• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI KECIL SEPATU KULIT DI KABUPATEN MAGETAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI KECIL SEPATU KULIT DI KABUPATEN MAGETAN."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Diajukan Oleh :

IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS 0511010157 / FE / IE

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENDAPATAN INDUSTRI KECIL SEPATU KULIT

DI KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS

0511010157

/ FE / IE

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 23 oktober 2009

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Drs. Ec. Wiwin Priana, M.T Drs. Ec. Marseto DS, M.Si_____ _

Sekretaris

Drs.Ec.Wiwin Priana, M.T___ ___

Angggota

Dra.Ec. Niniek Imaningsih, M.P

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(3)

DI KABUPATEN MAGETAN

Yang diajukan

IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS

0511010157

/ FE / IE

Disetujui untuk ujian skripsi oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Wiwin Priana, M.T Tanggal : ...

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran ‘

Jawa Timur

(4)

Assalamualaikum Warah matullahi Wabarokatuh

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, dan sholawat serta salam

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas segala karunia, rahmad taufik,

hidayah dan ridlo-Nya yang di berikan kepada penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan judul “

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI SEPATU

KULIT DI KABUPATEN MAGETAN ”.

Penyusunan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan di Universitas Pembangunan Nasional

“VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sepenuhnya menyadari masih

terdapat banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala masukkan dan saran yang bersifat

membangun, menyempurnakan bagi skripsi ini penulis akan menerima dengan terbuka.

Tiada kata-kata yang paling indah yang mampu penulis haturkan sebagai

rasa terima kasih atas bantuan, bimbingan, doa, dorongan yang bersifat materiil maupun

spiritual. Pada kesempatan ini, mulai dari awal hingga terselesainya skripsi ini penulis

mengucapkan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional”VETERAN” Jawa Timur.

(5)

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN”

Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT. selaku Dosen Pembimbing Utama. Yang telah

meluangkan banyak waktu dan memberikan bimbingan hingga terselesaikan skripsi

ini.

5. Almamaterku tercinta Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN’ Jawa Timur.

6. Seluruh Bapak / Ibu Tata Usaha, Staf karyawan serta Dosen Pengajar Fakultas

Ekonomi, yang telah memberikan pengetahuannya dan bantuan selama proses belajar

mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur. Demi

memperluas wawasan terhadap dunia ilmu pengetahuan pada umunya dan disiplin

ilmu ekonomi pada khususnya.

7. Terima kasih buat Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan doa dan

dukungan baik moril maupin materiil dan segala cinta kasihnya sekaligus penelitian

ini merupakan wujud dari bakti dan hadiah penulis dalam mengerjakan skripsi ini

dengan baik.

8. Terima kasih buat Kakak ku Yudha dan saudar-saudara saya yang telah memberikan

nasehat dan motifasi selama ini sehingga penulis dapat nenyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

9. Terima kasih buat Mbak Sishadayati, SE ( Dosen Lab Ekonomi) yang selalu siap

sedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(6)

iii

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tidak terhingga kepada

Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, harapan penulis semoga

skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi diri penulis, pembaca dan semua pihak-pihak

yang berkepentingan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATAPENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAKSI... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...………... 1

1.2. Perumusan Masalah………. 7

1.3. Tujuan Penelitian………. 7

1.4. Manfaat Penelitian……….….. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu……….……… 9

2.2. Landasan Teori Penelitian………..………. 13

2.2.1. Industri ... 13

2.2.1.1. Pengertian Umum Industri dan Industri Kecil……….. 13

2.2.1.2. Macam-macam Industri ... 16

(8)

2.2.1.3. Perlunya Pengembangan Usaha Kecil ... 19

2.2.1.4. Tantangan Bagi Usaha Kecil ... 21

2.2.1.5. Industri dan Masyarakat……….……….. 23

2.2.2. Pengertian Pendapatan... 24

2.2.2.1. Pengertian Pendapatan Nasional... 27

2.2.2.2 Pendapatan Daerah………... 29

2.2.3 Investasi ... 32

2.2.3.1 Pengertian Investasi ... 32

2.2.3.2 Jenis-jenis Investasi ... 33

2.2.3.3 Teori Investasi ... 34

2.2.3.4 Investasi Pada Industri Kecil ...38

2.2.3.5 Hubungan Investasi Dengan Pendapatan Industri Kecil ... 39

2.2.4 Pengertian Produksi ... 40

2.2.4.1Fungsi Produksi ... 43

2.2.4.2 Faktor-Faktor Produksi ... 44

2.2.4.3.Proses Penciptaan dan Penambahan Kegunaan Barang atau Jasa ... 45

2.2.4.4. Sifat Proses Produksi atau Pengolahan Produk ... 46

2.2.4.5. Jenis Proses Produksi ... 48

2.2.4.6. Hubungan Jumlah Produksi dengan Industri Kecil... 48

2.2.5 Pengertian Pendidikan………... 49

(9)

2.2.5.1. Tujuan Pendidikan……… .50

2.2.5.2. Macam – Macam Pendidikan……….51

2.2.5.3. Hubungan Pendidikan dengan Pendapatan Industri Kecil………... 52

2.2.6. Pengertian Tenaga Kerja………52

2.2.6.1. Pengertian Angkatan Kerja………53

2.2.6.2. Pengertian Bukan Angkatan Kerja………... 58

2.2.6.3. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pendapatan Industri Kecil………... 59

2.3. Kerangka Pikir………. 59

2.4. Hipotesis……….. 63

BAB III: METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………...64

3.2. Teknik Penentuan Sampel………...65

3.3. Jenis dan Sumber Data………65

3.3.1. Jenis Data……….65

3.3.2. Sumber Data……….……66

3.4. Teknik Pengumpula Data………66

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………..67

3.5.1. Teknik Analisis………67

3.5.2. Uji Hipotesis………68

3.6. Pendekatan Asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)……….77

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penlitian... .74

4.1.1. Keadaan Geografis...74

4.2. Deskripsi Responden……...76

4.2.1. Klasifikasi Responden Umur...76

4.2.2. Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin...76

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ...77

4.4. Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan………...77

4.4.1. Investasi...79

4.4.2. Produksi...81

4.4.3. Pendidikan Pengusaha...83

4.4.4. Jumlah Tenaga Kerja………....85

4.5. Analisis Dan Pengujian Hipotesis………...87

4.5.1. Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ( Best Linier Unbiassed Estimator ) ……….87

4.5.2. Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda… 90 4.6. Uji Hipotesis………... 92

4.6.1. Analisis Secara Silmutan………. 92

4.6.2. Uji Hipotesis Secara Parsial………. 94

4.7. Implementasi Hasil Penelitian………101

(11)

viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... ... 104

5.2. Saran... ...106

DAFTAR PUSTAKA

(12)

1. Data Input

2. Analisis Regresi Linier Berganda

3. Model Summary, Anova

4. Coefficiens dan Coefficients Correlation

5. Nonparametic Correlation

6. Tabel Durbin-Watson

7. Pengujian nilai F

8. Pengujian nilai t

(13)

Oleh :

Ike Wahyuni Pribadi Ning Tiyas

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pendapatan industri kecil sepatu kulit di Kabupaten Magetan. Populasi sebesar 25

responden dan diambil 20 responden sebagai sampel yang diambil secara acak. Data

yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Regrsi Linier Berganda.

Hasil analisis menunjukan secara simultan variable bebas, yaitu Investasi (X1),

Produksi (X2), Pendidikan (X3) dan Jumlah Tenaga Kerja (X4) berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikatnya Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten

Magetan (Y) diperoleh Fhitung = 15,100 > Ftabel = 3,06.

Sedangkan berdasarkan hasil pengujian secara parsial variable Produksi secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di

Kabupaten Magetan, hal ini dapat ditunjukkan pada uji t, dimana nilai thitung lebih besar

dari ttable. Sedangkan hasil pengujian secara parsial variable Investasi, Pendidikan, dan

Tenaga Kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Industri

Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan, hal ini dapat ditunjukkan pada uji t, dimana

nilai thitung lebih kecil dari ttable.

