• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan alat peraga manipulatif untuk membantu pemahaman konsep tentang garis singgung lingkaran di kalangan siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan alat peraga manipulatif untuk membantu pemahaman konsep tentang garis singgung lingkaran di kalangan siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017"

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP TENTANG GARIS SINGGUNG LINGKARAN

DIKALANGAN SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : Anggi Catur Saputri

NIM: 131414005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP TENTANG GARIS SINGGUNG LINGKARAN

DI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : Anggi Catur Saputri

NIM: 131414005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

~Roma 12:12~

Hidup tak perlu terang, biarlah redup tapi tak pernah padam. ~Anonim~

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya... ~Pengkhotbah 3:11~

 

 

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii

ABSTRAK

Anggi Catur Saputri, 2017. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif untuk Membantu Pemahaman Konsep Tentang Garis Singgung Lingkaran di Kalangan Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran yang dikembangkan untuk membantu pemahaman konsep tentang garis singgung lingkaran di kalangan siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017, dan (2) Mendeskripsikan hasil implementasi alat peraga garis singgung lingkaran terhadap pemahaman konsep siswa tentang garis singgung lingkaran.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Siklus pengembangan dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba, dan evaluasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dengan objek penelitian berupa penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran untuk membantu pemahaman konsep garis singgung lingkaran. Data yang dikumpulkan adalah data tentang pemahaman konsep awal, penggunaan alat peraga dan data tentang hasil implementasi penggunaan alat peraga terhadap pemahaman konsep akhir siswa. Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data yang terdiri dari lembar observasi dan soal tes uraian yang telah divalidasi. Analisis data yang dilakukan untuk hasil observasi adalah analisis data kualitatif, sedangkan untuk hasil pre test dan post test dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran dilakukan secara berkelompok dengan melakukan penyelidikan tentang garis singgung lingkaran dari berbagai kasus untuk membantu pemahaman konsep garis singgung lingkaran, (2) Melalui pelaksanaan pembelajaran uji coba penggunaan alat peraga terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dari rata nilai 38,45 dengan standar deviasi 12,76 menjadi rata-rata 52,76 dengan standar deviasi 19,86. Peningkatan terbesar terjadi pada aspek mendefinisikan garis singgung persekutuan dalam.

(9)

viii

ABSTRACT

Anggi Catur Saputri, 2017. The Use of Manipulative Props to Help Understanding Concepts About Tangent Circles of Grade VIII Students in SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Academic Year 2016/2017. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Natural Sciences Education, F aculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to (1) Describe the use of tangent circle props which were developed to help the understanding concept of tangent circles among students in class VIII academic year 2016/2017, and (2) Describe the results of the implementation of the tangent circle to the students' understanding concept of the tangent circle.

The type of research is a research and development. The development cycle begins by conducting needs analysis, planning, early product development, trial, and evaluation. The subjects of this research are the students of VIII B class in SMP Kanisius Gayam Yogyakarta and the object of research is in the form of the use of tangent circle props to help understanding concept of tangent circle. The data collected are data about the initial concept understanding, the use of props and data about the results of the implementation of the props to the students’ final concept understanding. Data were obtained by using observation method and written test. The research instruments that was used is learning instrument and data collection instrument consisting of observation sheet and the test questions that have been validated. Data analysis which is done for the observation result is a qualitative data analysis, while for pretest and posttest’s results is done quantitatively and qualitatively.

The results of this research shows that (1) The use of tangent circle props that is done in groups by investigating the tangent circles from various cases to help the understanding concept of tangent circles, (2) Through the implementation of learning experiments on the use of learning props, there is an increased understanding of student’s understanding concepts from the average value of 38.45 with a standard deviation of 12.76 to an average of 52,76 with a standard deviation of 19.86. The greatest increase occurs in the defining aspect of the inner tangent between two circles.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas

berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisannya banyak menemui

kesulitan dan hambatan. Namun berkat Tuhan dan bantuan dari berbagai pihak,

penulis dapat mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan tersebut dengan baik.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Th. Sugiarto P., M.T. sebagai dosen pembimbing atas segala

bimbingan, bantuan, dan kesabaran dalam membimbing penyelesaian

skripsi ini.

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

3. Bapak Beni Utomo, M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik yang

telah memberikan dukungannya.

4.

Ibu Nur Sukapti, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian di SMP

(11)

x

5. Ibu Margaretha, selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP

Kanisius Gayam yang telah membimbing dan membantu sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

6. Seluruh staf sekretariat JPMIPA dan dosen-dosen program studi

Pendidikan Matematika yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan studi dengan baik.

7. Kedua orang tuaku, Bapak Antonius Sriyono dan Ibu Christina Surati serta

kakak-kakakku yang selalu mendoakan, menyayangi, mendukung, dan

memotivasiku untuk selalu memberikan yang terbaik.

8. Sahabat-sahabatku Lia, Widya, Yessy, Citra, Dewi, Nova yang selalu ada

untuk memberikan semangat, motivasi, dan saran.

9. Keluarga kost Icha: mbak Ajeng, Putri, Rosa, Dewi, Elty, Nasty, Yohana,

Adel dan sahabatku Mega, Tombeg, dan Rika untuk motivasi yang

diberikan.

10.Untuk Yogi yang telah memberikan semangat, ide dan bantuan dalam

pembuatan alat peraga.

11.Untuk Ester, Devor, Veni, Icak, Rina, dan Clara untuk berbagai saran dan

motivasi selama bimbingan bersama. Serta untuk teman-teman PMAT

2013 terima kasih untuk berbagai pengalaman, semangat, dan

kebersamaannya selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat banyak

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penjelasan Istilah ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 7

KAJIAN TEORI... 9

(14)

xiii

1. Pembelajaran Matematika ... 9

2. Pemahaman konsep dan Kesalahan Konsep Matematika ... 11

3. Kesulitan Belajar Matematika ... 14

4. Taksonomi B. S. Bloom ... 16

5. Teori Bruner ... 17

6. Alat Peraga Sebagai Media Belajar ... 19

7. Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 20

8. Alat Peraga Manipulatif ... 22

9. Alat Peraga Garis Singgung Lingkaran ... 23

B. Materi Pembelajaran ... 24

1. Tujuan Pembelajaran ... 24

2. Materi Pembelajaran ... 24

3. Kerangka Berpikir ... 33

METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 38

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

D. Bentuk Data Penelitian ... 39

E. Metode Pengumpulan Data ... 39

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 44

PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

A. Pelaksanaan Penelitian ... 48

(15)

xiv

1. Data Hasil Observasi ... 57

2. Data Hasil Pre test dan Post test ... 66

C. Analisis Data ... 98

1. Analisis Hasil Observasi Pembelajaran Guru... 98

2. Analisis Kebutuhan ... 99

3. Analisis Data Jawaban Pre test dan Post test ... 102

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

E. Hambatan Dan Keterbatasan Penelitian ... 117

PENUTUP ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba ... 42

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Guru ... 44

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Uji Coba Penggunaan Alat Peraga ... 44

