• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802013133 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802013133 Full text"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL

DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA

DI SMK N 1 SAMBIREJO

OLEH AYU MARIA SARI

80 2013 133

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ayu Maria Sari

Nim : 80 2013 133

Program Studi : Piskologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA DI SMK N 1 SAMBIREJO

Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan mengalih media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 13 Desember 2016 Yang menyatakan,

Ayu Maria Sari

Mengetahui, Pembimbing Utama

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan ini :

Nama : Ayu Maria Sari

Nim : 802013133

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA DI SMK N 1 SAMBIREJO

Yang dibimbing oleh:

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkai kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 13 Desember 2016 Yang memberi pernyataan

(7)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA DI SMK N 1 SAMBIREJO

Oleh Ayu Maria Sari

802013133

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui Pada Tanggal : 4 Januari 2017

Oleh:

Pembimbing Utama

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.S Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(8)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL

DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA

DI SMK N 1 SAMBIREJO

Ayu Maria Sari

Krismi D. Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(9)

i Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang menghubungkan dua variabel, yaitu antara variabel dependen (Y) motivasi belajar dengan variabel independen (X) penggunaan jejaring sosial. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan partisipan penelitian berjumlah 89 paritisipan dengan kriteria bahwa mereka adalah pengguna situs jejaring sosial. Variabel penggunaan jejaring sosial diukur dengan menggunakan skala penggunaan internet dari LaRose, Lai, Lange, Love dan Wu (dalam Ellison, Steinfeld & Lampe, 2007) terdiri dari 5 pertanyaan dan 11 item. Sementara variabel motivasi belajar menggunakan skala yang dibuat dari teori hierarki kebutuhan Maslow yang terdiri dari 44 item. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment dan diperoleh hasil r = (-) 0.179 (r>0) dengan signifikansi 0.047 (p<0.05). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar di SMK N 1 Sambirejo.

(10)

ii Abstract

This study aimed to determine the relationship between the use of social networking

with learning motivation a teenager. This study uses a quantitative approach, while the

type of research used in this study is the correlation that links the two varia bles, namely

between the dependent variable (Y) learning motivation with the independent variable

(X) the use of social networking. The number of population was 810 students. The

sample, consisting of 89 students, was taken by using random sampling

paritisipan technique with the criteria that they are users of social networking sites.

Variable use of social networking is measured using a scale of internet usage from

LaRose, Lai, Lange, Love and Wu (in Ellison, Steinfeld & Lampe, 2007) consists of five

questions and 11 item. While learning motivation variables using a scale made of the

theory of Maslow's hierarchy of needs which consisted of 44 item. Analysis of the data

by using the technique of Pearson Product Moment correlation analysis and the results

r = (-) 0179 (r> 0) with a significance of 0.047 (P < 0.05). The results showed a

significant negative correlation between the use of social networking with learning

motivation at SMK N 1 Sambirejo.

(11)

1

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang didalamnya terdapat perubahan fisik maupun psikis. Masa remaja adalah usia sekolah dimana mereka memiliki kebutuhan untuk berprestasi yaitu salah satu motif yang berperan penting pada remaja (Wenar & Kering dalam Ashadi, 2007). Untuk meraih prestasi remaja harus belajar dengan sungguh-sungguh. Belajar merupakan kebutuhan dasar setiap pelajar untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam hidupnya sebagai learning experience agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi belajar itu sangat penting dalam menunjang pencapaian prestasi siswa. Motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus-menerus, dengan tujuan agar siswa memiliki prestasi belajar yang baik dan optimal. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, begitupun sebaliknya.

(12)

2

siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, ternyata masih memperoleh hasil belajar yang rendah. Dari hasil penelitian ini ternyata pengaruh dari movitasi terhadap hasil belajar sekitar 37,9 %. Artinya ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa (sebesar 62,1%). Mungkin faktor lain tersebut berasal dari ekternal siswa seperti lingkungan, sarana dan prasarana, faktor guru, dan sebagainya.

