• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. terkomputerisasi yang memiliki tujuan untuk menyimpan data dan memungkinkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. terkomputerisasi yang memiliki tujuan untuk menyimpan data dan memungkinkan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Basis Data

Menurut C.J Date (2000:5), sistem basis data merupakan sebuah sistem yang terkomputerisasi yang memiliki tujuan untuk menyimpan data dan memungkinkan pengguna untuk mengambil dan memperbaharui informasi sesuai kebutuhan.

2.2 Database Management System (DBMS)

2.2.1 Definisi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:16), Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses terhadap basis data.

2.2.2 Komponen-komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:18), DBMS memiliki 5 komponen utama, yaitu:

1. Hardware (Perangkat Keras), mencakup mini computer, network computer, personal computer, dan mainframe.

2. Software (Perangkat Lunak), mencakup application software, DBMS software, Operating System, dan perangkat lunak jaringan (jika DBMS bekerja dalam sebuah jaringan).

(2)

3. Data, merupakan komponen terpenting dari DBMS yang merupakan komponen penghubung antara komponen mesin (hardware dan software) dengan komponen manusia (procedures dan people).

4. Procedures, merupakan instruksi dan aturan-aturan yang harus ada dalam desain dan penggunaan basis data

5. People, merupakan komponen yang terlibat dalam sistem tersebut, yang meliputi: a. Data Administrator (DA), mengatur sumber daya data yang meliputi

perancangan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis data konseptual dan logikal.

b. Database Administrator (DBA), mengatur realisasi fisik dari aplikasi basis data yang meliputi desain fisik basis data, implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol integritas, pengawasan performa sistem, dan pengaturan ulang basis data.

c. Database Designer, dibedakan menjadi:

1) Logical Database Designer, berhubungan dengan identifikasi data antara lain entitas dan atribut. Selain itu juga harus memahami proses bisnisnya. 2) Physical Database Designer, berhubungan dengan bagaimana desain

basis data tersebut dapat direalisasikan. Misalnya, memetakan basis data logika ke dalam tabel, pemilihan metode akses agar kinerjanya baik, dan merancang beberapa ukutan keamanan yang diperlukan oleh data.

d. Application Developers, merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data.

(3)

e. End-users, dibedakan menjadi:

1) Naïve users, yaitu para pengguna yang tidak tahu mengenai DBMS, hanya menggunakan aplikasinya saja.

2) Sophisticated users, yaitu para pengguna yang terbiasa dengan struktur basis data dan fasilitas-fasilitas DBMS.

2.2.3 Fasilitas-fasilitas DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:16), DBMS memberikan beberapa fasilitas, yaitu:

1. DDL (Data Definition Language), memberikan fasilitas kepada user untuk menspesifikasikan tipe data dan strukturnya serta batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke dalam basis data tersebut.

2. DML (Data Manipulation Language), memberikan fasilitas kepada user untuk menambah (insert), mengubah (edit), menghapus (delete), serta memperoleh kembali (retrieve) data.

3. Query Language, memberikan fasilitas kepada user untuk mengakses data. Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa query yang paling diakui dan secara de facto merupakan standar bagi DBMS.

4. Pengendalian akses ke dalam basis data, meliputi:

a. Keamanan sistem, mencegah user yang tidak memiliki hak akses untuk memasuki basis data.

b. Integritas sistem, menjaga konsistensi data di dalam basis data. c. Pengendalian share data

(4)

d. Backup dan recovery system, mengembalikan data ke dalam kondisi semula apabila terjadi kegagalan dalam perangkat keras ataupun perangkat lunak. e. Terdapat katalog yang dapat diakses user yang berisi deskripsi data dalam

basis data.

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:26), keuntungan DBMS adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Tugas mekanis lebih baik dilaksanakan oleh mesin

2. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat dari manusia 3. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat

4. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan penyimpanan kertas file yang sangat banyak.

Menurut Connolly dan Begg (2005:29), kerugian DBMS adalah sebagai berikut: 1. Kompleksitas

2. Ukuran

3. Biaya dari DBMS

4. Biaya tambahan perangkat keras 5. Biaya proses konversi

6. Performa

(5)

2.2.5 Fungsi-fungsi Dasar DBMS

Menurut C.J. Date (2000:44), ada beberapa fungsi dasar yang harus didukung oleh DBMS, yaitu:

1. Data Definition (Definisi Data)

DBMS harus dapat menerima pendefinisian data (skema eksternal, skema konseptual, dan semua asosiasi pemetaan) dari sumber dan mengkonversikan ke dalam bentuk objek yang sesuai.

2. Data Manipulation (Manipulasi Data)

DBMS harus dapat menangani permintaan untuk mengambil, memperbaharui, atau menghapus data yang sudah ada di basis data, maupun menambah data baru ke dalam basis data.

3. Optimalization and Execution (Optimalisasi dan Eksekusi)

Permintaan Data Manipulation Language (DML) harus diproses di komponen pengoptimalisasi yang bertujuan untuk menentukan cara yang efisien untuk implementasi permintaan. Permintaan yang telah dioptimalisasi kemudian dieksekusi di bawah kendali re-time manager.

4. Data Security and Integrity (Keamanan dan Integritas Data)

DBMS harus mengawasi permintaan pengguna dan menolak gangguan yang dapat membahayakan keamanan dan integrity constraint yang sudah ditentukan oleh Database Administrator (DBA).

5. Data Recovery and Concurrency (Perbaikan Data dan Konkurensi)

DBMS yang dapat juga disebut Transaction Processing Monitor (TP Monitor) harus melakukan kendali perbaikan dan konkurensi.

(6)

6. Data Dictionary (Kamus Data)

Kamus data berisi “data mengenai data” adalah definisi dari objek lain di dalam sistem. Semua skema dan pemetaan, berbagai sistem keamanan, dan integrity constraint akan disimpan, baik di sumber maupun bentuk objek di dalam kamus data.

7. Performance (Kinerja)

DBMS harus dapat mengerjakan semua tugas seefektif mungkin.

2.3 Database Lifecycle (DBLC)

Menurut Connolly dan Begg (2005:283), sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup aplikasi basis data berkaitan erat dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan-tahapan siklus hidup aplikasi adalah sebagaimana terlihat pada gambar 2.1.

2.3.1 Database Planning (Perencanaan Basis Data)

Menurut Connolly dan Begg (2005:285), tahap perencanaan basis data merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup aplikasi basis data direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi.