Kata kunci : Pendapatan, Investasi, Produksi, Pendidikan dan Tenaga Kerja 

(14)

1 1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara dalam jajaran industri baru yang dituntut

untuk mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin

berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cepat, sehingga tidak

tertinggal dengan negara lain.

Industrialisasi merupakan akar pokok pembangunan nasional dan

pembangunan daerah, yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang maju

dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Selain berperan strategis untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Secara berkelanjutan

dan meningkatkan produktifitas masyarakat, juga berperan menciptakan

lapangan usaha serta memperluas lapangan kerja, meningkatkan serta

menghemat devisa, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan serta

meratakan pendapatan masyarakat dan mengentas kemiskinan.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor

lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial

selalu memiliki pertukaran yang tinggi atau lebih menguntungkan dan

menciptakan nilai tambah yang lebih besar di bandingkan produk-produk

sektor lain. Hal ini disebabkan oleh karena sektor industri memiliki variasi

produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang

(15)

Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan berbagai kriteria yang dikeluarkan Departemen Perindustian.

Departemen koperasi dan lembaga perbankan. Di luar itu, keberadaan usaha

kecil juga memiliki peran yang sangar besar, terutama dalam memperkuat

struktur perekonomian. Dalam beberapa aspek, industri kecil memiliki

beberapa kemampuan dalam beberapa hal yaitu industri kecil banyak

menyerap tenaga kerja dan industri kecil tidak banyak terpengaruh resesi

ekonomi karena mereka rata-rata memiliki tingkat adaptasi yang tinggi

sehingga ketika terjadi perubahan cepat sekali menyesuaikan diri.

Di daerah tingkat II Magetan sektor industri kecilnya sangat pesat

perkembangannya, untuk memperbaiki atau menciptakan kwalitas barang

yang baik di perlukan suatu pembangunan di berbagai sektor, dengan naiknya

kondisi dari sektor-sektor yang berpengaruh terhadap kwalitas dari industri

kecil tersebut sudah memadai maka kwalitas dari industri kecil tersebut akan

naik dengan sendirinya dan secara otomatis pula akan berpengaruh terhadap

taraf hidup dari masyarakat sekitar industri tersebut pada umumnya dan akan

meningkatkan kesejahteraan dari pengusaha industri kecil itu sendiri, upaya

peningkatan kwalitas produksi, ketrampilan kerja dan usaha yang giat

merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting sejalan denga meningkatnya

pertumbuhan dan perkembangan industri yang akan menimbulkan persaingan

yang tajam di berbagai sektor. Dengan melihat kondisi pengusaha kecil yang

pada umumnya bermodal kecil dan pengelolahannya masih sangat tradisional

(16)

yang sedang digelutinya dan selain itu aspek dari tenaga kerjapun harus

diperhatikan adalah kondisi ekonomi usaha di Indonesia yang pada umumnya

padat karya harus sedikit demi sedikit diubah menjadi padat karya yang

berpengalaman.

industri sepatu merupakan salah satu industri kacil yang perlu

mendapatkan perhatian untuk di kembangkan, dengan mendayagunakan

permodalan kredit tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi

dan pendapatan pengusaha kecil. Sehingga dapat membuka lapangan kerja

baru, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik

sebagai pemilik modal maupun sebagai para pekerja. (Suwarto, 1996: 64)

Usaha dibidang industri kecil, dimana dalam penelitian ini adalah

pengrajin sepatu khusuanya pengrajin sepatu kulit di Kabupaten Magetan,

didorong untuk ikut serta dalam meningkatkan kegiatan perindustrian usaha

kecil dan mengembangkan usaha produksi termasuk hasil produksi sepatu

kulit. Produksi di kabupaten Magetan ini sudah berlangsung lama sehingga

sebagian besar status usahanya adalah keluarga, keahlian dalam membuat ini

di peroleh secara turun temurun.

Peningkatan kemampuan dan keterampilan para pengusaha industri

kecil sepatu kulit merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, mengingat

pesatnya pertumbuhan dan perkembangan usaha industri dewasa ini yang

akhirnya menimbulkan persaingan yang tajam, baik dari segi pemasaran

maupun kualitas dengan pemilikan modal yang sangat relatif kecil dan system

(17)

Meningkatkan peranan industri kecil tidak saja sangat penting dilihat

dari aspek industri yang bersangkutan, akan tetapi juga sangat penting

ditinjau dari aspek sosial ekonomi, karena pada umumnya industri kecil

tersebut adalah bersifat padat karya, maksudnya banyak tenaga kerja. Kualitas

dari karyawan sendiri juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan kerja,

motifasi kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

Pendidikan memberikan pengalaman bukan saja yang langsung dengan

pelaksanaan tugasnya, akan tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri

serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada disekitarnya.

Tingkat kelancaran plaksanaan tugas. Semakin tinggi pendidikan semakin

tinggi produktifitas kerja dan semakin tinggi pengalaman maka kualitas

produk yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Kebutuhan modal sangat dominan pada saat perusahaan akan

meningkatkan skala usahanya. Kebutuhan pemasaran muncul pada saat –saat

kritis yaitu ketika industri kecil mulai mengenal usahanya. Kehilangan pangsa

pasar dapat mengakibatkan penurunan usaha secara drastis. Bagi industri

kecil setara dengan kebutuhan akan sarana permodalan.

Secara keseluruhan keberhasilan pengusaha kecil akan membawa

dampak terhadap peningkatan produksi dalam negeri yang nantinya

diharapkan akan mampu bersaing dengan produk lain khususnya produk luar

negeri, sehingga tidak manutup kemungkinan pasar lain di luar daerah

maupun sasaran yang akan dituju dalam perkembangan industri kecil.

(18)

produksi dan penyerapan tenaga kerja serta implikasinya terhadap taraf hidup

masyarakat dalam arti guna meningkatkan pendapatan masyarakat serta untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dari sektor industri kecil.

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang

yang dikonsumsi. Bahkan seringkali dijumpai dengan bertambahnya

pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah tetapi

kwalitas barang tersebut meningkat. (Soekartawi, 1993 :3)

Pendapatan merupakan faktor penting bagi setiap orang dalam usaha

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh

oleh seseorang maka akan semakin banyak kebutuhan yang akan dipenuhi.

Industri kecil di kabupaten Magetan merupakan salah satu industri

kecil yang memproduksi sepatu kulit pada umumnya dikelola oleh golongan

ekonomi menengah. Kebanyakan pengusaha mampu mendirikan industri

sepatu kulit dengan modal sendiri tanpa menggunakan kredit sehingga

menghasilkan pendapatan yang besar. Semakin besar modal sendiri yang

dimiliki oleh pengusaha maka semakin besar pula pendapatan yang di

peroleh.

Pembangunan pada industri kecil di Kabupaten Magetan merupakan

salah satu alternatif memenuhi pembangunan di sektor industri secara umum,

yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan perannya dalam hal

pemerataan tenaga kerja maupun perluasan kesempatan kerja. Pembangunan

industri sepatu kulit di Kabupaten Magetan berkembang pesat di karenakan

(19)

ekspor di berbagai wilayah misalnya di Surabaya, Solo, Yogyakarta,

Semarang, Jakarta, Bandung, dan Luar Negeri.

Bertitik tolak dari sinilah pemerintah berupaya mengambil suatu

kebijaksanaan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat disekitar

masalah modal, yaitu dengan melalui kredit perbankan, yang nantinya dapat

di gunakan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku

sepatu kulit. Dengan adanya bantuan kredit sektor sepatu kulit oleh bank

umum diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi serta peningkatan

pendapatan.

Para pengusaha kecil pada umumnya akan sealalu meningkatkan hasil

produksinya agar memenuhi konsumen dipasaran, produksi merupakan akhir

dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan

atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi

adalah mengkombinasikan berbagai out put atau input untuk menghasilkan

out put tersebut dalam bentuk persamaan atau fungsi produksi.

(Sumarni dan Fathurrozzi, 2003 : 77).

Data Badan Pusat Statistik (1994) menunjukkan hingga saat ini jumlah

industri kecil telah mencapai 34.314 juta orang meliputi 15.635 juta

pengusaha kecil tanpa menggunakan tenaga kerja lain dan 18.227 juta

pengusaha kecil menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri 54.000

pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap (Kuncoro, 1997 : 315 :316)

Dengan semakin meningkatnya hasil produksi dan tingkat pendapatan

(20)

meningkatkan kesejahteraan keluarga, baik keluarga pemilik modal itu sendiri

maupun yang hanya sebagai buruh. Dan tentunya secara tidak langsung juga

ikut membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Mengingat

pentingnya dalam mencapai pembangunan ekonomi di sektor usaha kecil

terutama produksi sepatu kulit di sektor-sektor lain, maka penelitian ini

mencoba menganalisa dan mengetahui pengaruh faktor- faktor jumlah

investasi, jumlah produksi, pendidikan pengusaha, jumlah tenaga kerja yang

dapat meningkatkan pendapatan industri kecil sepatu kulit di Kabupaten

Magetan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. “Apakah Analisis beberapa faktor Investasi, Produksi, pendidikan

pengusaha, dan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi tingkat

pendapatan industri kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan?”

2. “Manakah dari keempat variabel yang paling dominan dan paling

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan industri kecil Sepatu Kulit

Di Kabupaten Magetan ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan

(21)

1. “Untuk mengetahui apakah Analisis beberapa factor Investasi, Produksi,

pendidikan pengusaha, dan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi

tingkat pendapatan industri kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan.”

2. “Untuk mengetahui perkembangan industri kecil Sepatu Kulit Di

Kabupaten Magetan.”

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan

manfaat atau kegunaan kepada berbagai pihak, yakni:

1. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pembuatan keputusan unutuk

menentukan pola kebijaksanaan selanjutnya dalam rangka peningkatan

taraf hidup.

2. Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang cara penulisan

karya ilmiah yang baik, sekaligus melatih dan memperluas wawasan bagi

si peneliti dan dapat dipakai sebagai bekal jika nantinya terjun ke

masyarakat.

3. Dapat menambah acuan akademis untuk koleksi perpustakaan guna

mendapat para mahasiswa maupun masyarakat dalam membahas maupun

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil –Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah

lain, yang dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian berkaitan dengan

penelitian ini adalah :

A) Agung Lukito Hadi ( 2006 :188)

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Industri

Kecil Sepatu- Sandal Di Sidoarjo”.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan secara simultan diperoleh

hasil F hitung sebesar 354,677 > F tabel sebesar 5,14. sedangkan dari

pengujian secara parsial diketahui hasil dari modal sendiri ( X1) t hitung

sebesar 3,584 > t tabel sebesar 0,848 variabel produksi ( X2) diperoleh

hasil t hitung sebesar 2,655 > t tabel sebesar 0,765 variabel PDRB ( X4)

diperoleh hasil t hitung sebesar 3,484 > t tabel sebesar 0,967. dari hasil

yang diperoleh tersebut maka semua variabel bebas yang diteliti yaitu

modal sendiri (X1), volume produksi (X2), inflasi (X3) dan PDRB (X4)

berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat ( Y) yaitu

pendapatan pengusaha industri kecil sepatu dan sandal di Sidoarjo.

B) Galih Imam Santoso ( 2004 : 207).

“Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Unit Usaha, Dan

Jumlah Nilai Produksi Terhadap Jumlah Pendapatan Usaha Sepatu/Sandal

(23)

Kulit Di Kabupaten Magetan”.

Dengan menggunakan uji F diperoleh bahwa F hitung (18,695) > F tabel

(2,619) sehingga secara simultan nilai investasi, jumlah tenaga kerja,

jumlah unit usaha berpengaruh secara nyata terhadap jumlah pendapatan

usaha sepatu/ sandal di kabupaten Magetan.

Untuk mengethaui hubungan secara persial digunakan uji t pada variabel

jumlah investasi ( X1) = - 0,062 : jumlah tenaga kerja (X2) = 0,079 ;

jumlah unit bebas (X2, X4) mempunyai pengaruh terhadap jumlah

pendapatan usaha sepatu /sandal kulit ( Y) sedangkan variabel bebas nilai

investasi ( X1) dan jumlah unit usaha ( X3) tidak mempunyai pengaruh

terhadap jumlah pendapatan usaha sepatu/sandal kulit (Y). untuk

meningkatkan pembangunan ekonomi pemerintah hendaknya selain lebih

memperhatikan aset-aset milik negara diharapkan juga memperhatikan

usaha kecil yang ada didaeranya yang akan menyangkut hajat masyarakat

adan para pengusaha. Juga lebih meningkatkan mutu dalam melakukan

pelayanan dan kwalitas produksinya kepada masyarakat dengan kwalitas,

model dan ketahanan produk yang sempurna pada masyarakat sehingga

bisa bersaing dengan produk luar.

C) Rangga Arief Brahmana ( 2007 : 075)

“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil

Di Kabupaten Madiun.”

Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan bahwa nilai inbestasi,

(24)

berpengaruh signifikasi terhadap pendapatan industri kecil sebagai

variabel terikat. Hipotesis dibuktikan dengan uji F, dimana diperoleh nilai

F hitung = 17,903 lebih besar dari F tabel = 2,228. secara parsial nilai

investasi ( X1) tidak berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil (Y).

hipotesis ini dibuktikan dengan uji t , dimana diperoleh nilai t hitung =

1,805 lebih kecil dari nilai t tabel = 2,228. secara parsial jumlah tenaga

kerja (X2) tidak berpengaruh signifikasi terhadap pendapatan industri kecil

(Y). hipotesis ini dibuktikan dengan uji t , dimana diperoleh nilai t hitung

= -0,620 lebih kecil dari nilai t tabel = - 2,228, secara parsial (X3) jumlah

unit usaha industri kecil tidak berpengaruh terhadap pendapatan industri

kecil (Y). hipotesis ini dibuktikan dengan uji t, dimana diperoleh nilai t

hitung = 0,865 lebih kecil dari t tabel = 2,228, dari data diatas tidak ada

yang dominan.

Untuk mempengaruhi pendapatan industri kecil, karena variabel ini

memiliki determinasi parsial R2 = 0,0069 = 0,0047 paling besar nilai koefisien determinasi parsial ketiga variabel bebas lainnya.

D) M. Ali Rosyidi ( 2007 : 083)

“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha

Industri Kecil Songkok Di Kabupaten Gresik.”

Menyimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh secara

nyata terhadap variabel terikat dengan F hitung = 28,313 > F table = 3,48

dengan menggunakan level of Significant (α) sebesar 0,05, sedangakan

(25)

dapat diketahui bahwa variabel bebas modal sendiri ( X1) berpengaruh

positif terhadap pendapatan pengusaha industri kecil songkok ( Y) dengan

t hitung = 4,416 > t table = 2,228 sehingga secara parsial modal sendiri

berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan industri kecil songkok di

kabupaten Gresik. Untuk variabel bebas jumlah produksi berpengaruh

secara nyata terhadap pendapatan industri kecil . untuk variabel inflasi

(X4) diperoleh t hitung = 1,137 < t tabel = 2,228 228 sehingga secara

parsial dapat diketahui bahwa inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap

pendapatan industri kecil songkok di kabupaten Gresik.

E) Didit Aspirandi ( 2008 : 085).

“Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Industri Kecil

Sepatu/Sandal Di Sidoarjo (Studi Kasus Di Lingkungan Industri Kecil

Wedoro).”

Menyimpulkan bahwa secara simultan berpengaruh nyata terhadap

pendapatan industri sepatu/sandal di Wedoro (Y). hal ini diketahui dari uji

F, yaitu diperoleh F hitung = 110,807 > F tabel = 3,48. sedangkan secara

parsial menunjukkan volume produksi (X4) berpengaruh nyata terhadap

pendapatan industri sepatu/sandal di Wedoro (Y), dimana t hitung (X4)=

3,336 > t tabel = 2,228. sedangkan jumlah kredit (X1) jumlah pengrajin

(X2) dan jumlah tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh terhadap pendapatan

industri sepatu/sandaldi Wedoro (Y)< dimana t hitung < t tabel = 2,228,

karena kemajuan industri sepatu/sandal di Wedoro dipengaruhi oleh

(26)

dipengaruhi oleh jumlah pengrajin dan jumlah tenaga kerja melainkan

dibantu dengan teknologi mesin yang digunakan untuk memproduksi

sepatu/sandal teknologi.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Industri

2.2.1.1. Pengertian Umum Industri dan Industri Kecil

Definisi mengenai industri bermacam-macam, namun pada

dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Adapun definisi dari industri

adalah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang relatif

sejenis atau mempunyai sifat saling mengganti yang erat.

(Kuncoro, 1997: 204).

Industri bisa diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana

aktivitas produksi akan diselenggarakan. (Wignjoesoebroto, 2003 : 2).

Dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian

adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,

bahan setengah jadi untuk menjadikan barang nilainya lebih tinggi dalam

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan

industri.

Sedangkan pengertian industri kecil adalah sebagai suatu usaha

dalam proses produksi yang didalamnya ada perubahan bentuk yang atau

sifat barang dalam proses produksi, faktor alam dan juga penerapan

(27)

penerapan teknologi mady atau sederhana serta bersifat padat

karya.(Anonim, 1998 : 12).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa industri

kecil adalah sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya

ada perubahan bentuk atau sifat barang dan disamping itu faktor manusia

sangat menentukan faktor alam. Pengertian tersebut menitik beratkan

pada aspek tenaga kerja dari pada aspek lainnya. Secara konsepsional

pengertian industri kecil yaitu dengan modal kerja yang kecil dan

teknologi yang sederhana serta tenaga kerja yang bersifat padat karya.

Industri kecil memiliki beberapa pengertian, seperti dibawah ini:

1. Biro pusat statistik (BPS)

Industri kecil adalah perusahaan yang menggunakan jumlah tenaga

kerja antara 5 sampai 19 orang pekerja.

2. Departemen Perindustrian

Industri kecil adalah industri kerajinan merupakan bagian dari usaha

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup

masyarakat melalui kegiatan produksi dalam ukuran kecil

3. Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM)

Industri kecil adalah badan usaha yang penanaman modalnya dalam

usaha merupakan mesin dan peralatan serta gudang (dengan

perkecualian penanaman modal berupa lahan) tidak melebihi Rp

200.000.000. selain itu pemilik usaha kecil harus seorang WNI.

(28)

4. Bank Indonesia

Industri kecil adalah industri yang aset nettonya bernilai kurang dari

Rp. 100.000.000.

Kriteria untuk industri kecil sebagai berikut :

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan minimal Rp. 100.000.000

c) Milik warga negara indonesia (WNI).

d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha menengah atau usaha besar.

e) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi

(Anonim, 1997: 5).

Industri kecil juga meliputi industri kecil informasi dan industri

tradisional. Industri kecil informasi adalah industri yang belum terdaftar,

dan belum berbadan hukum antara lain petani penggarap dan industri

rumah tangga. Sedangkan industri tradisional adalah industri yang

menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara

turun-temurun dan atau berkaitan dengan seni budaya kegiatan ekonomi

rakyat yang berskala kecil yang dimiliki dan menghadapi sebagian besar

(29)

Berdasarkan ciri dan sifat yang dimiliki oleh industri kecil, maka

industri kecil menjadi andalan pembangunan ekonomi di indonesia

khususnya untuk mengingatkan perekonomian di daerah pedesaan, oleh

sebab itu industri kecil perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal

perkembangan yang lebih lanjut.

2.2.1.2. Macam-macam Industri

Untuk mengetahui macam-macam industri ini biasa dilihat dari

beberapa sudut pandang, yaitu :

a. Pengelompokkan industri yang dilakukan oleh departemen

perindustrian yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

1) Industri dasar

Yang meliputi kelompok industri dan logam dasar (IMLD) dan

kelompok industri kimia dasar (IKD). ditinjau arti misinya,

industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, bersifat padat modal dan membantu

penjualan struktur industri. Teknologi tepat guna yang

digunakan adalah teknologi maju teruji dan tidak padat karya,

namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara

besar sejajar dengan tumbuhnya industri hilir dan kegiatan

(30)

2) Industri Hilir

Yaitu kelompok aneka industri (AI) yang meliputi antara lain :

industri yang mengolah sumber daya lautan, industri yang

mengolah sumber daya pertanian secara luas dan lain-lain.

Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas

kesempatan tenaga kerja, tidak padat modal dan teknologi yang

digunakan adalah teknologi menengah dan atas atau teknologi

maju.

3) Industri kecil

Yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang dan

kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan

logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi

melaksanakan pemerataan teknologi, teknologi yang digunakan

teknologi menengah atau teknologi sederhana dan padat karya.

Pengembangan industri kecil ini diharapkan dapat menambah

kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan

memanfaatkan pasar dalam dan pasar luar negeri (ekspor).

b. Pengelompokkan industri menurut jumlah tenaga kerja yang

dipekerjakan menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pengelompokan

(31)

1) Industri besar, jika mempekerjakan 100 orang atau lebih

2) Industri sedang, jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang

3) Industri kecil, jika mempekerjakan 5 sampai 9 orang

4) Industri kerajinan rumah tangga, jika mempekerjakan kurang dari

5 orang.( Licon, 1992 : 306)

Penggolongan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit

usaha dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Industri besar

Adalah industri yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100

orang lebih, yang bersifat padat modal ( capital insentive ) dimana

tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi

lebih sedikit dari pada jumlah modal yang digunakan. Dengan

teknologi yang tinggi dan teruji, industri padat karya ( labor

insentive ). Sasaran utama yang ingin dicapai yaitu peningkatan

pertumbuhan ekonomi dan sebagai penguat struktur ekonomi dalam

jangka panjang. Dan memiliki nilai investasi perusahaan lebih dari

Rp. 100 juta tidak termasuk tanah dan tempat usaha.

(Anonim, 1992 : 2).

2. Industri sedang

Adalah industri yang mempekerjakan sebanyak antara 20 orang

sampai 99 orang, dengan teknologi yang tinggi tidak banyak

menyerap tenaga kerja dan lebih menggunakan padat modal (capital

(32)

dan industri sedang memiliki nilai investasi perusahaan antara Rp 70

juta sampai Rp 100 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha . ( Anonim, 1992 : 2)

3. industri kecil

Adalah industri yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak antara 5

orang sampai 19 orang. Dengan teknologi yang sederhana dan

meyera banyak tenaga kerja (padat karya). Industri kecil yang

emmpunyai ijin atau daftar usaha adalah industri kecil yang

mempunyai modal investasi untuk mesin dan peralatan yang bernilai

Rp 500.000 sampai dengan RP 70 juta. (Anonim, 1993 :3)

4. Industri Kerajinan ( Rumah tangga)

Adalah kelompok industri yang mempekerjakan sebanyak 1 orang

sampai 4 orang, disebut juga industri kecil non formal, karena tanpa

diwajibkan mempunyai industri kecil non formal, karena tanpa

diwajibkan mempunyai uji daftar usaha yang memiliki modal

investasi untuk mesin dan peralatan dibawah Rp 500.000 ;

( Anonim, 1993 : 3).

2.2.1.3. Perlunya Pengembangan Usaha Kecil

Untuk menumbuh kembangkan industri kecil dan kegiatan rumah

tangga (IKKRT) setidaknya dilandasi oleh 3 alasan :

1. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga ( IKKRT) menyerap

(33)

umumnya membuat banyak industri dan kerajinan rumah tangga

(IKKRT) juga intensif menggunakan sumber daya alam lokal.

Apalagi karena lokasinya yang kebanyakan dipedesaan,

pertumbuhan industri kerajinan rumah tangga (IKKRT) akan

menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga

kerja, pengurangan jumlah kemiskinan dan pemerataan dalam

distribusi pendapatan.

2. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga ( IKKRT) memegang

peranan penting dalam ekspor nonmigas, yang pada tahun 1990

mencapai USD $ 1.031 juta untuk menempati rangking kedua setelah

ekspor dari kelompok industri.

3. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk piramida

pada pembangunan jangka panjang tahap II, pada puncak piramida

dipegang oleh usaha berskala besar, dengan ciri : beroperasi dalam

struktur pasar, hambatan masuk tinggi ( adanya bea masuk , non –

tarif, modal), menikmati margin keuntungan tinggi dan akumulasi

modal cepat. (Kuncoro, 1997 : 312).

Departemen perdagangan lebih menitik beratkan pada aspek

permodalan, bahwa suatu usaha disebut kecil apabila permodalannya

kurang dari Rp 25.000.000. departemen perindustrian mendefinisikan

industri kecil sebagai industri yang mempunyai asset tidal lebih dari

Rp 600.000.000. KADIN mendefinisikan industri kecil sebagai sektor

(34)

paling banyak 300 orang dan nilai penjualan dibawah Rp 100.000.000.

Departemen koperasi dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK)

sependapat dengan Bank indonesia, yang menggolongkan pengusaha

kecil berdasarkan kriteria Amset, usaha tidak lebih dari Rp 2 milyar dan

kekayaan (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak lebih dari Rp

600.000.000. definisi usaha kecil menurut UU No. 9/1995 tentang usaha

kecil, adalah segabai berikut :

Pertama : memiliki kekayaan paling banyak Rp 200.000.000, tidak

termasuk tanah dan gedung

Kedua : memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1

milyar

Ketiga : milik Warga Negara Indonesia

Keempat : berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai berafiliasi baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah

atau usaha besar.

Kelima : berbentuk badan usaha perorangan, tidak berbadan hukum

atau termasuk koperasi ( Anonim dan Kuncoro, 1997: 315).

2.2.1.4. Tantangan Bagi Usaha Kecil

Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat

struktur perekonomian nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam

(35)

kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan pengusaha kecil

menjadi pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa

pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat

kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia,

kewirausahaan , pemasaran dan keuangan.

Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini

mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya

dengan baik. Masalah mendasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah :

a. Kelemahan dalam memperoleh peluang besar dan memperbesar

pangsa pasar.

b. kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk

memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan

c. kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya

manusia

d. keterbatasan jaringan usaha antar pengusaha kecil (sistem informasi

pemasaran).

e. Iklim yang kurang kondusif karena persaingan yang saling

menjatuhkan.

f. pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan

kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha

(36)

2.2.1.5. Industri dan Masyarakat

Masyarakat berarti suatu kelompok orang yang tinggal disuatu

wilayah dan bekerja sama saling bergantung untuk mencapai tujuan

mereka melalui organisasi-organisasi yang dibentuk diantara mereka.

Industri yang mempengaruhi masyarakat dalam arti luas adalah industri

yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang

yang terlibat didalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat.

Industri menimbulkan akibat fisik didalam masyarakat, akibat yang

dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa dalam berbagai

bentuk yang berbeda-beda. Munculnya industri-industri baru dalam satu

wilayah memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.

Usaha yang dilakukan oleh industrial interest Group untuk

mempengaruhi masyarakat biasanya berupa usaha untuk memberi

gambaran dari suatu produk terhadap masyarakat. Salah satu bentuk dari

industrial interest Group adalah lembaga periklanan. Iklan berfungsi

untuk mempromosikan suatu produk sebuah perusahaan.

Suatu cara yang lebih teoritis untuk pengaruh timbal balik antara

industri dengan masyarakat adalah dengan cara mengindentifikasikan

jenis-jenis hubungan antara industri dengan masyarakat. Pengaruh

masyarakat terhadap industri ialah masyarakat telah merasakan berbagai

bentuk pengaruh adanya industri dan kadang kala masyarakat sendiri

ikut memperkuat atau memperbesar skala pengaruh tersebut akibat

(37)

dirasakan oleh pihak pengusaha, baik organisasi buruh juga oleh

pemerintah jika terjadi pemogakan buruh yang akan mempengaruhi

perputaran roda-roda ekonomi.

(Parker, Brown, and Smith, 1992 : 92-97).

2.2.2. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari terjemahan bahasa Inggris “Income”

yang di artikan sebagai pendapatan. Menurut pengertian yang sempit

pendapatan meliputi operasional yaitu pendapatan yang timbul atau yang

di hasilkan dari aktifitas produksi. Sedangkan pendapatan operasional

yang timbul dari laba atau rugi penjualan aktiva tatap atau investasi tidak

termasuk pendapatan.

Pendapatan penting bagi setiap orang dalam usaha memenuhi

kebutuhan sehari-hari. makin tinggi tingkat pendapatan seseorang makin

banyak pula kebutuhan hidup sehari-hari yang dapat terpenuhi. oleh karna

itu maka setiap negara akan berusaha meningkatkan pendapatan

masyarakat karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan

nasional.

Di dalam teori ekonomi, pendapatan nasional merupakan bagian

yang paling menarik untuk di bicarakan karena pendapatan nasional

merupakan bagian yang paling menarik untuk di bicarakan karena

pendapatan nasional tersebut sampai saat ini masih tetap di anggap sebagi

pilar utama penyanggah politik ekonomi, artinya kearah pendapatan

(38)

ada satupun negara di dunia ini yang memandang penting masalah

pendapatan nasional.

Kita ketahui bahwa komponen pendapatan nasional adalah

konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor atau

merupakan penjumlahan semua barang-barang dan jasa-jasa akhir atau

nilai tambah yang di hasilkan oleh warga negara dalam jangka waktu

tertentu. beberapa ahli ekonomi menyatakan bahwa pendapatan

masyarakat adalah indikator dalam menjalankan pembangunan di segala

bidang.

Menurut Nisjar dan Winarji (1997:7) Pendapatan nasional adalah

total yang di terima para pemilik fator-faktor produksi di dalam

perekonomian tertentu. yakni para pekerja, para pemilik modal dan para

pemilik tanah. Sedangkan pendapatan itu sendiri merupakan nilai

penjualan di kurangi biaya-biaya faktor-faktor produksi dan

dividen-dividen yang di bayaran dari sektor bisnis terdiri dari sejumlah uang guna

menggantikan peralatan modal yang telah menjadi lusuh (Depreciation)

di tambah dengan penghasilan yang di tahan (Retained Earnings or

Undistributed Profits) perusahaan-perusahaan. Sektor bisnis sebaliknya

membeli peralatan modal yang di gunakan dalam proses produktif.

Pembeli modal demikian di namakan investasi bruto (Gross Investment).

Menurut Rosyidi ( 2000:98 ) di dalam arus perputaran kegiatan

ekonomi terdapat dua pihak yang menggerakkan roda perekonomian,

(39)

dalam pihak swasta itu diadakan pembagian pula yakni individu (dunia

rumah tangga) dan business (rumah tangga perusahaan) selanjutnya

hubungan antara business dan individu itu diperlihatkan didalam gambar

berikut ini:

Gambar 1 : Arus Perputaran Pendapatan

Sumber : Rosyidi Suherman 2003, Pengantar Teori Ekonomi Mikro dan Makro, penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Halaman 99

Hubungan yang jelas antara individu dan business tersebut supaya

lebih muda dipahami maka dalam gambar tersebut kedua pihak itu disebut

dengan pihak masyarakat dan pihak perusahaan / bisiness.

Business menyediakan barang dan jasa yang menjadikan pemuas

kebutuhan masyarakat sebagai imbalan jasa-jasa produktifitas yang

diterimanya dari masyarakat seperti tenaga, tanah dan sebagainya. Dari

pihak lain yaitu dari pihak masyarakat ke pihak business mengalirlah uang

dalam bentuk pembelian-pembelian. Sedangkan dari arah yang sebaliknya

dari business ke masyarakat mengalir pula uang dalam bentuk upah, jasa,

bunga, sewa, dan sebagainya. Sedangkan pada lajur yang paling bawah

Masyarakat Business

Barang & Jasa

Jasa-jasa & Produksi

(40)

terlihat adanya arus bentuk upah, bunga, sewa, dan laba. Ini adalah

bentuk- bentuk pendapatan yang diterima oleh anggota masyarakat, maka

dari pada itu arus pendapatan (upah, bunga, sewa dan laba) disini muncul

sebagai akibat adanya jasa-jasa produktif (productive service) yang

mengalir ke arah yang berlawanan dengan arah aliran pendapatan, yakni

jasa-jasa produktif mengalir dari pihak masyarakat ke pihak business,

sedangkan pendapatan mengalir dari pihak business ke pihak masyarakat.

Semua itu memberi arti bahwa pendapatan harus didapatkan dari aktivitas

produksif.

( Rosyidi, 2003:98 )

2.2.2.1. Pengertian Pendapatan Nasional

Bagi para pengusaha masyarakat yang merupakan masyarakat

golongan ekonomi lemah dengan taraf hidup yang rendah, upaya

peningkatan taraf hidup berkaitan dengan pendapatan yang di peroleh.

Semakin banyak pendapatan yang di peroleh dari usaha yang di

jalankannya maka akan semakin banyak kebutuhan yang dapat terpenuhi.

Semakin tinggi pendapatan yang di peroleh seseorang maka akan

terdapat dana yang dapat disisakan sebagai modal untuk menjalankan

sebagai usaha selanjutnya, sehingga secara tidak langsung dapat

(41)

Beberapa Penelitian tentang pendapatan dikemukakan oleh para ahli :

1. Menurut Dumairy ( 2001 : 37 )

Pendapatan Nasional adalah prestasi ekonomi suatu bangsa atau

Negara dapat dilihat dengan berbagai ukuran agregat. Secara umum

prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah

pendapatan Nasional.

2. Menurut Sukirno ( 2001 : 34 )

Pendapatan Nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor-faktor

produksi yang digunakan dengan produksi dan jasa dalam suatu tahun

tertentu. Dalam suatu perhitungan pendapatan Nasional jumlah

pendapatan itu dinamakan produk Nasional netto harga faktor

produksi.

3. Menurut Winardi ( 1993 : 50 )

Pendapatan Nasional adalah keseluruhan dari barang dan jasa

yang dihasilkan oleh suatu perekonomian suatu Negara dalam periode

tertentu.

Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari :

 Pendapatan Nasional harga dan harga tetap. Harga berlaku yaitu nilai

barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara satu tahun dan dinilai

menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.

 Pendapatan Nasional harga pasar dan harga faktor. Harga pasar yaitu

(42)

Sedangkan harga faktor adalah nilai yang disumbangkan oleh

faktor-faktor produksi. ( Sukirno,2001 : 35 )

2.2.2.2. Pengertian Pendapatan Daerah

Pendapatan adalah menunjukkan jumlah seluruh uang yang

diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.

Pendapatan dari kekayan ini seperti sewa, bunga, deviden, serta

pembayaran transfer atas penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan

sosial atau asuransi pengangguran. (Nordhaous, 1993 : 258)

Oleh karena itu pendapatan merupakan factor bagi stiap orang

untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian seseorang

dituntut untuk lebih dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh

harapan kebutuhannya dapat terpenuhi.

Pengertian daerah dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1974

tentang pokok-pokok pemerintah di daerah yang dimaksud daerah otonomi

yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hokum yang

mempunyai satu wilayah tertentuyang berhak, berwenang dan

berkewajiban sendiri dalam Negara Republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dimana daerah ini dibagi atas:

a. Daerah tingkat I atau Propinsi

b. Daerah tingkat II atau Kabupaten, termasuk didalam ini adalah

(43)

Pendapatan daerah adalah suatu pendapatan yang menunjukan

kemampuan suatu daerah dalam mrnghimpun sumber-sumber dana untuk

membiayai daerah tersebut.

Pendapatan daerah dapat didefinisikan sesuai dengan cara dari segi

mana melihatnya. Adapun definisi pendapatan daerah ditinjau dari

beberapa sagi antara lain :

1. Kalau ditinjau dari segi pendapatan, pendapatan daerah adalah

merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh

faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut

serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu.

2. Atau apabila ditinjau dari segi pengeluaran, pengaluaran daerah adalah

merupakan konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta, yang tidak

mencari untung. Konsumsi pemerintah,pembentukan modal tetap

perubahaan stok dan ekspor netto.

(Anonim, 1993-1996 : 19)

Sumber perolehan dana bagi pemerihtah daerah itu

bermacam-macam berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, menyebutkan

(44)

A. Pendapatan asli daerah yang terdiri dari :

 Hasil pajak daerah  Hasil retribusi daerah

 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolan kekayaan

daerah lainnya yang dipisahkan.

 Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

B. Dana perimbangan

 Bagian daerah dari penerimaan dari pajak bumi dan bangunan, bea

perolehan atas hak tanah dan bangunan, dan penerimaan dari

sumber alam.

 Dana alokasi umum

 Dana alokasi khusus

C. Pinjaman daerah

D. Lain-lain penerimaan yang sah (Anonim 1993-1996 : 19)

Dari sumber tersebut yang paling dominan dalam struktur

pendapatan daerah adalah penerimaan yang berasal dari subsidi atau

bantuan dari pemerintah pusat sehingga daerah masih terdapat

ketergantungan sangat besar dalam hal pembiayaan pada pemerintah

pusat.

Maka dapat disimpulkan pendapatan daerah adalah pendapatan

atau penerimaan yang bersumber dari potensi-potensi yang berasal dari

(45)

kebutuhan rumah tangganya sendiri, dimana hal itu menunjukkan

kemampuan suatu daerah tersebut.

2.2.3 Investasi

2.2.3.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk

meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal. Stok barang

modal capital stock terdiri dari pabrik,mesin., kantor dan produk-produk

tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi barang modal,

juga meliputi perumahan tempat tinggal dan juga persediaan. Investasi

juga merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada

komponen-komponen barang modal ini. (Dornbuseh dan Fisher,1999 : 236).

Faktor-faktor yang menentukan investasi :

1) Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang

Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan lebih

baik lagi di masa depan yaitu ramalan bahwa harga-harga akan tetap

stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan masyarakat akan

berkembang cepat.makin baik keadaan masa depan, makin besar

tingkat keuntungan yang diperoleh

2) Tingkat Bunga

Keadaan dimana tingkat bunga dapat mempengaruhipara pengusaha

dalam memutuskan apakah harus melaksanakan investasi yang

(46)

akan dilaksanakan apabila tingkat keuntungan yang akan diperoleh

lebih besar dari pada tingkat bunga yang harus dibayarkan.

3) Perubahan dan perkembangan teknologi

Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru

dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau usaha-usaha lain bisa

dinamakan pembaharuan atau investasi.

4) Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya

Investasi berkecenderungan untuk mencapai tingkat yang lebih besar.

Apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya, sebaiknya

investasi akan bertambah rendah, tidak berkembang dan diramalkan

akan menjadi bertambah rendah.