Motivasi adalah kebutuhan-kebutuhan yang mampu membangkitkan dan mengarahkan seseorang untuk berperilaku (Maslow dalam Widyastuti, 2010). Menurut Santrock (2008) motivasi belajar adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk melibatkan fisik, psikis, dan lingkungan untuk mencapai adanya perubahan yang bersifat progresif (maju) dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Selain itu Alderfer (dalam Nashar, 2004) juga menambahkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, (1) motivasi ekstrinsik yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain, motivasi ekstrinsik ini dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman, (2) motivasi intrinsik yaitu motivasi yang didasarkan pada faktor-faktor internal seperti determinasi-diri, rasa ingin tahu, tantangan dan usaha (Santrock, 2007).

(13)

3

keluarga, kesahatan dan sebagainya), kebutuhan pengakuan dan kasih sayang (diterima dan memiliki teman, keluarga dan pasangan), kebutuhan penghargaan (seperti memiliki harga diri, percaya diri, dihargai dan menghargai satu sama lain), kebutuhan kognitif (untuk mengetahui, memahami dan mengembangkan pengetahuan), kebutuhan estetika (kerapian, keseimbangan, dan keindahan dalam mengerjakan sesuatu), dan kebutuhan aktualisasi diri (keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi). Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini adalah bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi.

(14)

4

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa guru di SMK N 1 Sambirejo, pada tanggal 30 September 2016 menyatakan bahwa, siswa- siswi di sana tidak semua memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dilihat dari hasil nilai ulangan yang di peroleh. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi ini didominasi oleh siswa yang pendiam dan kurang bergaul dengan teman yang lainnya. Sementara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memiliki nilai ulangan yang rendah pula. Selain itu terdapat perilaku-perilaku siswa yang menyimpang ditemukan oleh pihak sekolah antara lain, merokok dikamar mandi sekolah, membolos, membawa handphone kedalam kelas, membawa kondom dalam tas dan sebagainya. Dari perilaku-perilaku siswa ini dapat dilihat bahwa mereka memiliki motivasi yang berbeda-beda padahal tujuannya sama yaitu berangkat ke sekolah.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) faktor atau unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam mendidik atau mengajari siswa. Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, seperti lingkungan budaya siswa yang mengalami perubahan dinamis salah satunya berupa media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah, internet) dapat semakin mudah menjangkau siswa serta mempengaruhi motivasi belajar.

(15)

5

(broadcast). Media baru (new media) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet (Mew, 2009). Hampir setiap orang sekarang terhubung dengan internet, baik itu melalui computer atau laptop, smartphone, maupun tablet. Menurut Levinson (2009) dalam media baru (new media), terdapat dua macam, yaitu classic new media (e-mail, laman web) dan new new media (situs jejaring sosial). New new media ini contohnya seperti, jejaring sosial yang memiliki kemudahan dan keunggulan dimana bisa digunakan kapan saja dan dimana saja, selain itu jejaring sosial tidak sekedar mengirim pesan berupa teks semata-mata, namun juga memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi massa (grup) sebagai media untuk menyebarkan informasi dengan biaya yang lebih murah.

Jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut (Firmansyah, 2010). Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Selanjutnya menurut Daryanto (1997), kata penggunaan merujuk kepada proses, suatu perbuatan atau tindakan, dengan cara mempergunakan sesuatu. Penggunaan jejaring sosial adalah tingkat keseringan seseorang dalam terhubung dan menggunakan jejaring sosial yang didasari oleh rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut (Mega, 2012).

(16)

6

merupakan halaman yang unik, dimana pengguna dapat “menampilkan sosok diri

mereka”. Umumnya, profil disusun berdasarkan pertanyaan yang mengacu ada usia,

lokasi, minat serta bagian “tentang saya”. Beberapa situs juga mengizinkan

penggunanya meng-upload foto, konten multimedia (misalnya video) serta memodifikasi tampilan profil, status serta aplikasi (salah satunya facebook) untuk membuat profil mereka tampil semakin menarik.