Tabel 4. 1 Jadwal Observasi ... 49

Tabel 4. 2 Hasil Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Tes ... 50

Tabel 4. 3 Kisi-Kisi Instrumen Pre test ... 52

Tabel 4. 4 Kisi-Kisi Instrumen Post test ... 53

Tabel 4. 5 Tabulasi Data Hasil Observasi Pembelajaran Guru ... 58

Tabel 4. 6 Tabulasi Data Hasil Observasi Pembelajaran Uji Coba Penggunaan Alat ... 63

Tabel 4. 7 Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung ... 69

Tabel 4.8 a Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung Lingkaran Bagian 1 ... 70

Tabel 4.8 b Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung Lingkaran ... 722

Tabel 4.9 a Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Lingkaran Bagian 1 ... 733

Tabel 4.9 b Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Lingkaran Bagian 2 ... 755

Tabel 4.9 c Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Lingkaran Bagian 3 ... 777

Tabel 4. 10 Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung Lingkaran Luar ... 79

Tabel 4. 11 Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung Lingkaran Dalam ... 80

(17)

xvi

Tabel 4.12 b Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung Dua Lingkaran Bagian 2 ... 84 Tabel 4.12 c Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Dua Lingkaran Bagian 3 ... 85 Tabel 4.12 d Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Dua Lingkaran Bagian 4 ... 87 Tabel 4.13 a Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Dua Lingkaran Bagian 1 ... 89 Tabel 4.13 b Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Dua

Lingkaran Bagian 2 ... 91 Tabel 4.13 c Tabulasi Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Dua

Lingkaran Bagian 3 ... 94 Tabel 4. 14 Nilai Pre test ... 100 Tabel 4. 15 Perbandingan Nilai Pre test dan Post test ... 1022 Tabel 4. 16 Analisis Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung

Lingkaran ... 1033 Tabel 4.17 a Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Lingkaran Bagian 1 ... 103 Tabel 4.17 b Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Lingkaran Bagian 2 ... 103 Tabel 4.18 a Analisis Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung Lingkaran Bagian 1 ... 104 Tabel 4.18 b Analisis Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung

Lingkaran Bagian 2 ... 104 Tabel 4.18 c Analisis Hasil Pre test dan Post test Membuat Garis Singgung

Lingkaran Bagian 3 ... 104 Tabel 4. 19 Analisis Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung

Persekutuan Luar ... 1055 Tabel 4. 20 Analisis Hasil Pre test dan Post test Definisi Garis Singgung

(18)

xvii

Tabel 4.21 a Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung Dua Lingkaran Bagian 1 ... 105 Tabel 4.21 b Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Dua Lingkaran Bagian 3 ... 105 Tabel 4.21 c Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Dua Lingkaran Bagian 3 ... 106 Tabel 4.21 d Analisis Hasil Pre test dan Post test Membedakan Garis Singgung

Dua Lingkaran Bagian 4 ... 106 Tabel 4.22 a Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung Persekutuan Luar Bagian 1 ... 106 Tabel 4.22 b Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung

Persekutuan Dalam Bagian 1 ... 106 Tabel 4.22 c Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung

Persekutuan Luar Bagian 2 ... 107 Tabel 4.22 d Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung

Persekutuan Dalam Bagian 2 ... 107 Tabel 4.22 e Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung

Persekutuan Luar Bagian 3 ... 107 Tabel 4.22 f Analisis Hasil Pre test dan Post test Menggambar Garis Singgung

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Contoh Garis Singgung Lingkaran ... 6

Gambar 1. 2 Contoh Garis Singgung Persekutuan Dalam ... 6

Gambar 1. 3 Contoh Garis Singgung Persekutuan Luar ... 7

Gambar 2. 1 Contoh dan Non Contoh Garis Singgung Lingkaran ... 24

Gambar 2. 2 Lingkaran dan Garis Singgung Lingkaran ... 25

Gambar 2. 3 Contoh Berbagai Macam Posisi Lingkaran ... 27

Gambar 2. 4 Contoh Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran ... 28

Gambar 2. 5 Garis Singgung Persekutuan Dalam dengan Posisi Lingkaran (i) Berpotongan Disatu Titik dan (ii) Saling Lepas ... 29

Gambar 2. 6 Ilustrasi Konsep Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam ... 29

Gambar 2. 7 Garis Singgung Persekutuan Dalam dalam Berbagai Posisi Lingkaran ... 31

Gambar 2. 8 Ilustrasi Konsep Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar ... 32

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ... 37

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Instrumen Tes Uji Coba ... 124

Lampiran A.2 Instrumen Pre Test ... 133

Lampiran A.3 Instrumen Post Test ... 140

Lampiran A.4 Instrumen Observasi Pembelajaran Guru ... 147

Lampiran A.5 Instrumen Observasi Uji Coba Penggunaan Media ... 148

Lampiran A.6 Instrumen Pembelajaran ... 150

Lampiran B.1 Rubrik Skoring Tes Uji Coba ... 161

Lampiran B.2 Rubrik Skoring Pre Test ... 172

Lampiran B.3 Rubrik Skoring Post Test ... 182

Lampiran C.1 Hasil Skoring Tes Uji Coba ... 192

Lampiran C.2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Uji Coba ... 193

Lampiran C.3 Hasil Skoring Pre Test ... 204

Lampiran C.4 Hasil Skoring Post Test ... 205

Lampiran C.5a Hasil Observasi Pembelajaran Guru Pertemuan 1 ... 206

Lampiran C.5b Hasil Observasi Pembelajaran Guru Pertemuan 2 ... 210

Lampiran C.5c Hasil Observasi Pembelajaran Guru Pertemuan 3 ... 213

Lampiran C.5d Hasil Observasi Pembelajaran Guru Pertemuan 4 ... 216

Lampiran C.6 Hasil Observasi Uji Coba Penggunaan Alat Peraga ... 219

Lampiran D Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 221

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak peran dalam

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadikan matematika sebagai salah

satu disiplin ilmu yang hampir selalu ada disetiap jenjang pendidikan.

Dalam pembelajaran matematika, guru dan siswa diharapkan dapat

membangun komunikasi dua arah. Dengan demikian proses belajar yang

dilaksanakan dapat berlangsung dengan baik dan siswa dapat aktif

mengkontruksi pengetahuannya sehingga tujuan dari pembelajaran yang

dilaksanakan dapat tercapai.

Berawal dari diskusi yang dilakukan bersama guru matematika

kelas VIII SMP Kanisius Gayam tentang pengalaman mengajar kelas VIII,

diperoleh informasi bahwa siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017 dinilai

lebih pasif jika dibandingkan dengan siswa pada tahun-tahun sebelumnya.

Sedangkan jika dilihat dari hasil belajar, lebih dari 50% siswa belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Selain itu, guru menilai

bahwa dengan melihat model langsung dari materi yang pelajari, siswa

dapat lebih mudah mengkonstruksi pengetahuannya.

Selama proses belajar, beberapa siswa dapat dengan mudah

memahami materi yang diberikan. Namun masih banyak ditemui siswa

(22)

dalam hal membedakan antara garis singgung persekutuan dalam dengan

garis singgung persekutuan luar. Siswa banyak mengalami kesulitan untuk

menganalisis tentang posisi garis singgung persekutuan dalam atau

persamaan garis singgung persekutuan luar. Dari kasus tersebut, terlihat

bahwa siswa mengalami masalah pada konsep garis singgung yang

dimilikinya sehingga cenderung melakukan kesalahan dalam menganalisis

masalah garis singgung lingkaran yang diberikan.