Ada tiga hal penting dalam menyusun sebuah strategi sistem informasi, yaitu: 1. Identifikasi rencana dan sasaran organisasi termasuk mengenai sistem informasi

yang dibutuhkan

2. Evaluasi sistem yang ada untuk menentukan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut

(7)

3. Menaksir kesempatan bagi teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif.

(8)

2.3.2 System Definition (Definisi Sistem)

Menurut Connolly dan Begg (2005:286), tahapan definisi sistem menjelaskan batasan dan cakupan dari aplikasi basis data dan sudut pandang pengguna (user view) yang utama. Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user views. User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh suatu sistem basis data berdasarkan peranan pekerjaan seperti manajer atau supervisor atau berdasarkan area aplikasi perusahaan seperti pemasaran, personalia, atau pengendalian persediaan.

Mengidentifikasi user view membantu untuk memastikan agar tidak ada pengguna basis data yang terlupakan dan mengetahui apa yang diinginkan pengguna saat aplikasi baru akan dibuat. Selain itu, user view juga membantu dalam mengembangkan aplikasi basis data yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi sub-sub bagian yang lebih sederhana.

2.3.3 Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis)

Menurut Connolly dan Begg (2005,:288), tahap pengumpulan kebutuhan dan analisis merupakan proses mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasikan kebutuhan user terhadap sistem yang baru.

Informasi-informasi yang dibutuhkan mencakup: 1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan

2. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan 3. Kebutuhan tambahan untuk sistem basis data yang baru

(9)

Ada tiga pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data dengan banyak user view:

1. Pendekatan tersentralisasi: kebutuhan untuk tiap pengguna dibuat ke dalam sebuah set of requirement dan model data global dibuat berdasarkan hal tersebut.

2. Pendekatan sudut pandang terintegrasi: kebutuhan tiap user view dibuat dalam model data yang terpisah. Model data yang menggambarkan single user view disebut model data lokal, disusun dalam bentuk diagram dan dokumentasi yang mendeskripsikan kebutuhan user view basis data. Model data lokal ini kemudian digabungkan untuk menghasilkan model data global, yang menggambarkan seluruh user view untuk basis data.

3. Gabungan pendekatan tersentralisasi dengan sudut pandang terintegrasi.

2.3.4 Database Design (Perancangan Basis Data)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), tahapan perancangan basis data merupakan proses membuat rancangan yang akan mendukung operasional dan tujuan perusahaan. Tujuan perancangan basis data adalah:

1. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user view.

2. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan. 3. Menspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang sebuah basis data, yaitu:

(10)

Dimulai dari level dasar attribute (properti entity dan relationship), menganalisa hubungan antar atribut, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi antar entity. Pendekatan ini sesuai bagi basis data dengan jumlah atribut yang sedikit.

2. Pendekatan top-down

Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dpaat diilustrasikan menggunakan entity-relationship (ER) model yang high level, kemudian mengidentifikasi entity dan relationship antar entity organiasi. Pendekatan ini sesuai bagi basis data yang kompleks.

3. Inside-out

Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada tahap awal mengidentifikasi major entity lalu menguraikannya menjadi entitas-entitas relasi dan atribut-atribut yang berhubungan dengan major entity.

4. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down

2.3.4.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2005:293), perancangan basis data konseptual merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang bersifat independen dari keseluruhan aspek fisik. Model data tersebut dibangun menggunakan informasi yang didokumentasikan di dalam spesifikasi kebutuhan user. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase perancangan basis data logikal.

(11)

2.3.4.2 Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2005:294), perancangan basis data logikal merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan model data tertentu namun independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kembali ke dalam model data logikal.

2.3.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2005:294), perancangan basis data fisikal merupakan proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder (secondary storage), yang menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang dapat digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain fisikal merupakan cara pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.

2.3.5 DBMS Selection (Pemilihan DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2005:295), tahap pemilihan DBMS merupakan kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data. Tahapan ini bersifat opsional.

Langkah utama dalam pemilihan DBMS:

1. Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi

2. Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk digunakan 3. Evaluasi produk tersebut

(12)

2.3.6 Application Design (Perancangan Aplikasi)

Menurut Connolly dan Begg (2005:299), tahap perancangan aplikasi merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap basis data. Perancangan basis data dan aplikasi dilakukan secara paralel.

Ada dua aktivitas penting yang ada di dalamnya, yaitu: 1. Transaction Design

Merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi basis data. Transaction design bertujuan untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik transaksi berlevel tinggi yang dibutuhkan dalam basis data, meliputi:

a. Data yang digunakan oleh transaksi b. Karakteristik fungsional dari transaksi c. Output transaksi

d. Kepentingan bagi pengguna

e. Tingkat penggunaan yang diharapkan Ada tiga tipe utama transaksi, yaitu:

a. Retrieval transactions, untuk mendapatkan data guna ditampilkan pada layar atau laporan

b. Update transactions, untuk memasukkan record baru, menghapus record yang lama, atau memodifikasi record yang ada dalam basis data

(13)

2. User Interface Design

Sebelum mengimplementasikan suatu form atau report, sangat penting untuk merancangan layout terlebih dahulu. Beberapa pedoman untuk merancang form atau report adalah sebagai berikut:

a. Judul yang bermakna

b. Instruksi yang dapat dipahami

c. Pengelompokkan logikal dan field yang berurutan d. Tampilan layout form atau report yang menarik e. Nama field mudah dikenali

f. Terminologi dan penggunaan singkatan yang konsisten g. Penggunaan warna yang konsisten

h. Ruang dan batasan tempat untuk data-entry terlihat i. Pergerakan kursor yang mudah

j. Koreksi kesalahan untuk satu karakter atau seluruh field

k. Pesan kesalahan ditampilkan utnuk nilai yang tidak dapat diterima l. Field yang bersifat opsional diberi tanda yang jelas

m. Penjelasan pesan untuk setiap field

n. Pemberian suatu tanda jika proses telah selesai

2.3.7 Prototyping (Pembuatan Prototipe)

Menurut Connolly dan Begg (2005:304), prototyping merupakan kegiatan membuat model kerja untuk suatu sistem basis data. Tahapan ini bersifat opsional.

Tujuan utama tahapan ini adalah:

(14)

2. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru 3. Untuk klarifikasi kebutuhan user

4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari desain sistem Dalam membuat prototype, ada dua macam strategi prototyping yang digunakan, yaitu:

1. Requirements prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpatuhi maka prototype akan dibuang.

2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama dengan requirement prototyping, perbedaannya adalah prototype ini tidak dibuang tetapi dikembangkan untuk pengembangan selanjutnya menjadi aplikasi basis data yang digunakan.

