• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengambilan keputusan dalam keluarga minangkabau (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengambilan keputusan dalam keluarga minangkabau (5)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...1

BAB I PENDAHULUAN ...2

Latar Belakang ...2

Rumusan Masalah ...2

Tujuan ...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

Pengertian Pengambilan Keputusan ...3

Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan ...4

Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ...4

Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi ...5

Pengambilan Keputusan di Sekolah ...6

BAB III PENUTUP ...8

Kesimpulan ...8

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari setiap tindakan manusia sesungguhnya didasari oleh keputusan yang diambil. Mulai dari aktifitas individual hingga aktifitas organisasi. Akan tetapi, karena keputusan-keputusan tersebut telah rutin diambil, maka biasanya seseorang atau kelompok organisasi tidak lagi berlama-lama berfikir untuk menetapkan keputusan tersebut. Seolah-olah setiap tindakan dilakukan begitu saja secara alami tanpa pertimbangan. Padahal sesungguhnya tidaklah sepenuhnya seperti ini.

Bukan perkara mudah untuk mengambil sebuah keputusan. Terutama untuk seorang pemimpin. Keputusan yang diambil haruslah mampu mencakup atau menjadi penghubung berbagai pendapat yang ada di dalam organisasi atau lembaga yang dipimpinnya. Keputusan yang dihasilkan tentu keputusan yang terbaik. Untuk itu diperlukan pertimbangan yang sangat matang.

Dalam organisasi pastilah akan muncul berbagai argumen. Disitulah letak kesulitan saat pengambilan keputusan. Keputusan yang akan diambil tentunya merupakan keputusan terbaik dan juga sudah dipertimbangkan secara matang.

Jadi dibutuhkan beberapa aspek yang bisa memudahkan proses pengambilan keputusan. Itulah yang melatar belakangi penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengambilan keputusan? 2. Apa dasar-dasar pengambilan keputusan?

3. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan? 4. Bagaimana proses-proses pengambilan keputusan?

5. Bagaimana pengambilan keputusan dalam lingkup sekolah? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan. 2. Untuk mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. 4. Untuk mengetahui proses-proses pengambilan keputusan.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah.

Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan seluruh kegiatan organisasi. Meliputi seluruh fungsi manajemen dalam organisasi. Lembaga-lembaga pendidikan juga tidak akan lepas dari proses pengambilan keputusan.

Semakin banyak informasi-informasi yang dikumpulkan dan dianalisis secara rinci, maka semakin banyak pertimbangan yang bisa dipakai sehingga akan menghasilkan keputusan yang baik. Contohnya seseorang yang akan membeli handphone. Ia akan membandingkan antara merek satu dengan merek yang lainnya, membandingkan harganya, membandingkan kualitasnya, serta modelnya. Dan untuk mengambil keputusan mungkin ia akan memerlukan waktu beberapa jam, bahkan beberapa hari sebelum menjatuhkan keputusan.

Sehingga memang pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih, dan sampai pada pengambilan keputusan terbaik dalam organisasi tersebut.

Proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnya meliputi beberapa hal, yaitu pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif-alternatif, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi hasil keputusan.

Kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi yang dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan. Sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil dari proses yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan. Keputusan dibuat berguna untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.

(4)

Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya.

B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan dalam mengimplementasikan fungsi dasar manajemen. Seorang pemimpin tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, dan controling), tanpa pengambilan keputusan.

Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :

a. Intuisi

Intuisi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan. Sehingga sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan.

b. Rasional

Rasional ialah pengambilan keputusan yang bersifat obyektif, logis,

transparan, dan konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. c. Fakta

Pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta ialah didasarkan pada kenyataan objektif yang terjadi sehingga keputusan yang diambil dapat lebih sehat, solid, dan baik.

d. Wewenang

Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.

e. Pengalaman

Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang manajer. C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ialah sebagai berikut : a. Kedudukan

Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi / kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal letak posisi. Dalam hal ini apakah sebagai pembuat keputusan, penetu keputusan, atau staf.

b. Masalah

Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk

tercapainya tujuan yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan, atau dikehendaki dan harus diselesaikan.

c. Situasi

Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita, beserta apa yang hendak kita perbuat.

d. Kondisi

Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.

(5)

Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan merupakan tujuan antara subyektif atau obyektif.

D. Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Dalam arti mendasar sebenarnya pengambilan keputusan sudah mengandung arti adanya pemecahan masalah. Setiap keputusan digunakan untuk memecahkan ataupun mengurangi masalah dalam sebuah organisasi. Dalam pemecahan masalah ada beberapa langkah maupun proses pengambilan keputusan dalam organisasi, yaitu :

a. Mengidentifikasi masalah

Masalah-masalah dalam organisasi biasanya cukup banyak, terkadang bercampur dengan berbagai masalah lain sehingga terlihat sulit dan seolah-olah tidak dapat terselesaikan. Untuk berbagai masalah yang muncul, perlu adanya uraian masalah sehingga jelas masalah-masalah yang akan dikaji dan jelas batas-batasnya. b. Merumuskan Masalah

