• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Logam Kromium (Cr), Zink (Zn), dan Selenium (Se) Pada Air Sungai Denai Dengan Metode Inductively Couple Plasma (ICP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Logam Kromium (Cr), Zink (Zn), dan Selenium (Se) Pada Air Sungai Denai Dengan Metode Inductively Couple Plasma (ICP)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AIR

Air merupakan zat ang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per

empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk

memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah.

Air juga digunakan untuk keperluan industri, petanian, pemadam kebakaran,

tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain. Penyediaan sumber air bersih harus

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas

memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat (Chandra, 2006).

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh

dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Saat ini, masalah

yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak

mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk

kebutuhan domestik yang semakin menurun. Kegiatan Industri, domestik dan

kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain

menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan ,

kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber

daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolahan dan perlindungan sumber daya

air secara saksama.

Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :

a. Golongan A, yaitu air yag dapt digunakan sebagai air minum secara

(2)

b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

c. Golongan C, yaitu air dapat digunakan keperluan perikanan dan

peternakan

d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

Pengelolahan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan

ecara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah

pengelolahan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas

air. Mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Namun, sebelum melangkah

pada tahap pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi,

karakteristik, dan interkoneksi parameter – parameter kualitas air (Effendi, 2003).

2.1.1 Sifat Air

Air memiliki sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang

lain. Karakteristik air (Effendi, 2003) :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai dengan kehidupan, yakni 0o C (32o F) –

100o C, air berwujud cair. Suhu 0o C merupakan titik beku (freezing

point) dan suhu 100o C merupakan titik didih (boiling point) air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

sebagai penyimpan panas yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak

menjadi panas ataupun dingin dalam seketika.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan.

4. Air merupakan pelarut yang baik.

(3)

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika

membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki

densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan

demikian, es akan mengapung didalam air.

2.1.2 Fungsi Air

Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsungan hidup

hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel,

kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot

sekitar 7,5 %, jaringan lemak sekitar 2 %, darah sekitar 90 %. Air merupakan

bahan pelarut didalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu

tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui

paru-paru dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air untuk diminum setiap hari 2 liter

(bagi orang dewasa). Setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk

minum, cuci dan sebagainya).

Air banyak diperlukan dalam berbagai bidang, anatara lain (Gabriel,

2001):

1. Keperluan industri, yaitu dipakai sebagai bahan pelarut, sebagai bahan

pendingin.

2. Keperluan pembangkitan tenaga listrik dikenal dengan nama PLTA

3. Keperluan irigasi (pertanian)

4. Keperluan trasnportasi

5. Sebagai sarana olahraga ( ski air, berselancar, kolam renang )

6. Sebagai sarana pariwisata (air terjun)

(4)

8. Keperluan kedokteran ( hidroterapi, sebagai bahan pelarut obat, sebagai

bahan infus).

Proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita yaitu disebut metabolisme,

berlangsung dalam medium air. Molekul air juga ikut dalam banyak reaksi kimia

metabolisme. Air merupakan alat untuk mengangkut zat dari bagian tubuh yang

satu ke bagian lain. Misalnya darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir

keseluruh bagian tubuh dan membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah

kesemua sel dalam tubuh. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh

(Mahida, 1984).

2.1.3 Tujuan Pemantauan Kualitas Air

Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat terlarut , zat yang

tersuspensi, dan makhluk hidup, khususnya zat renik dialam air. Air murni, yang

tidak mengandung zat yang tidak terlarut, tiak baik untuk kehidupan kita.

Sebaliknya zat yang terlaut ada yang bersifat racun.

Apabila zat yang terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup dalam

air membuat kualitas air menjadi tidak sesuai untuk kehidupan kita, air itu disebut

tercemar. Pencemaran dapat berasal dari beberapa sumber. Sumber pencemaran

yang paling utama dinegara kita adalah limbah rumah tangga. Pencemran itu

berasal dari kira – kira 150 juta orang. Yang terkena menderita dari pencemaran

itu juga berjuta orang (Mahida, 1984).

Pemantauan kualitas air suatu peraiaran memiliki tiga tujuan utama

sebagai berikut (Effendi, 2003):

1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan

(5)

kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan

setelah pencemar tersebut dihilangkan.

