• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penanganan Pasien Pengguna Jaminan Kesehatan Daerah Di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2012 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penanganan Pasien Pengguna Jaminan Kesehatan Daerah Di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2012 Chapter III VI"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory atau penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik individu dan motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna Jamkesda di RSUD Rantauprapat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Rantauprapat karena fungsi perawat pelaksana dalam pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit ini belum seperti yang diharapkan, khususnya dalam penanganan pasien pengguna Jamkesda.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan survei awal sampai seminar hasil penelitian yaitu bulan September 2012 sampai Maret 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(2)

tidak termasuk kepala ruangan dengan kriteria masa kerjanya minimal 1 tahun sebanyak 49 orang.

3.3.2 Sampel

Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa perawat pelaksana yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Kelas III RSUD Rantauprapat yang melayani pasien pengguna Jamkesda. Seluruh populasi ditetapkan sebagai sampel (total sampling) karena jumlah populasi relatif kecil, yaitu 49 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini, yaitu data karakteristik dan motivasi diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, dengan penjelasan kuesioner secara lengkap sebagai acuan pewawancara dalam melakukan wawancara, sedangkan data tentang kinerja perawat diperoleh melalui observasi (pengamatan pada saat perawat menangani pasien pengguna Jamkesda), selanjutnya dilakukan cross check kepada kepala ruangan.

3.4.2 Data Sekunder

(3)

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan, agar layak digunakan sebagai alat pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas pada suatu penelitian. Pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 dan dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach > 0,6 (Gozhali, 2005).

Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian, maka uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 perawat pelaksana di RSUD Rantauprapat selain perawat pada ruang rawat inap Kelas III RSUD Rantauprapat.

Hasil uji validitas menunjukkan r hitung untuk pertanyaan variabel motivasi intrinsik, ekstrinsik dan kinerja perawat lebih besar dari t tabel dan nilai r Alpha juga lebih besar dari r tabel sehingga dinyatakan item pertanyaan pada penelitian ini valid dan reliabel (Lampiran-2).

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

1). Perawat pelaksana adalah perawat yang bekerja di RSUD Rantauprapat pada ruang perawatan (bangsal) untuk pasien pengguna kartu jamkesda dengan pasien wanita, laki-laki dan anak-anak.

(4)

Karakteristik dalam penelitian ini diukur dari aspek : lama kerja, status perkawinan, dan pelatihan, dengan definisi sebagai berikut :

a. Lama kerja adalah lamanya kegiatan yang dilakukan perawat sejak pertama kali bertugas di ruang rawat inap sampai penelitian dilakukan.

b. Status perkawinan adalah pengakuan ada atau tidak pasangan hidup secara sah.

c. Pelatihan. adalah pernah atau tidak perawat mendapat pelatihan tentang asuhan keperawatan sejak pertama kali bertugas di ruang rawat inap sampai penelitian dilakukan.

3) Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong perawat melakukan asuhan keperawatan sebagai tugas pokok dan fungsinya kepada pasien di RSUD Rantauprapat meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan definisi sebagai berikut:

a. Motivasi intrinsik adalah merupakan daya dorong yang timbul dari dalam diri perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien di RSUD Rantauprapat, meliputi indikator : (a) tanggung jawab, (b) prestasi yang

diraih, (c) pengakuan hasil kerja, (d) kemungkinan pengembangan, dan (e) kemajuan.

b. Motivasi ekstrinsik adalah merupakan daya dorong yang timbul dari luar diri perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien di RSUD

(5)

4). Kinerja merupakan hasil kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien. Kinerja perawat dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator asuhan keperawatan.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas

Metode pengukuran variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Bebas

(6)

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat

Pengukuran variabel terikat (kinerja perawat) menggunakan skala pengukuran ordinal, di mana pengukurannya dilakukan mengacu pada pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan kepada pasien.

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Variabel Jumlah

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini mencakup :

a. Analisis univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya.

b. Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan atau pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji chi square.

(7)

berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan model persamaan:

Y = b0 + b1X1+b2X2 + b3X3+b4X4+b5X5 +e

dimana :

Y = Kinerja perawat X1 = Lama kerja

X2 = Status perkawinan

X3 = Pelatihan

X4 = Motivasi Intrinsik

X5 = Motivasi Ekstrinsik

b0 = Intercept

b1 – b5 = Koefisien Regresi

(8)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat didirikan thn 1957

ditengah kota tepatnya di Jl. Cut Nyak Dien. Tahun 1964 pindah ke Jl. K.H

Dewantara seluas 2,3 Ha. Direncanakan tahun 2014 akan pindah ke lokasi baru

(Jl. H. Adam Malik) dengan luas ± 5 Ha.