Seorang pemimpin harus tanggap dan sensitif terhadap maslah yang muncul dalam organisasinya. Langkah ini merupakan yang paling kritis dalam pengambilan keputusan karena jelas atau tidaknya rumusan masalah akan mempengaruhi

pemahaman anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. c. Menentukan Alternatif

Untuk langkah ini perlu diingat faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dan hal yang berkenaan dengan hadirnya masalah yang akan dipecahkan. Dari beberapa alternatif yang ada, harus dipilih satu alternatif yang paling tepat untuk dijadikan keputusan. Pemilihan alternatif harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang.

d. Mengidentifikasi Konsekuensi dari Pengambilan Keputusan Setiap Alternatif

Antisipatif terhadap akibat dari pemilihan alternatif ini barangkali merupakan aspek yang paling menyulitkan dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Setiap langkah pengambilan keputusan tentu mrngandung akibat. Misalnya seorang kepala sekolah harus mempertimbangkan hasil keputusan yang akan diambil, dengan mengambil keputusan pengadaan peralatan-peralatan sekolah untuk keperluan sekolah. Apakah dengan peralatan-peralatan tersebut nantinya bisa mendukungkesuksesan belajar yang maksimal atau tidak. e. Memilih Alternatif Yang Baik

Apabila sudah dipertimbangkan mengenai antisipasi terhadap akibat yang mungkin timbul disebabkan karena pengambilan alternatif yang diajukan, seorang pemimpin organisasi sebaiknya selalu membuat pertimbangan untuk dijadikan sebagai pemecah masalah. Bila orang yang menentukan pilihan ini tidak sendirian dan jumlah alternatif yang diajukan banyak dan memusingkan, maka dalam hal ini harus diadakanpenentuan berdasarkan skala prioritas sebuah lembaga atau organisasi. f. Evaluasi

(6)

dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, maka sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya.

E. Pengambilan Keputusan Di Sekolah

Dilihat dari fungsi kepala sekolah sebagai manajer atau pemimpin sekolah, maka salah satu fungsi yang harus dilakukan adalah sebagai pengambil keputusan. Dalam kaitannya dengan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki pandangan tertentu dalam memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa model gaya pengambilan keputusan yang biasa diterapkan oleh seorang pemimpin yang juga biasa diterapkan oleh seorang kepala sekolah dalam lingkungan sekolah, yakni :

a. Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada bawahannya. Model ini terlihat bahwa otoritas yang dipergunakan atasan terlalu dominan, sedangkan daerah kebebasan bawahan sempit sekali.

b. Pemimpin menjual keputusan. Pada gaya ini pemimpin masih dominan. Bawahan belum banyak dilibatkan.

c. Pemimpin menyampaikan ide-ide dan mengundang pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah menunjukkan kemajuan. Otoritas mulai berkurang dan bawahan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan mulai dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

d. Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat dirubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pengambilan keputusan. Otoritas pelan-pelan mulai berkurang.

e. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan mengambil keputusan. Pada gaya ini otoritas yang dipergunakan sedikit. Sedangkan kebebasan bawahan dalam berpartisipasi mengambil keputusan sudah lebih banyak dipergunakan. Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan meminta kelompok bawahan untuk mengambil keputusan. Partisipasi bawahan sudah lebih dominan.

f. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pemimpin.

Dalam menganalisis hubungan antara pemimpin dan bawahan didasarkan pada gaya kepemimpinan menurut teori Hersey-Blanchard ada empat gaya , yakni :

a. Gaya memberitahukan (G 1)

Perilaku pemimpin yang tinggi dalam pengarahan akan tetapi rendah

dukungan dari bawahan. Pola yang muncul adalah instruksi. Pemimpin dalam pola ini masih dominan, sedangkan bawahan partisipasinya sangat minim. Pengambilan keputusan sepenuhnya berada pada pemimpin.

b. Gaya ”menjual” (G 2)

Perilaku pemimpin yang tinggi dalam pengarahan dan dukungan yang tinggi dari bawahan. Pola yang muncul adalah konsultasi. Dalam pola ini peranan pemimpin masih besar, tetapi sudah memberikan dan mendorong partisipasi dari bawahan. Akan tetapi pengambilan keputusan tetap masih berada pada pemimpin.

(7)

Perilaku pemimpin yang tinggi dalam dukungan akan tetapi rendah dalam pengarahan. Pola yang muncul dalam pengambilan keputusan adalah partisipasi karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang secara bergantian. Dalam pola ini pemimpin dan bawahan saling tukar menukar ide. Komunikasi dua arah dimungkinkan, peran pemimpin adalah aktif mendengar. Tanggung-jawab pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagian besar berada pada pihak bawahan.

d. Gaya pendelegasian (G 4)

Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan. Pola yang muncul adalah delegasi. Pemecahan masalah diserahkan sepenuhnya kepada

bawahan. Peran bawahan sangat dominan akan tetapi mereka kurang atau bahkan tidak mendapat pengarahan dari pemimpin.

Sehubungan dengan peran guru dalam pengambilan keputusan di sekolah ada dua konsep yang perlu dikaji, yakni persepsi dan aspirasi.

Persepsi merupakan proses yang digunakan individu dalam mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Dalam konteks teori ini peran serta para guru adalah bagaimana mereka mempersepsikan pandangan, penghayatan, perasaan mereka sebagai sesuatu yang bermakna dan dapat disumbangkan bagi kemajuan pembelajaran dan sekolah.

Konsep kedua adalah aspirasi. Aspirasi dalam bahasa Inggris aspiration yang berarti cita-cita, keinginan. Jadi aspirasi guru dan staf adalah keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh para guru dan staf sekolah untuk dipenuhi guna peningkatan kesejahteraan kerja dalam rangka mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di sekolah.

Aspirasi guru dan staf sekolah pada umumnya ada yang tinggi dan ada yang rendah. Ada faktor-faktor yang menimbulkan tinggi rendahnya tingkat aspirasi. Faktor yang menyebabkan aspirasi tinggi adalah : (1) pengalaman sukses, (2) tugas-tugas yang sukar menuntut kerja keras, (3) merasa terkontrol oleh diri sendiri, (4) tugas-tugas yang relevan dengan kebutuhan akademis maupun jabatan yang diharapkan, (5) infromasi yang berguna, (6) kelompok orang yang

homogen, (7) tujuan yang realistik untuk dicapai.

Sedangkan faktor yang menyebabkan aspirasi rendah adalah : (1) pengalaman gagal, (2) tugas-tugas yang mudah sehingga dengan usaha yang sedikit dapat menyelesaikannya, (3) tergantung oleh kontrol orang lain, (4) tugas-tugas yang dirasakan relevan dengan kebutuhan akademik maupun jabatan yang diharapkan, (5) informasi dirasakan tidak berguna, (6) kelompok yang heterogen, (7) tujuan yang tidak realistik.

Ada tiga tingkatan pengambilan keputusan dalam lingkup sekolah di mana para guru dapat berpartisipasi, yakni ; (1) pengambilan keputusan oleh guru sebagai individu, (2)

(8)

PENUTUP

Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu mengambil keputusan.

Keputusan merupakan hasil akhir yang dihasilkan dari proses diskusi secara matang oleh pemimpin dengan bawahannya ataupun koleganya. Setiap keputusan yang baik maka akan memberi dampak yang baik pula ke depannya.

Proses pengambilan harus dilakukan secara rinci dan bertahap agar mendapatkan opsi yang tepat. Diawali dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan perumusan masalah. Setiap masalah dikumpulkan untuk dicari beberapa alternatif kemudian dipilih alternatif terbaik dan kemudian dihasilkan keputusan yang baik.

Seorang pemimpin dituntut untuk bisa membuat keputusan-keputusan yang seadil-adilnya. Demikian halnya dengan kepala sekolah yang merupakan pemimpin di dalam lingkup sekolah. Seorang kepala sekolah dituntut untuk membuat kebijakan yang tepat demi kelancaran proses belajar di sekolah, ataupun demi kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Untuk itu seorang kepala sekolah haruslah orang yang benar-benar mumpuni.

Seorang kepala sekolah harus mampu merangkul setiap elemen yang ada di sekolah untuk diajak bekerja sama untuk mendapatkan kebujakan yang tepat di sekolah. Setiap warga sekolah, baik guru, staf TU, ataupun siswa diberikan hak yang sama oleh kepala sekolah dalam hal penyampaian aspirasi. Saat itulah seorang kepala sekolah yang kompetitif mampu mengumpulkan setiap aspirasi yang masuk dari warga sekolah lalu kemudian menyaringnya dan menghasilkan keputusan terbaik demi kemaslahatan warga sekolah.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Siagian, S.P., 1993, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung.

http://daqoiqul.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-pengambilan-keputusan.html

http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/

http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi

Referensi

Dokumen terkait

definisi diatas adalah trafficking. b) Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,

Kesepian dan depresi yang melanda mereka ini umumnya disebabkan karena hidup sendirian atau karena kurangnya ikatan keluarga dekat dan adanya pengurangan hubungan dengan budaya

Pengajaran terbimbing dilaksanakan pada tanggal 1 September - 20 Oktober 2012 merupakan kegiatan pengajaran praktikan dengan bimbingan guru pamong, dalam artian

Adalah garam yang terbentuk dari basa kuat dengan asam lemah. Garam ini bersifat basa dan mempunyai pH

arsitektur perilaku adalah sebuah fasilitas bagi anak-anak usia 0-12 tahun pada khususnya dengan menerapkan konsep edutainment yakni bermain sambil belajar ( fun learning ) yang

Komplikasi malaria disebabkan umumnya disebabkan oleh malaria falcifarum dan sering di sebut pernicious manifestation, sering terjadi mendadak tanpa gejala gejala sebelumnya

penitikberatan pada kesopanan yang kaku dan penyembunyian perasaan serta penghindaran diri dari rangsangan luar yang kuat; pementingan batin; pandangan mengenai agama

Hasil ini pengukuran untuk tiap zona didapatkan bahwa wilayah Utara Surakarta untuk kedudukan muka airtanah dalamnya lebih jauh dari permukaan tanah atau lebih dalam dibanding 3