2.3.8 Implementation (Implementasi)

Menurut Connolly dan Begg (2005:304), implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan:

1. DDL untuk membuat skema basis data dan file-file basis data yang kosong serta user view yang diinginkan.

2. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.

2.3.9 Data Conversion and Loading (Konversi Data dan Pemindahan)

Menurut Connolly dan Begg (2005:305), tahapan ini merupakan proses pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan menkonversikan aplikasi

(15)

yang ada agar dapat menggunakan basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam basis data baru.

2.3.10 Testing (Pengujian)

Menurut Connolly dan Begg (2005:305), pengujian merupakan proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Pengujian hanya akan terlihat jika terjadi kesalahan pada software.

2.3.11 Operational Maintenance (Pemeliharaan Operasional)

Menurut Connolly dan Begg (2005:306),perawatan operasional merupakan suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini mencakup:

1. Pengawasan kinerja sistem, jika kinerja menurun maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data

2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data (jika dibutuhkan) 3. Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basis data.

2.4 Perancangan Basis Data

2.4.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2005:442), tujuan dari perancangan basis data konseptual adalah mengidentifikasi entitas penting beserta atribut-atributnya dan hubungan antara entitas yang satu dengan entitas yang lain.

(16)

Langkah 1: Membangun model data konseptual

Perancangan basis data konseptual di mulai dengan penciptaan model data konseptual perusahaan, yang seluruhnya independen dari rincian implementasi seperti tujuan DBMS, program aplikasi, programming languages, hardware platform, isu kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada perancangan basis data konseptual adalah:

1.1 Mengidentifikasi tipe entitas

Mendefinisikan objek-objek utama user. Objek-objek ini merupakan tipe-tipe entitas untuk model tersebut. Salah satu metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan user dengan megidentifikasi kata benda. Contohnya adalah staff number, staff name, property number, property room, dan sebagainya.

1.2 Mengidentifikasi tipe relasi

Setelah mengidentifikasi tipe entitas, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan semua relasi-relasi penting yang ada di antara tipe entitas yang telah diidentifikasikan. Setelah mengidentifikasikan relasi, langkah selanjutnya yaitu menentukan multiplicity dari setiap relasi. Batasan multiplicity digunakan untuk memeriksa dan memelihara kualitas data.

1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relasi

Langkah berikutnya yaitu mengidentifikasi atribut-atribut yang terdapat dalam suatu entitas. Biasanya berupa kata benda atau frasa kata benda dari spesifikasi kebutuhan user. Ada tiga jenis atribut, yaitu simple atau composite attributes, single atau multi-value attributes, dan derived attributes.

(17)

1.4 Menentukan domain atribut

Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain atribut di model data konseptual lokal. Domain merupakan kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebh atribut. Sebuah model data yang baik menentukan domain untuk setiap atribut dan termasuk sekumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk atribut juga ukuran dan format dari atribut.

1.5 Menentukan candidate key, primary key, dan alternate key

Candidate key adalah kunci yang unik atau tidak mungkin sama atau berbeda dengan yang lain, dapat dipakai untuk mengidentifikasi satu baris dalam tipe entitas. Primary key adalah candidate key yang dipilih sebagai kunci primer untuk mengidentifikasikan setiap entitas. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entitas, jika terdapat lebih dari satu candidate key kemudian pilih salah satunya menjadi primary key.

1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts (langkah optional) Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts seperti specialization atau generalization, aggregation, dan composition. Jika memilih pendekatan specialization, usahakan untuk memperhatikan perbedaan antara entitas dengan mendefinisikan satu atau lebih subclass dari sebuah entitas superclass. Jika memilikh menggunakan pendekatan generalization, usahakan untuk mengidentifikasikan fitur-fitur umum antar entitas untuk mendefinisikan generalisasi entitas superclass. Pendekatan aggregation digunakan untuk merepresentasikan hubungan “mempunyai sesuatu” atau “bagian dari” relasi antara tipe-tipe entitas, di mana yang satu merepresentasikan “keseluruhan” dan yang lain sebagai “bagiannya”. Pendekatan composition digunakan untuk merepresentasikan

(18)

sebuah asosiasi antara tipe-tipe entitas di mana gterdapat kepemilikan yang kuat dan keterhubungan antara “keseluruhan” dan “bagiannya”.

1.7 Periksa model dari redundansi

Tahap ini bertujuan untuk memeriksa model data konseptual lokal, apakah masih ada redundansi pada model. Dua aktivitas pada tahap ini, yaitu:

a. Memeriksa kembali relasi one-to-one

Saat identifikasi entitas, mungkin saja kita menemukan dua entitas yang merepresentasikan objek yang sama pada perusahaan. Untuk kejadian ini kedua entitas tersebut harus digabungkan. Jika primary key berbeda, pilih salah satu untuk menjadi primary key dan biarkan yang lain menjadi alternate key.

b. Menghilangkan relasi yang redundan

Data model yang baik sangat diharapkan untuk tidak memiliki relasi yang redundan. Suatu relasi dikatakan redundan jika terdapat informasi yang sama yang diperbolehkan oleh relasi lain.

1.8 Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user

Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa model konseptual mendukung kebutuhan transaksi yang diperlukan bagi view. Ada dua pendekatan untuk memastikan model data konseptual mendukung kebutuhan transaksi, yaitu:

a. Mendeskripsikan transaksi

Memeriksa apakah semua informasi (entitas, relasi, dan atribut) yang dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model, dengan mendokumentasikan sebuah deskripsi dari setiap kebutuhan transaksi.

(19)

b. Menggunakan jalur transaksi

Memvalidasi model data terhadap kebutuhan transaksi yang melibatkan diagram yang merepresentasikan jalur setiap transaksi dalam diagram ER. 1.9 Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan user

Pada langkah ini, user akan meninjau ulang model data konseptual. Jika terjadi anomali pada model data maka harus dilakukan perubahan yang mungkin memerlukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Proses ini akan terus diulang sampai model data benar-benar menjadi representasi aktual dari perusahaan.

2.4.2 Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2005:462), tujuan perancangan basis data logikal adalah untuk menerjemahkan model data konseptual menjadi model data logikal dari basis data yang meliputi perancangan relasi-relasi dan kemudian memvalidasi model tersebut untuk mengecek apakah suadah terstruktur dengan benar dan mampu mendukung kebutuhan transaksi.