Di Indonesia sendiri mungkin hanya mengenal beberapa situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, path, linkedin, instagram dan google plus. Namun pada kenyataannya, terdapat ratusan situs jejaring sosial di dunia maya dan diantara ratusan situs jejaring sosial tersebut, facebook merupakan situs jejaring sosial terpopuler di dunia dengan pengguna aktifnya sebanyak 1,35 miliar pengguna. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna fa cebook terbanyak di dunia yaitu menduduki urutan ke-4 dengan penggunanya sekitar 60,3 jiwa (“10 Situs Jejaring Sosial Terpopuler

di Dunia”, n.d).

Dalam mengukur penggunaan internet, khususnya jejaring sosial menurut LaRose, Lai, Lange, Love, dan Wu (dalam Ellison, Steinfeld & Lampe, 2007) melalui tiga aspek, antara lain: (1) intensitas penggunaan (frekuensi/durasi, jumlah waktu yang dihabiskan serta berapa jumlah teman yang dimiliki), (2) elemen didalam profil dan persepsi, dan (3) preferensi dan fungsi dari situs jejaring sosial tersebut. The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam

(17)

7

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2012) yang menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial ternyata memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, karena ilmu pengetahuan dimuat dalam jejaring sosial. Namun penelitian yang dilakukan oleh Nuryani (2014) dan Chairunnisa (2010) yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa. Artinya ketika intensitas mengakses facebook siswa rendah, motivasi dalam belajar mereka tinggi. Sebaliknya semakin sering siswa mengakses facebook maka semakin rendah motivasi belajar yang mereka miliki. Selain itu, penelitian terbaru oleh Karpinski (2009), menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna facebook. Para pengguna facebook mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita, rata-rata para mahasiswa pengguna facebook ini kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain facebook.

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar pada remaja. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar remaja, serta menambah informasi kepada pelajar maupun mahasiswa bahwa penggunaan jejaring sosial berkontribusi terhadap motivasi belajar.

Hipotesis

Rumusan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah adanya

(18)

8

belajar pada remaja. Artinya remaja semakin rendah penggunaan jejaring sosial, maka

semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Ditinjau dari data dan analisisnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini mengkuantifikasikan skor penggunaan jejaring social dengan skor motivasi belajar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang menghubungkan dua variabel antara variabel dependen (Y) motivasi belajar dengan variabel independen (X) penggunaan jejaring sosial (Sugiono,1999).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi di SMK N 1 Sambirejo Sragen, yang menggunakan jejaring sosial dengan jumlah 810 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, dimana sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan jurusan, kelas, dan jenis kelamin (Sugiyono, 1999). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 89 responden yang terdiri dari siswa-siswi kelas XI jurusan Tata Busana dan Teknik Kendaraan Ringan.

(19)

9

melakukan penelitian atau pengambilan sampel pada kelas XI Tata Busana (sebanyak dua kelas) dan XI Teknik Kendaraan Ringan (sebanyak dua kelas). Kenapa peneliti mengambil sampel pada kelas XI dan hanya dilakukan pada jurusan Tata Busana dan Teknik Kendaraan Ringan saja, hal ini dikarenakan kelas XI dengan jurusan Multimedia dan jurusan Teknik Sepeda Motor pada semester ini sedang melakukan PKL sehingga mereka tidak ada di sekolahan.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrument yang berbentuk skala Likert, skala ini dibagi dalam dua bagian, pertama skala penggunaan jejaring sosial dan kedua adalah skala motivasi belajar. Skala Penggunaan Jejaring Sosial diadaptasi dari LaRose, Lai, Lange, Love, dan Wu (dalam Ellison, Steinfeld & Lampe, 2007) penggunaan jejaring sosial diukur melalui tiga aspek, antara lain: (1) intensitas penggunaan (frekuensi/durasi, jumlah waktu yang dihabiskan serta berapa jumlah teman yang dimiliki), (2) elemen didalam profil dan persepsi, dan (3) preferensi dan fungsi dari situs jejaring sosial tersebut.

