• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN ME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN ME"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU PTK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA FILM PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 WANGI-WANGI

SELATAN

Oleh:

ARIFIN

AIA2 14 004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam menunjang perkembangan masyarakat suatu bangsa menuju terwujudnya sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkarir diranah nasional maupun internasional. Pendidikan sendiri dipandang sebagai tolak ukur berkembangnya suatu bangsa dimana bangsa yang besar dan maju dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.

Kualitas pendidikan yang baik menghasilkan lulusan yang baik pula, hal ini dapat terwujud dengan syarat sistem dan sarana pendidikan harus dilengkapi guna kenyamanan proses pendidikan sehingga penyaluran serta penyerapaan informasi dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Dalam Soyomukti (2013: 27) mengatakan Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Jadi, banyak hal yang dibicarakan ketika kita membicarakan pendidikan. Aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan antara lain:

a. Penyadaran; b. Pencerahan; c. Pemberdayaan; d. Perubahan perilaku;

(3)

karakter siswa yang mudah terpengaruh dan berangsur berubah, minat serta antusias siswa dalam mengikuti pelajaran disekolah harus diperhatikan demi kelangsungan generasi bangsa yang berkarakter serta memiliki pengetahuan luas.

Perubahan sistem pendidikan yang dilakukan harus berorientasi pada karakter dan penumbuhan minat siswa terhadapa mata pelajaran yang diajarkan serta terpadu, guna menghasilkan siswa yang berprestasi dan berkarakter serta pendidikan yang ada tidak tertinggal dengan perubahan zaman di era global ini. Perubahan yang terjadi membuat segala unsur kehidupan yang ada ikut berubah mulai dari teknologi hingga pola perilaku dan individu atau kelompokpun mulai berubah.

Hal ini yang kemudian menjadi tantangan serta pertimbangan bagi institusi dan tenaga pendidik dalam mencerdaskan bangsa ini. Institusi serta tenaga pendidikan yang professional dituntut menciptakan teknik atau metode yang tepat dalam menghadapi kondisi pendidikan yang berangsur-angsur berubah dan memiliki keterbatasan, hal ini sangat diperlukan guna terwujudnya proses pendidikan yang baik.

(4)

guru sebagai pendidik harus mampu menyediakan model pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar.

Metode-metode dan model pembelajaran yang tepat dalam mengahadapi perubahan zaman sangat diperlukan agar sumberdaya manusia dari lulusan institut pendidikan mampu bersaing dengan kerasnya dunia kerja dan bisnis (jenjang karir).

Proses pembelajaran yang baik adalah hal utama yang harus diperhatikan untuk menghasilkan penerimaan informasi yang maksimal sehingga informasi yang telah disampaikan dapat dipahami dan diaplikasikan. Dalam Sanjaya (2011: 27) mengatakan pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipergaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.

Siswa merupakan komponen utama pembelajaran dimana pembelajaran ditujukan untuk siswa, sehingga penggunaan metode atau penerapan model pembelajaran harus tepat hal ini tidak lepas dari peran guru sebagai penyalur informasi, guru harus mampu menerapkan moetode dan model pembelajaran yang sesuai serta mampu memahami siswa yang cenderung berbeda-berda sifat atau perilaku.

(5)

dimana terkadang guru hanya menggunakan metode yang kurang menarik bagi siswa.

Dalam pembelajaran IPS sendiri banyak komponen materi yang akan di sampaikan pada siswa yang bersifat visual (gambar dan video), dengan perkembangan teknologi kini mata pelajaran ini didukung dengan media elektronik yang mampu menampilkan secara visual objek yang disampaikan sehingga siswa yang menerima materi tidak lagi berangan-angan dengan objek yang dijelaskan oleh guru, contohnya dalam mata pelajaran IPS Sejarah yang dulu hanya dijelaskan dnegan metode ceramah atau bercerita kini dengan hadirnya media elektronik materi yang dijelaskan dapat ditampilkan langsung lengkap dengan gambar dan video walaupun tidak semua materi yang ada memiliki gambar atau rekaman video. Dalam hal ini pemanfaatan media film bagi peningkatan hasil belajar siswa sangat berpengaruh bagi pemaham siswa akam objek materi yang disampaiakan, di harapkan pengguanan media film atau visual dapat diterapkan pada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(6)

2. Apakah penerapan media film pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan dapat meningkatkan Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS?

3. Apakah penerapan media film pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan dapat meningkatkan hasil belajar IPS?

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan keefektivan guru dalam pembelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.

2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.

3. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan selanjutnya dengan obyek kajian yang sama atau serupa mengenai “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Film Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan”.

2. Manfaat praktis

(7)

b. Bagi akademisi, dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian dan pengetahuan tentang Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Film Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan.

c. Bagi guru, dapat dijadiakan bahan acuan tentang penggunaan media film pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dan tak boleh terlewati dalam hidup ini, dikarenakan pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia dari ketidak tahuan menuju perubahan yang kompleks, sederhananya dari salah menjadi benar. Yang akan merujuk pada aspek kehidupan individu (siswa) atau kelompok masyarakat dimana jika pendidikan tak diterapkan pada individu atau kelompok dari dan sebelum lahir maka akan berpengaruh pada aspek kehidupan individu atau kelompok tersebut. Sadulloh (2010: 1) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan manusia dengan lapangan yang sangat luas, yang mencakup semua pengalaman serta pemikiran manusia tentang pendidikan.

(9)

masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya, bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi sesuatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan dan mengembangkan hidupnya (Hafid dkk, 2013: 27).

Dalam hal ini perubahan sikap seseorang kearah positif merupakan tujuan utama dari pendidikan yang mempunyai kata dasar didik serta menitih beratkan pada ranah psikologi guna kesehatan dan perkembangan fisik yang berangsur tumbuh dan berkembang dengan memuat norma serta nilai-nilai pada masyarakat dimana nilai dan norma sendiri diterapkan dan menjadi dasar atau ideology masyarakat tersebut.

B. Konsep Belajar dan Pembelajaran

(10)

Dalam Anita (2007: 3) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara. Prubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan, pertumbuhan, dan penrkembangan seprti anak yang mampu berdiri dari duduknya atau perubahan fisik yang oleh kecelakaan tidak dapat dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar meskipun perubahan itu berlangsung lama dan konstan.

Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan (Sanjaya, 2011: 27). Namun demikian pemaknaan kata pembelajaran merujuk pada upaya membelajarkan siswa tentang seluruh unsur yang sifatnya universal. Kurniawan (2014: 27) bisa kita pahami bahwa dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa (events) yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia.

(11)

pembelajaran ini terganggu maka akan menimbulkan proses pembelajaran yang berujuk pada hasil yang buruk. Dalam Jihad & Haris (2013: 12) mengemukakan bahwa Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pemebelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif

Dalam Rusman (2014: 144) Mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media. Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan kegiatan guru dan siswa dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran.

C. Konsep Hasil Belajar

Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus

menunjukkan suatu perubahan tingkah laku yang bersifat menetap, fungsional,

positif dan disadari. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan

kegiatan evaluasi. Untuk itu diperlukan teknik dan prosedur evaluasi belajar yang

dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar. Dalam Anita (2007: 19) hasil

belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.

(12)

menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru

dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Jadi belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. Namun hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam Mujtahid (2011: 35) berpendapat bahwa hasil belajar memang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain; kemampuan guru, keadaan peserta didik, sarana prasarana dan lain-lain. Namun terlepas dari itu semua, bahwa hasil belajar merupakan tanggung jawab guru. Kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah kegagalan guru.

D. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perpaduan dari berbagai bagian konsep atau meteri ilmu-ilmu social yang diramu untuk kepentingan program pendidikan dan pembelajaran disekolah/madrasah.

(13)

Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai disiplin operasional yang efektif dan memperhatikan studi tentang manusia dimasyarakat, dalam situasi global saat ini dapat memainkan peran yang sangat penting. Namun demikian berdasarkan data keberadaannya, dalam mengajarkan ilmu-ilmu pendidikan social didominasi oleh proses belajar mengajar dengan menggunakan buku teks (Fajar, 2004: 31-32). Pembelajaran IPS dengan cakupan yang sangat luas tidak hanya bergantung pada buku teks sebagai sumber belajar siswa, lingkungan, social budaya, politik dan ekonomi masyarakat sekitarnya merupakan bagian dari proses pembelajarannya sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat terlaksana secara maksimal.

Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah membantu peserta didik sebagai warga Negara dalam membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi untuk kepentingan publik/umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang beragam di dunia yang saling tergantung. Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga Negara dalam hal pengetahuan, proses intelektual, dan karakter yang demokratis, yang diperlukan siswa untuk terlibat aktif dalam kehidupan publik. Dengan membentuk kompetensi wargga Negara sebagai suatu tujuan utama. NCSS menenkankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pad aide-ide dan nilai-nilai demokrasi (Wahidmurni, 2017: 18).

(14)

masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal. E. Konsep Media Pembelajaran

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, dunia pendidkan mengalami perubahan sistem yang semula sifatnya tradisional menuju modernisasi. Dengan memodernisasi sistem pendidikan, diharapkan perkembangan yang ada dari sarana pendidikan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada obyek kajian pembelajaran selain itu pemodernisasian ini diharapkan agar system pendidikan di indonesisa sendiri tidak tertinggal dengan Negara lain. Adapun bentuk dari modernisasinya pendidikan dengan penggunaan media pembelajaran yang antara lain berupa media film.

(15)

Dalam korelasinnya dengan pendidikan media diperuntukan untuk membantu dan mempermudah proses belajar dan pembelajaran guru dalam menyampikan informasi sehingga merangsang siswanya agar termotivasi dan memiliki prestasi belajar yang baik. Dalam Suryani dan Agung (2012: 135) mengatakan bahwa, media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

Media sendiri merupakan pengantar atau perantara yang berupa alat yang digunakan dalam mempermudah kegiatan dalam proses belajar, sehingga belajar tidaklah terasa berat dan belajar sendiri menjadi menarik. Dari sisnilah motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat karena proses belajar tidak lagi monoton dan menjadi menyenangkan. Jadi media pembelajaran sangatlah membantu dan membawa perubahan yang signifikan pada proses dan hasil belajar.

F. Kerangka Berpikir

Gambar 1: kerangka berpikir

Hasil belajar kurang optimal Guru

Penerapan media film Pembelajaran IPS

(16)

G. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan media film dapat meningkatkan keevektikan guru dalam pembelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi

2. Penggunaan media film dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.

3. Penggunaan media film dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.

H. Penelitan Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Asmir dengan menggunakan media videografi mendapatkan kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus 1 65% dan pada siklus II meningkat menjadi 85%.

2. Aktivitas mengajar guru dalam pelaksanaan pembelajaran berhasil ditingkatkan dengan menerapkan media pembelajaran Videografi sebesar 62,5% pada siklus I, namun belum mencapai indicator kinerja 80%. Aktivitas mengajar guru meningkat menjadi 87,33%.

(17)

indicator kinerja 80%. Hasil belajar siswa meningkat secara signifikan pada siklus II yakni sebanyak 19 dari 21 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 70.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah dengan menggunakan Media audio visual dengan kesimpulan:

1. Penggunaan media audio visual (film) dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Kendari dapat meningkatkan efektivitas mengajar guru dimana pada siklus I hanya mencapai 75% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai 100%.

2. Penggunaan media audio visual (film) dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Kendari dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dimana pada siklus I hanya mencapai 53,84% sedangkan pada siklus II mengalami penigkatan yang signifikan yaitu mencapai 92,30%

3. Dari segi hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I secara klasikal hanya mencapai 60% dengan nilai rata-rata 74,54 sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa menigkat menjadi 87% dengan nilai rata-rata 76,96.

Selanjutnya adalah penelitian Arifin dengan menggunakan Media gambar dengan kesimpulan:

(18)

60, dan hanya 8 orang siswa (33,3%) yang mendapatkan diatas 60. Secara keseluruhan rata-rata kelas menjadi 61,5. Sesudah pembelajaran menggunakan media gambar pada siklus I dilakukan hasilnya menjadi 5 orang siswa mendapatkan nilai dibawah 70 (tidak tuntas), dan 19 orang mendapatkan nilai minimal 70 (tuntas). Secara keseluruhan rata-rata kelas menjadi 77,3. Hasil masih kurang memuaskan.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi dengan waktu penelitian selama empat bulan mulai dari bulan Maret 2018 sampai bulan Juni 2018 dengan menerapkan proses pembelajaran menggunakan media film.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu:

1. Guru mata pelajaran IPS, yaitu bagaimana keefektifan guru menggunakan media film dalam proses pembelajaran.

2. Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan, yaitu berupa aktivitas siswa dalam menerima pembelajaran dengan menggunakan media film. 3. Hasil belajar, yaitu melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media film. C. Prosedur Penelitian

(20)

Gambar 2: siklus penelitian Tindakan, diadopsi dari Arikunto (2017: 42)

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang diawali dengan pembuatan perangkat pembelajaran secara kolaboratif antara guru mata pelajaran IPS dengan peneliti, kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film, agar keefektifan guru dapat berjalan dengan lancar perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan

Refleksi Siklus ke-I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus ke-II Pelaksanaan

Pengamatan

(21)

Ada tiga hal rencana tindakan kelas pada penelitian ini yaitu:

a) Mengidentifikasi masalah yang terjadi didalam kelas atau tempat penelitian.

b) Menganalisa dan merumuskan masalah yang terjadi untuk dibenahi dalam pelaksanaan tindakan, dan

c) Meencanakan perbaikan atau perencanaan tindak lanjut dengan langkah sebagai berikut: (1) merumuskan perangkat pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pembelajaran dengan menggunakan media film, (2) merumuskan langkah-langkah perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan, (3) menganalisa kelayakan hipotesis dan kelayakan pelaksanaannya yang dituangkan dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan media film untuk meningkatkan efektifitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.

3. Pengamatan dan Evaluasi

(22)

untuk melihat hasil belajar dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap siklus untuk menunjukan adanya peningkatan atau sebaliknya.

4. Refleksi

Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh dari proses belajar dan Pembelajaran, apabila hasil analisis pada siklus pertama terdapat revisi dan kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan pengamatan.

1. Tes

Tes ditujukan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa selama penelitian dengan menggunakan media film dalam pembelajaran IPS. Teknik tes ini berupa butir soal yang diberikan oleh guru. Soal yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.

2. Pengamatan

(23)

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif dimana data obsevasi menggambarkan suasana dan aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, Hasil observasi dianalisis dengan menggunakan presentase (%) banyak frekuensi suasana dan aktivitas siswa dibagi dengan seluruh nilai jumlah frekuensi, dan dikali 100%.

Rumus mencari presentase adalah

% aktivitas belajar =

jumlah frekuensi aktivitas

juml ah total(frekuensi)aktivitas x 100% (Kurniasih dan sani, 2014: 67-68)

F. Indikator Kineja

Indikator kinerja yang di lakukan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media film, adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Indikator keefektifan mengajar guru dinyatakan tuntas, jika minimal 90% skenario pembelajaran yang telah dirancang terlaksana dengan baik.

2. Indikator aktivitas belajar siswa yaitu minimal 80% siswa memperoleh skor rata-rata minimal 75 atau kategori aktif dalam Pembelajaran.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Hafid, Jafar Ahiri, Pendais Haq. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arnie Fajar. 2014. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Melalui Penggunaan Media Gambar (PTK pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Pasarwajo Kabupaten Buton). Kendari: Universitas Halu Oleo. Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Asmir. 2015. Penerapan Media Videografi pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI. IS SMA Negeri 9 Kabupaten Bombana. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Deni Kurniawan. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung: Alfabeta.

Hasbullah. 2014. Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kendariᴳ . Kendari: Universitas Halu Oleo.

Imas Kurniasi dan Berlin Sani. 2014. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

(25)

Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Nurani Soyomukti. 2013. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Prenada Media Group.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sri Anita W. 2007. Materi Pokok Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uyoh Sadulloh. 2010. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 1: kerangka berpikir
Gambar 2: siklus penelitian Tindakan, diadopsi dari Arikunto (2017: 42)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode Jigsaw dalam pembelajaran Ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Pancasila 5 Slogohimo Wonogiri

Latar belakang penelitian ini adalah penggunaan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran IPS sehingga kurangnya aktivitas

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode Jigsaw dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Jirapan

Pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan siswa lebih semangat, dan

Indikator keberhasilan proses pembelajaran ini dapat dilihat melalui (1) Penerapan model PBL pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Ternate yaitu (a) kemampuan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa pembelajaran dengan penerapan Metode pembe- lajaran langsung dapat meningkat- kan hasil belajar siswa pada materi bentuk

Penggunaan model pembelajaran PAK di SMA Nusaputra Tanggerang Banten merupakan masalah utama yang harus di perbaiki. Dari penjelasan latar belakang di atas peneliti

Hasil penelitian menyatakan bahwa setelah diterapkan metode inquiri hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat : a pada siklus I jumlah siswa yang tuntas