• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKLAMASI RAWA UNTUK LAHAN PERTANIAN SEB (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REKLAMASI RAWA UNTUK LAHAN PERTANIAN SEB (1)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi dan reformasi, telah membawa bangsa Indonesia memasuki babak baru di

berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Banyak tuntutan dan aspirasi yang datang dari berbagai komponen masyarakat yang pada intinya menghendaki

adanya perubahan dan perbaikan serta peningkatan iklim kehidupan yang lebih baik, aman dan sejahtera. Disamping itu, perkembangan lingkungan strategis yang sangat cepat berdampak pada munculnya berbagai tantangan baru, seperti pasar bebas (free trade) yang

pada akhirnya mengakibatkan persaingan dan perebutan sumber daya alam. Di sisi lain jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dengan angka pertumbuhan yang sangat tinggi

menjadi permasalahan tersendiri bagi bangsa Indonesia, terutama menyangkut masalah ketahanan pangan nasional.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan,

ketahan-an pketahan-angketahan-an didefinisikketahan-an sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhketahan-an pketahan-angketahan-an bagi rumah tketahan-angga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dari jumlah maupun mutunya,

aman, merata dan terjangkau. Menurut Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (2014), potensi sumber pangan yang dimiliki Indonesia mencapai 77 jenis sumber karbohid-rat. Namun, indeks ketahanan pangan Indonesia berada di urutan 64 dunia. Hal ini

menggam-barkan bahwa Indonesia mengalami permasalahan di sektor ketahanan pangan, diantaranya : pemanfaatan sumber daya air yang belum optimal, makin berkurangnya lahan pertanian yang

tersedia, infrastruktur pertanian yang terbatas dan makin sedikitnya ketersediaan benih. Hal tersebut berimbas pada produksi pangan Indonesia yang menurun dan ketergantungan Indone-sia pada impor bahan pangan.

(2)

Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa (tahun 2010), dengan laju pertumbuhan 1,49% (3 juta per tahun). Konsumsi beras di Indonesia

tertinggi di dunia yakni 139,15 kg/kapita/tahun (tahun 2007). Sedangkan produksi padi rata-rata nasional di lahan kering adalah 6 ton/ha. Dengan luas lahan sawah 8,1 juta ha (dari total lahan pertanian 39,5 juta ha), laju alih fungsi lahan pertanian 30 – 50 ha per tahun, Indonesia

masih memerlukan tambahan pangan sekitar 1 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun (Suhardjono, 2010).

1.2. Isu Strategis Perkuatan Ketahanan Pangan Tahun 2015

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015, sasaran

utama pembangunan perkuatan ketahanan pangan pada tahun 2015 diantaranya : - Terwujudnya peningkatan produksi padi sebesar 73,4 juta ton

- Tercapainya peningkatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

- Tercapainya peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi, irigasi air tanah, rawa dan tambak seluas 628,2 ribu hektar.

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka salah satu arah kebijakan perkuatan ketahanan pangan adalah peningkatan produksi padi dan sumber pangan protein

melalui :

- Pengelolaan Tanaman Terpadu padi seluas 350 ribu ha yang didukung dengan subsidi pupuk dan benih tepat sasaran (petani penerima);

- Penambahan areal pertanian pangan baru seluas 65 ribu ha di antaranya dengan mendayagunakan lahan transmigrasi;

- Upaya pengendalian konversi lahan sawah produktif melalui pemetaan untuk memasukkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;

(3)

- Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, air tanah dan tambak serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, irigasi air tanah.

Sebagai langkah guna mendukung ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015) telah mengalokasikan 11,72 trilyun rupiah dalam RAPBN 2015 untuk pembangunan 13 bendungan baru dengan total volume tampungan 894,2 juta m3.

Pembangunan irigasi baru 0,18 juta hektar dengan alokasi dana 4,6 trilyun rupiah serta rehabilitasi irigasi 0,47 hektar dengan dana 4,09 trilyun rupiah.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Salah satu desa di Kecamatan Bontonompo yaitu Desa Bontolangkasa Selatan merupakan daerah yang memiliki potensi pembangunan pengembangan peternakan karena penduduk pada

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel seperti produk,harga,promosi dan distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian kacang

Selain itu masih dengan memperhatikan asosiasi kedua unsur ini dapat diketahui pula asal batuan sumber dari sedimen-sedimen dimana mineral tersebut terakumulasi, karena

Cuti tahunan yang dibayarkan - 7 hari cuti yang dibayarkan bila Anda telah bekerja pada majikan yang sama sedikitnya 12 bulan; jumlah ini bertambah sesuai dengan lamanya masa

Satu proses yang disebabkan oleh tabrakan elektron pada kamar pengion spektrometer massa adalah ionisasi dari molekul yang berupa uap dengan kehilangan satu elektron dan terbentuk

Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak, Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin, radang

Pegadilan Agama Ternate Kelas IB sampai dengan tahun 2017 pada bidang keperkaraan untuk kelompok fungsinal belum ada Pranata Peradilan, Jurusita hanya terdiri