(20)

10

Perhitungan seleksi item dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Corrected Item-Total Correlation dengan bantuan program komputer SPPS versi 16.0 for windows. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan

koefisien korelasi yang dianggap memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik adalah sebesar > 0,3 (Azwar, 2012). Pada skala penggunaan jejaring sosial, diperoleh bahwa dari 11 item yang diuji tidak ada item yang gugur. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300-0.557 dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0.767

yang berarti alat ukur ini tergolong reliabel.

Skala motivasi belajar terdiri dari hierarki kebutuhan Maslow, antara lain: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan pengakuan dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kognitif, kebutuhan estetika, dan kebutuhan aktualisasi diri. Skala motivasi belajar terdiri dari 44 item (29 item favorable dan 15 item unfavorable). Pada masing-masing item terdapat 4 alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Penyekoran item favorable, jawaban SS mendapatkan nilai 4, S nilainya 3, TS nilainya 2, STS nilainya 1, sedangkan untuk item unfavorable penyekoran merupakan kebalikan dari penyekoran item-item favorable.

Perhitungan seleksi item dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Corrected Item-Total Correlation dengan bantuan program komputer SPPS versi 16.0 for windows. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan

(21)

11

item-total correlation) bergerak dari 0.309-0.619 dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0.869, yang tergolong reliabel.

HASIL PENELITIAN

Analisa Deskriptif

a. Variabel Motivasi Belajar

Kategorisasi variabel motivasi belajar dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 28 x 4 = 112 dan nilai terendah yaitu 28x 1 = 28. Untuk mengetahui motivasi belajar

Motivasi belajar rata-rata subjek berada pada kategori rendah dengan mean 52,11. b. Variabel Penggunaan Jejaring Sosial

(22)

12

Penggunaan jejaring sosial rata-rata subjek berada pada kategori sedang dengan mean 25,7.

Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas, variabel penggunaan jejaring sosial memiliki nilai K-S-Z sebesar 1.355 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0.051(p>0.05). Oleh karena nilai signifikansi >0.05, maka distribusi variabel penggunaan jejaring sosial adalah normal. Sedangkan variabel motivasi belajar memiliki nilai K-S-Z sebesar 0.673 dengan probabilitas (p) atau signifikasi sebesar 0.756 (p>0.05), sehingga distribusi variabel motivasi belajar normal. Dengan demikian kedua variabel memiliki distribusi yang normal.

Uji Linearitas

(23)

13

dengan sig. = 0.412 (p > 0,05) yang berarti penyimpangan dari linearitas signifikan yang berarti linier.

Uji Korelasi

Tabel 1.3

Hasil Uji Hipotesis Antara Penggunaan Jejaring Sosial Dengan Motivasi Belajar

Correlations

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

(24)

14

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar pada remaja di SMK N 1 Sambirejo, ditemukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar pada remaja di SMK N 1 Sambirejo. Artinya semakin tinggi penggunaan jejaring sosial maka motivasi belajar remaja akan menurun, sebaliknya jika penggunaan jejaring sosial remaja rendah maka motivasi belajar remaja akan meningkat.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Chairunnisa (2010) yang menyatakan bahwa ketika remaja mengakses jejaring sosial secara intens, maka waktu mereka untuk belajar menjadi berkurang. Adapun motivasi belajar yang dimiliki remaja menjadi rendah dikarenakan fasilitas dari jejaring sosial yang lebih menarik, bila dibandingkan dengan membaca buku pelajaran. Hal inilah yang membuat remaja harus mengurangi penggunaan jejaring sosial supaya mereka memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Sementara itu berdasarkan uji koefisien determinasi dengan rumusan R= r2 x 100%, yang menunjukkan sumbangan efektif variabel X (penggunaan jejaring sosial) terhadap variabel Y (motivasi belajar) berpengaruh sebesar 3,2%, sedangkan 96,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lainnya. Faktor-faktor lainyang mempengaruhi motivasi belajar tersebut adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi lingkungan siswa, dan upaya guru dalam mendidik atau mengajari siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

