• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah Luas dan batas administratif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah Luas dan batas administratif"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 1 BAB II

KONDISI UMUM

2.1. Gambaran Umum Wilayah 2.1.1. Luas dan batas administratif

Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang agraris dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah timur Provinsi Jawa Barat, terletak antara 072’ 00” - 0748’ 00” Lintang Selatan dan 10754’ 00” - 10826’ 00” Bujur Timur , wilayah Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta sebelah selatan adalah Samudera Indonesia.

Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km2 atau 270.881 ha dan secara administratif terdiri dari 39 kecamatan berada di dataran rendah. Kabupaten Tasikmalaya sudah berusia 914 tahun mengalami babak baru dalam perkembangan sejarahnya, yaitu dengan perpindahan ibu kota ke Singaparna. Perpindahan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2004 tentang Perpindahan Ibu kota Kabupaten Tasikmalaya dari wilayah Kota Tasikmalaya ke Singaparna yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan telah dilaksanakan peresmiannya pada bulan Agustus tahun 2010.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan Di Kabupaten Tasikmalaya

No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Cipatujah 246.67 21 Karangjaya 47.90 2 Karangnunggal 136.33 22 Manonjaya 39.41 3 Cikalong 139.66 23 Gunungtanjung 36.31 4 Pancatengah 201.85 24 Singaparna 24.82 5 Cikatomas 132.68 25 Sukarame 19.92 6 Cibalong 58.58 26 Mangunreja 29.64 7 Parungponteng 47.27 27 Cigalontang 119.74 8 Bantarkalong 59.83 28 Leuwisari 53.26 9 Bojongasih 38.58 29 Sariwangi 49.66 10 Culamega 68.32 30 Padakembang 37.70 11 Bojonggambir 169.29 31 Sukaratu 57.14

(2)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 2

No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 12 Sodonghilir 93.11 32 Cisayong 59.40 13 Taraju 55.85 33 Sukahening 28.42 14 Salawu 50.49 34 Rajapolah 21.45 15 Puspahiang 34.89 35 Jamanis 21.28 16 Tanjungjaya 36.69 36 Ciawi 45.31 17 Sukaraja 43.08 37 Kadipaten 45.79 18 Salopa 121.76 38 Pagerageung 66.74 19 Jatiwaras 73.37 39 Sukaresik 17.81 20 Cineam 78.79

(3)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 3 2.1.2. Kondisi Pesisir dan Laut

Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki wilayah pesisir yaitu Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal dan Kecamatan Cikalong dengan garis pantai sepanjang 54,5 Km² dengan wilayah pesisir dan lautan seluas 168,81Km², dengan kondisi yang berbukit dengan seismesitas relatif tinggi, bertopografi terjal, perairan dalam, memiliki subtrat pasir dan karang, pola arus dipengaruhi arus Samudera Hindia. Baltimetri pantai umumnya curam dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga timbul gelombang laut yang besar, kadang dapat timbul gelombang badai, serta arus laut yang relatif kuat, menjadi faktor kendala di dalam pengembangan wilayah. Selain itu untuk pemanfaatan jalur pelayaran memerlukan tingkat keaanan yang cukup tinggi.

Kendala-kendala inilah potensi wilayah pesisir di Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini belum dikelola secara optimal, dimana pengelolaan yang dilakukan sifatnya masih eksploitatif, sektoral dan belum terintegrasi, oleh karena itu dalam jangka menengah dan jangka panjang perlu dilakukan reoreintasi kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir, hal tersebut terkait potensi yang terdapat di wilayah pesisir secara ekonomi menyimpan potensi perikanan tangkap yang sangat besar demikian pula dengan potensi secara ekologis serta potensi secara sosial dimana masyarakat pesisir memiliki kebudayaan dan sistem pengetahuan yang sangat berharga bagi kegiatan usaha penangkapan ikan serta memiliki kearifan lokal yang berguna bagi upaya konservasi sumber daya alam.

Kondisi ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya, berdasarkan laporan terakhir Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD),

Kabupaten Tasikmalaya kurang menggambarkan keseimbangan

lingkungan hidup yang baik antara lingkungan ekositem alami dengan ekositem budaya buatan manusia akibat berbagai faktor antara lain ekploitasi penambangan pasir yang berlebihan, oleh karena itu perlu ada upaya lain diantaranya dengan pembuatan zonasi wilayah pesisir diharapkan akan mengeliminir dampak negatif kerusakan ekosistem

(4)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 4

lingkungan alami, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Potensi lain wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek wisata yang potensial untuk dikembangkan yaitu kawasan pesisir Cipatujah yang memiliki pantai yang lebar dan panjang di kawasan pantai selatan, keindahan pantai Cipatujah terlihat dari perpaduan hamparan pantai yang landai, gelombang laut yang besar dan perkebunan kelapa yang subur serta hamparan rumput yang luas, terdapat beberapa objek wisata di pantai Cipatujah diantaranya pantai Sindangkerta, pantai Pamayangsari, dan pantai Karangtawulan, tiap-tiap objek wisata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Pesisir pantai Cipatujah memiliki banyak potensi wisata yang cukup menarik seperti alunan ombak yang cukup besar, pantai sunset, panaroma laut lepas, wisata bahari, pantai pasir putih dan berjenis pasir besi sehingga baik untuk berjemur dan melakukan aktivitas rekreasi lainnya.

2.1.3. Kondisi Topografi

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian Utara merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar antara 1.000 – 2.500 meter dpl dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 meter dpl. Sebaran ketinggian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

(5)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 5 Tabel : 2.2

Luas Wilayah dan Ketinggian di Kabupaten Tasikmalaya

No Kecamatan Luas Wilayah ( ha ) Ketinggian (mdpl)

1 Cipatujah 24.666,59 0 – 500 2 Karangnunggal 13.632,86 0 – 400 3 Cikalong 13.966,48 0 – 200 4 Pancatengah 20.184,68 100 - 350 5 Cikatomas 13.268,46 50 - 500 6 Cibalong 5.857,51 100 - 600 7 Parungponteng 4.726,92 150 - 700 8 Bantarkalong 5.983,46 250 - 750 9 Bojongasih 3.858,33 250 - 700 10 Culamega 6.832,34 200 - 750 11 Bojonggambir 16.928,66 100 - 950 12 Sodonghilir 9.310,90 200 - 900 13 Taraju 5.585,17 350 – 1.250 14 Salawu 5.049,20 500 – 1.450 15 Puspahiang 3.489,21 350 – 1.500 16 Tanjungjaya 3.669,12 250 - 600 17 Sukaraja 4.308,06 200 - 550 18 Salopa 12.176,42 200 -1.150 19 Jatiwaras 7.336,59 150 - 600 20 Cineam 7.878,99 100 - 950 21 Karangjaya 4.789,85 150 - 900 22 Manonjaya 3.941,23 200 - 500 23 Gunungtanjung 3.631,16 300 – 1.000 24 Singaparna 2.481,86 400 – 450 25 Mangunreja 2.964,14 400 - 600 26 Sukarame 1.991,91 350 - 450 27 Cigalontang 11.974,43 450 – 2.100 28 Leuwisari 5.325,94 450 – 1.450 29 Padakembang 3.770,37 400- 850 30 Sariwangi 4.965,81 500 - 900 31 Sukaratu 5.714,38 450- 2.200 32 Cisayong 5.940,13 400 – 1.800 33 Sukahening 2.842,14 500 – 1.800 34 Rajapolah 2.145,42 450 - 600 35 Jamanis 2.128,08 450 - 800 36 Ciawi 4.531,28 500 -1.750 37 Kadipaten 4.578,70 600 – 1.550 38 Pagerageung 6.674,41 500 – 1.500 39 Sukaresik 1.780,53 400 - 500 Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya 2012

