SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Diajukan Oleh :
IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS 0511010157 / FE / IE
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
PENDAPATAN INDUSTRI KECIL SEPATU KULIT
DI KABUPATEN MAGETAN
Oleh :IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS
0511010157
/ FE / IE
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 23 oktober 2009
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Wiwin Priana, M.T Drs. Ec. Marseto DS, M.Si_____ _
Sekretaris
Drs.Ec.Wiwin Priana, M.T___ ___
Angggota
Dra.Ec. Niniek Imaningsih, M.P
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
DI KABUPATEN MAGETAN
Yang diajukan
IKE WAHYUNI PRIBADI NING TIYAS
0511010157
/ FE / IE
Disetujui untuk ujian skripsi oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Wiwin Priana, M.T Tanggal : ...
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran ‘
Jawa Timur
Assalamualaikum Warah matullahi Wabarokatuh
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, dan sholawat serta salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas segala karunia, rahmad taufik,
hidayah dan ridlo-Nya yang di berikan kepada penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan judul “
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN INDUSTRI SEPATU
KULIT DI KABUPATEN MAGETAN ”.
Penyusunan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan di Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” Jawa Timur.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sepenuhnya menyadari masih
terdapat banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala masukkan dan saran yang bersifat
membangun, menyempurnakan bagi skripsi ini penulis akan menerima dengan terbuka.
Tiada kata-kata yang paling indah yang mampu penulis haturkan sebagai
rasa terima kasih atas bantuan, bimbingan, doa, dorongan yang bersifat materiil maupun
spiritual. Pada kesempatan ini, mulai dari awal hingga terselesainya skripsi ini penulis
mengucapkan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional”VETERAN” Jawa Timur.
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN”
Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT. selaku Dosen Pembimbing Utama. Yang telah
meluangkan banyak waktu dan memberikan bimbingan hingga terselesaikan skripsi
ini.
5. Almamaterku tercinta Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN’ Jawa Timur.
6. Seluruh Bapak / Ibu Tata Usaha, Staf karyawan serta Dosen Pengajar Fakultas
Ekonomi, yang telah memberikan pengetahuannya dan bantuan selama proses belajar
mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur. Demi
memperluas wawasan terhadap dunia ilmu pengetahuan pada umunya dan disiplin
ilmu ekonomi pada khususnya.
7. Terima kasih buat Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril maupin materiil dan segala cinta kasihnya sekaligus penelitian
ini merupakan wujud dari bakti dan hadiah penulis dalam mengerjakan skripsi ini
dengan baik.
8. Terima kasih buat Kakak ku Yudha dan saudar-saudara saya yang telah memberikan
nasehat dan motifasi selama ini sehingga penulis dapat nenyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9. Terima kasih buat Mbak Sishadayati, SE ( Dosen Lab Ekonomi) yang selalu siap
sedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tidak terhingga kepada
Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, harapan penulis semoga
skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi diri penulis, pembaca dan semua pihak-pihak
yang berkepentingan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATAPENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN...xi
ABSTRAKSI... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...………... 1
1.2. Perumusan Masalah………. 7
1.3. Tujuan Penelitian………. 7
1.4. Manfaat Penelitian……….….. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu……….……… 9
2.2. Landasan Teori Penelitian………..………. 13
2.2.1. Industri ... 13
2.2.1.1. Pengertian Umum Industri dan Industri Kecil……….. 13
2.2.1.2. Macam-macam Industri ... 16
2.2.1.3. Perlunya Pengembangan Usaha Kecil ... 19
2.2.1.4. Tantangan Bagi Usaha Kecil ... 21
2.2.1.5. Industri dan Masyarakat……….……….. 23
2.2.2. Pengertian Pendapatan... 24
2.2.2.1. Pengertian Pendapatan Nasional... 27
2.2.2.2 Pendapatan Daerah………... 29
2.2.3 Investasi ... 32
2.2.3.1 Pengertian Investasi ... 32
2.2.3.2 Jenis-jenis Investasi ... 33
2.2.3.3 Teori Investasi ... 34
2.2.3.4 Investasi Pada Industri Kecil ...38
2.2.3.5 Hubungan Investasi Dengan Pendapatan Industri Kecil ... 39
2.2.4 Pengertian Produksi ... 40
2.2.4.1Fungsi Produksi ... 43
2.2.4.2 Faktor-Faktor Produksi ... 44
2.2.4.3.Proses Penciptaan dan Penambahan Kegunaan Barang atau Jasa ... 45
2.2.4.4. Sifat Proses Produksi atau Pengolahan Produk ... 46
2.2.4.5. Jenis Proses Produksi ... 48
2.2.4.6. Hubungan Jumlah Produksi dengan Industri Kecil... 48
2.2.5 Pengertian Pendidikan………... 49
2.2.5.1. Tujuan Pendidikan……… .50
2.2.5.2. Macam – Macam Pendidikan……….51
2.2.5.3. Hubungan Pendidikan dengan Pendapatan Industri Kecil………... 52
2.2.6. Pengertian Tenaga Kerja………52
2.2.6.1. Pengertian Angkatan Kerja………53
2.2.6.2. Pengertian Bukan Angkatan Kerja………... 58
2.2.6.3. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pendapatan Industri Kecil………... 59
2.3. Kerangka Pikir………. 59
2.4. Hipotesis……….. 63
BAB III: METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………...64
3.2. Teknik Penentuan Sampel………...65
3.3. Jenis dan Sumber Data………65
3.3.1. Jenis Data……….65
3.3.2. Sumber Data……….……66
3.4. Teknik Pengumpula Data………66
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………..67
3.5.1. Teknik Analisis………67
3.5.2. Uji Hipotesis………68
3.6. Pendekatan Asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)……….77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penlitian... .74
4.1.1. Keadaan Geografis...74
4.2. Deskripsi Responden……...76
4.2.1. Klasifikasi Responden Umur...76
4.2.2. Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin...76
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ...77
4.4. Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan………...77
4.4.1. Investasi...79
4.4.2. Produksi...81
4.4.3. Pendidikan Pengusaha...83
4.4.4. Jumlah Tenaga Kerja………....85
4.5. Analisis Dan Pengujian Hipotesis………...87
4.5.1. Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ( Best Linier Unbiassed Estimator ) ……….87
4.5.2. Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda… 90 4.6. Uji Hipotesis………... 92
4.6.1. Analisis Secara Silmutan………. 92
4.6.2. Uji Hipotesis Secara Parsial………. 94
4.7. Implementasi Hasil Penelitian………101
viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... ... 104
5.2. Saran... ...106
DAFTAR PUSTAKA
1. Data Input
2. Analisis Regresi Linier Berganda
3. Model Summary, Anova
4. Coefficiens dan Coefficients Correlation
5. Nonparametic Correlation
6. Tabel Durbin-Watson
7. Pengujian nilai F
8. Pengujian nilai t
Oleh :
Ike Wahyuni Pribadi Ning Tiyas
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan industri kecil sepatu kulit di Kabupaten Magetan. Populasi sebesar 25
responden dan diambil 20 responden sebagai sampel yang diambil secara acak. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Regrsi Linier Berganda.
Hasil analisis menunjukan secara simultan variable bebas, yaitu Investasi (X1),
Produksi (X2), Pendidikan (X3) dan Jumlah Tenaga Kerja (X4) berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikatnya Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten
Magetan (Y) diperoleh Fhitung = 15,100 > Ftabel = 3,06.