Langkah 2: Membangun dan memvalidasi model data logikal

Langkah ini bertujuan untuk membangun model data logikal dari model data konseptual, yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya, yang merepresentasikan view tertentu untuk menjamin agar strukturnya benar dan mendukung kebutuhan transaksi suatu perusahaan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data konseptual adalah:

(20)

Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal untuk merpresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan relasi dari data model yang ada adalah tipe entitas kuat, tipe entitas lemah, tipe relasi binary one-to-many (1:*), tipe relasi binary one-to-one (1:1), tipe relasi superclass/subclass, tipe relasi binary many-to-many (*:*), tipe relasi kompleks, atribut multi-valued.

2.2 Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi

Normalisasi digunakan untuk memastikan relasi dan atribut yang mendukung kebutuhan dari perusahaan. Juga redundansi data yang minimal pada relasi untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi. Proses normalisasi terdiri dari UNF, 1NF, 2NF, 3NF.

2.3 Validasi relasi-relasi terhadap transaksi user

Tujuan pada tahap ini yaitu untuk memvalidasi model data logikal untuk memastikan bahwa model data mendukung kebutuhan transaksi yang telah tercantum di dalam spesifikasi kebutuhan user. Validasi transaksi seperti ini sudah dilakukan pada tahap 1.8

2.4 Memeriksa integrity constraint

Menurut Connolly dan Begg (2005:474), integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan untuk melindungi basis data agar tetap konsisten.

Tipe integrity constraint, yaitu: a. Required data

b. Batasan domain atribut c. Multiplicity

(21)

e. Referential integrity (integritas referensial), adalah jika foreign key berisi sebuah nilai yang nilainya harus menunjukkan baris yang ada pada relasi induknya. f. General constraints

2.5 Meninjau kembali model data logikal dengan user

Tahapan ini memastikan bahwa model data logikal yang terbentuk merupakan representasi dari perusahaan.

2.6 Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (langkah optional) Tahapan ini bertujuan untuk menggabungkan model data logikal lokal ke dalam data model single global logical yang mewakili semua user views dari basis data. Aktivitas dalam tahap ini, yaitu:

a. Menggabungkan model data logika lokal ke dalam model global b. Validasi model data logikal global

c. Meninjau kembali model data logikal global dengan user. 2.7 Memeriksa perkembangan di masa depan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan di masa depan dan untuk memperkirakan apakah model data logikal bisa mengakomodasi perubahan tersebut.

2.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2005:496), perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan deskripsi dari pengimplementasian suatu basis data pada media penyimpanan kedua. Juga menjelaskan relasi dasar, pengaturan file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, integrity constraint yang terkait, serta ukuran keamanan.

(22)

Langkah 3: Menerjemahkan model data logika global untuk target DBMS

Langkah ini bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan pada DBMS pilihan. Bagian pertama dari proses ini melibatkan perbandingan informasi yang dikumpulkan selama perancangan basis data logikal. Sedangkan bagian kedua dari proses ini menggunakan informasi tersebut untuk menghasilkan desain relasi dasar. Proses ini memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai funsgionalitas yang ditawarkan oleh DBMS pilihan.

3.1 Merancang relasi dasar

Menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar dalam model data logikal ke dalam DBMS.

3.2 Merancang representasi dari derived data

Menentukan bagaimana merepresentasikan beberapa derived data yang terdapat dalam model data logikal ke dalam DBMS.

3.3 Merancang general constraints

Perubahan terhadap data dapat dibatasi oleh general constraint yang mengatur transaksi dalam “dunia nyata”. Perancngan batasan ini tergantung pada pemilihan DBMS yang akan digunakan. Beberapa DBMS menyediakan fasilitas ini, namun ada juga yang tidak menyediakannya, sehingga untuk menentukan batasan harus dilakukan pada program aplikasi.

(23)

Langkah ini bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang baik, yaitu dengan cara di mana relasi dan basis data akan dipegang di tempat penyimpanan akhir sekunder. 4.1 Menganalisa transaksi

Menganalisa transaksi berfungsi untuk memahami funsgi dari transaksi yang akan dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting.

4.2 Memilih organisasi file

Bertujuan untuk emnentukan organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar. Ada 5 (lima) tipe organisasi file, yaitu heap, hash, indexed sequential office access method (ISAM), b-tree, dan clusters.

4.3 Memilih indeks

Menentukan apakah dengan menambahkan indeks akan meningkatkan kinerja dari sistem.

4.4 Memperkirakan disk space yang dibutuhkan

Memperkirakan jumlah disk space yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi basis data pada secondary storage.

Langkah 5: Mendesain user view

Mendesain user vier yang telah diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan

Langkah 6: Mendesain mekanisme keamanan

Membatasi pengaksesan basis data oleh user yang tidak berhak dan menspesifikasikan basis data yang dapat diakses oleh user.

(24)

Melakukan normalisasi agar dapat meningkatkan kinerja dari sistem dan menghilangkan redundansi

Langkah 8: Memonitor dan memperbaiki sistem operasional

Memonitor sistem operasional dan meningkatkan kinerja dari sistem dengan memperbaiki desain yang tidak sesuai atau perubahan kebutuhan.

2.5 Entity-Relationship Modeling (ER Modeling)

Menurut Connolly dan Begg (2005:342), ER Modeling adalah sebuah pendekatan top-down untuk merancang database yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang penting yang disebut entitas dan relasi antar data harus dipresentasikan dalam model. Selanjutnya ditambahkan detail seperti informasi yang ingin disimpan mengenai entitas dan relasi yang disebut atribut dan batasan-batasan lain pada entitas, relasi, dan atribut.

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.

2.5.1 Tipe Entitas

Menurut Connolly dan Begg (2005:343), tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki property yang sama, di mana property tersebut diidentifikasikan memiliki keberadaan yang bebas (independent existence).

Entity occurrence adalah sebuah objek unik yang dapat diidentifikasikan dari sebuah entitas. Setiap entitas diidentifikasi dan disertakan propertinya.

(25)

2.5.2 Tipe Hubungan atau Relasi

Menurut Connolly dan Begg (2005:346), relationship type adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.Relatioship occurrence adalah hubungan yang dapat diidentifikasi secara unik, termasuk satu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi.

Derajat relasi yaitu jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu hubungan. Derajat relasi terdiri dari:

1. Binary relationship, yaitu keterhubungan antara dua tipe entitas 2. Ternary relationship, yaitu keterhubungan antar tiga tipe entitas 3. Quarternary relationship, yaitu keterhubungan antar empat tipe entitas

4. Unary relationship, yaitu keterhubungan atra tipe entitas yang sama, di mana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut juga recursive relationship.

2.5.3 Atribut

Menurut Connolly dan Begg (2005:350), atribut adalah sifat dari sebuah entitas atau sebuah tipe relationship. Atribut menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili baggian utama dari data yang disimpan dalam database.