(6)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 6

Dilihat dari ketinggiannya maka Kecamatan Leuwisari,

Cigalontang, Sukaratu, Kadipaten, Pagerageung, dan Taraju merupakan kecamatan yang mempunyai ketinggian wilayah 1.000 diatas permukaan air laut (dpl), dan Kecamatan Cipatujah, Cikalong, dan Karangnunggal merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara0 – 100 m di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% - 8% sampai dengan kemiringan > 40 %, untuk luas wilayah kemiringan masing-masing kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel : 2.3

Luas Wilayah dan Kemiringan di Kabupaten Tasikmalaya

No Kecamatan Kemiringan (Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40% 1 Cipatujah 1.039,78 3.718,75 4.780,55 4.369,53 10.556,84 2 Karangnunggal 667,82 4.597,23 2.447,15 2.077,01 4.155,14 3 Cikalong 973,14 1.109,31 4.394,54 4.210,19 3.374,87 4 Pancatengah 1.221,61 2.695,72 7.636,24 4.681,89 3.761,36 5 Cikatomas 275,64 1.441,56 1.804,14 2.890,61 7.102,18 6 Cibalong 122,85 230,01 498,27 471,37 4.513,25 7 Parungponteng 116,98 776,36 1.574,87 1.541,98 1.030,00 8 Bantarkalong 796,14 914,50 1.625,44 1.210,51 1.453,39 9 Bojongasih 108,79 859,23 1.021,30 860,98 1.035,00 10 Culamega 106,67 378,24 812,25 612,75 4.355,85 11 Bojonggambir 216,21 680,73 4.154,12 2.033,06 7.952,48 12 Sodonghilir 84,81 913,17 2.184,46 1.945,84 4.782,93 13 Taraju 139,21 248,70 2.637,32 1.597,10 1.245,76 14 Salawu 587,92 292,46 1.614,86 1.647,10 1.959,39 15 Puspahiang 24,50 71,40 1.224,76 1.263,28 1.925,50 16 Tanjungjaya 212,50 701,09 1.591,92 1.272,50 37,50 17 Sukaraja 58,81 93,76 2.908,54 1.538,88 91,39 18 Salopa 29,65 2.049,39 3.773,48 3.244,52 2.023,31 19 Jatiwaras 92,24 1.307,88 3.494,51 2.804,60 1.200,00 20 Cineam 617,85 942,38 1.459,52 1.753,13 3.128,11 21 Karangjaya 236,84 354,75 720,25 591,74 2.881,98 22 Manonjaya 137,98 110,87 2.421,29 877,08 923,61 23 Gunungtanjung 839,71 620,00 210,00 924,09 1.729,63 24 Singaparna 1.034,37 697,04 153,80 46,20 13,40 25 Mangunreja 557,53 525,00 747,76 710,06 125,00

(7)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 7

No Kecamatan Kemiringan (Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40% 26 Sukarame 523,03 608,32 972,98 323,94 15,02 27 Cigalontang 208,77 584,16 2.179,54 3.283,33 6.370,39 28 Leuwisari 1.203,74 1.428,51 397,47 758,96 671,65 29 Padakembang 950,00 1.305,00 798,03 731,19 229,63 30 Sariwangi 850,00 475,00 650,51 434,64 1.675,00 31 Sukaratu 910,00 450,00 724,53 618,27 1.737,32 32 Cisayong 1.680,00 370,00 82,00 484,33 2.216,72 33 Sukahening 94,00 1.230,00 491,37 192,28 1.201,26 34 Rajapolah 497,53 668,65 148,81 946,50 66,28 35 Jamanis 848,00 697,30 9,00 5,70 239,57 36 Ciawi 325,00 1.375,00 577,24 696,69 1.550,00 37 Kadipaten 300,00 550,00 622,64 1.615,57 1.650,00 38 Pagerageung 300,00 2.235,00 2.664,17 297,80 1.450,00 39 Sukaresik 450,00 642,70 357,40 153,70 146,08 Jumlah 19.439,62 38.949,17 66.567,03 55.718,90 90.576,79 Prosentase 7,17 14,36 24,54 20,54 33,39

Tabel 2.3. tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat Curam (>40%) sebesar 33,39% dari luas Kabupaten Tasikmalaya, Agak Curam (15 % - 25 %) sebesar 24,54 %, Curam (25 % - 40%) sebesar 20,54 %, Landai (8 % - 15 %) sebesar 14,36 %, dan Datar (0 % - 8 %) sebesar 7,17% dari luas Kabupaten Tasikmalaya. Dari data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi agak curam sampai dengan curam yaitu sebesar 78,47% kondisi kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat menunjang untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar 21,53% dari total luas kabupaten, luasan tersebut umumnya terdistribusi di sekitar kota-kota kecamatan.

(8)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 8 2.1.4. Kondisi Fisiografi dan Bentuk Wilayah

Berdasarkan peta kelerengan dan pengecekkan ke lapangan dapat dilihat fisiografi dan bentuk wilayah di Kabupaten Tasikmalaya, yang menunjukkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas grup Marin (M), Fluvio Marin (B), Aluvial (A), Sistem Dataran (Plain system), Sistem Perbukitan (Hilly System), dan Sistem Vulkanik (V; Volcanik System). Sebagian besar daerah penelitian terdiri dari fisiografi Vulkanik. Bentuk wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit, kecuali di Kecamatan-kecamatan bagian Utara bentuk wilayah berbukit sampai bergunung.

Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian besar wilayahnya merupakan tanah darat/tanah bukan sawah dan selebihnyamerupakan sawah. Kabupaten Tasikmalaya di wilayah dataran rendah mempunyai temperatur umumnya 34°C dengan kelembaban 50 %. Sedangkan pada daerah dataran tinggi mempunyai temperatur 18º - 22º C dengan kelembaban berkisar antara 61 % - 73 %. Curah hujan rata-rata per tahun 2.171,95 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun sebanyak 84 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim kemarau terjadi antara bulan Juni-September.

