• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232009102 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232009102 Full text"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERATAAN LABA TERHADAP

KEKAYAAN PEMEGANG SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BEI TAHUN 2007- 2011.

Oleh:

FLORANSSIA HAYU RISTIKASARI NIM : 232009102

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji syukur bagi Tuhan, atas segala rahmat dan kemurahan-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas kerja ini. Penulis menyadaritanpa kasih karunia-Nya, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang berupa dorongan, informasi, nasehat,dan bimbingan, penulisan kertas kerja ini tidak dapatberjalan dengan baik. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis inginmenyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1.Bp. Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2.Bp. Harijono SE., MAF., M.Com (Hons)., Phd., selaku dosen pembimbingyang telah bersedia memberikan pengarahan, waktu dan motivasi selamapenyusunan kertas kerja ini.

3.Bp. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku Kaprogdi Akuntansi FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 4.Ibu Yayuk Ariani, Ssi, Mscselaku wali studi, terimakasihatas dukungan

dan bimbingannya selama ini.

5.Seluruh Staf Pengajar dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Kristen Satya Wacana yang telah membagikan pengetahuan,pengalaman serta pelayanan kepada penulis demi kemajuan danperkembangan akademik.

6.Bapak dan Ibu tercinta, adik - adikku (Harra Satria Nugraha, Michael Harra Adi Nugraha Putra) dan Ferdianto Kangsotrisno untuk semua doa dan dukungan yangtidak pernah berhenti mengalir, semangat, dan kesabaran, sehingga penulisterus termotivasi untuk menyelesaikan kertas kerja ini.

(5)

membantu mencarikan beasiswa dan mendukung dalam doa dan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan bangku kuliah dengan baik.

8. Sahabat- sahabat baik saya: May Tia Arum, Handita Rachma, Indah Purwitasari, Nugraheni, Anita, Erlyna. Terimakasih untuk kerjasama dan dukungan selama berada di bangku kuliah. Terimakasih pula untuk Christina, Endah, Yoka, Nicholas, Ferrina, Septri, Titik untuk dukungan dan doa selama penulis mengerjakan kertas kerja.

9. Teman- teman asisten:Edy hariady, Susanah, Gian Javier, Rosita Adi, Sheila Radhani, Yulius, Citra Dwi estry. Terimakasaih atas dukungan dan kerjasama selama menjadi partner di asisten.

10.BPMFEB 2009-2010, 2010-2011, 2011-2012: Rendi Satria, Fitra Jossyana, Phylipus Rion Mayonice,Karina Kusumarini, Chiquita Yuliani, Fanny, Stevanno, Benny. Terimakasih atas pelajaran mengenai team work dan pengorbanan selama 3 periode. Kerja keras dan tawa teman- teman menjadi motivasi penulis untuk dapat menyelesaikan kertas kerja dengan baik.

11.Seluruh teman – teman angkatan 2009 yang selalu membantu dan mendukungpenulis selama dalam bangku perkuliahan.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan kertas kerja ini. Semoga Tuhan memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan.

Salatiga, 3 Juni 2013

(6)

Motto

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar

pada pengertianmu sendiri (amsal 3:5)

Pencobaan – pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan yang biasa, yang

tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak

akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu pada waktu kamu

dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga kamu dapat

menanggungnya (1 korintus 10:13)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Metode Penelitian ... 12

Populasi, Sampel dan Data ... 12

Model, Tehnik Analisis, dan Pengukuran Variabel ... 13

Hasil Penelitian ... 19

Statistik Deskriptif ... 19

Regresi Panel 21 Korelasi ... 23

Kesimpulan dan Saran ... 26

Kesimpulan ... 26

Implikasi teori dan terapan ... 27

Keterbatasan Penelitian ... 28

Saran Penelitian Mendatang ... 28

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Statistik Deskriptif ...18

Tabel 2 : Tabel Regresi Panel Perataan laba dan respon pasar ...20

Tabel 3 : Tabel beta distribution dan uji beda man whitney ...21

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Statistik Deskriptif... 31

Lampiran 2 : Tabel Regresi Panel Perataan laba dan respon pasar ... 31

Lampiran 3 : Tabel uji beda mann whitney risiko ... 32

(10)

ABSTRACT

This study examines the effect of income smoothing and risk response in the Indonesian market as a proxy variable of shareholder wealth. The research methodology used is based Wang and Williams(2006). The sample used in this study were 110 companies listed on the Stock Exchange during the five years(2007-2011). Hypothesis testing using panel regression analysis. The results of this study indicate that here is no effect of income smoothing on the market response. This study also proves that the risk of companies doing income smoothing is higher than that does not do income smoothing.

