BAB II
KEBERADAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
E. Tinjauan Umum KEK
4. Pengertian dan Sumber Hukum KEK
Penanaman modal sebagai sarana pengembangan ekonomi setidaknya akan
menjadi suatu hubungan yang tidak terelakkan. Hubungan ini terjadi karena adanya
rasa saling membutuhkan antara satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di
satu sisi penanam modal memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan
prasarana, pasar, jaminan keamanan serta kepastian hukum untuk dapat lebih
mengembangkan usaha dan memperbesar perolehan keuntungan. Di lain sisi
penerima modal membutuhkan sejumlah dana, teknologi, dan skill bagi
kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal.22
Pada tahun 2009, usaha pemerintah Indonesia untuk mengembangkan
kawasan khusus dilanjutkan dengan pembentukan KEK. KEK didefinisikan sebagai
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK
akan menjadi basis bagi kegiatan industri, ekspor, impor, dan aktivitas lainnya
dengan nilai ekonomi tinggi, untuk menunjang daya saing nasional. KEK terdiri
atas satu atau lebih dari zona-zona berikut ini: pengolahan ekspor, logistik, industri,
22
pengembangan teknologi, energi, dan zona ekonomi lainnya. Saat ini, telah ada
delapan kawasan yang ditetapkan sebagai KEK23
Istilah baru KEK (Special Economic Zone) sebenarnya merupakan proses
metamorfosa dari beberapa bentuk kegiatan ekonomi dalam rangka menarik
investor asing seperti kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone), Bounded
Zone Plus sebagaimana yang telah dipraktekkan di Pulau Batam, namun dirasakan
masih belum memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi negara Indonesia
maupun bagi para investor asing.24
Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan
ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan, perijinan, keimigrasian dan
ketenagakerjaan.25
Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu yang
tercakup dalam wilayah Hukum RI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.26
Menurut Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, KEK merupakan
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk
Undang-Undang No 39 Tahun 2009, Pasal 1 angka (1) menyebutkan KEK,
adalah kawasan dengan batas tertentu dalm wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian
dan memperoleh fasilitas tertentu.
23
Yose Rizal Damuri, dkk, Kawasan Ekonomi Khusus dan Strategis di Indonesia:
Tinjauan atas Peluang dan Permasalahan, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2015), hlm 20
24
Hasim Purba, Op.Cit, hlm. 123
Desember 2016)
26
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Adapun
fungsi dari KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang
perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan
perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain. Untuk itu, KEK
dibagi ke dalam beberapa zona, antara lain zona pengolahan ekspor, logistik,
industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi dengan produk-produk
yang dihasilkan berorientasi ekspor dan untuk dalam negeri.27
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa KEK adalah
kawasan tertentu di mana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan,
perpajakan, perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan.
Adapun yang menjadi sumber hukum KEK , yaitu:
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
c. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
e. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
f. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
g. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaran Kawasan
Ekonomi Khusus
h. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional
27
Doriani Lingga, Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei Sebagai Klaster Industri, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
i. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan
Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (Dewan Nasional adalah dewan yang
dibentuk di tingkat nasional untuk menyelenggarakan KEK)
j. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2010 tentang Dewan Kawasan Ekonomi
Khusus
k. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor selaku Ketua
Dewan Nasional Ekonomi Khusus, Nomor PER-06/M.EKON/08/2010 tentang
Tata Tertib Persidangan dan Tata Cara Pengambilan Keputusan Dewan
Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
l. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor selaku Ketua
Dewan Nasional Ekonomi Khusus, Nomor PER-07/M.EKON/08/2010 tentang
Tata Tertib Persidangan dan Tata Cara Sekretariat Dewan Nasional Kawasan
Ekonomi Khusus
m. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Dewan
Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Nomor Kep-10/M.Ekon/03/2011 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku
Ketua Dewan Nasional Ekonomi Khusus Nomor Kep-40/M.Ekon/08/2010
tentang Pelaksana Dewan Kawasan Ekonomi Khusus
5. Tujuan dibentuknya KEK
Tujuan dalam pembentukan KEK di Indonesia, antara lain:28
28
a. Peningkatan investasi
Melalui KEK jumlah investasi akan meningkat dan sejalan dengan hal
tersebut pembangunan di wilayah Indonesia akan meningkat.
b. Penyerapan tenaga kerja
Melalui KEK maka jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia akan terserap
melalui perusahaan yang didirikan untuk melakukan kegiatan investasi
tersebut.
c. Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor
Dengan meningkatknya jumlah atau total investasi di Indonesia maka secara
langsung jumlah devisa sebagai peningkatan ekspor akan menjadi sumber
penerimaan negara dalam jumlah besar yang akan memberikan keuntungan
bagi negara penerima modal.
d. Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor
Dampak positif yang akan dirasakan melalui pembentukan KEK ialah
meningkatnya keunggulan kompetitif produk ekspor melalui pemakaian
produk hasil industri dalam kegiatan investasi.
e. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan, modal bagi
peningkatan investasi.
Melalui pembentukan KEK maka secara langsung sumber daya lokal juga
akan mengalami peningkatan yang meliputi sumber bahan baku yang dekat
dan mudah untuk dijangkau serta adanya pelayanan yang baik bagi investor.
f. Mendorong terjadinya peningkatan kualitas sumber daya alam (SDA)
Manfaat dari pembentukan KEK yang dapat dirasakan ialah transfer
teknologi yang berakibat pada pertukaran informasi yang cepat bagi invstor
dan negara penerima modal yang dengan mudah untuk mempersiapkan
wilayah yang punya potensi khusus untuk dijadikan KEK, serta permintaan
pasar internasional yang saat ini sedang dibutuhkan oleh masyarakat
internasional dalam investasi.
6. Perbedaan KEK dengan Kawasan Industri, Kawasan Berikat dan Pelabuhan
Bebas
Ada perbedaan mendasar antara KEK, kawasan industri dan pelabuhan
bebas, yaitu :
Pertama, KEK adalah sebuah kawasan tertentu yang dinilai memiliki
kekhususan tertentu. Saat ini, sudah ada sejumlah daerah yang termasuk dalam
KEK, yakni Sei Mangke, Tanjung Lesung, Bitung, dan Palu. Rencananya,
pemerintah akan memberikan insentif khusus bagi KEK.
Kedua, kawasan industri. Kawasan ini tak ubahnya seperti komplek
perumahan yang disiapkan para pengembang untuk dunia industri atau pengusaha
sebagai penghuninya.
Di negara Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kawasan Industri adalah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
Kawasan industri (industrial estate) merupakan sebidang tanah seluas
beberapa ratus hektar yang telah dibagi dalam kavling dengan luas yang berbeda
sesuai dengan keinginan yang diharapkan pengusaha.29
Ketiga, kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas. Kawasan untuk
industri di bidang manufaktur ini menawarkan kemudahan yang dapat diperoleh.