2.1.5. Kondisi Hidrologi

Tasikmalaya adalah iklim tropis dengan memiliki curah hujan tahunan rata-rata berkisar 2000 – 3000 mm/tahun, meskipun mendapatkan curah hujan yang deras kabupaten Tasikmalaya memiliki temperatur yang sedang, suhu rata-rata bervariasi berkisar 20 C - 34 C di dataran rendah dan pada dataran tinggi berkisar 18 C - 22 C. Kelembapan Udara merupakan komponen penting pada unsur iklim sebagai indikator potensial atmosfir, kelembapan maksimum rata-rata berkisar 94,6 % - 97, 4 % umumnya terjadi pada pagi hari, kelembapan minimum berkisar 68,4% - 73,8% umumnya terjadi pada siang hari. Kecepatan angin rata-rata berkisar anatara 3,13 – 5,73 km/jam. Potensi

(9)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 9

sumber daya air tersebut mengalir pada 4 (empat) Wilayah Sungai (WS) yang terbagi dalam 4 Daerah Aliran Sungai yaitu :

DAS Citanduy dengan luas 10.695,19 Km2 dengan melintasi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dan berhulu di Desa Guranteng Kecamatan Pgerageung Kab. Tasikmalaya

DAS Ciwulan dengan luas 236,6 Km2 merupakai sungai terbesar yang membelah Kabupaten Tasikmalaya dan berhulu di Gunung Karacak, Galunggung, Bungbulang, dan Balitiganar, rata-rata debit harian 2,37 – 2,65m3/detik

DAS Cimedang merupakan sungai yang terletak antara Perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis dengan debit maksimum sebesar 89,44 m3/detik dan debit minimum 0,82 m3/detik

DAS Cilangla yang berhulu di Sukahurip rata-rata debit harian 1,77 – 23,6 m3/detik

(10)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 10 2.1.6. Kondisi Klimatologi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan khususnya di wilayah timur kabupaten beberapa berupa pegunungan dan perbukitan, seperti yang terlihat di barat laut dimana pegunungan Galunggung berada, hanya 13,05 % bagian dari kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol sampai denagan 200 mdpl, sedangkan rata-rata ketinggian tempat Kabupaten Tasikmalaya mulai dari 200 - 500 mdpl, daerah Kabupaten Tasikmalaya dilalui rantai pegunungan berapai di Pulau Jawa, dimana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur dan memberikan kelimpahan sumber daya air dan berada rendah di rongga lereng gunung yang memasok tangkapan curah hujan dan daerah resapan air lebih banyak.

Kondisi iklim disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh curah hujan, temperatur, kelembapan udara, kecepatan angin, penyinaran matahari dan penguapan. Iklim yang berpengaruh di Kabupaten. Pengelompokkan daerah hujan berdasarkan ketinggian curah hujan pada masing-masing wilayah di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

1. Wilayah dengan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun meliputi Kecamatan Sukaraja, Cibalong, Salopa, Pagerageung, Ciawi, dan Jamanis.

2. Wilayah dengan curah hujan antara 3000-3500 mm/thn meliputi: Kecamatan Cipatujah, Bantarkalong, Karangnunggal, Salopa, Sodonghilir, Cineam, dan Manonjaya.

3. Wilayah dengan curah hujan antara 3500-4000 mm/thn meliputi Kecamatan Bojonggambir, Sodonghilir, Singaparna, Cisayong,

Rajapolah, Cikalong, Pancatengah, Cikatomas, sebagian

Pagerageung.

4. Wilayah dengan curah hujan di atas 4000 mm/thn meliputi Kecamatan Taraju, Salawu, Cigalontang, Leuwisari, dan Cisayong.

(11)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 11 Gambar : 2.3

Peta Hidrologi Kabupaten Tasikmalaya

2.1.7. Kondisi Penggunaan Lahan

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah KabupatenTasikmalaya meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan budidaya.

a. Kawasan Lindung

Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 tahun 2012, bahwa di Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan kawasan lindung seluas 174,321.90 Ha (64.35%) meliputi ; Kawasan hutan indung seluas kurang lebih 16.882 Ha, Kawasan konservasi perairan berfungsi lindung untuk pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan seluas kurang lebih 483 Ha, Kawasan resapan air seluas kurang lebih 13.417 Ha, Sempadan pantai seluas kurang lebih 450 Ha, Sempadan sungai seluas kurang lebih 10.118 Ha, Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan, kurang lebih seluas 8 Ha atau 30% dari luas seluruh kawasan perkotaan, Kawasan suaka alam dan cagar budaya,

(12)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 12

terdiri atas kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya. Kawasan suaka alam berupa kawasan suaka alam penyu seluas kurang lebih 259 (dua ratus lima puluh sembilan) hektar berada di Desa Sindangkerta Kecamatan Cipatujah, Kawasan Perkotaan, Kawasan cagar budaya, Kawasan lindung geologi seluas 25.274 Ha Kawasan lindung Lainnya, berupa perlindungan terumbu karang seluas kurang lebih 35 Ha.

b. Kawasan Budidaya

Penetapan Rencana kawasan budidaya dalam Perda No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya periode rencana 2011-2031, meliputi : Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas Kawasan peruntukan hutan produksi tetap dan Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 2.735 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas 25.503 Ha, Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan peruntukan tanaman pangan seluas 49.556 Ha, Kawasan peruntukan hortikultura seluas kurang lebih 1.196 Ha, Kawasan peruntukan perkebunan seluas kurang lebih 6.171 Ha, Kawasan peruntukan peternakan seluas kurang lebih 7.400 Ha, Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan budidaya perikanan dan pengembangan prasarana perikanan, Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas Kawasan potensi pertambangan mineral logam, Kawasan potensi pertambangan batubara, Kawasan potensi pertambangan bukan logam, Kawasan potensi pertambangan batuan dan Kawasan potensi pertambangan panas bumi, Kawasan peruntukan industri terdiri atas Kawasan potensi industri menengah dan Kawasan potensi industri kecil dan mikro. Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas kawasan peruntukan pariwisata alam, kawasan peruntukan pariwisata budaya dan kawasan peruntukan pariwisata kriya. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 2.052 Ha, dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan 8.560 Ha, Kawasan

(13)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 13

peruntukan lainnya terdiri atas Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara serta kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.

Gambar : 2.4 Peta Penggunaan Lahan

Gambar : Peta Pengguna Lahan di Kabupaten Tasikmalaya

2.1.8. Pengembangan Kawasan Strategis

Kawasan strategis, merupakan kawasan yang diprioritaskan penataan ruangnya. Kawasan strategis di Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas : Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Tasikmalaya yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat, Kawasan strategis kabupaten merupakan hasil perumusan dan kesepakatan pemangku

kepentingan (stakeholder) penataan ruang wilayah Kabupaten

Tasikmalaya.

Kawasan strategis Provinsi berupa kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan berada di Pulau Manuk Kecamatan Cikalong. Sedangkan Kawasan Strategis Kabupaten diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut kepentingan yaitu sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial budaya; dan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi.

(14)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 14

Kawasan strategis Kabupaten (KSK) kabupaten tasikmalaya yaitu antara lain ;

(1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:

 KSK Perkotaan Singaparna;

 KSK Perkotaan Ciawi;

 KSK Perkotaan Manonjaya;

 KSK Perkotaan Karangnunggal;

 KSK Industri dan Perdagangan Kerajinan Rajapolah :

 KSK Wisata Pantai Karangtawulan; dan

 KSK Wisata Alam Gunung Galunggung.

(2) KSK dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi :

 KSK Kampung Naga;

 KSK Wisata Ziarah Pamijahan;

 KSK Pesantren Suryalaya;

 KSK Pesantren Miftahul Huda; dan

 KSK Pesantren Cipasung.

(3) KSK dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan atau teknologi tinggi meliputi:

 KSK Geothermal Karaha Bodas berada di Kecamatan Kadipaten;

 KSK Batu Mulia Jasper berada di Desa Buni Asih Kecamatan

Pancatengah;

 KSK Plasma Nutfah Sirah Cimunjul berada di Kecamatan

Cipatujah;

 KSK kawasan pertambangan meliputi Kecamatan Cipatujah,

Cikalong; dan Karangnunggal ;

(15)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 15 Gambar : 2.5

Peta Rencana Kawasan Strategis

2.1.9. Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah tenggara dan sering dikenal dengan Priangan Timur, yang didominasi oleh wilayah perbukitan dan pertanian. Secara geologis wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk kedalam zona gunung berapi kwarter, zona depresi tengah dan zona pegunungan selatan dengan kondisi demikian maka struktur wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki kenampakan yang berbeda dari mulai utara hingga selatan. Dibagian tengah termasuk kedalam wilayah depresi tengah yang dicirikan morfologi berbukit curam yang dipisahkan oleh lembah yang cukup curam, perbukitan tengah tersebut dihasilkan oleh aktivitas tektonik yang menghasilkan lipatan-lipatan pegunungan.

Zona pegunungan selatan merupakan rangkaian pegunungan yang membujur dari Pelabahun Ratu sampai Nusakambangan, wilayah Kabupaten Tasikmalaya selatan didominasi oleh dataran tinggi yang terdidiri daerah kapur dan sering dijumpai goa-goa kapur, hal ini sebagai indikator bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan dahulunya ada di bawah laut yang kemudian mengalami pengangkatan akibat tenaga tektonik menjadi daratan.

(16)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 16

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan kedua nasional kawasan rawan terkena bencana alam, kondisi ini perlu diwaspadai oleh semua pihak terutama masyarakat yang berada di daerah rawan bencana yaitu pergeseran tanah, rawan longsor, puting beliung, tsunami dan letusan gunung berapi, terdapat 19 daerah yang rawan longsor yaitu: Kecamatan Rajapolah, Sukahening, Cisayong, Sariwangi, Cigalontang, Salawu, Mangunreja, Puspahiang, Taraju, Culamega, Sodonghilir, Bojonggambir, Bantarkalong, Jatiwaras, Salopa, Karangjaya, Gunungtanjung, Sukaraja dan Bojongasih, sehingga apabila terjadi musim penghujan maka tingkat kerawan bencana cukup tinggi.

Bencana gerakan tanah (tanah longsor) merupakan peristiwa alam yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana fisik hasil pembangunan dan berdampak pada kerugian harta benda dan korban jiwa manusia, oleh karena itu perlu ada upaya untuk mengeleminir kerawanan bencana tersebut yaitu diantaranya dengan melakukan perbaikan lingkungan serta menghargai alam sekitar kita.

Gambar : 2.6

(17)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 17

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara geologis rentan terhadap bencana alam, baik yang disebabkan oleh gempa tektonik, vulkanik dan bahaya tsunami, beberapa daerah yang rawan sebagai berikut :

1) Kawasan rawan gempa bumi seluas kurang lebih 118.637 Ha meliputi Kecamatan Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir, Ciawi, Cibalong, Cigalontang, Cikalong, Cikatomas, Cipatujah, Cisayong, Culamega, Gunungtanjung, Jatiwaras, Kadipaten,

Karangjaya, Karangnunggal, Leuwisari, Mangunreja,

Manonjaya, Padakembang, Pagerageung, Pancatengah,

Parungponteng, Puspahiang, Rajapolah, Salawu, Salopa, Sariwangi, Singaparna, Sodonghilir, Sukahening, Sukaraja, Tanjungjaya dan Taraju;

2) Kawasan Rawan gunung berapi seluas kurang lebih 8.806 Ha Ha meliputi: Kecamatan Cibalong, Cigalontang, Cisayong, Jatiwaras, Leuwisari, Mangunreja, Padakembang, Sariwangi, Singaparna, Sukaraja, Sukaratu dan Tanjungjaya;

3) Kawasan rawan tsunami seluas kurang lebih 5.525 Ha meliputi Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal

2.2. Aspek Demografis

Kondisi demografis Kabupaten Tasikmalaya secara umum tercermin melalui jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, struktur penduduk, sebaran penduduk dan ketanagakerjaan. Pada hakekatnya penyusunan berbagai program pembangunan tidak pernah terlepas dari permasalahan kependudukan, karena pembangunan itu sendiri melibatkan penduduk dari berbagai aspeknya, baik aspek jumlah, komposisi menurut jenis kelamin, komposisi menurut umur, pertumbuhan dan persebarannya hal ini mempengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat yang menjadi isu strategis yaitu: keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, kemisikinan dan kondisi lingkungan hidup.

(18)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 18

Capaian pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya selama dua tahun terakhir ( Tahun 2013-2014) mencapai 0,5% dari 1.720.124 jiwa tahun 2013 menjadi 1.728.618 jiwa tahun 2014.

Tabel : 2.4

Data Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2013-2014

Kecamatan 2013 2014 Pertumbuhan Penduduk

(1) (2) (3) (4) 01. Cipatujah 64.523 64872 0,54 02. Karangnunggal 83.084 83493 0,49 03. Cikalong 62.806 63115 0,49 04. Pancatengah 45.801 46027 0,49 05. Cikatomas 48.994 49235 0,49 06. Cibalong 31.292 31445 0,49 07. Parungponteng 34.361 34530 0,49 08. Bantarkalong 35.152 35324 0,49 09. Bojongasih 19.688 19785 0,49 10. Culamega 23.521 23637 0,49 11. Bojonggambir 39.359 39553 0,49 12. Sodonghilir 64.243 64559 0,49 13. Taraju 38.350 38539 0,49 14. Salawu 59.048 59338 0,49 15. Puspahiang 33.542 33707 0,49 16. Tanjungjaya 43.460 43674 0,49 17. Sukaraja 50.084 50330 0,49 18. Salopa 49.616 49860 0,49 19. Jatiwaras 49.097 49338 0,49 20. Cineam 34.173 34342 0,49 21. Karangjaya 12.703 12766 0,50 22. Manonjaya 61.849 62153 0,49 23. Gunungtanjung 28.298 28437 0,49 24. Singaparna 67.321 67652 0,49 25. Sukarame 39.990 40187 0,49 26. Mangunreja 37.733 37919 0,49 27. Cigalontang 69.461 69802 0,49 28. Leuwisari 37.459 37643 0,49 29. Sariwangi 31.115 31269 0,49 30. Padakembang 36.526 36707 0,50 31. Sukaratu 45.039 45260 0,49 32. Cisayong 54.127 54393 0,49 33. Sukahening 30.152 30300 0,49 34. Rajapolah 45.658 45882 0,49 35. Jamanis 33.106 33269 0,49 36. Ciawi 59.121 59412 0,49 37. Kadipaten 33.627 33792 0,49 38. Pagerageung 52.580 52839 0,49 39. Sukaresik 34.065 34233 0,49 Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013-2014 *) 1,720.124 1,728.618 0,5