(11)

SARIPATI

Penelitian ini mengkaji pengaruh perataan laba terhadap respon pasar dan risiko di Indonesia sebagai variabel yang menjadi proksi dari kekayaan pemegang saham. Metodologi penelitian yang digunakan mengacu Wang dan Williams (2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 5 tahun (2007-2011). Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi panel. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh perataan laba terhadap respon pasar. Penelitian ini juga membuktikan bahwa risiko perusahaan yang melakukan perataan laba lebih tinggi daripada yang tidak melakukan perataan laba.

(12)

Pengaruh Perataan Laba Terhadap Kekayaan Pemegang

Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2007- 2011.

PENDAHULUAN

Pada dasarnya perataan laba dipandang sebagai kecurangan yang

menyesatkan dan tidak bermoral yang dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan Ronen dan Sadan (1981) dalam Wang dan Williams (2006).

Saring (2006) menyebutkan bahwa di satu sisi, praktik manajemen laba

dianggap menimbulkan keraguan pada integritas akuntan, dimana praktik ini

tetap menggunakan ketentuan – ketentuan yang adamisal prinsip yang

diterima umum(PABU), namun dikelola sedemikian rupa oleh manajemen

sehingga mengorbankan kepentingan pihak pengguna informasi tersebut.

Apabila laporan ini digunakan dalam pengambilan keputusan maka informasi

tersebut dapat menyesatkan sehingga tidak reliable. Namun Tucker dan Zarowin (2006) memandang dalam dua sisi yang berbeda, mereka

mengemukakan bahwa di satu sisi, perataan laba meningkatkan

keinformatifan informasi laba jika manajer menggunakan kebijakan mereka

untuk berkomunikasi mengenai penilaian mereka terhadap laba masa depan.

Disisi lain, perataan laba akan menimbulkan pengungkapan laba yang

menyesatkan jika manajer dengan sengaja melakukan penataan angka

(13)

menambahkan dari sisi positif perlakuan manajemen perusahaan terhadap

perataan laba dimana, manajemen laba merupakan suatu hal yang wajar ketika

seorang manajer mempunyai informasi lebih banyak dibandingkan pemakai

laporan keuangan lainnya sebagai akibat dari keahlian yang mereka miliki

mengenai kinerja perusahaan.

Sejalan dengan pendapat penelitian sebelumnya yang dilakukanWang

dan Williams (2006), penelitian ini mendukung bahwa perataan laba yang

dilakukan oleh perusahaan merupakan hal yang positif dan potensial. Praktik

perataan laba dapat meningkatkan nilai informasi laba yang tercermin dari

laporan keuangan perusahaan pada pasar modal.

Menurut Wang dan Williams (2006), proses perataan laba tidak lepas

dari pengetahuan pribadi manajer mengenai pemahaman kinerja dan

keberlangsungan perusahaan di masa depan perusahaan (going concern). Pengetahuan manajer mengenai kinerja masa depan perusahaan adalah

sesuatu yang sangat berharga bagicalon investor. Para investor yang

diuntungkan dari pengetahuan manajer perusahaan mengenai informasi masa

depan perusahaan, diharapkan dapat merespon positif terhadap informasi

mengenai pendapatan/dividen yang akan diterima dalam jangka panjang.

Respon positif ini berimbas terhadap harga saham perusahaan di pasar modal

yang tentunya akan menguntungkan dan mempengaruhi kekayaan pemegang

(14)

Di Indonesia penelitian mengenai perataan laba juga telah dilakukan oleh

Juniarti dan Corolina (2005);Budhijono (2006); Silviana (2006); Kartika dan

Zulaikha (2009);Azhari (2010) dimana fokus mengungkapkan faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya perataan laba. Sedangkan Mursalim(2006);

Achmad et al. (2007) mengungkapkan perataan laba terhadap motivasi

investor dalam berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia. Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat dikatakan bahwa

praktek perataan laba telah terdapat pada perusahaaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Namun, belum ada studi yang meneliti secara empiris

mengenai hubungan antara perataan laba dan kekayaan pemegang saham yang

ada di Indonesia.

Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumya yang dilakukan Wang dan

Williams (2006), dimana menjabarkan perataan laba dalam 2 indikator

sebagai dasar dalam penelitian ini yaitu respon pasar dan risiko perusahaan.

Wang dan Williams (2006), mengemukakan bahwa di Amerika perataan laba

dapat bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan dan calon investor.Selain

itu, penelitian sebelumnya menunjukan bahwa respon pasar terhadap

perusahaan dengan perataan laba empat kali lebih besar dari perusahaan lain

yang tidak melakukan perataan laba. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti

pengaruh perataan laba terhadap kekayaan pemegang saham yang terjadi di

Indonesia. Objek yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah perusahaan

(15)

memenuhi standar dalam hal pelaporan keuangan dan pertanggungjawaban

terhadap publik. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 5 tahun yaitu

tahun 2007 - 2011.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan persoalan penelitian sebagai

berikut:

Bagaimana pengaruh perataan laba terhadap kekayaan pemegang saham

pada publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2007- 2011?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perataan laba

yang terlihat dari 2 indikator yaitu respon pasar dan risiko. sehingga dengan

adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui respon pasar terhadap

perataan laba pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2007- 2011 dan untuk mengetahui hasil dan besaran pengaruh

perataan laba yang dilakukan perusahaan terhadap risiko yang akan dialami

(16)

TELAAH PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

Pengertian Perataan laba

Perataan laba (income smoothing) merupakan suatu bentuk manajemen atas laba yang mencerminkan kinerja perusahaan dengan tidak

sebagaimana keadaaanya, tetapi merupakan tampilan yang diinginkan

manajemen (Siegel dan Shim, 1999).

Terjadinya perataan laba menurut Healy dan James (1998), adalah ketika

manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan dalam

penataan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk

menyesatkan beberapa stakeholder tentang tata kelola keuangan yang mendasari perusahaan. Sedangkan menurut Silviana (2009), perhatian

investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan

prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi tersebut

mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation).

Keterjadian perataan laba secara positif menurut Mursalim (2006)

mengemukakan bahwa income smoothing menandakan tidak pada penyimpangan atau pemalsuan, tetapi pada peluang luas yang terdapat

(17)

utama adalah untuk melunakkan variabilitas laba setiap tahunnya, dengan

mengalihkan pendapatan dari tahun yang baik ke tahun yang buruk. Dalam

hal ini pendapatan masa yang akan datang ataupun sebaliknya, demikian

pula halnya dengan biaya dapat dimodifikasi dengan mengalihkan beban

atau kerugian dari periode ke periode contohnya adalah pengurangan biaya

(discretionary cost; seperti biaya iklan) pada tahun berjalan untuk memperaiki laba periode berjalan, kebijakan ini disebut real smoothing. Perataan laba menurut Azhari (2010) dapat dilakukan dengan tiga cara,

yaitu:

1. Manajemen dapat menentukan waktu terjadinya kejadian tertentu

melalui kebijakan yang dimiliki.

2. Mengubah metode akuntansi.

3. Manajer memiliki kebijakan sendiri dalam mengklasifikasikan pos- pos

laba rugi tertentu ke dalam kategori yang berbeda.

Pengertian Kekayaan Pemegang Saham

Menurut Gitman (2009) pemegang saham adalah pemilik sebuah

perusahaanyang kepemilikannya, atau ekuitas, dibuktikan dengan baik

saham biasa atau saham preferen. Kekayaan pemegang saham didapatkan

(18)

Capital gain adalah selisih pendapatan yang didapat pemegang saham suatu perusahaan dari harga saham di bursa efek.

Kekayaan pemegang saham akan berunjuk pada kesejahteraan

pemegang saham. Menurut Widayanti (2009) mengemukakan bahwa

kesejahteraan pemegang saham diukur dari harga saham. Semakin tinggi

harga saham perusahaan maka semakin tinggi kesejahteraan pemegang

saham. Variabel keputusan yang utama dalam proses maksimalisasi

kesejahteraan adalah kas yang diterima oleh pemegang saham (return) dan risiko (risk) yang harus ditanggung oleh pemegang saham.

Pengertian Respon pasar

Respon pasar adalah reaksi pasar dalam menanggapi kejadian yang

terjadi pada pasar modal, Hal ini berkaitan dengan harga saham. Subekti

(2002) dalam Restuningdiah (2010) menyatakan pasar bereaksi dengan

cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang

sepenuhnya mencerminkan informasi yang ada maka kondisi pasar seperti

ini yang dikatakan pasar efisien. Selanjutnya Scott (2000) dalam

Restuningdiah (2010) mengemukakan beberapa hal yang menyebabkan

respon pasar berbeda- beda adalah persistensi laba, struktur permodalan

(19)

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa laba

merupakan indikator yang sangat berpengaruh terhadap respon pasar pada

modal saham perusahaan.

Pengertian Risiko

Menurut Suhardiyah (2001), risiko merupakan kemungkinan

perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar perbedaanya semakin besar risiko.Widayanti

(2009)mengemukakan risiko adalah variabilitas return dari suatu aset (uncertainty), dimana semakin yakin pendapatan dari suatu aset, semakin berkurang variabilitas pendapatannya berarti risiko semakin kecil.