Mulai dari pembebasan bebas masuk, cukai, Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
sampai dengan pembebasan Pajak barang mewah (PPnBM) bagi industri di sini. Daerah tersebut minimal
dilengkapi dengan jalan antar kavling, saluran pembuangan limbah dan gardu
listrik yang cukup besar untuk menampung kebutuhan pengusaha yang
diharapkan akan berlokasi di tempat tersebut
30
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah suatu kawasan
yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai. Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas merupakan wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang pembentukannya dengan undang-undang.31 Dasar hukum Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 2000 tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah ditetapkan
menjadi Undang-undang melalui Undang-undang No. 36 Tahun 2000.
29
Marsudi Djojodipuro. Pengembangan Kawasan Industri Dalam Meningkatkan Investasi di Kota Semarang. (Semarang. Universitas Diponegoro, 2007), hlm 74
30
21 Desember 2016
31
Yenny Lay Rade, Evaluasi Kebijakan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan
Bebas Bintan Wilayah Kota Tanjungpinang, Jurnal Universitas Maritim Raja Haji Tanjungpinang
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No 1 / 2007
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Peraturan
Pemerintah (PP) No 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
KEK merupakan kawasan yang dibentuk untuk membuat lingkungan
kondusif bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju
pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Perbedaan utama
KEK dengan kawasan ekonomi lainnya, selain kemudahan yang diberikan adalah
banyaknya peran pemerintah daerah, baik dalam pengelolaannya maupun dalam
penyediaan infrastruktur dan lahan.
F. Keberadaan KEK dalam Undang-Undang Penanaman Modal
4. Hubungan KEK dengan upaya meningkatkan penanaman modal
Penanaman modal sebagai sarana pengembangan ekonomi setidaknya akan
menjadi suatu hubungan yang tidak terelakkan. Hubungan ini terjadi karena adanya
rasa saling membutuhkan antara satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di
satu sisi penanam modal memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan
prasarana, pasar, jaminan keamanan dan kepastian hukum untuk dapat lebih
mengembangkan usaha serta memperbesar perolehan keuntungan. Di lain sisi
penerima modal membutuhkan sejumlah dana, teknologi dan keahlian bagi
kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal.32
32
Negara Indonesia dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan
ekonomi nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan
kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis oleh karena
itulah dicanangkan pembentukan KEK. Pada dasarnya KEK merupakan kawasan
yang diberikan eksklusivitas dalam bentuk berbagai insentif serta kemudahan
berusaha lainnya. Apabila berbagai insentif tersebut dikombinasikan dengan
kesiapan infrastruktur dan pengelolaan yang dilakukan secara profesional, maka
daya saing penanaman modal wilayah yang bersangkutan dapat meningkat.33
Syarat utama menarik minat penanam modal asing yakni adanya
kesempatan ekonomi yang seluas-luasnya di daerah tujuan penanaman modal.
Melihat pengalaman Cina dan India, kesempatan bagi penanam modal untuk
mengolah modal yang dimilikinya menjadi kian terbuka lebar karena di dalam KEK
terdapat economic opportunities yang besar yang membuka jalan bagi penanam
modal untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari modal yang
ditanamkan. Inilah yang menjadikan KEK sebagai primadona dalam meningkatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai sebuah kawasan ekonomi bebas
sengaja dibangun sebagai magnet untuk menarik penanam modal serta untuk
mengembangkan ekonomi di kawasan tersebut secara keseluruhan. Strategi dan
kebijakan ini dilakukan dengan memberikan fasilitas dan insentif baik berupa
insentif fiskal maupun nonfiskal yang amat menarik dan bersifat khusus sehingga
penanam modal menjadi tertarik untuk menanam modal karena akan mendapatkan
keuntungan ekonomi pada awal penanaman modal diputuskan.
33
pertumbuhan penanaman modal di negara-negara tersebut. KEK dapat terdiri dari
satu zona atau lebih, seperti zona pengolahan ekspor, zona logistik, zona industri,
zona pengembangan teknologi, zona pengembangan pariwisata, zona energi
dan/atau zona ekonomi lain.
5. Pelayanan Penanaman Modal di KEK
Izin Prinsip dalam rangka pendirian perusahaan baru /dalam rangka
memulai usaha sebagai penanaman modal asing atau penanaman modal dalam
negeri/dalam rangka perpindahan lokasi proyek untuk penanaman modal dalam
negeri. Diajukan kepada Instansi Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) Bidang Penanaman Modal (PTSP BKPM/PDPPM/PDKPM/PTSP
KPBPB/PTSP KEK).34
6. Fasilitas Penanaman Modal di KEK
Pemerintah menerbitkan peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 96
Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. PP
No 96 Tahun 2015 adalah sebagai pengaturan lanjutan secara khusus mengenai
fasilitas dan kemudahan di KEK.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), adalah kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan
untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu,
fasilitas tertentu tersebut meliputi di bidang:
a. Fasilitas Perpajakan, Kepabean, dan Cukai
Badan usaha dan pelaku usaha dapat diberikan fasilitas perpajakan,
kepabean, dan cukai dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Ditetapkan sebagai badan usaha untuk membangun dan/atau mengelola
KEK dari pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota atau
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan
kewenangannya;
2) Memiliki perjanjian pembangunan dan/atau pengelolaan KEK antara
badan usaha dengan pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota,
atau kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan
kewenangannya;
3) Membuat batas tertentu areal kegiatan KEK;
4) Merupakan wajib pajak badan dalam negeri;
5) Telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari administrator
KEK; dan
6) Memiliki sistem informasi yang tersambung dengan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
Fasilitas dan Kemudahan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai, meliputi:
(1) Badan Usaha dan Pelaku Usaha diberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan,
dan cukai berupa:
a) Pajak Penghasilan;
Fasilitas pengurangan PPh badan untuk jangka waktu minimal 10 tahun
pengusaha dengan modal investasi minimal Rp1 triliun dan bidang
usahanya merupakan rantai produksi kegiatan utama KEK. Modal
investasinya Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun, jangka waktu pengurangan
PPh selama 5-15 tahun. Jangka waktu pengurangan PPh yang sama
diberikan untuk investasi di bawah Rp 500 miliar.Besaran pengurangan
PPh badan diberikan paling rendah 20 persen dan paling tinggi 100
persen.35
b) Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah;
Sementara untuk, pemasukan barang yang berasal dari impor oleh pelaku
usaha di KEK mendapat fasilitas penangguhan bea masuk, pembebasan
cukai dan tidak dipungut pajak dalam rangka Impor. Syaratnya, barang
impor itu merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan
barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai.
Pajak Pertambahan Nilai
1) Fasilitas PPN dan PPnBM tidak dipungut
(a) Impor barang dari Luar daerah pabean ke KEK
(b) pemasukan barang dari luar daerah KEK (dalam negeri) ke KEK
2) Pengembalian PPN
Pemegang paspor luar negeri atas barang yang dibeli dari toko retail di
KEK pariwisata.