(25)

15

handphone yang dimiliki oleh siswa adalah handphone yang belum memiliki fitur layanan internet, sehingga waktu yang mereka gunakan untuk mengakses situs jejaring sosial pun terbatas, dimana mereka hanya melakukannya di warnet ataupun di lab.komputer serta meminjam handphone teman yang sudah memadai untuk mengakses jejaring sosial.

Motivasi belajar pada remaja di SMK N 1 Sambirejo tergolong rendah dengan persentase 59,55%. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal antara lain keadaan bangunan sekolah pada saat ini sedang direnovasi diberbagai sudut, sehingga banyak material bangunan yang berserakan dilingkungan sekolah, selain itu ada beberapa kelas yang dipindahkan ke laboratorium IPA untuk sementara, sedangkan ruang guru juga dipindahkan diruang kelas yang seharusnya untuk siswa. Situasi inilah yang membuat siswa-siswi kemungkinan memiliki motivasi belajar yang rendah, siswa merasa tidak nyaman dengan lingkungan belajarnya. Selain itu ditinjau dari guru-guru di SMK N 1 Sambirejo yang kurang disiplin dalam kehadiran, sehingga guru sering sekali telat masuk kelas. Sehingga upaya guru dalam mendidik dan mengajari siswa menjadi salah satu faktor dalam menentukan tingkat motivasi siswa.

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of

Technology (dalam Qomariah, 2009) menggolongkan pengguna internet khususnya

jejaring sosial, menjadi tiga kategori berdasarkan durasi penggunaan jejaring sosial: heavy user (lebih dari 80 menit per hari atau 1,3 jam per hari), medium user ( 20 menit

(26)

16

peneliti menjadi, heavy user (lebih dari 2 jam per hari), medium user ( 31 menit sampai 2 jam per hari) dan light user (kurang dari 30 menit per hari).

Dalam penelitian ini mayoritas partisipan menggunakan jejaring sosial facebook. Beberapa dari mereka mengakses situs jejaring sosial menggunakan smartphone dengan intensitas antara 31 menit sampai 1 jam dalam sehari yang termasuk dalam kategori medium user, sementara ada yang tidak mengisi (sebanyak 2 responden) dengan alasan

tidak setiap hari mereka menggunakan jejaring sosial dan hanya kadang-kadang, itupun dilakukan di warnet ataupun ketika ada waktu luang di lab. komputer, hal ini dikarenakan handphone yang mereka miliki belum termasuk smartphone, dan tidak memiliki fitur layanan internet.

(27)

17

Berdasarkan keseluruhan kategori tersebut maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial berkontribusi terhadap motivasi belajar sebesar 3,2%. Hal ini dapat dilihat dari adanya hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar pada remaja di SMK N 1 Sambirejo. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini terjawab. Hal ini kemudian menerima hasil-hasil penelitian terdahulu yang menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar (Nuryani, 2014; Chairunnisa, 2010 dan Karpinski, 2009).

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar pada remaja di SMK N 1 Sambirejo. Artinya semakin tinggi penggunaan jejaring sosial maka motivasi belajar remaja akan menurun, sebaliknya jika penggunaan jejaring sosial remaja rendah maka motivasi belajar remaja akan meningkat.

SARAN

Setelah peneliti melakukan, mencermati, dan menarik kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memiliki saran:

a. Bagi remaja

(28)

18

b. Bagi penelitian selanjutnya

(29)

19

DAFTAR PUSTAKA

Ashadi. (2007). Motivasi dalam berprestasi. Jakarta. Retrieved from http://psychemate.blogspot.com.

Azwar, S. (2012). P enyusunan skala psikologi (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2008). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication 13, 210–230. Chairunnisa. (2010). Hubungan Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi

Belajar Siswa MAN 13 Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Daryanto . (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

Ekawati, A. (2014). Pengaruh Motivasi dan Minat Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII di SMPN 13 Banjarmasin. LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan 9 (2), 1-10.

Firmansyah, Aditya. (2010). Situs Jejaring Sosial Menggunakan Elgg. Dokumentasi. Institut Teknologi Bandung: Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika Institut Teknologi.

Hamdu, Ghullam & Agustina, Lisa. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal Penelitian Pendidikan 12 (1).

Jamaris, Martini. (2013). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Karpinski,A.C. (2009). A description of Facebook use and academic performance among undergraduate and graduate students. Paper presented at the Annual Meeting of the American Educationa l Research Association, San Diego, California.

Karyatiwinangun, Fetty. (2011). Analisis Hubungan Pola Penggunaan Jejaring Sosial Dengan Motivasi dan Alokasi Waktu Belajar Siswa SMP Negeri 1 Dramaga, Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia.

Lampe, C., Ellison, N. and Steinfield, C. (2007). The Benefits of Facebook "Friends:" Social Capital and College Students' Use of Online Social Network Sites. Journal of Computer-Mediated Communication, 12 (4).

Levinson, P. (2009). New New Media. New York: Pearson.

(30)

20

Wacana: Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Mew, L. Q. L. (2009). Online social networking: a task-person-technology fit perspective. Disertasi. School of Business, George Washington University.

Mudjiono, Dimyati. (2013). Belajar & P embelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nawawi, Muhammad Ridwan. (2008). Analisis Dan Perancangan Aplikasi Jejaring Sosial Penjualan Berbasis Web. Skripsi. Jakarta: Bina Nusantara University.

Nuryani, Evi. (2014). Hubungan Intensitas Mengakses Facebook Dengan Motivasi Belajar Siswa Sma Negeri 2 Tenggarong Seberang. eJournal Ilmu Komunikasi 2(3), 178-192.

Qomariyah, Astutik Nur. (2009). Perilaku Penggunaan Internet Pada Kalangan Remaja Diperkotaan. Skripsi. Univeristas Airlangga Surabaya: Departemen Informasi Dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Santoso, Singgih. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional Cetakan

Ke-2.PT Elex Media Komputindo.

Santrock, John.W. ( 2007). Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Simatupang, T. M. (2011). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial (Facebook) DenganHargaDiri (Self Esteem) Pada Siswa Siswi SMK Negeri 1 Merangin-Jambi Tahun 2011. Skripsi: Universitas Andalas. Sitorus, M. (2012). Dampak Penggunaan Jejaring Sosial dalam Pembelajaran PKnDi

Kelas XI SMA Negeri 17 Medan Semester genap T.P. 2011/2012. Medan: FIS UNIMED.

Slameto. (2003). Bela jar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Warti, E. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Jurnal Mosharafa, 8 (3).

Widyastuti, R. (2010). Hubungan Motivasi Belajar Dan Hasil Tes Intelegensi Dengan Prestasi Belajar. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta: Program Pascasarjana, Program Studi Kedokteran Keluarga.

Gambar

Tabel 1.1 Kategorisasi Motivasi Belajar
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Hasil Uji Hipotesis Antara Penggunaan Jejaring Sosial Dengan Motivasi Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,809dengan nilai signifikansi 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI PERILAKU MEROKOK REMAJA

ada hubungan positif yang signifikan antara Loneliness dengan Internet Addiction pada remaja.. pengguna

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu

hubungan yang negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover pada. perawat di Rumah Sakit Umum Puri

Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Kecemasan Sosial Remaja dengan Konsep Diri Remaja Akhir di SMA Negeri 10 Surabaya. Jurnal Bimbingan Konseling Volume

Data tersebut dapat diartikan bahwa antara variabel financial management behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun memiliki hubungan negatif yang

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecanduan internet (cybersex) pada remaja akhir.. di