• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Penyakit Menular Influenza IKD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Penyakit Menular Influenza IKD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INFLUENZA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Dasar Dosen Pengampu: dr. Anik Setyo Wahyuningsih,

Disusun Oleh:

Aisatul Maghfiroh (134411046) Ana Latifatun Nihayah (13441104)

Priyastingsih (1344110)

FAKULTAS USHULUDDIN (TP)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

I. PENDAHULUAN

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis,tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis. Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri.

Pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi ini menjadi penting disamping karena penyebarannya sangat luas yaitu melanda bayi, anak-anak dan dewasa, komplikasinya yang membahayakan serta menyebabkan hilangnya hari kerja atau pun hari sekolah, bahkan berakibat kematian (khususnya pneumonia).

II. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian ISPA? b. Apa penyebab ISPA?

c. Bagaimana cara pencegahan ISPA?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

(3)

pernapasan akut yang disebabkan oleh ageninfeksius yang ditularkan dari manusia kemanusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh patogen yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus, paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza.1

ISPA diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu bukan Pnemonia dan Pnemonia.

1. Bukan Pnemonia (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

Saluran pernapasan atas berfungsi menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara. Bersama udara masuk berbagai patogen, yang dapat tersangkut di hidung, faring, laring atau trakea, dan dapat berproliferasi, bila daya tahan tubuh menurun.

Penyakit infeksi saluran pernapasan atas meliputi sinusitis, terjadi apabila kuman-kuman menyebar ke rongga hidung dan menyebabkan suatu peradangan.

Jika tenggorokan terinfeksi dan terasa sakit, sebagaimana lazimnya, secara teknis itu disebut faringitis.

Suatu trakeitis (radang tekak) terjadi apabila penyebaran meluas kebelakang dan ke bawah, sepanjang saluran udara utama yang menuju ke paru-paru. Lebih ke bawah lagi, ini bisa berkembang menjadi bronchitis (radang cabang tenggorokan) jika dinding-dinding cabang tenggorokan itu jadi meradang dan terinfeksi.

Jika sampai mencapai ke jaringan paru-paru maka pneumonitis

atau pneumonia bisa memperburuk keadaan. Kalau kuman-kuman itu sampai menyebar ke selaput tipis dinding paru-paru, maka disebut

pleura, maka terjadilah yang disebut pleuritis.

2. Pneumonia (Infeksi Saluran Pernapasan Bawah)

(4)

Pneumonia didefinisikan sebagai penyakit infeksi saluran bawah, yang meliputi parenkim paru-paru, termasuk alveoli dan struktur pendukungnya. Pneumonia disebabkan oleh virus patogen yang masuk ke dalam tubuh melalui aspirasi, inhalasi atau penyebaran sirkulasi. Pneumonia inhalasi disebabkan melalui droplet batuk dan bersin. Agen penyebabnya biasanya adalah virus.2

Gejala yang timbul pada penderita ISPA antara lain adalah: nyeri dada; pegal, nyeri dan demam; batuk; hidung tersumbat; sakit kerongkongan; radang tenggorokan, dll.

B. Faktor-faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

1. Cuaca dan Musim

Di Negara empat musim, kejadian ISPA cenderung meningkat pada musim dingin, di Negara tropis yang umumnya mempunyai dua musim ISPA 2 atau 3 kali lebih sering terjadi pada musim hujan. 2. Kepadatan Penduduk

David Morley (1973) menekankan, yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya ISPA adalah kepadatan penghuni di dalam atau di luar rumah. Dia mengatakan bahwa meningkatnya kejadian ISPA pada musim-musim tertentu bukan di akibatkan perubahan cuaca atau musim. Di Inggris kejadian infeksi ISPA lebih sering pada anak yang mempunyai saudara dibandingkan dengan yang tidak. Disebut juga puncak kejadian ISPA berhubungan dengan masa masuknya anak sekolah kembali setelah masa libur.

3. Umur dan Jenis Kelamin

Anak berusia dibawah dua tahun mempunyai resiko mendapatkan ISPA lebih besar dari pada anak yang lebih tua. Keadaan ini mungkin karena pada anak di bawah usia dua tahun imunitasnya belum sempurna dan lumen saluran napasnya relative sempit. Kejadian ISPA tidak ada bedanya antara anak laki-laki dan perempuan, sedangkan

(5)

ISPA lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang umurnya kurang dari 6 tahun. (Sinuhaji,2000)

4. Lingkungan

Lingkungan dapat berperan terhadap kejadian ISPA, yaitu dari udara yang tercemar atau polusi.

Selain diatas, menurut Sutrisna (1993), faktor yang menyebabkan ISPA pada balita adalah sosio-ekonomi (pendapatan, perumahan, pendidikan orang tua), status gizi, status imunisasi tingkat pengetahuan ibu dan faktor lingkungan. Sedangkan Depkes (2002) menyebutkan bahwa faktor penyebab ISPA pada balita adalah berat badan bayi rendah (BBLR), status gizi buruk, imunisasi yang tidak lengkap, kepadatan tempat tinggal dan sanitasi fisik rumah seperti ventilasi, pencahayaan, kelembaban yang tidak sesuai dengan syarat rumah sehat.

C. Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Landasan pencegahan dan pengembalian infeksi untuk perawatan pasien ISPA meliputi pengenalan pasien secara dini dan cepat, pelaksanaan tindakan pengendalian infeksi rutin untuk semua pasien, tindakan pencegahan tambahan pada pasien tertentu, dan pembangunan prasarana pencegahan dan pengendalian infeksi bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain :

1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, di antaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.

2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh terhadap penyakit baik.

(6)

4. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu caranya adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.

5. Memproteksi diri terhadap paparan polusi atau pencemaran udara, khususnya pada pengendara sepeda motor, missal dengan menggunakan masker. Sinuhaji (2000) 3

IV. KESIMPULAN

A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan. Ispa melanda bayi, anak-anak, dan dewasa.

B. Faktor-faktor Penyebab ISPA adalah sosio-ekonomi (pendapatan, perumahan, pendidikan orang tua), status gizi, status imunisasi tingkat pengetahuan ibu, faktor lingkungan, dll

C. Cara mencegah ISPA antara lain memberi imunisasi dan gizi lengkap pada anak, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, memperhatikan kondisi rumah, dll

DAFTAR PUSTAKA

Knight, John F. 2009. Jantung Kuat Bernapas Lega. Jawa Barat. Indonesia Publishing House.

World Health Organization. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3 World Health Organization. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini disusun berdasarkan hasil pembuatan alat dengan judul “ Pembuatan Pulp dari Bahan Baku Serat Lidah Mertua (Sansevieria).. dengan Menggunakan

Karena memelihara keyakinan dan kebebasan memeluk suatu agama merupakan hal yang paling mendasar dalam Islam, maka Islam memandang orang yang murtad dari Islam,

Kompetensi Guru Agama adalah kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar, dan sebagai seorang

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah Islam SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru meliputi; bagaiman

The pattern of the Old City established earlier has two city centers, the native city center – with Alun-alun and Kabupaten as the main elements - and the colonial

Administrative staff for providing better service excellence to the

Apabila besarnya LQ = 1, maka pangsa pasar derah tersebut sebanding dengan pangsa daerah yang lebih luas (Provinsi Bengkulu) sehingga tidak bisa dijadikan sektor unggulan. Subsektor

Menurut Muzzani (1999: 86) jika dilihat dari sudut pandang kekuasaan yang berakibat pada penindasan, maka pengaruh hegemoni dapat dibedakan menjadi dua bagian