Attribute domain adalah sejumlah nilai yang diperkenankan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada model relasional.

Beberapa macam atribut, yaitu: 1. Simple attribute

(26)

Yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Disebut juga dengan atomic attributes. Contohnya NIM, noKTP, KaryawanID, dan sebagainya.

2. Composite Attribute

Yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen, di mana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen. Misalnya atribut alamat dapat terdiri dari jalan, kota, kodepos.

3. Single-valued Attribute

Yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Cabang memiliki satu nilai untuk atribut kodeCabang pada setiap kejadian. 4. Multi-valued Attribute

Yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Cabang memiliki beberapa nilai untuk atribut noTelp pada setiap kejadian. 5. Derived Attribute

Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas. Contohnya, lama pinjam dihasilkan dari perhitungan mulai pinjam dikurangi tanggal pengembalian, dan sebagainya.

2.5.4 Keys

1. Candidate Key

Yaitu jumlah minimal atribut-atribut di mana secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari sebuah tipe entitas.

(27)

2. Primary Key

Yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu entitas secara unik

3. Composite Key

Yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut

2.5.5 Strong and Weak Entity Types

Strong entity type yaitu entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain. Sedangkan weak entity type yaitu entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain. Strong entity type terkadang disebut dengan entitas parent, owner, atau dominant dan weak entity type disebut entitas child, dependent, atau subordinate.

2.5.6 Structural Constraint

Batasan utama pada relasi adalah multiplicity. Multiplicity adalah jumlah (atau jangkauan) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi.

Derajat relasi yang paling umum adalah binary relationship. Beberapa macam binary relationship, yaitu:

1. One-to-one (1:1) Relationship 2. One-to-many (1:*) Relationship 3. Many-to-many (*:*) Relationship

(28)

Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam perancangan logikal sebuah database, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redundansi). Menurut Connolly dan Begg (2005:388), pengertian normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan sejumlah relasi table dengan properties yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan.

Dengan kata lain, normalisasi merupakan proses mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud itu sering disebut dengan istilah anomali.

Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan data yang berulang (redundan) sehingga mengurangi kompleksitas data, dan untuk memudahkan dalam modifikasi data.

Manfaat dari normalisasi adalah sebagai berikut:

1. Meminimalkan jumlah storage space yang digunakan untuk menyimpan data 2. Meminimalkan resiko data yang tidak konsisten dalam sebuah database 3. Meminimalkan kemungkinan update and delete anomaly

4. Mengoptimalkan stabilitas dari struktur data.

2.6.1 Data Redundancy and Update Anomaly

Anomali adalah efek samping yang tidak diharapkan (misalnya menyebabkan data tidak konsisten atau membuat suatu data menjadi hilang saat data lain dihapus) yang muncul dalam suatu proses perancangan database. Suatu tujuan desain database relational yang utama adalah menggolongkan atribut ke dalam hubungan-hubungan untuk memperkecil data redundan dan dengan demikian mengurangi tempat penyimpanan file yang diperlukan oleh hubungan-hubungan dasar yang

(29)

diimplementasikan. Hubungan-hubungan yang memiliki data redundan mungkin memiliki masalah yang disebut update anomalies, yang diklasifikasikan sebagai insertion, deletion, atau modification anomalies.

2.6.2 Functional Dependency

Functional dependency (ketergantungan fungsional) menguraikan hubungan antara atribut-atribut dalam sebuah relasi. Sebagai contoh, jika A dan B adalah relasi R, B secara fungsional bergantung kepada A (A B), jika setiap nilai dari A diasosiasikan dengan tepat satu nilai dari B. A dan B masing-masing boleh dari satu atau lebih atribut.

2.6.3 Proses Normalisasi

Beberapa tingkatan yang biasa digunakan pada normalisasi adalah: 1. Unnormalized Form (UNF)

Unnormalized form adalah suatu relasi yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang berulang (repeating group). Repeating group adalah suatu atribut atau kumpulan atribut dalam suatu tabel yang memiliki lebih dari satu nilai untuk sebuah primary key pada tabel yang sama.

2. First Normal Form (1NF)

Suatu relasi dikatakan 1NF jika titik temu tiap baris dan kolom pada relasi tersebut mengandung satu nilai.

3. Second Normal Form (2NF)

Suatu relasi dikatakan dalam bentuk 2NF jika relasi tersebut telah berada pada keadaan 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung sepenuhnya (fully functionally dependent) terhadap primary key.

(30)

Full functional dependency terjadi jika A dan B merupakan atribut dari suatu relasi, dan B bisa dikatakan bergantung terhadap A, namun bukan subset dari A. Dengan kata lain, pada 2NF kita menghilangkan ketergantungan parsial.

4. Third Normal Form (3NF)

Suatu relasi dikatakan dalam bentuk 3NF jika relasi tersebut telah berada dalam keadaan 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap primary key.

Transitive dependency adalah sebuah kondisi di mana A, B, dan C merupakan atribut dari relasi yang jika B bergantung pada A dan C bergantung pada B maka dapat dikatakan bahwa C disebut bergantung secara transitif terhadap A melalui B (A tidak functionally dependent terhadap B dan C.

Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa pada kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomaly tidak akan muncul lagi.

2.7 System Development Lifecycle (SDLC)

2.7.1 SDLC Waterfall

System Development Lifecycle (SDLC) atau siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu metode terhadap perancangan sistem. Metode ini sangat dibutuhkan pada saat proses pembuatan atau perubahan terhadap sistem baru yang akan dibuat maupun sistem lama yang sudah berjalan. Metode SDLC yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Waterfall.

Menurut Pressman (2006: 79), model waterfall adalah proses pengembangan perangkat lunak sekuensial, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke

(31)

bawah (seperti air terjun) melalui tahapan communication, planning, modeling, construction, dan deployment. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan di dalam model waterfall:

Gambar 2.2 SDLC Waterfall 1. Communication, meliputi:

a. Project Initiation

Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan klien mengenai project yang akan dibuat dengan merumuskan masalah yang ingin dipecahkan dengan solusi yang akan dicapai.

b. Requirement Gathering

Merumuskan dan mencatat apa saja yang dibutuhkan dari keseluruhan sistem oleh klien.

2. Planning, meliputi: a. Estimating

Menentukan kapan project akan dimulai dan kapan akan selesai. b. Scheduling

Menentukan jadwal untuk tiap tahap-tahap proses penyelesaian masalah. c. Tracking

(32)

Menentukan jalur serta milestone yang akan ditempuh selama proses pembangunan sistem.

3. Modeling, meliputi: a. Analysis

Melakukan analisis terhadap kebutuhan klien dan menentukan solusi yang akan dicapai untuk menyelesaikan masalah.

b. Design

Merumuskan hasil analisis ke dalam bentuk model atau diagram. 4. Construction, meliputi:

a. Coding

Melakukan implementasi coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

b. Testing

Melakukan uji coba terhadap semua fungsi-fungsi software, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

5. Deployment, meliputi: a. Delivery

Memberikan laporan kepada klien apa saja yang telah dilakukan dan hasil sementara project untuk tiap tahap pengerjaan.

b. Support

Menyediakan bantuan berupa training untuk klien dalam menggunakan sistem aplikasi basis data, agar klien dapat menggunakan dengan baik.

(33)

Menerima kritik dan saran dari klien yang menggunakan sistem aplikasi basis data yang telah kita buat untuk perbaikan sistem ke arah yang lebih baik lagi.

2.7.2 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Whitten (2004:334), Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai dan kerja atau proses dan dilakukan dalam sistem tersebut. Sinonimnya adalah bagan bubble, grafik transformasi, dan model proses.

Ada 4 komponen dalam DFD, yaitu: 1. External Agent

Menurut Whitten (2004:363), external agent mendefinisikan orang, sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organiasi lain yang berada di luar sistem proyek tetapi mempengaruhi kerja sistem.

Menurut Whitten (2004:347), ada beberapa bentuk external agent: a. Bentuk Gain dan Sarson

Gambar 2.3 Bentuk External Agent Berdasarkan Gain Dan Sarson

b. Bentuk DeMarco/Yourdon

Gambar 2.4 Bentuk External Agent Berdasarkan DeMarco/Yourdon External Agent

External Agent

(34)

c. Bentuk SSADM/IDEF0

Gambar 2.5 Bentuk External Agent Berdasarkan SSADM/IDEF0 2. Process

Menurut Whitten (2004:347), process is a work perform on, all in response, incoming data flows or condition. Ada beberapa bentuk process, di antaranya:

a. Bentuk Gain dan Sarson

Gambar 2.6 Bentuk Process Berdasarkan Gain Dan Sarson b. Bentuk DeMarco/Yourdon

Gambar 2.7 Bentuk Process Berdasarkan DeMarco/Yourdon c. Bentuk SSADM/IDEF0

Gambar 2.8 Bentuk Process Berdasarkan SSADM/IDEF0

3. Data Stores

Data stores merupakan tempat penyimpanan data. Menurut Whitten (2004:266), ada beberapa bentuk data stores, diantaranya:

a. Bentuk Gain dan Sarson

Nama Nama Nama External Agent

(35)

Gambar 2.9 Bentuk Data Stores Berdasarkan Gain Dan Sarson b. Bentuk DeMarco/Yourdon

Gambar 2.10 Bentuk Data Stores Berdasarkan DeMarco/Yourdon c. Bentuk SSADM/IDEF0

Gambar 2.11 Bentuk Data Stores Berdasarkan SSADM/IDEF0 4. Data Flow

Data flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) dari sebuah proses.

Gambar 2.12 Bentuk Data Flow

Menurut Yourdon (1989:139),ada 3 (tiga) tingkatan dalam DFD, yaitu: 1. Level 0 (Diagram Konteks)

Merupakan tingkatan yang paling pertama, yang menggambarkan ruang lingkup sistem dari sistem yang digunakan. Diagram ini hanya memiliki satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan dan hubungan antara sistem dengan unit-unit di luar sistem tersebut.

2. Level 1 (Diagram Nol)

Nama data flow Data Store Data Store Data Store

(36)

Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi proses-proses dan aliran data yang lebih terperinci.

3. Level 2 (Diagram Rinci)

Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada pada diagram nol dan rincian proses-proses ini dapat dipecah lagi menjadi proses-proses yang lebih terperinci.

2.7.3 State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram (STD) adalah sebuah perangkat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan. Menurut Pressman (2001:317), STD digunakan untuk mengidentifikasikan sebagaimana sistem harus berperilaku seperti resiko dari kejadian eksternal. Untuk mencapai hal ini, STD menampilkan berbagai jenis model perilaku dari hasil dan tingkah laku yang mana dibuat dari satu langkah ke langkah yang lain. Penyajian STD merupakan landasan dasar untuk menentukan perilaku. Biasanya di dalam STD digunakan notasi seperti:

1. Active

a. State, simbolnya persegi panjang.

State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang memberi perincian seseorang atau benda pada waktu dan kondisi tertentu. Contohnya proses user mengisi password, menentukan instruksi berikutnya.

Gambar 2. 13 Simbol State

(37)

b. Transition state/perubahan state, simbolnya tanda panah berarah

Gambar 2. 14 Simbol Transition State c. Condition

Kejadian pada lingkungan eksternal yang bisa terdeteksi oleh sistem. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pada state dari keadaan state menunggu X ke state menunggu Y. Contohnya seperti interrupt signal maupun data.

Gambar 2.15 Simbol Condition d. Action

Action adalah hal yang dilakukan sistem apabila ada perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Action menghasilkan keluaran dari tampilan pesan, cetakan, atau alat output lainnya.

2. Passive

Sistem ini tidak melakukan kontrol terhadap lingkungan, akan tetapi bersifat menerima data atau member reaksi saja (sistem yang menerima atau mengumpulkan data dari sinyal yang dikirim oleh satelit). Berikut adalah contoh STD yang sederhana:

Gambar 2.16 Contoh State Transition Diagram yang Sederhana 2.8 Teori Web 2.8.1 Pengertian Internet Menu Utama Login Username dan Password Data valid

(38)

Menurut Turban (2003:200), internet adalah sistem jaringan komputer terbesar di dunia dan merupakan jaringan dalam jaringan. Internet merupakan kumpulan lebih dari 200.000 jaringan komputer yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, kelompok nirlaba, dan perusahaan. Interkoneksi ini dihubungkan dengan standar protokol yang bebas dan terbuka.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:31) dalam jurnal Collins, Mayasari, dan Christina (2005:16), Internet adalah jaringan global yang luas dan terus berkembang yang menghubungkan para pengguna komputer dari segala jenis di seluruh dunia.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa internet adalah sistem jaringan komputer global yang saling menghubungkan berbagai komputer di seluruh dunia.