Tahun 1987 dengan SK Menkes No. 303/Menkes/IV/1987 ditetapkan sebagai

rumah sakit tipe C, Tahun 2002 dengan PERDA No. 04 Tahun 2002 berubah status

menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Melalui Peraturan

Pemerintah No. 41 Tahun 2009, BPRSU berubah menjadi RSUD Rantauprapat

Kabupaten Labuhanbatu. Tahun 2009 melalui Keputusan Menteri Kesehatan republik

Indonesia No. 373/Menkes/SK/2009 tanggal 13 Mei 2009 meningkat menjadi Rumah

Sakit Kelas B non Pendidikan.

Tingkat pelayanan RSUD Rantauprapat mengalami perkembangan, tahun

2004 terakreditasi 5 pelayanan, tahun 2008 terakreditasi 12 pelayanan dan tahun

2012 telah terskreditasi 16 Pelayanan yaitu : Administrasi dan Manajemen,

Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis,

(9)

Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, Pelayanan Perinatal Resiko

Tinggi, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Intensif, dan Pelayanan Darah.

4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan pelatihan diuraikan berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Umur Jumlah (Orang) %

1 ≤ 28 tahun 28 57,1

2 > 28 tahun 21 42,9

Jumlah 49 100,0

Pengelompokan umur responden berdasarkan rata-rata umur, yaitu 28 tahun. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui responden berumur ≤ 28 tahun sebanyak 28 orang (57,1%) sedangkan yang berumur > 28 tahun sebanyak 21 orang (42,9%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %

1 Laki-laki 16 32,7

2 Perempuan 33 67,3

Jumlah 49 100,0

(10)

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Masa Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Masa Kerja Jumlah (Orang) %

1 ≤ 5 tahun 24 49,0

2 > 5 tahun 25 51,0

Jumlah 49 100,0

Pengelompokan masa kerja responden berdasarkan rata-rata lamanya bekerja bekerja di RSUD Rantauprapat, yaitu 5 tahun. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui responden dengan masa kerja ≤ 5 tahun sebanyak 24 orang (49,0%) sedangkan yang masa kerja > 5 tahun sebanyak 25 orang (51,0%).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Status Perkawinan Jumlah (Orang) %

1 Kawin 32 65,3

2 Belum kawin 17 34,7

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui responden dengan status kawin sebanyak 32 orang (65,3%) sedangkan yang statusnya belum kawin sebanyak 17 orang (34,7%).

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Pelatihan di RSUD Rantauprapat tahun 2012

No Pelatihan Jumlah (Orang) %

1 Pernah 16 32,7

2 Belum pernah 33 67,3

(11)

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui responden yang pernah mengikuti pelatihan keperawatan sebanyak 16 orang (32,7%) sedangkan yang belum pernah mengikuti pelatihan sebanyak 33 orang (67,3%).

4.2.2 Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik responden meliputi : tanggung jawab, prestasi yang diraih, pengakuan hasil kerja, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan. Dan secara keseluruhan indikator motivasi intrinsik dalam penanganan pasien pengguna jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat dikategorikan sebagai berikut

Tabel 4.6 Distribusi Reponden Menurut Kategori Motivasi Intrinsik di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Kategori Motivasi Intrinsik Jumlah (Orang) %

1 Tinggi 7 14,3

2 Sedang 20 40,8

3 Rendah 22 44,9

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kategori motivasi intrinsik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terbanyak pada kategori rendah yaitu 22 orang (44,9%) sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 7 orang (14,3%).

Untuk penjelasan mengenai indikator motivasi intrinsik dalam penanganan pasien pengguna jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat diuraikan sebagi berikut.

(12)

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator Tanggung Jawab di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Tanggung Jawab

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan manajemen rumah sakit

8 16,3 32 65,3 9 18,4 49 100,0

2 Perawat pelaksana memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan penuh tanggung jawab.

7 14,4 33 67,4 9 18,4 49 100,0

3 Perawat pelaksana berupaya memenuhi kebutuhan pasien secara maksimal melalui asuhan keperawatan

9 18,4 27 55,1 13 26,5 49 100,0

4 Perawat pelaksana mengerjakan asuhan keperawatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan

4 8,2 35 74,1 10 20,4 49 100,0

5 Perawat pelaksana berupaya memberikan kenyamanan kepada pasien selama pelaksanaan asuhan keperawatan

6 12,2 26 53,1 7 14,4 49 100,0

(13)

Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator Prestasi yang Diraih di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Prestasi yang Diraih

Ya Kadang -kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana berupaya meningkatkan prestasi kerja dalam memberikan asuhan keperawatan

5 10,2 34 69,4 10 20,4 49 100,0

2 Perawat pelaksana berupaya memotivasi diri untuk mencapai prestasi yang optimal dalam pelayanan keperawatan

6 12,2 27 55,1 16 32,7 49 100,0

3 Perawat pelaksana berupaya memberikan masukan demi peningkatan pelayanan asuhan keperawatan

8 16,3 22 44,9 19 38,8 49 100,0

4 Perawat pelaksana merasa perlu meningkatkan prestasi untuk peningkatan kinerja rumah sakit

8 16,3 26 53,1 15 30,6 49 100,0

5 Perawat pelaksana merasa perlu meningkatkan prestasi untuk peningkatan kesembuhan pasien di rumah sakit

5 10,2 24 49,0 20 40,8 49 100,0

(14)

Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator Pengakuan Hasil Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Pengakuan Hasil Kerja

Ya Kadang -kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebagai upaya mendapatkan pengakuan dari manajemen rumah sakit

5 10,2 21 42,9 23 46,9 49 100,0

2 Asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh pasien

8 16,3 25 51,0 16 32,7 49 100,0

3 Asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh rekan pada tim keperawatan

2 4,1 33 67,3 14 28,6 49 100,0

4 Asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh kepala keperawatan

8 16,3 23 46,9 18 36,7 49 100,0

5 Asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh keluarga pasien

6 12,2 29 59,2 14 28,6 49 100,0

(15)

responden menyatakan kadang-kadang asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh keluarga pasien.

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator Kemungkinan Pengembangan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Kemungkinan Pengembangan

Ya Kadang -kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan untuk mengembangkan wawasan keilmuan di bidang keperawatan

4 10,2 29 59,2 16 32,7 49 100,0

2 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan sebagai upaya mendapatkan kredit point

8 16,3 21 42,9 20 40,8 49 100,0

3 Perawat pelaksana berupaya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan

9 18,4 21 42,9 19 38,8 49 100,0

4 Perawat pelaksana berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan

5 10,2 26 53,1 18 36,7 49 100,0

5 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien untuk mengembangkan karier di bidang keperawatan

9 18,4 22 44,9 18 36,7 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa sebanyak 29 orang (59,2%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan untuk mengembangkan wawasan keilmuan di bidang keperawatan. Sebanyak 21 orang (42,9%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan sebagai upaya mendapatkan kredit point. Sebanyak 21 orang (42,9%) perawat pelaksana kadang-kadang berupaya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan. Sebanyak 26 orang (53,1%) perawat pelaksana kadang-kadang berupaya

(16)

22 orang (44,9%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien untuk mengembangkan karier di bidang keperawatan Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator

Kemajuan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Kemajuan

Ya Kadang -kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin meningkatkan proses penyembuhan pasien

3 6,1 32 65,3 14 28,6 49 100,0

2 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai kebutuhan pasien

10 20,4 20 40,8 19 38,8 49 100,0

3 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien dalam meningkatkan kinerja sebagai petugas kesehatan

6 12,2 24 49,0 19 38,8 49 100,0

4 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai standar asuhan keperawatan

6 12,2 23 47,0 20 40,8 49 100,0

5 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang keperawatan

7 14,3 16 32,7 26 53,1 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa sebanyak 32 orang (65,3%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin meningkatkan proses penyembuhan pasien. Sebanyak 20 orang (40,8%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai kebutuhan pasien. Sebanyak 24 orang (49,0%) perawat pelaksana kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien dalam meningkatkan

(17)

kadang-kadang melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai standar

asuhan keperawatan. Sebanyak 26 orang (53,1%) perawat pelaksana tidak melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mengikuti perkembangan dan

kemajuan di bidang keperawatan.

4.2.3 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik responden meliputi : imbalan, kondisi kerja, hubungan kerja dan hubungan kerja. Dan secara keseluruhan indikator motivasi ekstrinsik dalam penanganan pasien pengguna jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat dikategorikan sebagai berikut .

Tabel 4.12 Distribusi Reponden Menurut Kategori Motivasi Ekstrinsik di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Kategori Motivasi Ekstrinsik Jumlah (Orang) %

1 Tinggi 8 16,3

2 Sedang 25 51,0

3 Rendah 16 32,7

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa kategori motivasi ekstrinsik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terbanyak pada kategori sedang yaitu 25 orang (51,0%) sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 8 orang (16,3%).

(18)

Tabel 4.13 Distribusi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Indikator Imbalan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Imbalan

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana menerima imbalan sesuai dengan beban kerja

8 16,3 33 67,3 8 16,3 49 100,0

2 Perawat pelaksana menerima imbalan sesuai dengan masa kerja

6 12,2 32 65,3 11 22,4 49 100,0

3 Perawat pelaksana menerima imbalan sesuai dengan pangkat dan golongan

7 18,4 28 55,1 14 26,5 49 100,0

4 Perawat pelaksana menerima tunjangan jabatan fungsional perawat

6 12,2 32 65,3 11 22,4 49 100,0

5 Perawat pelaksana menerima jasa medik (selain gaji)

8 16,3 29 59,2 12 2450 49 100,0

(19)

Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Indikator Kondisi Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Kondisi Kerja

1 Pelaksanaan asuhan keperawatan

didukung kondisi lingkungan rumah sakit 5 10,2 28 57,1 16 32,7 49 100,0 2 Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat

terlaksana dengan fasilitas rumah sakit yang lengkap

8 16,3 29 59,2 12 24,5 49 100,0

3 Pelaksanaan asuhan keperawatan didukung ruang kerja yang sesuai dengan alur kerja

5 10,2 31 63,3 13 26,5 49 100,0

4 Pelaksanaan asuhan keperawatan

didukung kenyamanan tempat pelayanan 5 10,2 29 59,2 15 30,6 49 100,0 5 Pelaksanaan asuhan keperawatan

didukung peralatan yang sesuai kebutuhan 1 18,4 37 75,5 11 22,4 49 100,0

(20)

Tabel 4.15 Distribusi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Indikator Hubungan Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Hubungan Kerja

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

7 14,3 27 55,1 15 30,6 49 100,0

2 Pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin antar perawat pelaksana dalam suatu tim keperawatan

8 16,3 26 53,1 15 24,5 49 100,0

3 Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan dengan tenaga kesehatan lain

8 16,3 21 42,9 20 40,8 49 100,0

4 Dokumentasi keperawatan dibuat sebagai penghubung antara perawat pelaksana pada shift pagi-sore-malam

8 16,3 29 59,2 12 24,5 49 100,0

5 Hubungan kerja antar perawat pelaksana sesuai dengan tupoksi keperawatan

9 18,4 28 57,1 12 24,5 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa sebanyak 27 orang (55,1%) perawat pelaksana menyatakan kadang-kadang kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Sebanyak 26 orang (53,1%) perawat pelaksana menyatakan kadang-kadang pelaksanaan asuhan

keperawatan terjalin antar perawat pelaksana dalam suatu tim keperawatan. Sebanyak 21 orang (42,9%) perawat pelaksana menyatakan kadang-kadang pelaksanaan asuhan

keperawatan dilaksanakan dengan tenaga kesehatan lain. Sebanyak 29 orang (59,2%) perawat pelaksana menyatakan kadang-kadang dokumentasi keperawatan dibuat sebagai

(21)

Tabel 4.16 Distribusi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Prosedur Kerja

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan prosedur keperawatan yang baku

10 20,4 33 67,3 6 12,2 49 100,0

2 Prosedur asuhan keperawatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bidang keperawatan

8 16,3 28 57,1 13 26,5 49 100,0

3 Prosedur asuhan keperawatan dibuat dengan memperhatikan kondisi penyakit pasien

11 22,4 30 61,2 8 16,3 49 100,0

4 Prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan senantiasa dikembangkan sesuai kemajuan ilmu keperawatan

10 16,3 31 63,3 8 16,3 49 100,0

5 Prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan perkembangan kondisi pasien yang dirawat

9 18,4 25 51,0 15 30,6 49 100,0

(22)

(51,0%) perawat pelaksana menyatakan kadang-kadang prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan perkembangan kondisi pasien yang dirawat.

4.2.3 Kinerja Perawat

Kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat meliputi : pengkajian, diagnosis, rencana tindakan, pelaksanaan rencana tindakan dan evaluasi tindakan keperawatan. Dan secara keseluruhan indikator kinerja perawat dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat dikategorikan sebagai berikut Tabel 4.17 Distribusi Reponden Menurut Kategori Kinerja Perawat di RSUD

Rantauprapat Tahun 2012

No Kategori Kinerja Perawat Jumlah (Orang) %

1 Baik 8 16,3

2 Kurang baik 22 44,9

3 Tidak baik 19 38,8

Jumlah 49 100,0

(23)

Tabel 4.18 Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Indikator Pengkajian di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Pengkajian

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melakukan pengkajian dan mengkonfirmasikan kepada ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawab tentang data pasien

12 16,3 32 65,3 5 10,2 49 100,0

2 Perawat pelaksana melakukan pengkajian dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang data pasien

6 12,2 36 73,5 7 18,4 49 100,0

3 Perawat pelaksana melakukan pengumpulan dan pengelompokan data bio-psiko-sosial-spiritual tentang data pasien

9 18,4 32 65,3 8 16,3 49 100,0

4 Perawat pelaksana mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman tentang pengkajian data pasien

7 18,4 34 69,4 8 16,3 49 100,0

(24)

Tabel 4.19 Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Indikator Diagnosis di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Diagnosis

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melakukan diagnosis keperawatan yang perawat pelaksana tangani untuk semua pasien

6 12,2 35 71,4 8 16,3 49 100,0

2 Perawat pelaksana melakukan diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan untuk setiap pasien

4 8,2 30 61,2 15 30,6 49 100,0

3 Masalah yang telah dirumuskan mengacu pada pengelompokan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien

6 12,2 34 69,4 9 18,4 49 100,0

4 Perawat pelaksana membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejala-gejala yang dominan untuk pasien

5 18,4 35 71,4 9 18,4 49 100,0

(25)

Tabel 4.20 Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Indikator Rencana Tindakan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Rencana Tindakan

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif kepada pasien

8 16,3 25 51,0 16 32,7 49 100,0

2 Perawat pelaksana membuat penyelesaian masalah keperawatan berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan kepada pasien

5 10,2 33 67,2 11 22,4 49 100,0

3 Perawat pelaksana melibatkan keluarga pasien dalam rencana tindakan keperawatan kepada pasien

4 8,2 32 65,3 13 26,5 49 100,0

4 Rencana tindakan yang perawat pelaksana buat dengan melibatkan kerjasama dengan tim kesehatan lain kepada pasien

6 12,2 25 51,0 18 36,7 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa sebanyak 25 orang (51,0%) perawat pelaksana kadang-kadang merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus

berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif kepada pasien. Sebanyak 33 orang (67,2%) perawat pelaksana kadang-kadang membuat penyelesaian masalah keperawatan

(26)

Tabel 4.21 Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Indikator Pelaksanaan Tindakan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Pelaksanaan Tindakan

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) yang kurang perawatan diri pada seluruh pasien

6 12,2 26 53,1 17 34,7 49 100,0

2 Perawat pelaksana memberikan pendidikan kesehatan tentang cara-cara merawat pasien kepada keluarga pasien

8 16,3 28 57,1 13 26,5 49 100,0

3 Perawat pelaksana mengajari tentang manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan cara makan obat kepada pasien

7 14,3 24 49,0 18 36,7 49 100,0

4 Perawat pelaksana berperan serta dalam melaksanakan terapi keperawatan secara tim

5 10,2 27 55,1 17 34,7 49 100,0

(27)

Tabel 4.22 Distribusi Responden Menurut Kinerja Perawat Indikator Evaluasi Tindakan di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

No Evaluasi Tindakan

Ya Kadang-kadang

Tidak Total

n % n % n % n %

1 Perawat pelaksana mengevaluasi kemajuan kesehatan seluruh pasien setelah diberi tindakan keperawatan

6 12,2 24 49,0 19 38,8 49 100,0

2 Perawat pelaksana mengevaluasi kemampuan dukungan keluarga dalam merawat pasien

7 14,3 22 44,9 20 40,8 49 100,0

3 Perawat pelaksana membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan keperawatan yang tidak sesuai dengan kriteria sehingga kurang mendukung pengobatan pasien

4 8,2 24 49,0 21 42,8 49 100,0

4 Perawat pelaksana memotivasi pasien supaya mengikuti proses keperawatan secara keseluruhan

7 14,3 20 40,8 22 44,9 49 100,0

(28)

Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja perawat menunjukkan bahwa kecenderungan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah pada tingkat kurang baik.

4.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas (lama kerja, status perkawinan, pelatihan, motivasi intrinsik dan ekstrinsik) dengan variabel terikat (kinerja perawat) dilakukan dengan uji chi square yang ditampilkan dalam tabel silang (cross-tab), dengan hasil seperti pada Tabel berikut.

Tabel 4.23 Hubungan Lama Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

Lama Kerja

Kinerja Perawat

Chi Square Baik Kurang baik Tidak baik

n % n % n %

≤ 5 tahun 0 0,0 8 33,3 16 66,7

p= 0,000

> 5 tahun 8 32,0 14 56,0 3 12,0

Berdasarkan Tabel 4.23 diketahui bahwa perawat pelaksana yang mempunyai lama kerja > 5 tahun lebih banyak yang mempunyai kinerja yang baik, sedangkan responden yang mempunyai lama kerja ≤ 5 tahun lebih banyak yang kinerja tidak baik dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

(29)

keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Tabel 4.24 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Perawat di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.24 diketahui bahwa perawat pelaksana dengan status belum kawin maupun yang sudah kawin lebih banyak yang mempunyai kinerja yang tidak baik dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,067 > 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

(30)

Berdasarkan Tabel 4.25 diketahui bahwa perawat pelaksana yang belum pernah mengikuti pelatihan lebih banyak yang mempunyai kinerja yang tidak baik, sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan lebih banyak yang kinerja baik dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Tabel 4.26 Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Perawat di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

Motivasi Intrinsik

Kinerja Perawat

Chi Square Baik Kurang baik Tidak baik

n % n % n %

Tinggi 6 85,7 1 14,3 0 0,0

Sedang 2 10,0 13 65,0 5 25,0 p= 0,000

Rendah 0 0,0 8 36,4 14 63,6

Berdasarkan Tabel 4.26 diketahui bahwa perawat pelaksana yang mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi lebih banyak yang mempunyai kinerja yang baik, sedangkan responden yang motivasi intrinsiknya rendah lebih banyak yang kinerja tidak baik dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

(31)

keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Tabel 4.27 Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Perawat di RSUD Rantauprapat Tahun 2012

Motivasi Ekstrinsik

Kinerja Perawat Chi

Square Baik Kurang baik Tidak baik

n % n % n %

Tinggi 8 100,0 0 0,0 0 0,0

Sedang 0 0,0 15 60,0 10 40,0 p= 0,000

Rendah 0 0,0 7 43,8 9 56,2

Berdasarkan Tabel 4.27 diketahui bahwa perawat pelaksana yang mempunyai motivasi ekstrinsik yang tinggi lebih banyak yang mempunyai kinerja yang baik, sedangkan responden yang motivasi ekstrinsiknya rendah lebih banyak yang kinerja tidak baik dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

4.3 Analisis Multivariat

(32)

1.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas, dengan hasil sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan distribusi data dari variabel penelitian. Kurva yang menggambarkan distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris, seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa sebaran data mengikuti garis diagonal yang menunjukkan data variabel penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

(33)

Autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW < 2 berarti terdapat autokorelasi. Nilai DW dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.931a .867 .851 2.915 1.838

Model

Predictors: (Constant), ekstrinsik, st at usperkawinan, lamakerja, pelatihan, intrinsik

a.

Dependent Variable: kinerja b.

Berdasarkan Tabel 4.28 diketahui bahwa nilai tabel Durbin Watsonpada α = 5%; n = 49; k – 1 = 4 adalah 1,838 maka dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tersebut tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi diantara kesalahan pengganggu.

c. Uji Multikolinearitas

(34)

Tabel 4.29 Hasil Uji Multikolinearitas menguji ada tidaknya multikolinearitas pada model regresi linier dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat nilai VIF masing-masing variabel antara 1,354 sampai 4.136. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

(35)

2 heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedasitas

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas diketahui bahwa titik-titik data menyebar dari atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi linier berganda diperoleh

e. Uji Regresi Berganda

(36)

Coeffi ci entsa

Tabel 4.30 Hasil Uji Multivariat dengan Regresi Ganda

Ternyata hasil akhir analisis regresi ganda ditemukan bahwa dari seluruh variabel bebas, terdapat satu variabel (status perkawinan) yang berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menangani pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah pada RSUD Rantauprapat. Sedangkan variabel yang berpengaruh adalah: lama kerja, pelatihan, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan tingkat pengaruh yang bervariasi.

Variabel yang paling dominan memengaruhi kinerja perawat adalah pelatihan dengan nilai B = 3,228, artinya setiap pemberian kesempatan bagi perawat pelaksana mengikuti pelatihan akan meningkatkan kinerja perawat sebesar 3,228 point.

(37)

Berdasarkan nilai koefisien regresi yang diperoleh dapat dibentuk model persamaan sebagai berikut :

(38)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Lama Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai masa kerja ≤ 5 tahun maupun > 5 tahun relatif sama yaitu 49,0% dan 51,0%. Hasil analisis hubungan lama kerja dengan kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat diperoleh p < 0,05, artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Analisis multivariat menunjukkan nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,849, artinya bahwa setiap peningkatan 1 tahun masa kerja perawat pelaksana akan meningkatkan 0,849 point kinerja dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Sesuai penelitian Faizin dan Winarsih (2008) menyimpulkan ada hubungan lama kerja perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Karakteristik perseorangan menyangkut senioritas dan yunioritas, asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah pegawai yang cukup senior dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang yunior masih perlu dikembangkan dan dibina lagi.

(39)

berpengalaman dan diharapkan orang yang bersangkutan memiliki sikap kerja yang bertambah maju kearah positif, memiliki kecakapan (pengetahuan) kerja yang bertambah baik serta memiliki ketrampilan kerja yang bertambah dalam kualitas dan kuantitas.

5.2 Pengaruh Status Perkawinan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan status kawin sebanyak 65,3%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan status perkawinan dengan kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat. Analisis multivariat menunjukkan status perkawinan perawat pelaksana berpengaruh negatif (-) tetapi tidak signifikan terhadap kinerja dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Sesuai penelitian Angkasa, dkk (2008) bahwa variabel karakteristik demografi (status perkawinan) tidak ada hubungan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Batang, demikian juga penelitian Hartiti (2012) bahwa perawat pelaksana yang belum menikah memiliki kinerja yang lebih baik dibanding yang sudah menikah di RS Roemani PKU Muhammadiyah.

(40)

yang menganut rasa toleransi yang masih sangat tinggi. Sehingga dikatakan bahwa pegawai yang sudah berkeluarga mempunyai kecenderungan banyak angka ketidakhadirannya disebabkan masalah keluarga seperti anak, suami/istri, orang tua, mertua, keluarga sakit/meninggal, masalah pembantu, serta masalah keluarga yang lain.

Penelitian Farida (2011) menyimpulkan status perkawinan tidak berhubungan dengan kinerja perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik. Keterkaitan status perkawinan dengan kinerja dapat dijelaskan berdasarkan pendapat Robbins (2006) bahwa karyawan yang telah menikah sedikit absensi karena perkawinan memaksakan peningkatan tanggung-jawab yang membuat suatu pekerjaan menjadi lebih berharga dan penting sehingga karyawan yang telah menikah memiliki motivasi kerja yang tinggi dibanding yang belum menikah.

5.3 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase responden yang pernah pelatihan di bidang keperawatan hanya sebanyak 32,7%. Terdapat 2 orang responden yang pernah mengikuti pelatihan namun kinerjanya tidak baik, hal ini kemungkinan akibat kualitas atau materi pelatihan yang diikuti kurang sesuai dengan pelayanan keperawatan.