35
3) Pembebasan PPnBM
Penyerahan properti/hunian di KEK pariwisata
Bea Masuk
Pembebasan bea masuk dalam rangka pembangunan/pengembangan,
yaitu:
a) Badan usaha diberikan pembebasan bea masuk untuk impor barang
modal selama tiga tahun.
b) Pelaku usaha diberikan pembebasan bea masuk untuk impor barang
modal dan bahan baku produksi selama dua tahun
c) Jenis dan jumlah barang ditetapkan oleh administrator
Penangguhan bea masuk untuk pelaku usaha, yaitu
(a) Ditangguhkan BM atas impor bahan baku produksi, barang modal,
pengemas
(b) Diberlakukan tarif bea masuk 0% atas hasil produksi yang
menggunakan TKDN 40%36 c) Kepabeanan dan/atau cukai
(1) Dibebaskan cukai untuk bahan baku atau bahan penolong dalam
pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena
cukai.
(2) Pembebasan Bea Masuk
(3) Pajak Dalam Rangka Impor tidak dipungut atas Pemasukan Barang
Modal dari luar daerah pabean
(4) Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut bahan baku atau bahan
penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan
barang cukai.37
(2) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan
Usaha harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) memiliki penetapan sebagai Badan Usaha untuk membangun dan/atau
mengelola KEK dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
Kabupaten/Kota atau Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
sesuai dengan kewenangannya;
b) memiliki perjanjian pembangunan dan/atau pengelolaan KEK antara
Badan Usaha dengan Pemerintah Provinsi, atau Pemerintah
Kabupaten/Kota, atau Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
sesuai dengan kewenangannya; dan
c) membuat batas tertentu areal kegiatan KEK
(3) Untuk mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaku
Usaha harus memenuhi syarat umum sebagai berikut:
a) merupakan Wajib Pajak badan dalam negeri; dan
b) telah mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal dari Administrator
KEK.38
Terdapat syarat-syarat yang wajib dipenuhi pelaku atau badan usaha
dalam memperoleh kemudahan tersebut, yaitu:
37
38
1. Pelaku atau badan usaha tersebut memiliki penetapan sebagai badan usaha
untuk membangun atau mengelola KEK dari pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/kota atau kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian sesuai dengan kewenangannya.
2. memiliki perjanjian pembangunan atau pengelolaan KEK antara badan usaha
dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota atau
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan
kewenangannya.
3. Ketiga, membuat batas tertentu areal kegiatan KEK.
Selain itu, pelaku atau badan usaha tersebut wajib memenuhi syarat umum
lain seperti merupakan wajib pajak badan dalam negeri. Serta, telah mendapatkan
izin prinsip penanaman modal dari administrator KEK.39
Sedangkan wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal
baru sebesar Rp500 miliar sampai Rp1 triliun dan bidang usahanya merupakan
rantai produksi kegiatan utama di KEK diberikan fasilitas pengurangan pajak
penghasilan badan untuk jangka waktu paling sedikit lima tahun paling lama 15
tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai penanaman Dalam PP disebutkan,
wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru lebih dari Rp1
triliun dan bidang usahanya merupakan rantai produksi kegiatan utama di KEK
diberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan untuk jangka waktu
paling sedikit 10 tahun dan paling lama 25 tahun sejak produksi komersial dan
telah merealisasikan nilai penanaman modal.
39
modal.40
Fasilitas tersebut berupa, penangguhan bea masuk, pembebasan cukai
sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan penolong dalam
pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan barang kena cukai dan tidak
dipungut pajak dalam rangka impor. Selain itu toko yang berada pada KEK
pariwisata dapat berpartisipasi dalam skema pengembalian pajak pertambahan
nilai kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Sedangkan terkait Untuk wajib pajak badan baru yang melakukan penanaman modal baru
dengan rencana penanaman modal baru kurang dari Rp. 500 miliar dan bidang
usaha beserta rantai produksinya merupakan kegiatan utama yang berlokasi di
KEK yang ditentukan oleh Dewan Nasional KEK, dapat diberikan fasilitas
pengurangan pajak penghasilan badan untuk jangka waktu paling kurang 5 tahun
dan paling lama 15 tahun sejak produksi komersial dan telah merealisasikan nilai
penanaman modal.
Besaran pengurangan pajak penghasilan badan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) diberikan paling rendah 20 persen dan paling tinggi 100
persen dari jumlah pajak penghasilan badan yang terutang,” demikian bunyi Pasal
7 Ayat (4) PP tersebut sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.
Dalam PP ini juga disebutkan beberapa fasilitas terkait pemasukan barang impor
oleh pelaku usaha di KEK yang berasal dari lokasi pelaku usaha lain dalam satu
KEK, pelaku usaha pada KEK lainnya, tempat penimbunan berikat di luar KEK
dan kawasan perdagangan bebas serta pelabuhan bebas.
40
pembelian rumah tinggal atau hunian pada KEK yang kegiatan utama di KEK
pariwisata diberikan kemudahan pembebasan pajak penjualan atas barang mewah
dan pembebasan pajak penghasilan atas penjualan atas barang yang tergolong
sangat mewah.
Adapun dalam hal pada bidang usaha lainnya di KEK ditetapkan sebagai
jasa keuangan dapat diberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan dan cukai. Melalui
PP ini, pemerintah juga mendorong pemerintah daerah agar dapat menetapkan
pengurangan, keringanan, dan pembebasan atas pajak daerah atau retribusi daerah
kepada badan usaha atau pelaku usaha di KEK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah. Pengurangan
pajak daerah atau retribusi daerah sebagaimana dimaksud diberikan paling rendah
50 persen dan paling tinggi 100 persen yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
“Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” demikian
bunyi Pasal 87 PP.
Impor barang modal untuk pembangunan dan pengembangan KEK
mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam
rangka impor hingga tiga tahun. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan,
dan Cukai pada KEK. Pembebasan bea masuk dan tidak dipungut Pajak Dalam
Rangka Impor (selanjutnya disebut PDRI) diberikan untuk jangka waktu
pengimporan paling lama tiga tahun sejak berlakunya keputusan pembebasan bea
(PDRI) meliputi pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM), dan/atau pajak penghasilan (PPh) Pasal 22.41
Apabila melenceng dari ketentuan itu, badan usaha wajib membayar bea
masuk dan PDRI serta dikenai sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan perpajakan. Tidak
hanya itu, untuk pelaku usaha di KEK yang merupakan wajib pajak badan dalam
negeri dan telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari adminitrastor
KEK juga mendapatkan fasilitas serupa. Fasilitas pembebasan bea masuk dan
tidak dipungut PDRI atas impor barang modal dan/atau barang dan bahan untuk
pembangunan atau pengembangan industri diberikan hanya selama dua tahun.
Saat produksinya, terhadap pemasukan barang dari luar daerah pabean juga
diberikan fasilitas penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan tidak Jenis dan jumlah barang yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk
dan tidak dipungut PDRI ditetapkan oleh administrator KEK. Fasilitas, masih
dalam beleid ini, diberikan dengan ketentuan barang modal digunakan di KEK
sesuai tujuan pemasukannya oleh badan usaha. Barang modal, dalam aturan
tersebut, dinyatakan sebagai barang yang digunakan oleh badan usaha dan pelaku
usaha, berupa peralatan dan perkakas untuk pembangunan, perluasan, dan
kontruksi, mesin, peralatan pabrik, dan cetakan (moulding). Disamping itu, ada
juga suku cadang yang dimasukan tidak bersamaan dengan barang modal
bersangkutan.
