iii KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas kasih dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi berjudul
“ Analisis Determinan Daya Saing Ekonomi Kabupaten Batu Bara”.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di
Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.Tentunya dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan
terbuka mengharapkan masukan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
dan juga penyelesaian studi penulis, terutama kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Eddi Mora Ritonga dan Ratna Sari Siregar atas
cinta, kasih, sayang, doa dan seluruh dukungan baik moril maupun materil
yang telah diberikan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum, SE., M.Ec., Ac. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec.selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan dukungan dan
masukan berupa saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini, dan Bapak
Paidi Hidayat, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan
memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution,S.E., M.Si.selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan dukungan dan masukan berupa saran dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan
7. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi pembangunan 2011 serta kepada
seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk bagi penulis sendiri.
Medan, Februari 2015
v
2.3 Indikator Utama Daya Saing Ekonomi Daerah ... 14
2.4 Penelitian Sebelumnya ... 21
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Batu Bara ... 39
4.3 Kondisi Perekonomian Batu Bara ... 40
4.4 Profil Responden... . 41
4.5 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi ... 42
4.5.1 Faktor Infrastruktur Fisik ... 44
4.5.2 Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas ... 47
4.5.3 Faktor Perekonomian Daerah ... 50
4.5.4 Faktor Kelembagaan ... 52
4.5.5 Faktor Sosial Politik ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1 Kesimpulan ... 58
5.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
vii DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kelompok
Masyarakat ... 27
3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ... 34
3.3 Skala Penilaian Perbandingan ... 35
3.4 Pembangkit Random (RI) ... 38
4.1 Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Batu Bara (%) Tahun 2013 ... 40
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Indikator Utama Penentu Daya Saing di Kabupaten
Batu Bara ... 24 4.1 Nilai Bobot dari Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi
Kabupaten Batu Bara ... 43 4.2 Presentase Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi
Kabupaten Batu Bara ... 44 4.3 Presentase Pembobotan Faktor Infrastruktur Fisik
Kabupaten Batu Bara ... 45 4.4 Presentase Pembobotan Faktor Tenaga Kerja dan
Produktivitas Kabupaten Batu Bara ... 48 4.5 Presentase Pembobotan Faktor Perekonomian daerah
Kabupaten Batu Bara ... 50 4.6 Presentase Pembobotan Faktor Kelembagaan
Kabupaten Batu Bara ... 52 4.7 Presentase Pembobotan Faktor Sosial Politik
ix DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini menandai
dimulainnya sebuah babak baru dalam pembangunan daerah. Terlepas dari
perdebatan mengenai ketidaksiapan pemerintah di berbagai bidang untuk
melaksanakan kedua UU tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
diyakini merupakan jalan terbaik dalam rangka mendorong pembangunan daerah ,
menggantikan konsep pembangunan terpusat yang oleh beberapa pihak dianggap
sebagai penyebab lambannya pembangunan di daerah dan semakin membesarrnya
ketimpangan antar daerah. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yang berarti
adanya keleluasaan bagi daerah untuk mengembangkan potensi penerimaan
daerah pada satu sisi, dan keleluasaan untuk menyusun daftar prioritas
pembangunan di sisi lainnya, akan dapat mendorong percepatan pembanguna
daerah.
Tantangan utama dari pemberdayaan otonomi daerah adalah pemahaman
akan potensi daya saing daerah. Dengan pemahaman yang akurat dan lengkap
akan potensi daya saing yang dimiliki oleh daerahnya, suatu pemerintah daerah
akan dapat dengan mudah menyusun suatu kebijakan yang benar-benar baik dan
pada gilirannya akan menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha di daerah
2
Otonomi daerah harus dapat menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan
otonomi nasional didaerah, dan dilain pihak terbukanya peluang bagi pemerintah
daerah mengembangkan kebijakn regional dan lokal untuk mengoptimalkan
pendayagunaan potensi ekonomi didaerahnya. Dalam konteks ini, otonomi daerah
akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa pemerintah daerah untuk
menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perijinan usaha, dan
membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di
daerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke
tingkat kesejahteraan yang lebh tinggi dari waktu ke waktu (Haris, 2005:10).
Laporan World Economic Forum ( WEF) dalam “ Global Competitiveness
Report” tahun 2014-2015 menunjukkan bahwa posisi daya saing Indonesia
berada di peringkat ke-34 dari 144 atau naik empat tingkat dari posisi sebelumnya
di peringkat 38 (tahun 2013-2014), dan posisi ke-50 (tahun 2012-2013). Meski
menunjukkan kenaikan peringkat, Indonesia dinilai masih tetap menduduki posisi
daya saing terendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Daya saing
Indonesia masih tetap berada di bawah negara Singapura (urutan ke-2), Jepang
(ke-6), Malaysia (ke-20), Thailand (ke-31), Taiwan (ke-14), Korsel (ke-26), dan
China (ke-28).
The Global Competitiveness Report's didasarkan pada Global
Competitiveness Index (GCI), yang diperkenalkan WEF pada 2004. Laporan ini
mendefinisikan daya saing sebagai seperangkat institusi, kebijakan dan
faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara. Skor GCI dihitung
makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan pelatihan,
efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan
teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi. Dari ke-12 kategori itu,
total skor yang diraih Indonesia adalah 4,57, mengungguli sejumlah negara di
Eropa seperti Spanyol (35), Portugal (36), dan Italia (49); negara-negara Timur
Tengah seperti Kuwait (40), Bahrain (44), atau Oman (46); juga negara-negara
Asia seperti Filipina (52), Vietnam (68), dan India (71).
Tingkat persaingan antar negara dari waktu ke waktu semakin tinggi
sebagai dampak dari munculnya fenomena globalisasi ekonomi. Globalisasi ini
tidak hanya akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan,
tetapi juga akan berdampak langsung pada perekonomian daerah terlebih lagi
setelah era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Di lain pihak, daya saing
negara merupakan cermin dari posisi daya saing di tingkat daerah. Suatu daerah
akan memiliki reaksi yang berbeda dalam menyikapi dampak dari adanya
fenomena globalisasi ini, hal tersebut akan sangat menentukan posisi tawar
masing-masing daerah dalam kancah persaingan global yang semakin ketat
(Horvarth, 2004 dalam PPSK BI, 2008).
Kabupaten Batu Bara memiliki potensi daerah yang cukup menonjol di
sektor perindustrian, pertanian, perikanan dan perkebunan khususnya di sektor
industri dengan keberadaan PT.INALUM, PT.Multimas Nabati dan PT. Domba
Mas. Kabupaten Batubara merupakan daerah yang berpotensial tinggi untuk
berkembang menjadi sebuah kawasan daerah industri, hal ini dikarenakan salah
4
Daerah Ekonomi Khusus. Ini merupakan pengembangan wilayah industri dari
KIM ( Kawasan Industri Medan).
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Batu Bara diharapkan dapat
memasarkan daerahnya dengan baik. KKPOD dalam penelitiaanya pada tahun
2013 menjelaskan bahwa pemasaran daerah menjadi suatu pendekatan yang
populer sebagai instrument penting untuk memperkuat perekonomian daerah dan
daya saing global. Pemasaran daerah dijadikan instrumen dalam bidang
pembangunan ekonomi lokal dan ekonomi regional (Local dan Regional
Economic Development/ LRED) dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi
yang menghasilkan persaingan yang semakin ketat antara wilayah dan
masing-masing daerah.
KKPOD (2013) Kemampuan daerah menjual potensi yang dimiliki suatu
daerah adalah faktor penting keberhasilan pemasaran daerah. Kemampuan untuk
menjual tersebut juga harus didukung oleh terciptanya iklim yang kondusif dan
mendukung investasi di daerah seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian
hukum bagi investasi di daerah. Pemda hendaknya mampu melahirkan regulasi
yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian dengan merebut investor PMA
dan PMDN sekaligus memberdayakan investor lokal. Keberhasilan Pemda
mengelola faktor-faktor tersebut akan dapat mendorong peningkatan daya saing
daerah dalam merebut investor.
Latar belakang diatas menunjukkan betapa pentingnya kemampuan daerah
dalam meningkatkan daya saing daerah sebagai penentu keberhasilan
Batu Bara untuk meningkatkan daya saing daerah ini akan sangat tergantung pada
kemampuan Kabupaten Batu Bara sendiri dalam mengidentifikasi faktor-faktor
penentu daya saing daerah tersebut, maka dari pemaparan diatas penulis dapat
membuat judul penelitian mengenai “Analisis Determinan Daya Saing Ekonomi
di Kabupaten Batu Bara”.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang menjadi pokok permasalah dalam penelitian ini ialah:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Daya saing ekonomi di Kabupaten
Batu Bara?
I.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya saing ekonomi
di Kabupaten Batu Bara.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dan pengetahuan bagi
pembaca mengenai daya saing ekonomi.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya.
3. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
4. Sebagai penambah dan pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang