ABSTRAK
ANALISIS SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA (KAS) Studi Kasus pada Perusahaan PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta
Yevida Chrismasari N Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ketepatan penggunaan sumber dana (kas) dalam pembelanjaan; (2) kecenderungan kecukupan arus kas; (3) kecenderungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas; (4) hubungan antara kecukupan arus kas dengan rentabilitas.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Tekstil PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta, pada periode 1999-2003. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) pengujian secara teoritis ketepatan penggunaan sumber dana (kas); (2) analisis trend; (3) analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) selama periode 1999-2003 penggunaan sumber dana (kas) sudah tepat. Adapun kenaikan sumber dan penggunaan dana (kas) adalah sebagai berikut: Rp. 3.688.472.518,03 untuk periode 1999, Rp. 4.809.135.474,75 untuk periode 2000, Rp. 4.750.235.789,86 untuk periode 2001, Rp. 6.552.395.330,11 untuk periode 2002, dan Rp. 8.632.464.835,39 untuk periode 2003; (2) ada kecenderungan meningkat untuk kecukupan arus kas; (3) ada kecenderungan meningkat untuk rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas; (4) ada
hubungan positif antara kecukupan arus kas dengan rentabilitas (r hitung = 0,667 > r
ABSTRACT
ANALYSIS OF CASH FINANCIAL RESOURCES AND THEIR APPLICATION
A Case Study at Primissima Co. Ltd., Medari, Sleman Yogyakarta
Yevida Chrismasari N Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The objectives of this research are to know: (1) the appropriateness of cash financial resource in expenses; (2) the sufficient tendency of cash flow; (3) the tendency of the liquidity, solvability, and rentability ratio; (4) the correlation between the sufficiency of the cash flow and the rentability.
This research was done in Cambric Manufacture of Primissima Co. Ltd., in Medari, Sleman, Yogyakarta from 1999-2003. The techniques of the data collection were interview, observation, and documentation. The techniques of data analysis were: (1) theoretical tests on the appropriateness of the application of cash financial resource; (2) trend analysis; (3) product moment correlation analysis.
The result of this research indicated that: (1) the application of cash financial resources during the period of 1999-2003 was appropriate. It increased from year to year during that period. In 1999 was Rp 3,688,472,518.03. In 2000 was Rp. 4,809,135,474.75. In 2001 was Rp. 4,750,235,789.86. In 2002 was Rp. 6,552,395,330.11. In 2003 was Rp 8,632,464,835.39; (2) the cash flow was tending upward and so (3) were the liquidity, solvability, and rentability ratio; (4) there was a positive correlation
between the sufficiency of the cash flow and the rentability (rsum = 0.667 >
ANALISIS SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA (KAS) Studi Kasus pada Perusahaan PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Yevida Chrismasari Novrita NIM : 001334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Semangat biarlah jadi nafas hidup... berbuat untuk mematrikan segunung harapan, hidup membumi dan bergelut dengan deretan aktivitas.
Kesadaran, ketabahan dan rutinitas berusaha adalah kunci datangnya harapan yang akan menimbulkan nuansa baru dalam hidup. Dan nafas ada karena jiwa, jiwa tak lepas dari hati...(H. Pras)
Untuk seluruh kekuatan dan keteguhan hati yang telah menuntunku
ABSTRAK
ANALISIS SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA (KAS) Studi Kasus pada Perusahaan PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta
Yevida Chrismasari N Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ketepatan penggunaan sumber dana (kas) dalam pembelanjaan; (2) kecenderungan kecukupan arus kas; (3) kecenderungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas; (4) hubungan antara kecukupan arus kas dengan rentabilitas.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Tekstil PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta, pada periode 1999-2003. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) pengujian secara teoritis ketepatan penggunaan sumber dana (kas); (2) analisis trend; (3) analisis korelasi product moment.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CASH FINANCIAL RESOURCES AND THEIR APPLICATION
A Case Study at Primissima Co. Ltd., Medari, Sleman Yogyakarta
Yevida Chrismasari N Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The objectives of this research are to know: (1) the appropriateness of cash financial resource in expenses; (2) the sufficient tendency of cash flow; (3) the tendency of the liquidity, solvability, and rentability ratio; (4) the correlation between the sufficiency of the cash flow and the rentability.
This research was done in Cambric Manufacture of Primissima Co. Ltd., in Medari, Sleman, Yogyakarta from 1999-2003. The techniques of the data collection were interview, observation, and documentation. The techniques of data analysis were: (1) theoretical tests on the appropriateness of the application of cash financial resource; (2) trend analysis; (3) product moment correlation analysis.
The result of this research indicated that: (1) the application of cash financial resources during the period of 1999-2003 was appropriate. It increased from year to year during that period. In 1999 was Rp 3,688,472,518.03. In 2000 was Rp. 4,809,135,474.75. In 2001 was Rp. 4,750,235,789.86. In 2002 was Rp. 6,552,395,330.11. In 2003 was Rp 8,632,464,835.39; (2) the cash flow was tending upward and so (3) were the liquidity, solvability, and rentability ratio; (4) there was a positive correlation between the sufficiency of the cash flow and the rentability (rsum = 0.667 >
KATA PENGANTAR
Atas kasihNya Sang Gusti saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Setelah sekian
lama tidak berkutat dan berkutat kembali, dengan hasil yang pas-pas saja tapi
saya tahu Engkau ada. Karena dibalik kegagalan pasti ada hikmah yang
terkandung. Terimakasih..
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penulis untuk meraih gelar S1 pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dengan kesadaran penuh dan hati yang tulus bahwa penulisan ini masih jauh dari
standar penulisan standar baku skripsi. Diakui pula banyak terdapat kekurangan
dalam penulisannya, oleh karena itu ijinkan saya menghaturkan maaf atas
kekurangannya. Walau demikian saya dengan segenap daya mengusahakan untuk
memberikan yang terbaik.
Tidak luput saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. S. Widanarto Prijuwuntato, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sananta Dharma Yogyakarta.
4. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan
5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktunya hingga skripsi ini selesai.
6. Cornelio Purwantini, S.Pd selaku Dosen Penguji, para pengajar dan seluruh
staf Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
7. Papa Djum... Mama Chris... yang telah gali lubang tutup lubang untuk
sekolah (ku)....
8. Bapak(ku)... ibu.... terimakasih untuk pelajaran berharga dalam hidup ini.
Adanya kasih.. sayang.. cinta.. kekuatan.. keteguhan hati.. dan.. niat yang
tulus dapat menghantar kita pada tujuan yang ingin kita capai.
9. Cin... Semangat!! Mas keliknya juga ya... Kiki dan fir.... perjalanan masih
panjang dan berliku... tapi jangan kalah olehnya..
10.Anjang, Galih, Tung-tung.... dan anak-anak(ku) semua.... tanpa dukungan
kalian, semua tidak akan terwujud...
11.Keluarga besar nDiwak yang selalu menanyakan ”wes lulus durung...”
12.Teman-teman yang telah meninggalkanku.... aku datang...
13.Yang terlihat namun terlupakan... maupun yang tidak terlihat... matur
nuwun...
Yogyakarta, 21 Maret 2007
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
HALAMAN PENGESAHAN...
PERSEMBAHAN ...
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...
ABSTRAK ...
ABSTRACT...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Masalah...
B. Batasan Masalah...
C. Perumusan Penelitian ...
D. Tujuan Masalah ...
E. Manfaat Penelitian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
A. Pengertian dan Tujuan Sumber-Sumber dan Penggunaan
Dana (Kas) ...
B. Arti Penting Sumber dan Penggunaan Kas ... i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xiii
xvii
1
1
4
5
6
7
8
8
C. Klasifikasi Sumber-Sumber dan Penggunaan Kas ...
D. Pengertian Kas dan Setara Kas dan Definisi Lainnya...
E. Penyajian Laporan Arus Kas ...
F. Teori Pendekatan Pengelolaan Kas...
G. Standar Penilaian Kecukupan Arus Kas...
H. Pengaruh Kenaikan atau Penurunan Kas Terhadap Likuiditas,
Solvabilitas dan rentabilitas Keuangan...
I.Trend Sekular dengan Least Square Method...
J. Keterkaitan Kecukupan Arus Kas Dengan Rentabilitas...
K. Hipotesis Penelitian...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...
A. Jenis Penelitian...
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...
C. Subjek dan Objek Penelitian ...
D. Variabel Penelitian ...
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya...
F. Teknik Analisis Data...
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...
A. Sejarah Singkat Perusahaan ...
B. Lokasi Perusahaan ...
C. Organisasi dan Bentuk Perusahaan ...
D. Personalia ...
E. Produksi ... 12
18
18
20
21
23
27
28
29
32
32
32
32
33
33
34
42
42
45
45
53
BAB V ANALISIS DATA ...
A. Deskripsi Data Penelitian ...
B. Analisis Data ...
1. Penyusunan Laporan Arus Kas ...
2. Perkembangan Kecukupan Arus Kas...
3. Perkembangan Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas PT.
Primissima...
a. Perkembangan Likuiditas Keuangan PT. Primissima ...
b. Perkembangan Solvabilitas Keuangan PT. Primissima ...
c. Perkembangan Rentabilitas Keuangan PT. Primissima ...
4. Hubungan Antara Kecukupan Arus Kas dengan rentabilitas...
C. Pembahasan ...
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN...
A. Kesimpulan...
B. Keterbatasan ...
C. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
70
70
74
74
131
135
135
141
143
147
152
160
160
163
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggolongan Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Serta Jabatannya ...
Tabel 2. Neraca PT. Primissima selama 6 periode, yaitu tahun 1998-2003...
Tabel 3. Laporan Laba Rugi PT. Primissima selama 6 periode, yaitu tahun 1998-2003 ...
Tabel 4. Neraca Komparatif PT. Primissima 31 Desember 1998 dan 1999...
Tabel 5. Neraca Komparatif PT. Primissima 31 Desember 1999 dan 2000...
Tabel 6. Neraca Komparatif PT. Primissima 31 Desember 2000 dan 2001...
Tabel 7. Neraca Komparatif PT. Primissima 31 Desember 2001 dan 2002...
Tabel 8. Neraca Komparatif PT. Primissima 31 Desember 2002 dan 2003 ...
Tabel 9. Laporan Laba Rugi PT. Primissima 31 Desember 1999...
Tabel 10. Laporan Laba Rugi PT. Primissima 31 Desember 2000...
Tabel 11. Laporan Laba Rugi PT. Primissima 31 Desember 2001...
Tabel 12. Laporan Laba Rugi PT. Primissima 31 Desember 2002...
Tabel 13. Laporan Laba Rugi PT. Primissima 31 Desember 2003...
Tabel 14. Laporan Bersih Neraca PT. Primissima 31 Desember 1999...
Tabel 15. Laporan Bersih Neraca PT. Primissima 31 Desember 2000...
Tabel 16. Laporan Bersih Neraca PT. Primissima 31 Desember 2001... Hal
58
71
73
75
77
79
81
83
85
86
87
88
89
90
91
Tabel 17. Laporan Bersih Neraca PT. Primissima 31 Desember 2002...
Tabel 18. Laporan Bersih Neraca PT. Primissima 31 Desember 2003...
Tabel 19. Konversi Accrual Basis ke Cash Basis PT. Primissima Tahun 1999...
Tabel 20. Konversi Accrual Basis ke Cash Basis PT. Primissima Tahun 2000...
Tabel 21. Konversi Accrual Basis ke Cash Basis PT. Primissima Tahun 2001...
Tabel 22. Konversi Accrual Basis ke Cash Basis PT. Primissima Tahun 2002...
Tabel 23. Konversi Accrual Basis ke Cash Basis PT. Primissima Tahun 2003...
Tabel 24. Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 1999...
Tabel 25. Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2000...
Tabel 26. Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2001...
Tabel 27. Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2002...
Tabel 28. Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2003...
Tabel 29. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Primissima 31 Desember 1999 ...
Tabel 30 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Primissima 31 Desember 2000 ...
Tabel 31. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Primissima 31 Desember 2001 ...
Tabel 32. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Primissima 31 Desember 2002 ...
Tabel 33. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Kas) PT. Primissima 31 Desember 2003 ...
Tabel 34. Penyesuaian Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 1999...
93
94
96
97
98
99
100
101
103
105
107
109
111
112
113
114
115
Tabel 35. Penyesuaian Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2000...
Tabel 36. Penyesuaian Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2001...
Tabel 37. Penyesuaian Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2002...
Tabel 38. Penyesuaian Laporan Arus Kas PT. Primissima 31 Desember 2003...
Tabel 39. Perhitungan Trend Kecukupan Arus Kas PT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
Tabel 40. Perhitungan Trend Kecukupan Arus Kas Dengan Pendekatan Analisis Regresi ...
Tabel 41. Perhitungan TrendCurrent RatioPT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
Tabel 42. Perhitungan TrendCurrent Ratio Dengan Pendekatan Analisis Regresi ...
Tabel 43. Perhitungan Trend Quick Ratio PT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
Tabel 44. Perhitungan Trend Quick Ratio Dengan Pendekatan Analisis Regresi ...
Tabel 45. Perhitungan Trend Solvabilitas PT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
Tabel 46. Perhitungan Trend Solvabilitas Dengan Pendekatan Analisis Regresi ...
Tabel 47. Perhitungan Trend Rentabilitas PT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
Tabel 48. Perhitungan Trend Rentabilitas Dengan Pendekatan Analisis Regresi ...
Tabel 49. Perhitungan Rentabilitas ...
Tabel 50. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecukupan Arus Kas Dengan Rentabilitas PT. Primissima Untuk Tahun 1999-2003 ...
117
118
119
120
133
135
137
138
139
140
142
143
145
146
147
Tabel 51. Hasil Analisis Korelasi Pearson Variabel X dan Y...
Tabel 52. Hasil Analisis Determinasi...
Tabel 53. Daftar Kriteria ROI ... 150
151
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Pedoman Wawancara
Lampiran II Struktur Organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan di berbagai bidang yang pesat, persaingan
di sektor industri menjadi semakin kompetitif. Banyak perusahaan yang
bermunculan di sektor industri kecil, menengah maupun besar, baik yang
berorientasi profit maupun non profit. Kondisi tersebut tentu saja
menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Bentuk persaingan bisa
dalam berbagai macam, sebagai contoh: persaingan dalam hal mutu produk,
penggunaan alat-alat yang canggih dan modern, perekrutan karyawan, dan
pelayanan kepada konsumen. Akibat persaingan yang demikian, maka
perusahaan harus adatif terhadap lingkungan bisnis agar terus dapat menjaga
kelangsungan hidupnya
Salah satu cara yang dapat dijalankan adalah dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada secara optimal dan mengarahkannya pada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan cara-cara yang efektif dan
efisien. Pengelola perusahaan (manajer) harus mengusahakan agar
perusahaan yang dipimpinnya selalu berada dalam kondisi yang sehat.
Kondisi tersebut dapat diukur dari kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan operasional secara efektif (mampu memperoleh hasil
mungkin), serta didukung oleh suatu model pengelolaan (manajerial) yang
baik.
Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Perusahaan perlu dikelola secara
sungguh-sungguh. Hal ini perlu dilakukan sejalan dengan tantangan perkembangan
jaman dan pembangunan yang semakin berat dan kompleks. Persaingan
usaha sudah tidak lagi hanya berskala nasional, tetapi juga pada skala global.
Karenanya, sejalan dengan akan dibukanya pasar bebas, maka peningkatan
efisiensi waktu, kualitas, dan biaya dalam berbagai aspek harus dilakukan
oleh setiap perusahaan. Manajer juga perlu melakukan penilaian terhadap
pengelolaan usaha secara periodik.
Penilaian terhadap kinerja pengelolaan usaha dapat digolongkan dalam
dua sudut pandang utama. Berdasarkan pendapat Howell, dkk (1987:25-30),
penilaian kinerja dapat dilakukan dari dua sudut pandang:
1. Segi finansial, berupa laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan pada kurun waktu tertentu.
2. Segi non finansial, yang meliputi pengukuran terhadap kualitas, penilaian kinerja mesin, dan persediaan.
Salah satu penilaian dari segi finansial adalah dalam hal penggunaan
dana. Penggunaan dana secara tepat sangat menentukan pencapaian kinerja
perusahaan. Pengelolaan dana atau kas dan uang membutuhkan pemahaman
yang baik terhadap keputusan operasi, investasi dan pendanaan. Keputusan
operasi dimaksudkan sebagai keputusan mengenai produk apa yang akan
investasi yaitu keputusan yang menyangkut tentang dana yang dimiliki
perusahaan sebaiknya ditanamkan ke dalam aktiva bentuk apa. Sedangkan
untuk keputusan pendanaan atau pembiayaan dimaksudkan sebagai keputusan
yang menyangkut tentang sumber dana yang dibutuhkan untuk membiayai
investasi. Hasil dari ketiga keputusan penting tersebut dicerminkan pada
laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu neraca dan
laporan laba-rugi (Dwi Prastowo, 2002:75).
Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi tentang arus kas
suatu perusahaan yang berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas atau
disebut juga cash flow statement merupakan laporan keuangan utama di
Amerika sejak tahun 1989, sejak keluarnya FASB No. 95 dan dinilai lebih
banyak memberikan informasi tentang potensi arus kas perusahaan di masa
yang akan datang. Laporan ini diharapkan akan dapat (Sofyan Syafri
Harahap, 1996:80-81):
1. Memberikan umpan balik dari arus kas yang aktual
2. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas 3. Memberikan informasi tentang kualitas laba
4. Memperbaiki komparabilitas informasi dari laporan keuangan 5. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas
6. Membantu meramalkan arus kas di masa yang akan datang.
Laporan arus kas ini juga dinilai banyak memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang
akan datang. Kas merupakan aktiva yang paling likuid, karenanya semakin
pula tingkat likuiditasnya. Dipihak lain, suatu perusahaan yang mempunyai
tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar
menunjukkan tingkat perputaran kasnya tersebut rendah atau dengan kata lain
ada over investment dalam kas. Hal ini berarti bahwa perusahaan kurang
efektif dalam mengelola kas. Perusahaan perlu menentukan jumlah kas yang
tepat (tidak terlalu besar dan juga kecil) dalam perusahaan. Pendeknya,
perusahaan perlu mengelola kas dengan memperhatikan aspek likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
mengambil judul “Analisis Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana (Kas)
Pada Perusahaan Tekstil PT. Primissima Di Medari Sleman
Yogyakarta” dengan maksud untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas
pengelolaan sumber-sumber dan penggunaan dana. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat sebagai bahan evaluasi dan penentuan kebijakan dalam
mengelola dana perusahaan di masa yang akan datang.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini akan memfokuskan analisis terhadap dana dalam artian kas,
bukan dana dalam artian modal kerja. Cakupan analisis sumber dan
penggunaan dana (kas) dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis penggunaan sumber dana PT. Primissima pada tahun 1999
2. Analisis kecukupan arus kas PT. Primissima pada tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003.
3. Analisis tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas PT. Primissima
pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2003.
4. Analisis hubungan kecukupan arus kas dengan rentabilitas keuangan PT.
Primissima pada tahun 1999 sampai dengan 2003.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian, maka dalam penelitian
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan sumber dana yang dilaksanakan PT. Primissima pada
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 sudah tepat?
2. Bagaimana kecukupan arus kas PT. Primissima dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003?
3. Bagaimana perkembangan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
keuangan PT. Primissima dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003?
4. Apakah ada hubungan kecukupan arus kas dengan rentabilitas keuangan
PT. Primissima dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan dana yang dilaksanakan oleh PT.
2. Untuk mengetahui bagaimana kecukupan arus kas PT. Primissima dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas keuangan PT. Primissima dari tahun 1999 sampai dengan
tahun 2003.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecukupan arus kas
dengan rentabilitas keuangan PT. Primissima dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2003.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada pihak-pihak tertentu
antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan
dalam mengevaluasi pengelolaan dana (kas) dan pengambilan kebijakan
sehubungan dengan pengelolaan dana (kas) tersebut.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian sejenis
dan sebagai referensi ilmiah khususnya dalam hal pengelolaan dana (kas)
dalam perusahaan.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk mampu
memahami cara penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan
menambah wawasan dan pengalaman yang berhubungan dengan teori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana
(Kas)
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar dalam memperoleh dana
maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi
dan efektivitas. Penggunaan dana yang berlebihan menunjukkan adanya dana
yang tidak produktif. Hal ini akan menimbulkan kerugian besar bagi
perusahaan yang bersangkutan karena terdapat dana yang menganggur,
sebaliknya apabila dalam perusahaan terjadi kekurangan dana maka
perusahaan tersebut akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan yang seharusnya didapatkan (opportunity cost). Sehingga dalam
menjaga kelangsungan hidupnya, perusahaan perlu beroperasi dengan skala
tertentu. Perusahaan di dalam operasinya harus membuat laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi
keuangan perusahaan. Pada akhir-akhir ini muncul keinginan baik dari pihak
ekstern maupun intern untuk mengetahui perubahan yang terjadi atas posisi
keuangan dari satu periode ke periode yang lain. Laporan ini sering disebut
Laporan Dana (fund statement) atau Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
(statement of changes in financial position) (Sofyan Syafri, 1996:80).
Dalam APB Opinion No. 3 yang berjudul “The Statement of Source and
Apllication of Funds” menggariskan bahwa laporan sumber dan penggunaan
No. 19 dengan judul Reporting Changes in Financial Position, laporan ini
sudah diwajibkan sebagai pelengkap neraca dan laporan laba-rugi.
Kelemahan yang terkandung dari sifatnya yang konvensional yakni bentuk
accrual accounting, mengakibatkan munculnya FASB No. 95 yang
mengganti laporan ini menjadi laporan arus kas (cash flow statement) yang
menggunakan cash basis accounting, dan pada hakikatnya hampir sama
dengan laporan sumber dan penggunaan dana konsep kas.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana merupakan laporan yang diolah
dari dua periode akuntansi (laporan keuangan). Sesuai dengan sifat laporan
keuangan yang ada (neraca dan laba-rugi), laporan ini disajikan dalam dua
cara (Sofyan Syafri Harahap, 1996:80):
1. Laporan perubahan posisi keuangan dengan konsep modal 2. Laporan perubahan posisi keuangan dengan konsep kas
Tujuan dari laporan sumber dan penggunaan dana (kas) itu adalah untuk
mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan untuk apa kas
yang diterima tersebut. Hal ini sangat penting bagi para kreditur atau calon
kreditur jangka pendek, karena dapat diketahui kebijakan manajemen dalam
mengelola sumber dana yang ada. Di samping itu, dapat diperkirakan sumber
kas di masa yang akan datang, sehingga akan diketahui jaminan serta
kemampuan membayar yang dapat diberikan oleh perusahaan untuk
menentukan aliran kas. Dimana ini cukup sulit karena adanya pengaruh
pajak, penyusutan, inflasi dan nilai residu.
Dalam menyusun laporan arus kas, kita harus mengubah dasar
accounting). Hal ini dikarenakan investor menganggap informasi yang
disajikan menjadi sangat jauh dari pertimbangan terhadap arus kas yang
terjadi dalam perusahaan. Oleh karena itu perubahan tentang laba bersih
perusahaan tidak dapat diterima terlalu lama sebagai indikator kemampuan
menghasilkan laba suatu perusahaan. Selain itu laporan laba-rugi atau neraca
memiliki keterbatasan dalam pengakuan adanya inflasi (Efraim Ferdinand
Giri, 1995:61).
IAI dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 paragraf 01
menekankan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai
bagian integral dari laporan keuangan untuk setiap periode sajian laporan
keuangan. Tujuan penyusunan laporan arus kas (PSAK No. 2, 2002:
Pendahuluan), yaitu:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas 2. Menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas.
Berdasarkan tujuan penyusunan laporan arus kas tersebut, maka dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta kepastian perolehannya.
B. Arti Penting Sumber dan Penggunaan Kas
Selain laporan keuangan yang ada dan pada umumnya dibuat oleh suatu
perusahaan (neraca dan laporan laba-rugi), ada pula laporan keuangan yang
lain yaitu laporan sumber dan penggunaan dana. Bahkan banyak dari
laporan sumber dan penggunaan dana tersebut, karena analisa sumber dan
penggunaan dana tersebut merupakan alat analisa keuangan yang sangat
penting bagi financial manager ataupun para calon kreditur atau bagi bank
dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Dengan analisa
sumber dan penggunaan dana akan dapat diketahui bagaimana perusahaan
mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya.
Analisis sumber-sumber dan penggunaan dana atau sering disebut juga
analisis aliran dana merupakan alat analisis finansial yang penting bagi
manajer keuangan tanpa mengesampingkan alat analisis finansial yang lain.
Arti penting dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana dana
digunakan dan bagaimana kebutuhan tersebut dibelanjai. Dengan kata lain
yaitu dengan menggunakan analisis aliran dana dapat diketahui darimana
dana itu berasal dan untuk apa dana itu digunakan (Bambang Riyanto,
2001:345).
Menurut IAI, kegunaan informasi laporan arus kas sebagai berikut (PSAK
No.2, 2002, paragraf 03): memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan;
mengevaluasi struktur keuangan (termasuk likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang; menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
dari berbagai perusahaan; meningkatkan daya banding pelaporan kinerja
operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan
perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang
sama.
Menurut Dwi Prastowo (2002:29), manfaat dari informasi laporan arus
kas antara lain untuk:
1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi arus kas
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas 3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan
4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu, dan kepastian arus kas masa depan
5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
C. Klasifikasi Sumber-Sumber dan Penggunaan Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi (operating activities), investasi
(investing activities) dan pendanaan (financing activities) (PSAK No.2,
2002).
1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan. Informasi mengenai unsur tertentu arus
kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
Arus kas yang diterima misalnya dari:
a. Hasil penjualan barang dagangan dan jasa;
b. Pendapatan royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;
c. Penerimaan kas dari perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya;
d. Penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi;
e. Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
Arus kas yang keluar misalnya dari:
a. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
b. Pembayaran kas dari perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya;
c. Pembayaran (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi;
d. Pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan;
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas yang diterima misalnya dari:
a. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva
tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
b. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;
c. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
Arus kas keluar misalnya berasal dari:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
b. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
treading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
3. Aktivitas Pendanaan
Menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai
perusahaan termasuk operasinya. Dimana arus kas masuk merupakan
kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan, sedangkan
arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditur
atas dana yang diberikan sebelumnya.
Arus kas yang diterima misalnya dari:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
b. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya.
Arus kas keluar misalnya berasal dari:
a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan;
b. Pelunasan pinjaman;
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
(finance lease).
Menurut Bambang Riyanto (2001:346-349) yang dimaksud dengan
sumber-sumber dana adalah keseluruhan aktivitas yang mampu
meningkatkan jumlah dana (kas). Sedangkan penggunaan dana adalah
keseluruhan aktivitas yang mengurangi jumlah dana (kas) yang tersedia.
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas, berarti bertambahnya dana atau
kas. Berkurangnya barang (inventory) dapat terjadi karena terjualnya
barang tersebut, dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana atau kas
bagi perusahaan itu. Berkurangnya piutang berarti bahwa piutang itu telah
dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang
diterima oleh perusahaan yang bersangkutan, demikian pula berkurangnya
surat-surat berharga atau efek berarti bahwa efek itu terjual dan hasil
penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan
tersebut.
2. Berkurangnya aktiva tetap, berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu
dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana. Berkurangnya
aktiva tetap neto juga merupakan sumber dana, karena berkurangnya
aktiva tetap neto tersebut berarti adanya depresiasi dalam tahun yang
bersangkutan dan depresiasi inipun merupakan sumber dana.
3. Bertambahnya setiap jenis utang, baik utang lancar maupun utang jangka
panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya utang berarti adanya
tambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
4. Bertambahnya modal, misalnya disebabkan karena adanya emisi saham
baru, dan hasil penjualan saham baru itu merupakan sumber dana.
5. Adanya keuntungan dari operasinya perusahaan. Apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada
tambahan bagi perusahaan yang bersangkutan, misalnya penerimaan kas
hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada
periode-periode sebelumnya.
Sedangkan pengggunaan dana meliputi:
1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas, karena pembelian barang, dan
pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian penambahan
aktiva lancar merupakan penggunaan dana.
2. Bertambahnya aktiva tetap, karena adanya pembelian aktiva tetap, dan
pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana.
3. Berkurangnya setiap jenis utang, baik utang lancar maupun utang jangka
panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur
utangnya. Pembayaran kembali utang berarti penggunaan dana.
4. Berkurangnya modal, dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil
kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan.
Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa
pengurangan modal itu merupakan penggunaan dana.
5. Pembayaran deviden (cash devidend), jelas merupakan penggunaan dana.
Cash devidend dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak.
6. Adanya kerugian dalam operasinya perusahaan dapat disertai dengan
berkurangnya aktiva atau bertambahnya utang. Sebenarnya bertambahnya
utang merupakan sumber dana, tetapi dengan adanya kerugian, tambahan
dana tersebut digunakan untuk menutupi kerugian. Dengan demikian
D. Pengertian Kas dan Setara Kas dan Definisi Lainnya
Kas merupakan konsep dana yang paling berguna, karena keputusan para
investor, kreditur dan pihak lainnya terfokus pada penilaian arus kas di masa
datang. Perusahaan akan memanfaatkan kas menganggur dengan
menanamkannya pada investasi jangka pendek yang sangat likuid (Dwi
Prastowo, 2002:29).
Dalam pengertian kas ini tercakup pula pengertian setara kas. Kas terdiri
dari saldo kas (cash on hand) dan kas yang ada di bank dalam bentuk
rekening koran atau giro (cash in bank). Setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar
atau setara kas. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing)
adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. (PSAK No.2, 2002 paragraf 05).
E. Penyajian Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Analisis terhadap semua rekening neraca
kecuali kas dan setara kas adalah untuk menentukan arus kas masuk (cash
inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Arus kas masuk dan arus kas
keluar dihasilkan dari rekening-rekening sebagai berikut (Dwi Prastowo,
2001:31):
1. Arus kas masuk (cash inflow):
a. Hasil penjualan barang dagangan secara tunai
b. Pendapatan royalty, komisi, fee dan imbalan lain
c. Pendapatan bunga dan deviden
d. Penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang
e. Penerbitan saham baru dan jangka panjang (misal obligasi)
2. Arus kas keluar (cash outflow):
a. Pembayaran gaji karyawan, pajak, bunga dan biaya lain-lain
b. Pembelian aktiva tetap dan investasi jangka panjang
c. Pembayaran deviden dan utang jangka panjang
d. Penarikan kembali saham (treasury stock).
Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, seperti: neraca dan laporan
laba-rugi, laporan arus kas tidak disusun dari neraca setelah penyesuaian.
Informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan arus kas umumnya
diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut (Dwi Prastowo, 2002:34):
2. laporan laba-rugi (dan perubahan saldo laba), yang memberikan informasi tentang laba bersih dan komponennya serta pembayaran dividen selama suatu periode
3. informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perubahan rekening-rekening neraca yang memberikan informasi tentang sebab-sebab perubahan kas dan setara kas.
F. Teori Pendekatan Pengelolaan Kas
Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan dapat menguji secara
teoritis apakah pembelanjaan di dalam perusahaan tersebut sudah
menggunakan sumber dana yang tepat atau belum. Ukuran ketepatan menurut
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1998:171-173), dapat didasarkan pada
beberapa pendekatan, antara lain:
1. Pendekatan Hedging
Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas. Dengan demikian, variasi jangka pendek aktiva lancar akan dibiayai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri, demikian pula untuk aktiva tetap. Strategi pendanaan hedging
mendasarkan diri atas matching principle, yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana tersebut diperlukan. Kalau dana tersebut hanya untuk keperluan jangka pendek, maka sumber dana jangka pendek bisa dipergunakan. Sebaliknya penggunaan untuk jangka panjang seharusnya dibiayai dengan sumber dana jangka panjang pula. Dengan menyelaraskan antara struktur aktiva dan struktur hutang perusahaan, maka resiko yang dihadapi adalah penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan.
2. Pendekatan Konservatif
Pendekatan ini memberikan margin of safety yang cukup besar. Yaitu sebagian aktiva lancar bukan permanen, didanai dengan pendanaan jangka panjang (yaitu dengan hutang jangka panjang, modal sendiri, dan pendanaan spontan). Dengan kata lain, kalau diperkirakan dana tersebut akan diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mungkin mencari pinjaman dengan jangka waktu dua belas bulan. Semakin besar margin of safety ini, semakin konservatif kebijakan pendanaan yang dianut.
3. Pendekatan Agresif
Kalau pada cara pendanaan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan, maka cara pendanaan agresif perusahaan berani menanggung resiko. Tradeoff yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang tinggi. Strategi ini berarti mendanai sebagian kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Apabila suku bunga kredit jangka pendek memang lebih rendah dari jangka panjang, maka strategi ini akan dikompensir dengan profitabilitas yang lebih tinggi.
G. Standar Penilaian Kecukupan Arus kas
Dalam buku Financial Statement Analysis, Woelfel (1995:158)
mengungkapkan standar yang dipakai. Standar diungkapkan dalam ratio
kecukupan arus kas. Rumus kecukupan arus kas yaitu:
deviden pembayaran
aktiva pembelian panjang
jangka utang pembayaran
operasi dari
kas
+ +
Kecukupan arus kas ini memberi pengertian bahwa kecukupan arus kas
yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghasilkan arus kas operasi
dalam memenuhi kebutuhan. Istilah “cukup” sendiri, identik dengan tingkat
atau standar arus kas yang harus diupayakan dalam hubungannya dengan
jumlah arus kas. Arus kas sendiri pada dasarnya berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas antara dua periode akuntansi.
Kecukupan arus kas dimana menempatkan arus kas operasi sebagai faktor
pendapatan dan aktivitas lain di luar aktivitas investasi dan pendanaan)
merupakan kegiatan utama badan usaha. Maka, arus kas dari operasi
merupakan komponen dari setiap rasio kecukupan kas bahkan efisiensi.
Sebagai kegiatan utama, kegiatan operasi jelas memegang peranan yang
penting dan kontribusinya terhadap arus kas secara keseluruhan.
Sehubungan dengan utang jangka panjang, utang jangka panjang
merupakan kebutuhan badan usaha yang biasanya diwujudnyatakan untuk
kegiatan investasi baru atau ekspansi. Sedang utang jangka pendek
merupakan aktivitas yang timbul dari aktivitas jangka pendek.
Sehubungan dengan pembelian aktiva, merupakan bentuk kebutuhan yang
penting karena pembelian aktiva sendiri merupakan salah satu bentuk
ekspansi yang diharapkan memberikan kontribusi dana dimasa yang akan
datang. Dengan demikian kelangsungan usaha diharapkan terjamin dan relatif
lancar.
Pembayaran deviden merupakan ujud tanggung jawab yang dimiliki
badan usaha terhadap pihak luar yang berkepentingan dengan badan usaha
tersebut.
Dengan demikian kecukupan arus kas sebagai cerminan kemampuan
badan usaha dalam menghasilkan kas untuk memenuhi kebutuhan, yaitu
membayar utang jangka panjang, mereinvestasi dalam aktiva tetap dan
membayar deviden. Suatu nilai 1 atas rasio kecukupan arus kas hingga
beberapa tahun menunjukkan kemampuan badan usaha untuk menutupi
H. Pengaruh Kenaikan atau Penurunan Kas Terhadap Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas Keuangan
1. Likuiditas
Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus
dipenuhi (Bambang Riyanto, 2001:25). Jumlah alat pembayaran (alat
likuid) yang dimiliki suatu saat merupakan kekuatan untuk membayar
dari badan usaha yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang memiliki
kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Untuk menilai posisi keuangan likuiditas ada empat ratio (Bambang
Riyanto, 2001:26-28):
a. Current ratio =
lancar utang
lancar aktiva
Yaitu kemampuan untuk membayar utang yang harus di penuhi
dengan aktiva lancar
b. Cash ratio =
lancar utang
efek + kas
Yaitu kemampuan untuk membayar utang yang harus di penuhi
dengan kas dan efek yang dapat segera diuangkan
c. Quick ratio =
lancar utang
persediaan lancar
aktiva −
Yaitu kemampuan untuk membayar utang yang harus di penuhi
d. Working capital to total assets ratio =
aktiva jumlah
lancar utang lancar
aktiva −
Yaitu likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja.
Penelitian akan dilakukan pada current ratio yang dilengkapi dengan
quick ratio. Apabila dalam mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat
likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat di pertinggi dengan
jalan sebagai berikut:
a. Dengan utang lancar (current liabilities) tertentu, diusahakan untuk
menambah aktiva lancar (current assets)
b. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah
utang lancar
c. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama untuk
mengurangi aktiva lancar.
Tingkat quick ratio menjadi pusat perhatian yang utama secara
terus-menerus dari para kreditur, terutama bank-bank, dimana mereka
menghendaki agar utang-utang perusahaan kepada para kreditur tersebut
yang segera harus dibayar, haruslah tersedia alat-alat likuid yang cukup,
sehingga pada waktunya kewajiban-kewajibannya akan dapat dipenuhi
oleh perusahaan-perusahaan yang bersangkutan.
2. Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya bila sekiranya perusahaan
Perusahaan yang solvabel adalah perusahaan yang mempunyai aktiva
atau kekayaan cukup untuk membayar semua utang-utangnya. Dimana
solvabilitas dapat diukur dengan membandingkan aktiva (total aktiva)
dengan total utang yang di miliki. Atau dapat juga ditempuh dengan
membandingkan modal sendiri yang merupakan kelebihan atas nilai dari
aktiva di atas hutang disatu sisi dengan total utang dilain pihak.
Karena solvabilitas itu adalah angka perbandingan antara jumlah
aktiva dengan jumlah utang, maka setiap penambahan jumlah utang akan
menurunkan tingkat solvabilitasnya.
Jika dirumuskan akan tampak sebagai berikut (Bambang Riyanto,
2001:33-34):
Solvabilitas =
utang total
aktiva total
Apabila jumlah utang bertambah, jumlah dari “excess value-nya”
dalam angka absolut adalah tetap, karena bertambahnya utang disertai
dengan bertambahnya aktiva, tetapi dalam angka relatif atau dalam
persentasenya adalah makin kecil.
3. Rentabilitas
Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih
penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belum tentu
dapat digunakan sebagai ukuran dalam menilai efisiensi operasi
perusahaan. Efisiensi baru dapat diketahui setelah membandingkan antara
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain efisiensi bisa diketahui
setelah menghitung rentabilitas.
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
bersih sebelum pajak dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Atau dapat dilihat (Bambang Riyanto,
2001:35):
Rentabilitas =
aktiva total
pajak) (sebelum bersih
laba
Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto,
2001:35).
Suatu pembelanjaan atas aktiva tertentu selain mempengaruhi struktur
likuiditas dan solvabilitas juga berpengaruh pada rentabilitas. Maka suatu
perusahaan dalam pengelolaan dana (kas) harus mengadakan perimbangan
dari berbagai faktor di atas. Apabila perusahaan hanya mendasarkan pada
pertimbangan likuiditas saja, maka makin panjang umur kredit yang di tarik
adalah makin baik, karena makin panjangnya kesempatan untuk memperoleh
aliran kas masuk, yang ini berarti makin besarnya kemampuan untuk
membayar kembali utangnya. Makin pendek umur kredit maka besar resiko
tidak dapat membayar kembali utangnya karena makin kecilnya kesempatan
untuk mengumpulkan dan untuk membayar kembali utangnya. Tetapi dilain
pihak ditinjau dari sudut rentabilitas, pembiayaan dana dengan kredit jangka
panjang akan memperbesar biayanya, karena akan ada waktu-waktu atau
perusahaan tetap harus membayar bunganya. Sedang, bila perusahaan dalam
pemenuhan kebutuhan dana mendasarkan pada tujuan solvabilitas, maka
dapat dilihat kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Dimana para kreditur jangka panjang sangat menaruh
perhatian, baik pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek, yaitu kemampuan membayar bunga maupun jangka panjang,
yaitu kemampuan membayar pokok pinjaman (Bambang Riyanto,
2001:191-200).
I. Trend Sekular Dengan Least Square Method
Analisis trend adalah suatu analisis yang dilakukan dengan menggunakan
data-data masa lalu perusahaan untuk tujuan komparasi. Dengan melihat
kecenderungan (trend) angka-angka ratio tertentu, dapat diperoleh gambaran
apakah ratio-ratio tersebut cenderung naik, turun, atau relatif konstan. Dari
gambaran ini, akan dapat dideteksi masalah-masalah yang sedang dihadapi
oleh perusahaan dan dapat diobservasi baik buruknya pengelolaan perusahaan
(Dwi Prastowo, 2002:54).
Dengan mempelajari trend kita juga dapat mengadakan proyeksi masa
mendatang. Dengan mempelajari trend kita dapat memisahkan trend dari
komponen time series (deret berkala) yang lain, sehingga dengan demikian
kita akan mudah mempelajari komponen-komponen time series yang lain
(Nugroho Budiyuwono, 2001:223).
Salah satu cara untuk menghitung trend adalah dengan menggunakan
jumlah kuadrat terkecil adalah jumlah kuadrat penyimpangan (deviasi) nilai
data terhadap garis trend minimum atau terkecil. Apabila syarat ini dipenuhi,
maka garis trend tersebut akan terletak di tengah-tengah data asli. Persamaan
garis trend linear tersebut dirumuskan sebagai berikut (Nugroho
Budiyuwono, 2001:212):
Y= a+ bX
Dimana a = Ν ΣΥ
dan b =
2 ΣΧ ΣΧΥ
Keterangan:
Y = nilai variable yang akan ditentukan X = periode waktu dan tahun dasar a = nilai Y apabila X sama dengan nol
b = kemiringan (slope) garis trend atau perubahan nilai Y dari waktu ke waktu
N = banyaknya tahun yang digunakan.
J. Keterkaitan Kecukupan Arus Kas dengan Rentabilitas
Kecukupan arus kas dimaksudkan sebagai pemenuhan dana dalam
perusahaan dimana perusahaan perlu menentukan jumlah kas yang tepat. Kas
merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal
kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang dimiliki
oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak
dapat memenuhi kewajiban finansialnya.
Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk
mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besarnya
memperkecil profitabilitasnya. Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar
profitability saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat
diputarkan. Kalau perusahaan menjalankan tindakan tersebut berarti
menempatkan perusahaan itu dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu
ada tagihan. Maka dalam hal ini perusahaan harus dapat bekerja dengan
efisien dalam masalah profitability, yaitu dengan menentukan rentabilitas
maksimal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam
menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus
direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya
(sumber-sumbernya) maupun pengeluaran (penggunaannya).
K. Hipotesis Penelitian
Rentabilitas adalah perbandingan antara laba bersih sebelum pajak
dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba, yaitu total aktiva.
Adapun kas dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi, di mana
suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk membayar transaksi harian.
Semakin meningkatnya luas usaha akan meningkatkan pula transaksi
finansial, dan akan menuntut kenaikan uang kas yang dibutuhkan. Transaksi
tersebut dapat berupa pembayaran utang dagang atau pembelian bahan,
pembayaran upah atau gaji, asuransi, pajak, dividen, dan lain-lain.
Kas dapat dipergunakan untuk spekulasi, di mana memegang uang
barang ataupun harga atau nilai uang itu sendiri. Apabila harga-harga barang
naik maka jelas memiliki uang.
Kas juga dipergunakan untuk berjaga-jaga. Karena keadaan yang tidak
pasti maka pengusaha akan selalu memperhitungkan ketidakpastian tersebut
dan berjaga-jaga untuk menjamin likuiditas perusahaan apabila penerimaan
kas tidak terjadi seperti yang direncanakan sebelumnya, maka harus dijaga
agar terdapat safety cash balance (persediaan besi kas).
Jika jumlah kas berlebih maka akan berdampak pada banyak uang yang
menganggur sehingga akan timbul risiko-risiko dan memperkecil keuntungan
pada perusahaan. Dan sebaliknya jika jumlah kas terlalu kecil maka kondisi
perusahaan akan berdampak defisit kas di mana bila sewaktu-waktu terjadi
penagihan dari utang-utangnya perusahaan tidak dapat membayarnya.
Rentabilitas ini dipergunakan untuk mengukur kecukupan arus kas di
dalam perusahaan. Kecukupan arus kas dapat diketahui dengan
membandingkan arus kas operasi dengan jumlah antara pembayaran utang
jangka panjang, pembelian aktiva dan pembayaran deviden. Jadi, kecukupan
arus kas dapat meningkatkan kegiatan operasional perusahaan dimana
kecukupan arus kas sebagai cerminan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas untuk memenuhi kebutuhan, yaitu membayar utang jangka
panjang, mereinvestasi dalam aktiva tetap dan membayar deviden. Sehingga
penjualan dapat meningkat dan pada akhirnya peningkatan laba dapat
tercapai. Berdasarkan logika tersebut, maka diturunkan hipotesis sebagai
H: Terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan arus kas dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian studi kasus. Studi
kasus adalah suatu jenis penelitian tentang subjek dan lokasi tertentu dimana
subjek tersebut jumlahnya terbatas, maka kesimpulan yang ditarik nantinya
hanya berlaku pada subjek yang diteliti dan lokasi penelitian tersebut.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2005.
2. Tempat penelitian dilakukan pada perusahaan tekstil PT. PRIMISSIMA
yang berlokasi di Medari, Sleman, Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian akuntansi atau
keuangan, kepala bagian administrasi dan umum, kepala bagian
pemasaran dan perdagangan, dan kepala bagian personalia.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah data-data mengenai laporan keuangan
perusahaan yang berhubungan dengan sumber-sumber dan penggunaan
dana (kas). Data-data tersebut antara lain: perkembangan laporan
sisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas maupun laporan tambahan data
lainnya.
D. Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah ketiga, maka variabel-variabel yang
dianalisis dikelompokkan sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X): kecukupan arus kas
2. Variabel terikat (Y): rentabilitas
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya
jawab langsung dengan subjek penelitian atau kepada pihak-pihak yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data
ini untuk mengetahui keadaan perusahaan secara umum (gambaran umum
perusahaan).
2. Observasi lapangan
Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dengan teknik ini
diharapkan dapat mengetahui situasi dan kondisi perusahaan, sehingga
data yang diperoleh dapat lebih akurat termasuk keadaan umum
3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari data yang sudah diolah dan dikumpulkan oleh suatu
organisasi atau pihak lain, dan dengan cara mempelajari data keterangan
dari buku-buku. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba-rugi dan laporan tambahan
lainnya.
F. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menyusun laporan arus kas
Langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut (Dwi
Prastowo D dan Rifka Juliaty, 2002:35):
1) Menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan membandingkan antara saldo awal dan saldo akhir (neraca). Hasil langkah ini menyajikan kenaikkan atau penurunan bersih kas dan setara kas selama periode berjalan.
2) Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain kas dan setara kas, yang menjelaskan mengapa rekening kas dan setara kas berubah.
3) Menentukan arus kas (dipisahkan dalam tiga klasifikasi), aktivitas investasi dan pendanaan bukan kas, dan pengaruh perubahan kurs valuta asing. Informasi yang digunakan adalah neraca komparatif, laporan laba-rugi periode berjalan dan informasi tambahan. Arus kas dipisahkan berdasarkan aktifitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas investasi dan pendanaan bukan kas disajikan pada skedul terpisah.
b. Dari laporan sumber–sumber dan penggunaan dana (kas) yang telah
dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menguji secara teoretis
apakah pembelanjaan di dalam perusahaan sudah menggunakan
sumber dana yang tepat. Ukuran ketepatan dalam hal ini didasarkan
pada pendekatan konservatif. Yang mengisyaratkan bahwa suatu
pembelanjaan tertentu didanai dengan sumber yang mempunyai
jangka waktu sama atau jangka panjang. Untuk itu pembelanjaan
lancar harus didanai dengan sumber yang lancar atau sumber dana
jangka panjang, sedangkan pembelanjaan jangka panjang didanai
dengan sumber jangka panjang pula. Pendekatan konservatif
memberikan margin of safety (margin aman) yang cukup besar pada
suatu usahatertentu (Suad Husnan & Eny P, 1998:91).
Pengujian ketepatan pengunaan sumber dana dapat dihitung
menggunakan formula sebagai berikut:
Pembelanjaan jangka panjang xxxxx Sumber dana jangka panjang xxxxx _
Naik / Turun xxxxxx
Pembelanjaan jangka pendek xxxxx
Sumber dana jangka pendek xxxxx_
Naik / Turun xxxxxx + Naik / Turun sumber dan penggunaan dana (kas) xxxxxx
Suatu pembelanjaan dapat dikatakan tepat jika telah terjadi
kecukupan atas pembelanjaan jangka panjang. Dan dikatakan tidak
tepat jika terjadi ketidakcukupan untuk pembelanjaan jangka panjang
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua digunakan rumus kecukupan
arus kas sendiri sebagaimana diungkapkan oleh Woelfel (1995:158)
adalah:
deviden pembayaran
aktiva pembelian panjang
jangka utang pembayaran
operasi dari
kas
+
+
Analisa trend dengan metode least square
Y = a + bX
Dimana a = Ν
ΣΥ dan b =
2
ΣΧ ΣΧΥ
Keterangan:
Y = ratio kecukupan arus kas X = waktu
a = intercept Y, yakni nilai Y bila X = 0 b = lereng garis trend
N = jumlah data
Bila trend-nya naik (dilihat dari lereng garis trend positif) berarti arus kas
yang dihasilkan semakin mampu untuk memenuhi kebutuhan, bila turun
berarti semakin mengalami ketidakcukupan arus kas, dan jika tetap berarti
kecukupan arus kas tetap atau sama dari tahun ke tahun. Suatu nilai 1 atas
rasio kecukupan arus kas hingga beberapa tahun menunjukkan
kemampuan badan usaha untuk menutupi kebutuhan kas ini.
3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga digunakan langkah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui likuiditas perusahaan, maka akan dihitung trend
likuiditas keuangan PT. Primissima.
1) Curent ratio =
lancar utang
2) Quick Ratio =
lancar utang
persediaan lancar
aktiva −
Analisa trend dengan metode least square (Nugroho Budiyuwono,
2001: 212):
Y = a + bX
Dimana a = Ν
ΣΥ dan b =
2
ΣΧ ΣΧΥ
Keterangan: Y = current ratio
X = waktu
a = intercept Y, yakni nilai Y bila X = 0 b = lereng garis trend
N = jumlah data
Bila trend-nya naik (dilihat dari lereng garis trend positif) berarti
kondisi keuangan semakin likuid, dan bila turun berarti semakin
illikuid, dan jika tetap berarti likuiditasnya tetap atau sama dari tahun
ke tahun.
b. Untuk mengetahui solvabilitas perusahaan, maka akan di hitung trend
solvabilitas keuangan PT. Primissima.
Solvabilitas =
utang total
aktiva total
Analisis trend yang digunakan dengan metode least square:
Y = a + bX
Dimana a = Ν
ΣΥ dan b =
2
ΣΧ ΣΧΥ
Keterangan:
X = waktu
a = intercept Y, yakni nilai Y bila X = 0 b = lereng garis trend
N = jumlah data
Apabila trend naik berarti kondisi keuangan semakin solvabel dan jika
tetap berarti solvabilitasnya tetap (sama).
c. Untuk mengetahui rentabilitas perusahaan, maka akan dihitung trend
rentabilitas PT. Primissima.
Rentabilitas = x100%
aktiva total
pajak) (sebelum
bersih laba
Dan analisis trend yang digunakan dengan metode least square:
Y = a + bX
Dimana a = Ν
ΣΥ dan b =
2
ΣΧ ΣΧΥ
Keterangan:
Y = ratio rentabilitas X = waktu
a = intercept Y, yakni nilai Y bila X = 0 b = lereng garis trend
N = jumlah data
Bila trend-nya naik berarti perusahaan semakin mampu menghasilkan
laba, sedang bila tetap berarti rentabilitasnya tetap (sama).
4. Untuk menjawab permasalahan keempat yaitu apakah ada hubungan
antara kecukupan arus kas dengan rentabilitas, langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Menghitung tingkat rentabilitas yang dicapai perusahaan setiap tahun
b. Untuk mengetahui hubungan antara kecukupan arus kas dengan
rentabilitas, dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Analisis korelasi product moment
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya korelasi
dan sekaligus arah hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Koefisien korelasi adalah ukuran besar kecilnya atau kuat
lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y. untuk
perhitungan koefisien korelasi (r) berdasarkan sekumpulan data
(X,Y) berukuran n dapat menggunakan rumus sebagai berikut
(Nugroho Budiyuwono, 2001:287):
}
{
}
{
2 2 2 2Y) ( Y n X) ( X n
Y) X)( ( XY n r
∑ − ∑ ∑
− ∑
∑ ∑ − ∑ =
dengan:
r = koefisien korelasi n = jumlah data X = variabel bebas Y = variabel terikat
Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan bergerak antara 0
sampai dengan +1 atau dari 0 sampai dengan –1.
a) Bila r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antar dua
variabel dinyatakan positif dan sangat kuat.
b) Bila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antar dua variabel
dinyatakan sangat lemah dan atau tidak ada hubungan sama
c) Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antar dua variabel
dinyatakan negatif dan sangat kuat.
d) Bila r > 0,5, maka korelasi antara dua variabel termasuk kuat.
e) Bila r < 0,5, maka korelasi antara dua variabel termasuk
lemah.
Bila r positif, maka korelasi antara dua variabel bersifat searah,
dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai X terjadi
bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai Y. Bila r negatif,
maka kenaikan nilai X terjadi bersama-sama dengan penurunan
nilai Y.
2) Uji signifikansi
Pengujian signifikansi dilakukan untuk mengetahui signifikan atau
tidak signifikan dari korelasi r. Uji signifikansi dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan formulasi hipotesis
0
H : b1 = 0, Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kecukupan arus kas dengan rentabilitas.
∂
H : b1# 0, Ada hubungan yang signifikan antara
kecukupan arus kas dengan rentabilitas.
b) Menentukan tingkat signifikansi tertentu (5%) dan Degree of
Freedom dihitung dengan (n-k-1).
c) Membandingkan probabilitas tingk