Nalar Konsep dan Hipotesis Penelitian

Tuntutan terhadap pihak manajemen perusahaan untuk

mensejahterakan pemegang saham, dan pandangan investor yang dianggap

selalu tertuju pada laporan keuangan perusahaan mendorong manajer

untuk melakukan manajemen atas laba. Sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan Wang dan Williams (2006), Penelitian ini

berpendapat bahwa perataan laba yang dilakukan perusahaan akan

berimbas terhadap 2 hal yaitu respon pasar dan risiko perusahaan.

Indikator yang pertama yaitu respon pasar. Menurut teori

(20)

kondisi perusahaan lebih baik dibandingkan pemegang saham. Oleh karena

kerahasiaan perusahaan, manajer seringkali hanya bisa memberi signal

kepada investor terkait kondisi perusahaan.

Menurut Wang dan Williams (2006) dengan melakukan perataan

laba, manajer sedang memberikan signal informasi kepada investor terkait

masa depan perusahaan. Manajer akan melakukan perataan laba (i.e.

meningkatkan laba dari tahun ke tahun) apabila ia yakin akan kondisi masa

depan perusahaan yang semakin meningkat. Selain itu, manajer akan

melakukan perataan laba apabila ia yakin akan akurasi prediksi laba

perusahaan dimasa yang akan datang. Secara singkat, praktek perataan laba

dianggap sebagai cerminan keyakinan manajer terhadap masa depan

perusahaan yang baik. Oleh karena harga saham sangat ditentukan

informasi terkait prospek perusahaan, signal perataan laba ini akan

direspons secara positif oleh investor. Hasil penelitian empiris yang

dilakukan Wang dan Williams (2006) konsisten dengan prediksi ini.

Berdasarkan argumentasi dan hasil penelitian Wang dan Williams dapat

dirumuskan hipotesa:

(21)

Indikator kedua yang dipakai untuk melihat dampak perataan laba

terhadap kekayaan pemegang saham adalah pengaruhnya terhadap risiko.

Model dasar penilaian saham (Widayanti, 2009) dirumuskan sebagai

berikut:

pemegang saham) berbanding terbalik dengan return yang diharapkan (ks).Tingkat return ditentukan oleh tingkat risiko.

Untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan ditanggung

oleh investor dapat tercermin dari koefisien Beta ( ) dimana diperoleh

(22)

Risiko diukur dengan beta. Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa

semakin tinggi risiko semakin tinggi return yang diharapkan. Berdasarkan

model harga saham dapat pula dilihat bahwa semakin tinggi return yang

diharapkan semakin rendah harga saham. Sebaliknya semakin rendah risiko,

semakin rendah pula return yang diharapkan dan semakin tinggi harga saham. Menurut Wang dan Williams (2006), keputusan melakukan perataan

laba pada laporan keuangan yang didasarkan pada pengetahuan pribadi

manajer mengenai kinerja perusahaan dimasa depan merupakan hal yang

sangat krusial. Dengan melakukan praktek perataan laba pada laporan

keuangan, manajer dianggap mampu untuk memprediksi masa depan

perusahaan dengan lebih baik. Dengan kemampuan prediksi masa depan yang

lebih baik, manajer akan mampu melakukan perencanaan dengan lebih baik

sehingga risiko perusahaan akan lebih rendah. Perusahaan dianggap lebih

dapat memprediksi produktifitas kinerja perusahaan di masadepan sehingga

dapat mengurangi risiko. Wang dan Williams (2006) membuktikan hubungan

yang negatif antara perataan laba dengan risiko. Berdasarkan argumentasi dan

hasil penelitian mereka dapat dirumuskan hipotesa:

(23)

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hipodeduktif

(hypodeductive research) yaitu jenis penelitian yang menggunakan analisis statistik untuk membuktikan dugaan penelitian terhadap masalah

yang akan diteliti.

Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data saham

perusahaan dan sumber data laporan keuangan tahunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai tahun berakhir pada 31 desember

2007 sampai 31 desember 2011 yang diperoleh dari publikasi laporan

keuangan diperoleh dari situs PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

www.idx.co.iddan Indonesia Capital Market Directory(ICMD)

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaanmanufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 hingga 2011. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang telah memenuhi kriteriayang berjumlah 110 perusahaan.

Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel karena

sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang manufaktur Parawiyati dan Baridwan (1998) dalam

(24)

Penelitian ini menggunakan periode pengujian lima tahun yaitu

2007-2011. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sample yaitu sampel yang diambil untuk sesuai dengankriteria tertentu.Untuk dimasukan

dalam sampel, perusahaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan harus memiliki akhir periode 31 desember

b. Perusahaan harus memiliki data laba yang tersedia di BEI dan ICMD

dari tahun 2007 sampai 2011.

c. Perusahaan harus memiliki data harga saham harian maupun tahunan

yang tersedia di BEI untuk tahun 2007- 2011.

d. Perusahaan merupakan perusahaan yang non banking dan perusahaan

non utilitas

Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik

analisis statistik. Teknik analisis statistik yang digunakan yaitu regresi panel

dan korelasi. Teknik tersebut berguna untuk memperoleh data tentang

pengaruh perataan labaterhadap kekayaan pemegang saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011.

Adapun model yang digunakan dalam menguji hubungan antara perataan

laba dan respon pasar, menggunakan dua parameter yaitu dari pendapatan tak

(25)

pasar atau market value untuk masing masing kedua kelompok yang dibandingkan.

Model persamaan regresi panel adalah sebagai berikut:

CAR i,t = 0 + 1 Di,t + 2 RISK i,t + 3 SIZE i,t + 4 UINCi,t + 5

Di,t*UINCi,t + 6RISK*UINCi,t+ B7 SIZE*UINCi,t+ei,t

Keterangan:

CARi,t =Cumulative Abnormal Return saham i pada periode t, yang diakumulasi dari abnormal return saham i mulaidari awal periode peristiwa (t3) sampai periode t.

Di,t =Dummy variable untuk perataan laba, dimana laba 5 tahun dicari

perubahan pendapatannya kemudian di sort dari yang kecil ke besar kemudian dilakukan pemberian dummy variable dimana 1 menunjukan perusahaan yang melakukan perataan laba jika perubahan pendapatan

pada tahun t kurang dari 50 persentil, 0 menunjukan perusahaan yang

tidak melakukan perataan laba jika perubahan pendapatan pada tahun t

lebih dari 50 persentil

(26)

menunjukan risiko pada perataan laba jika lebih tinggi 50 persentil dan

0 adalah kebalikannnya.

SIZE =Dummy variabel untuk ukuran perusahaan, langkah yang sama seperti RISK dimana market value (market capitalization) di sort dari yang kecil ke besar kemudian 1 jika lebih rendah 50 persentil dari dan

0 adalah kebalikannnya. Dipilih sebagai variabel control sehingga

pengujian terhadap CAR konstan.

=Perbedaan respon pasar antara perusahaan yang melakukan perataan

laba dan yang tidak melakukan perataan laba.

(27)

Maka Rumus Abnormal Return-nya :

Keterangan :

ARi,t = Abnormal Return Saham i pada periode t

Ri,t = Return Sesungguhnya terjadi saham i pada periode t

Rm,t = Return Market !"# !"#

!"#

Keterangan :

CARi,t = CumulativeAbnormal Return saham i pada periode t, yang diakumulasi dari abnormal return saham i mulai dari awal periode peristiwa (t3) sampai periode t.

ARi,t = Abnormal Return i pada periode a, yaitu mulai t3 sampai hari/periode t

(28)

UINC diukur dengan perbedaan antara pendapatan yang dilaporkan pada

laporan keuangan dan nilai yang diharapkan (expected return) ditunjukan oleh model random walk.

Model random walk secara umum dapat disebutkan sebagai berikut

Dan dapat disederhanakan sebagai berikut

Keterangan:

Xt = nilai dari periode tahun t

Xt-1 = nilai dari tahun sebelumnya

et = nilai dari error atau perubahan yang terjadi pada periode t

Untuk menguji UINC menggunakan random walk dapat dihasilkan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

$% = nilai laba yang diperkirakan pada tahun t

=interceptatas laba

= regresi time series atas laba

& & ' (

& & (

(29)

$% = nilai laba yang diperkirakan pada tahun t-1

Sedangkan nilai unexpected income (UINC) didapat dari selisih antara reported income pada laporan keuangan dan laba yang diperkirakan (INCt)

Sejalan dengan penelitian terdahulu Wang dan Williams (2006), hubungan

antara perataan laba dan risiko perusahaan (beta) dihitung dari regresi estimasi

beta dari risiko perusahaan dan rata- rata beta dari kedua grup. Berdasarkan

single index model rumus koefisien Beta ( ) dapat dijabarkan sebagai berikut:

Keterangan:

=Return saham pada tingkat bunga i =Return pasar

( =random error saham

) =bagian dari return yang tidak dipengaruhi oleh return pasar * =koefisien Beta untuk mengukur perubahan yang terjadi pada Rm

(30)

Analisis Data dan pembahasan

Penelitian ini menggunakan data selama 5 tahun yaitu tahun 2007 – 2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

pada tahun 2007 berjumlah 124 perusahaan. Dari jumlah perusahaan tersebut, 14

perusahaan tidak termasuk dalam kriteria dimana dalam jangka 5 tahun tetap terdaftar

di BEI. Sehingga, sampel akhir berisi 110 perusahaan yang dapat diteliti.

! "#$%

& ' ' (& ) )* + , ( * - '

* '. ' * ' + , ( * ' ( (

( . '* )* ) ( ( .

Tabel diatas menyajikan ringkasan statistik variabel yang digunakan dalam

penelitian regresi panel. Data statistik tersebut merupakan keseluruhan data 5 tahun

dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Terdapat 530 data dari setiap variabel- variabel

(31)

Awal dari penelitian ini adalah mengklasifikasikan kelompok perusahaan

yang melakukan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.

Klasifikasi ini didasarkan pada nilai absolut perubahan pendapatan/ laba pada laporan

keuangan perusahaan. Alternatif ini digunakan melalui regresi time series pada laba dari perusahaan.

Untuk menguji hubungan antara perataan laba dan koefisien respon

pendapatan, digunakan estimasi parameter dari meregresikan unexpected income (UINC) pada Cummulative abnormal returns (CAR) untuk kedua grup. Dimana nilai unexpected income (UINC) didapat dari selisih antara reported income pada laporan keuangan dan laba yang diperkirakan (INCt) berdasar random walk model.

Pengujian pertama fokus pada respon pasar terhadap pendapatan yang

dilakukan oleh perusahaan yang melakukan perataan laba pada laporan keuangan

perusahaan tersebut.Pada hipotesa pertama diekspektasikan respon pasar pada

perusahaan yang melakukan perataan laba akan lebih tinggi dari perusahaan yang

(32)

/0 / /$ /1 /% /# /2 /3 4 5

perbedaan respon pasar dari perusahaan yang melakukan perataan laba maupun

tidak melakukan perataan laba.Dapat terlihat pada tabel 2 dimana D, 5 tidak

signifikan. Atau dapat dikatakan bahwa perataan laba yang dilakukan perusahaan

di Indonesia tidak mempengaruhi respon pasar.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Wang

dan Williams (2006), dimana keadaan di Indonesia menunjukan sesuatu

yangberbeda dengan keadaan di Amerika. Dapat diartikan bahwa di Indonesia

tidak adanya perbedaan respon pasar perusahaan yang melakukan perataan laba

(33)

Untuk menguji hubungan antara risiko perusahaan dan perataan laba, beta

berasal dari regresi dari harga saham perusahaan. Pada hipotesa kedua

diekspektasikan rata- rata beta dari perusahaan yang melakukan perataan laba

lebih rendah dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba dan hasil uji

spearman negatif untuk risiko.

Berdasarkan hasil uji bedat independent sample dan mann whitney yang tercermin pada tabel 3 menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian

sebelumnya dimana adanya perlakuan perataan laba pada perusahaan berdampak

positif pada risiko.

+ ,

' ( ( 4 * ( .

' 1

? ' * ? (

"#$%

)* ** ( * )* ** (

? ' ; * + 4 -( 6 ,

Dapat dilihat pada tabel 3, dimana perusahaan yang melakukan perataan

(34)

melakukan perataan laba (-0,51). Dapat dikatakan bahwa risiko perusahaan yang

melakukan perataan laba lebih besar dari perusahaan yang tidak melakukan

perataan laba.

Hasil uji mann whitney juga mendukung penelitian mengenai risiko

dimana signifikan pada tingkat signifikansi 0,001. Hasil penelitian menunjukan

bahwa ada perbedaan antara risiko perusahaan yang melakukan perataan laba dan

tidak.

Hal ini juga dibuktikan berdasarkan hasil dari pengujian korelasi spearman

dimana korelasi untuk risiko perusahaan yang melakukan perataan laba positif

(35)

berpengaruh positif pada risiko (BETA) atau meningkatkan risiko perusahaan yang

melakukan perataan laba.

Selain itu hasil dari korelasi Spearman yang signifikan dan positif pada ukuran

perusahaan (MV) yaitu (0,201).MV positif dan signifikan menunjukan bahwa

semakin besar ukuran perusahaan ada kecenderungan untuk melakukan peratan laba.

Hal ini sesuai dengan penelitian perataan laba yang sebelumnya telah dilakukan

di Indonesia dimana berdasarkan political cost hypothesis dalam teori akuntansi, positif ditemukan bahwa perusahaan besar cenderung untuk melakukan pengelolaan

atas laba diantaranya melakukan income decreasing saat memperoleh laba tinggi ntuk menghindari munculnya peraturan baru dari pemerintah contohnya menaikan pajak

penghasilan perusahaan (Putu, 2009).