Sedangkan berdasarkan hasil pengujian secara parsial variable Produksi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit di
Kabupaten Magetan, hal ini dapat ditunjukkan pada uji t, dimana nilai thitung lebih besar
dari ttable. Sedangkan hasil pengujian secara parsial variable Investasi, Pendidikan, dan
Tenaga Kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Industri
Kecil Sepatu Kulit di Kabupaten Magetan, hal ini dapat ditunjukkan pada uji t, dimana
nilai thitung lebih kecil dari ttable.
Kata kunci : Pendapatan, Investasi, Produksi, Pendidikan dan Tenaga Kerja
1 1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dalam jajaran industri baru yang dituntut
untuk mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin
berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cepat, sehingga tidak
tertinggal dengan negara lain.
Industrialisasi merupakan akar pokok pembangunan nasional dan
pembangunan daerah, yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang maju
dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Selain berperan strategis untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Secara berkelanjutan
dan meningkatkan produktifitas masyarakat, juga berperan menciptakan
lapangan usaha serta memperluas lapangan kerja, meningkatkan serta
menghemat devisa, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan serta
meratakan pendapatan masyarakat dan mengentas kemiskinan.
Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor
lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial
selalu memiliki pertukaran yang tinggi atau lebih menguntungkan dan
menciptakan nilai tambah yang lebih besar di bandingkan produk-produk
sektor lain. Hal ini disebabkan oleh karena sektor industri memiliki variasi
produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan berbagai kriteria yang dikeluarkan Departemen Perindustian.
Departemen koperasi dan lembaga perbankan. Di luar itu, keberadaan usaha
kecil juga memiliki peran yang sangar besar, terutama dalam memperkuat
struktur perekonomian. Dalam beberapa aspek, industri kecil memiliki
beberapa kemampuan dalam beberapa hal yaitu industri kecil banyak
menyerap tenaga kerja dan industri kecil tidak banyak terpengaruh resesi
ekonomi karena mereka rata-rata memiliki tingkat adaptasi yang tinggi
sehingga ketika terjadi perubahan cepat sekali menyesuaikan diri.
Di daerah tingkat II Magetan sektor industri kecilnya sangat pesat
perkembangannya, untuk memperbaiki atau menciptakan kwalitas barang
yang baik di perlukan suatu pembangunan di berbagai sektor, dengan naiknya
kondisi dari sektor-sektor yang berpengaruh terhadap kwalitas dari industri
kecil tersebut sudah memadai maka kwalitas dari industri kecil tersebut akan
naik dengan sendirinya dan secara otomatis pula akan berpengaruh terhadap
taraf hidup dari masyarakat sekitar industri tersebut pada umumnya dan akan
meningkatkan kesejahteraan dari pengusaha industri kecil itu sendiri, upaya
peningkatan kwalitas produksi, ketrampilan kerja dan usaha yang giat
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting sejalan denga meningkatnya
pertumbuhan dan perkembangan industri yang akan menimbulkan persaingan
yang tajam di berbagai sektor. Dengan melihat kondisi pengusaha kecil yang
pada umumnya bermodal kecil dan pengelolahannya masih sangat tradisional
yang sedang digelutinya dan selain itu aspek dari tenaga kerjapun harus
diperhatikan adalah kondisi ekonomi usaha di Indonesia yang pada umumnya
padat karya harus sedikit demi sedikit diubah menjadi padat karya yang
berpengalaman.
industri sepatu merupakan salah satu industri kacil yang perlu
mendapatkan perhatian untuk di kembangkan, dengan mendayagunakan
permodalan kredit tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi
dan pendapatan pengusaha kecil. Sehingga dapat membuka lapangan kerja
baru, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik
sebagai pemilik modal maupun sebagai para pekerja. (Suwarto, 1996: 64)
Usaha dibidang industri kecil, dimana dalam penelitian ini adalah
pengrajin sepatu khusuanya pengrajin sepatu kulit di Kabupaten Magetan,
didorong untuk ikut serta dalam meningkatkan kegiatan perindustrian usaha
kecil dan mengembangkan usaha produksi termasuk hasil produksi sepatu
kulit. Produksi di kabupaten Magetan ini sudah berlangsung lama sehingga
sebagian besar status usahanya adalah keluarga, keahlian dalam membuat ini
di peroleh secara turun temurun.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan para pengusaha industri
kecil sepatu kulit merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, mengingat
pesatnya pertumbuhan dan perkembangan usaha industri dewasa ini yang
akhirnya menimbulkan persaingan yang tajam, baik dari segi pemasaran
maupun kualitas dengan pemilikan modal yang sangat relatif kecil dan system
Meningkatkan peranan industri kecil tidak saja sangat penting dilihat
dari aspek industri yang bersangkutan, akan tetapi juga sangat penting
ditinjau dari aspek sosial ekonomi, karena pada umumnya industri kecil
tersebut adalah bersifat padat karya, maksudnya banyak tenaga kerja. Kualitas
dari karyawan sendiri juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan kerja,
motifasi kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.
Pendidikan memberikan pengalaman bukan saja yang langsung dengan
pelaksanaan tugasnya, akan tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri
serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada disekitarnya.
Tingkat kelancaran plaksanaan tugas. Semakin tinggi pendidikan semakin
tinggi produktifitas kerja dan semakin tinggi pengalaman maka kualitas
produk yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Kebutuhan modal sangat dominan pada saat perusahaan akan
meningkatkan skala usahanya. Kebutuhan pemasaran muncul pada saat –saat
kritis yaitu ketika industri kecil mulai mengenal usahanya. Kehilangan pangsa
pasar dapat mengakibatkan penurunan usaha secara drastis. Bagi industri
kecil setara dengan kebutuhan akan sarana permodalan.
Secara keseluruhan keberhasilan pengusaha kecil akan membawa
dampak terhadap peningkatan produksi dalam negeri yang nantinya
diharapkan akan mampu bersaing dengan produk lain khususnya produk luar
negeri, sehingga tidak manutup kemungkinan pasar lain di luar daerah
maupun sasaran yang akan dituju dalam perkembangan industri kecil.
produksi dan penyerapan tenaga kerja serta implikasinya terhadap taraf hidup
masyarakat dalam arti guna meningkatkan pendapatan masyarakat serta untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dari sektor industri kecil.
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang
yang dikonsumsi. Bahkan seringkali dijumpai dengan bertambahnya
pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah tetapi
kwalitas barang tersebut meningkat. (Soekartawi, 1993 :3)
Pendapatan merupakan faktor penting bagi setiap orang dalam usaha
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh
oleh seseorang maka akan semakin banyak kebutuhan yang akan dipenuhi.
Industri kecil di kabupaten Magetan merupakan salah satu industri
kecil yang memproduksi sepatu kulit pada umumnya dikelola oleh golongan
ekonomi menengah. Kebanyakan pengusaha mampu mendirikan industri
sepatu kulit dengan modal sendiri tanpa menggunakan kredit sehingga
menghasilkan pendapatan yang besar. Semakin besar modal sendiri yang
dimiliki oleh pengusaha maka semakin besar pula pendapatan yang di
peroleh.
Pembangunan pada industri kecil di Kabupaten Magetan merupakan
salah satu alternatif memenuhi pembangunan di sektor industri secara umum,
yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan perannya dalam hal
pemerataan tenaga kerja maupun perluasan kesempatan kerja. Pembangunan
industri sepatu kulit di Kabupaten Magetan berkembang pesat di karenakan
ekspor di berbagai wilayah misalnya di Surabaya, Solo, Yogyakarta,
Semarang, Jakarta, Bandung, dan Luar Negeri.
Bertitik tolak dari sinilah pemerintah berupaya mengambil suatu
kebijaksanaan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat disekitar
masalah modal, yaitu dengan melalui kredit perbankan, yang nantinya dapat
di gunakan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku
sepatu kulit. Dengan adanya bantuan kredit sektor sepatu kulit oleh bank
umum diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi serta peningkatan
pendapatan.
Para pengusaha kecil pada umumnya akan sealalu meningkatkan hasil
produksinya agar memenuhi konsumen dipasaran, produksi merupakan akhir
dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan
atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi
adalah mengkombinasikan berbagai out put atau input untuk menghasilkan
out put tersebut dalam bentuk persamaan atau fungsi produksi.
(Sumarni dan Fathurrozzi, 2003 : 77).
Data Badan Pusat Statistik (1994) menunjukkan hingga saat ini jumlah
industri kecil telah mencapai 34.314 juta orang meliputi 15.635 juta
pengusaha kecil tanpa menggunakan tenaga kerja lain dan 18.227 juta
pengusaha kecil menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri 54.000
pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap (Kuncoro, 1997 : 315 :316)
Dengan semakin meningkatnya hasil produksi dan tingkat pendapatan
meningkatkan kesejahteraan keluarga, baik keluarga pemilik modal itu sendiri
maupun yang hanya sebagai buruh. Dan tentunya secara tidak langsung juga
ikut membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Mengingat
pentingnya dalam mencapai pembangunan ekonomi di sektor usaha kecil
terutama produksi sepatu kulit di sektor-sektor lain, maka penelitian ini
mencoba menganalisa dan mengetahui pengaruh faktor- faktor jumlah
investasi, jumlah produksi, pendidikan pengusaha, jumlah tenaga kerja yang
dapat meningkatkan pendapatan industri kecil sepatu kulit di Kabupaten
Magetan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. “Apakah Analisis beberapa faktor Investasi, Produksi, pendidikan
pengusaha, dan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi tingkat
pendapatan industri kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan?”
2. “Manakah dari keempat variabel yang paling dominan dan paling
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan industri kecil Sepatu Kulit
Di Kabupaten Magetan ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan
1. “Untuk mengetahui apakah Analisis beberapa factor Investasi, Produksi,
pendidikan pengusaha, dan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi
tingkat pendapatan industri kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan.”
2. “Untuk mengetahui perkembangan industri kecil Sepatu Kulit Di
Kabupaten Magetan.”
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan
manfaat atau kegunaan kepada berbagai pihak, yakni:
1. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pembuatan keputusan unutuk
menentukan pola kebijaksanaan selanjutnya dalam rangka peningkatan
taraf hidup.
2. Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang cara penulisan
karya ilmiah yang baik, sekaligus melatih dan memperluas wawasan bagi
si peneliti dan dapat dipakai sebagai bekal jika nantinya terjun ke
masyarakat.
3. Dapat menambah acuan akademis untuk koleksi perpustakaan guna
mendapat para mahasiswa maupun masyarakat dalam membahas maupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil –Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah
lain, yang dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian berkaitan dengan
penelitian ini adalah :
A) Agung Lukito Hadi ( 2006 :188)
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Industri
Kecil Sepatu- Sandal Di Sidoarjo”.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan secara simultan diperoleh
hasil F hitung sebesar 354,677 > F tabel sebesar 5,14. sedangkan dari
pengujian secara parsial diketahui hasil dari modal sendiri ( X1) t hitung
sebesar 3,584 > t tabel sebesar 0,848 variabel produksi ( X2) diperoleh
hasil t hitung sebesar 2,655 > t tabel sebesar 0,765 variabel PDRB ( X4)
diperoleh hasil t hitung sebesar 3,484 > t tabel sebesar 0,967. dari hasil
yang diperoleh tersebut maka semua variabel bebas yang diteliti yaitu
modal sendiri (X1), volume produksi (X2), inflasi (X3) dan PDRB (X4)
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat ( Y) yaitu
pendapatan pengusaha industri kecil sepatu dan sandal di Sidoarjo.
B) Galih Imam Santoso ( 2004 : 207).
“Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Unit Usaha, Dan
Jumlah Nilai Produksi Terhadap Jumlah Pendapatan Usaha Sepatu/Sandal
Kulit Di Kabupaten Magetan”.
Dengan menggunakan uji F diperoleh bahwa F hitung (18,695) > F tabel
(2,619) sehingga secara simultan nilai investasi, jumlah tenaga kerja,
jumlah unit usaha berpengaruh secara nyata terhadap jumlah pendapatan
usaha sepatu/ sandal di kabupaten Magetan.
Untuk mengethaui hubungan secara persial digunakan uji t pada variabel
jumlah investasi ( X1) = - 0,062 : jumlah tenaga kerja (X2) = 0,079 ;
jumlah unit bebas (X2, X4) mempunyai pengaruh terhadap jumlah
pendapatan usaha sepatu /sandal kulit ( Y) sedangkan variabel bebas nilai
investasi ( X1) dan jumlah unit usaha ( X3) tidak mempunyai pengaruh
terhadap jumlah pendapatan usaha sepatu/sandal kulit (Y). untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi pemerintah hendaknya selain lebih
memperhatikan aset-aset milik negara diharapkan juga memperhatikan
usaha kecil yang ada didaeranya yang akan menyangkut hajat masyarakat
adan para pengusaha. Juga lebih meningkatkan mutu dalam melakukan
pelayanan dan kwalitas produksinya kepada masyarakat dengan kwalitas,
model dan ketahanan produk yang sempurna pada masyarakat sehingga
bisa bersaing dengan produk luar.
C) Rangga Arief Brahmana ( 2007 : 075)
“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil
Di Kabupaten Madiun.”
Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan bahwa nilai inbestasi,
berpengaruh signifikasi terhadap pendapatan industri kecil sebagai
variabel terikat. Hipotesis dibuktikan dengan uji F, dimana diperoleh nilai
F hitung = 17,903 lebih besar dari F tabel = 2,228. secara parsial nilai
investasi ( X1) tidak berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil (Y).
hipotesis ini dibuktikan dengan uji t , dimana diperoleh nilai t hitung =
1,805 lebih kecil dari nilai t tabel = 2,228. secara parsial jumlah tenaga
kerja (X2) tidak berpengaruh signifikasi terhadap pendapatan industri kecil
(Y). hipotesis ini dibuktikan dengan uji t , dimana diperoleh nilai t hitung
= -0,620 lebih kecil dari nilai t tabel = - 2,228, secara parsial (X3) jumlah
unit usaha industri kecil tidak berpengaruh terhadap pendapatan industri
kecil (Y). hipotesis ini dibuktikan dengan uji t, dimana diperoleh nilai t
hitung = 0,865 lebih kecil dari t tabel = 2,228, dari data diatas tidak ada
yang dominan.
Untuk mempengaruhi pendapatan industri kecil, karena variabel ini
memiliki determinasi parsial R2 = 0,0069 = 0,0047 paling besar nilai koefisien determinasi parsial ketiga variabel bebas lainnya.
D) M. Ali Rosyidi ( 2007 : 083)
“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha
Industri Kecil Songkok Di Kabupaten Gresik.”
Menyimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh secara
nyata terhadap variabel terikat dengan F hitung = 28,313 > F table = 3,48
dengan menggunakan level of Significant (α) sebesar 0,05, sedangakan
dapat diketahui bahwa variabel bebas modal sendiri ( X1) berpengaruh
positif terhadap pendapatan pengusaha industri kecil songkok ( Y) dengan
t hitung = 4,416 > t table = 2,228 sehingga secara parsial modal sendiri
berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan industri kecil songkok di
kabupaten Gresik. Untuk variabel bebas jumlah produksi berpengaruh
secara nyata terhadap pendapatan industri kecil . untuk variabel inflasi
(X4) diperoleh t hitung = 1,137 < t tabel = 2,228 228 sehingga secara
parsial dapat diketahui bahwa inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan industri kecil songkok di kabupaten Gresik.
E) Didit Aspirandi ( 2008 : 085).
“Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Industri Kecil
Sepatu/Sandal Di Sidoarjo (Studi Kasus Di Lingkungan Industri Kecil
Wedoro).”
Menyimpulkan bahwa secara simultan berpengaruh nyata terhadap
pendapatan industri sepatu/sandal di Wedoro (Y). hal ini diketahui dari uji
F, yaitu diperoleh F hitung = 110,807 > F tabel = 3,48. sedangkan secara
parsial menunjukkan volume produksi (X4) berpengaruh nyata terhadap
pendapatan industri sepatu/sandal di Wedoro (Y), dimana t hitung (X4)=
3,336 > t tabel = 2,228. sedangkan jumlah kredit (X1) jumlah pengrajin
(X2) dan jumlah tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh terhadap pendapatan
industri sepatu/sandaldi Wedoro (Y)< dimana t hitung < t tabel = 2,228,
karena kemajuan industri sepatu/sandal di Wedoro dipengaruhi oleh
dipengaruhi oleh jumlah pengrajin dan jumlah tenaga kerja melainkan
dibantu dengan teknologi mesin yang digunakan untuk memproduksi
sepatu/sandal teknologi.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Industri
2.2.1.1. Pengertian Umum Industri dan Industri Kecil
Definisi mengenai industri bermacam-macam, namun pada
dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Adapun definisi dari industri
adalah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang relatif
sejenis atau mempunyai sifat saling mengganti yang erat.
(Kuncoro, 1997: 204).
Industri bisa diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana
aktivitas produksi akan diselenggarakan. (Wignjoesoebroto, 2003 : 2).
Dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian
adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,
bahan setengah jadi untuk menjadikan barang nilainya lebih tinggi dalam
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
Sedangkan pengertian industri kecil adalah sebagai suatu usaha
dalam proses produksi yang didalamnya ada perubahan bentuk yang atau
sifat barang dalam proses produksi, faktor alam dan juga penerapan
penerapan teknologi mady atau sederhana serta bersifat padat
karya.(Anonim, 1998 : 12).
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa industri
kecil adalah sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya
ada perubahan bentuk atau sifat barang dan disamping itu faktor manusia
sangat menentukan faktor alam. Pengertian tersebut menitik beratkan
pada aspek tenaga kerja dari pada aspek lainnya. Secara konsepsional
pengertian industri kecil yaitu dengan modal kerja yang kecil dan
teknologi yang sederhana serta tenaga kerja yang bersifat padat karya.
Industri kecil memiliki beberapa pengertian, seperti dibawah ini:
1. Biro pusat statistik (BPS)
Industri kecil adalah perusahaan yang menggunakan jumlah tenaga
kerja antara 5 sampai 19 orang pekerja.
2. Departemen Perindustrian
Industri kecil adalah industri kerajinan merupakan bagian dari usaha
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
masyarakat melalui kegiatan produksi dalam ukuran kecil
3. Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM)
Industri kecil adalah badan usaha yang penanaman modalnya dalam
usaha merupakan mesin dan peralatan serta gudang (dengan
perkecualian penanaman modal berupa lahan) tidak melebihi Rp
200.000.000. selain itu pemilik usaha kecil harus seorang WNI.
4. Bank Indonesia
Industri kecil adalah industri yang aset nettonya bernilai kurang dari
Rp. 100.000.000.
Kriteria untuk industri kecil sebagai berikut :
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b) Memiliki hasil penjualan tahunan minimal Rp. 100.000.000
c) Milik warga negara indonesia (WNI).
d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau usaha besar.
e) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi
(Anonim, 1997: 5).
Industri kecil juga meliputi industri kecil informasi dan industri
tradisional. Industri kecil informasi adalah industri yang belum terdaftar,
dan belum berbadan hukum antara lain petani penggarap dan industri
rumah tangga. Sedangkan industri tradisional adalah industri yang
menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara
turun-temurun dan atau berkaitan dengan seni budaya kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil yang dimiliki dan menghadapi sebagian besar
Berdasarkan ciri dan sifat yang dimiliki oleh industri kecil, maka
industri kecil menjadi andalan pembangunan ekonomi di indonesia
khususnya untuk mengingatkan perekonomian di daerah pedesaan, oleh
sebab itu industri kecil perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal
perkembangan yang lebih lanjut.
2.2.1.2. Macam-macam Industri
Untuk mengetahui macam-macam industri ini biasa dilihat dari
beberapa sudut pandang, yaitu :
a. Pengelompokkan industri yang dilakukan oleh departemen
perindustrian yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1) Industri dasar
Yang meliputi kelompok industri dan logam dasar (IMLD) dan
kelompok industri kimia dasar (IKD). ditinjau arti misinya,
industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, bersifat padat modal dan membantu
penjualan struktur industri. Teknologi tepat guna yang
digunakan adalah teknologi maju teruji dan tidak padat karya,
namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara
besar sejajar dengan tumbuhnya industri hilir dan kegiatan
2) Industri Hilir
Yaitu kelompok aneka industri (AI) yang meliputi antara lain :
industri yang mengolah sumber daya lautan, industri yang
mengolah sumber daya pertanian secara luas dan lain-lain.
Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas
kesempatan tenaga kerja, tidak padat modal dan teknologi yang
digunakan adalah teknologi menengah dan atas atau teknologi
maju.
3) Industri kecil
Yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang dan
kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan
logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi
melaksanakan pemerataan teknologi, teknologi yang digunakan
teknologi menengah atau teknologi sederhana dan padat karya.
Pengembangan industri kecil ini diharapkan dapat menambah
kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan
memanfaatkan pasar dalam dan pasar luar negeri (ekspor).
b. Pengelompokkan industri menurut jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pengelompokan
1) Industri besar, jika mempekerjakan 100 orang atau lebih
2) Industri sedang, jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang
3) Industri kecil, jika mempekerjakan 5 sampai 9 orang
4) Industri kerajinan rumah tangga, jika mempekerjakan kurang dari
5 orang.( Licon, 1992 : 306)
Penggolongan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit
usaha dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Industri besar
Adalah industri yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100
orang lebih, yang bersifat padat modal ( capital insentive ) dimana
tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi
lebih sedikit dari pada jumlah modal yang digunakan. Dengan
teknologi yang tinggi dan teruji, industri padat karya ( labor
insentive ). Sasaran utama yang ingin dicapai yaitu peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan sebagai penguat struktur ekonomi dalam
jangka panjang. Dan memiliki nilai investasi perusahaan lebih dari
Rp. 100 juta tidak termasuk tanah dan tempat usaha.
(Anonim, 1992 : 2).
2. Industri sedang
Adalah industri yang mempekerjakan sebanyak antara 20 orang
sampai 99 orang, dengan teknologi yang tinggi tidak banyak
menyerap tenaga kerja dan lebih menggunakan padat modal (capital
dan industri sedang memiliki nilai investasi perusahaan antara Rp 70
juta sampai Rp 100 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha . ( Anonim, 1992 : 2)
3. industri kecil
Adalah industri yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak antara 5
orang sampai 19 orang. Dengan teknologi yang sederhana dan
meyera banyak tenaga kerja (padat karya). Industri kecil yang
emmpunyai ijin atau daftar usaha adalah industri kecil yang
mempunyai modal investasi untuk mesin dan peralatan yang bernilai
Rp 500.000 sampai dengan RP 70 juta. (Anonim, 1993 :3)
4. Industri Kerajinan ( Rumah tangga)
Adalah kelompok industri yang mempekerjakan sebanyak 1 orang
sampai 4 orang, disebut juga industri kecil non formal, karena tanpa
diwajibkan mempunyai industri kecil non formal, karena tanpa
diwajibkan mempunyai uji daftar usaha yang memiliki modal
investasi untuk mesin dan peralatan dibawah Rp 500.000 ;
( Anonim, 1993 : 3).
