• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa pada Mata Kuliah Media Televisi dan Video : studi kuasi eksperimen terhadap mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa pada Mata Kuliah Media Televisi dan Video : studi kuasi eksperimen terhadap mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pe"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Geiska Mutiara, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

PADA MATA KULIAH MEDIA TELEVISI DAN VIDEO

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi

Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Geiska Mutiara

NIM 1005420

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Geiska Mutiara, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

PADA MATA KULIAH MEDIA TELEVISI DAN VIDEO

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi

Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan)

Oleh Geiska Mutiara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Geiska Mutiara 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Geiska Mutiara, 2015

LEMBAR PENGESAHAN

GeiskaMutiara 1005420

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

PADA MATA KULIAH MEDIA TELEVISI DAN VIDEO

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan)

Disetujui Dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Cepi Riyana, M. Pd NIP. 19751230 200112 1 001

Pembimbing II

Dr.Hj. Riche Cynthia, M.Si. NIP. 197611152001122001

Mengetahui,

Kepala Departemen Ketua Prodi

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan

(4)

ABSTRAK

Geiska Mutiara (1005420), Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa pada Mata Kuliah Media Televisi dan Video (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan)

Berdasarkan studi pendahuluan tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media film pendek untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video di Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Adapun permasalahan khusus dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek fluency (keterampilan berpikir lancar), aspek flexibility (keterampilan berpikir luwes), aspek elaboration (keterampilan berpikir merinci) dan aspek originality (keterampilan berpikir orisinil) mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video? Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian one group time series design. Instrumen yang digunakan adalah jenis tes essay. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media film pendek efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Secara khusus kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek fluency (keterampilan berpikir lancar) pada mata kuliah Media Televisi dan Video. 2) Penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek flexibility (keterampilan berpikir luwes) pada mata kuliah Media Televisi dan Video. 3) Penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek elaboration (keterampilan berpikir merinci) pada mata kuliah Media Televisi dan Video. 4) Penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek originality (keterampilan berpikir orisinil) pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

(5)

ABSTRACT

Geiska Mutiara (1005420), The Effectiveness of Using Short Film Media To Improve The Student’s Creative Thinking Ability in The Television and Video Media Subject (Quasi-Experimental Study Towards The students of Educational Technology Study Program at Curriculum and Educational Technology Departement)

Based on preliminary studies the purpose of this research is to determine the effectiveness of using short film media to improve the studen’t creative thinking ability in the Television and Video Media subject at Curriculum and Educational Technology Deaprtement. As for the specific issue in this research is: Does the use of short film media can improve the student’s creative thinking ability on the aspects of fluency (fluent thinking skills), aspects of flexibility (flexible thinking skills), aspects of elaboration (elaborate thinking skills) and aspects of originality (original thinking skills ) in the Television and Video Media subject? This research is using the quasi-experimental method with one group time series design. The instrument’s type is using the essay tests type. Based on the results of data processing in this research, it can be concluded that learning by using short film media is effective on improving the student’s creative thinking ability in the Television and Video Media subject. In particular the conclusions in this research can be described as follows: 1) The use of the short film media is effective on improving the studen’t creative thinking ability on the aspects of fluency (fluent thinking skills) in the Television and Video Media subject. 2) The use of the short film media is effective on improving the studen’t creative thinking ability on the aspect of flexibility (flexible thinking skills) in the Television and Video Media subject. 3) The use of the short film media is effective on improving the studen’t creative thinking ability on the aspects of elaboration (elaborate thinking skills) in the Television and Video Media subject. 4) The use of the short film media is effective on improving the studen’t creative thinking ability on the aspects of originality (original thinking skills) in the Television and Video Media subject.

(6)

Geiska Mutiara, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR GRAFIK xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian 8

C. Rumusan Masalah Penelitian 8

D. Tujuan Penelitian 9

E. Manfaat Penelitian 9

1. Manfaat Praktis 10

2. Manfaat Teoritis 10

F. Struktur Organinasi Skripsi...10

BAB II KAJIAN TEORI 12

A. Media Pembelajaran 12

1. Pengertian Media Pembelajaran 12

2. Fungsi Media Pembelajaran 14

3. Klasifikasi Media Pembelajaran 16

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran 19

B. Media Film 20

1. Konsep Media Film 20

2. Jenis-jenis Media Film 22

(7)

Geiska Mutiara, 2015

C. Berpikir Kreatif 24

1. Pengertian Kreativitas 24

2. Ciri-ciri Berpikir Kreatif 26

3. Strategi 4P (Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk dalam

Pengembangan Kreativitas 27

4. Pentingnya Krativitas Dalam Pendidikan 29

D. Mata Kuliah Media Televisi dan Video 30

E. Kerangka Pemikiran 36

F. Hipotesis 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 40

1. Lokasi Penelitian 40

2. Populasi Penelitian 40

3. Sampel Penelitian 40

B. Desain Penelitian 41

C. Metode Penelitian 43

D. Definisi Operasional 43

1. Berpikir Kreatif 43

2. Mata Kuliah Televisi dan Video 44

3. FilmPendek 45

E. Instrumen Penelitian 45

F. Proses Pengembangan Instrumen 46

1. Uji Validitas 46

2. Uji Reabilitas 49

G. Teknik Pengumpulan Data 50

H. Teknik Analisis Data 50

1. Uji Normalitas 50

2. Uji Hipotesis 51

(8)

Geiska Mutiara, 2015

1. Tahap persiapan 51

2. Tahap pelaksanaan 52

3. Tahap Pengolahan Data Hasil Penelitian 53

4. Tahap Pembuatn Laporan Penelitian 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54

A. Hasil Penelitian 54

1. Uji Coba Instrumen 54

2. Pelaksanaan Penelitian 57

3. Deskripsi Hasil Penelitian 59

B. Pengujian Hipotesis 66

1. Uji Normalitas 66

2. Pengujian Hipotesis 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 92

A. Simpulan 92

B. Saran 93

1. Bagi Dosen 93

2. Bagi Departemen Kurikulum dan Pendidikan 94

3. Bagi Peneliti Selanjutnya 95

DAFTAR PUSTAKA 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi membuat perubahan di segala bidang menjadi sangat cepat sehingga memicu kita sebagai manusia moderen harus mampu menyesuaikan diri dengan proses perubahan yang terus berlangsung. Salah satu bidang yang mengalami perubahan sangat pesat saat ini adalah bidang informasi. Sebagai manusia yang hidup di era informasi sekarang ini kita turut berperan dalam mengembangkan cara-cara penyampaian informasi di dunia ini secara sadar atau tidak sadar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi ini khususnya pengetahuan dan pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Pengetahuan disalurkan menuju otak dalam bentuk informasi melalui satu indera atau lebih dari tubuh kita yang sebagian besar disampaikan ke otak melalui indera penglihatan yaitu mata, selebihnya disampaikan melalui indera pendengaran dan indera-indera lainnya. Penyampaian pengetahuan berupa informasi dalam dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bentuk komunikasi.

Menurut Effendy (1992:5) “komunikasi adalah proses penyampaian suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media”.

(10)

pembelajaran dapat dilihat dengan adanya perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor) maupun aspek sikap (afektif). Agar penyampaian informasi dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat sampai kepada sasaran dan sesuai dengan tujuan pembelajaran maka dipelukan perantara (channel) antara penyampai pesan (guru atau dosen) dengan penerima pesan (siswa atau mahasiswa). Perantara (channel) ini biasa kita sebut dengan media.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3).

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketecapaian tujuan pembelajaran. Seringkali proses pembelajaran secara verbal ditemukan tidak efektif sehingga banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sementara tujuan pembelajaran tidak tercapai bahkan terjadi gangguan (noises) dalam komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Dengan dibantu oleh penggunaan media dalam pembelajaran, pedidik dapat menciptakan bebagai macam situasi belajar mengajar sehingga dapat menciptakan iklim emosional yang sehat diantara peserta didik yang akhirnya dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Penggunaan media dalam pendidikan sudah sangat banyak diterapkan saat ini. Media yang ada juga variatif yang digolongkan menjadi 3 kategori; (1) media audio yaitu media penyampain pesan melalui suara seperti radio dan perekam pita mangetik (2) media visual yaitu media penyampaian pesan melalui image atau gambar seperti diagram, grafik, slide, foto atau filmstrip (3) media audio visual yaitu gabungan dari media audi dan media visual yang merupakan media penyampaian pesan melalui suara sekaligus gambar bahkan gambar yang bergerak seperti video dan film.

(11)

Media tersebut adalah gambar hidup seperti (film) dan televisi / video. Film merupakan salah satu media yang turut memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan. Film juga merupakan salah satu channel penyampai pesan yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa.

Menurut UU 8/1992, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;

Film pada awalnya diperkenalkan di Indonesia pada saat penjajahan Belanda diawal abad ke-19 dengan tujuan komersil dan hiburan. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan film di tanah air menjadi sangat pesat dari yang awalnya hitam putih hingga sekarang sudah berwarna bahkan dibuat dalam bentuk animasi. Dengan perkembangan bentuk film tersebut maka fungsi dan tujuan film juga menjadi semakin beragam dari tujuan komersil, hiburan, adu kreatifitas hingga tujuan edukasi. Peran film sebagai media edukasi sangat potensial untuk dijadikan alat bantu dalam pembelajaran namun terkait durasi film yang tergolong panjang dan lama sehingga sulit untuk disesuaikan dengan rancangan jadwal pembelajaran, maka muncul alternatif film pendek sebagai solusi dari pemanfaatan waktu yang terbatas tersebut.

(12)

dibandingkan pembuatan film cerita panjang tetapi karena film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya.

Film pendek pertama kali dikenal di Indonesia melalui adanya pendidikan sinematografi di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) pada tahun 1970 hingga sempat muncul Forum Film Pendek di Jakarta yang saling bekerja sama membangun dan mengembangkan dunia film pendek yang sayangnya tidak bertahan lama. Pada awal era tersebut, festival dan penyiaran film pendek di media televisi lokal masih sangat terbatas sehingga film pendek kurang menarik minat masyarakat. Namun seiring perkembangan media pertelevisan dan media massa sekarang muncul berbagai macam stasiun televisi swasta dan statsiun televisi lokal yang menayangkan berbagai macam bentuk media audio visual seperti film layar lebar, film pendek, reality show, program sinema elektronik (sinetron) dan lain-lain.

Keberagaman tayangan media televisi dan video saat ini umumnya didominasi oleh program video atau film pendek yang dikemas dalam bentuk program reality show dan program sinema elektronik (sinetron) yang cenderung kurang edukatif

sehingga kurang memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Jumlah program televisi yang berkaitan dengan pendidikan hanya sedikit sehingga penayangan program yang kurang mendidik sering terjadi.

Media televisi memiliki jangkauan luas sehingga dapat menjadi perantara dalam menyampaikan informasi dan bermanfaat jika film khususnya film pendek yang ditayangkan bertema edukasi. Maka dari itu dibutuhkan film-film pendek edukatif yang berkualitas untuk kegiatan pendidikan khususnya kegiatan pembelajaran agar membantu penyampaian informasi di kelas dengan efektif.

(13)

cukup fokus terhadap produksi media televisi dan video serta film untuk dunia pendidikan khususnya untuk pembelajaran..

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan merupakan salah satu departemen di Universitas Pendidikan Indonesia. Departemen ini berperan menyiapkan tenaga ahli yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam bidang perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, serta mempersiapkan lulusannya agar mampu melaksanakan tugas akademik dan profesional di lingkungan sekolah dan luar sekolah, di lembaga pendidikan pemerintah dan swasta.

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan membina beberapa program studi, salah satunya program studi Teknologi Pendidikan. Program studi ini terbagi menjadi dua konsentrasi, yakni konsentrasi Perekayasa Pembelajaran dan konsentrasi Guru TIK. Konsentrasi Perekayasa Pembelajaran mempelajari banyak mata kuliah demi menunjang kompetensinya. Adapun mata kuliah inti program studi Teknologi Pendidikan konsentrasi Perekayasa Pembelajaran, diantaranya; teori belajar, statistika pendidikan dasar, media pembelajaran, teknologi pendidikan, komunikasi visual, dasar komputer, pengembangan bahan ajar, media grafis, fotografi, media audio, media televisi dan video, E-learning, dan lain-lain

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan ikut serta dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkaitan dengan film dan video. Departemen ini melalui salah satu mata kuliah yaitu mata kuliah Media Televisi dan Video diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan handal di bidang media film dan video serta kepenyiaran sehingga mampu membantu mempermudah dan memberi solusi atas permasalahan-permasalahan dalam media belajar mengajar khususnya media film dan video.

(14)

karakteristik media televisi dan video dari sejarah perkembangan televisi sampai kepada televisi dalam konteks masyarakat global hingga film dan bagaimana cara pembuatan film hingga dapat menghasilkan produk sebuah film pendek di akhir perkuliahan. Tujuan yang diharapkan setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini adalah memiliki pengetahuan, wawasan, dan pemahaman tentang konsep, karakteristik media televisi dan video, dan keterampilan-keterampilan praktis yang berkenaan dengan produksi media televisi dan video serta film. Dalam hal ini, tentunya mahasiswa memproduksi program-program pendidikan melalui media video dan film.

Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan seperti ceramah yang disampaikan oleh dosen, turut serta dalam diskusi dan tanya jawab, membuat naskah program televisi dan video dan memproduksi media televisi dan video yaitu berupa sebuah film pendek bertema pendidikan atau pembelajaran yang berdurasi di bawah 50 menit.

Sebelum memproduksi film, mahasiswa akan mempelajari konsep dan teori-teori, teknik pembuatan naskah, pengenalan perangkat, teknik pencahayaan (lighting), teknik pengaturan suara dansound effect, pengenalan kamera, teknik shooting, sampai teknik editing dan finalisasi produk. Mulai dari tahap pra produksi, produksi, sampai pasca produksi akan ada banyak hal yang harus direncanakan dan dipersiapkan oleh kelompok. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat memproduksi sebuah film yaitu konsep/ide cerita, teknik pembuatan dan teknik editing atau finalisasi produk agar tujuan film tersampaikan dengan baik.

(15)

sebelum melakukan praktek produksi dapat membantu mahasiswa untuk mengenali terlebih dahulu produk yang akan mereka produksi agar nantinya mereka tidak mengalami kendala saat memproduksi film.

Menurut Hafele dalam Munandar (2002:28) “kreativitas adalah kemampuan

untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial”. Definisi Hafele menekankan pula suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Sedangkan berpikir kreatif adalah menggunakan kemampuan berpikir kita untuk membuat hubungan yangan baru dan hubungan yang lebih berguna dari informasi yang sebelumnya sudah kita ketahui. Berpikir kreatif tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baru melainkan bisa menghubungkan hal yang sudah kita ketahui menjadi pengertian yang lebih baik dan menarik.

Penggunaan media film pendek pada kegiatan perkuliahan Media Televisi dan Video dirasa penting untuk menstimulus mahasiswa dalam menciptakan media film pendek yang edukatif dan menarik untuk diproduksi. Kreativitas dalam hal ini tentu saja memiliki peranan penting dalam menciptakan ide dan konsep inovatif sebelum memproduksi film pendek. Menonton berbagai film pendek terlebih dahulu sebelum memproduksi sebuah film pendek tentunya akan menginspirasi dan menstimulus kemampuan berpikir kreatif mahasiswa sehingga mahasiswa mampu berkreasi sedemikian rupa melahirkan produk film pendek yang menarik, sesuai dengan tujuan dan berdurasi tepat sesuai syarat.

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas serta survey yang telah dilakukan maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa cenderung kesulitan menentukan ide atau tema film yang akan di produksi

2. Mahasiswa cenderung kesulitan menentukan alur atau plot film/video.

3. Mahasiswa cenderung kesulitan dalam teknik pembuatan film seperti angle, details, teknik shooting dan teknik editing film/video.

4. Minimnya pengetahuan dan informasi mahasiswa mengenai film pendek pendidikan, mulai dari ide cerita, cara memproduksi sampai penyesuaian durasi. 5. Kurangnya stimulus untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa

untuk berinovasi sebelum kegiatan produksi film pendek pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

6. Kurangnya kesadaran dan motivasi mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif diri mereka sendiri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka fokus utama penelitian ini adalah

“Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video?”

Agar pelaksanaan penelitian lebih terarah, secara terperinci identifikasi masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek fluency (keterampilan berpikir lancar) pada mata kuliah Media Televisi dan Video?

(17)

3. Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek elaboration (keterampilan berpikir merinci) pada mata kuliah Media Televisi dan Video?

4. Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek originality (keterampilan berpikir orisinil) pada mata kuliah Media Televisi dan Video?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan film pendek terhadap peningkatan kemampuan

berpikir kreatif mahasiswa aspek fluency (keterampilan berpikir lancar) pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan film pendek terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek flexibility (keterampilan berpikir luwes) pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

3. Mengetahui pengaruh penggunaan film pendek terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek elaboration (keterampilan berpikir merinci) pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

4. Mengetahui pengaruh penggunaan film pendek terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek originality (keterampilan berpikir orisinil) pada mata kuliah Media Televisi dan Video.

E. Manfaat Penelitian

(18)

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kajian keilmuan tentang penggunaan media pembelajaran guna mempermudah pelaksaaan pembelajaran itu sendiri.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memahami gambaran pengaruh antara penggunaan media film pendek pra-produksi terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Disamping itu, peneliti dapat mendapatkan pengalaman berpikir dalam pemecahan permasalahan pendidikan.

b. Bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan sikap berpikir kreatif dalam berbagai aspek pendidikan.

c. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk pemanfaatan, pengembangan, dan produksi program media, terutama berkaitan dengan media televisi.

d. Bagi para peneliti, khususnya bagi mereka yang tertarik dalam masalah media televisi, maka penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melanjutkan penelitian sejenis lebih lanjut.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Film Pendek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa pada Mata Kuliah Media Televisi dan Video” (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan).

(19)

1. BAB I

Pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur oraganisasi skripsi.

2. BAB II

Kajian teori, bab ini terdiri dari konsep-konsep dan landasan teori mengenai media pembelajaran, media film pendek, kemampuan berpikir kreatif mahasiswa serta mata kuliah Media Televisi dan Video. Dalam bab ini juga dipaparkan kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

3. BAB III

Metodologi penelitian, bab ini terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

4. BAB IV

Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupaka tempat atau daerah dimana akan dilakukannya penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan di Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki karakteristiknya.

Menurut Sugiyono (2009:80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi sebagai

objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa konsentrasi Perekayasa Pembelajaran angkatan 2012 Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang bejumlah 32 orang mahasiswa.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan subjek penelitian yang akan mewakili dari seluruh populasi

penelitian. Menurut Arifin (2011:215), “sampel adalah sebagian dari populasi yang

akan diselidiki atau juga dapat dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk

mini”. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh

(21)

B.Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena pemecahan masalah yang dijabarkan dalam rumusan masalah memerlukan perhitungan serta pengukuran terhadap variabel variabel terkait dan memerlukan pengujian pengujian terhadap hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagaimana yang diungkapkan Sudjana dan Ibrahim (2009:12):

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.

[image:21.612.139.500.444.691.2]

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media film pendek (X), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif mahasiswa (Y).Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Varibel Bebas

Variabel Terikat

Penayangan Film

Pendek (X)

Peningkatan kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa aspek fluency (Y1) XY1

Peningkatan kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa aspek flexibility (Y2) XY2 Peningkatan kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa aspek elaboration (Y3) XY3 Peningkatan kemampuan berpikir kreatif

(22)

Keterangan:

XY1 : Peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek fluency (kemampuan berpikir lancar) dengan menggunakan media film pendek.

XY2 : Peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek flexibility (kemampuan berpikir luwes)dengan menggunakan media film pendek.

XY3 : Peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek elaboration (kemampuan berpikir merinci) dengan menggunakan media film pendek.

XY4 : Peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa aspek originality (kemampuan berpikir orisinil) dengan menggunakan media film pendek.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one grouptime series design, yaitu tanpa menggunakan kelompok pembanding. Dalam penelitian ini, menurut Sugiyono, (2011:115) “subjek penelitian sebelum diberi perlakuan diberikan pre-test sampai tiga kali untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi

perlakuan. Setelah di berikan pre-test selama tiga kali dan ternyata nilainya berbeda-beda, berati kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi

treatment”. Pada desain ini kelompok eksperimen melakukan pembelajaran dengan

[image:22.612.152.487.546.678.2]

menggunakan media film pendek pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Tabel 3.2

Desain penelitian One Group Time Series Design

Pre-Test Treatment Post-Test

O1 X O4

O2 X O5

(23)

Keterangan

O1 O2 O3 : Nilai Pretest sebelum treatment

X : Perlakuan / treatment kelompok Ekperimen menggunakan media film pendek

O4 O5 O6 : Nilai Posttest setelah treatment

Kelompok eksperimen terlebih dahulu diberikan pre-test untuk mengetahui pencapaian mahasiswa sebelum perlakuan. Setelah melakukan pre-test kelompok eksperimen akan di berikan perlakuan dengan penayangan film pendek pada pembelajaran. Setelah beberapa kali perlakuan (treatment), kelompok eksperimen akan diberikan post-test dengan menggunakan soal pre-test untuk mengetahui pengaruh peggunaan film pendek terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa.

C.Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan media film pendek terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pandangan metode kuasi eksperimen ini digunakan karena dianggap efektif dan efisien dari segi waktu, tenanga dan kemampuan.

D.Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang berkaitan dalam judul penelitian. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka akan didefinisikan sebagai berikut :

1. Berpikir kreatif

Menurut Barron dalam Munandar (2002:28) “kreativitas adalah kemampuan

(24)

kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil, sesuatu yang sebelumnya belum dikenal ataupun bisa berupa pemecahan masalah baru yang dihadapi. Sedangkan berpikir kreatif adalah menggunakan kemampuan berpikir tersebut untuk membuat koneksi yang baru dan koneksi yang lebih berguna dari informasi yang sebelumnya sudah kita ketahui. Aspek berpikir kreatif yang akan diteliti adalah pada dimensi proses, yaitu :

a. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan. b. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan pemecahan

atau pendekatan terhadap masalah.

c. Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.

d. Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, dan jarang diberikan kebanyakan orang.

2. Mata kuliah Media Televisi dan Video

Mata kuliah media televisi dan video merupakan mata kuliah yang harus diikuti oleh mahasiswa program studi Teknologi Pendidikan untuk prodi Perekayasa Pembelajaran pada semester 6 (enam) dengan nomor kode TP 411 dan bobot 3 sks.

(25)

3. Film Pendek

Film pendek secara umum dapat diartikan sebagai film dengan durasi singkat dan biasanya hanya menyampaikan pesan secara singkat pula. Film pendek biasanya berdurasi dibawah 50 menit. Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang. Film pendek memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya bebeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim. Tapi karena pendeknya waktu tersebut menuntut kreativitas dan penyampaian ide yang padat dan tepat agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens.

E.Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan data yang digunakan dan untuk mendapatkan jawaban penelitian maka digunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang mampu menampung sejumlah data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Sudjana dan Ibrahim (2009:97) menjelaskan “keberhasilan penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui

instrumen”.

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data dan untuk mengukur peningkatan kreativitas siswa. Menurut Sugiyono (2013:133),”instrumen

penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”.

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009:100) instrumen tes adalah “alat ukur yang

(26)

F. Proses Pengembangan Insrumen

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Konstrak

Menurut Arifin (2011:245), “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk

mengukur apa yang diukur.” Dalam hal ini karena instrumen yang digunakan berupa

tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa, maka yang digunakan untuk mengukur validitas cukup hanya memenuhi validitas konstruksi. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Arikunto (2008:67) menyatakan bahwa,

sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.

Untuk menguji validitas konstrak ini adalah sangat diperlukannya bimbingan mengenai isi konten dari butir soal kepada para ahli sebagai judgement experts. Judgement experts ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan isi konsep instrumen,

setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek berpikir kreatif dalam penelitian dengan teori-teori yang terkait, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan dengan para ahli di bidangnya sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

b. Uji Validitas Alat Ukur

Uji validitas biasanya digunakan untuk mengukur taraf kevalidan suatu instrumen, karena dalam menggunakan instrumen penelitian sebaiknya terlebih dahulu dilihat drajat validitasnya, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid (sahih) sehingga dapat digunakan dalam proses penelitian. Seperti yang diutarakan

oleh Arikunto (2010:168), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

(27)

= � ∑ − ∑ ∑

√{�Σ − ΣX }{�Σ − ΣY } (Arifin 2009:254)

Keterangan :

: Koefisien korelasi N : Jumlah responden

X : Jumlah skor item

Y : Jumlah skor total (seluruh item)

[image:27.612.192.437.366.495.2]

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria, menurut Arifin (2009:257) sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kriteria Acuan Validitas Soal

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,81 – 1,00

0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Pada penelitian ini, setelah diperoleh hasil validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan uji –t dengan rumus sebagai berikut :

= r √n − √ −

(Sugiyono 2011:257) Keterangan :

(28)

Nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dengan kaidah keputusan jika t hitung > t tabel maka korelasi tersebut dikatakan valid atau signifikan dan jika, t hitung < t tabel maka korelasi tersebut dikatakan tidak valid atau tidak signifikan.

[image:28.612.215.429.292.669.2]

Uji coba instrumen ini di lakukan kepada mahasiswa prodi Perekayasa Pembelajaran Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang berjumlah 20 orang. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dapat diketahui validitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tabel Uji Validitas Butir Soal Nomor

(29)

Berdasarkan hasil pengujian instrumen untuk validitras butir soal dari 20 soal yang telah di uji cobakan di dapatkan 14 soal yang dinyatakan valid dan 6 soal yang dinyatakan tidak valid. Soal-soal yang dinyatakan tidak valid adalah soal yang nilai r hitung< r tabel (r hitung lebih kecil dari r tabel) yaitu soal nomer 4, 7, 9, 11, 15 dan 17. Soal-soal yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2009: 258). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas yaitu menggunakan rumus Cronbach Alpha:

= (� − ) −� ∑�� � (Arikunto, 2002:109)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen

� = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑�� = total varians instrumen

(30)

Untuk menginterpretasi koefisien reliabilitas digunakan kriteria Guilford (Sundayana, 2010:71) sebagai berikut:

0,800 ≤ ≤ 1,000 = Sangat Tinggi

0,600 ≤ ≤ 0,800 = Cukup

0,400 ≤ ≤ 0,600 = Sedang

0,200 ≤ ≤ 0,400 = Rendah

0,00 ≤ ≤ 0,200 = Sangat rendah

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan setelah instrumen penelitian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah dalam memperoleh data penelitian. Teknik yang dilakukan dalam penelitian dengan memberikan tes. Tes yang diberikan berbentuk uraian (essay) untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa baik sebelum dilakukan tindakan maupun setelah dilakukan tindakan (pre-test dan post-test).

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dilapangan melalui intrumen penelitian, selanjutnya dianalisis, dengan tujuan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Setalah pengambilan data dilapangan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan media film pendek, dilakukan analisis data melalui perhitungan statistik. Adapun langkah perhitungannya sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

(31)

menggunakan program pengolah data SPSS (Statistical Product and Service Solution) melalui uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rumus uji t. Uji t ini dilakukan untuk membandingkan skor post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t hipotesis ini menggunakan rumus :

t= ̅ − �

/√� (Sugiyono 2011, hlm 250)

Keterangan :

t : nilai t hitung

X : Rata- rata X

� : Nilai yang di hipotesiskan

� : Simpangan Baku

� : jumlah anggota sampel

Pada pengerjaannya, peneliti menggunakan program pengolahan data SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution) untuk membantu peneliti dalam menghitung statistik uji t dan mempermudah mengolah data hasil penelitian ini.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

(32)

pendahuluan dengan mengujungi tempat yang dijadikan penelitian, merumusakan masalah, merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, memilih metodelogi penelitian, menetukan variabel penelitian, dan merancang instrumen penelitian yang akan digunakan.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan.Dalam hal ini universitas yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada. b. Memberikan pre-test.

c. Manayangkan film pendek kepada kelompok eksperimen selama 3 (tiga) kali pertemuan.

d. Memberikan post-test.

Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan berikut ini: Pertemuan Pertama

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Manayangkan film pendek kepada kelompok eksperimen pada pertemuan pertama.

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen, Pertemuan Kedua

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Manayangkan film pendek kepada kelompok eksperimen pada pertemuan kedua. 3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen,

Pertemuan Ketiga

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

(33)

Prosedur pada tiap pertemuan sama, yaitu melakukan pre-test, menayangkan film pendek, dan melakukan post-test yang membedakannya yaitu film pendek yang ditayangkan tiap pertemuan.

3. Tahap Pengolahan Data Hasil Penelitian

Data yang terkumpul di lapangan kemudian diolah secara statistik untuk menguji hipotesis penelitian, serta menarik kesimpulan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

4. Tahap Pembuatan Laporan Penelitian

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan media film pendek terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Simpulan diatas dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :

1. Ditinjau dari aspek berpikir lancar, penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek fluency (keterampilan berpikir lancar) pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan berpikir mahasiswa dalam aspek berpikir lancar setelah diberi perlakuan. Selain itu penggunaan media film pendek dalam proses pembelajaran juga menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga meningkatkan minat mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif mereka untuk dituangkan dalam bentuk sebuah produk yaitu film pendek mengenai pembelajaran dan pendidikan.

(35)

untuk dituangkan dalam bentuk sebuah produk yaitu film pendek mengenai pembelajaran dan pendidikan.

3. Ditinjau dari aspek berpikir merinci, penggunaan media film pendek penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek elaboration (keterampilan berpikir merinci) pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan berpikir mahasiswa dalam aspek berpikir merinci setelah diberi perlakuan. Selain itu juga penggunaan media film pendek dalam proses pembelajaran menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga meningkatkan minat mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif mereka untuk dituangkan dalam bentuk sebuah produk yaitu film pendek mengenai pembelajaran dan pendidikan.

4. Ditinjau dari aspek berpikir orisinil, penggunaan media film pendek efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada aspek originality (keterampilan berpikir orisinil) pada mata kuliah Media Televisi dan

Video. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan berpikir mahasiswa dalam aspek berpikir orisinil setelah diberi perlakuan. Selain itu juga penggunaan media film pendek dalam proses pembelajaran menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga meningkatkan minat mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif mereka untuk dituangkan dalam bentuk sebuah produk yaitu film pendek mengenai pembelajaran dan pendidikan.

B. Saran

(36)

1. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media film memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Media Televisi dan Video. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan dosen sebagai pengajar, fasilitator, dan pengembang media pembelajaran.

Suatu proses pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak adanya motivasi dan inovasi dari mahasiswa. Hal tersebut dapat muncul dari dalam diri mahasiswa (intern) dan dari luar diri mahasiswa (ekstern). Dibutuhkan peranan dosen untuk membuat proses belajar mengajar menjadi menarik dan membuat mahasiswa menjadi tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu seorang dosen diharapkan dapat memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang lebih kreatif dan variatif sehingga memotivasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengambangkan kemampuan diri mereka.

2. Bagi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunkasi saat ini dirasakan sangat penting dan merupakan suatu fenomena yang signifikan bagi kemajuan dunia pendidikan kita terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan sebagai lembaga yang secara akademis mempelajari konsep dan aplikasi media pembelajaran dalam upaya mengefektifkan kegiatan belajar.

(37)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tentang efektrivitas penggunaan media film pendek masih perlu untuk dilanjutkan mengingat semakin berkembangnya media digital lainnya di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk:

a. Mengembangkan media film ini lebih variatif dan interaktif sehingga lebih meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kualitas mahasiswa.

b. Menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengkaji lebih dalam tentang media film pendek pada jenjang yang berbeda, mata kuliah yang berbeda dan populasi yang lebih besar.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Komala, Karlinah. (2012). Komunikasi massa: suatu pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran (prinsip, teknik dan prosedur). Bandung: Remaja Rosdakarya.

_________. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2008). Dasar-dasar evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.

__________. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. edisi revisi,Cetakan Kesebelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong, Uchjana. (1992). Ilmu komunikasi dan praktek. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.

Effendy, H. (2002). Mari membuat film panduan menjadi produser. Yogyakarta:

Panduan dan Pustaka Konfiden.

Lisnawati, E. 2013. Hubungan antara praktik produksi program televisi dan video melalui teknik peer group dengan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah media televisi dan video: studi korelasi pada mahasiswa konsentrasi perekayasa pembelajaran jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miarso, Y. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana. Munandar, U. (1992). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Jakarta : Gramedia

___________. (2002). Kreativitas dan keterbakatan: strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

___________. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution. (1999). Teknologi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Rachmawati, Y. dkk. (2010). Strategi pengembangan kreativitas pada anak taman kanak-kanak. Jakarta: Kencana.

(39)

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistik pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Jakarta : Raja Grafindo

Sudjana dan Rivai. (2005). Media pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo Sudjana, N dan Ibrahim. (2009) . Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2011). Statistik untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.

________. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Y dan Sujiono, B. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak. Jakarta: PT Indeks.

Sundayana, R. (2010). Statistika penelitian pendidikan. Garut: STKIP Garut Press.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, kebudayaan & perkembangan iptek. Bandung: Alfabeta.

Susilana, R dan Riyana, C. (2008). Media pembelajaran. Bandung : FIP UPI.

Online

Ginanjar, F. (2012). Profil jurusan kurikulm dan tekonologi pendidikan universitas pendidikan indonesia [Online]. Tersedia di: http://www.slideshare.net/fajargm/profil-jurusan-kurikulum-dan-teknologi-pendidikan-universitas-pendidikan-indonesia. Diakses 5 Maret 2014

Irfianto, I. (2014). Makna kekerasan pada film jagal (the act of kiliing). analisis semiotika roland barthes pada film dokumenter "jagal (the act of killing)" tentang pembunuhan anti-pki pada tahun 1965-1966, karya joshua oppenheimer. [Online]. Tersedia di: jbptunikompp-gdl-irfanirfia-34731-5-unikom_i-i.pdf. Diakses: 13 April 2015.

Kurtek. (2010). Kompetensi lulusan jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan [Online]. Tersedia di: http://kurtek.upi.edu/v2/?=node35. Diakses 1 Maret 2014

(40)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kriteria Acuan Validitas Soal
Tabel 3.4 Tabel Uji Validitas Butir Soal

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian di

Riset ini mengg unaka n model Tawh idi Strin g Relat ion (TSR ) yang didas arkan pada Al Quran dan Hadit s yang diser tai denga n Circu lar Causa tion Analy sis. Hasil

Ketidak jelasan zonasi di daerah tersebut disebabkan karena, hutan mangrove di daerah Teluk Lampung tidak terlalu luas dan sudah banyak mengalami kerusakan, sehingga

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika materi nilai

dapat didefinisikan sebagai suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan dengan cara membuat semua

Ancak kodlama eğitiminde blok tabanlı ve metin tabanlı programlama araçlarına yönelik farklı tutum ölçeği geliştirilebilir.. Aynı şekilde farklı eğitim düzeylerinde

c) Dari hasil uji t diperoleh thitung untuk variabel Karakteristik Kepribadian sebesar 4,872 sedangkan ttabel sebesar 1,991, maka Ho ditolak sehingga

Dalam hal melakukan peninjauan kegitan pentingnya untuk melakukan pembinaan yang menyangkut masalah penata laksanaan atau pengelolaan keuangan tingkat puskesmas,