Diolah dari : 1. TDA 2013

(19)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 19

Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi, penambahan penduduk yang cepat mengakibatkan kepadatan penduduk makin tinggi, seiring dengan perpindahan ibu kota Kabupaten Tasikmalaya ke Singaparna maka terjadi kepadatan penduduknya paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, hal ini disebabkan Kecamatan Singaparna sebagai pusat ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dan sebagai pusat ibu kota pemerintahan. Problematikan yang diakibatkan kepadatan penduduk dalam suatu daerah akan memberikan dampak yang negatif diantaranya yaitu :

a) Meningkatnya angka kriminalitas b) Pengangguran

c) Kemiskinan

d) Masalah kesehatan e) Masalah lingkungan

(20)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 20 Tabel : 2.5

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan,

Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013

No Kecamatan Luas Daerah ( Km2) Penduduk Jumlah

Kepadatan Pendududuk Per (Km2) 1 Cipatujah 246.67 64.523 262 2 Karangnunggal 136.33 83.084 609 3 Cikalong 139.66 62.806 450 4 Pancatengah 201.85 45.801 227 5 Cikatomas 132.68 48.994 369 6 Cibalong 58.58 31.292 534 7 Parungponteng 47.27 34.361 727 8 Bantarkalong 59.83 35.152 588 9 Bojongasih 38.58 19.688 510 10 Culamega 68.32 23.521 344 11 Bojonggambir 169.29 39.359 232 12 Sodonghilir 93.11 64.243 690 13 Taraju 55.85 38.350 687 14 Salawu 50.49 59.048 1.169 15 Puspahiang 34.89 33.542 961 16 Tanjungjaya 36.69 43.460 1.185 17 Sukaraja 43.08 50.084 1.163 18 Salopa 121.76 49.616 407 19 Jatiwaras 73.37 49.097 669 20 Cineam 78.79 34.173 434 21 Karangjaya 47.90 12.703 265 22 Manonjaya 39.41 61.849 1.569 23 Gunungtanjung 36.31 28.298 779 24 Singaparna 24.82 67.321 2.712 25 Sukarame 29.64 39.990 1.349 26 Mangunreja 19.92 37.733 1.894 27 Cigalontang 119.74 69.461 580 28 Leuwisari 53.26 37.459 703 29 Sariwangi 49.66 31.115 627 30 Padakembang 37.70 36.526 969 31 Sukaratu 57.14 45.039 788 32 Cisayong 59.40 54.127 911 33 Sukahening 28.42 30.152 1.061 34 Rajapolah 21.45 45.658 2.129 35 Jamanis 21.28 33.106 1.556 36 Ciawi 45.31 59.121 1.305 37 Kadipaten 45.79 33.627 734 38 Pagerageung 66.74 52.580 788 39 Sukaresik 17.81 34.065 1.913 Jumlah 2.712,52 1.720.124 635

(21)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 21 Tabel : 2.6

Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

Golongan

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 80,061 76,767 156,828 5 – 9 90,289 86,445 176,734 10 – 14 92,325 88,142 180,467 15 – 19 72,944 71,389 144,333 20 – 24 53,648 59,126 112,774 25 – 29 61,065 67,201 128,266 30 – 34 59,069 63,500 122,569 35 – 39 65,261 69,699 134,960 40 – 44 62,676 63,012 125,688 45 – 49 58,027 56,341 114,368 50 – 54 45,763 44,880 90,643 55 – 59 34,821 33,252 68,073 60+ 81,683 91,232 172,915 JUMLAH 857,632 870,986 1,728.618

Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2014

Dari gambaran tabel diatas, dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten Tasikmalaya merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (0 -14) tahun sebanyak 29,74%, penduduk dengan usia 60 tahun keatas sebanyak 10,00% dan penduduk usia 15 – 59 tahun sebesar 60,26%, hal ini menunjukan bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Tasikmalaya perlu mendapatkan perhatian yang cukup ekstra dan perlu mebuka lapangan kerja baru harus lebih ditingkatkan.

Sumberdaya manusia, dalam hal ini penduduk pada umumnya dipandang sebagai penghambat atau juga dipandang sebagai pemicu perkembangan pembangunan, cara mengantisipasi padatnya sumberdaya manusia yaitu dengan cara menigkatkan kualitas manusia itu sendiri

(22)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 22

yaitu dengan berupaya memanfaatkan dan mengolah sumberdaya alam yang ada secara efektif dan efisien.

Gambar : 2.7 Piramida Penduduk

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

Selanjutnya penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif juga erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan perbandingan antara penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk 65 tahun keatas dengan penduduk yang berusia 15-60 tahun. Dengan demikian rasio ketergantungan pada dasarnya menyatakan berapa banyak penduduk yang dianggap sebagai tidak/belum produktif dibandingkan dengan penduduk yang berada pada usia produktif.

Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 sebesar 49,35 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 16,60 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Tasikmalaya sebesar 65,95 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 orang usia produktif harus menanggung sebanyak 66 orang yang tidak/belum produktif.

(23)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 23 2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regoinal Bruto (PDRB) yaitu jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, pendekatan penyusunan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, yang dimaksud metode langsung yaitu metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari data dasar masing-masing daerah, pengambilan data tersebut dialksanakan dengan melakukan tiga pendekatan yaitu :

1) Pendekatan Produksi; yaitu menghitung nilai tambah dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto masing-masing-masing-masing sektor atau subsektor;

2) Pendekatan Pendapatan; yaitu nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak langsung neto;

3) Pendekatan Pengeluaran; bertitik tolak pada akhir penggunaan barang dan jasa di dalam suatau wilayah. Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan, dalam perencanaan pembangunan diperlukan adanya data diantaranya data statistik yang memuat kondisi riil khususnya di Kabupaten Tasikmalaya pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah dan akan dilaksanakan dapat dimonitor dan di evaluasi.

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja,

(24)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 24

pembangunan, dan mengusahakan pergeseran proses kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dalam usaha pembangunan daerah yang berkelanjutan dan tepat sasaran perlu dilakukan perencanan yang baik dan didukung oleh sarana dan prasarana perekonomian yang memadai.

Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan

untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yaitu dengan

menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB, secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Tasikmalaya selama tahun 2010 – 2013 yang diukur atas harga berlaku mengalami peningkatan sebesar Rp. 3,957 trilyun atau sebesar 23,65 % dari Tahun 2010 sebesar Rp 12,771 trilyun dan pada Tahun 2013 sebesar Rp. 16,728 trilyun, hal ini menunjukan keadaan yang cukup significan perkembangan dari nilai-nilai produk barang yang dihasilkan di Kabupaten Tasikmalaya selama kurun waktu 2010 – 2013, meskipun demikian perkembangan tersebut belum dapat dijadikaan sebagai indikator peningkatan volume barang atau jasa di Kabupaten Tasikmalaya, karena dalam PDRB dihitung atas harga yang berlaku dan masih terkandung adanya inflasi yang mempengaruhi harga barang secara keseluruhan.

Tabel : 2.7

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN 5.478.190,45 5.788.065,53 5.771.326,91 6.395.371,38

a. Tanaman Bahan Makanan 3.611.232,04 3.824.540,06 3.823.354,21 4.331.860,33 b. Tanaman Perkebunan 696.782,64 723.880,45 721.673,13 754.942,26 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 395.136,53 425.661,84 423.577,36 469.493,15 d. Kehutanan 459.026,86 479.349,71 469.935,22 483.093,41 e. Perikanan 316.012,37 334.633,46 332.786,99 355.982,24

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 29.536,27 31.567,95 30.886,97 33.253,21

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 1.119,64 1.161,13 1.148,99 1.195,67 c. Penggalian 28.416,63 30.406,82 29.737,98 32.057,55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

1). Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

2). Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00

(25)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 25 LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 112.287,77 119.546,50 128.573,85 147.869,50

a. Listrik 108.894,65 115.875,24 124.762,39 143.726,28

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 3.393,12 3.671,25 3.811,46 4.143,22

5. BANGUNAN 223.414,25 237.348,65 248.252,80 269.605,71

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

3.147.697,20 3.644.017,57 4.188.637,72 4.757.793,71

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.899.493,73 3.370.241,29 3.893.233,51 4.438.286,21

b. H o t e l 297,11 318,24 349,19 375,29

c. Restoran 247.906,35 273.458,04 295.055,02 319.132,21

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 785.761,82 861.970,03 938.011,29 1.056.004,70

a. Pengangkutan 629.678,00 700.694,05 729.600,07 830.503,76

1. Angkutan Rel 110.852,86 111.091,07 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 480.890,36 547.758,58 679.363,04 773.318,95

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan

0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 37.934,78 41.844,41 50.237,03 57.184,81

b. Komunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

1. Pos dan Telekomunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

514.448,83 559.172,70 607.118,44 665.497,88

a. Bank 158.520,16 179.380,98 200.887,65 223.053,61

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 73.535,75 77.990,43 93.111,18 101.486,53

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 232.072,56 249.085,88 255.585,88 276.301,32 e. Jasa Perusahaan 50.320,36 52.715,42 57.533,74 64.656,42

9. JASA-JASA 1.426.904,62 1.578.608,38 1.782.301,35 1.959.728,76

a. Pemerintahan Umum 1.160.175,61 1.294.278,03 1.439.492,40 1.589.904,10

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 617.682,86 703.452,28 801.925,01 906.510,24 2. Jasa Pemerintah lainnya 542.492,75 590.825,75 637.567,39 683.393,86

b. Swasta 266.729,01 284.330,35 342.808,94 369.824,66

1. Sosial Kemasyarakatan 128.385,23 133.496,56 157.265,65 172.095,80 2. Hiburan dan Rekreasi 4.914,19 5.418,59 6.169,96 6.751,78 3. Perorangan dan Rumah Tangga 133.429,60 145.415,21 179.373,34 190.977,08

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.771.907,0 0 13.931.810,2 2 15.002.512,5 9 16.728.165,32

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Gambar : 2.8

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

(26)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 26

Untuk menganalisis perkembangan barang/jasa umumnya digunakan PDRB dihitung atas harga konstan. PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Tasikmalaya selama tahun 2010 -2013 meningkat 0,746 trilyun atau 11,91% dari sebesar 5,516 trilyun menjadi 6,262 trilyun, keadaan ini menunjukan volume produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau perekonomian Kabupaten Tasikmalaya secara makro berkembang positif dari tahun 2010 – 2013.

Tabel : 2.8

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**) (1) (2) (3) (3) 1. PRIMER 5,507,726.71 5,819,633.48 5,804,858.88 6,428,624.59 2. SEKUNDER 1,389,367.82 1,468,408.05 1,684,229.92 1,860,515.69 3. TERSIER 5,874,812.47 6,643,768.68 7,513,423.79 8,439,025.05 PDRB 12,771,907.00 13,931,810.22 15,002,512.59 16,728,165.33 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Salah satu dimensi sasaran pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dengan pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun 2013 berkisar diantara 4,17 persen. Sedangkan Tahun 2014 laju Pertumbuhan Ekonomi angka sementara sebesar 4,46 persen. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Tahun 2014 mengalami perlambatan terutama distribusi sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan perikanan dan pertambangan serta penggalian.

Tabel : 2.9

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN 2.483.928,78 2.536.219,01 2.505.563,85 2.569.262,86

a. Tanaman Bahan Makanan 1.631.449,60 1.663.338,93 1.647.953,86 1.697.377,64 b. Tanaman Perkebunan 338.369,54 349.525,70 345.083,93 353.987,09 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 187.338,75 191.116,39 187.030,71 189.780,07 d. Kehutanan 192.268,68 194.005,44 188.271,53 184.261,43 e. Perikanan 134.502,21 138.232,56 137.223,81 143.856,62

(27)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 27 LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 12.371,50 13.096,42 12.685,64 12.912,34

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 294,17 304,75 298,22 296,99 c. Penggalian 12.077,33 12.791,67 12.387,42 12.615,35

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 57.302,24 58.149,85 60.921,11 63.908,09

a. Listrik 55.357,89 56.119,36 58.813,48 61.716,28

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 1.944,35 2.030,49 2.107,63 2.191,81

5. BANGUNAN 40.291,15 40.909,21 42.615,48 44.621,02

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

1.198.961,51 1.286.595,81 1.414.164,13 1.516.891,21

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.097.816,51 1.178.615,17 1.301.231,98 1.398.010,87

b. H o t e l 125,02 125,67 137,86 146,48

c. Restoran 101.019,99 107.854,96 112.794,29 118.733,86

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 268.082,74 282.627,58 286.178,50 300.126,88

a. Pengangkutan 203.872,60 218.041,70 204.601,61 213.288,29

1. Angkutan Rel 50.759,02 50.346,61 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 133.543,12 146.813,66 180.604,37 188.207,82

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan

0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 19.570,45 20.881,43 23.997,23 25.080,47

b. Komunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60

1. Pos dan Telekomunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

211.460,10 224.201,34 241.017,93 254.862,19

a. Bank 58.851,50 64.550,13 72.161,02 78.501,41

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 33.111,58 33.684,11 38.882,94 40.136,09

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 94.564,57 99.919,62 102.256,60 106.754,33 e. Jasa Perusahaan 24.932,44 26.047,48 27.717,37 29.470,36

9. JASA-JASA 838.326,05 889.430,55 967.199,03 1.009.565,81

a. Pemerintahan Umum 732.941,24 779.457,45 837.440,11 874.081,66

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 316.064,96 336.124,06 371.546,89 388.155,03 2. Jasa Pemerintah lainnya 416.876,28 443.333,39 465.893,22 485.926,63

b. Swasta 105.384,81 109.973,10 129.758,92 135.484,15

1. Sosial Kemasyarakatan 50.173,57 50.963,90 57.600,90 61.540,80 2. Hiburan dan Rekreasi 1.794,86 1.901,24 2.148,53 2.253,63 3. Perorangan dan Rumah Tangga 53.416,39 57.107,96 70.009,49 71.689,72

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.516.979,39 5.755.149,02 5.995.402,69 6.262.914,75

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(28)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 28 Gambar : 2.9

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dirinci per sektor memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Misalnya pada sektor: pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan galian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, persewaan dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di Kabupaten Tasikmalaya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan lajunya yang mencapai 7,36%. Kemudian sektor Industri Pengolahan dengan laju 5,53%, Jasa-jasa dengan laju 4,38 persen dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa dengan nilai 5,74%, sedangkan sektor Pertambangan dan Penggalian adalah sektor dengan laju yang paling rendah 1,79 %, di tingkat Provinsi Jawa Barat, sektor pengangkutan dan komunikasi paling tinggi, yaitu mencapai 9,66 % diikuti oleh sektor bangunan 8,37 %, lalu sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 8,35 %. Laju ekonomi yang paling rendah ditunjukkan oleh sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan dengan lajunya sebesar 3,57%.

(29)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 29 Gambar : 2.10

PDRB atas Harga Berlaku dan Konstan

Tabel : 2.10

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**) (1) (2) (3) (3) 1. PRIMER 2,496,300.27 2,549,315.43 2,519,562.49 2,582,175.20 2. SEKUNDER 503,848.71 522,978.32 568,593.62 599,293.46 3. TERSIER 2,516,830.41 2,682,855.27 2,907,246.58 3,081,446.09 PDRB 5,516,979.39 5,755,149.02 5,995,402.69 6,262,914.75 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

b. PDRB Perkapita

PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun dalam satu wilayah/daerah dan hal ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah masyarakat secara makro. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk

(30)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 30

(transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk dan keluar. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan Tahun.

PDRB Perkapita Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun 2013–2014 atas dasar harga berlaku secara agregat terus bertambah dan selalu tumbuh positif. Tahun 2013 PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp. 8.709.660,76 sedangkan Tahun 2014 Rp. 9.725.112,00, dengan demikian ada pertumbuhan sebesar 11,66 persen.

Gambar : 2.11.

PDRB Per Kapita Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014

c. Inflasi

Inflasi merupakan prosentase kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dan merupakan indikator yang mendeskripsikan kecenderungan secara umum tentang perkembangan harga yang merupakan salah satu informasi dasar untuk pengambilan kebijakan ekonomi secara mikro maupun makro, baik fiscal maupun moneter.

Pada tahun 2010 – tahun 2014 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa Barat sebesar 1,19 %, tetapi pada tahun 2011 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat

(31)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 31

sebesar 0,99% dan Nasional 0,3 %, hal ini menunjukan bahwa indikasi beban rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan provinsi Jawa Barat dan Nasional dan pada tahun 2013 angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan provinsi dan nasional tetapi pada tahun 2014 nilai inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi 0,24% tetapi angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih rendah sebesar 0,52%.

Gambar 2.12.

Data Inflasi Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan dengan Inflasi Provinsi dan Nasional

BPS Kab Tasikmalaya, BPS Provinsi dan BI

d. Penduduk Miskin

Jumlah dan prosentase penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan hasil pendataan dengan metode SUSENAS, Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 199.346 jiwa dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 318.353 jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan prosentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 19% dan pada tahun 2014 sebanyak 11,57% atau mengalami penurunan sebanyak 7,43%. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut tidak terlepas dari program dan kebijakan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk dapat menurunkan jumalah penduduk miskin,

(32)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 32

diantaranya dengan kebijakan perluasan dan penciptaan lapangan kerja, dan khususnya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat Unit Pelayanan Cepat Penanggulangan Kemiskinan (UPCPK), namun demikian apabila dibandingkan angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,89% dan tingkat nasional sebesar 11,66%.

Gambar : 2.13

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 2.14

Prosentase Jumlah Penduduk Miskin

(33)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 33

e. Angka Kriminalitas

Kondisi ketentraman dan ketertiban umum ditentukan oleh perkembangan kriminalitas, termasuk terkendali dan berkurangnya kecenderungan friksi dan konflik sosial berdasarkan perkembangan kepentingan masyarakat yang beragam. Penciptaan kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat, juga berkaitan dengan konsistensi dalam penegakan hukum, dan supremasi hukum yang dihormati. Ketentraman dan ketertiban umum merupakan faktor utama yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif dalam menyelenggarakan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya.

Upaya untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum telah dibangun peningkatan peran masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga kemasyarakatan diantaranya :

- Terciptanya konsolidasi yang semakin baik antara semua komponen masyarakat, aparat keamanan dan aparat penegak hukum diharapkan dapat mewujudkan kondisi ketenteraman dan ketertiban umum sebagaimana yang diharapkan.

- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan norma peraturan dan hukum yang berlaku akan ikut mendorong terwujudnya kondisi ketenteraman dan ketertiban umum.

Peradilan dan Kriminal di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2013 terlihat adanya kenaikan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dibandingkan Tahun 2012 yaitu dari 12 kasus pada Tahun 2012 menjadi 18 kasus di Tahun 2013. Data yang lainnya mengenai terdakwa, korban & pelaku kejahatan

Gambar 2.15

Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan

(34)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 34 Tabel 2.11

Banyaknya Terdakwa Yang Diputus Pengadilan*)

Menurut Keputusan Perkara Pidana Dan Sikap Terhadap Keputusan Periode Tahun 2009 – 2013

Putusan Pidana/Hukuman 2009 2010 2011 2012 2013

A. Jenis Pidana/Hukuman

1. Pidana Mati - - - - -

2. Pidana Seumur Hidup - - - - -

3. Pidana Penjara 552 516 523 515 481

4. Pidana Kurungan - - - - 4

5. Pidana Bersyarat 26 18 18 37 17

6. Pidana Lalu Lintas 9.970 13.078 16.716 22.145 16.912

7. Pidana Tambahan - - - - -

8. Dikembalikan kepada orang

tua/wali 1 - 2 - 1

9. Diserahkan kepada Negara - 2 - - -

10. Dibebaskan dari segala

dakwaan 9 1 4 - -

11. Dilepas dari tuntutan - - - - -

JUMLAH 10.558 13.616 17.265 22.691 17415

B. Sikap Terhadap Keputusan

1. Menerima 560 538 476 534 489 2. Banding 26 11 17 18 14 3. Kasasi 25 15 24 14 8 4. Peninjauan Kembali (PK) 1 5. Grassi C. Jumlah 611 564 517 566 512

*) Termasuk terdakwa yang mohon banding, kasasi, PK dan grassi Sumber:PengadilanNegeri Kelas IB Tasikmalaya, 2014

2.3.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pengertian kesejahteraan sosial yaitu suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi pemecahan sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat, hal tersebut mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan social tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa terorganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami oleh masyarakat.