(41)

regresi (B) sebesar 3,228, artinya bahwa setiap peningkatan kemampuan perawat pelaksana setelah menjalani suatu pelatihan akan meningkatkan 3,228 point kinerja dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Sesuai penelitian Fadly (2009) menyimpulkan bahwa pelatihan perawat berpengaruh terhadap kinerja perawat di RSUP.DR.M.Djamil Padang. Demikan juga penelitian Fakhrizal (2010) menyimpulkan bahwa pelatihan memengaruhi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Aceh. Sehubungan dengan pengaruh faktor pelatihan terhadap kinerja perawat, maka perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan perawat dengan sering dan terus menerus melakukan pelatihan dan supervisi terhadap perawat pelaksana dan juga memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perlu dilakukan penilaian kinerja perawat berdasarkan uraian tugas yang jelas dan berkelanjutan.

5.4 Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

(42)

nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,118, artinya bahwa setiap peningkatan motivasi dalam diri perawat pelaksana akan meningkatkan 0,118 point kinerja dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Secara keseluruhan motivasi intrinsik perawat pelaksana yang terdiri dari aspek : tanggung jawab, prestasi yang diraih, pengakuan hasil kerja, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan dominan pada jawaban kadang-kadang, namun persentase aspek motivasi intrinsik paling tinggi adalah aspek kemajuan dimana sebesar 20,4% yang menyatakan perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai kebutuhan pasien, sedangkan aspek yang paling rendah (jawaban tidak pernah) pada aspek kemajuan pada item pertanyaan tentang perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang keperawatan dimana jawaban tidak mencapai 53,1%.

Pembahasan secara terperinci tentang amsing-masing aspek (indikator) motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana akan diuraikan berikut ini a. Tanggung Jawab terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

(43)

Sesuai pendapat Kusnanto (2004), bahwa secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien mencakup aspek bio-psiko-sosial-kultural dan spiritul. Penelitian Lupiah, dkk (2009) menemukan bahwa aspek motivasi intrinsik tentang tanggung jawab didapatkan nilai yang menunjukkan tidak ada hubungan dengan kinerja perawat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliani (2007) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tanggung jawab dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr Pirngadi Medan. Sebagaimana dinyatakan dalam teori Dua Faktor dari Herzberg yaitu faktor intrinsik bahwa tanggung jawab yang meningkat juga merupakan salah satu faktor motivasi yang mempengaruhi kinerja (Ilyas, 2001).

Hal tersebut diatas dapat disebabkan karena para perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Rantauprapat, memiliki keinginan dan itikad yang baik untuk melaksanakan tugas asuhan keperawatan. Para perawat menyatakan adanya perasaan bangga dan puas telah memberikan pelayanan yang baik kepada pasien serta adanya keyakinan untuk menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas.

b. Prestasi yang Diraih terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

(44)

dengan baik (jawaban ya) adalah merasa perlu meningkatkan prestasi untuk peningkatan kinerja rumah sakit yaitu 16,3%

Sesuai penelitian Megasari (2010) yang menyimpulkan bahwa aspek prestasi yang diraih sebagai faktor kepuasan kerja berhubungan signifikan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi

c. Pengakuan Hasil Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang didorong oleh pengakuan terhadap hasil kerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dilakukan dengan baik (jawaban ya) adalah asuhan keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana dapat diterima oleh kepala keperawatan yaitu 16,3%

Sesuai penelitian Amelia (2009) menyimpulkan bahwa pengakuan berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan. Demikian juga penelitian Siregar (2008) bahwa dari hasil uji regresi variabel yang berpengaruh terhadap kinerja perawat adalah prestasi, pengembangan, kondisi kerja, dan pengakuan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat adalah prestasi di RSUD Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.

d. Kemungkinan Pengembangan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

(45)

dilakukan dengan baik (jawaban ya) adalah perawat pelaksana berupaya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan yaitu 18,4%.

Sesuai pendapat Handoko (2002) bahwa pengembangan potensi merupakan suatu peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan secara maksimal potensi yang ada dalam dirinya agar kemampuan dan kemahiran yang dimilikinya dapat bertambah sesuai dengan yang diharapkannya

(46)

e. Kemajuan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang didorong oleh adanya kemajuan yang diperoleh dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dilakukan dengan baik (jawaban ya) adalah perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien sesuai kebutuhan pasien yaitu 20,4%.

Perawat sebagai suatu profesi harus dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan standar. Standar merupakan level kinerja yang diinginkan dan dapat dicapai dimana kerja aktual dapat dibandingkan. Ia memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak cocok atau tidak dapat diterima. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan tentang apa yang dibutuhkan oleh registered nursed untuk dijalankan sebagai profesi keperawatan. Secara umum standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya.

5.5 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

(47)

menunjukkan nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,369, artinya bahwa setiap peningkatan motivasi dari luar diri perawat pelaksana akan meningkatkan 0,369 point kinerja dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

Secara keseluruhan motivasi ekstrinsik perawat pelaksana yang terdiri dari aspek : imbalan, kondisi kerja, hubungan kerja dan hubungan kerja dominan pada jawaban kadang-kadang, namun persentase aspek motivasi ekstrinsik paling tinggi adalah aspek prosedur kerja dimana sebesar 22,4% yang menyatakan prosedur asuhan keperawatan dibuat dengan memperhatikan kondisi penyakit pasien, sedangkan aspek yang paling rendah (jawaban tidak pernah) adalah pada aspek hubungan kerja pada item pertanyaan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan dengan tenaga kesehatan lain dimana jawaban tidak mencapai 40,8%.

Pembahasan secara terperinci tentang masing-masing aspek (indikator) motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana akan diuraikan berikut ini a. Imbalan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang di dorong oleh faktor imbalan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dijawab “ya” adalah

perawat pelaksana menerima jasa medik (selain gaji) yaitu 16,3%.

(48)

Rantepao Toraja. Demikian juga dengan penelitian Anhar (2002) yang menyatakan bahwa faktor dari motivasi yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah faktor imbalan/insentif.

b. Kondisi Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang di dorong oleh faktor dari luar yaitu kondisi kerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dijawab “ya” adalah pelaksanaan asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan

fasilitas rumah sakit yang lengkap yaitu 16,3%.

Sesuai penelitian Lupiah, dkk (2009) bahwa ada hubungan yang signifikan antara kondisi kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kefamenanu. Kondisi kerja adalah suatu kondisi psikologis yang dialami karyawan dalam melaksanakan tugas di tempat kerjanya. Perawat akan termotivasi dalam bekerja jika ada faktor-faktor yang mendorong timbulnya semangat kerja yang menyentuh kebutuhan hidupnya contohnya kondisi kerja yang baik. Faktor dissatisfier atau faktor ekstrinsik dari Herzberg yang meliputi

salah satunya adalah faktor kondisi kerja (Ilyas, 2001).

(49)

ruangan yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang baik sangat mendukung kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kesadaran akan pentingnya lingkungan kerja yang kondusif` bagi perawat yang akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan, terus ditingkatkan oleh para perawat baik secara individual maupun oleh pihak rumah sakit.

c. Hubungan Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang di dorong oleh faktor dari luar yaitu hubungan kerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dijawab “ya” adalah hubungan kerja antar perawat pelaksana sesuai dengan tupoksi keperawatan yaitu 18,4%.

(50)

Gibson (1996) mengatakan bahwa hubungan interpersonal merupakan keadaan rekan kerja yang menunjukkan sikap bersahabat serta memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas dalam suatu organisasi.

Dengan adanya hubungan interpersonal yang baik diharapkan terjadi peningkatan kinerja perawat yang nanti akan menunjang kinerja secara umum dari rumah sakit karena adanya dukungan dari teman sekerja maupun dari pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

d. Prosedur Kerja terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase responden yang di dorong oleh faktor dari luar yaitu prosedur kerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat yang dijawab “ya” adalah prosedur asuhan keperawatan dibuat dengan memperhatikan

kondisi penyakit pasien yaitu 22,4%.

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Karakteristik responden terhadap kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat meliputi lama kerja, status perkawinan dan pelatihan. Lama kerja dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk status perkawinan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana.

2. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik responden berdasarkan uji chi square menunjukkan ada hubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam penanganan pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah di RSUD Rantauprapat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi RSUD Rantauprapat

(52)

kerja) yang dapat memotivasi perawat dalam bekerja, seperti memberikan pelatihan dan pengembangan diri perawat.

b. Mengingat motivasi menentukan kinerja perawat, maka diharapkan tenaga keperawatan di RSUD Rantauprapat diberikan dukungan dorongan dalam bentuk pemberian insentif sehingga sehingga dapat memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pelayanan keperawatan.

2. Bagi Perawat Pelaksana

Diharapkan agar setiap perawat pelaksana untuk selalu mengembangkan diri melalui pelatihan tentang keperawatan serta memotivasi diri dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien pengguna kartu jaminan kesehatan daerah.

3. Bagi Penelitian

Gambar

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Bebas
Tabel 4.3  Distribusi Responden Menurut Masa Kerja di RSUD Rantauprapat Tahun 2012
Tabel 4.7  Distribusi Tanggung Jawab di RSUD Rantauprapat Tahun 2012
Tabel 4.8  Distribusi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Indikator Prestasi yang Diraih di RSUD Rantauprapat Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam mesin inferensi terdapat forward chaining yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap data yang ada dan terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan

Sampai sekarang media yang sering digunakan untuk memperkenalkan bahasa Inggris adalah buku dan alat tulis, dapat dimanfaatkan teknologi lain untuk memperkenalkan bahasa Inggris

[r]

[r]

Matriks yang bersesuaian dengan transformasi tersebut adalah ...a. Persamaan bayangannya

[r]

[r]

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk yang meliputi keberadaan TPA, jenis TPA, pH air, tumbuhan air, hewan