Selama observasi proses pembelajaran garis singgung lingkaran,

guru cenderung menggunakan metode ceramah dan pemberian masalah

untuk diselesaikan oleh siswa kemudian secara bersama-sama menarik

kesimpulan. Selain metode, setelah mengamati pembelajaran yang

digunakan, peneliti tidak melihat adanya media khususnya alat peraga

garis singgung lingkaran yang digunakan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Tidak tersedianya alat peraga tentang garis singgung

lingkaran membuat siswa lebih sulit untuk memahami konsep garis

singgung lingkaran karena siswa hanya mempelajari konsep abstrak

tersebut tanpa dapat merealisasikannya secara nyata.

Guru dan siswa diharapkan dapat membangun komunikasi dua

arah agar proses belajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan baik

sehingga siswa dapat memahami materi yang diberikan selama proses

pembelajaran. Lebih dari itu, siswa diharapkan dapat memahami konsep

sebagai dasar untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan

(23)

keberadaan alat peraga diperlukan untuk dapat membantu siswa

mengkonstruksi dan mengeksplorasi pengetahuannya dalam memahami

konsep garis singgung lingkaran melalui diskusi langsung antara siswa

dengan guru atau melalui pemanfaatan lembar kegiatan siswa. Selain itu,

siswa dapat secara langsung melihat sekaligus mengotak-atik objek konkrit

sebagai model dari garis singgung lingkaran atau dapat disebut juga belajar

menggunakan cara enaktif melalui benda konkret sebagai media

pembelajaran seperti yang telah diungkapkan oleh Bruner.

Melalui pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga mengenai

garis singgung lingkaran ini, diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk

membantu pemahaman konsep siswa tentang garis singgung lingkaran

sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan

materi garis singgung lngkaran. Oleh karena itu berdasarkan uraian yang

telah dijelaskan, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan

judul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK

MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP TENTANG GARIS

SINGGUNG LINGKARAN DI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,

(24)

1. Bagaimana penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran

dikembangkan untuk membantu pemahaman konsep tentang garis

singgung lingkaran di kalangan siswa kelas VIII tahun ajaran

2016/2017?

2. Bagaimana hasil implementasi alat peraga garis singgung lingkaran

terhadap pemahaman konsep siswa tentang garis singgung lingkaran?

C. Tujuan Penelitian

Berawal dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini

yaitu:

1. Mendeskripsikan penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran

dikembangkan untuk membantu pemahaman konsep tentang garis

singgung persekutuan dalam maupun garis singgung persekutuan luar

di kalangan siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017.

2. Mendeskripsikan hasil implementasi alat peraga garis singgung

lingkaran terhadap pemahaman konsep siswa tentang garis singgung

lingkaran.

D. Manfaat Penelitian

Penggunaan alat peraga garis singgung lingkaran diharapkan dapat

memberikan dampak positif dan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat lebih mengasah kemampuannya sebagai calon guru

(25)

dapat lebih mengeksplorasi pengetahuannya dalam mengembangkan

pembelajaran matematika.

2. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan alat peraga garis singgung lingkaran sebagai

salah satu media yang dapat membantu mencapai tujuan dari proses

pembelajaran yang dilaksanakan khususnya dalam pemahaman konsep

garis singgung lingkaran.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep

garis singgung lingkaran sehingga kesulitan yang dialami oleh siswa

dapat diminimalisir maupun teratasi dengan baik.

E. Penjelasan Istilah

1. Alat Peraga Manipulatif

Alat peraga manipulatif adalah benda atau alat yang dapat digunakan

untuk membantu proses pemahaman konsep siswa yang dapat

diotak-atik oleh siswa.

2. Alat Peraga Garis Singgung Lingkaran

Suatu benda yang dapat digunakan untuk memodelkan garis singgung

lingkaran dalam maupun garis singgung lingkaran luar.

3. Pemahaman Konsep

Kemampuan dalam menemukan dan menjelaskan, menafsirkan, dan

menyimpulkan suatu gagasan abstrak berdasarkan kemampuannya

(26)

4. Garis Singgung Lingkaran

Garis singgung lingkaran yaitu suatu garis yang memotong lingkaran

tepat disatu titik pada lingkaran tersebut.

Gambar 1. 1 Contoh Garis Singgung Lingkaran

5. Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua lingkaran

Gambar 1. 2 Contoh Garis Singgung Persekutuan Dalam

Garis f pada gambar merupakan garis singgung persekutuan dua

lingkaran. Garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran merupakan

suatu garis yang memotong masing-masing lingkaran (misalnya

lingkaran A dan lingkaran B) tepat disatu titik serta memotong suatu

titik pada garis perpusatan. Karena itulah garis f lebih sering disebut

sebagai garis singgung persekutuan dalam (GSPD).

(27)

Gambar 1. 3 Contoh Garis Singgung Persekutuan Luar

Garis f merupakan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Garis

singgung persekutuan luar dua lingkaran merupakan suatu garis yang

memotong masing-masing lingkaran (misalnya lingkaran A dan

lingkaran A) tepat disatu titik tanpa memotong suatu titik pada garis

perpusatan. Karena itulah garis f lebih sering disebut sebagai garis

singgung persekutuan luar (GSPL).

F. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan, laporan penelitian ini terdiri dari lima bab,

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini terdiri dari tiga subbab yaitu kajian pustaka, materi

pembelajaran, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka dalam

penelitian ini adalah tentang pembelajaran matematika,

(28)

kesulitan belajar matematika, taksonomi B. S. Bloom, teori

belajar Bruner, Media sebagai sumber belajar, pemanfaatan

media pembelajaran, dan alat peraga garis singgung

lingkaran. Materi pembelajaran yang digunakan yaitu

materi konsep garis singgung lingkaran, panjang garis

singgung lingkaran, kedudukan dua lingkaran, konsep dan

panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek penelitian,

waktu dan tempat penelitian, bentuk data penelitian,

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan

prosedur pelaksanaan penelitian.

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, tabulasi data,

analisis data, pembahasan hasil penelitian,hambatan dan

keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan

tujuan dari penelitian dan saran terkait penelitian yang telah

(29)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Menurut Gagne (Ratna, 2011: 2) belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Gagne (Tanlain, 2009: 11) juga

menambahkan bahwa ada enam peristiwa-peristiwa yang diidentifikasi

dialami oleh orang yang sedang belajar yang disebut peristiwa belajar

(learning event). Keenam peristiwa belajar itu adalah:

1) Menerima rangsangan syaraf

2) Menyeleksi pengamatan

3) Membuat kode penyimpanan

4) Memperbaharui

5) Mengorganisasi respon

6) Menampilkan kinerja, balikan, dan pengukuhan

Selain itu, (Ratna, 2011:3) dijelaskan pula bahwa belajar

dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang didalamnya

terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan

respon-respon. Dari uraian yang telah disampaikan tersebut, belajar

merupakan respon yang dihasilkan sebagai akibat dari pengalaman

(30)

untuk memperoleh respon dari proses belajar disebut dengan

pembelajaran. Pembelajaran tersebut dilakukan oleh pemberi stimulus

(pendidik) kepada satu atau sekelompok orang (peserta didik).