(35)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 35

Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan

masalah sosial harus diencanakan dengan matang dan

berkesinambungan, karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada, dengan gambaran bahwa setiap manusia terus berusaha mendapatkan secara ideal tatanan (tata kehidupan) baik materil maupun spiritual yang seimbang. Pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan, untuk menjami tercapai tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu :

1) Produktivitas, penduduk harus mampu untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan.

2) Pemerataan, Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumberdaya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaata dan berpartisipasi dalam kegiatan yang produktif untuk meningkatkan kualitas hidup. 3) Kesinambungan, akses terhadsp sumberdaya ekonomi dan sosial

harus dipastiakan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga uantu generasi yang akan dating.

4) Pemberdayaan, penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan bentuk/arah kehidupan mereka dan berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur capaian pembangunan dibidang pendidikan, angka harapan

(36)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 36

hidup mewakili bidang kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata-rat pengeluaran perkapita, upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan social diantaranya :

1. Pendidikan

a) Angka Melek Huruf

Salah satu indikator pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menurut MDGs adalah angka melek huruf penduduk usia 15 – 24 tahun Kelompok usia sekolah ini adalah kelompok usia produktif sebagai sumberdaya pembangunan yang seharusnya memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, oleh karena itu dianggap penting untuk melihat perkembangan kemajuan indikator ini. Angka Melak Huruf (AMH) merupakan variabel dari indeks pendidikan, dihitung dari penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin dan atau lainnya. AMH Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 sebesar 99,14% pencapaian tersebut telah berada diatas pencapaian AMH Provinsi Jawa Barat sebesar 96,00% maupun AMH nasional sebesar 92,91%, hal ini memberikan gambaran bahwa di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan terhadap kemampuan baca, AMH Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar 99,24%

Gambar 2.16

Pencapaian Angka Melek Huruf Kab. Tasikmalaya, Prov Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011 – 2014

(37)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 37

b) Angka rata-rata lama sekolah

Tingkat pendidikan merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam penurunan kemiskinan, pendidikan merupakan pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa, jika dunia pendidikan suatu bangsa tidak dapat berkembang dengan baik maka pembangunan bangsa tersebut akan terganggu, dikarenakan pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia, selain indikator rata-rata lama sekolah untuk mengukur tingkatan capaian pendidikan. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tasikmalaya selama peroide 2010 – 2014 mengalami peningkatan 0,24 Tahun atau 3,35%, tahun 2010 rata-rata lama sekolah 7,16 tahun dan pada tahun 2014 menjadi 7,40 tahun tetapi masih rendah apabila dibandingkan dengan capai rata-rata lama sekolah tingkat provinsi pada tahun 2010 capaian 7,95 tahun dan pada tahun 2014 capai lama sekolah 8,39 tahun.

Gambar 2.17

Perbandingan Rata-rata lama sekolah Kabupaten Tasikmalaya dengan Provinsi Jawa Barat

c) Angka Partisipasi Kasar

Keberhasila pembangunan suatu daerah ditentukan oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut, oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana

(38)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 38

pendidikan, untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari prosentase

penduduk menurut partisipasi sekolah diantaranya dengan

menggunakan Angka Partisipasi Kasar, artinya menunjukan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan

Tabel : 2.12.

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Jenjang pendidikan

Tahun 2010-2014

NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014

1 PAUD % 26.51 33.77 34.29 42,89 57

2 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.4 100,6 100,2 100.27 3 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 93.65 94.48 95,34 96,33 98.39 4 SLTA/MA (16-18 tahun) % 40.22 46.1 53,48 53,76 59.83 *Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

d) Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan prosentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan, bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang pendidikan tertentu tampa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Apabila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu,

(39)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 39

maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK, karena nilai APK mencakup anak di luar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah.

Tabel : 2.13

Angka Partisipasi Murni Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2014

NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014

1 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.89 100 100 100.04 2 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 91.12 92.89 95,18 95,22 96.82 3 SLTA/MA (16-18 tahun) % 38.92 43.89 50,92 52,58 57.77 *Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

2. Kesehatan

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan . Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan sumberdaya manusia , dalam pengukuran Indenk Pembangunan Manusia (IPM) kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan, dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehjahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan, sementara itu pelayanan kesehatan di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan dasar terdapat di seluruh kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala, fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat terutama terkait

(40)

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 40

dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu rumah sakit dan terdapat di ibukota kabupaten. Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.

a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Kematian ibu melahirkan tidak hanya merupakan tragedi bagi ibu sendiri, tetapi juga berpengaruh buruk terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya, oleh karena itu angka kematian ibu melahirkan disuatu daerah tidak saja menggambarkan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak balita, tetapi lebih luas menggambarkan penampilan kualitas keluarga di suatu daerah.

Penyebab langsung kematian ibu paling banyak diakibatkan oleh pendarahan, keracunan kehamilan (eklamsia) dan infeksi, sementara penyebab tidak langsung antara lain terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan, jumlah kasus kematian balita Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel : 2.14

Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2010 – 2014

NO INDIKATOR SATUAN Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Menurunnya jumlah

Kematian Bayi Orang 454 373 406 363 298

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 12 10 10 10 9 2 Menurunnya jumlah

kematian Balita Orang 51 27 38 26 20

Angka Kematian Balita (AKABA)

per 1000

balita 1 1 1 0,7 0,1

3 Menurunnya Jumlah

Kematian Ibu Orang 46 54 60 36 31

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup 116 139 161 103,1 94

Gambar

Gambar 2.1 : Peta Administratif Kabupaten Tasikmalaya
Tabel  2.3.  tersebut  di  atas,  menunjukkan  bahwa  kondisi  kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat  Curam (>40%) sebesar 33,39% dari luas Kabupaten  Tasikmalaya,  Agak   Curam  (15  %  -  25  %)  sebesar  24,54  %,  Cu
Gambar : 2.2. Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tasikmalaya
Gambar : 2.4 Peta Penggunaan Lahan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Optical Add Drop Multiplexing (OADM) merupakan perangkat yang digunakan untuk menambah ( add ) dan mengurangi (drop) panjang gelombang pada suatu link komunikasi.. Untuk

(4) Tarif layanan akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal, tarif layanan pelatihan auditor halal clan penyelia halal, clan tarif l_ayanan sertifikasi kompetensi auditor

Tanah yang digunakan untuk menutup lubang bekas penambangan pada TS 1.44 Mapur PT Timah (Persero) Tbk, berasal dari pekerjaan stripping (pengupasan tanah atas),

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil rerata persentase kebenaran siswa menjawab soal paling tinggi sebesar 44% dan rerata nilai pemahaman konsep

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Setelah pembuatan media instan (siap pakai) selesai, media serta bahan pendukung yang ditempatkan dalam wadah-wadah petridish (dalam posisi terbalik) segera disimpan di

Magister Teologi 15 2007 Visi: Menjadi program studi unggulan dengan perspektif berteologi injili yang kritis yang menghasilkan rohaniwan yang beriman dan beribadah kepada