2.2.1.3. Perlunya Pengembangan Usaha Kecil
Untuk menumbuh kembangkan industri kecil dan kegiatan rumah
tangga (IKKRT) setidaknya dilandasi oleh 3 alasan :
1. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga ( IKKRT) menyerap
umumnya membuat banyak industri dan kerajinan rumah tangga
(IKKRT) juga intensif menggunakan sumber daya alam lokal.
Apalagi karena lokasinya yang kebanyakan dipedesaan,
pertumbuhan industri kerajinan rumah tangga (IKKRT) akan
menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga
kerja, pengurangan jumlah kemiskinan dan pemerataan dalam
distribusi pendapatan.
2. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga ( IKKRT) memegang
peranan penting dalam ekspor nonmigas, yang pada tahun 1990
mencapai USD $ 1.031 juta untuk menempati rangking kedua setelah
ekspor dari kelompok industri.
3. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk piramida
pada pembangunan jangka panjang tahap II, pada puncak piramida
dipegang oleh usaha berskala besar, dengan ciri : beroperasi dalam
struktur pasar, hambatan masuk tinggi ( adanya bea masuk , non –
tarif, modal), menikmati margin keuntungan tinggi dan akumulasi
modal cepat. (Kuncoro, 1997 : 312).
Departemen perdagangan lebih menitik beratkan pada aspek
permodalan, bahwa suatu usaha disebut kecil apabila permodalannya
kurang dari Rp 25.000.000. departemen perindustrian mendefinisikan
industri kecil sebagai industri yang mempunyai asset tidal lebih dari
Rp 600.000.000. KADIN mendefinisikan industri kecil sebagai sektor
paling banyak 300 orang dan nilai penjualan dibawah Rp 100.000.000.
Departemen koperasi dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK)
sependapat dengan Bank indonesia, yang menggolongkan pengusaha
kecil berdasarkan kriteria Amset, usaha tidak lebih dari Rp 2 milyar dan
kekayaan (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak lebih dari Rp
600.000.000. definisi usaha kecil menurut UU No. 9/1995 tentang usaha
kecil, adalah segabai berikut :
Pertama : memiliki kekayaan paling banyak Rp 200.000.000, tidak
termasuk tanah dan gedung
Kedua : memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1
milyar
Ketiga : milik Warga Negara Indonesia
Keempat : berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah
atau usaha besar.
Kelima : berbentuk badan usaha perorangan, tidak berbadan hukum
atau termasuk koperasi ( Anonim dan Kuncoro, 1997: 315).
2.2.1.4. Tantangan Bagi Usaha Kecil
Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat
struktur perekonomian nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan pengusaha kecil
menjadi pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa
pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat
kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia,
kewirausahaan , pemasaran dan keuangan.
Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini
mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya
dengan baik. Masalah mendasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah :
a. Kelemahan dalam memperoleh peluang besar dan memperbesar
pangsa pasar.
b. kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan
c. kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya
manusia
d. keterbatasan jaringan usaha antar pengusaha kecil (sistem informasi
pemasaran).
e. Iklim yang kurang kondusif karena persaingan yang saling
menjatuhkan.
f. pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan
kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha
2.2.1.5. Industri dan Masyarakat
Masyarakat berarti suatu kelompok orang yang tinggal disuatu
wilayah dan bekerja sama saling bergantung untuk mencapai tujuan
mereka melalui organisasi-organisasi yang dibentuk diantara mereka.
Industri yang mempengaruhi masyarakat dalam arti luas adalah industri
yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang
yang terlibat didalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat.
Industri menimbulkan akibat fisik didalam masyarakat, akibat yang
dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa dalam berbagai
bentuk yang berbeda-beda. Munculnya industri-industri baru dalam satu
wilayah memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.
Usaha yang dilakukan oleh industrial interest Group untuk
mempengaruhi masyarakat biasanya berupa usaha untuk memberi
gambaran dari suatu produk terhadap masyarakat. Salah satu bentuk dari
industrial interest Group adalah lembaga periklanan. Iklan berfungsi
untuk mempromosikan suatu produk sebuah perusahaan.
Suatu cara yang lebih teoritis untuk pengaruh timbal balik antara
industri dengan masyarakat adalah dengan cara mengindentifikasikan
jenis-jenis hubungan antara industri dengan masyarakat. Pengaruh
masyarakat terhadap industri ialah masyarakat telah merasakan berbagai
bentuk pengaruh adanya industri dan kadang kala masyarakat sendiri
ikut memperkuat atau memperbesar skala pengaruh tersebut akibat
dirasakan oleh pihak pengusaha, baik organisasi buruh juga oleh
pemerintah jika terjadi pemogakan buruh yang akan mempengaruhi
perputaran roda-roda ekonomi.
(Parker, Brown, and Smith, 1992 : 92-97).
2.2.2. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah hasil dari terjemahan bahasa Inggris “Income”
yang di artikan sebagai pendapatan. Menurut pengertian yang sempit
pendapatan meliputi operasional yaitu pendapatan yang timbul atau yang
di hasilkan dari aktifitas produksi. Sedangkan pendapatan operasional
yang timbul dari laba atau rugi penjualan aktiva tatap atau investasi tidak
termasuk pendapatan.
Pendapatan penting bagi setiap orang dalam usaha memenuhi
kebutuhan sehari-hari. makin tinggi tingkat pendapatan seseorang makin
banyak pula kebutuhan hidup sehari-hari yang dapat terpenuhi. oleh karna
itu maka setiap negara akan berusaha meningkatkan pendapatan
masyarakat karena secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan
nasional.
Di dalam teori ekonomi, pendapatan nasional merupakan bagian
yang paling menarik untuk di bicarakan karena pendapatan nasional
merupakan bagian yang paling menarik untuk di bicarakan karena
pendapatan nasional tersebut sampai saat ini masih tetap di anggap sebagi
pilar utama penyanggah politik ekonomi, artinya kearah pendapatan
ada satupun negara di dunia ini yang memandang penting masalah
pendapatan nasional.
Kita ketahui bahwa komponen pendapatan nasional adalah
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor atau
merupakan penjumlahan semua barang-barang dan jasa-jasa akhir atau
nilai tambah yang di hasilkan oleh warga negara dalam jangka waktu
tertentu. beberapa ahli ekonomi menyatakan bahwa pendapatan
masyarakat adalah indikator dalam menjalankan pembangunan di segala
bidang.
Menurut Nisjar dan Winarji (1997:7) Pendapatan nasional adalah
total yang di terima para pemilik fator-faktor produksi di dalam
perekonomian tertentu. yakni para pekerja, para pemilik modal dan para
pemilik tanah. Sedangkan pendapatan itu sendiri merupakan nilai
penjualan di kurangi biaya-biaya faktor-faktor produksi dan
dividen-dividen yang di bayaran dari sektor bisnis terdiri dari sejumlah uang guna
menggantikan peralatan modal yang telah menjadi lusuh (Depreciation)
di tambah dengan penghasilan yang di tahan (Retained Earnings or
Undistributed Profits) perusahaan-perusahaan. Sektor bisnis sebaliknya
membeli peralatan modal yang di gunakan dalam proses produktif.
Pembeli modal demikian di namakan investasi bruto (Gross Investment).
Menurut Rosyidi ( 2000:98 ) di dalam arus perputaran kegiatan
ekonomi terdapat dua pihak yang menggerakkan roda perekonomian,
dalam pihak swasta itu diadakan pembagian pula yakni individu (dunia
rumah tangga) dan business (rumah tangga perusahaan) selanjutnya
hubungan antara business dan individu itu diperlihatkan didalam gambar
berikut ini:
Gambar 1 : Arus Perputaran Pendapatan
Sumber : Rosyidi Suherman 2003, Pengantar Teori Ekonomi Mikro dan Makro, penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Halaman 99
Hubungan yang jelas antara individu dan business tersebut supaya
lebih muda dipahami maka dalam gambar tersebut kedua pihak itu disebut
dengan pihak masyarakat dan pihak perusahaan / bisiness.
Business menyediakan barang dan jasa yang menjadikan pemuas
kebutuhan masyarakat sebagai imbalan jasa-jasa produktifitas yang
diterimanya dari masyarakat seperti tenaga, tanah dan sebagainya. Dari
pihak lain yaitu dari pihak masyarakat ke pihak business mengalirlah uang
dalam bentuk pembelian-pembelian. Sedangkan dari arah yang sebaliknya
dari business ke masyarakat mengalir pula uang dalam bentuk upah, jasa,
bunga, sewa, dan sebagainya. Sedangkan pada lajur yang paling bawah
Masyarakat Business
Barang & Jasa
Jasa-jasa & Produksi
terlihat adanya arus bentuk upah, bunga, sewa, dan laba. Ini adalah
bentuk- bentuk pendapatan yang diterima oleh anggota masyarakat, maka
dari pada itu arus pendapatan (upah, bunga, sewa dan laba) disini muncul
sebagai akibat adanya jasa-jasa produktif (productive service) yang
mengalir ke arah yang berlawanan dengan arah aliran pendapatan, yakni
jasa-jasa produktif mengalir dari pihak masyarakat ke pihak business,
sedangkan pendapatan mengalir dari pihak business ke pihak masyarakat.
Semua itu memberi arti bahwa pendapatan harus didapatkan dari aktivitas
produksif.
( Rosyidi, 2003:98 )
2.2.2.1. Pengertian Pendapatan Nasional
Bagi para pengusaha masyarakat yang merupakan masyarakat
golongan ekonomi lemah dengan taraf hidup yang rendah, upaya
peningkatan taraf hidup berkaitan dengan pendapatan yang di peroleh.
Semakin banyak pendapatan yang di peroleh dari usaha yang di
jalankannya maka akan semakin banyak kebutuhan yang dapat terpenuhi.
Semakin tinggi pendapatan yang di peroleh seseorang maka akan
terdapat dana yang dapat disisakan sebagai modal untuk menjalankan
sebagai usaha selanjutnya, sehingga secara tidak langsung dapat
Beberapa Penelitian tentang pendapatan dikemukakan oleh para ahli :
1. Menurut Dumairy ( 2001 : 37 )
Pendapatan Nasional adalah prestasi ekonomi suatu bangsa atau
Negara dapat dilihat dengan berbagai ukuran agregat. Secara umum
prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah
pendapatan Nasional.
2. Menurut Sukirno ( 2001 : 34 )
Pendapatan Nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor-faktor
produksi yang digunakan dengan produksi dan jasa dalam suatu tahun
tertentu. Dalam suatu perhitungan pendapatan Nasional jumlah
pendapatan itu dinamakan produk Nasional netto harga faktor
produksi.
3. Menurut Winardi ( 1993 : 50 )
Pendapatan Nasional adalah keseluruhan dari barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian suatu Negara dalam periode
tertentu.
Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari :
Pendapatan Nasional harga dan harga tetap. Harga berlaku yaitu nilai
barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara satu tahun dan dinilai
menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
Pendapatan Nasional harga pasar dan harga faktor. Harga pasar yaitu
Sedangkan harga faktor adalah nilai yang disumbangkan oleh
faktor-faktor produksi. ( Sukirno,2001 : 35 )
2.2.2.2. Pengertian Pendapatan Daerah
Pendapatan adalah menunjukkan jumlah seluruh uang yang
diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.
Pendapatan dari kekayan ini seperti sewa, bunga, deviden, serta
pembayaran transfer atas penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan
sosial atau asuransi pengangguran. (Nordhaous, 1993 : 258)
Oleh karena itu pendapatan merupakan factor bagi stiap orang
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian seseorang
dituntut untuk lebih dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh
harapan kebutuhannya dapat terpenuhi.
Pengertian daerah dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1974
tentang pokok-pokok pemerintah di daerah yang dimaksud daerah otonomi
yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hokum yang
mempunyai satu wilayah tertentuyang berhak, berwenang dan
berkewajiban sendiri dalam Negara Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dimana daerah ini dibagi atas:
a. Daerah tingkat I atau Propinsi
b. Daerah tingkat II atau Kabupaten, termasuk didalam ini adalah
Pendapatan daerah adalah suatu pendapatan yang menunjukan
kemampuan suatu daerah dalam mrnghimpun sumber-sumber dana untuk
membiayai daerah tersebut.
Pendapatan daerah dapat didefinisikan sesuai dengan cara dari segi
mana melihatnya. Adapun definisi pendapatan daerah ditinjau dari
beberapa sagi antara lain :
1. Kalau ditinjau dari segi pendapatan, pendapatan daerah adalah
merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh
faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut
serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu.
2. Atau apabila ditinjau dari segi pengeluaran, pengaluaran daerah adalah
merupakan konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta, yang tidak
mencari untung. Konsumsi pemerintah,pembentukan modal tetap
perubahaan stok dan ekspor netto.
(Anonim, 1993-1996 : 19)
Sumber perolehan dana bagi pemerihtah daerah itu
bermacam-macam berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, menyebutkan
A. Pendapatan asli daerah yang terdiri dari :
Hasil pajak daerah Hasil retribusi daerah
Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolan kekayaan
daerah lainnya yang dipisahkan.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
B. Dana perimbangan
Bagian daerah dari penerimaan dari pajak bumi dan bangunan, bea
perolehan atas hak tanah dan bangunan, dan penerimaan dari
sumber alam.
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
C. Pinjaman daerah
D. Lain-lain penerimaan yang sah (Anonim 1993-1996 : 19)
Dari sumber tersebut yang paling dominan dalam struktur
pendapatan daerah adalah penerimaan yang berasal dari subsidi atau
bantuan dari pemerintah pusat sehingga daerah masih terdapat
ketergantungan sangat besar dalam hal pembiayaan pada pemerintah
pusat.
Maka dapat disimpulkan pendapatan daerah adalah pendapatan
atau penerimaan yang bersumber dari potensi-potensi yang berasal dari
kebutuhan rumah tangganya sendiri, dimana hal itu menunjukkan
kemampuan suatu daerah tersebut.
2.2.3 Investasi
2.2.3.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk
meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal. Stok barang
modal capital stock terdiri dari pabrik,mesin., kantor dan produk-produk
tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi barang modal,
juga meliputi perumahan tempat tinggal dan juga persediaan. Investasi
juga merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada
komponen-komponen barang modal ini. (Dornbuseh dan Fisher,1999 : 236).
