• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TER"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN

(STUDI KASUS PT GUNUNG SELATAN LESTARI PALEMBANG)

Eni Cahyani1, Dessy Hendriyanti2

Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Anika email : eni_japung27@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh komunikasi dan kedisiplinan pada PT Gunung Selatan Lestari, karena berdasarkan teori Menurut Permana (2003:18)

“komunikasi di dalam sebuah organisasi tidak lain dari sebuah kekuatan yang

mempertahankan eksistensi organisasi, tanpa komunikasi itu tidak berfungsi” adanya

komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Pengambilan sampel Jenuh sebanyak 32 orang karyawan dengan teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara. Pengujian instrument menggunakan SPSS dengan metode regresi berganda dengan uji hipotesis uji t dan F. diperoleh hasil bahwa secara parsial komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan, kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan PT Gunung Selatan Lestari. Sedangkan secara simultan komunikasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Gunung Selatan Lestari

Kata Kunci : Komunikasi, Kedisiplinan, karyawan dan Produktivitas kerja I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia, dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari, di tempat pekerjaan, rumah, pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. komunikasi dilakukan manusia di hampir semua tempat dan aktifitas bahkan Surtaryo (2005:41) menegaskan bahwa sebagai makhluk homososiologicus

manusia akan melakukan komunikasi dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri bagi suatu organisasi atau perusahaan.

Komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama untuk sebuah pencapaian. Menurut Permana (2003:18)

“komunikasi di dalam sebuah organisasi

tidak lain dari sebuah kekuatan yang mempertahankan eksistensi organisasi,

tanpa komunikasi itu tidak berfungsi”

adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Di dalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk menjalin hubungan emosional yang dapat dilakukan dengan memperkuat komunikasi sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan perusahaan.

(2)

ditetapkan perusahaan, maka kemungkinan adanya kesalahan kerja. seperti yang dijelaskan oleh Hasibuan (2003:193)

“kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi prestasi

kerja yang dicapainya”.

Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut Sinungan (2000:12) produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

Beberapa peneliti telah menguji pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, antara lain

Abdul Hakim (2006) tentang “Analisis

pengaruh motivasi, komitmen organisasi, dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan dan

Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”,

disimpulkan bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara motivasi kerja, komitmen organisasi, dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maslan Banni, Nilam Korompot dan Robiansyah terhadap kinerja pegawai PT. PLN wilayah Kalimantan Timur juga membuktikan bahwa disiplin dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

Penelitian terdahulu mengenai, Pengaruh Komunikasi Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT Pembangunan Daerah Bali Kantor, oleh Ni Kadek Desy Arisanthi Hasilnya

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka diperoleh simpulan sebagai berikut: secara simultan komunikasi (X1), lingkungan kerja fisik (X2) disiplin kerja (X3) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y) sebesar 63,1%, sedang sisanya 36,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi, lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja. Ini dapat dibuktikan dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai t tabel. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa diantara variabel komunikasi, lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja, disiplin kerja merupakan variabel dominan yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat.

Penelitian mengenai Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Food Station Tjipinang Jaya, yang ditelitih oleh Dr Darma Tintri E S. SE, AK, MBA dan Fitriatin, Dari hasil analisis Dapat memberi arti bahwa setiap adanya perubahan pada tingkat disiplin kerja karyawan (variabel X) maka akan memberi dampak pada tingkat produktivitas kerja (variabel Y) seorang karyawan PT. Food Station Tjipinang Jaya.

Sehubungan dengan penelitian terdahulu mengenai komunikasi dan kedisiplinan terhadap produktivitas penulis tertarik melakukan penelitian pada PT Gunung Selatan Lestari.

1.2 Perumusan Masalah

a) Apakah terdapat pengaruh komunikasi terhadap produkivitas karyawan pada PT Gunung Selatan Lestari Palembang secara parsial ?

(3)

c) Apakah terdapat pengaruh komunikasi dan kedisiplinan terhadap produkivitas karyawan pada PT Gunung Selatan Lestari Palembang secara simultan ?

1.3 Tujuan Penelitian

a) Mengetahui pengaruh komunikasi terhadap produkvitas karyawan pada PT Gunung Selatan Lestari Palembang b) Mengetahui pengaruh kedisiplinan

terhadap produkvitas karyawan pada PT Gunung Selatan Lestari Palembang c) Mengetahui pengaruh komunikasi dan

kedisiplinan terhadap produkvitas karyawan pada PT Gunung Selatan Lestari Palembang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi

komunikasi menurut Sutanto (2005:100) dari bahas inggris communication dari bahsa latin communicates yang mempunyai arti berbagi atau manjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.

Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu (Robbins, 2006:392) :

a. Pengendalian

Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku. b. Motivasi

Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa

yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

c. Pengungkapan emosi

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d. Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Mangkunegara (2004:148) ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiver atau komunikan.

a. Faktor dari pihak sender atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan sender, media saluran yang digunakan.

1) Keterampilan Sender

Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu menguasai cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan.

2) Sikap Sender

(4)

terhadap pesan yang diberikan kepadanya.

3) Pengetahuan Sender

Sender yang mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan akan dapat menginformasikan kepada receiver sejelas mungkin. Dengan demikian, receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh sender. 4) Media Saluran yang Digunakan oleh

Sender

Media atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide, informasi atau pesan kepada receiver. Sender perlu menggunakan media saluran komunikasi yang sesuai dan menarik perhatian receiver.

b. Faktor dari pihak receiver (penerima) 1) Keterampilan penerima

Pesan yang diberikan oleh pengirim akan dapat dimengerti dengan baik, jika penerima mempunyai keterampilan mendengar dan membaca

2) Sikap Penerima

Sikap penerima terhadap pengirim sangat mempengaruhi efektif tidaknya komunikasi. Maka dari itu penerima haruslah bersikap positif terhadap pengirim

3) Pengetahuan Penerima

Penerima yang mempunyai pengetahuan lebih luas akan mudah dalam menginterprestasikan idea tau pesan yang telah diterimanya dari pengirim

4) Media Saluran Komunikasi

Media saluran yang digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ide dan pesan

5) Komunikasi Efektif 6) Kualitas Komunikasi

2.2 Kedisiplinan

Hani Handoko (2001:209) berpendapat

bahwa “Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yang akan

datang bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang

berbuat salah”. Tindakan negatif ini

biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan ketakutan pada penyelia.

Menurut Bejo Siswanto (2005:292), Maksud dan sasaran dari disiplin kerja adalah terpenuhinya beberapa tujuan seperti :

1. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. yang bersangkutan, baik hari ini maupun hari esok.

2. Tujuan khusus disiplin kerja

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. b. Dapat melaksanakan pekerjaan

sebaik-baiknya serta mampu meberikan servis yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

d. Dapat bertindak dan

berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan. e. Tenaga kerja mampu memperoleh

(5)

Sutrisno (2012:88) mengemukakan tujuan disiplin kerja adalah:

1. Disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi mencapai efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam itikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang dikehendaki.

2. Disiplin kerja sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktivitas organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal. Meskipun bukan hal yang mustahil bahwa menghindari kondisi-kondisi yang memerlukan disiplin itu lebih baik daripada program pendisiplinan yang paling memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi penting karena manusia dan kondisinya yang tidak sempurna, seharusnya mempunyai tujuan yang positif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin

Menurut keith Davis dalam Mangkunegara (2004:129) ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu

1. Jam Kerja

Jam kerja adalah jam datang katyawan ketempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan olah perusahaan 2. Izin Karyawan

Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan perusahaan ataupun kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti 3. Absensi Karyawan

Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan ditempat kerja yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan ditempat kerja

2.3 Produktivitas

Menurut Sinungan (2000:12) produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan input tertentu, produktivitas biasanya dunyatakan sebagai imbangan dari hasil kerja rata – rata dalam hubungannya dengan jam rata – rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tertentu. Jadi hasil kerja yang dicapai (produktivitas kerja) adalah target di dapat melalui kualitas kerja para karyawan melakukan tugasnya yang sesuai dengan waktu yang ditentukan ketepatan.

Menurut Mulyono (2004:3)

berpendapat bahwa “produktivitas adalah

hasil yang terdapat dari setiap proses produksi dengan menggunakan satu atau

lebih faktor produksi”.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas kerja, seorang pegawai. Menurut Panji dan Anoraga (Nimas, 2007, antara lain :

1. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru.

2. Motivasi

(6)

3. Disiplin kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti dan memahami segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi. Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas karyawan. 4. Ketrampilan

Ketrampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.Ketrampilan kerja karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus atau latihan kerja. 5. Sikap dan etika kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya, dengan tercapainya hubungan dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas.

6. Gizi dan kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

7. Tingkat penghasilan

Semakin tinggi prestasi kerja karyawan akan semakin besar upah yang diterima. Dengan penghasilan yang cukup akan memberikan kepuasan terhadap karyawan yang menjadi karyawan tersebut mempunyai semangat kerja. 8. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, lingkungan kerja, penerangan dan lain-lain. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan

perhatian perusahaan karena karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan. Hal ini dapat mengganggu kerja karyawan.

9. Teknologi

Adanya kemajuan tekhnologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih yang dapat mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10.Sarana Produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.

11.Jaminan Social

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang kesehatan dan pelayanan keselamatan. Dengan harapan supaya karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat kerja.

12.Manajemen

Adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian produktivitas kerja akan maximum.

13.Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi maka karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.

Menurut Nasution dalam buku Manajemen Mutu Terpadu yang dikutip dari Ross (2001;209) mengemukakan cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sebagai berikut :

(7)

mengacu kepada menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.

2. Mengelola Pertumbuhan

Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita meningkatkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil. Artinya, output meningkat lebih banyak, sedangkan input meningkat lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat.

3. Bekerja Lebih Tangkas

Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah dengan menggunakan input yang sama, kita meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat, tetapi jumlah input tetap sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas

Jurus ini mengajarkan pada kita untuk mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau membuang asset yang tidak produktif. Jadi, kita meningkatkan produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit output dan mengurangi banyak input yang tidak perlu.

5. Bekerja Lebih Efektif

Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah meningkatkan output, tetapi mengurangi penggunaan input. Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sehingga kita akan memperoleh output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel

3.1.1 Populasi

Dalam penelitian ini, menggunakan populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Jumlah dari populasi yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT. Gunung Selatan Lestari.

3.1.2 Sampel

Data dalam penelitian ini, menggunakan Sampel yang merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, dimana jumlah karyawannya kurang dari 30 orang. Sehingga peneliti mengambil seluruh karyawan PT Gunung Selatan Lestari sebagai sampel yang berjumlah 20 orang karyawan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.1 Teknik pengumpulan data

Data dalam penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data, seperti mencatat menganalisa dan memberikan uraian singkat terhadap data yang ada sehingga kesimpulan yang diambil mendekati kenyataan yang ada, adapun teknik yang dipergunakan adalah:

a) Kuesioner

Penulisan melakukan tanya jawab secara tulisan dengan membagikan kuisioner kepada responden.

b) Wawancara

Penulisan melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan PT. Gunung Selatan Lestari guna mendapatkan bahan dari judul yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.2.2 Sumber Data

Adapun data penelitian ini menggunakan jenis data yaitu:

(8)

Data ini diambil dan dikumpulkan secara langsung dengan mengadakan wawancara dan menyebarkan kuesioner dengan responden.

b. Data Sekunder

Data dikumpulkan dengan cara memanfaatkan buku-buku, dokumen-dokumen, searching di internet dan lain-lain yang berhubungan dengan kajian yang diamati.

3.3 Identifikasi dan Definisi operasional variabel

3.3.1 Variabel independent a. Komunikasi (X1)

Menurut Herbert T mengemukakan bahwa “ Comminication is the process by which meaning or knowledge is tranferreed from one person to another, usually for the purpose of obtaining some specific goal”. Komunikasi adalah proses mentransfer pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Harold d. lasswell dalam Heru Puji Winarso (2005:4) dan wiryanto (2006:3) menyatakan bahwa komunikasi adalah“who says what in which channel to whom and with what effect”.

b. Kedisiplinan (X2)

Disiplin merupakan sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesui dengan peraturan perusahan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, peraturan yang dimaksud termasuk absensi, lambat masuk, serta cepat pulang karyawan. Jadi hal hal ini merupakan suatu sikap

indisipliner karyawan yang perlu disikapi dengan baik oleh pihak manajemen. Banyak yang mengartikan disiplin itu bilamana karyawan selalu datang serta pulang tepat pada waktunya. Pendapat itu hanya salah satu yang dituntut oleh organisasi, oleh karena itu kedisiplinan dapat diartikan sebagai tingkah laku yang tertulis maupun yang tidak tertulis (Hasibuan, 2009:212)

3.3.2 Variabel independent

Variabel independent yang digunakan Produktivitas karyawan (Y) Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang diberikan.

3.2.5 Metode Analisis

a. Metode Pengujian Kualitas Data (1) Pengujian Validitas Data

Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner. Jenis korelasi yang digunakan adalah

corrected item total correlation,

dimana konsep ini mewakili variabel yang dibentuk apabila Corrected item

total Correlation tiap pertanyaan lebih

besar rtabel, barulah dapat dikatakan valid. Cara memperoleh angka dalam uji validitas tersebut dengan menggunakan alat bantu software SPSS (Statistical Package for Social Science) (2) Uji Reliabilitas Data

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika didapatkan jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil apabila digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda, atau dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, maka akan diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Suatu instrume n dikatakan reliabel jika alfa cronbach≥ 0,6. Jika nilai alfa cronbach

< 0,6 maka instrumen dianggap tidak reliabel.

(3) Transformasi Data

langkah-langkah mentransformasi data ordinal ke dalam data interval adalah dengan menggunakan bantuan Microsoft successive interval, yang terintegrasi dalam Mirosoft Excel.

b. Pengujian Asumsi dasar klasik (1) Uji Normalitas Data

Digunakan uji One Sample

(9)

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

(2)Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual pengamatan yang lain dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut

(a) Jika ada data yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyamping) maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

(b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. (3)Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indenpenden). Jika variabel bebas ada korelasi cukup tinggi (umumnya R2 di atas 0,90) maka

mengindikasikan adanya

multikolinearitas dapat dilihat dari Varians inflation factor (VIF). Bila nilai VIF > 10 terjadi multikolinearitas.

c. Metode dan Rancangan Hipotesis Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, tahapan adalah :

(1)Analisis Regresi

Untuk mengetahui terdapat pengaruh motivasi dan kepuasan kerja secara parsial terhadap variabel Kualitas pelayanan Internal pada Politeknik Swasta di Kota Palembang digunakan analisis regresi linier berganda dengan formulasi :

Dimana :

Y = Produktivitas

a = Konstanta

b1, b2 = koefisien regresi variabel X1dan X2

X1 = komunikasi

X2 = Kedisiplinan

= Error term

(2)Uji Hipotesis

(a) Uji Serentak (uji F)

Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel motivasi dan kepuasan kerja secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas Pelayanan Internal dengan asumsi :

1) Apabila Sig F < α (0,05), maka

Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan variabel komunikasi dan kedisiplinan secara serentak terhadap variabel produktivitas kerja (FHitung > F Tabel).

2) Apabila Sig. F > α (0,05), maka

Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variabel komunikasi dan kedisiplinan secara serentak terhadap variabel produktivitas (FHitung < F Tabel)

.

Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

-Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel komunikasi, kedisiplinan secara serentak terhadap variabel produktivitas

-Ha : Terdapat pengaruh yang variabel komunikasi dan kedisiplinan secara serentak terhadap variabel produktivitas (b)Uji Parsial (Uji t)

(10)

1) Apabila Sig t < α (0,05) dan t

hitung > t tabel , maka Ho ditolak, berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel komunikasi secara parsial terhadap variabel Produktivitas

2) Apabila Sig. t > α (0,05) dan t

hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kedisiplinan secara parsial terhadap variabel produktivitas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisa

4.1.1 Karakteristik Responden

Responden berjumlah 32 orang terdiri dari 1 orang pimpinan direktur, 2 orang staf keuangan bendahara, 3 orang penanggung jawab PBF, 5 orang staff administrasi, 7 orang dari bagian marketing penawaran, 5 orang staff invoce, 5 orang staff gudang dan 4 orang dari bagian umum.

Tabel 4.1.1 karakteristik responden

Jumlah

Karyawan Jabatan

Jenis

Kelamin Pendidikan

P L SMA SMK D3 S1 1 Pimpinandirektur - 1 - - - 1

2 Staffkeuangan

bendahara 2 - - 1 1

-3 Penanggungjawab pbf 2 1 1 - 2

-5 Staffadministrasi 2 3 2 3 -

-7 Marketingpenawaran 5 2 4 3 -

-5 Staffinvoce 4 1 2 3 -

-5 Staffgudang - 5 2 3 -

-4 Bagianumum 2 2 2 2 -

-32 total

4.1.2 Uji Validitas

Uji menggunakan program SPSS versi 16 variabel yang diuji komunikasi

(X1), kedisiplinan (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan, berdasarkan penggujian menunjukkan bahwa nilai t hitung dilihat dari Corrected item-total Corelation > dibandingkan t tabel 0,30 seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dan Wibowo (2004). dan Hasil dari penelitian dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.1.2 uji validitas

Regression Correlations

Y X1 X2

Pearson Correlation

Y 1.000 .516 .850

X1 .516 1.000 .716

X2 .850 .716 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .010 .000

X1 .010 . .000

X2 .000 .000 .

N Y 32 32 32

X1 32 32 32

X2 32 32 32

4.1.3 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas terhadap seluruh item yang ada pada masing-masing variabel menunjukkan bahwa seluruh item tersebut mempunyai nilai reliability coefficients

lebih besar dari 0,6 (Alpha > 0,6). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh item tersebut bersifat reliabel. Hasil uji reliabilitas untuk seluruh item pada masing-masing dimensi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1.3 uji reabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Y 64.80 25.853 .751 .833

X1 62.70 26.326 .652 .914

X2 64.40 19.937 .894 .689

(11)

yang digunakan dapat diandalkan atau dipercaya.

4.1.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Adapun model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedatisitas.

Gambar 4.1.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi Produktivitas Hal ini berdasarkan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

4.1.5 Uji Asumsi Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.

Gambar 4.1.5. Uji asumsi Normalitas

Berdasarkan Gambar 2, terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi Produktivitas. Hal ini berdasarkan pengambilan keputusan:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

(12)

4.1.6 Uji Regresi

Tabel 4.1.6 Uji Regresi

Coefficientsa

ant) 10.854 3.821 2.840 .011

X1 -.171 .160 -.190 -1.072 .299

X2 .822 .148 .986 5.575 .000

a. Dependent Variable: Y

Arti angka-angka dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta (a) adalah 10.854 artinya, jika komunikasi dan kedisiplinan bernilai 0, maka produktivitas bernilai positif (10.854) dan sebaliknya. Diketahui nilai koefisien regresi variabel komunikasi bernilai negative yaitu -.171 artinya, setiap berkurangnya komunikasi sebesar 1 akan mengurangi kedisplinan sebesar -.171 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel kedisiplinan bernilai positif yaitu .822 artinya, peningkatan kedisiplinan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kualitas pelayanan sebesar 0,822 dengan asumsi variabel lain dengan nilai tetap.

Hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu komunikasi dan kedisiplinan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap Produktivitas karyawan pada PT tersebut, karena mempunyai tingkat kemaknaan (P) < 0,05. Komunikasi dengan Signifikasi (P) = 0,299 dan Kedisiplinan dengan tingkat kemaknaan (P) = 0,000.

Jika dilihat secara deskriptif, Variabel kedisiplinan mempunyai tingkat pengaruh yang dominan terhadap Produktivitas. Variabel Kedisiplinan mempunyai koefisien regresi paling besar sebesar 0,822 menunjukkan bahwa variabel kedisiplinan mempunyai pengaruh yang dominan dibandingkan dengan komunikasi.

4.1.7 Uji Determinasi (R2)

Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas, nilai R² (koefisien determinasi) dapat dijadikan sebagai acuan.

Model Summaryb

Model R SquareR

Adjusted

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Nilai R² (koefisien determinasi) adalah .741 atau 71%, berarti bahwa 71% variabel Produktivitas pada PT Lestari dapat dijelaskan oleh variabel Komunikasi dan Kedisiplinan. Sedangkan sebesar 29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.1.8 Uji t

Uji t, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.

Tabel 4.1.7 uji T Coefficientsa B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.854 3.821 2.840 .011 X1 -.171 .160 -.190 -1.072 .299 X2 .822 .148 .986 5.575 .000 a. Dependent Variable: Y

4.1.7.1 Uji Parameter Komunikasi (X1) Hipotesis Uji : Ho : b1 = 0, Ha : b1 ≠

(13)

Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat bebas df = n-2 = 20-2 = 18, maka diperoleh t-tabel = 2,101. Statistik Uji : Diperoleh t-hitung = -1,072 dan nilai p-value = 0,299. Keputusan : Nilai t-hitung = -1,072 > t-tabel = -2,101 atau nilai p-value = 0,299 > 0,05. Jadi Ho diterima dan Ha ditolak.

Kesimpulan : Dengan signifikansi 5% ternyata komunikasi tidak berpengaruh terhadap Produktivitas karyawan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut. Hal ini dikarenakan komunikasi adalah kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ada atau tidak adanya komunikasi terhadap karyawan, tetap bisa berproduktivitas dengan sebaik mungkin.

4.1.7.2 Uji parameter Kedisiplinan (X2) Hipotesis Uji : Ho : b2 = 0, Ha : b2≠

0, Taraf Signifikansi : Pilih nilai = 5%. Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat bebas df = n-2 = 20-2 = 18, maka diperoleh t-tabel = -2,101. Statistik Uji : Diperoleh t-hitung = 5,575 dan nilai p-value = 0,000. Keputusan : Nilai t-hitung = 5,575 > t-tabel = 2,101 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan : Dengan signifikansi 5% ternyata kedisiplianan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyaan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut.

4.1.8 Uji F

Berdasarkan hasil uji Anova atau F test, diperoleh F hitung sebesar 24.269 dengan tingkat signifikansi 0,000. Ini menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa di pakai untuk memprediksi Produktivitas karyawan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variasi variabel bebas yaitu variabel komunikasi dan kedisiplinan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

produktivitas. Dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1.8 uji F

ANOVAb

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 79.838 2 39.919 24.269 .000a

Residual 27.962 17 1.645 Total 107.800 19

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Hipotesis Uji : Ho : b1 = b2 = 0, Ha : Terdapat bi ≠ 0 dengan i = 1 dan 2 Taraf Signifikansi : Pilih nilai = 5% Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5%, derajat bebas pembilang dk = 2 dan derajat bebas penyebut df = n-k-1 = 20-2-1 = 17, maka diperoleh F-tabel =3,592. Statistik Uji : Diperoleh F-hitung = 24,269 dan nilai p-value = 0,000, Keputusan : Nilai t-hitung = 24,269 > F-tabel = 19,39 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan dengan signifikansi 5% bahwa komunikasi tidak berpengaruh terdadap produktivitas karyawan PT Gunung Selata Lestari, sedangkan kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan PT Gunung Selata Lestari.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh komunikasi terhadap produktivitas karyawan pada PT. Gunung Selatan Lestari Palembang secara parsial

(14)

menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu :

a. Pengendalian

Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku. b. Motivasi

Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

c. Pengungkapan Emosi

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d. Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Berdasarkan teori di atas, menjelaskan komunikasi sangat berperan dalam kehidupan Manfaat komunikasi adalah sebagai berikut: Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin, Biaya biaya dapat ditekan, Dapat meningkatkan partisipasi dan Pengawasan dapat dilakukan dengan baik. Pada penelitian yang peneliti lakukan

ternyata komunikasi tidak berpengaruh terhadap Produktivitas karyawan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut. Hal ini merupakan kebalikan dari penelitian-penelitian terdahulu, seperti Pengaruh Komunikasi Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT Pembangunan Daerah Bali Kantor, yang ditelitih oleh Ni Kadek Desy Arisanthi, Hasil uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat.

Begitu juga Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati Wahyuningsih–Siti Rahayu Binarsih – Istiatin mengenai Pengaruh kepemimpinan disiplin kerja dan komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai badan kepegawaian daerah kota Surabaya dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta bahwa hasil uji t variabel komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta.

(15)

Pada penelitian ini, komunikasi pada PT Gunung Selatan Lestari tidak berpengaruh bisa terjadi karena pesan tidak tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi belum berjalan secara efektif. Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya "Effective Public Relations", faktor-faktor tersebut disebut dengan "The Seven Communication" yaitu :

1. Credibility

Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. seorang komunikator yang baik harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang.

2. Context

Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi. Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik perhatian audiens.

3. Content

Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh audiens.

4. Clarity

Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada audiens.

5. Continuity and Consistency

Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang

menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi perilaku masyarakat. 6. Capability of Audience

Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila penerima pesan memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya latar belakang pendidikan, usia ataupun status social.

7. Channels of Distribution

Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik. Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia

4.2.2 Pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas karyawan pada PT. Gunung Selatan Lestari Palembang secara parsial

Disiplin kerja menurut Sastrohadiwiryo (2004:291) merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Adapun Tulus Tu’u

(2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin antara lain :

(16)

d. Pemaksaan e. Hukuman f. Menciptakan

Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan lancar. Penelitian Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Keripik Kentang Di Junrejo Batu oleh Dadang Iman Eka Sanjaya bahwa pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas kerja menunjukkan bahwa faktor mendominasi atau yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah kedidisiplinan yang berupa tujuan dan kemampuan, kedeladanan pimpinan, balas jasa, keadilan, waskat, sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.

Pada penelitian ini, kedisiplinan di PT Gunung Selatan Lestari berpengaruh terhadap produktifitas kerja karyawan PT. Gunung Selatan Lestari dengan signifikansi 0.05 ternyata hasil menunjukkan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut. Selain Kesiplinan, Menurut keith Davis dalam Mangkunegara (2004:129) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu

1. Jam Kerja

Jam kerja adalah jam datang katyawan ketempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan olah perusahaan 2. Izin Karyawan

Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan perusahaan ataupun kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti 3. Absensi Karyawan

Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan ditempat kerja yang

diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan ditempat kerja.

4.2.3 Pengaruh komunikasi dan kedisiplinan terhadap produktivitas karyawan pada PT. Gunung Selatan Lestari Palembang secara simultan

Secara simultan komunikasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada PT. Gunung Selatan Lestari Palembang yang menggunakan dengan signifikansi 0,05 hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Desy Arisanthi mengenai Pengaruh Komunikasi Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT Pembangunan Daerah Bali Kantor. Hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Hasil uji simultan menunjukkan bahwa komunikasi (X1), lingkungan kerja fisik (X2) disiplin kerja (X3) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y) sebesar 63,1%, sedang sisanya 36,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang. menurut Panji dan Anoraga (Nimas, 2007) kedisiplinan merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, ada 11 faktor lain yaitu pendidikan, motivasi, keterampilan, sikap dan etika kerja, kesehatan dan gizi, tingkat penghasilan, lingkungan kerja dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan social, manajemen dan kesempatan berprestasi.

(17)

komunikasi sehingga kegiatan perusahaan berjalan dengan rencana sehingga mencapai produktivitas.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Persamaan regresi yang diperoleh adalah

Y' = 10,854 - 0,171(X1)–0,822(X2) 2. Berdasarkan Nilai hitung = -1,072 <

t-tabel = 2,101 atau nilai p-value = 0,299 > 0,05. Jadi Ho diterima dan Ha ditolak. dan dengan signifikansi 5% ternyata komunikasi tidak berpengaruh terhadap Produktivitas karyawan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut. Hal ini dikarenakan komunikasi berjalan dengan baik.

3. Berdasarkan Nilai t-hitung kedisiplinan = 5,575 > t-tabel = 2,101 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05. signifikansi 5% ternyata kedisiplianan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyaan PT. Gunung Selatan Lestari tersebut, hal ini dikarenakan datang tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan, dalam bekerja waktu sangatlah penting, jika pegawai atau karyawan tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik maka pekerjaan akan tertunda dan akan memakan waktu yang lama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

4. Diperoleh F-hitung = 24,269 dan nilai p-value = 0,000 Nilai t-hitung = 24,269 > F-tabel = 19,39 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05. bahwa komunikasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Gunung Selatan Lestari.

Dari kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya agar kedisiplinan kerja karyawan pada PT. Gunung Selatan Lestari Palembang pimpinan dapat menjadi teladan bagi bawahannya yaitu

dengan cara meningkatkan peran pimpinan dalam komunikasi bawahannya serta menegakkan peraturan yang berlaku terutama dalam hal masuk dan pulang kerja sesuai ketentuan peraturan yang berlaku di PT. Gunung Selatan Lestari Palembang.

2. Penulis berharap agar komunikasi dan kedisiplinan dapat terus ditingkatkan seperti halnya mengadakan rapat bulanan untuk sharing antar karyawan lain, dan memberi ketegasan terhadap karyawan yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ada

3. Pada penelitian selanjutnya agar ditambahkan variabel yang lain, agar diketahui faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja pada PT. Gunung Selatan Lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga Panji. 2006. Psikologi Kerja.

Rhneka Cipta Jakarta

Anwar Prabu Mangkunegara. 2004.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan cetakan pertama,

penerbit PT. Remaja Rsodakarya. Bandung

Anwar Prabu Mangkunegara. 2007.

Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia. Bandung. PT Refika

Aditama

Bejo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga

Kerja Indonesia Pendekatan

Administratif dan Operasional.

Jakarta: Bumi Aksara.

(18)

Hakim, Abdul. 2006. Analisis pengaruh Motivasi, komitmen organisasi dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah. JRBI. Vol 2 No.2 (165-180).

Heru puji winarso. 2005. Sosiologi komunikasi massa. Jakarta : penerbit

prestasi pustaka

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :

Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :

Bumi Aksara

Riant, Nugroho D. 2004. Kebijakan Publik:

Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta:PT. Elex Media

Komputindo.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta:

PT Indeks Kelompok Gramedia

Sinungan, M. 2000. Produktivitas dan

faktor - faktor yang

mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sutrisno, Edy. 2012. manajemen sumber

daya manusia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Sutaryo. 2005. Sosiologi komunikasi.

Yogyakarta : ABI

Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2003.

Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Edisi Pertama, Cetakan Pertama Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono dan Wibowo. 2002. Statistik

Penelitian Edisi I. Alfabeta. Bandung.

Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian

Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Wiryanto. 2006 teori komunikasi massa. Jakarta : grasindo

http://jurnal- sdm.blogspot.com/2009/05/disiplin-kerja-karyawan.html (diakses tanggal 21 agustus 2015)

Sanjaya Eka Iman Dadang. 2009. Pengaruh

Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Keripik Kentang Di Junrejo Batu.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN). Malang.

Juwita Kristi.- Pengaruh Motivasi Kerja

Dan Komunikasi Organisasi

Terhadap Produktivitas Kerja

Melalui Kepuasan Kerja (Studi Pada Karyawan Bagian Pabrikasi PT. PG

Kebon Agung Malang),

skripsi,-Malang.

Ni Kadek Desy Arisanthi, I Gusti Salit Ketut Netra. Pengaruh Komunikasi,

Lingkungan Kerja Fisik Dan Disiplin

Kerja Karyawan Terhadap

Produktivitas Karyawan Pada Pt Pembangunan Daerah Bali Kantor

Pusat. E-Jurnal Manajemen

Gambar

Tabel 4.1.2 uji validitas
Gambar 4.1.5. Uji asumsi Normalitas
Tabel 4.1.6 Uji Regresi
Tabel 4.1.8 uji F

Referensi

Dokumen terkait

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang

2,3 Pada kasus sefalgia et kausa kebocoran cairan otak pasca Bedah Sinus Endoskopi Fungsional ini, telah dilakukan reparasi defek dengan hasil baik. Endoscopic paranasal

Dalam pelaksanaan partai politik dapat digunakan sebagai sarana pendidikan demokrasi karena partai politik sebagai sarana atau wadah bagi masyarakat untuk berkumpul,

Jadi kata santri adalah orang yang sedang belajar pada seseorang (guru). Maka istilah santri sama dengan istilah murid. Kajian teoretis di atas mengandung permasalahan

Metode ini memanfaatkan arus listrik bervoltase kecil yang dihubungkan ke benda yang akan dites, dengan memindahkan secara elektrolisis sejumlah kecil sampel ke kertas

Nilai ini menunjukkan bahwa kombinasi genotipe C111 dengan C120 untuk menghasilkan F1 yang memiliki jumlah buah terbanyak dibanding dengan genotipe hasil kombinasi tetua yang

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah aplikasi Augmented Reality untuk cerita rakyat Malin Kundang pada perangkat bergerak.. Aplikasi terdiri dari

Seperti yang disebutkan, close up digunakan untuk memfokuskan kamera pada wajah atau detil tertentu, maka extreme close up akan memperbesar suatu detil yang tidak mungkin kita