2. Establising Water – Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antara perubahan sebab akibat antara

perubahan variable – variable ekologi perairan dengan parameter fisika

dan kimia, untuk mendapat baku mutu kualitas air.

3. Apparsial of Resourses, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran

kualitas air pada suatu tempat secara umum.

2.1.4 Pencemaran Air

Pencemaran air adalah penyimpanan sifat-sifat air dari keadaan normal,

bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah

terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah

tercemar. Walawpun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan

udara yang bersih dan bebas dari pencemaran , air hujan yang turun diatasnya

selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2, dan N2 serta

bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air

hujan dari atmosfer (Kristanto, 2002).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77.

Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang

mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapay mengganggu

atau membahayakan kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.

20 tahun 1990. Pencemaran air adaah masuknya atau dimasukannya makhluk

(6)

sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang membahayakan, yang

mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Beberapa sumber pencemaran air antara lain (Mukono, 2000) :

a. Domestik (Rumah Tangga)

Yaitu berasa dari pembuangan air kotoran dari kamar mandi, kakus dan

dapur.

b. Industri

Secara umum jenis polutan air dari industri dapat dikelompokan sebagai

berikut :

1) Fisik

Pasar atau lumpur yang tercampur dalam limbah air.

2) Kimia

Bahan Pencemar yang berbahaya : Merkuri (Hg), Cadmium (Cd),

Timah hitam (Pb), pestisida dan jenis logam berat lainnya.

3) Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasit, dan lain-lainnya. Misalnya

yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong

dan tempat pemerahan susu sapi.

4) Radioaktif

Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkitan

Listrik Tenaga Nuklir (PTLN) dapat pula menimbulkan

(7)

c. Pertanian dan Perkebunan

Polutan air dari pertanian/perkebunan dapat berupa :

1) Zat kimia

Misalnya : berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti (DDT,

Dieldrin dan lain-lain)

2) Mikrobiologi

Misalnya : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak

dan cacing tambang dilokasi perkebunan.

3) Zat radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses

pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat

pertumbuhan tanaman.

2.1.5 Indikator Pencemaran Air

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

1. Perubahan Suhu Air

Alam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya

suatu panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan

mesin-mesin yang menujang kegiatan tersebut dapat berjalan baik maka panas

yang terjadi harus dihilangkan. Penghilangan panas dilakukan dengan proses

pendinginan air. Air pendingin akan mengambil panas yang terjadi. Air yang

menjadi panas terebut kemudian dibuang ke sungai maka air sungai akan menjadi

panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan

(8)

bersamaan dengan keadaan suhu. Padahal setiap kehidupan memerukan oksigen

untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara

lambat terdifusi ke dalam air. Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit

oksigen terlarut didalamnya.

2. Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

berkiksar anatara 6.7 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada

besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Air

yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal bersifat asam, sedangkan air yang

mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan

buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air

yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di alam air.

3. Perubahan Warna, Bau, dan Rasa Air

Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan

anorganik dan bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka

akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan

berwarna, sehingga tampak bening dan jernih. Bau yang juga keluar dari dalam air

dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air limbah dari kegiatan industri,

atau dapat pula berasa dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba yang

hidup didalam air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat

dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup

tinggi. Air yang mempunyai rasa biasannya berasal dari garam–garam yang

(9)

yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dalam air. Adanya rasa pada air

pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air.

4. Timbulnya Endapan, Koloidal, Bahan Terlarut

Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan

buangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk

padat kalau tidak dapat larut sebagian akan menjadi koloidal. Apa bila endapan

dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik, maka

mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air, akan

melakukan degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih

sederhana. Dalam hal ini kandungan oksigen, yang terlarut di dalam air akan

berkurang sehingga oganisme lain yang memerlukan oksigen akan terganggau

pula. Kalau bahan buangan industri berupa bahan anorganik yang dapat larut

maka air akan mendapat tambahan ion-ion logam yang berasal dari bahan

anorganik tersebut. Banyak bahan anorganik yang memberikan ion-ion logam

berat yang pada umumnya bersifat racun, seperti kadmium. kromium dan timbal.

