• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Respon Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Respon Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia sebagai pelengkap makanan pokok. Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, di Indonesia telah dikembangkan agribisnis tanaman hortikultura dimana keadaan alam dan iklim di Indonesia sangat mendukung untuk dikembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura (Sunarjono, 2004).

Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu masakan. Bawang merah kerap kali menjadi bumbu wajib pada masakan karena bawang merah menjadi semacam penguat rasa bagi masakan. Selain itu, bawang merah adalah makanan padat nutrisi yang berarti rendah kalori dan tinggi nutrisi bermanfaat sebagai vitamin, mineral dan antioksidan (Balitbang Pertanian, 2005).

(2)

masyarakat. Sehingga permintaan masyarakat terhadap bawang merah semakin hari semakin meningkat (Wibowo, 2001).

Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Penelitian Sumatera Utara, jumlah impor bawang merah yang masuk ke Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Impor bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2010 sampai tahun 2014 dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Impor Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 - 2014

Tahun Berat Bersih Persentase Nilai Impor

(Kg) (%) (US $)

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2015

(3)

Penawaran bawang merah pada umumnya dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan, areal panen serta harga bawang merah itu sendiri dan ketiganya mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila harga bawang merah naik maka petani akan beramai-ramai menanam bawang merah dan memperluas areal tanam dengan harapan harga akan terus mengalami peningkatan, sehingga pada musim tanam tersebut produksi mengalami peningkatan.

Peningkatan harga, luas areal panen dan jumlah produksi bawang merah ini menyebabkan penawaran akan bawang merah juga meningkat. Gambaran Luas Panen, Produksi, Produktivitas bawang merah di Sumatera Utara dapat di lihat

Persentase Produksi Persentase Produktivitas

(Ha) (%) (Ton) (%) (Ton/Ha)

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2014

(4)

14.156 ton dan luas panen 1.581 ha, sedangkan pada tahun 2013 produktivitas tanaman bawang merah adalah 7,9 ton/ha dengan produksi 8.305 ton dan luas panen 1.048 ha. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan produktivitas tanaman bawang merah di setiap tahunnya.

Kebutuhan atau konsumsi bawang merah di Sumatera Utara terus berfluktuasi dan produksi bawang merah masih belum mampu memenuhi konsumsi bawang merah di Sumatera Utara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, konsumsi bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2007 – 2011 dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011

Tahun Jumlah

Jumlah 65.066.084 14,73 192.139 57.593

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2011

(5)

merah, artinya produksi bawang merah di Sumatera Utara belum mampu memenuhi konsumsi bawang merah di Sumatera Utara.

Peningkatan produksi yang lambat sementara konsumsi terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan menjadikan ketersediaan bawang merah untuk keperluan rumah tangga dan industri makanan seringkali kurang dari kebutuhan belum lagi sering menipisnya pasokan bawang merah menambah masalah dan hal ini mendorong naiknya harga komoditas tersebut.

Sebagai tanaman musiman, puncak produksi bawang merah terjadi pada bulan-bulan tertentu, sementara konsumsi bawang merah hampir digunakan setiap hari dan bahkan pada hari-hari besar keagamaan permintaannya cenderung melonjak. Adanya perbedaan pola produksi dan permintaan menyebabkan terjadinya gejolak harga pada waktu tertentu, berupa lonjakan kenaikan harga pada saat permintaan lebih tinggi dari pasokan, atau harga merosot pada saat pasokan lebih tinggi dari permintaan (Bappenas, 2014).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, data harga produsen bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2011 – 2013 dapat di lihat pada Tabel 4.

(6)

Tabel 4. Harga Produsen Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2011 - 2013

Tahun Harga Selisih Harga Pertumbuhan

(Rp/Kg) (Rp/Kg) (%)

2011 15.232 0 0,00

2012 13.928 -1.304 -8,56

2013 29.051 15.123 108,58

Jumlah 58.211 13.819 100,02

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2013

Dengan semakin meningkatnya harga bawang merah maka akan meningkatkan jumlah bawang merah yang ditawarkan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi petani untuk meningkatkan produksi bawang merah tersebut. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan pendapatan petani bawang merah.

Saat ini yang menjadi permasalahan adalah apakah dengan meningkatnya harga bawang merah akan meningkatkan luas areal panen bawang merah itu sendiri? Kemudian apakah dengan terjadinya perubahan harga input dan perubahan harga komoditi substitusi dari bawang merah akan meningkatkan luas areal panen sehingga produksi bawang merah meningkat? Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian analisis respon penawaran bawang merah di Sumatera Utara.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran bawang merah di Sumatera Utara ?

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran bawang merah di Sumatera Utara.

2. Mengetahui elastisitas penawaran bawang merah di Sumatera Utara.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi petani bawang merah, pemerintah maupun instansi lainnya, dalam merumuskan dan mengambil kebijakan untuk mengembangkan jumlah produksi komoditas bawang merah.

2. Sebagai bahan tambahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Gambar

Tabel 1. Impor Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 - 2014
Tabel 2. Luas Panen, Produksi, Produktivitas Bawang Merah Di Sumatera Utara Tahun 2010 - 2014
Tabel 3. Konsumsi Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011
Tabel 4. Harga Produsen Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2011 - 2013

Referensi

Dokumen terkait

Dana untuk merealisasikan ekspansi tersebut dari alokasi belanja modal perseroan tahun 2018 yang sebesar Rp 3,5 triliun.. Saat ini perseroan telah memiliki 1.000 gerai apotek

Keempat , konsep kemandirian pengaturan perbankan nasional di era global dalam hal permodalan disesuaikan dengan kebutuhan segmen usaha masing-masing Bank dan pengawasan

Tanpa pengawasan dan juga pemberian snaksi tegas dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai, maka

Adapun fungsi hukum terhadap moral terdiri dari fungsi mentransformasikan kaidah-kaidah moral yang bersifat individual menjadi kaidah hukum yang bersifat sosial dengan dukungan

Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Pada Pemerintah aerah Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas

Bahwa pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan dengan dokter atau dokter gigi sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan masuk dalam kondisi di mana terjadi perselisihan

pengamatana gambar. Pertanyaan diarahkan pada hal-hal yang substantif terkait dengan tujuan pembelajaran. Contoh: Apa upaya yang dilakukan Indonesia dalam menjalin

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena beberapa alsan, yaitu. Yang pertama Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, maksudnya adalah anak begitu lahir ke