Dalam KBBI, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan

menjadikan orang belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, BP 2002).

Pengertian lain (Dimyati dan Mudjiono, 2005: 297) menjelaskan

bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang terprogram dalam

desain instruksional untuk membuat siswa lebih aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan belajar yang

dirancang oleh guru secara terstruktur untuk membantu siswa

memahami suatu hal melalui berbagai stimulus yang digunakan

sebagai sumber belajar.

Pembelajaran matematika (Zubaidah dan Risnawati, 2016:8)

merupakan suatu proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan

kreatifitas dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru terhadap

materi matematika. Kualitas dari suatu pembelajaran juga dapat dilihat

dari segi proses dan segi hasil (Zubaidah dan Risnawati, 2016:8). Dari

segi proses, suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar

siswa mempunyai semangat belajar dan dapat terlibat aktif baik secara

fisik, mental, serta interaksi yang dibuat dengan lingkungannya.

(31)

yang telah ditetapkan dan terjadinya perubahan tingkah laku dari yang

tidak tahu menjadi tahu konsep matematika dan mampu

menerapkannya dalam kehidupan.

2. Pemahaman konsep dan Kesalahan Konsep Matematika

1) Pemahaman Konsep

Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang tinggi

untuk merumuskan prinsip dan generalisasi (Ratna, 2011:62).

Untuk memecahkan suatu permasalahan, dibutuhkan suatu

aturan-aturan yang berorientasi pada suatu konsep-konsep yang diperoleh.

Rosser (Ratna, 2011:63) mengungkapkan bahwa, konsep

merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu objek, kejadian,

kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.

Dalam pembentukan konsep, setiap orang mungkin akan

mempunyai konsepnya sendiri-sendiri tergantung pada stimulus

dan pengalamannya yang diterimanya. Menurut Ausubel (Ratna,

2011:64), konsep diperoleh melalui dua cara yaitu pembentukan

konsep dan asimilasi konsep.

Konsep matematika merupakan ide abstrak yang

memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi apakah suatu

objek tertentu merupakan contoh atau non contoh dari ide abstrak

tersebut (Suwarsono dan Sugiarto, 2008:3). Pembentukan konsep

dilakukan seperti belajar melalui penemuan. Proses pembentukan

(32)

seseorang dihadapkan pada berbagai contoh maupun noncontoh

dari suatu konsep kemudian melalui suatu proses, seseorang

menentukan aturan atau kriteria untuk konsep tersebut.

Berlawanan dengan pembentukan konsep yang bersifat

induktif, asimilasi konsep dilakukan dengan memberikan definisi

formal suatu konsep terlebih dahulu. Menurut Rosser (Ratna,

2011:65), seseorang belajar melalui atribut-atribut kriteria konsep

yang kemudian dihubungkan dengan gagasan-gagasan yang

relevan yang ada pada struktur kognitif mereka. Setelah definisi

suatu konsep diberikan, contoh atau diskripsi contoh verbal dapat

digunakan untuk mengilustrasikan konsep tersebut. Ausubel

(Ratna, 2011:65) juga berpendapat bahwa karena definisi-dafinisi

serta atribut-atribut yang diperlukan disajikan dan bukan

ditemukan, asimilasi konsep dapat menjadi satu contoh belajar

penerimaan bermakna.

Konsep berkembang melalui suatu tingkatan-tingkatan

tertentu mulai menyebutkan contoh-contoh dari konsep hingga

dapat menjelaskan dengan detail tentang atribut-atribut yang ada

pada konsep tersebut. Klausmeier (Ratna, 2011:70)

mengungkapkan bahwa adanya empat tingkatan pencapaian suatu

konsep. Pertama, tingkat konkret yang ditunjukkan ketika

seseorang mengenal suatu objek dan dapat membedakan dengan

(33)

yang selanjutnya menyajikan objek tersebut dalam suatu gambaran

mental dan menyimpannya. Kedua, tingkat identitas dicapai ketika

seseorang memperhatikan, mendeskriminan, mengingat dan

mengeneralisasi bahwa objek-objek pada kelas yang sama. Ketiga,

tingkat klasifikasi dimana seseorang yang mencapai tingkat ini

mengetahui persamaan dari contoh-contoh berbeda. Keempat yaitu

tingkat formal dimana seseorang dapat memberi nama,

mendefinisikan atribut-atribut kriterianya, mendeskriminasi dan

memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan memberikan

contoh maupun non contohnya secara verbal.

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini

merupakan pemahaman konsep yang berkaitan dengan materi garis

singgung lingkaran. Ciri pemahaman konsep yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah siswa dapat mendefinisikan objek yang

dipelajari serta memberikan contoh dan non-contoh dari objek

tersebut. Dalam mempelajari materi garis singgung lingkaran,

seorang siswa harus memahami konsep dari garis singgung terlebih

dahulu setelah itu siswa dapat mempelajari konsep lainnya seperti

konsep dalam mengukur panjang garis singgung persekutuan

dalam maupun garis singgung persekutuan luar dua buah

lingkaran.

(34)

Kesalahan konsep matematika yang dimaksud dalam

penelitian ini merupakan kesalahan konsep yang dilakukan siswa

berkaitan dengan materi garis singgung lingkaran. Siswa yang

belum memahami konsep cenderung akan mengalami kesulitan

ketika diminta untuk mendeskripsikan objek yang dipelajari serta

menyebutkan contoh dan non contoh dari objek tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi kesalahan konsep yang

terjadi adalah dengan memberikan bimbingan belajar yang

disampaikan sekonkret mungkin sehingga siswa dapat lebih

memahami konsep yang diajarkan. Penggunaan media

pembelajaran yang nyata dan dapat diotak-atik oleh siswa dapat

juga membantu untuk mengatasi kesalahan konsep yang dialami

siswa. Untuk mengetahui kesalahan konsep yang dimaksud,

dibutuhkan suatu tes. Tes yang dimaksud dalam penelitian ini

merupakan tes diagnostik.

3. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar matematika adalah hambatan atau gangguan

belajar pada anak yang ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk

menjelaskan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan (Zubaidah

dan Risnawati, 2016:188). Menurut Sudrajat (2009), kesulitan belajar

siswa mencangkup, diantaranya:

(35)

Keadaan dimana proses belajar yang terganggu karena

timbulnya respon yang bertentangan.

2) Learning Disfunction

Keadaan dimana proses belajar siswa yang kurang baik

walaupun sebenarnya tidak ditemukan keabnormalan mental

dan gangguan psikologi dalam diri siswa.

3) Under Achiever

Mengacu pada siswa yang sebenarnya mempunyai

tingkat intelektual diatas normal tetapi mempunyai prestasi

belajar yang rendah.

4) Slow Learner

Keadaan dimana siswa yang dalam proses belajarnya

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

sekelompok siswa lainnya yang memiliki taraf potensi

intelektual yang sama.