41
dipungut PDRI. Namun saat diekspor keluar dari daerah pabean berlaku ketentuan
kepabeanan dan perpajakan yang ada.42
Setelah dikeluarkan dari satu kesatuan dalam aturan tentang tax holiday,
KEK mendapat pengurangan pajak penghasilan yang lebih besar dan lebih lama.
Dalam kebijakan ini ada tingkatan pemberian insentif pengurangan pajak
penghasilan (PPh) badan berkisar antara lima tahun sampai dengan 25 tahun.
Dalam aturan sebelumnya – saat menjadi satu dengan beleid tax holiday hanya
sampai 15 tahun dengan deskresi Menteri Keuangan hingga 20 tahun. Besaran
fasilitas pengurangan PPh badan diberikan paling rendah 20% dan paling tinggi
100% dari jumlah PPh badan yang terutang. Besarnya pengurangan itu diberikan
dengan persentase yang sama tiap tahun selama jangka waktu yang diberikan.
Wajib pajak yang dapat diberikan fasilitas pengurangan PPh badan merupakan
WP baru. Selain itu, melakukan penanaman modal baru atau melakukan
penanaman modal baru dan perluasan atas penanaman modal baru. Untuk
perluasan, kegiatan itu harus dilakukan di KEK. Tidak hanya itu bidang usaha
perluasan itu harus merupakan kegiatan utama di KEK dengan nilai yang sama
dengan penanaman baru.43
b. Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang
Larangan impor dan ekspor di KEK dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor dan
ekspor. Pengeluaran barang impor uintuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam
daerah pabean (selanjutnya disebut TLDDP) dilakukan sesuai dengan ketentuan
42 Ibid 43
pembatasan di bidang impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya.
Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan
pengecualian dan/atau kemudahan. Pengeluaran barang untuk ekspor dilengkapi
dengan Surat Keterangan Asal (selanjutnya disebut SKA) yang diterbitkan oleh
instansi penerbit SKA. Barang yang dikeluarkan ke TLDDP dilengkapi dengan
surat keterangan kandungan nilai lokal yang diterbitkan oleh instansi penerbit
SKA. Penggunaan SKA yang diterbitkan oleh negara asal dari luar negeri dapat
diberlakukan untuk pengeluaran barang dari KEK ke TLDDP. SKA tersebut dapat
dipergunakan untuk pengeluaran barang secara parsial dari KEK ke TLDDP
dengan menggunakan pemotongan kuota.
Dasar hukum Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang, yaitu
(1) Ketentuan larangan impor dan ekspor di KEK berlaku sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan
pembatasan impor dan ekspor.
(2) Pemasukan barang impor ke KEK belum diberlakukan ketentuan
pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan.
(3) Pengeluaran barang impor untuk dipakai dari KEK ke tempat lain dalam
daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di bidang impor, kecuali
sudah dipenuhi pada saat pemasukannya.
(4) Terhadap barang yang terkena ketentuan larangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diberikan pengecualian dan/atau kemudahan sesuai
(5) Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat
diberikan pengecualian dan/atau kemudahan.
(6) Ketentuan pengecualian dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diatur melalui peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perdagangan.44 c. Fasilitas dan Kemudahan Ketenagakerjaan
Gubernur membentuk Dewan Pengupahan KEK dan Lembaga Kerja Sama
Tripartit Khusus KEK yang terdiri dari pemerintah daerah, serikat pekerja, dan
asosiasi pengusaha di KEK untuk melakukan komunikasi, konsultasi, deteksi dini
terhadap suatu isu permasalahan ketenagakerjaan dengan memberikan saran dan
pertimbangan dalam langkah penyelesaian isu permasalahan tersebut.
Badan usaha dan pelaku usaha di KEK yang merupakan pemberi kerja dan akan
mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (selanjutnya disebut TKA), harus memiliki
rencana penggunaan TKA dan izin mempekerjakan TKA. Perjanjian kerja
bersama antara serikat pekerja dengan pegusaha didaftarkan pada adiministrator
KEK dan diterbitkan dalam waktu tidak lebih dari 4 (empat) hari. Khusus tentang
fasilitas fiskal, Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai
pada Kawasan Ekonomi Khusus.
44
d. Fasilitas dan Kemudahan Keimigrasian
Pada Administrator KEK dapat ditunjuk pejabat imigrasi yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi45
1) Penanaman modal;
Untuk orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dapat diberikan visa
kunjungan untuk 1 (satu) kali perjalanan dan beberapa kali perjalanan dalam
rangka melakukan tugas pemerintah, bisnis, dan/atau keluarga.
Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan persetujuan visa tinggal terbatas
kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka;
2) Bekerja sebagai tenaga ahli;
3) Mengikuti suami/istri pemegang izin tinggal terbatas;
4) Mengikuti orang tua bagi anak sah berumur di bawah 18 (delapan belas)
tahun; atau
5) Memiliki rumah bagi orang asing.
Bagi orang asing yang bekerja di KEK dan telah memiliki izin tinggal
sementara, diberikan izin tinggal tetap, dengan ketentuan;
1) Sebagai pengurus badan usaha atau pelaku usaha yang melakukan penanaman
modal paling kurang Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah); atau
2) Melakukan penanaman modal paling kurang Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
Rupiah). Untuk wisatawan asing yang lanjut usia dan telah memiliki izin
tinggal sementara, dapat diberikan izin tinggal tetap.
45
Dasar hukum Fasilitas dan Kemudahan Keimigrasian dalam KEK yaitu Pasal
62, Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66, Pasal 67, Pasal 68, Pasal 69, Pasal
70, Pasal 71 dan Pasal 72 Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2015 Tentang
Fasilitas Dan Kemudahan Di Kawasan Ekonomi Khusus yang berbunyi
Pasal 62
Pada Administrator KEK dapat ditunjuk pejabat imigrasi yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang imigrasi.
Pasal 63
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang imigrasi dapat menetapkan KEK sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Pasal 64
Visa Kunjungan Saat Kedatangan dapat diberikan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, diberikan langsung 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang oleh pejabat imigrasi di kantor Administrator KEK sebanyak 5 (lima) kali dengan jangka waktu masing-masing selama 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 65 Kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK diberikan visa kunjungan untuk 1 (satu) kali perjalanan.
Pasal 66
(1) Visa kunjungan dapat diberikan untuk beberapa kali perjalanan kepada orang asing yang akan melakukan kunjungan ke KEK dalam rangka: a. tugas pemerintahan; b. bisnis; dan/atau c. keluarga.
(2) Permohonan visa kunjungan beberapa kali perjalanan diajukan kepada menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk pada perwakilan Republik Indonesia dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan: a. paspor yang sah dan masih berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; b. rekomendasi dari pejabat Administrator KEK; dan c. pasphoto berwarna.
