yang akan dianalisis pada bagian tengan garis
batas bawah menggunakan pipet kecil dan diamkan beberapa saat agar kering.
Kromatografi ini menggunakan prinsip cair-padat, maka disiapkan eluen
dalam botol chamber yang terdiri dari 15 ml metanol teknis dan 85 ml
diklorometan teknis biarkan sekitar 10 menit agar campuran homogen. Kemudian
lempeng KLT yang telah ditotolkan cuplikan tadi dicelupkan ujungnya pada
eluen, kemudian tutup rapat botol chamber tersebut. Setelah noda sampai pada
31
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Aplikasi
Setelah tahap ekstraksi dan pengujian selesai dilakukan, selanjutnya
dilakukan tahap aplikasi terhadap tanaman padi yang bertujuan untuk mengetahui
efektifitas pemberian bionutrien. Aplikasi dilakukan pada bulan April 2012
sampai dengan Juli 2012 dengan dibuat delapan kelompok tanaman yang pada
aplikasinya akan diberi perlakuan berbeda. Perlakuan yang berbeda dari
kedelapan kelompok tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
Kelompok tanaman pertama (PBAG 1), diberi bionutrien PBAG 0,25%.
Kelompok tanaman kedua (PBAG 2), diberi bionutrien PBAG 0,5%.
Kelompok tanaman ketiga (PBAG 3), diberi bionutrien PBAG 1%.
Kelompok tanaman keempat (PBAG 4), diberi bionutrien PBAG 1,5%.
Kelompok tanaman kelima (PBAG 5), diberi bionutrien PBAG 2%.
Kelompok tanaman keenam (PBAG 6), diberi bionutrien PBAG 4%
Kelompok tanaman ketujuh (Kontrol), diberi pupuk NPK, pestisida dan
fungisida.
Kelompok tanaman kedelapan, diberi larutan blanko metanol.
Aplikasi dan pengamatan dilakukan seminggu sekali sampai tanaman
panen. Variabel pengamatan terhadap tanaman meliputi :
1. Tinggi tanaman, diukur dari pangkal akar sampai bagian atas daun.
2. Jumlah anakan tanaman padi.
3. Jumlah malai tanaman padi.
4. Total massa tanaman padi yang dihasilkan per kelompok tanaman
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan hasil pengujian Kromatografi Lapis Tipis, screening
fitokimia dan penelusuran FTIR yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Ekstrak sampel PBAG mengandung tiga senyawa yang tergolong
dalam senyawa golongan flavonoid, tannin, dan saponin.
2. Ekstrak sampel PBAG berpotensi sebagai bionutrien pada dosis 0,5%
dengan konstanta laju pertumbuhan sebesar 0,1154 cm-1hari-1.
5.2 Saran
Dari penelitian ini telah diketahui potensi dari sampel PBAG ini, untuk
penelitian selanjutnya disarankan beberapa hal berikut, antara lain:
1. Dilakukan karakterisasi lanjutan untuk mengetahui senyawa yang
terkandung dalam ekstrak yang dihasilkan yaitu menggunakan alat
GC-MS atau uji NMR.
2. Perlu dilakukan optimasi waktu penggunaan bionutrien untuk mengetahui
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Z. (2011). Kajian Tentang Potensi Tanaman AMA Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Bionutrien yang Diaplikasikan pada Cabai Merah
Keriting(Capsicum annum L.). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Alfinda, N,. Dr. dkk. (2008). Buku Ajar Fitokimia. Jurusan Kimia-Laboratorium
Kimia Organik FMIPA Universitas Airlangga.
Ambarwati, R. (2007). Ekstraksi Bionutrien dari tanaman MHR dan Aplikasinya
pada tanaman caisin. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI BANDING:
tidak diterbitkan.
Aisyah. (2008). Pengertian Pupuk. [online]. Tersedia:
http://nasih.wordpress.com/2010/06/08/pengertian-pupuk. (17 Juli
2012).
Basarudin, dkk. (1997). Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut. Proyek
Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
De Datta, S. K. (1981). Principles and Practises of Rice Production. A
Wiley-Interscience Publication.New York: John Wiley and Sons. 618 p.
Dogra, S.K dan S. Dogra (penj. Mansyur, Umar). (1990). Kimia Fisik dan
72
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dwi. (2007). Pembuatan Bionutrien Dari Ekstrak Tanaman KPD dan Aplikasinya
pada Tanaman Caisin. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Gould, F. W. (1968). Grass Systematics. McGraw-Hill Book. New York. 382 p.
Gunawan. (2011). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta:
PT. Grafindo Persada.
Guntara, G. (2009). Kajian Tentang Potensi Tanaman RPS-GE Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bionutrien Yang Diaplikasikan Pada Selada
Keriting (Lactuca Sativa L). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Harborne, J. B. (1984). Metode Fitokimia. Bandung: ITB.
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Harjadi, S. S. (1991). Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia
Harry, P. (2011). Kajian Potensi Bionutrien hasil ekstraksi Tanaman ARH dengan
variasi tingkat kepolaran pelarut dan aplikasinya pada Cabai Merah
Keriting (Capsicum Annum L). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Juliastuti, D. (2007). Pembuatan Bionutrien KPD dan Aplikasinya pada
Tanaman Caisin (Brassica juncea). Skripsi Sarjana pada FPMIPA
UPI BANDUNG: tidak diterbitkan.
Kurniasih, E. (2009). Kajian Tentang Potensi Tanaman RSP-GE Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bionutrien yang Diaplikasikan pada Tanaman
Pakcoy (Brassica rapa). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
73
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mardiansyah, Agus. (2010). Ekstraksi Bionutrien dari Tanaman MHR dan
Aplikasinya pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Skripsi
Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nahampun, R. D. C. (2009). Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk
Organik Cair Terhadap pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L.) di Pre-Nursery. [Online] tersedia:
httprepository.usu.ac.idbitstream1234567897577109E02775.pdf.
Nurzaman, Hadian (2010). Kajian tentang Potensi Dual Bionutrien CAF dan
MHR yag Diaplikasikan pada Tanaman Kentang (Solanum
Tuberosun L.). Sarjana pada FPMIPA UPI BANDUNG: tidak
diterbitkan.
Parman. (2007). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kentang. Laboratorium Biologi Struktur
dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA, Universitas
Diponegoro.
Pavia, L. D. (1976). Introduction to Organic Laboratory Technique. Philadelphia:
West Washington Square.
Rahman, Taufik, Drs,. M. Pd. (2000). Nutrisi Dan Energi Tumbuhan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Samekto, R. M. P. (2008). Pupuk Anorganik. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
Sastradiharja, S dan Firmanto, B, H. (2011). Praktis Bertanam Cabai Merah
Keriting Organik dalam Polybag. Bandung: Angkasa.
Sempurna, F. I. (2008). Kajian Potensi Tanaman CAF sebagai Bionutrien untuk
74
Arif Nurfitriana, 2013
Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Solanum tuberosum). Sarjana pada FPMIPA UPI BANDUNG: tidak
diterbitkan.
Soematono., B. Samad dan R. Hardjono. (1990). Bercocok Tanam Padi. Cetakan
12. CV. Yasaguna, Jakarta.
Suyono, A. D. (2008). Pupuk dan Pemupukan. Bandung: Divisi Penerbitan
(Unpad Press) LPM UNPAD.
Teguh Rahayu. (tanpa tahun). Budidaya Tanaman Padi dengan Teknologi MiG-6
Plus. BPP Teknologi dan MiG-6 Plus.
Wareing, P.F. dan Philips, I.D.J.(1981). Growth and Differentiation in Plants.
[online]. Tersedia:
http://generalholticulture.tamu.edu/HORT604/LectureSuppl/GrowthK
inetics/Growthkinetics05.pdf. [Mei, 2010].
Wiryanta, B.W.T. (2008). Bertanam Cabai pada Musim Hujan. Jakarta: