• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TARUSAN

Riche Karnilla 1). Marsis (2. Yetty Morelent (3.

1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

E_mail : richekarnilla17@yahoo.com

Abstract: This research is background this study by problems that occur in class XI SMAN 1 Koto XI Tarusan on aspects of listening. The problem in this research is focused on the ability to identify short story intrinsic element, because the value of this capability is low and under the standart. Contributing faktor is the lack of student motivation and learning monotonousnor is conventional. Threfore, The problem is formulated in this research influence of discovery learning method for ability and motivation intrinsik elements identify short story class XI student SMAN 1 Koto XI Tarusan. The theory used are M. Nazir (2014), Roestiyah (2012), Suprijono (2012) Sardiman (2012), Nurgiyantoro (2010), dan Sugiyono (2006). The research is Quasy Experiment whit a 2x2 factorial design. The population of this study were all students of class XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan many as 215 people. The sample size was 72 people whit purposive random sampling techniques were divided into experimental and control classes. Data collection was conducted trough two instruments, namely nontes (questionnaire) for the motivation to learn and test (essay) for the ability to identify short story intrinsic element. Discussion and analyzing the data is done in accordance whit the descriptive-analytic study concept experiments. Based on the results of the data analysis and discussion can be summarized as follows. First, the ability of to identify short story intrinsic element of the student taught using discovery learning better is compared whit the ability to identify short story intrinsic element of student studying conventionally. Scond, the ability to identify short story intrinsic element of students who have high motivation to learn conventionally. Third, the ability to identify short story intrinsic element of the student who have low motivation to learn whit discovery learning better than the ability to identify short story intrinsic element of the students who have low motivation to learn conventionally. Fourth, there is no interaction between the user of discovery learning and the motivation to learn on the ability to indentify the intrinsic element of the short story.

Key words : short story, motivation to learn, discovery learning.

(2)

maka terdapat empat hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang diajar dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Kedua, kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diajar dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa memiliki motivasi belajar tinggi yang diajar menggunakan metode konvensional. Ketiga, hasil tes kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar dengan metode konvensional. Keempat, tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran diskoveridengan motivasi belajar dalam mempengaruhi kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa SMAN 1 Koto XI Tarusan. Dari hasil penganalisisan tersebut disimpulkan bahwa metode pembelajaran diskoveri dapat digunakan dalam pembelajaran kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.

(3)

PENDAHULUAN

Bahasa adalah salah satu alat

komunikasi. Melalui komunikasi manusia

dapat mengungkapkan pikiran, gagasan,

pendapat, persetujuan, keinginan, dan

menyampaikan informasi tentang suatu

peristiwa. Kemampuan berkomunikasi

akan ditentukan oleh keterampilan

berbahasa. Keterampilan berbahasa

merupakan salah satu unsur penting yang

menentukan kesuksesan seseorang dalam

berkomunikasi.

Tarigan (2008:2), menyatakan bahwa,

keterampilan berbahasa meliputi empat

aspek, yaitu: keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis.

Siswa harus menguasai keempat

keterampilan berbahasa tersebut, karena

keempat keterampilan berbahasa

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan

antara yang satu dengan yang lain. Salah

satu keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai oleh siswa adalah keterampilan

menyimak. Dengan menyimak seseorang

dapat menyerap informasi atau

pengetahuan yang disimaknya. Semakin

baik daya simak seseorang maka akan

semakin baik pula daya serap informasi

atau pengetahuan yang disimaknya.

Berdasarkan observasi dan

pengamatan peneliti di SMA Negeri 1

Koto XI Tarusan, banayak siswa kurang

bersemangat dan kurang termotivasi untuk

belajar bahasa Indonesia, khususnya

dalam memahami karya sastra yaitunya

cerpen. Rendahnya pemahaman terhadap

materi sastra terlihat dari kurangnya

kemampuan siswa dalam mengidentifikasi

unsur intrinsik yang membangun cerpen.

Ini terjadi, karena kurang tepatnya strategi

dan metode pembelajaran yang digunakan

oleh guru dan banyaknya siswa yang

malas membaca.

Salah satu metode yang di anggap

(4)

2

keterampilan menyimak ialah metode

diskoveri. Discovery larning merupakan

suatu model pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pandangan

konstruktivisme. Dimana model ini

menekankan pada pentingnya pemahaman

terhadap suatu konsep dalam

pembelajaran melalui keterlibatan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran.

Siswa yang belajar dengan model

discovery learning akan melalui

serangkaian tahap pembelajaran

penemuan terstruktur sehingga siswa

dapat lebih mengingat, memahami,

menerapkan dan menganalisis materi yang

dipelajari. Hal itu didukung berdasarkan

hasil wawancara dengan beberapa siswa

pada kelas eksperimen bahwa model

discovery learning membuat siswa lebih

mudah memahami pelajaran tersebut. Hal

ini sesuai dengan Wenning (2010) yang

menyatakan bahwa tahap pembelajaran

yang sistematis, akan membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir

secara mandiri daripada pembelajaran

yang hanya mendengarkan atau membaca

saja.

Selain metode pembelajaran, ada

faktor lain yang sangat berpengaruh dalam

proses pembelajaran yaitu motivasi

belajar. Motivasi belajar siswa sangat

penting untuk membentuk generasi kreatif

yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

kepentingan dirinya dan juga orang lain.

Oleh karena itu, guru harus pandai dalam

meningkatkan keinginan siswa dalam

pembelajaran khususnya dalam kegiatan

menyimak. Adapun beberapa fenomena

motivasi siswa di kelas yaitu: (1) Jarang

bertanya bila ada kesulitan dalam

mengerjakan tugas, (2) kurang

memperhatikan saat pembelajaran

berlangsung, (3) ada yang bermain dan

acuh tak acuh saat guru menyampaikan

materi pelajaran, dan (4) rendahnya

tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

Permasalahan ini mengindikasikan bahwa

(5)

rendah akan berpengaruh terhadap hasil

belajar yang akan dicapai, yaitu nilai

siswa umumnya tidak mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang sudah

ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang dan

batasan masalah yang telah dikemukakan

di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut (1) Apakah

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa yang diajarkan

melalui metode pembelajaran diskoveri

lebih baik daripada siswa yang diajarkan

secara konvensional pada siswa Kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan?, (2)

Apakah kemampuan mengidentifikasi

unsur intrinsik cerpen siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi yang

diajarkan menggunakan metode

pembelajaran diskoveri lebih baik

daripada siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi yang diajarkan secara

konvensional?, (3) Apakah kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah yang diajarkan menggunakan

metode pembelajaran diskoveri lebih baik

daripada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah yang diajarkan secara

konvensional?, (4) Apakah terdapat

interaksi antara penggunaan pembelajaran

diskoveri dan motivasi belajar dalam

mempengaruhi kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

siswa kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI

Tarusan.

METODE

Desain penelitian yang digunakan

adalah Factorial Design (factorial design

2x2) yang dikemukakan dalam Sugiyono

(2006:113).

Penelitian ini terdiri atas tiga

variable. . Pertama, variabel bebas adalah

variabel yang menyebabkan perubahan

terhadap variabel terikat. Sebagai variabel

bebas dalam penelitian ini adalah metode

diskoveri. Kedua, variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah kemampuan mengidentifikasi

(6)

4

belajar. Pengumpulan data pada penelitian

ini terdiri atas dua instrument yaitu,

angket dan tes uraian tertulis (essay).

Sistematika penganalisaan data penelitian

ini adalah sebagai berikut. Pertama,

membaca angket dan tes pilihan ganda

yang telah diisi siswa. Kedua,

mengidentifikasi angket apakah ada yang

tidak diisi, jika ada berarti tidak masuk

dalam data penelitian. Ketiga, memeriksa

hasil tes tertulis, yaitu berupa essay.

Keempat, memberi skor terhadap angket

dan tes yang telah dilakukan. Kelima,

mengubah skor menjadi nilai berdasarkan

PAP (Penilaian Acuan Patokan). Untuk

mengubah skor menjadi nilai, rumus yang

digunakan adalah rumus persentase.

Keenam, mengkonversikan kemampuan

menentukan unsur intrinsik dan motivasi

belajar siswa berdasarkan patokan skala

yang digunakan yaitu skala 10. Ketujuh,

menampilkan data dalam bentuk

histogram. Kedelapan, sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan uji persyaratan hipotesis

penelitian sebagai berikut; (1) uji

normalitas data dilakukan untuk

mengetahui normal tidaknya data yang di

peroleh. Untuk menguji normalitas data

digunakan uji Lilliefors, (2) uji

homogenitas data.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh data sebagai berikut.

Hipotesis

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Diskoveri terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen

Hasil penelitian hipotesis pertama

menunjukkan bahwa secara umum metode

pembelajaran diskoveri memberikan

pengaruh yang lebih tinggi terhadap

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa dibandingkan

dengan metode konvensional. Hal ini

disebabkan oleh keterlibatan intelektual

(7)

kegiatan pembelajaran. Keterlibatan

tersebut terjadi pada kegiatan kognitif

dalam pencapaian atau perolehan saat

mengadakan latihan-latihan. Metode

pembelajaran diskoveri ini menetapkan

tanggung jawab belajar pada diri sendiri,

guru tidak berperan secara langsung,

tetapi menjadi salah satu sumber belajar

bagi siswa (Hamalik, 2011:221).Dalam

penggunaan dan penetapan model

diskoveri ini, siswa lebih mampu

mengembangkan dan mengaplikasikan

ilmu yang telah diperoleh dan

menggunakan potensi sumber belajar yang

ada di sekelilingnya. Hal ini disebabkan

bahwa dalam proses belajar, siswa

diharapkan lebih kritis dan kreatif,

sehingga tidak hanya menerima materi

dari guru yang mengajar, tetapi dapat

mencari sumber lain yang dapat

menambah wawasan siswa sehingga

menemukan prinsip dan konsep proses

belajar itu sendiri.

2. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Motivasi Belajar Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Diskoveri dan Metode Konvensional

Hasil pengujian hipotesis kedua,

menunjukkan bahwa kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi yang diajar menggunakan metode

pembelajaran diskoveri lebih baik dari

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa yang motivasi

belajar tinggi yang diajar menggunakan

metode konvensional. Metode

pembelajaran diskoveri dalam

pembelajaran mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa yang mempunyai

motivasi belajar tinggi bertujuan untuk

meningkatkan proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna, menjadikan

terampil dalam menyimak, pembelajaran

yang nyata bagi siswa, dan pembelajaran

yang berakhlak mulia. Sesuai dengan

pendapat Suprijono (2012:129) bahwa

(8)

6

pembelajaran mengidentifikasi cerita

pendek adalah untuk menjadikan siswa

berkarakter dalam merancang,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi

pendekatan proses mengidentifikasi pada

pelajaran menyimak.

Melalui motivasi belajar, siswa

juga dapat melatih keterampilan

menyimak, terutama mengidentifikasi

unsur intrinsik cerpen. Siswa akan

mempunyai wawasan yang mampu

menganalisis topik permasalahan yang

akan ditulis dari berbagai sudut pandang.

Relevan dengan Sardiman (2012:75)

bahwa motivasi belajar adalah tenaga

pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya perilaku seseorang

ke arah suatu tujuan tertentu agar

memiliki kemauan untuk bertindak dalam

belajar.

3. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Motivasi Rendah yang Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran Diskoveri dan Metode Konvensional

Hasil pengujian hipotesis ketiga,

menunjukkan bahwa kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah yang diajar menggunakan

metode pembelajaran diskoveri lebih

baik dari kemampuan mengidentifikasi

unsur intrinsik cerpen siswa yang

berkebiasaan membaca rendah yang

diajar menggunakan metode

konvensional. Sama seperti hipotesis

yang kedua, perbedaan kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

dengan tingkat motivasi belajar yang

tinggi kedua kelas juga ditunjukkan

dengan rata-rata tes yang berbeda.

Hal ini disebabkan oleh pengaruh

perlakuan metode pembelajaran

diskoveri yang ditetapkan pada kelas

eksperimen. Sesuai dengan yang

dijelaskan sebelumnya, walaupun siswa

yang motivasi belajar rendah di kelas

eksperimen ini lebih tinggi nilai

kemampuan mengidentifikasi unsur

(9)

peningkatan motivasi belajar pada kelas

tersebut perlu dilakukan. Untuk

membentuk siswa agar memiliki

motivasi belajar yang efisien memang

diperlukan waktu yang relatif

lama.Selain waktu, faktor keinginan dan

kemauan sangat diperlukan. Faktor

keinginan dan kemauan tersebut juga

harus diperkuat oleh bakat yang timbul

dari dalam maupun luar diri siswa.