5) Keuntungan yang dicapai perusahaan

Keuntungan yang tinggi merupakan suatu petunjuk bahwa perusahaan

itu sedang menghadapi perkembangan dalam permintaan barang yang

diproduksinya. (Sukirno,1995 : 185).

2.2.3.2. Jenis-jenis Investasi

1. Autonomous Investment dan Induced Investment

Autonomous investment adalah investasi yang besar kecilnya tidak

dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena

adanya perubahan-perubahan faktor diluar pendapatan. Dan Induced

investment adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat

(47)

2. Public Investment dan Private Investment

Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang

dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan Private investment adalah

investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta.

3. Domestic Investment dan Foreign Investment

Domestic investment adalah investasi yang berasal dari dalam negeri

dan digunakan di dalam negeri. Dan Foreign investment adalah

penanaman modal yang berasal dari luar negeri dan digunakan di

dalam negeri.

4. Gross Investment

Adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada

suatu ketika. Yang dimaksud dengan investasi Bruto adalah semua

jenis investasi yang dilaksanakan di suatu negara dengan tidak peduli

jenis investasi apa sajakah yang dilaksanakan

5. Net Investment

Adalah selisih antara investasi Bruto dengan penyusutan.

(Rosyidi, 1995 : 169 – 172).

2.2.3.3 Teori Investasi

a. Marginal Efficiency Of Capital (MEC)

Di dalam suatu waktu tertentu misalnya dalam tempo satu

(48)

perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan investasi.

Berbagai proyek investasi ini mempunyai tingkat pengembalian

modal yang berbeda, yaitu sebagai bagian dari proyek investasi itu

akan menghasilkan keuntungan rendah. Berdasarkan atas besarnya

jumlah modal yang berbeda,yaitu sebagai bagian dari proyek

investasi itu akan menghasilkan keuntungan rendah.Berdasarkan atas

besarnya jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian

modal yang akan diramalkan, akan diperoleh analisis makro ekonomi

membentuk suatu kurva yang dinamakan Efisiensi Modal Marginal /

marginal Efficiency Of Capital atau MEC. (Sukirno,1995 : 11).

Gambar 2. Hubungan antara MEC dan Investasi

Sumber : Sukirno, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Makro, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, Hal 112.

Berdasarkan hal-hal yang dihubungkannya, efisiensi modal

marginal dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan

suatu hubungan diantara tingkat pengembalian modal yang

(49)

Untuk memperjelas arti konsep efisiensi modal marginal,

dapat dijelaskan sebagai berikut : sumbu tegak menunjukkan tingkat

pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan nilai investasi

yang akan dilakukan. Pada kurva MEC ditunjukkan dengan tiga

buah titik A, B, C. Titik A menggambarkan bahwa tingkat

pengembalian modal adalah sebesar R0 dan investasi adalah I0. ini

berarti titik A menggambarkan bahwa perekonomian terdapat

investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal

sebanyak I0 titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama.

Titik B menggambarkan wujudnya kesempurnaan untuk

menginvestasikan dengan tingkat pengembalian modal R1 atau lebih

dan modal yang diperlukan adalah I1. Titik C menggambarkan untuk

mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal

sebanyak R2 atau lebih dan modal yang diperlukan sebanyak I2.

MEC atau MEI adalah hasil yang diharapkan atas tambahan

satu satuan modal, yang mana konsep MEI dapat digunakan untuk

mengadakan evaluasi. Dalam melakukan investasi terlebih dahulu

harus ditentukan tingginya MEI pada suatu proyek investasi. Setelah

itu baru kita bandingkan nilai MEI pada suatu proyek investasi.

Setelah itu baru dibandingkan nilai MEI tersebut dengan tingkat

(50)

b. Marginal Efficiency of Investment (MEI)

Kurva MEI adalah kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya

investasi yang diinginkan pada berbagai tingkat harga dimana harga

investasi berubah apabila terjadi perubahan tingkat bunga

(Guritno, 1992 : 85).

Gambar 3. Kurva Investasi (MEI)

Sumber : Waluyo, 2002, teori Ekonomi Mikro, Universitas Muhammadiyah, Malang Press, Malang, hal 54.

Kurva diatas menggambarkan jumlah investasi yang akan terlaksana

pada setiap tingkat bunga. Menurunnya slop dari MEI ini disebabkan

oleh dua hal, yaitu :

a. Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam

masyarakat, makin rendahlah efisiensi marginal investasi

tersebut. Sebab makin banyak investasi yang terlaksana dalam

berbagai lapangan ekonomi, maka menjadi semakin ketat

(51)

b. Bahwa semakin banyak investasi yang dilakukan maka ongkos

(asset) menjadi lebih tinggi

2.2.3.4 Investasi Pada Industri Kecil

Investasi merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan pengusaha

untuk membeli barang-barang modal. Kebutuhan dana dibagi dalam

jangka panjang dan jangka pendek. Kebutuhan dana jangka panjang

tampak pada awal perusahaan berdiri dan ketika usaha berkembang,

yang berupa pembelian tanah, bangunan, peralatan dan transportasi.

Kebutuhan jangka pendek terdiri dari pembayaran upah dan produksi

lainnya. (Anonim, 2003:66)

Perdagangan atau pengusaha kecil biasanya enggan meminta

kredit dari bank. Bagi mereka, pelepasan uang atau rentenir lebih praktis

sebagai sumber modal, meskipun kemudahan item harus dibayar mahal.

Kredit pembeli untuk barang produksinya atau kredit penjual untuk

bahan mentah yang dipakainya memberikan manfaat ganda yang tidak

dapat di berikan oleh lembaga bank. Kredit pembelian memberikan

kepastian pemasaran, sedangkan kredit penjualan memberikan kepastian

tersedianya bahan mentah.

Namun kenyataannya, sekarang pihak perbankan pemerintah

telah memberikan banyak kemudahan dalam pemberian kredit untuk

permodalan dengan bunga rendah dan tanpa tanggungan, misalnya

(52)

Modal Kerja Permanen (KMKP),dan sebagainya. Pihak bank pun sudah

lebih aktif mengadakan kampanye mendekati pengusaha kecil.

Ditambah dengan intensifikasi pemberian informasi yang gencar,

sudah banyak perusahaan informal memanfaatkan (Afrida, 2003:144).

Menurut Thomas Robert Malthus, untuk adanya perkembangan

ekonomi diperlukan kenaikan jumlah capital untuk investasi secara

terus-menerus (Subri, 2003:3).

2.2.3.5 Hubungan Investasi Dengan Pendapatan Industri Kecil

Dalam hubungannya tingkat investasi yang diusahakan

menyatakan teori dorongan besar (Big Push). Teori ini secara singkat

mengatakan bahwa bila hanya ada sedikit usaha untuk menaikkan

pendapatan, Hal ini hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja yang

nantinya akan manghambat kenaikkan pendapatan perkapita. usaha harus

dilakukan secara besar-besaran untuk mengatsi perubahan penduduk

implikasinya adalah harus dadakan investasi besar-besaran untuk

menghilangkan kemiskinan, memaksimumkan output dengan

menggunakan teknik yang paling produktif yang kadang-kadang

membutuhkan kapital yang besar. Konsen pada investasi selanjutnya

menghasilkan alat-alat kapital untuk mempertahanka pendapatan dan

(53)

2.2.4. Pengertian Produksi

Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan

menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan

faktor-faktor produksi yang tersedia.

( Sumarni dan Soeprihanto, 1995 : 184).

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan

pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output tersebut

dalam bentuk persamaan atau merupakan fungsi produksi.

( Joesian dan Fathurrozi, 2003 : 77).

Menurut Rosyidi ( 2002 : 54) produksi bagi kebanyakan orang

diartikan sebagai kegiatan-kegiatan dilapangan pertanian, pendefinisian

seperti itu merupakan definisi produksi secara sempit. Sedangkan

definisi produksi secara luas seperti yang dituliskan oleh Richard

Ruggles yaitu produksi merupakan proses menciptakan nilai atau

memperbesar nilai suatu barang atau dapat juga dikatakan bahwa

produksi adalah setiap usaha yang menciptakan , memperbesar daya

guna barang.

Sedangkan pengertian produksi menurut Iskandar Putong (2003 :

100) adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang akan

(54)

Meskipun produksi dalam pengertian umum meliputi semua

aktifitas untuk menciptakan barang dan jasa, tetapi dalam konsep

produksi disini hanya akan dibicarakan pada masalah barang. Karena

dalam kasus ini masalahnya akan menjadi lebih sederhana, faktor-faktor

produksi yang digunakan dapat ditunjuk secara jelas dan produk yang

dihasilkan juga dapat ditunjuk secara jelas dan produk yang dihasilkan

juga dapat diidentifikasikan dengan mudah baik kualitas maupun

kuantitasnya (Sudarman, 1997: 119).

Dari definisi diatas disimpulkan bahwa pengertian produksi adalah

penciptaan atau memperbesar nilai guna suatu barang yang berbentuk

(55)

Gambar 4. Kurva Tahap Produksi

Sumber : Salvatore, Dominiek, 2001, Managerial Economics Dalam Perekonomian Global, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal 248.

Kita dapat menggunakan hubungan kurva-kurva Ap1 dan MP1

untuk menentukan tiga tahap produksi atau tenaga kerja. Tahap I melalui

dari titik origin ketitik dimana AP1 maximum. Tahap II mulai dari titik I

sampai titik dimana MP 1 = 0. tahap III meliputi tahap API yang negatif.

Produsen tidak akan bekerja pada tahap III, meskipun tenaga kerja tidak

dibayar, karena dia dapat menaikkan output total dengan menggunakan

lebih sedikit tenaga kerja pada suatu arket tanah. Sama halnya produsen

juga tidak akan bekerja pada tahap I bagi pengguna tenaga kerja sama

seperti tahap II bagi pengguna tanah (AP 1 negatif). Hal ini hanya

membuat tahap II merupakan tahap bagi produsen yang rasional. I

Tenaga kerja

II Tenaga kerja

III

Tenaga kerja TP

APL

MPL

(56)

2.2.4.1 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah skedul (persamaan matematis yang

menggambarkan jumlah output (keluar) maksimum yang dapat

dihasilkan dari satu set masukan (input) faktor produksi tertentu yang

digunakan oleh produsen pada tingkat teknologi tertentu pula.

Singkatnya, fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil

produksi. ( Sudarman, 1997 : 124).

Pengertian lain dari fungsi produksi adalah hubungan teknis

yang menghubungkan antara faktor produksi atau masukan input dan

hasil produksinya atau produk keluar (output) disebut faktor produksi

karena adanya sifat mutlak agar produksi dapat dijalankan untuk

menghasilkan produk. Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang

dipakai oleh perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara

keseluruhan. Dalam keadaan teknologi tertentu hubungan antara input

dan output tercermin dalam rumusan fungsi produksinya. Apabila

teknologi berubah, berubah pula fungsi produksinya. Suatu fungsi

produksi menggambarkan suatu metode produksi yang efisien secara

teknis dalam arti menggunakan kuantitas bahan mentah yang minimal,

tenaga kerja dan barang-barang modal lain yang minimal. Metode

produksi yang boros perhitungan dalam fungsi produksi.

(57)

2.2.4.2 Faktor-Faktor Produksi

Faktor –faktor produksi adalah semua unsur yang usaha

penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang. Adapun

faktor-faktor produksi atas :

1. Tanah (Land) atau sumber daya alam (Natural Resources) adalah

segala sesuatu yang biasanya menjadi faktor produksi dan berasal

atau disediakan oleh alam atau dapat juga dikatakan sebagai segala

sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia, yang meliputi

antara lain :

1. Tenaga penumbuh dari pada tanah, baik untuk pertanian,

perikanan, maupun pertambangan.

2. Tenaga air baik untuk pengairan, penggaraman, maupun

pelayaran.

3. Iklim, cuaca, curah hujan, arus angin dan sebagainya.

4. dan lain-lainnya.

2. Tenaga Kerja Manusia (Labor) atau Sumber Daya Manusia ( Human

Resources) adalah semua kemampuan manusia yang dapat

disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi

barang-barang dan jasa-jasa, berupa kemmapuan fisik dan kemampuan

mental. Sedangkan terdidik serta tenaga terampil dan tenaga yang

(58)

3. Modal ( Capital)

Modal disini ada dua yaitu barang-barang Modal Riil ( Real Capital

Goods) dan modal uang ( Money Capital).

4. Barang-barang Modal Riil ( Real Capital Goods)

yaitu meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang

kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa yang disebut

sebagai barang investasi, seperti : mesin-mesin, jalan – jalan raya,

gudang, peralatan –peralatan dan sebagainya.

5. Modal Uang ( Money Capital )

Yaitu dana yang digunakan untuk memberi barang-barang modal

dan factor produksi lainnya, modal dalam faktor produksi ini yang

dipakai adalah modal dalam arti barang- barang modal riil.

6. Kecakapan tata laksana ( Managerial Skill)

Adalah suatu kemampuan yang dapat dihargai sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki, sebagai contoh :

1. Faktor produksi tanah dihargai dengan sewa

2. Tenaga manusia dihargai dengan upah ( gaji)

3. Modal dihargai dengan bunga. ( Rosyidi, 2003 : 55 – 59).

2.2.4.3. Proses Penciptaan dan Penambahan Kegunaan Barang atau Jasa Proses penciptaan dan penambahan kegunaan barang atau jasa

(59)

a. Faedah Bentuk

dapat dicontohkan seperti rotan di hutan setelah diproses akan

dibentuk menjadi tas, kursi, meja dan sebagainya

b. Faedah Waktu

misalkan jasa pergudangan yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan barang.

c. Faedah Tempat

Dapat kita lihat suatu usaha jasa transportasi, dengan berpindahnya

produk dari suatu daerah lain akan tercipta faedah tempat.

Misalnya buah –buahan dibawa dari desa ke kota dan harganya

akan relatif lebih tinggi.

d. Faedah milik

dapat dicontohkan usaha perdagangan, dengan adanya pemindahan

hal milik dari pedangang ke pembeli akan terdapat faedah yang

lebih tinggi dari barang tersebut.

( Sumarni dan Soeprihanto, 1998 : 206)

2.2.4.4. Sifat Proses Produksi atau Pengolahan Produk

Menurut sifat proses produksi, pengolahan produk dapat

Gambar

Gambar 1 : Arus Perputaran Pendapatan
Gambar 2. Hubungan antara MEC dan Investasi
Gambar 3. Kurva Investasi (MEI)
Gambar 4.  Kurva Tahap Produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Gerakan Repetitif dan Berkekuatan dengan Sindrom Terowongan Karpal pada Pengrajin Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan Bagian Produksi.. Fakultas Kedokteran, Universitas

Penelitian ini dilakukan pada sebuah Kerajinan Sepatu Kulit di Jalan Sawo, Kota Magetan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji : 1) pengaruh fitur produk

Pertelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel modal jumlah tenaga kerja jumlah produksi, lama usaha terhadap pendapatan usaha handmade sepatu di

Faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap berlangsungnya Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2017 yaitu Modal yang didapat dari Pengusaha diperoleh

Pertelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel modal jumlah tenaga kerja jumlah produksi, lama usaha terhadap pendapatan usaha handmade sepatu di

Teknik analisis data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah menginventarisasi jumlah industri kecil sepatu sandal di Desa Sukaresmi; mengumpulkan data

Diantara keempat variabel bebas tersebut yaitu investasi industri kecil, jumlah tenaga kerja industri kecil, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah industri kecil manakah yang

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel penggunaan tenaga kerja, lama usaha, tingkat pendidikan dan jumlah produksi mempunyai pengaruh