Dengan mengetahui jenis kesulitan yang dihadapi siswa,

peneliti dapat mengerti keadaan siswa yang sesungguhnya. Kedudukan

diagnosis kesulitan belajar ini digunakan sebagai acuan bagi peneliti

dalam menyusun dan mengembangkan media pembelajaran yang akan

digunakan. Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang

(36)

4. Taksonomi B. S. Bloom

Penyusunan tes diagnostik dalam penelitian ini didasarkan pada

taksonomi yang dijelaskan oleh B.S. Bloom bersama rekan-rekannya

yang disebut kelompok pelopor (Winkel, 2014:282). Ranah yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif yang

menyangkut:

1) Pengetahuan / knowledge (C1)

Mencangkup ingatan tentang hal-hal yang pernah dipelajari dan

disimpan dalam ingatan seperti fakta, kaidah, maupun prinsip.

2) Pemahaman / comprehension (C2)

Mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dari suatu

objek yang dipelajari.

3) Penerapan / application (C3)

Mencangkup kemampuan untuk mengimplementasikan suatu

kaidah dalam suatu masalah baru.

4) Analisis / analysis (C4)

Mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan objek

yang dipelajari menjadi bagian-bagian.

5) Sintesis / synthesis (C5)

Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan

baru.

(37)

Mencangkup kemampuan untuk membuat pendapat tentang

objek yang dipelajari dan disertai dengan pertanggungjawaban

dari pendapat tersebut.

Penyusunan indikator soal tes diagnostik ini berpedoman pada

taksonomi yang dijelaskan oleh Bloom dan rekan-rekannya. Namun,

penyusunannya dibatasi hanya sampai tahap penerapan (C3).

5. Teori Bruner

Menurut Jerome Bruner (Adimassana, 2013: 17) belajar yang

efektif adalah belajar melalui pencarian (eksplorasi) untuk

mendapatkan penemuan (discovery) dari usahanya sendiri tentang

pengetahuan-pengetahuan baru dan mengintegrasi pengetahuan

tersebut ke dalam struktur pengetahuan yang sudah dimiliki

sebelumnya.Pembelajaran matematika hendaknya diarahkan pada

masalah-masalah yang diselesaikan oleh siswa sendiri dengan

pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.Discovery learning dari

Jerome Bruner, merupakan model pembelajaran yang mendorong

siswa untuk belajar secara mandiri melalui konsep-konsep dan

prinsip-prinsip dalam pemecahan masalah. Guru mendorong siswa untuk

mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan agar siswa

dapat menemukan prinsip-prinsip baru. Pembelajaran dengan cara

penemuan ini, memerlukan sikap belajar yang aktif dari diri siswa

(38)

Dari proses pembelajaran tersebut, terbentuklah suatu interaksi

antara siswa dengan lingkungan yang merupakan kesempatan bagi

siswa untuk menemukan sesuatu yang baru. Bruner (Zubaidah dan

Risnawati: 2016:71) mengungkapkan bahwa adanya tiga tahapan yang

dilaluui dalam suatu proses belajar, yaitu:

1) Tahap enaktif (enactive), dalam tahap ini anak secara langsung

terlibat dalam manipulasi (mengotak-atik) suatu benda konkret.

2) Tahap ikonik (iconic), dalam tahap ini kegiatan mental sudah

mulai terjadi menggunakan gambaran dari objek yang

dimanipulasi melalui gambar atau grafik.

3) Tahap simbolik (simbolic), dalam tahap ini siswa mampu

menggunakan notasi atau simbol-simbol yang mewakili objek

tertentu tanpa tergantung terhadap objek real.

Bruner dan Kenvey (Zubaidah dan Risnawati: 2016:71)

mengungkapkan dalil-dalil dalam suatu pembelajaran yang didasarkan

pada percobaan dan pengalaman yang dimilikinya, yaitu:

1) Dalil penyusunan

Dalil ini menyatakan bahwa siswa mempunyai kemampuan

menguasi definisi, teorema, konsep, dan kemampuan

matematis lainnya sehingga pembelajaran konsep dan prinsip

matematika hendaknya dikonstruksi sendiri oleh siswa.

(39)

Dalil ini menyatakan notasi yang digunakan dalam

pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan

perkembangan mental anak (enaktif, ikonik, dan simbolik).

3) Dalil Pengkontrasan dan keanekaragaman (variansi)

Dalil ini menyatakan suatu konsep harus dikontraskan dengan

konsep lainnya dan juga disajikan dengan contoh yang

bervariansi.

4) Dalil Pengaitan

Dalil ini menyatakan bahwa adanya keterkaitan yang erat

antara konsep matematika satu dengan konsep matenatika yang

lainnya. Keterkaitan tersebut dapat dilihat baik dari segi isi

maupun dari segi penggunaan rumus.

6. Alat Peraga Sebagai Media Belajar

Sadiman (Kustandi, 2011:7) mengungkapkan bahwa media

adalah sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan menurut Accociation

for aducation and communication technologi (AECT) mengartikan

media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyampaikan

suatu informasi.Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin yang

secara harfiah diartikan sebagai “Perantara” atau “Penyalur”. Dari

berbagai pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya, media

pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk

(40)

berfungsi untuk memperjelas informasi yang diberikan sehingga

mencapai tujuan pembelajaran.informasi yang dimaksud disini adalah

materi pelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, diharapkan

materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.

Media sebagai sumber belajar dapat diartikan sebagai manusia,

benda ataupun peristiwa belajar yang membuat siswa memperoleh

informasi berupa pengetahuan dan keterampilan. Alat peraga

merupakan salah satu contoh dari suatu media sebagai sumber belajar

dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang

pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

proses belajarnya. Ruseffendi (1992) berpendapat bahwa alat peraga

merupakan alat yang dapat memperjelas konsep matematika.

Sedangkan menurut Pramudjono (1995), alat peraga adalah benda

konkret yang dibuat dan disusun untuk membantu menanamkan dan

mengembangkan konsep matematika.

7. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Media sebagai alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dalam pembelajaran mempunyai berbagai fungsi. Menurut

Kemp dan Dayton (dalam Sundayana, 2015:9) mengemukan tiga

fungsi utama dari media pembelajaran, yaitu:

1) Memotivasi minat atau tindakan yang dimaksudkan untuk

(41)

2) Menyajikan informasi terkait dengan isi pembelajaran kepada

siswa.

3) Memberikan instruksi yang melibatkan siswa baik dalam

mental maupun aktivitas nyata sehingga pembelajaran dapat

terjadi.

Sudjana dan Rivai (Sundayana, 2015:8) juga mengungkapkan

bahwa adanyanya enam fungsi pokok media pembelajaran dalam

proses pembelajaran. Enam fungsi pokok tersebut yaitu:

1) Sebagai alat bantu yang digunakan agar terciptanya suasana

mengajar yang efektif.

2) Media pengajaran merupan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar yang harus dikembangkan oleh

seorang guru.

3) Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan tujuan dan

bahan pelajaran.

4) Media pembelajaran bukan sebagai hiburan, tetapi digunakan

untuk melengkapi proses belajar mengajar agar dapat lebih

menarik perhatian siswa.

5) Digunakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu

siswa untuk dapat mengerti materi ajar.

6) Digunakan untuk meningkatkan mutu dari suatu proses belajar

(42)

Penggunaan media pembelajaran dalam suatu proses

belajar,dapat memunculkan berbagai manfaat dalam pembelajaran itu

sendiri. Kemp Sudjana dan Rivai (Sundayana, 2015:11)

mengidentifikasi manfaat media dalam suatu pembelajaran, antara lain:

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk untuk

menguasai dan mencapai tujuan belajar.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak

bosan dalam proses belajrnya.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan

lain-lain.

8. Alat Peraga Manipulatif

Menurut Rini (2013) benda manipulatif adalah benda-benda

konkrit yang dirancang khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam

memahami suatu konsep matematika. Menurut Kelly (2006) “The

term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model,

or mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of

(43)

alat-alat, atau mesin yang dapat digunakan untuk membantu dalam

memahami selama proses pemecahan masalah yang bermakna dengan

suatu konsep atau topik tertentu. Dari uraian yang telah disampaikan,

alat peraga manipulatif dalam penelitian ini adalah benda atau alat

yang dapat digunakan untuk membantu proses pemahaman konsep

siswa yang dapat diotak-atik oleh siswa.

9. Alat Peraga Garis Singgung Lingkaran

Alat peraga yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan alat

peraga yang berkaitan dengan materi garis siggung lingkaran. Alat

peraga ini yang dapat diotak-atik oleh siswa sehingga siswa dapat

memahami konsep dari garis singgung lingkaran melalui berbagai

macam kondisi yang dinyatakan dengan alat peraga tersebut. Melalui

alat peraga ini, siswa dapat belajar tentang konsep-konsep garis

singgung lingkaran dari berbagai situasi.

Alat peraga garis singgung lingkaran ini terdiri dari suatu papan

dan berbagai lingkaran dengan ukuran yang berbeda-beda yang bisa di

lepas pasang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Selanjutnya,

siswa dapat menggunakannya sebagai representasi nyata dari suatu

masalah tentang garis singgung lingkaran. Dengan demikian, siswa

diharapkan untuk dapat lebih mudah untuk memahami konsep dari

garis singgung lingakaran dan masalah tentang pemaham konsep

(44)

B. Materi Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran garis singgung lingkaran ini, diharapkan siswa:

i. Memahami konsep garis singgung lingkaran

ii. Memahami konsep garis singgung persekutuan dalam

iii. Memahami konsep garis singgung persekutuan luar

2. Materi Pembelajaran

1) Garis Singgung Lingkaran

Gambar berikut merupakan lingkaran yang berpusat di O.

Gambar 2. 1 Contoh dan Non Contoh Garis Singgung Lingkaran

Lingkaran tersebut bersinggungan dengan garis g dan h.

garis g memotong lingkaran di titik A. sedangkan, garis h

memotong lingkaran di satu titik yaitu titik B. garis g dan h ini

yang dinamakan garis singgung. Jadi, garis singgung lingkaran

adalah suatu garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik.

Perhatikan garis g dan h tegak lurus dengan OB dan OA,

sedangkan OB dan OA merupakan jari-jari lingkaran. Dengan kata

lain, garis singgung lingkaran akan tegak lurus dengan jari-jari

(45)

menyebabkan hanya ada satu garis singgung yang melalui satu titik

pada sebuah lingkaran.

Sedangkan garis j dan l tidak dapat disebut sebagai garis

singgung lingkaran karena garis j memotong lingkaran di dua titik

sekaligus dan garis l tidak memotong lingkaran dititik manapun.

Karena alasan tersebut, kedua garis itu tidak memenuhi syarat dari

garis singgung lingkaran.

2) Panjang Garis Singgung Lingkaran

Perhatikan gambar berikut,

Gambar 2. 2 Lingkaran dan Garis Singgung Lingkaran

Garis PQ merupakan garis singgung lingkaran yang tegak

lurus dengan OR, dimana OR merupakan jari-jari lingkaran, dan

OQ merupakan jarak antara titik pusat lingkaran dengan titik yang

berada di luar lingkaran.

Perhatikan ∆ORQ yang merupakan segitiga siku-siku

dengan siku-siku di P. berdasarkan teorema Pythagoras, dapat

dinyatakan sebagai berikut:

(46)

= −

Jadi, dapat disimpulkan bahwa panjang garis singgung lingkaran

adalah:

� = � −

Dengan:

g : panjang garis singgung

p : jarak antara titik pusat dengan titik yang berada di luar

lingkaran

r : jari-jari lingkaran

3) Kedudukan Dua Lingkaran

Dari dua buah lingkaran, kita dapat mengetahui beberapa

kemungkinan kedudukan dari lingkaran-lingkaran tersebut.

Misalkan terdapat dua buah lingkaran, yaitu lingkaran yang

berpusat di titik A atau lingkaran A dengan jari-jari dan

lingkaran yang berpusat di titik B atau lingkaran B dengan jari-jari

. Apabila ditarik sebuah garis yang menghubungkan kedua titik

pusat tersebut, maka akan terbentuk sebuah garis yang dikenal

sebagai garis pusat. Berikut merupakan beberapa kemungkinan

(47)

Gambar 2. 3 Contoh Berbagai Macam Posisi Lingkaran

4) Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

Garis singgung persekutuan dua lingkaran merupakan garis

yang memotong dua buah lingkaran sekaligus tepat disatu titik

pada setiap lingkaran. Contoh dari garis singgung dua buah

lingkaran dapat dilihat pada gambar berikut:

(i) (ii) (iii)

(iv) (v)

(48)

Gambar 2. 4 Contoh Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

Gambar diatas menunjukkan bahwa dari dua buah

lingkaran hanya dapat dibuat empat buah garis singgung yang

menyinggung dua buah lingkaran sekaligus. Garis-garis tersebut

adalah garis g, garis h, garis i, dan garis j. selanjutnya, garis

singgung persekutuan dua lingkaran dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Garis Singgung Persekutuan Dalam

Garis singgung persekutuan dalam merupakan garis

yang memotong dua buah lingkaran sekaligus tepat di satu titik

pada setiap lingkaran dan garis tersebut memotong suatu titik

pada ruas garis yang menghubungkan kedua titik pusat

lingkaran tersebut.

Dari berbagai macam kedudukan lingkaran, garis

singgung persekutuan dalam dapat dibuat jika kedua lingkaran

(49)

lepas. Hal tersebut dikarenakan garis singgung persekutuan

dalam yang terbentuk melalui tepat satu titik pada setiap

lingkaran dan suatu titik pada garis perpusatan.

(i) (ii)

Gambar 2. 5 Garis Singgung Persekutuan Dalam dengan Posisi Lingkaran (i) Berpotongan Disatu Titik dan (ii) Saling Lepas

Selanjutnya untuk mengetahui panjang garis singgung

lingkaran, perhatikan gambar berikut.

Gambar 2. 6 Ilustrasi Konsep Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam

Lingkaran A berpusat di titik A dengan jari-jari AD =

r dan lingkaran B berpusat di titik B dengan jari-jari BE = r .

AB adalah jarak kedua titik pusat lingkaran dan CE adalah

(50)

garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, dimana CE ⊥

AC. Melalui titik B, dapat ditarik garis BD yang sejajar dengan

garis CE. Karena BD ⫽ CE, maka CD = BE = r dan ∠ADB =

9 . Maka ∆ADB adalah segitiga siku-siku, sehingga berlaku

teorema Pythagoras, yaitu:

� = � +

= � − �

= � − � +

= − +

Karena ⫽ dan ∠� = ∠� = 9 , maka = .