5. Mikroorganisme

Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa mikroorganisme

sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan industri

yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau maupun laut. Kalau bahan

buangan yang harus didegradasi cukup banyak , berarti mikroorganisme akan ikut

berkembang biak. Pada perkembang biakan mikroorganisme ini tidak tertutup

kemugkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba patogen

(10)

pengolahan bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembang biaknya

mikrorganisme, termasuk mikroba patogen.

6. Meningkatnya Zat Radioaktif Pada Lingkungan

Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam

kerusakan biologis apalagi apabila tidak ditangani dengan benar, maupun melalui

efek langsung maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan tidak etis bila

ada yang membuang bahan sisa radioaktif ke lingkungan sudah ada sejak

terbentuknya bumi ini, namun kita tidak boleh menambah radioaktif lingkungan

dengan membuang secara sembarangan bahan sisa radioaktif ke lingkungan.

Secara nasional sudah ada peraturan perundangan yang mengatur masalah

masalah bahan sisa (limbah) radioaktif. Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom

Nasional (BATAN) secara aktif mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan

tersebut.

2.1.6 Dampak Pencemaran Air

Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi

manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :

1. Air Menjadi Tidak Bermanfaat Lagi

Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan

kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Kerugian langsung ini pada

umumnya disebabkan oleh terjadinya pencemaran air oleh berbagai komponen

pencemar air. Bentuk kerugian langsung ini antara lain berupa : air tidak dapat

digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air tidak dapat digunakan untuk

(11)

2. Air Menjadi Penyebab Penyakit

Air lingkungan yang bersih sangat didambakan oleh setiap orang. Air

lingkungan yang bersih saat ini termasuk barang yang langka harus dijaga

kelestariannya. Untuk mendapatkan air lingkungan yang bersih, tebusan tersebut

akan menjadi mahal apabila manusia tidak disiplin di dalam mematuhi

perundangan lingkungan hidup yang bersih merupakan tanggung jawab bersama.

Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam

komponen pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman

untuk dihuni. Pencemaran air dapat menimbalkan kerugian yang leih jauh lagi

yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah

sehingga air telah menjadi penyebab berbagai macam penyakit (Whardhana,

2004).

2.1.7 Usaha Mencegah Pencemaran Air

Usaha pencegahan pencemaran air bukan merupakan proses yang

sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai beriku (Supardi, 2003) :

1. Air limbah yang akan dibuang keperairan harus diolah lebih dahulu

sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.

2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar polutan

satu dengan lainnya.

3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang

tumpah diperairan.

4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung kedalam perairan. Hal

(12)

5. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya

radiasi dan barulah dibuang diperairan.

6. Mengeluarkan dan menguraikan detergen atau bahan kimia lain dengan

menggunakan aktivitas mikroba tertentu sebelum dibuang kedalam

perairan umum.

2.2. Kromium

Kata kromium berasal dari bahasa Yunani (Chroma) yang berarti warna.

Dalam bahan kimia, kromium dilambangkan “Cr”. Sebagai salah satu unsur

logam berat, kromium mempunyai nomor atom (NA) 24 dan mempunyai berat

atom (BA) 51,996. Logam kromium pertama kali ditemukan oleh Vagueline pada

tahun 1797. Satu tahun setelah unsur ini ditemukan, diperoleh cara untuk

mendapatkan logam kromium

Logam kromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Logam ini di

alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan

unsur-unsur lain. Sebagai bahan mineral, kromium paling banyak ditemukan dalam

bentuk “Chromite”(FeOCr2O3). Kadang-kadang pada batuan mineral chromite

juga ditemukan logam-logam Mg (magnesium), Al (alumunium), dan senyawa

SiO3 (silikat). Logam-logam dan senyawa silikat tersebut dalam mineral chromite

bukanlah merupakan penyusunan pada chromite melainkan berperan sebagai

pengotor (impurities).

Logam kromium dapat masuk ke dalam semua strata lingkungan, apakah

itu pada strata perairan, tanah, ataupun udara (lapisan atmosfer). Kromium yang

(13)

Tetapi sumber-sumber masukan logam kromium kedalam strata lingkungan yang

umum dan diduga paling banyak adalah dari kegiatan-kegiatan perindutsrian,

kegiatan rumah tangga dan dari pembakaran serta mobilisasi bahan-bahan bakar.

Dalam badan perairan kromium dapat masuk melalui dua cara, yaitu

secara alamiah dan nonalamiah. Masuknya kromium secara alamiah dapat terjadi

disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti pengikisan yang terjadi pada

batuan mineral. Di samping itu debu-debu dan partikel kromium yang di udara

akan dibawa turun oleh air hujan. Masukan kromium yang terjadi secara

nonalamiah lebih merupakan dampak atau efek dari aktivias yang dilakukan

manusia. Sumber-sumber kromium yang berkaitan dengan aktivitas manusia

dapat berupa limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga.

Dalam badan perairan, terjadi bermacam-macam proses kimia, mulai dari

proses pengompleksan sampai pada reaksi redoks. Proses kimia tersebut terjadi

pada logam kromium yang ada di perairan. Proses kimia seperti pengompleksan

dan sistem reaksi redoks, dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan dan atau

sedimentasi logam kromium di dasar perairan. Proses-proses kimiawi yang

berlangsung dalam badan perairan juga dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa

reduksi dari senyawa-senyawa Cr6+ yang sangat beracun menjadi Cr3+, dapat

berlangsung bila badan perairan berada dan atau mempunyai lingkungan yang

bersifat asam. Untuk perairan yang berlingkungan basa,ion-ion Cr3+ akan

diendapkan didasar perairan (Palar, 2008).

Kadar kromium maksimum yang diperkenankan bagi kepentingan air

minum adalah 0,05 mg/liter. Kadar kromium pada perairan tawar biasanya kurang

(14)

trivalent biasanya tidak ditemukan diperairan tawar, sedangkan pada perairan laut

sekitar 50% kromium merupakan kromium terivalen.

Garam-garam kromium yang masuk kedalam tubuh manusia akan segera

dikeluarkan oleh tubuh. Akan tetapi, jika kadar kromium tersebut cukup besar,

akan mengakibatkan kerusakan pada sistem pencernaan. Kadar kromium yang

diperkenankan pada air minum adalah 0,05 mg/liter. Toksisitas kromium yang

dipengaruhi oleh bentuk oksidasi kromium, suhu, dan pH. Kadar kromium

diperkirakan aman bagi kehidupan akuatik adalah 0,05 mg/liter. Kadar kromium

0,1 mg/liter dianggap berbahaya bagi kehidupan organism (Effendi, 2003).

Dosis fatal senyawa kromium yang larut dalam air dan memungkinkan

keracunan melalui mulut, seperti kalium kromat, kalium bikromat, dan asam

kromat, kira-kira 5 g. Pada kematian yang disebabkan oleh keracunan senyawa

kromium dapat terjadi nefritis yang disertai oleh pendarahan. Gejala klinis

keracunan akut melalui mulut dapat menyebabkan kepala pening, rasa sangat

haus, sakit perut, muntah, syok, dan oliguria atau anuria. Kematian yang terjadi

karena uremia.

2.3 Zink

Seng (zinc) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah dialam.

Kadar zink pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kelarutan unsur oksida zink dalam

air relatif rendah. Zink yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah terlarut,

sehingga kadar zink dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Ion

zink mudah terserap kedalam sedimen dan tanah. Silikat terlarut dapat

(15)

asam, kelarutan seng meningkat. Kadar zink pada perairan alami < 0,05 mg/liter,

pada perairan asam mencapai 50 mg/liter, dan pada perairan 001 mg/liter.

Sumber alami utama zink adalah calamine (ZnCO3), sphalarite (ZnS),

smithsonite (ZnCO3), dan wilemite (Zn2SiO4). Zink digunakan dalam industri besi

baja, cat, karet, tekstil, karet, dan bubur kertas.

Logam zink sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion,

zink bebas memilki toksisitas tinggi. Meskipun zink merupakan unsur esensial

bagi tubuh tetapi dalam dosis tinggi zink dapat berbahaya dan bersifat toksik.

Paparan zink dosis besar sangat jarang terjadi. Zink tidak diakumulasi sesuai

bertambahnya waktu paparan karena seng dalam tubuh akan diatur oleh

mekanisme homeostatic, sedangkan kelebihan seng akan diabsorbsi dan disimpan

dalam hati.

Zink termasuk unsur yang essensial bagi makhlik hidup, yakni berfungsi

untuk membantu kerja enzim. Zink juga diperlukan dalam proses fotosintesis

sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam penbentukan protein.

Davis dan Connel (1991) mengemukakan bahwa zink tidak bersifat toksik bagi

manusia, akan tetapi pada kadar yang tinggi dapat menimbulkan rasa pada air.

Kadar zink pada air minum sebaiknya tidak lebih 5 mg/liter. Toksisitas

zink menurun dengan meningkatnya suhu dan menurunnya oksigen terlarut.

Toksisitas zink bagi organisme akuatik (alga, avertebrata, dan ikan) sangat

bervariasi,< 1 mg/liter hingga > 100 mg/liter. Bersama-sama dengan kalium,

magnesium, kadmium, zink bersifat aditif, tokisitasnya merupakan penjumlahan

(16)

mengalami peningkatan,lebih toksik daripada penjumlahan keduanya (Effendi,

2003).

2.4 Selenium

Selenium (Se) dalam bentuk unsur tidak larut dalam air, melainkan

terserap ke dalam partikulat. Bentuk selenium yang terlarut adalah selenit (SeO32-)

dan selenat (SeO42-). Keberadaan selenium diperairan diperkirakan dapat

menurunkan toksisitas arsen dan merkuri.

Kadar selenium pada kerak bumi sekiar 0,1 mg/kg. Sumber alami

selenium di perairan adalah ferroslite (FeSe2), chalcopyrite, pentladite, dan

pyrrhotite. Selenium banyak digunakan dalam besi, baja, cat, fotografi,

pengolahan karet, elektronik, da sebagai insektisida. Selenium merupakan hasil

sampingan dari proses batuan, pemurnian kobalt dari lumpur anoda, dan produksi

asam sulfit dari lumpur timbal (Pb).

Pencemaran selenium dalam badan air bisa mencemari tanah pertanian

melalui kandungan selenium yang mudah larut, contohnya selenat. Setelah

terlarut, selenium menuju perairan dan akhirnya mengendap dalam tanah, lalu

mengalami evaporasi sehingga selenium mencemari udara. Kadar air selenium

bervariasi, tergantung pada faktor lingkungan dan proses geologi. Rata-rata kadar

selenium diperairan adalah sebesar 0,02 ppm.

Dalam jumlah renik, selenium merupakan unsur yang essensial bagi

hewan. Namun, pada kadar tinggi selenium juga bersifat toksik bagi tumbuhan,

meskipun dengan intensitas yang rendah. Bagi hewan dan manusia, selenium

(17)

alga hijau bersifat antagonistik. Air yang terkontaminasi selenium dapat

mengakibatkan kematian dan kecacatan. Pelepasan selenium diakibatkan oleh

perubahan cuaca, aktivitas manusia seperti pemurnian, produksi, dan peleburan

mineral yang bisa mencemari perairan.

2.5 Inductively Coupled Plasma (ICP)

Inductively Coupled Plasma (ICP) adalah sebuah teknik analisa yang

digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam dalam sampel. ICP digunakan

untuk menganalisa kadar unsur-unsur logam dari suatu sampel dengan

menggunakan metode yang didasarkan pada pengukuran intensitas emisi pada

panjang gelombang yang khas untuk setiap unsur.

ICP pada saat ini banyak sekali digunakan untuk optikal spektrofotometri

seperti yang sama dikemukakan oleh Velmer Fassel pada awal-awal tahun

1970-an. Gas argon diarahkan melalui obor yang terdiri dari tiga tabung konsentris yang

dari kuarsa atau bahan lain yang cocok, seperti yang ditunjukan oleh gambar 2.1

berikut :

(18)

Penampang sebuah obor ICP dan kumparan beban yang menggambarkan

urutan pengapian. (A) merupakan gas argon yang berputar-putar melalui obor. (B)

merupakan daya frekuensi radio (RF) yang diterapkan pada kumparan beban. (C)

merupakan percikan ion yang memproduksi beberapa elektron bebas dalam argon.

(D) merupakan elektron bebas yang dipercepat medan radio frekuensi (RF) yang

menyebabkan ionisasi lebih lanjut dan membentuk plasma. (E) merupakan sampel

aerosol yang membawa aliran ke nebulizer melalui lubang dalam plasma.

Sebuah kumparan tembaga, disebut kumparan beban, mengengelilingi

ujung atas obor dan dihubungkan ke generator dan frekuensi radio (RF). Ketika

daya (biasanya 700-1500 watt) diterapkan pada kumparan pada tingkat yang

sesuai dengan frekuensi generator. Dalam instrumen ICP frekuensi paling baik

adalah pada 27 atau 40 megahertz (MHz). Osilasi radio frekuensi (RF) dari arus

dalam kumparan menyebabkan medan listrik RF dan magnetik yang akan

dibentuk didaerah bagian atas obor. Dengan ini, gas argon yang berputar-putar

melalui obor akan terpercikkan, percikannya digunakan ke gas yang

menyebabkan beberapa elekron akan diambil dari atom argon. Elektron ini

kemudian akan terperengkap dalam medan magnet dan dipercepat oleh medan

magnetnya. Dilakukan penambahan energi ke elektron dengan menggunakan

kumparan, cara ini dikenal sebagai kopling induktif. Elektron berenergi tinggi ini

pada gilirannya akan bertumbukkan dengan atom argon lain, elektron, dan ion

argon, membentuk yang dikenal sebagai zat buangan dari ICP. Zat buangan dari

ICP kemudian ditransfer melalui proses kopling induktif.

Kebanyakan sampel dianalisa awalnya sebagai cairan yang dinebulasi

(19)

Sampel aerosol kemudian dibawa kepusat plasma oleh inner (nebulizer) aliran

argon. Fungsi pertama dari plasma temperatur tinggi adalah untuk memindahkan

larutan, pelarut, aerosolnya, biasanya meninggalkan sampel sebagai partikel

garam mikrokopis. Langkah selanjutnya melibatkan dekomposisi partikel

garamnya menjadi sebuah gas dari molekul tunggal yang kemudian memisahkan

diri menjadi atom (atomisasi). Proses–proses ini, dimana terjadi paling utama di

zona pemanasan (PHZ). Proses yang sama yang terjadi dalam nyala api dan

tungku yang digunakan untuk atom spektrofotometri serapan atom.

Gambar. 2.2. Proses yang terjadi ketika tetesan sampel diperkenalkan ke dalam

debit ICP (Montaser, 1992)

2.5.1 Prinsip Kerja Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

(20)

energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi dari plasma. Saat kembali ke kondisi energi terendah (ground state) terjadi pelepasan energi berupa cahaya, dimana intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan konsentrasi elemen logam yang akan diukur.

Perangkat keras ICP-OES yang utama adalah plasma, dengan bantuan gas

akan mengatomisasi elemen dari energi pada keadaan dasar ke tingkat yang lebih

tinggi sambil memancarkan energi cahaya. Proses ini terjadi oleh Plasma yang

dilengkapi dengan tabung konsentris yang disebut torch, paling sering dibuat dari

silika. Torch ini terletak di dalam water-cooled coil of a radio frequency (r.f.)

generator. Gas yang mengalir ke dalam Torch, r.f. diaktifkan dan gas

menghasilkan konduktifitas listrik. Pembentukan induksi plasma sangat

bergantung pada kekuatan magnet dan pola yang mengikuti aliran gas. Perawatan

plasma biasanya dengan pemanasan dari gas mengalir. Induksi dari magnet yang

yang menghasilkan frekuensi tinggi arus listrik di dalam konduktor.

Sampel yang akan dianalisis harus dalam larutan. Untuk sampel padatan

diperlukan preparasi sampel dengan proses pada umumnya dengan larutan asam.

Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan sampel menjadi aerosol. Cahaya

emisi oleh atom suatu unsur pada ICP harus dikonversi ke suatu sinyal listrik yang

dapat diukur banyaknya. Hal ini diperoleh dengan mengubah cahaya tersebut ke

dalam komponen radiasi (hampir selalu dengan cara difraksi kisi) dan kemudian

mengukur intensitas cahaya dengan photomultiplier tube pada panjang gelombang

spesifik untuk setiap elemen. Cahaya yang diemisikan oleh atom atau ion dalam

ICP dikonversikan ke sinyal listrik oleh photomultiplier dalam spectrometer.

(21)

konsentrasinya yang telah diukur sebelumnya. Beberapa elemen memiliki lebih

dari satu panjang gelombang spesifik dalam spektrum yang dapat digunakan

untuk analisis. Dengan demikian, pilihan panjang gelombng yang paling sesuai

sangat mempengaruhi akurasi.

2.5.2 Bagian-bagian Alat dari ICP

Gambar 2.3 Bagian-bagian alat ICP (Montaser, 1992)

1. Pengkabut (Nebulizer)

Pengkabut adalah bagian yang mengubah cairan menjadi bentuk aerosol

yang dapat pindah kedalam plasma. Proses nebulasi adalah salah satu langkah

yang paling penting dalam ICP. Cara memperkenalkan sampel yang ideal akan

menjadi salah satu penghantar dari semua sampel keplasma pada satu bentuk

dimana plasma mungkin akan kembali menghasilkan larutan, uap atomisasi, dan

ionisasi. Karena hanya bercak-bercak kecil yang dapat digunakan dalam ICP.

Kemampuan untuk menghasilkan bercak kecil pada berbagai jenis sampel yang

(22)

2. Pompa Peristaltik (Pump)

Pompa peristaltik adalah jenis pompa perpindahan yang digunakan untuk

memompa berbagai cairan. Pompa ini menggunakan sebuah penggulungan yang

mendorong larutan sampel dimana tabung menggunakan proses peristaltik.

Tabung pompa peristaltik adalah satu bagian dari sistem ICP yang biasanya

memerlukan penggantian yang sering. Analisa harus memeriksa tabung pompa

untuk pemakaian sehari-hari, yang umumnya ditandai dengan tekanan permanen

di pipa yang dapat dirasakan dengan menjalankan jari seeorang melalui pipa.

Kegagalan untuk menggantikan tabung pompa yang aus dpat mengakibatkan

kinerja instrumen menurun karena ini dapat mencegah aliran sampel yang akan

disampaikan ke pengkabut (nebulizer). Memakai tabung dapat dikurangi dengan

melepaskan ketegangan pada pipa ketika pompa tidak digunankan.

3. Bagian Penyemprot (Spray Chamber)

Setelah sampel aerosol dibuat oleh pengkabut, harus diangkut ke obor

sehingga disuntikkan ke dalam plasma. Karena tetesan sangat kecil hanya dalam

aerosol yang cocok untuk diinjeksikan ke dalam plasma, bagian penyemprot

adalah untuk menghapus tetesan besar dari aerosol. Tujuan kedua dari bagoian

penyemprot adalah untuk menurunkan tekanan yang terjadi selama nebulisasi,

karena pemompaan dari larutan. Secara umum, bagian penyemprot untuk ICP

dirancang untuk memungkinkan tetesan dengan diameter sekitar 10 mm atau

lebih kecil untuk lolos ke plasma. Dengan pengkabut khas, kisaran tetesan

merupakan sekitar 1-5 % dari sampel dikeringkan ke dalam wadah buangan.

(23)

untuk mengguakan sampel yang mengandung asal fluoride yang dapat merusak

kaca ruang semprot.

4. Saluran Air (Drain)

Merupakan bagian yang tampaknya sederhana dari sistem pengenalan

sampel, drain yang membawa sampel yang lebih dari ruang semprot untuk wadah

buangan dapat berdampak pada kinerja instrumen ICP. Selain membawa pergi

sampel berlebihan, sistem pembuangan menyediakan tekanan baik yang

diperlukan untuk memaksa sampel aerosol membawa aliran gas melalui tabung

nebulizer injector obor dan masuk ke bit plasma. Jika sistem pembuangan tidak

mengalir secara merata atau jika memungkinkan gelembung untuk melewatinya,

injeksi sampel ke dalam plasma mungkin terganggu dan dapat menyebabkan

kebisingan sinyal emisi. Saluran air untuk pengenalan sampel ICP dapat dalam

berbagai bentuk seperti loop, blok, tabung U, atau bahkan pipa dihubungkan ke

pompa peristaltik. Untuk kinerja yang tepat, penting untuk menjaga tingkat cairan

dengan sistem pembuangan pada posisi yang dianjurkan. juga ketika

memperkenalkan sampel dasar organik ke dalam ICP, mungkin perlu untuk

menggunakan pipa saluran pembuangan yagn ditunjukan untuk digunakan dengan

pelarut organik.

5. Obor (Thorch)

Obor yang digunakan saat ini dalam ICP-OES sangat mirip dalam desain

dan fungsi dengan yang dilaporkan oleh Fassel diawal-awal ICP. Obor terdiri dari

tiga tabung konsentris untuk aliran argon dan injeksi aerosol. Jarak antara dua

tabung luar dijaga bersempitan sehingga gas yang dialirkan diamtara mereka

(24)

membuat gas spiral disekitar chamber seperti melanjutkan ke atas. Salah satu

fungsi dari gas ini adalah untuk menjaga dinding kuarsa aliran obor dingin dan

dengan demikian aliran gas ini awalnya disebut aliran pendingin atau plasma

tetapi sekarang disebut “pengeluaran” aliran gas. Untuk argon ICP, aliran gas luar

biasanya sekitar 7-15 liter per menit.

6. Generator Frekuensi Radio

Generator Frekuensi Radio (RF) adalah perangakat yang menyediakan

daya untuk lanjutan dan memelihara dari debit plasma. Tenaga ini, biasanya mulai

dari sekitar 700-1500 watt, yang sudah ditransfer ke gas plasma melalui kumparan

beban sekitar bagian atas obor. Kumparan beban, yang bertindak sebagai antenna

untuk mentransfer daya RF untuk plasma, biasanya terbuat dari pipa tembaga dan

didinginkan oleh air atau gas selama operasi.

7. Transfer Optik

Sampel yang sudah berbentuk aerosol yang sudah diubah oleh obor akan

dipancarkan ketransfer optik, kemudian cahaya polikromatis yang dipancarkan

akan diubah menjadi cahaya monokromatis.

8. Mikroprosesor (Detektor)

Detector yang berfungsi sebagai pendeteksi kadar logam. Setelah garis

emisi yang yang tepat telah diisolasi dengan spektrofotometer, detector dan

elektronik yang terkait digunakan untuk mengukur intensitas garis emisi. Sejauh

ini detektor paling banyak digunakan untuk ICP adalah tabung photomultiplier

(25)

9. Komputer dan Prosesor

Bagian penting dari instrumen ICP adalah kontrol komputer dimasukkan

ke dalam instrument. Mayoritas fungsi otomatis instrumen ICP secara langsung

dikontrol oleh on-board komputer melalui tombol atau keypad yang terletak pada

instrumen. Namun, gunakan komputer eksternal, yang dihubungkan ke on-board

komputer instrumen, untuk bertindak sebagai penghubung antara analis dan

instrumen. Fungsi penting komputer ini adalah menunjukan hasil kadar logam

Gambar

Gambar. 2.1. Penampang obor ICP (Montaser, 1992)
Gambar. 2.2. Proses yang terjadi ketika tetesan sampel diperkenalkan ke dalam
Gambar 2.3 Bagian-bagian alat ICP (Montaser, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penetapan Guru, Kepala

Industri Ternak Unggas Petelur 5543. Industri Ternak Ruminansia

Effective multicultural and character education (1) requires total school reform; (2) is for all students in all grades and subjects; (3) involves acquiring knowledge,

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

[r]

Resource discovery in the SensorSA is supported by a combined usage of the SANY Catalogue that provides the interfaces of the Catalogue Service (see section 8.2) and

Di Laporan Tahunan Perseroan yang lalu, kami menyampaikan dua tonggak sejarah yang dicapai Indopoly pada tahun 2010: pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, dan

After a short introduction , this engineering report discusses the typical citizen science sampling campaign formalization and execution process to allow understanding the full