2.8.2 World Wide Web (WWW)

Menurut Turban (2003,:213), World Wide Web adalah aplikasi yang digunakan dalam internet yang berfungsi sebagai transportasi data yang diterima sebagai standar untuk menyimpan, menerima, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur client/server. Web dapat menerima semua jenis informasi digital, termasuk teks, hypermedia, grafis, dan suara. Web menggunakan antarmuka pengguna grafis, sehingga sangat mudah untuk digunakan.

Web didasari oleh bahasa hypertext standar yang disebut Hypertext Markup Language (HTML), yang memformat dokumen dan memadukan link hypertext dinamis ke dokumen-dokumen lainnya yang disimpan di dalam komputer.

Untuk mengakses situs Web, pengguna harus menentukan Uniform Resource Locator (URL), yang mengarahkan ke alamat dari sumber tertentu di Web. Sedangkan,

(39)

standar komunikasi yang digunakan untuk mentransfer ke halaman di bagian WWW di internet adalah Hypertext Transfer Protocol (HTTP).

Menurut Ellsworth (1997:4), WWW terdiri dari dua komponen dasar, yaitu: a. Server Web

Sebuah komputer dan perangkat lunak yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya (yang meminta infrmasi) melalui internet.

b. Browser Web

Perangkat lunak yang dijalankan pada komputer pengguna (client) yang meminta informasi dari server web dan menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri.

2.8.3 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Sheiderman (2009:74), interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang terhubung dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya.

Dalam merancang suatu Sistem Interaksi Manusia dan Komputer haruslah memperlihatkan delapan aturan emas yang disebut juga Eight Golden Rules of Interaction Design menurut Sheiderman:

1. Berusaha untuk konsisten

Berusaha untuk konsisten dalam aksi-aksi pada situasi tertentu, yaitu konsisten dalam penggunaan warna, bahasa, tata letak, font, simbol, dan sebagainya.

(40)

Menyediakan shortcut yang universal, yang sudah biasa digunakan, jangan membuat shortcut yang tidak dimengerti orang banyak.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Dalam setiap aksi yang dilakukan pengguna, maka harus ada umpan balik yang sesuai dengan aksi tersebut sehingga membantu pengguna untuk mengerti sistem pada aplikasi tersebut, seperti memberikan pesan apabila user melakukan suatu kesalahan.

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir)

Adanya keadaan akhir yang menandakan selesainya suatu kegiatan yang diberitahukan kepada pengguna melalui umpan balik, seperti memberikan tampilan atau jendela dialog bertanda user sudah mengakhiri pemakaian aplikasi. 5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana

Merancang sistem yang memungkinkan pengguna untuk tidak melakukan kesalahan fatal. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan solusi kepada pengguna untuk menangani kesalahan tersebut.

6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah

Memberikan kebebasan kepada pengguna untuk dapat bergerak ke mana saja di mana bila terjadi kesalahan maka pengguna dapat kembali tanpa harus khawatir akan rusaknya hal yang sedang dikerjakan

7. Mendukung pusat kendali internal

Dengan adanya pengaturan internal, maka pengguna dapat menggunakan sistem sesuai kebutuhan. Misalnya, adanya perbedaan hak akses antara anggota dengan bukan anggota pada aplikasi tersebut.

(41)

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Kemampuan manusia untuk memproses informasi dalam jangka waktu pendek memiliki keterbatasan, sehingga perlu dirancang tampilan yang sederhana dan efektif, agar tidak membebani ingatan manusia terlalu berat.

2.8.4 Hyper Text Markup Language (HTML)

Menurut Turban (2003:10), Hyper Text Markup Language (HTML) merupakan bahasa pemrograman standar yang digunakan untuk membuat dan mengenali dokumen-dokumen pada WWW. Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML (Standard Generalized Markup Language), HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C).

HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkna tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan web browser seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh aplikasi pembuka email ataupun dari PDA dan program lain yang memiliki kemampuan browser. HTML dokumen tersebut mirip dengan dokumen teks biasa, hanya dalam dokumen ini sebuah teks dapat memuat instruksi yang ditandai dengan kode atau lebih dikenal dengan tag tertentu.

Sebagai contoh, jika ingin membuat teks ditampilkan menjadi tebal seperti: TAMPIL TEBAL, maka penulisannya dilakukan dengan cara: <b>TAMPIL TEBAL</b>. Tanda <b> digunakan untuk mengaktifkan instruksi cetak tebal, diikuti

(42)

oleh teks yang ingin ditebalkan, dan diakhiri dengan tanda </b> untuk menonaktifkan cetak tebal tersebut. Secara garis besar, terdapat 4 jenis elemen dari HTML, yaitu:

1. Structural, tanda yang menentukan level atau tingkatan dari sebuah teks.

2. Presentational, tanda yang menentukan tampilan dari sebuah teks, tidak peduli dengan level dari teks tersebut. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh CSS dan tidak direkomendasikan untuk mengatur tampilan teks. 3. Hypertext, tanda yang menunjukkan pranala ke bagian dari dokumen tersebut atau

pranala ke dokumen lain

4. Elemen Widget, yang membuat objek-objek lain seperti tombol (<button>), list (<li>), dan garis horizontal (<hr>).

2.8.5 PHP Hypertext Preprocessor (PHP)

2.8.5.1 Pengertian PHP

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2001:1), PHP adalah server-side scripting language yang didesain secara spesifik untuk web. Dalam page HTML. Dapat dimasukkan code PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. PHP code diterjemahkan di web server dan diubah menjadi HTML atau output lain yang akan dilihat oleh pengunjung halaman.

Menurut Peranginangin (2006:2), PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi

(43)

yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.

Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membaca permintaan dari client/browser 2. Mencari halaman (page) di server

3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melkukan modifikasi pada halama (page)

4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (linux, unix, windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

2.8.5.2 Kelebihan-kelebihan PHP

PHP memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya

2. Banyak web server yang mendukung PHP script antara lain: Apache, AOLServer, Microsoft IIS, dan sebagainya. Web server ini dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi, dengan konfigurasi yang relative mudah.

3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karenan banyaknya milis-milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan

4. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki banyak referensi.

(44)

5. PHP mendukung banyak paket database, baik yang komersil maupun nonkomersil, seperti Oracle, Informix, MySQL, Microsoft SQL Server, dan lain-lain.

2.8.6 Jquery

Menurut Holzner (2009:2), Jquery adalah cross browser yang memberikan seperangkat fungsi di semua browser. Jquery dapat memberikan kontrol atas apa yang ada di halaman dengan membiarkan pengguna membuat dan menghapus halaman HTML kapan saja. Jquery memberikan akses pada elemen-elemen dalam halaman web tanpa menunggu semua gambar untuk dimuat.Jquery juga memiliki banyak pilihan animasi dan efek visual.

2.8.7 Java Script

Javascript adalah bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk menambahkan fitur-fitur interaktif pada halaman web, Javascript memiliki kemampuan untuk membuat halaman web lebih interaktif dan menampilkan halaman pengguna secara lebih menarik karena Javascript mampu menciptakan antarmuka pengguna yang aktif dan memberikan feedback kepada pengguna saat pengguna melakukan navigasi di halaman web. Selain itu, Javascript memastikan hanya pengguna yang memiliki hak akses yang dapat memasuki halaman-halaman web tertentu yang bersifat rahasia.

(45)

2.9 Teori Khusus

2.9.1 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Dessler (2003:15) berpendapat bahwa pada saat perusahaan berkembang, mereka mengintegrasikan sistem-sistem sumber daya manusia mereka yang terpisah-pisah menjadi apa yang disebut dengan sistem informasi sumber daya manusia.

Menurut McLeod (1998:278), sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi tersebut kepada pemakai.

Sedangkan menurut Laudon (2003:7), sistem informasi sumber daya manusia adalah komponen-komponen yang berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, mendistribusikan informasi untuk mendukung dalam mengambil keputusan, koordinasi, kontrol, analisa, visualisasi dari sebuah aktivitas manajemen sumber daya manusia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi sumber daya manusia merupakan prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil, dan memvalidasi data oleh organisasi mengenai sumber daya manusia dan kegiatan-kegiatan personalia.

2.9.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.9.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu bidang manajeman yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Manusia selalu

(46)

berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencaan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, jarena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi.

Menurut Hasibuan (2000:10), MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Fungsi-fungsi MSDM terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. Tujuannya ialah agar perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat bunga bank. Karyawan bertujuan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Masyarakat bertujuan memperoleh barang atau jasa yang baik dengan harga yang wajar, sedang pemerintah selalu berharap mendapatkan pajak.

Menurut Wilkinson, et. al. (2000:122) yang dikutip dari jurnal Muljo dan Prawita (2007:257), files yang dibutuhkan dalam menangani sumber daya manusia adalah Employee Payroll Master File yang menunjukkan catatan atribut dan pendapatan karyawan; Personnel Reference and History File. File itu melengkapi Payroll Master File dan berisikan data nonfinansial mengenai setiap karyawan; Skills File, berisikan daftar persediaan keahlian yang dibutuhkan perusahaan dan karyawan yang memilki keahlian tersebut; Time Record Transaction File, terdiri dari kopi semua time cards untuk setiap periode pembayaran; Payroll Ttransaction File, terdiri dari kopi setiap cek pembayaran yang diatur menurut nomer order cek, Compensation Reference File, berisikan daftar tarif pembayaran dan level gaji untuk berbagai macam deskripsi

(47)

pekerjaan; Personnel Planning File, menunjukkan jumlah karyawan di setiap departemen selama 10 tahun terakhir dan juga turnover untuk setiap departemennya.

2.9.2.2 Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2000:12), tenaga kerja manusia pada dasarnya diberakan atas pengusaha, karyawan, dan pemimpin.

1. Pengusaha

Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.

2. Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.

Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan).

a. Karyawan Operasional

Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.

(48)

b. Karyawan Manajerial

Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah. Mereka mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Karyawan manajerial ini dibedakan atas manajer lini dan manajer staf.

1) Manajer Lini

Manajer lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini (line authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasi tujuan perusahaan.

2) Manajer Staf

Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk memperlancar penyelesaian tugas-tugas manajer lini.

3. Pemimpin atau Manajer

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin mmpengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil, dan jujur.

Seorang manajer dalam memimpin para bawahannya harus mampu memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian, keteladanan, dan bersikap jujur serta tegas agar para bawahan mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

(49)

2.9.2.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2000:14), MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut:

1. Menetapkan jumlah kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement, dan job evaluation.

2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job.

3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian. 4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang

akan datang

5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.

6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh. 8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan. 9. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal.

10. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

2.9.3 Absensi

2.9.3.1 Absensi Pegawai

Menurut Purwanto (2009) yang dikutip dari Jurnal Tresnani dan Munir (2012: 257), absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan aktivitas suatu

(50)

isntitusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.

Sistem absensi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem absensi secara manual dan sistem absensi secara otomatis. Sistem absensi secara otomatis memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Lebih akurat dan lebih cepat dalam waktu pencatatan, proses, dan men-generate laporan

2. Mengurangi faktor kesalahan manusia 3. Mengurangi biaya sumber daya manusia

4. Akses yang lebih baik terhadap data aktivitas pegawai 5. Laporan yang fleksibel dapat di-generate cepat dan mudah 6. Data dapat digunakan untuk perangkat lunak lainnya

7. Dapat diperluas fitur-fiturnya seperti pelacakan pegawai secara online, mengatur distribusi pegawai, dll.

2.9.3.2 Waktu Kerja

Menurut UU No, 13 (ketentuan umum pasal 77) mengenai ketenagakerjaan, waktu kerja meliputi:

1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu minggu) untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau

2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu

Gambar

Gambar 2.1 Database Lifecycle
Gambar 2.2 SDLC Waterfall  1.  Communication, meliputi:
Gambar 2. 14 Simbol Transition State  c.  Condition
Tabel 2.2 Tabel Lapisan Tarif Golongan Pajak  GOLONGAN I  LAPISAN PENGHASILAN 0 – Rp 50 JUTA PER
+2

Referensi

Dokumen terkait

Itu untuk hadir pada perhitungan rekapitulasi KPU, saya hadir sebagai saksi dari mewakili dari tim sukses desa dan pada saat dimulai pembukaan oleh Ketua KPU Kabupaten Cirebon

Hasil deteksi tebing yang terakhir di atas masih berupa citra aras keabuan, untuk mengubahnya menjadi citra biner dapat digunakan operasi thresholding, atau dapat juga

dibutuhkan oleh karyawan untuk mengambil komponen, sedangkan waktu moving mesin adalah waktu yang digunakan oleh karyawan untuk memindahkan komponen ke mesin

Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara locus of control eksternal dengan burnout pada karyawan produksi PT.. Semacom Integrated Bogor

Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan

Kemampuan jarak pandang rnaksimum Decaptenrs macmsoma sama seperti yang dimiliki Selar cnrmenophthalmus, yaitu dengan total panjang ikan yang semakin besar maka

Pada dasarnya masyarakat mempunyai potensi kelembagaan dan potensi sosial yang dapat digali untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul, seperti masalah

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk