• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA. LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PT. KALBE FARMA, Tbk. PERIODE 7 JANUARI 4 MARET 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA. LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PT. KALBE FARMA, Tbk. PERIODE 7 JANUARI 4 MARET 2013"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PT. KALBE FARMA, Tbk.

PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

NOVIA WULANDARI, S.Farm.

1206313431

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PT. KALBE FARMA, Tbk.

PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

NOVIA WULANDARI, S.farm

1206313431

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI PARALEL DEPOK

(3)
(4)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Angkatan LXXVI Universitas Indonesia, yang diselenggarakan pada tanggal 7 Januari – 4 Maret 2012 di PT. Kalbe Farma, Tbk. Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Kav. 4, Jakarta.

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker dan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan program pendidikan profesi Apoteker dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa. Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker, diharapkan Apoteker yang lulus nantinya dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat pada saat memasuki dunia kerja. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Drs. Sie Johan selaku Director of Corporate Business Development and

Management System yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.

2. Pak FX Widiyatmo selaku General Manager of Corporate Business

Development yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan

Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.

3. Yvone Astri Della Sijabat, S.Far, Apt. selaku Business Development Manager sekaligus pembimbing penyusunan laporan di PT. Kalbe Farma, Tbk. yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan informasi yang sangat bermanfaat selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker dan penyusunan laporan ini

4. Rima Rahayu, S.Far., Apt. selaku Business Development Officer yang telah memberikan pengarahan dan informasi yang bermanfaat selama pelaksanaan

(5)

Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.

5. Dra. Maryati K, M.Si., Apt. selaku pembimbing I PKPA di PT Kalbe Farma Tbk. yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis

6. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

7. Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia sekaligus pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker dan penyusunan laporan ini.

8. Seluruh staf dan karyawan di PT. Kalbe Farma, Tbk. khususnya Corporate

Business Development yang telah banyak membantu dan memberikan

informasi yang bermanfaat selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

9. Seluruh pihak, termasuk sahabat (Mayang, Bian, Sudep, Nita, Fathia, Wini, Anes, dan Hana) dan keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat, pengalaman, serta berbagi ilmu selama masa perkuliahan dan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang membutuhkan.

Penulis 2013

(6)

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Novia Wulandari

NPM : 1206313431

Program Studi : Profesi Apoteker Fakultas : Farmasi

Jenis Karya : Laporan Praktek Kerja

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT Kalbe Farma, Tbk. Corporate Business Development Periode 7 Januari – 4 Maret 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 29 Juni 2013

Yang menyatakan,

(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM ... 3

2.1 PT. Kalbe Farma Tbk. ... 3

2.2 Corporate Business Development ... 6

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS ... 9

3.1 Business Development ... 9

3.2 Tahapan Business Development ... 10

BAB 4 PEMBAHASAN ... 12

4.1 Business Development Team ... 12

4.2 Business Development PT. Kalbe Farma Tbk. ... 14

4.3 Tahapan Business Development PT. Kalbe Farma Tbk. ... 17

4.4 KALCare ... 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

4.1 Kesimpulan ... 19

(8)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan jasmani yang penting bagi manusia. Dengan menjaga kesehatan maka dapat menunjang kehidupan dan memperbaiki kualitas hidup. Kebutuhan akan kesehatan tersebut dapat diperoleh lebih lanjut melalui bahan, alat, maupun sarana penunjang seperti pangan dan bahan pangan, obat-obatan, baik obat-obatan sintesis, produk biologi, obat tradisional, obat herbal, dan fitofarmaka, suplemen makanan, kosmetika untuk menunjang, memelihara, mempertahankan, dan memperbaiki kualitas hidup; dan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (Satya, 2012). Oleh karena itu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, banyak perusahaan swasta dan industri farmasi yang mengeluarkan produk (baik makanan, minuman, obat, herbal, dan sebagainya) dan bisnis (klinik, apotek) terkait kesehatan.