Pasal 67
(1) Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan persetujuan Visa Tinggal Terbatas kepada orang asing yang bermaksud tinggal terbatas di KEK dalam rangka: a. penanaman modal;
b. bekerja sebagai tenaga ahli;
c. mengikuti suami/istri pemegang Izin Tinggal Terbatas;
d. mengikuti orang tua bagi anak sah berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun; atau
e. memiliki rumah bagi orang asing.
Pasal 68
Pejabat Pemberi Visa pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri setelah memperoleh persetujuan dari Pejabat Imigrasi di KEK dapat memberikan visa tinggal terbatas kepada orang asing yang melakukan penanaman modal, dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun, bagi orang asing yang memiliki paspor kebangsaan.
Pasal 69
(1) Izin tinggal terbatas diberikan untuk waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat di perpanjang.
(2) Setiap kali perpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan ketentuan keseluruhan izin tinggal diwilayah KEK tidak lebih dari 15 (lima belas) tahun.
(3) Ketentuan yang mengatur seluruh pendapatan negara yang berkaitan dengan izin tinggal terbatas tetap berlaku.
Pasal 70
(1) Bagi orang asing yang bekerja di KEK diberikan Izin Tinggal Sementara. (2) Bagi orang asing yang bekerja di KEK dan telah memiliki Izin Tinggal
Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Izin Tinggal Tetap, dengan ketentuan:
a. sebagai pengurus Badan Usaha atau Pelaku Usaha yang melakukan penanaman modal paling kurang Rp1.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau b. melakukan penanaman modal paling kurang Rp10.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
(3) Bagi wisatawan asing yang lanjut usia dan telah memiliki Izin Tinggal Sementara, dapat diberikan Izin Tinggal Tetap.
Pasal 71
(1) Bagi orang asing yang memiliki rumah tinggal atau hunian di KEK pariwisata diberikan:
a. Izin Tinggal Sementara; atau
b. Izin Tinggal Tetap dalam hal orang asing memiliki Izin Tinggal Sementara.
(2) Pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan sejak orang asing telah diberikan Izin Tinggal Sementara.
(3) Dalam rangka pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Usaha bertindak sebagai penjamin sebagaimana dimaksud dalam undang-undang di bidang keimigrasian.
Pasal 72
e. Fasilitas dan Kemudahan Pertanahan
Pengadaan tanah di lokasi KEK mengacu kepada izin lokasi atau
penetapan lokasi yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan KEK.46
1) Hak pakai selama 25 (dua puluh lima) tahun dan diperbarui atas dasar
kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian; atau
Dalam hal lokasi KEK yang diusulkan oleh kementerian/lembaga, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah dan tanahnya telah dibebaskan, dapat diberikan hak guna bangunan atau
hak pakai di atas hak pengelolaan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui
untuk jangka waktu 30 (tiga puluh lima) tahun, dan untuk hak pakai diberikan
untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk
jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 25 (dua
puluh lima) tahun. Perpanjangan dan pembaharuan tersebut diberikan pada saat
pelaku usaha telah beroperasi secara komersial. Orang asing/badan usaha asing di
KEK pariwisata dapat memiliki hunian/properti yang berdiri sendiri dibangun atas
bidang tanah yang dikuasai berdasarkan perjanjian dengan pemegang hak atas
tanah seperti;
2) Hak milik satuan rumah susun di atas hak pakai.
Dasar hukum Fasilitas dan Kemudahan Pertanahan dalam KEK, yaitu
Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77 dan Pasal 78 Peraturan Pemerintah
46
No.96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi
Khusus.
Pasal 73
Pengadaan tanah dalam lokasi KEK mengacu kepada izin lokasi atau penetapan lokasi yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan KEK.
Pasal 74
(1) Pengadaan tanah dalam lokasi KEK yang penetapannya berdasarkan usulan kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pelaksanaannya mengacu pada penetapan lokasi/izin lokasi dan diselenggarakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
(2) Pengadaan tanah untuk KEK yang diusulkan oleh Badan Usaha Swasta, pelaksanaannya mengacu pada izin lokasi dan dilakukan secara langsung melalui jual beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati oleh para pihak dan sesuai dengan izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73.
Pasal 75
(1) Bagi lokasi KEK yang diusulkan oleh kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan tanahnya telah dibebaskan, diberikan Hak Pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pada Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai kepada Pelaku Usaha.
(3) Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 30 (tiga puluh lima) tahun.
(4) Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun.
(5) Perpanjangan dan pembaruan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diberikan pada saat Pelaku Usaha telah beroperasi secara komersial.
(6) Dalam hal pemberian Hak Pakai ditujukan untuk kepemilikan hunian/properti pada KEK pariwisata, perpanjangan dan pembaruan Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan pada saat hunian/properti telah dimiliki secara sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang agraria.
Pasal 76
(1) Bagi lokasi KEK yang diusulkan oleh Badan Usaha swasta dan tanahnya telah dibebaskan, diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
(2) Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 30 (tiga puluh lima) tahun.
(3) Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun serta diperbarui untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun. (4) Perpanjangan dan pembaruan Hak Guna Bagunan atau Hak Pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan pada saat Badan Usaha telah beroperasi secara komersial.
(5) Pelaku Usaha pada KEK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dan dapat diperpanjang dan diperbarui sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
(6) Jangka pemberian, perpanjangan, dan pembaruan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai kepada Pelaku Usaha tidak dapat melebihi jangka waktu pemberian, perpanjangan, dan pembaruan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai kepada Badan Usaha.
(7) Dalam hal pemberian Hak Pakai ditujukan untuk kepemilikan hunian/properti pada KEK pariwisata, perpanjangan dan pembaruan Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan pada saat hunian/properti telah dimiliki secara sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8) Ketentuan mengenai pemberian, perpanjangan, dan pembaruan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai diatur dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang agraria.
Pasal 77
(1) Dalam rangka melaksanakan pelayanan bidang agraria, tata ruang dan pertanahan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan melimpahkan kewenangan di bidang pertanahan kepada Administrator KEK dan/atau menempatkan petugas di Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang berlokasi di kantor Administrator KEK
(2) Administrator KEK dan/atau petugas di Pelayanan Satu Pintu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan yang meliputi:
a. melayani permohonan dalam rangka pelayanan di bidang agraria, tata ruang dan pertanahan;
b. memberikan informasi, fasilitas, rekomendasi di bidang agraria, tata ruang dan pertanahan;
d. membantu penyelesaian permasalahan di bidang agraria, tata ruang dan pertanahan
e. memonitor dan mengawasi pelaksanaan ketepatan waktu penyelesaian pelayanan di bidang agraria, tata ruang, dan pertanahan
f. melakukan koordinasi dan konsultasi ke kantor pertanahan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk mempercepat proses pelayanan di bidang agraria, tata ruang dan pertanahan.
Pasal 78
(1) Pada KEK pariwisata, orang asing/badan usaha asing dapat memiliki hunian/properti yang berdiri sendiri dibangun atas bidang tanah yang dikuasai berdasarkan perjanjian dengan pemegang hak atas tanah.
(2) Orang asing/badan usaha asing pemilik hunian/properti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan:
a. Hak Pakai selama 25 (dua puluh lima) tahun dan diperbarui atas dasar kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian, atau
b. Hak Milik Satuan Rumah Susun di atas Hak Pakai
f. Fasilitas dan Kemudahan Perizinan dan Non Perizinan
Berdasarkan ketentuan Pasal 38 UU KEK diberikan kemudahan dan
keringanan di bidang perizinan usaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan,
kepelabuhan, dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis serta pemberian
fasilitas keamanan. Dalam hal perizinan, administrator KEK mempunyai
kewenangan penerbitan izin prinsip, izin prinsip perubahan, izin prinsip perluasan,
izin prinsip penggabungan perusahaan, pembatalan, dan pencabutannya
berdasarkan pendelegasian wewenang berdasarkan kewenangan dari kepala
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman
modal, yang dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)..
Keimigrasian Izin prinsip tersebut sebagai dasar hukum bagi dikeluarkannya
berbagai fasilitas dan kemudahan yang akan diterima oleh investor di KEK.
Penerbitan izin prinsip, izin prinsip perubahan, izin prinsip perluasan, izin
oleh Administrator KEK melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dalam rangka percepatan penerbitan izin prinsip, Administrator KEK dapat
terlebih dahulu menerbitkan izin investasi kepada badan usaha atau pelaku usaha
selambat-lambatnya 3 (tiga) jam kerja sejak diterimanya permohonan yang
lengkap dan benar. Badan usaha atau pelaku usaha yang telah mendapat izin
investasi tersebut dapat melakukan kegiatan konstruksi dengan tetap mengurus
bersamaan perizinan yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi seperti izin
mendirikan bangunan dan izin lingkungan. Kegiatan usaha yang berada dalam
KEK tidak memerlukan Izin Gangguan (Hinder Ordonnantie).47
G. Keberadaan KEK dalam Undang-Undang KEK
5. Pembangunan KEK
Kesuksesan suatu pembangunan ekonomi tentu disokong oleh faktor
pembiayaan, untuk itu perlu diatur mengenai sumber-sumber pembiayaan dalam
rangka pembangunan KEK, sehingga KEK dapat menjalankan fungsinya
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendirian KEK tersebut, yakni menarik
investasi, menghasilkan produk-produk ekspor yang dihasilkan oleh perusahaan
yang beroperasi di KEK.48
47
48
Adapun pembangunan KEK dibiayai oleh:
a. Badan usaha;
b. Kerjasama pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota dengan badan usaha;
c. Anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah; dan/atau
d. Sumber lain yang sah sesuai dengan ketentua peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Pasal 30 PP Penyelenggaraan KEK, Pembangunan KEK
meliputi kegiatan, pembebasan tanah untuk lokasi KEK dan Pelaksanaan
pembangunan fisik KEK. Pembebasan tanah untuk lokasi KEK, dilakukan oleh:
1) badan usaha dalam hal KEK diusulkan oleh Badan Usaha, dalam hal Badan
usaha tersebut berbentuk koperasi atau swasta, kepada badan usaha diberikan
hak atas tanah berupa hak guna bangunan, namun dalam hal tanah untuk
lokasi KEK dibebaskan oleh BUMN, BUMD, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian, BUMN, BUMD, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dapat
diberikan hak atas tanah berupa hak pakai dan hak pengelolaan.
2) Pemerintah provinsi dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah provinsi;
3) Pemerintah kabupaten/kota dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah
kabupaten/kota;
4) kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dalam hal KEK diusulkan
Setelah adanya penetapan oleh pemerintah untuk dibentuknya KEK,
selanjutnya pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota menetapkan badan
usaha untuk membangun KEK sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Undang-Undang KEK, Pasal 10 jo. Pasal 33A Peraturan Pemerintah No. 100 Tahun
2012.
Namun dalam hal usulan berasal dari badan usaha, pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/kota dapat menunjuk langsung badan pengusul untuk
membangun KEK sesuai dengan kewenangannya masing-masing, yakni:
Pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintas wilayah
kabupaten/kota; atau Pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasi KEK berada
dalam satu wilayah kabupaten/kota (PP No. 100 tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan
Ekonomi Khusus, Pasal 33 A ayat (1).
Dalam jangka waktu paling lama 90 (Sembilan puluh) hari sejak
diundangkannya Peraturan tentang KEK yang dimaksud, selanjutnya penetapan
badan usaha tersebut sekaligus menetapkan pula badan usaha tersebut sebagai
Badan Usaha Pengelola KEK hal ini tentu membawa akibat hukum dalam rangka
pembiayaan berdasarkan ketentuan pasal 33A ayat (3) bahwa Badan usaha yang
ditetapkan untuk membangun KEK bertanggung jawab atas pembiayaan KEK (PP
No 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang KEK, Pasal 33 A ayat (2).
Ketentuan Pasal 35 PP Perubahan atas PP Penyelenggaraan KEK
pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/kota. Adapun isi dari perjanjian tersebut diantaranya:
lingkup pekerjaan; jangka waktu; penyelesaian perselisihan; pemutusan atau
pengakhiran perjanjian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan KEK pada Pasal 34 terjadi perubahan isi pasal dari Peraturan
pemerintah sebelumnya yaitu mengenai pembangunan fisik KEK yang ditetapkan
atas usulan pemerintah kabupaten/kota dimana ketentuan pasal tersebut menjadi
sebagai berikut:
(1) Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah
kabupaten/kota, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan
oleh pemerintah kabupaten/kota secara terbuka dan transparan berdasarkan:
a. Ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota;
b. Ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan pemerintah
ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama pemerintah
kabupaten/kota dengan Badan Usaha (2) Dalam penetapan Badan Usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Badan Usaha ditetapkan
sebagai pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha
Pengelola.
6. Zonasi dalam KEK
Istilah “zona” adalah suatu daerah yang memiliki sifat khusus atau
dimanfaatkan untuk kepentingan khusus, dan batas-batas wilayah yang ditentukan
berdasarkan kebutuhan.49
a. Pengolahan Ekspor
Kawasan Ekonomi Khusus terdiri dari beberapa zona.62
Adapun zona yang ada didalam KEK sebagai berikut:
Zona Pengolahan Ekspor diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan indusri
yang produksinya ditujukan untuk ekspor.
b. Logistik
Zona Logistik diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan,
penyotiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan dan perekondisian
permesinan dari dalam negeri dan luar negeri.
c. Industri
Zona Industri diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi, serta
agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk
ekspor dan/atau untuk dalam negeri.50
49
Basuki Antariksa “Konsep Indonesia Kreatif : Tinjauan Awal Mengenai Peluang dan Tantangannya Bagi Pembangun Indonesia” http://www.parekraf.go.id/userfiles/file/Zona% 20Kreatif .pdf#page=3&zoom=auto,0,522 (diakses tanggal 21 Desember 2016).
50
d. Pengembangan teknologi Zona
Pengembangan teknologi diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi,
rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat
lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi.
e. Pariwisata
Zona Pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk
mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran,
serta kegiatan yang terkait.
f. Energi
Zona Energi diperuntukkan untuk kegitan riset dan pengembangan di
bidang energi serta produksi dari energi alternatif, energi terbarukan, dan
energi primer.
g. Ekonomi lain
Zona Ekonomi lain diperuntukkan untuk kegiatan lain sebagaimana
dimaksud yang ditetapkan oleh Dewan Nasional.
7. Penyelenggaraan KEK
Konsep pembentukan KEK ialah dengan pengembangan sebuah wilayah
dengan sumber daya potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
pemasukan ekonomi sebuah negara. Konsistensi pemerintah terhadap pembentukan
KEK ini juga telah dibuktikan dengan dikeluarkan atau disahkannya
Undang-Undang terkait KEK yaitu UU KEK, undang-undang tersebut masih membutuhkan
Pembentukan PP terkait KEK itu telah ditegaskan dan diamanahkan dalam
beberapa pasal dalam UU KEK yaitu :
1. Pasal 7 ayat (4) Pembentukan KEK ditetapkan dengan peraturan pemerintah
2. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan kawasan diatur
dalam peraturan pemerintah
3. Pasal 12 ayat (6) ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan peraturan pemerintah.
4. Pasal 25 ayat (2) ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah
5. Pasal 30 ayat (4) ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2) dan (3) diatur dengan peraturan
pemerintah
6. Pasal 32 ayat (4) ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Menindaklanjuti pasal-pasal tersebut maka pemerintah mengeluarkan PP
No.2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan KEK, namun seiring perkembangan
kemajuan dan teknologi dan dirasa perlu untuk dirubah (revisi) maka pemerintah
melakukan perubahan terhadap beberapa pasal disertai dengan penambahan terkait
penyelenggaraan KEK dalam PP Penyelenggaraan KEK. Peraturan pemerintah
yang dikeluarkan oleh pemerintah diatas adalah sebuah bentuk lanjutan terhadap
undang-undang terdahulu yang telah disahkan guna penyelenggaraan dalam
dalam wilayah NKRI, dalam peraturan pemerintah ini pula semakin jelas mengenai
proses penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus serta lingkup
penyelenggaraannya.
8. Pembinaan dan Pengawasan KEK
Pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah ini adalah salah
satu bentuk hubungan antara pemerintah dan pemerintah daerah, dalam rangka
untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Sebagai
landasan hukumnya diatur dalam Pasal 18 dan Pasal 18A UUD 1945
H. Kelembagaan KEK
1. Dewan Nasional
Menurut UU KEK, Pasal 14, ada 3 (tiga) lembaga utama yang berkaitan
dengan pengembangan dan pengelolaan KEK yaitu :
a. Dewan nasional KEK
b. Dewan kawasan + administrator
c. Badan usaha pengelola kawasan51
Dewan nasional KEK terdiri atas menteri dan kepala lembaga pemerintah
nonkementerian. Dewan Nasional KEK dibentuk dan bertanggungjawab kepada
Presiden UU KEK Pasal 16. Dewan Nasional diketuai oleh menteri yang
menangani urusan pemerintahan di bidang perekonomian dan beranggotakan
menteri dan kepala lembaga pemerintah non kementerian. Dan Dalam
melaksanakan tugas, Dewan Nasional membentuk Sekretariat Dewan Nasional.
51
Menurut UU KEK, Pasal 17, dewan nasional bertugas
a. menyusun Rencana Induk Nasional KEK;
b. menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepat
pembentukan dan pengembangan KEK;
c. menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalam KEK;
d. melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK;
e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;
f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di wilayah yang
potensinya belum berkembang
g. menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan,
dan pengembangan KEK; dan
h. memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta
merekomendasikan langkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden,
termasuk mengusulkan pencabutan status KEK.52
Peraturan presiden No 33 tahun 2010, Pasal 4-17, mambahas tentang
susunan organisasi dewan nasional KEK, sebagai berikut :
a. Terdiri dari ketua dan anggota
b. Diketuai oleh menteri coordinator bidang perekonomian dan beranggotakan
menteri/pimpinan lembaga yang sekurang-kurangnya menangani urusan
pemerintahan di bidang pembinaan pemerintah daerah, keuangan,
perindustrian, pekerjaan umum, perdagangan, perhubungan, tenaga kerja,
perencanaan pembangunan nasional, dan koordinasi penanaman modal
c. Dapat membentuk tim pelaksana, yang anggotanya adalah pejabat esalon 1
darikementrian dan lembaga pemerintah non kementerian terkait
d. Dibentuk secretariat dewan nasional, bertanggungjawab kepada ketua dewan
nasional dan secara administrative berkedudukan di kementerian coordinator
bidang perekonomian
e. Sekretariat dewan nasional menyelenggarakan fungsi : pemberian dukungan
teknis operasional kepada dewan nasional, pemberian pelayanan administrasi
penyusunan rencana dan program kerja dewan nasional, penyelenggaraan
kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi administrasi kegiatan dan
tindak lanjut pelaksanaan tugas dewan nasional, pemberian pelayanan
administrasi kerja sama dewan nasional dengan lembaga pemerintah dan
pihak lain yang terkait, pemberian pelayanan pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data serta penyusunan laporan kegiatan dewan nasional dan
penyelenggaraan administrasi keanggotaan dewan nasional serta pembinaan
organisasi, adminsitrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, sarana dan
prasarana secretariat dewan nasional.
2. Dewan kawasan
Dewan Kawasan terdiri atas wakil Pemerintah dan wakil pemerintah
daerah. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk
membantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK. Menurut UU KEK
Pasal 19, Dewan Kawasan diusulkan oleh Dewan Nasional kepada Presiden
untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Namun Dewan Kawasan
Secara organisasi, Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur,
wakil ketua, yaitu bupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pemerintah di
provinsi, unsur pemerintah provinsi, dan unsur pemerintah kabupaten/kota Pasal
20 UU KEK.
Menurut UU KEK Pasal 21, ada beberapa tugas yang dijalankan oleh
dewan kawasan yaitu :
a. melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan
Nasional untuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah kerjanya;
b. membentuk Administrator KEK di setiap KEK
c. Mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas Administrator KEK dalam penyelenggaraan sistem
pelayanan terpadu satu pintu dan operasionalisasi KEK;
d. Menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan KEK di wilayah kerjanya;
e. Menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional setiap
akhir tahun; dan
f. Menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan
strategis kepada Dewan Nasional.
Menurut Peraturan Presiden No 33 tahun 2010, Pasal 18-27, dewan
kawasan memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Dewan kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang wilayahnya ditetapkan
b. Dewan kawasan diusulkan oleh dewan nasional dan ditetapkan oleh
presiden dengan keputusan presiden
c. Dewan kawasan bertanggungjawab kepada dewan nasional
d. Dewan kawasan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi dengan dewan nasional
e. Dewan kawasan diketuai oleh gubernur, wakil ketua (bupati / walikota)
dan anggota (unsur pemerintah provinsi yang menangani urusan
pemerintahan di bidang perpajakan, kepabeanan, pertanahan dan
keimigrasian dan unsur pemerintah daerah yang menangani urusan
perekonomian dan perencanaan pembangunan daerah di pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten / kota.
f. Membentuk secretariat dewan kawasan, bertanggungjawab kepada ketua
dewan kawasan dan memiliki tugas menyelenggarakan dukungan dan
pelayanan teknis operasional dan adminsitratif kepada dewan kawasan.
g. Sekretariat dewan kawasan menyelenggarakan fungsi : pemberian
dukungan teknis operasional kepada dewan kawasan, pemberian
pelayanan administrasi penyusunan rencana dan program kerja dewan
kawasan, penyelenggaraan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi
administrasi kegiatan dan tindak lanjut pelaksanaan tugas dewan kawasan,
pemberian pelayanan administrasi kerja sama dewan kawasan dengan
lembaga pemerintah dan pihak lain yang terkait, pemberian pelayanan
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta penyusunan laporan
dewan nasional serta pembinaan organisasi, adminsitrasi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana sekretariat dewan kawasan.
h. Sekretariat dewan kaqwasan secara ex-officio dilaksanakan oleh unit kerja
/ perangkat daerah provinsi yang menangani tugas dan fungsi di bidang
investasi atau perdagangan.
i. Apabila dianggap perlu, maka dewan kawasan dapat membentuk tim ahli,
yang susunan keanggotaanya ditetapkan oleh ketua dewan kawasan.53 3. Administrator KEK
Menurut PP No. 2/2011, pasal 42, administrator dan badan usaha
pengelola adalah pengelola KEK. Administrator adalah bagian dari Dewan
Kawasan yang dibentuk untuk setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan
dalam penyelenggaraan KEK. Menurut UU KEK, Pasal 23, Administrator
KEK bertugas:
a. melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi Pelaku
Usaha yang mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha di KEK;
b. melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK; dan
c. menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala dan insidental
kepada Dewan Kawasan.
Untuk pelaksanaan pemberian izin dilakukan melalui pelayanan terpadu
satu pintu. Dalam melaksanakan tugas, Administrator KEK, akan memperoleh
pendelegasian atau pelimpahan wewenang di bidang perizinan dari Pemerintah
dan pemerintah daerah dan dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha
dan/atau Pelaku Usaha di KEK mengenai kegiatan usahanya.
Menurut PP No. 2 Tahun 2011, Pasal 43, administrator berwenang
memberikan
a. arahan kepada badan pengelola KEK untuk perbaikan operasionalisasi KEK
b. teguran kepada badan usaha pengelola KEK dalam hal terjadi penyimpangan
dalam pengoperasian KEK.
Administrator harus sudah dibentuk paling lambat sebelum KEK
dinyatakan siap beroperasi. Oleh peraturan, administrator melakukan pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP). PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu
perizinan,fasilitas, dan kemudahan yang mendapat pendelegasian wewenang dari
lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan, fasilitas dan
kemudahan yang proses pengelolaanya dimulai dari tahap permohonan sampai
dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.
Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator KEK memperoleh
pembiayaan yang berasal dari:
a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan
b. sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Peraturan Presiden no 33 tahun 2010, Pasal 18-27, administrator
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Dewan kawasan membentuk administrator
c. Administrator ditetapkan sebagai perangkat daerah oleh gubernur (jika lokasi
kek lintas kabupaten /kota) dan oleh bupati / walikota (jika lokasi kek berada
di kabupaten / kota)
d. Dipimpin oleh kepala administrator yang berasal dari pns (dengan esalon
setara iib)
e. Administrator terdiri atas : (a) secretariat (b) bidang perizinan (c) bidang
pemonitoran dan pengendalian
4. Badan Usaha Pengelola
Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupa BUMN,
BUMD, koperasi, swasta, dan usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan
usaha KEK. Menurut UU KEK, Pasal 26, bahwa Penyelenggaraan kegiatan usaha
di KEK dilaksanakan oleh Badan Usaha yang ditetapkan sebagai pengelola KEK.
Dan Badan Usaha tersebutdapat berupa :
a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;
b. Badan Usaha koperasi;
c. Badan Usaha swasta; atau
d. Badan Usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi dengan Pemerintah,
dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.54
Menurut PP No. 2 Tahun 2011, Pasal 47-49, badan usaha pengelola KEK
harus ditetapkan pada masa pelaksanaan pembangunan KEK sebelum dinyatakan
siap beroperasi oleh Dewan Nasional. Apabila KEK adalah hasil dari usulan
badan usaha, maka badan usaha pengusul ditetapkan sebagai badan usaha
pengelola KEK oleh pemerintah provinsi (jika lokasi KEK berada pada lintas
wilayah kabupaten /kota) atau oleh pemerintah kabupaten/kota (jika lokasi KEK
berada dalam satu wilayah kabupaten / kota).
Apabila KEK adalah hasil dari usulan pemerintah kabupaten /kota, maka
badan usaha pengelola KEK dilakukan oleh pemerintah kabupaten / kota yang
sesuai dengan : (a) ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang
milik daerah, jika pembangunan KEK dibiayai dari APBD kabupaten / kota, (b)
atau, perjanjian pembangunan KEK jika pembangunan KEK dibiayai dari
kerjasama antara pemerintah kabupaten / kota dengan badan usaha. Apabila KEK
adalah hasil dari usulan pemerintah provinsi, maka badan usaha pengelola KEK
dilakukan oleh pemerintah provinsi yang sesuai dengan : (a) ketentuan
perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, jika pembangunan KEK
dibiayai dari APBD provinsi, (b) atau, perjanjian pembangunan KEK jika
pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama antara pemerintah provinsi dengan
badan usaha.
Apabila KEK adalah hasil dari usulan kementerian / lembaga
pemerintahan non kementerian, maka badan usaha pengelola KEK dilakukan oleh
kementerian / lembaga pemerintahan non kementerian yang sesuai dengan : (a)
ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik daerah, jika
pembangunan KEK dibiayai dari APBN, (b) atau, perjanjian pembangunan KEK
jika pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama antara kementerian / lembaga
Badan usaha yang ditetapkan sebagai pengelola KEK akan melaksanakan
pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian pengelolaan KEK yang ditandatangani
bersama antara badan usaha dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten /
kota, atau kementerian / lembaga pemerintah non kementerian sesuai dengan
kewenangannya. Perjanjian ini paling sedikit memuat :
a. Lingkup pekerjaan
b. Jangka waktu
c. Standart kinerja pelayanan
d. Sanksi
e. Pelaksanaan pelayanan KEK dalam hal terjadi sengketa
f. Pemutusan perjanjian oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota,
atau kementerian / lembaga pemerintah non kementerian
g. Pengakhiran perjanjian
h. Pertanggungjawaban terhadap barang milik Negara /daerah
i. Serah terima asset atau infrastruktur oleh badan usaha pengelola kepada
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota, atau kementerian /
lembaga pemerintah non kementerian setelah kerjasama pengelolaan berakhir
j. Kesanggupan penyediaan ruang kantor untuk kegiatan pelayanan kepabeanan