Faktor-faktor yang menentukan investasi :
1) Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan lebih
baik lagi di masa depan yaitu ramalan bahwa harga-harga akan tetap
stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan masyarakat akan
berkembang cepat.makin baik keadaan masa depan, makin besar
tingkat keuntungan yang diperoleh
2) Tingkat Bunga
Keadaan dimana tingkat bunga dapat mempengaruhipara pengusaha
dalam memutuskan apakah harus melaksanakan investasi yang
akan dilaksanakan apabila tingkat keuntungan yang akan diperoleh
lebih besar dari pada tingkat bunga yang harus dibayarkan.
3) Perubahan dan perkembangan teknologi
Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru
dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau usaha-usaha lain bisa
dinamakan pembaharuan atau investasi.
4) Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
Investasi berkecenderungan untuk mencapai tingkat yang lebih besar.
Apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya, sebaiknya
investasi akan bertambah rendah, tidak berkembang dan diramalkan
akan menjadi bertambah rendah.
5) Keuntungan yang dicapai perusahaan
Keuntungan yang tinggi merupakan suatu petunjuk bahwa perusahaan
itu sedang menghadapi perkembangan dalam permintaan barang yang
diproduksinya. (Sukirno,1995 : 185).
2.2.3.2. Jenis-jenis Investasi
1. Autonomous Investment dan Induced Investment
Autonomous investment adalah investasi yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena
adanya perubahan-perubahan faktor diluar pendapatan. Dan Induced
investment adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat
2. Public Investment dan Private Investment
Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan Private investment adalah
investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta.
3. Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic investment adalah investasi yang berasal dari dalam negeri
dan digunakan di dalam negeri. Dan Foreign investment adalah
penanaman modal yang berasal dari luar negeri dan digunakan di
dalam negeri.
4. Gross Investment
Adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada
suatu ketika. Yang dimaksud dengan investasi Bruto adalah semua
jenis investasi yang dilaksanakan di suatu negara dengan tidak peduli
jenis investasi apa sajakah yang dilaksanakan
5. Net Investment
Adalah selisih antara investasi Bruto dengan penyusutan.
(Rosyidi, 1995 : 169 – 172).
2.2.3.3 Teori Investasi
a. Marginal Efficiency Of Capital (MEC)
Di dalam suatu waktu tertentu misalnya dalam tempo satu
perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan investasi.
Berbagai proyek investasi ini mempunyai tingkat pengembalian
modal yang berbeda, yaitu sebagai bagian dari proyek investasi itu
akan menghasilkan keuntungan rendah. Berdasarkan atas besarnya
jumlah modal yang berbeda,yaitu sebagai bagian dari proyek
investasi itu akan menghasilkan keuntungan rendah.Berdasarkan atas
besarnya jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian
modal yang akan diramalkan, akan diperoleh analisis makro ekonomi
membentuk suatu kurva yang dinamakan Efisiensi Modal Marginal /
marginal Efficiency Of Capital atau MEC. (Sukirno,1995 : 11).
Gambar 2. Hubungan antara MEC dan Investasi
Sumber : Sukirno, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Makro, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Hal 112.
Berdasarkan hal-hal yang dihubungkannya, efisiensi modal
marginal dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan
suatu hubungan diantara tingkat pengembalian modal yang
Untuk memperjelas arti konsep efisiensi modal marginal,
dapat dijelaskan sebagai berikut : sumbu tegak menunjukkan tingkat
pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan nilai investasi
yang akan dilakukan. Pada kurva MEC ditunjukkan dengan tiga
buah titik A, B, C. Titik A menggambarkan bahwa tingkat
pengembalian modal adalah sebesar R0 dan investasi adalah I0. ini
berarti titik A menggambarkan bahwa perekonomian terdapat
investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal
sebanyak I0 titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama.
Titik B menggambarkan wujudnya kesempurnaan untuk
menginvestasikan dengan tingkat pengembalian modal R1 atau lebih
dan modal yang diperlukan adalah I1. Titik C menggambarkan untuk
mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal
sebanyak R2 atau lebih dan modal yang diperlukan sebanyak I2.
MEC atau MEI adalah hasil yang diharapkan atas tambahan
satu satuan modal, yang mana konsep MEI dapat digunakan untuk
mengadakan evaluasi. Dalam melakukan investasi terlebih dahulu
harus ditentukan tingginya MEI pada suatu proyek investasi. Setelah
itu baru kita bandingkan nilai MEI pada suatu proyek investasi.
Setelah itu baru dibandingkan nilai MEI tersebut dengan tingkat
b. Marginal Efficiency of Investment (MEI)
Kurva MEI adalah kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya
investasi yang diinginkan pada berbagai tingkat harga dimana harga
investasi berubah apabila terjadi perubahan tingkat bunga
(Guritno, 1992 : 85).
Gambar 3. Kurva Investasi (MEI)
Sumber : Waluyo, 2002, teori Ekonomi Mikro, Universitas Muhammadiyah, Malang Press, Malang, hal 54.
Kurva diatas menggambarkan jumlah investasi yang akan terlaksana
pada setiap tingkat bunga. Menurunnya slop dari MEI ini disebabkan
oleh dua hal, yaitu :
a. Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam
masyarakat, makin rendahlah efisiensi marginal investasi
tersebut. Sebab makin banyak investasi yang terlaksana dalam
berbagai lapangan ekonomi, maka menjadi semakin ketat
b. Bahwa semakin banyak investasi yang dilakukan maka ongkos
(asset) menjadi lebih tinggi
2.2.3.4 Investasi Pada Industri Kecil
Investasi merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan pengusaha
untuk membeli barang-barang modal. Kebutuhan dana dibagi dalam
jangka panjang dan jangka pendek. Kebutuhan dana jangka panjang
tampak pada awal perusahaan berdiri dan ketika usaha berkembang,
yang berupa pembelian tanah, bangunan, peralatan dan transportasi.
Kebutuhan jangka pendek terdiri dari pembayaran upah dan produksi
lainnya. (Anonim, 2003:66)
Perdagangan atau pengusaha kecil biasanya enggan meminta
kredit dari bank. Bagi mereka, pelepasan uang atau rentenir lebih praktis
sebagai sumber modal, meskipun kemudahan item harus dibayar mahal.
Kredit pembeli untuk barang produksinya atau kredit penjual untuk
bahan mentah yang dipakainya memberikan manfaat ganda yang tidak
dapat di berikan oleh lembaga bank. Kredit pembelian memberikan
kepastian pemasaran, sedangkan kredit penjualan memberikan kepastian
tersedianya bahan mentah.
Namun kenyataannya, sekarang pihak perbankan pemerintah
telah memberikan banyak kemudahan dalam pemberian kredit untuk
permodalan dengan bunga rendah dan tanpa tanggungan, misalnya
Modal Kerja Permanen (KMKP),dan sebagainya. Pihak bank pun sudah
lebih aktif mengadakan kampanye mendekati pengusaha kecil.
Ditambah dengan intensifikasi pemberian informasi yang gencar,
sudah banyak perusahaan informal memanfaatkan (Afrida, 2003:144).
Menurut Thomas Robert Malthus, untuk adanya perkembangan
ekonomi diperlukan kenaikan jumlah capital untuk investasi secara
terus-menerus (Subri, 2003:3).
2.2.3.5 Hubungan Investasi Dengan Pendapatan Industri Kecil
Dalam hubungannya tingkat investasi yang diusahakan
menyatakan teori dorongan besar (Big Push). Teori ini secara singkat
mengatakan bahwa bila hanya ada sedikit usaha untuk menaikkan
pendapatan, Hal ini hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja yang
nantinya akan manghambat kenaikkan pendapatan perkapita. usaha harus
dilakukan secara besar-besaran untuk mengatsi perubahan penduduk
implikasinya adalah harus dadakan investasi besar-besaran untuk
menghilangkan kemiskinan, memaksimumkan output dengan
menggunakan teknik yang paling produktif yang kadang-kadang
membutuhkan kapital yang besar. Konsen pada investasi selanjutnya
menghasilkan alat-alat kapital untuk mempertahanka pendapatan dan
2.2.4. Pengertian Produksi
Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan
faktor-faktor produksi yang tersedia.
( Sumarni dan Soeprihanto, 1995 : 184).
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan
pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output tersebut
dalam bentuk persamaan atau merupakan fungsi produksi.
( Joesian dan Fathurrozi, 2003 : 77).
Menurut Rosyidi ( 2002 : 54) produksi bagi kebanyakan orang
diartikan sebagai kegiatan-kegiatan dilapangan pertanian, pendefinisian
seperti itu merupakan definisi produksi secara sempit. Sedangkan
definisi produksi secara luas seperti yang dituliskan oleh Richard
Ruggles yaitu produksi merupakan proses menciptakan nilai atau
memperbesar nilai suatu barang atau dapat juga dikatakan bahwa
produksi adalah setiap usaha yang menciptakan , memperbesar daya
guna barang.
Sedangkan pengertian produksi menurut Iskandar Putong (2003 :
100) adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang akan
Meskipun produksi dalam pengertian umum meliputi semua
aktifitas untuk menciptakan barang dan jasa, tetapi dalam konsep
produksi disini hanya akan dibicarakan pada masalah barang. Karena
dalam kasus ini masalahnya akan menjadi lebih sederhana, faktor-faktor
produksi yang digunakan dapat ditunjuk secara jelas dan produk yang
dihasilkan juga dapat ditunjuk secara jelas dan produk yang dihasilkan
juga dapat diidentifikasikan dengan mudah baik kualitas maupun
kuantitasnya (Sudarman, 1997: 119).
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa pengertian produksi adalah
penciptaan atau memperbesar nilai guna suatu barang yang berbentuk
Gambar 4. Kurva Tahap Produksi
Sumber : Salvatore, Dominiek, 2001, Managerial Economics Dalam Perekonomian Global, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal 248.
Kita dapat menggunakan hubungan kurva-kurva Ap1 dan MP1
untuk menentukan tiga tahap produksi atau tenaga kerja. Tahap I melalui
dari titik origin ketitik dimana AP1 maximum. Tahap II mulai dari titik I
sampai titik dimana MP 1 = 0. tahap III meliputi tahap API yang negatif.
Produsen tidak akan bekerja pada tahap III, meskipun tenaga kerja tidak
dibayar, karena dia dapat menaikkan output total dengan menggunakan
lebih sedikit tenaga kerja pada suatu arket tanah. Sama halnya produsen
juga tidak akan bekerja pada tahap I bagi pengguna tenaga kerja sama
seperti tahap II bagi pengguna tanah (AP 1 negatif). Hal ini hanya
membuat tahap II merupakan tahap bagi produsen yang rasional. I
Tenaga kerja
II Tenaga kerja
III
Tenaga kerja TP
APL
MPL
2.2.4.1 Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah skedul (persamaan matematis yang
menggambarkan jumlah output (keluar) maksimum yang dapat
dihasilkan dari satu set masukan (input) faktor produksi tertentu yang
digunakan oleh produsen pada tingkat teknologi tertentu pula.
Singkatnya, fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil
produksi. ( Sudarman, 1997 : 124).
Pengertian lain dari fungsi produksi adalah hubungan teknis
yang menghubungkan antara faktor produksi atau masukan input dan
hasil produksinya atau produk keluar (output) disebut faktor produksi
karena adanya sifat mutlak agar produksi dapat dijalankan untuk
menghasilkan produk. Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang
dipakai oleh perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara
keseluruhan. Dalam keadaan teknologi tertentu hubungan antara input
dan output tercermin dalam rumusan fungsi produksinya. Apabila
teknologi berubah, berubah pula fungsi produksinya. Suatu fungsi
produksi menggambarkan suatu metode produksi yang efisien secara
teknis dalam arti menggunakan kuantitas bahan mentah yang minimal,
tenaga kerja dan barang-barang modal lain yang minimal. Metode
produksi yang boros perhitungan dalam fungsi produksi.
2.2.4.2 Faktor-Faktor Produksi
Faktor –faktor produksi adalah semua unsur yang usaha
penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang. Adapun
faktor-faktor produksi atas :
1. Tanah (Land) atau sumber daya alam (Natural Resources) adalah
segala sesuatu yang biasanya menjadi faktor produksi dan berasal
atau disediakan oleh alam atau dapat juga dikatakan sebagai segala
sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia, yang meliputi
antara lain :
1. Tenaga penumbuh dari pada tanah, baik untuk pertanian,
perikanan, maupun pertambangan.
2. Tenaga air baik untuk pengairan, penggaraman, maupun
pelayaran.
3. Iklim, cuaca, curah hujan, arus angin dan sebagainya.
4. dan lain-lainnya.
2. Tenaga Kerja Manusia (Labor) atau Sumber Daya Manusia ( Human
Resources) adalah semua kemampuan manusia yang dapat
disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi
barang-barang dan jasa-jasa, berupa kemmapuan fisik dan kemampuan
mental. Sedangkan terdidik serta tenaga terampil dan tenaga yang
3. Modal ( Capital)
Modal disini ada dua yaitu barang-barang Modal Riil ( Real Capital
Goods) dan modal uang ( Money Capital).
4. Barang-barang Modal Riil ( Real Capital Goods)
yaitu meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang
kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa yang disebut
sebagai barang investasi, seperti : mesin-mesin, jalan – jalan raya,
gudang, peralatan –peralatan dan sebagainya.
5. Modal Uang ( Money Capital )
Yaitu dana yang digunakan untuk memberi barang-barang modal
dan factor produksi lainnya, modal dalam faktor produksi ini yang
dipakai adalah modal dalam arti barang- barang modal riil.
6. Kecakapan tata laksana ( Managerial Skill)
Adalah suatu kemampuan yang dapat dihargai sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, sebagai contoh :
1. Faktor produksi tanah dihargai dengan sewa
2. Tenaga manusia dihargai dengan upah ( gaji)
3. Modal dihargai dengan bunga. ( Rosyidi, 2003 : 55 – 59).
2.2.4.3. Proses Penciptaan dan Penambahan Kegunaan Barang atau Jasa Proses penciptaan dan penambahan kegunaan barang atau jasa
a. Faedah Bentuk
dapat dicontohkan seperti rotan di hutan setelah diproses akan
dibentuk menjadi tas, kursi, meja dan sebagainya
b. Faedah Waktu
misalkan jasa pergudangan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan barang.
c. Faedah Tempat
Dapat kita lihat suatu usaha jasa transportasi, dengan berpindahnya
produk dari suatu daerah lain akan tercipta faedah tempat.
Misalnya buah –buahan dibawa dari desa ke kota dan harganya
akan relatif lebih tinggi.
d. Faedah milik
dapat dicontohkan usaha perdagangan, dengan adanya pemindahan
hal milik dari pedangang ke pembeli akan terdapat faedah yang
lebih tinggi dari barang tersebut.
( Sumarni dan Soeprihanto, 1998 : 206)
2.2.4.4. Sifat Proses Produksi atau Pengolahan Produk
Menurut sifat proses produksi, pengolahan produk dapat