4. Interaksi Metode Pembelajaran Diskoveri dengan Motivasi belajar dalam Mempengaruhi Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen

Interaksi merupakan efek

perlakuan model pembelajaran

tertentu terhadap kelompok siswa

yang memiliki motivasi belajar

tertentu. Namun, motivasi belajar

belum tentu sepenuhnya menentukan

keberhasilan dalam kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik

cerpen.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan di peroleh kesimpulan

bahwa:

1. Terdapat pengaruh signifikan

menggunakan metodePembelajaran

diskoveri lebih tinggi daripada siswa

yang diajar menggunakan metode

konvensional terhadap kemampuan

mengidentifikasi unsur intrinsik

cerpen dibuktikan dengan nilai

rata-rata kelas eksperimen 79,64

sedangkan kelas kontrol 71,77, nilai

thitung 3,570> ttabel 1,666 dan

berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis H0 ditolak , jika p<0,05.

Pada taraf nyata 0,05 dan tabel

signifikan 95%.

2. Terdapat pengaruh signifikan

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi yang diajar

dengan menggunakan metode

(10)

8

daripada siswa memiliki motivasi

belajar tinggi yang diajar

menggunakan metode konvensional

dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas

eksperimen 87,00 sedangkan kelas

kontrol 79,88, nilai thitung 4,525> ttabel

1,690 dan berdasarkan kriteria

pengujian hipotesis H0 ditolak , jika

p<0,05. Pada taraf nyata 0,05 dan

tabel signifikan 95%.

3. Terdapat pengaruh signifikan

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah yang diajar

dengan menggunakan metode

Pembelajaran diskoveri lebih tinggi

daripada siswa memiliki motivasi

belajar rendah yang diajar

menggunakan metode konvensional

dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas

eksperimen 79,88 sedangkan kelas

kontrol 63,28, nilai thitung 4,487> ttabel

1,690 dan berdasarkan kriteria

pengujian hipotesis H0 ditolak , jika

p<0,05. Pada taraf nyata 0,05 dan

tabel signifikan 95%.

4. Tidak terdapat pengaruh signifikan

antara metode Pembelajaran diskoveri

dan motivasi belajar siswa terhadap

kemampuan mengidentifikasi unsur

intrinsik cerpen dibuktikan dengan

nilai fhitung 0,679< ftabel3,940 dan

berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis H1 ditolak , jika p<0,05.

Pada taraf nyata 0,05 dan tabel

signifikan 95%.

Catatan: artikel ini ditulis dari Tesis penulis di Pascasarjana Universitas Bung Hatta dengan tim pembimbing Dr. Marsis, M. Pd. Dan Dr. Yetty Morelent, M. Hum.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi XV. Jakarta: Rineka Cipta.

Eni, Arinawati, dkk. 2012.“Pengaruh Model Pembelajaran Diskovery Learning terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Motivasi Belajar”.Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/In dekx.php/pgsdSolo/Article/View/36 34/0”.Fkip.Uns. (diakses tanggal 15 Desember 2017).

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(11)

Putrayasa, I Made. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa”.Jurnal Mimbar PGSD (Vol: 2, Nomor 1, Tahun 2014. Universitas Pendidikan Ganesha. (diakses tanggal 18 Desember 2017).

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi Revisi). Bandung: Angkasa.

Wiwin Wiji Astuty, dkk. 2012. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong, Kabupaten Kendal . http;//journal.unnes.ac.id/sju/indeks. php/eeaj/article/view/540/587 (diakses tanggal 11 desember 2017).

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi petani tentang kredibilitas penyuluh sebagai sumber informasi mengenai pengelolaan hutan rakyat diduga berhubungan dengan karakteristik petani yang meliputi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah model example non- example

Rasisme sendiri adalah keyakinan yang terorganisir mengenai sifat inferioritas dari suatu kelompok sosial, dan karena dikombinasikan dengan kekuasaan, keyakinan ini

Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko yang dapat didiversifikasi (unique risk) dan risiko yang tidak dapat didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik

[r]

Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah pada PT TIRTA SIDATAMA Purwodadi, sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran dan evaluasi prestasi manajer adalah pada

Hasil identifikasi kapang mikroskopis yang diisolasi dari tiga tingkat kematangan gambut yang berbeda di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Kabupaten Kubu Raya