Risiko perusahaan di Indonesia memiliki korelasi positif dengan praktek

perataan laba, mengindikasikan kondisi berlawanan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan Wang dan Williams (2006), dimana perusahaan yang melakukan

perataan laba lebih berisiko dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.

Perataan laba pada dasarnya bersifat menutupi informasi yang sebenarnya harus

diungkapkan. Dengan keadaan negara dengan penegakan hukum yang kurang,

pemilik perusahaan sering kali justru berusaha menyembunyikan informasi dengan

melakukan perataan laba (Leuz,2003). Adanya perataan laba juga menyebabkan

(36)

perusahaan (Markiran, 2010). Praktek perataan laba yang tidak mencerminkan dan

mendasari kegiatan operasional perusahaan sebagai akibat kurangnya transparansi,

dapat mengurangi keyakinan investor tentang prospek perusahaan (Rajgopal dan

Venkatachalam,2010). Hal ini akan meningkatkan ketidakpastian terhadap prospek

(37)

Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini menginvestigasi hubungan antara perataan laba dan kekayaan

pemegang saham yang terjadi di Indonesia.Penelitian ini menemukan hal terbalik

dengan penelitian sebelumnya Wang dan Williams (2006), dimana

mendokumentasikan bahwa perataan laba justru tidak membawa manfaat pada

pemegang saham perusahaan dan investor. Terkhususnya penelitian ini menemukan

bahwa:

Hasil dari regresi panel membuktikan bahwa tidak adanya perbedaan respon

pasar Indonesia pada perusahaan yang melakukan perataan laba atau tidak.

Selain itu, Perusahaan yang melakukan perataan laba ternyata memiliki risiko

lebih besar dari pada yang tidak melakukan perataan laba. Dengan kondisi di

Indonesia dimana penegakan hukum dinilai kurang baik, investor lebih tidak

yakin tentang prospek perusahaan ke depan dari perusahaan yang melakukan

perataan laba. Hal ini menimbulkan ketidakpastian terhadap masa depan

perusahaan sehingga meningkatkan risiko perusahaan

Hal ini menunjukan bahwa kekayaan pemegang saham di Indonesia tidak

(38)

Implikasi teori

Perataan laba membawa dampak yang positif dan menguntungkan bagi

pemegang saham (Wang dan Williams, 2006).Akan tetapi fenomena ini nampaknya

hanya muncul di negara maju. Kondisi terbalik justru terjadi di negara berkembang

(seperti di Indonesia) sebagai imbas adanya perbedaan kondisi dimana penegakan dan

perlidungan hukum belum sepenuhnya tegas dan masih adanya dominasi atau kontrol

dari pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Implikasi terapan

Dengan mengetahui hasil dari penelitian diatas maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai implikasi terapan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa perusahaan yang melakukan perataan

laba justru lebih berisiko maka sebaiknya perusahan go public di Indonesia tidak melakukan perataan laba.

b. Dengan melihat hasil penelitian bahwa perusahaan yang melakukan perataan

laba lebih berisiko dan tidak ada perbedaan respon pasar pada perusahaan

yang melakukan perataan laba. Investor sebaiknya tidak memilih berinvestasi

(39)

Keterbatasan penelitian

Penelitian ini penulis hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai

sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, akibatnya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisaasi secara umum untuk setiap perusahaan publik

Indonesia. Selain itu untuk mengukur SIZE atau ukuran perusahaan peneliti menggunakan market capitalizationsesuai peneliti terdahulu Wang dan Williams (2006), sedangkan masih banyak cara lain dalam mengukur ukuran perusahaan.

Saran untuk penelitian mendatang

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya meneliti

perusahaan manufaktur saja melainkan seluruh perusahaan publik di Indonesia.

Selain itu penelitian mengenai karakter manajer yang melakukan perataan laba.

Karena sejauh ini belum adanya penelitian yang menyangkut mengenai tujuan dan

karakter manajer dalam mengambil keputusan untuk melakukan perataan laba dengan

pengetahuan akan risiko dan keuntungan melakukan perataan laba itu sendiri. Untuk

itu penelitian selanjutnya akan sangat berguna dalam menambah pengetahuan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, komarudin. 2007.”Investigasi Motivasi dan Strategi Manajemen Laba pada

Perusahaan Publik Di Indonesia”. Simposium Nasional X, Unhas Makassar

Azhari, Fadli.2012.”Analysis of Factors Infuencing Income Smoothing on

Manufacturing Companies of Basic and Chemical Indusry Sector Listed In

Indonesia Stock Exchange (2004- 2008)”.Jurnal Universitas Gunadarma

Budhijono, Fongnawati.2006. “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan

Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntabilitas, ISSN 1412-

0240, Vol.6 No.1 ;hlm. 70-79

Djaddang, Syahril.2006.”Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Buletin Penelitian Universitas Mercu Buana,

November

Gitman, Lawrence.2009.”Principles of Managerial Finance Twelve edition”.Pearson

International Edition

Healy, P.M. , dan K.G Palepu. 1993.”The Effect of Firms Disclosure Strategies on

(41)

Healy, Paul and Wahlen, James.1998.”A Review Of the Earnings Management

Literature and Its Implications For Standard Setting”. Accounting Horizons. Dec 1999, Volume: 13 Issue: 4 pp.365-383

Juniarti dan Corolina.2005.”Analisa Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap

Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan – Perusahaan Go Public”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, 148- 162.

Kartika, Ratih dan Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt.2009. ”Analisa Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang terdaftar di BEI (2006- 2009)”. Fakultas

Negeri Diponegoro Semarang

Leuz, C., N. Dhananjay, and P. Wysocki. “Investor protection and earnings

management: An international comparison.” Journal of Financial Economics 69(3) (2003): 505-527.

Markiran, Garen and Gill, Belen.2010. “Income Smoothing and Idiosyncratic

Volatility” Under Review, Journal of Accounting Research, University Jaume I

Mursalim. 2006. “Persepsi Dimensi Income Smoothing Terhadap Motivasi Investor

Dalam berinvestasi Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Pasca Sarjana Universitas

(42)

Putu, Luh. 2009.”Perataan laba (Income Smoothing) dan Analisis Faktor – Faktor

yang mempengaruhinya”. Accounting Analysis Journal, Vol 1 no 13, Universitas Negeri Semarang

Rajgopal, S. and M. Venkatachalam. “Financial reporting quality and idiosyncratic

return volatility” (2010). ForthcomingJournal of Accounting and Economics.

Restuningdiah, Nurika.2012. “Perataan laba Terhadap Reaksi Pasar Dengan

Mekanisme GCG dan CSR Disclosure”. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol 3 No

3, Hal 241-260

Siegel, J.G. and Shim, J.K. 1999. “Kamus Istilah Akuntansi(terjemahan)”.Cetakan ke

3. Media Komputindo. Jakarta.

Silviana. 2009.”Analisis Perataan Laba (Income Smoothing): Faktor- Faktor yang mempengaruhi perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Dasar Dan Kimis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2005- 2009)”.

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Suhardiyah, Martha.2001. “Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return saham

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta”. Majalah

Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Buana.

Tucker,Jennifer and Zarowin,Paul.2006. “Does Income Smoothing Improve Earnings

(43)

Widayanti, Rita. 2009.”Manajemen Keuangan Edisi Revisi”. Fakultas Ekonomi

UKSW

(44)

1. Deskriptif Statistik

2. Uji hubungan perataan laba dan respon pasar Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

(45)

3. Uji panel pearson dan spearman correlation matrix

Uji beda beta mann Whitney

Correlations

(46)

Uji beda t test

12,565 ,000 10,626 522 ,000 1,9870 ,18698 1,61962 2,35428

Gambar

Tabel 2  : Tabel Regresi Panel Perataan laba dan respon pasar ..................20
Tabel diatas menyajikan ringkasan statistik variabel yang digunakan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Putri (2011) makanan ringan ekstrudat adalah makanan ringan yang dibuat melalui proses ekstrusi dari bahan baku tepung dengan penambahan bahan makanan lain

Perkembangan telekomunikasi Indonesia berkembang sangat pesat, dibuktikan dengan munculnya berbagai operator telekomunikasi yang saling bersaing dengan berbagai

Terdapat pula diksi lain yang ditemukan berupa kata vulgar, idiom, neologisme, dan kata serapan; (2) majas yang dominan digunakan oleh Fahd Djibran dalam

Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa pengukuran jaringan 3G pada daerah medan baru berdasarkan parameter KPI serta perhitungan pathloss cos 231 dan

adalah bukti yang menunjukkan bahwa beberapa dari komponen struktural tersebut mengikuti sebuah pola tertentu pada saat organisasi berkembang

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakter kejiwaan tokoh utama dan nilai pendidikan karakter yang ada di dalam novel Kuantar ke

Keempat wawancara dengan Ibu Fatimah Selaku masyarakat Desa Peugayo yang membagikan harta warisan kepada anak-anaknya setelah suaminya meninggal 2 tahun yang lalu,

Dikotomi jalur pengembangan karir siswa sekolah menengah atas dan kejuruan memberikan kesempatan warga negara Indonesia untuk memilih sejak dini, apakah akan