Pertanian yang Membutuhkan Perhatian
O l e h A R I M U G S I T H Oertanian erat kaitannya dengan negara Indonesia, karena pada dasarnya Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu dari beberapa negara agraris di dunia. Iklim tropis dan lahan yang luas telah tersedia dengan baik. Tapi mengapa sebagian besar bahan pangan kita harus meng-impornya dari negara lain?.
P
Dilansir oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Departemen Pertanian RI, pada tahun 2013 dalam kurun waktu Januari hingga Agustus impor bahan pangan Indonesia telah mencapai nilai total US$ 6,16 miliar dengan volume sebesar 12,25 miliar kg. Setiap bulan Indonesia harus mengimpor 29 bahan pangan dari negara-negara lain, dan pada peringkat pertama adalah beras kemudian disusul oleh jagung pada peringkat kedua serta kedelai pada peringkat ketiga, bahkan hingga garam pun indonesia harus meng-impornya. Sungguh ironi untuk kita renungi, apakah masih pantas negeri ini disebut negara agraris, apakah masih pantas juga negeri ini disebut negara maritim. Siapa yang harus bertanggung jawab dalam semua ini, dan siapa yang harus disalahkan atas semua ini.
Peran dan perhatian lebih pemerintah memang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi saat ini. Bukan hanya sebatas wacana atau retorika para pemegang kepentingan dan kekuasaan di pemerintahan, aksi nyata juga dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah ini. Pada dasarnya Indonesia sangat memiliki potensi dalam pengembangan di sektor pertanian, baik itu horltikultura, perkebunan dan peternakan, dengan iklim yang tropis dan lahan yang luas, seharusnya Indonesia mampu untuk setidaknya memenuhi kebutuhan bahan pangan dalam negeri tanpa harus meng-impornya dari negara lain dan malah seharusnya mampu untuk meng-ekspornya ke negara-negara lain.
Berdasarkan data Kadin, luas lahan pertanian di Indonesia hanya mencapai 7,75 juta hektar dengan populasi 240 juta orang. Angka tersebut hanya 1/4 dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta hektar dengan populasi 61 juta orang. Program pemerintah dalam pembangunan dan pembukaan lahan baru untuk pertanian yang berjalan lamban dan sulit diwujudkan, membuat pasokan kebutuhan pangan dalam negeri sulit terpenuhi karena terbatasnya lahan pertanian yang dimiliki.
ARI MUGSITHO