LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 3 AGREGAT PLANNING
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Muhammad Reno Raines Surakusuma 2013.2.20831
AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN MANAJEMEN PRODUKSI
BAB I PENDAHULUAN
Pada pembelajaran praktikum kali ini , kami mempelajari materi perencanaan agregat. Dalam suatu perusahaan produksi , perencanaan agregat merupakan suatu hal yang penting karena disini menyangkut biaya sehingga proses produksi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk dapat melakukan perencanaan agregat , langkah pertama yaitu melakukan peramalan terhadap permintaan data peridode sebelumnya sehingga kita dapat mengetahui rencana kita kedepannya. Untuk itu pemilihan cara peramalan juga menentukan berjalannya kegiatan perencanaa agregat ini.
1.1 Tujuan Praktikum
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agregat Planing
Pada umumnya, perusahaan menghadapi permintaan yang berubah-ubah/tidak tetap. Pola permintaan yang tidak tetap ini mengakibatkan beban kerja yang tidak tetap pula, misalnya kebutuhan tenaga kerja pada setiap periode dalam suatu jangka waktu tertentu bisa tidak sama. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan perencanaan dengan mengatur tingkat persediaan, produksi, penggunaan tenaga kerja, kapasitas produksi yang dipakai, atau variabel lain.
Terdapat tujuh strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu melakukan variasi tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan variasi jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan, dan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi.
Tetapi pada laporan kali ini , metode yang digunakan hanya menggunakan dengan tiga strategi yaitu , tingkat variasi tingkat persediaan , melakukan variasi tenaga kerja , dan melakukan variasi subkontrak.
2.1.1 Tingkat Variasi Persediaan
Pada strategi ini jumlah karyawan dan waktu kerja dipertahankan tetap sehingga rata-rata tingkat produksi akan tetap. Kelebihan produksi yang terjadi pada periode permintaan rendah disimpan sebagai persediaan yang nantinya digunakan untuk
menutupi kekurangan produksi pada waktu terjadi permintaan yang lebih tinggi dari tingkat produksi
tidakadanya persediaan membawa pengaruh kepada ketidakpuasan pelanggan, bahkan beralihnya pelanggan kepada pihak pesaing.
2.1.2 Tingkat Variasi Tenaga Kerja
Lembur biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar karena upah lembur lebih besar daripada upah pada waktu reguler. Selain itu, terlalu banyak lembur dapat
menurunkan produktivitas dan menambah biaya overhead. Undertime di sini bisa dalam bentuk seluruh atau sebagian karyawan bekerja dalam tingkat kecepatan yang lebih lambat tetapi dengan upah yang tetap (reguler), yang tentunya menimbulkan biaya tinggi, atau dengan melalui penggunaan jumlah hari/jam kerja yang lebih pendek yang dikaitkan dengan pengurangan jumlah upah. Apabila tingkat kecepatan kerja dan jumlah jam kerja
dipertahankan tetap, untuk mengisi kekosongan jam kerja karyawan dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan mesin dan peralatan, kebersihan atau pekerjaan lain yang bermanfaat.
2.1.3 Subkontrak
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Data Peramalan
Setelah kita melakukan peramalan maka kita dapat hasil dari data yang sudah ada untuk menjadi acuan produksi untuk periode selanjutnya. Maka data yang di ketahui untuk mengolah agregat planning ini sebagai berikut :
DATA YANG DIKETAHUI
Biaya Tenaga Kerja (per orang/ hari) Rp25,500
Biaya Penyimpanan persediaan ( Per unit / bulan) Rp1,150
biaya marginal sub kontrak (per unit) Rp5,375
Biaya Penambahan TK ( per orang ) Rp63,000
Biaya Pengurangan Tk ( per orang) Rp115,000
Jam Kerja per hari 8 jam
Rata rata Produksi per unit 2 jam - orang
Persediaan awal 0
Jumlah TK pada awal dan Akhir periode 20
1300 1350 1400 1450 1500 1550 1600 1650
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Grafik Peramalan
Series1 Series2
3.2 Grafik Peramalan
3.3 Pengolahan Alternatif 1
periode
prakiraan
permintaan Σ hari kerja
Σ
*ket : untuk data yang diketahui dapat dilihat pada halaman sebelumnya
Σ permintaan selama 24 bulan 37162
Σ hari kerja 491
Σ yang harus di produksi 75.686354 76
produksi 1 unit barang diperlukan 2 jam. Maka 1 hari perorang dapat 4 unit produksi barang
untuk menghasilkan 76 unit / hari diperlukan tenaga kerja sebanyak 76 / 4 = 19 orang tenaga kerja
biaya yang timbul
biaya tenaga kerja Rp237,889,500
biaya persediaan Rp6,633,200
3.4 Pengolahan Alternatif 2
*ket : untuk data yang diketahui dapat dilihat pada halaman sebelumnya
biaya yang timbul
biaya tenaga kerja Rp245,182,500
biaya penambahan tenaga kerja Rp1,008,000
biaya pengurangan tenaga kerja Rp1,725,000
3.5 Pengolahan Alternatif 3
periode
prakiraan
permintaan Σ hari kerja
Σ
Produksi persediaan subkontrak
1 1505 20 1520 15
*ket : untuk data yang diketahui dapat dilihat pada halaman sebelumnya
biaya yang timbul
biaya tenaga kerja Rp200,328,000
biaya persediaan Rp1,120,100
biaya subkontrak Rp4,407,500
biaya (+) dan (-) TK Rp178,000
3.6 Diagram Total Biaya untuk 3 Alternatif
Rp244,522,700
Rp247,915,500 Rp206,033,600
DIAGRAM TOTAL BIAYA UNTUK 3 ALTERNATIF
BAB IV ANALISIS 4.1 Analsis Alternatif 1
Pada alternatif satu ini berasumsi bahwa jumlah perkerja itu tetap dari awal periode hingga akhir periode , dan jumlah produksi yang lebih dari prakiraan produksi maka sisa tersebut akan otomatis masuk pada data perubahan persediaan. Dan hal ini berlaku
akumulasi pada periode selanjutnya. Tapi pada data tersebut terlihat bahwa di periode ke 3, 6 , 9 , 10 , 11 , 14, 15 , 19 , 20 , 21 , 23 , dan 24 terlihat bahwa ada kekurangan untuk
mencapai prakiraan produksi. Maka untuk memenuhi kekurangan tersebut diambil dari akumulasi persediaan yang telah disimpan. Pada periode 3 terlihat bahwa permintaan tetap tidak terpenuhi karena jumlah yang di produksi dan barang yang di simpan pun tidak
memenuhi permintaan. Maka hal tersebut akan di penuhi oleh jumlah produksi di peridode selanjutnya. Dan disini perlu di ingat bahwa semakin banyak menyimpan persediaan maka jumlah ongkos yang dikeluarkan secara keseluruhan menjadi lebih makal karena barang yang di simpan itu memerlukan biaya. Untuk biaya yang timbul pada metode persediaan ini nilainya Rp. 244.522.700 ,-
4.2 Analsis Alternatif 2
Pada metode kedua ini jumlah barang yang di produksi di sesuaikan dengan tenaga kerja yang diperlukan. Contohnya dalam periode satu itu untuk memenuhi permintaan produksi , tenaga kerja yang di gunakan hanya 19 orang , jadi apabila pada periode
4.3 Analsis Alternatif 3
Pada metode subkontrak ini permintaan yang di ramalkan akan di bantu oleh pihak lain (subkontrak) apabila jumlah produksi tidak mencapai permintaan yang sudah
diramalkan. Jadi pada intinya subkontrak itu membantu memenuhi jumlah produksi yang sudah di tetapkan. Seperti terlihat pada data di periode 3 , 6 , 9 , 10, 11, 14, 15, 19, 20, 23, dan 24. Pada periode tersebut jumlah yang di produksi oleh perusahaan tidak mencapai data yang telah di ramalkan. Sehingga pada periode tersebut perusahaan harus menjalin kerja sama (subkontrak) dengan pihak lain. Biaya total pada metode ini senilai Rp. 206.033.600,-
4.4 Analsis Alternatif Terbaik
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil analisa pembuatan alternative yang baik diantara metode variasi persediaan , metode variasi tenaga kerja , dan metode subkontrak ini mempunyai kelemahan dan kelebihan masing masing. Dan semua ini bisa diterapkan pada berbagai perusahaan karena tidak semua perusahaan memiliki karakteristik permasalahan yang sama. Sehingga pada perencanaan agregat ini perusahaan harus bisa memilih metode yang terbaik yang bisa diterapkan sesuai situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Metode perencanaan agregat ini sangat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan agar perusahaan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.