Jadi,

= − + . Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran

adalah:

� = − +

Dengan > , dan

d : panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran

s : jarak antara kedua pusat dua lingkaran

ra : jari-jari lingkaran pertama

rb : jari-jari lingkaran kedua

b. Garis Singgung persekutuan Luar

Garis singgung persekutuan luar dua lingkaran

(51)

tepat di satu titik pada setiap lingkaran tanpa melalui titik

lainnya.

Dari berbagai macam kedudukan lingkaran, garis

singgung persekutuan luar dapat dibuat jika kedua lingkaran

bersinggungan disatu titik, saling berpotongan atau kedua

lingkaran tersebut saling lepas. Hal tersebut dikarenakan garis

singgung persekutuan luar yang terbentuk melalui tepat satu

titik pada setiap lingkaran dan suatu titik pada ruas garis yang

ujungnya merupakan titik pusat kedua lingkaran.

Gambar 2. 7 Garis Singgung Persekutuan Dalam dalam Berbagai Posisi Lingkaran

Selanjutnya untuk mengetahui panjang garis singgung

persekutuan luar dua lingkaran, perhatikan gambar berikut. (i) Dua lingkaran yang

saling memotong

(ii) Dua lingkaran yang saling

berpotongan tepat di satu titik

(52)

Gambar 2. 8 Ilustrasi Konsep Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar

Lingkaran A berpusat di A dengan jari-jari � = dan

lingkaran B berpusat di B dengan jari jari-jari = . AB

merupakan jarak kedua titik pusat lingkaran (s). DE adalah

garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran dimana ⊥

� . Melalui titik B, dapat ditarik garis BC yang sejajar dengan

garis DE ⫽ , sehingga = = , dan ∠� =

9 . Maka ∆� adalah segitiga siky-siku, sehingga berlaku

teorema Pythagoras,

� = � +

= � − �

= � − � −

= − −

Karena ⫽ dan ∠� = ∠� = 9 , makaa DE=BC.

Jadi, = − − . Maka panjang garis singgung

persekutuan luar dua lingkaran dirumuskan:

(53)

Dengan > , dan

d : panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran

s : jarak antara kedua pusat dua lingkaran

ra : jari-jari lingkaran pertama

rb : jari-jari lingkaran kedua

3. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika sebagai suatu proses belajar yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir siswa, dapat juga digunakan untuk

mengembangkan kreatifitas siswa. Penelitian ini menggunakan media

berupa alat peraga matematika yang digunakan dalam pembelajaran

matematika khususnya dalam materi garis singgung matematika.

Penggunaan media ini bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengkonstruksi pamahaman konsep tentang garis singgung lingkaran.

Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran, menjadikan

pembelajaran tersebut lebih efektif karena siswa dapat lebih mudah dalam

memahami konsep dengan melihat model dibandingkan hanya melihat

gambar saja. Selain itu, pembelajaran dirasa lebih menarik minat dan

perhatian siswa karena siswa dapat mengotak-atik alat peraga tersebut

sehingga proses belajar tidak monoton dan siswa aktif dalam kegiatan

belajarnya. Siswa dapat menjadikan alat peraga tersebut sebagai sumber

memperoleh informasi yang lebih nyata dan lebih menarik minat siswa

dalam belajar. Alat peraga garis singgung matematika ini dirancang agar

(54)

dapat dibuat sehingga siswa dapat melihat langsung modelnya secara

nyata. Alat peraga ini digunakan dengan cara meminta siswa untuk

membuat berbagai macam kondisi lingkaran menggunakan alat peraga

tersebut, kemudian langkah selanjutnya adalah siswa diminta untuk

membuat garis singgung lingkaran.

Dengan kegiatan pembelajaran yang demikian, siswa secara aktif

melakukan kegiatan belajar, mempelajari konsep dari contoh maupun non

contoh yang bervariasi dan meminimalisir terjadinya kesalahan konsep

yang dibangun siswa. Penelitian ini dilakukan dengan melihat pemahaman

konsep awal siswa tentang garis singgung lingkaran yang diukur

menggunakan instrumen pre test. Setelah peneliti mengetahui tingkat

pemahaman awal dan berbagai kesalahan konsep yang dibuat siswa,

peneliti kemudian melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga

matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep dari garis

singgung lingkaran. Untuk mengetahui hasil dari penggunaan alat peraga

tersebut terhadap pemahaman konsep akhir siswa, peneliti menggunakan

instrumen post test. Melalui penggunaan alat peraga ini, siswa diharapkan

dapat lebih

terbantu dalam prosesnya memahami konsep dari garis singgung

(55)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang sering

disebut juga sebagai R&D. Sugiyono (2010: 407-408) menjelaskan bahwa

R&D merupakan salah satu jenis penelitian yang menghasilkan suatu

produk yang selanjutnya diuji keefektifannya. Penggunaan metode R&D

dilakukan melalui langkah-langkah seperti yang diungkapkan oleh Borg

and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 407-408), langkah-langkah tersebut

yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information

collecting) meliputi analisis kebutuhan, review literatur, penelitian

dalam skala kecil, persiapan pembuatan laporan.

2. Perencanaan (planning) meliputi pendefinisian keterampilan yang

dipelajari, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji

coba kelayakan (dalam skala kecil).

3. Pengembangan bentuk awal (develop preliminary form a product)

meliputi penyiapan materi pembelajaran, prosedur/penyusunan buku

pegangan, dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal(preliminary field testing) dilakukan paa 1-3

(56)

5. Revisi produk utama (main product revision) yaitu melakukan revisi

utama terhadap produk didasarkan pada saran-saran pada uji coba.

6. Uji coba lapangan utama (main field testing) dilakukan pada 5-15

sekolah dengan 30-100 subjek.

7. Revisi penggunaan produk (operational product revision) yaitu

melakukan revisi pada produk yang siap dioperasionalkan berdasarkan

saran-saran pada uji coba.

8. Uji coba lapangan operasional (operational field testing) dilakukan

pada 10-30 sekolah dengan 40-400 subjek.

9. Revisi produk akhir (final product revision) revisi produk akhir

berdasarkan saran dari uji lapangan.

10.Penyebaran dan implementasi (dissemination and implementation)

yaitu mendistribusikan produk secara komersial.

Pada penelitian ini hanya dibatasi sampai dengan langkah kelima,

hasil dari penelitian ini akan ditindak lanjuti dalam penelitian selanjutnya.

(57)

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif yang

bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam tentang proses

belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga

sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Berikut penjelasan dari

prosedur penelitian pada gambar 3.1 yang dilakukan peneliti:

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan peneliti dengan cara melakukan

diskusi dengan guru tentang situasi dan kondisi siswa,

kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran serta melakukan

observasi selama proses pembelajaran guru di kelas.

2. Perencanaan

Tahap ini dimulai dengan penyusunan instrumen pengambilan

data, validasi, pre test, dan membuat desain media. Selanjutnya, desain

Evaluasi

Post test

Uji Coba

Uji coba alat peraga

Pengembangan Produk Awal

Pembuatan alat peraga Desain pembelajaran

Perencanaan

Penyusunan instrumen Validasi Instrumen Pre test Rancangan alat peraga

Analisis Kebutuhan

(58)

tersebut divalidasi oleh pakar yaitu dosen pembimbing dan guru.

Peneliti juga melakukan uji coba instrumen tes di kelas VIII A untuk

melihat validitas instrumen yang dibuat sebelum instrumen tersebut

digunakan.

3. Pengembangan Produk Awal

Pada tahap ini, peneliti mulai membuat media berupa alat peraga

serta desain pembelajaran.

4. Uji Coba

Media berupa alat peraga garis singgung lingkaran yang telah

dibuat, divalidasi oleh pakar selanjutnya diuji cobakan kepada siswa

kelas VIII B.

5. Evaluasi

Evaluasi media dilakukan dengan membandingkan hasil pre test

dan post test serta menganalisis hasil observasi yang dilakukan selama

uji coba penggunaan media tersebut.

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini merupakan siswa kelas VIII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Subjek penelitian terdiri dari

24 siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran

(59)

SMP Kanisius Gayam yang berada di Jl. Dr. Sutomo No.16, Baciro,

Gondokusuman, Yogyakarta.

D. Bentuk Data Penelitian

Bentuk data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1. Data tentang hasil observasi pembelajaran guru

2. Data hasil pre test

3. Data tentang penggunaan alat peraga garis singgung untuk membantu

pemahaman konsep garis singgung lingkaran

4. Data hasil pos test

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti menggunakan

dua cara yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran guru dan selama uji

coba penggunaan alat peraga. Observasi ini bertujuan untuk melihat

proses pembelajaran yang dilakukan, situasi kelas ketika pembelajaran

berlangsung dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pemahaman

konsep yang dimiliki siswa.

2. Tes Tertulis

Data pertama tentang pemahaman konsep awal diambil setelah

(60)

konsep akhir diambil setelah peneliti melakukan uji coba penggunaan

alat peraga.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen yaitu instrumen

pembelajaran dan instrumen pemungutan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam pembelajaran uji coba penggunaan media, peneliti tidak

mengubah model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Namun,

peneliti menggunakan media lain berupa alat peraga garis singgung

lingkaran yang dijelaskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Dalam RPP tersebut terlampir dokumen rancangan media yang

berisi spesifikasi dan operasional alat. Alat peraga yang digunakan

terdiri dari sebuah papan, stik bambu, dan tiga macam ukuran

lingkaran yang terdiri dari dua lingkaran di setiap ukurannya.

Instrumen pembelajaran sekaligus dokumen rancangan media dapat

dilihat secara lengkap dalam lampiran A.6.

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen Pemungutan data ini dibagi menjadi dua macam

instrumen, yaitu instrumen tes tertulis dan instrumen observasi yang

dijelaskan sebagai berikut:

a. Soal Tes Uraian

Tes yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari tes tulis

(61)

sebagai post test. Penyusunan instrumen tes bertujuan untuk

mengukur pemahaman konsep siswa tentang garis singgung

lingkaran yang disajikan dalam bentuk tes esai. Instrumen pre test

dan post test yang digunakan peneliti menggunakan instrumen

dengan kisi-kisi yang sama, namun pada post test peneliti

mengubah penomoran soal. Sebelum digunakan, peneliti

melakukan uji coba terhadap kedua instrumen tes tersebut.

Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat

validitas dan reliabilitas soal. Instrumen tes uji coba divaliditas

menggunakan rumus product moment dari Pearson:

= �. ∑ . − ∑ ∑

√ . ∑ − ∑ . ∑ − ∑

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Banyak subjek

X : Nilai hasil uji coba Y : Nilai raa-rata harian

Sedangkan untuk reliabilitas instrumen soal yang bertujuan

untuk melihat kekonsistenan suatu instrumen, peneliti

menggunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang

digunakan yaitu:

= [� −� ] [ − �

� ]

Keterangan:

n : Banyaknya butir soal

si2 : Jumlah variasi skor tiap item st2 : Variansi skor total

(62)

� =

− ∑�

Interpretasi nilai r11 mengacu pada pendapat Guilford (dalam Asep

dan Abdul, 2013:181):

yang akan diberikan:

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk

Soal 2. Membedakan garis

(63)

Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk

Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui proses

pembelajaran yang dialami oleh siswa serta situasi dan kondisi selama

proses pembelajaran dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti

dibedakan menjadi dua macam berdasarkan tujuannya. Pertama,

observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran yang dilakukan

di kelas bersama guru yang bertujuan untuk memperoleh data tentang

(64)

dilakuan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran uji coba

penggunaan media berupa alat peraga garis singgung lingkaran yang

dilakukan peneliti. Instrumen observasi pembelajaran guru dapat dilihat

pada lampiran A.4. sedangkan instrumen observasi pembelajaran uji

coba penggunaan alat peraga dapat dilihat pada lampiran A.5. Berikut

merupakan kisi-kisi dari instrumen observasi yang digunakan selama

proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dan peneliti:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Guru No. Indikator yang Diamati Nomer Instrumen 1. Materi yang diajarkan 1

2. Media yang digunakan 2 3. Konsep yang dikembangkan 3 4. Proses pengembangan konsep 4 5. Hambatan atau kesulitan yang teramati 5 6. Catatan terhadap proses pembelajaran hari itu 6

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Uji Coba Penggunaan Alat Peraga

No. Indikator yang Diamati Nomer Instrumen 1. Materi yang diajarkan 1

2. Media yang digunakan (LKS dan alat peraga) 2 3. Konsep yang dikembangkan 3 4. Proses pengembangan konsep 4 5. Hambatan atau kesulitan yang muncul dalam penggunaan alat

peraga (LKS dan alat peraga)

5

6. Catatan terhadap proses pembelajaran hari itu 6

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti di SMP Kanisius Gayam

dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan berbagai persiapan sebelum

Gambar

Gambar berikut merupakan lingkaran yang berpusat di O.
Gambar 2. 2 Lingkaran dan Garis Singgung Lingkaran
Gambar 2. 4 Contoh Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran
Gambar 2. 5 Garis Singgung Persekutuan Dalam dengan Posisi Lingkaran (i) Berpotongan Disatu Titik dan (ii) Saling Lepas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memecahkan masalah garis singgung lingkaran berdasarkan metode Polya pada siswa kelas VIII

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat tipe learning obstacle, yaitu: tipe 1: learning obstacle terkait konsep garis singgung lingkaran dan materi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal Garis Singgung Lingkaran. Berdasarkan hasil analisis

Terdapat dampak dari metode penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran yang dilihat dari minat belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Santo Aloysius

matematika pada materi Garis Singgung Lingkaran pada siswa kelas VIII.. MTsN Karangrejo

Skripsi dengan judu l “ Profil Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII Mts Sultan Agung Jabalsari Dalam Memahami Pokok Bahasan Garis Singgung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan tinggi dalam memahami materi garis singgung lingkaran memenuhi tiga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontao pada materi garis singgung lingkaran pada indikator