Survey yang dilakukan badan statistik Indonesia mengenai indeks tendensi bisnis dan indeks tendensi konsumen menunjukkan hasil bahwa indeks tendensi bisnis dan indeks tendesi konsumen semakin meningkat dari tahun 2010 hingga 2012 (Badan Pusat Statistika, 2012). Peningkatan indeks tendensi ini menjadi salah satu faktor dan kesempatan bagi perusahaan swasta dalam mengembangkan produk dan bisnis mereka sehingga dapat melebarkan sayap didunia bisnis disertai terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu perusahaan swasta termasuk PT. Kalbe Farma salah satunya berusaha terus mengembangkan produk dan melebarkan bisnis dengan terus mengeluarkan terobosan produk sehat seperti fitbar, hydro, tipco, love juice serta bisnis dibidang kesehatan seperti rumah sakit mitra, mitrasana, dan KALCare.

PT. Kalbe Farma sendiri memiliki salah satu bagian dari perusahaan yaitu

business development corporation yang berfungsi menciptakan dan

(9)

Business development PT. Kalbe Farma ini kemudian terbagi lagi menjadi 5 bagian yaitu consumer, personal care, beverage, total solution, dan service. Dalam pengembangan bisnis bagian service dari business development corporation yang mengambil alih, bagian ini bertugas mengembangkan bisnis pelayanan baru misalnya dibidang kesehatan seperti KALCare. KALCare merupakan bisnis pelayanan kesehatan yang sedang dikembangkan PT. Kalbe Farma dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan. KALCare hadir bukan hanya dalam bentuk klinik-klinik yang dapat dengan mudah dicapai oleh masyarakat namun juga hadir dalam bentuk website yang akan membantu masyarakat mengetahui penyakit apa yang diderita tapi lebih dari itu masyarakat pengguna website dapat mendapatkan informasi obat, lokasi praktek dokter terdekat, dan rumah sakit terdekat melalui website KALCare yang telah disediakan.

Sebelum para calon apoteker mengaplikasikan kompetensi, kemampuan dan terjun langsung ke masyarakat, maka para calon apoteker perlu diberikan pembekalan ilmu dan informasi yang lebih untuk dapat lebih memahami mengenai tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), khususnya di PT. Kalbe Farma Corporate Business Development, perlu dilakukan oleh para calon Apoteker sehingga dapat lebih mengetahui dan sebagai gambaran di kemudian hari mengenai peranannya terhadap masyarakat di bidang industri, khususnya terkait bidang Business development sehingga masyarakat memperoleh produk yang dibutuhkan yang bermutu, berefikasi, bermanfaat, dan aman.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Kalbe Farma, khususnya di Corporate Business Development, bertujuan agar para calon Apoteker :

1.Memahami peranan apoteker di industri yang bergerak di bidang farmasi, khususnya pada bagian Corporate Business Development.

2.Mengetahui dan memahami tahapan dalam pengembangan produk dan bisnis baru di perusahaan farmasi.

(10)

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. PT. Kalbe Farma (PT. Kalbe Farma, 2010) 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan

PT. Kalbe Farma didirikan oleh dr. Boeyanmin Setiawan pada tanggal 10 september 1966 di Jalan Simpang I No. 1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. PT. Kalbe Farma memulai usaha di bidang produksi dan distribusi produk perawatan kesehatan dengan memproduksi Bioplacenton sebagai produk pertamanya yang dipasarkan tahun 1967. Pada tahun 1971, PT. Kalbe Farma menempati pabrik yang lebih luas di Jalan Ahmad Yani, Pulomas, Jakarta Timur dan memperoleh status PMDN pada tahun 1974.

Kemajuan demi kemajuan dalam bidang bisnis diraih PT. Kalbe Farma melalui semangat, tekad kuat, dan kerja keras. Dimulai pada tahun 1977, PT. Kalbe Farma mengakuisisi PT. Dankos Laboratories. Pada tahun 1981, bisnis distribusi dialihkan kepada PT. Enseval sesuai dengan ketentuan pemerintah. Selanjutnya pada tahun 1985, PT. Kalbe Farma mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe dan PT. Hexpharm Jaya. Kemajuan bisnis PT. Kalbe Farma semakin luas dan pesat dengan diakuisisinya PT. Sanghiang Perkasa pada tahun 1993 dan konsolidasi bisnis nutrisi dilakukan dalam anak perusahaan ini. PT. Kalbe Farma group kembali mempertajam fokus bisnisnya pada produk kesehatan lainnya yang memiliki tingkat pertumbuhan menjanjikan seperti produk suplemen makanan dan obat tradisional melalui akuisisi 80% saham PT. Saka Farma pada tahun 1997.

Pada tahun 1998, Pabrik PT. Kalbe Farma berpindah lokasi ke Cikarang Bekasi dengan luas area dan bangunan yang lebih luas sehingga dapat menampung kegitan industri yang makin berkembang secara menyeluruh. Pada tanggal 16 Desember 2005, dilakukan penggabungan usaha antara PT. PT. Kalbe Farma, Dankos Laboratories (yang telah berubah nama menjadi Dankos Farma), dan PT. Enseval menjadi satu perusahaan terintegrasi dalam rangka menciptakan suatu perusahaan farmasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Fokus PT. PT. Kalbe

(11)

Farma di tahun berikutnya yaitu untuk memperluas cakupan regional, membangun merek dan infrastruktur global, meningkatkan pengembangan penemuan obat, dan membangun jaringan dan kemitraan global. Hal ini terlihat diawal tahun 2007, PT. Kalbe Farma memperkenalkan logo baru perusahaan menggunakan simbol DNA Helix yang menunjukkan bahwa perusahaan memfokuskan diri untuk masyarakat, peduli, dan berbagi juga warna hijau yang diasosiasikan sebagai lambang kehidupan, pertumbuhan dan inovasi. Di tahun yang sama, PT. Kalbe Farma juga mendirikan Stem cell and Cancer Institute (SCI) yang bergerak di bidang riset sel punca dan kanker, yang memiliki potensi besar menjadi terapi masa depan menggantikan obat-obatan konvensional saat ini. Di tahun 2010, Manajemen Perseroan juga telah mengambil satu langkah besar yakni divestasi divisi kemasan Kalbe yaitu PT. Kago Igar Jaya, Tbk. Beserta anak perusahaannya. Hal ini dilakukan sehingga Kalbe dapat kembali fokus pada bisnis inti serta dapat mengalokasikan sumber daya yang ada ke bisnis inti Kalbe yakni menyediakan solusi kesehatan yang lengkap.

Hingga saat ini terdapat 9 SBU (Strategic Business Unit) yang dijalankan oleh PT. Kalbe Farma Tbk., yaitu Pharmaceutical untuk obat-obatan yang diresepkan, kesehatan konsumen untuk obat-obat OTC, Nutrisi yang dijalankan oleh Sanghiang Perkasa, Distribusi dan Logistik dijalankan oleh PT. Enseval Putra Mitragading Tbk., Biofarma yang berhubungan dengan produk biologi seperti Laboratorium BE dan SCI, Eye care yang dijalankan oleh Kalbe Vision, Alat Kesehatan yang dijalankan oleh Enseval Medica Prima, Pelayanan Kesehatan melalui Klinik dan Apotek Mitra Sana, dan SBU Kalbe International. Dengan adanya 9 SBU ini, Kalbe Group telah berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin didalam berbagai kategori terapi di pasar Indonesia dan juga internasional.

Kemajuan PT. Kalbe Farma, yang begitu pesat dihasilkan dari penetapan tata kelola perusahaan yang baik oleh seluruh karyawan dan manajemen, termasuk pemegang saham. Tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan sejak tahun 2001, dan hingga saat ini kebijakan dan prakteknya terus diperkuat. Selain itu, strategi pertumbuhan Kalbe

(12)

Group juga bertumpu pada tiga pilar penyempurnaan Productivity-Innovation-Cash Flow (PIC) yang telah dirancangkan sejak tahun 2009. Strategi ini terus dikembangkan ke berbagai aspek yang lebih mendalam dan lebih meluas didalam organisasi Kalbe Group. Penyempurnaan PIS terus ditingkatkan melalui mobilisasi dan rangkaian konvensi CONIM (Continous Improvement) di seluruh jenjang karyawan. Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. Juga menjadi pedoman untuk menjalankan roda perekonomiannya hingga menjadi perusahaan besar seperti ini.

2.1.2 Visi dan Misi

PT. Kalbe Farma, Tbk. Mempunyai visi yaitu "To be The Best Indonesian Health Care Company Driven by Innovation, Strong Brands, and Excellent Management". Visi tersebut apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti "untuk menjadi perusahaan terbaik di Indonesia yang bergerak dalam pelayanan kesehatan melalui inovasi, merek dagang yang kuat, dan manajemen yang baik. Adapun visi tersebut dicapai melalui misi perusahaan, yaitu "To improve health for a better life" yang diartikan menjadi "meningkatkan kesehatan untuk hidup yang lebih baik".

2.1.3 Panca Sradha Kalbe

PT. Kalbe Farma Memiliki lima kepercayaan atau nilai dalam menjalankan perusahaannya yang dikenal dengan Kalbe Panca Sradha. Lima kepercayaan tersebut adalah:

1.Trust is the glue of life

Saling percaya adalah perekat diantara kami 2.Mindfulness is the foundation of our action

Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami 3.Innovation is the key to our success

Inovasi adalah kunci keberhasilan kami 4.Strive to be the best

(13)

5.Interconnectedness is a universal way of life Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami 2.1.4 Motto Perusahaan

Motto Perusahaan adalah "The Scientific Pursuit of Health for a Better Life", yang menunjukkan bahwa perusahaan melakukan usaha pencarian di bidang kesehatan melalui ilmu pengetahuan sains dan teknologi untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

2.2 Corporate Business Development 2.2.1 Regulatory Affairs

Gambar 2.1 Struktur organisasi Regulatory Affairs PT. Kalbe Farma Corporation

Regulatory Affairs (RA) adalah unit yang melakukan registrasi produk ke badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ataupun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KemenKes RI). Produk-produk yang diregistrasikan oleh RA adalah produk dari PT. Kalbe Farma, PT. Dankos Farma, PT. Hexpharm Jaya, dan PT. Finusolprima Farma Internasional. RA dipimpin oleh seorang General

(14)

Regulatory Manager.

Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PT. Kalbe Farma, maka para pemangku jabatan di Regulatory Affairs (Regulatory Officer) harus memiliki pendidikan minimal Sarjana Farmasi. Peran dan fungsi Regulatory Officer (RO), yaitu :

1. Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan pendaftaran dan memperoleh persetujuan produk dan perizinan lain yang dilakukan agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

2. Mengevaluasi dan menindaklanjuti proses pendaftaran produk dan perizinan melalui koordinasi dengan bagian terkait di dalam perusahaan maupun dengan pihak luar.

3. Memonitor pendaftaran SMF (Site Master File) dan memperoleh perizinan SMF tepat waktu.

4. Memonitor perolehan CPP (Certificate of Pharmaceutical Product), GMP (Good Manufacturing Practice), PPUB (Persetujuan Pelaksanaa Uji Bioekivalensi), PPUK (Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik), pemasukan obat jalur khusus atau SAS (Special Access Scheme), dan izin impor.

5. Memonitor perolehan persetujuan rancangan iklan dan promosi lainnya. 6. Membina hubungan baik dengan semua instansi terkait registrasi, yaitu

BPOM, Kemenkes RI, dan Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual (Ditjen HAKI).

7. Memastikan perusahaan “up to date” mengenai peraturan terbaru di bidang kesehatan yang berhubungan dengan bisnis perusahaan

2.2.2 Corporate Business Development

Corporate Business Development (CBD) berperan dalam memberikan

layanan pengembangan produk, bisnis, dan servis baru untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Corporate Business development dapat melakukan pendampingan dan membantu produktivitas perusahaan terhadap produk baru. Corporate Business Development merupakan unit bisnis yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai produk obat, alat kesehatan, nutrisi, dan suplemen

(15)

kesehatan yang tepat dan untuk memastikan bahwa produk baru yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan dan strategi bisnis.

Corporate Business Development (CBD) dipimpin oleh seorang Manager yang harus memiliki jiwa pengembangan bisnis yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan jabatannya, yaitu mampu mengembangkan bisnis dengan melihat trend perkembangan pengobatan sehingga dapat memberikan kontribusi penjualan untuk produk baru dan memaksimalkan nilai jual suatu produk. Peranan dan tugas BD antara lain :

1) Menganalisis peluang usaha terhadap produk-produk yang akan dikembangkan oleh PT. Kalbe Farma, sesuai dengan kondisi marketing perusahaan dan kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku pihak evaluator.

2) Menganalisis paten, profil produk, penerimaan konsep produk oleh dokter dan konsumen, kompetitor, potensi pasar, dan pengembangannya ke depan. 3) Melakukan studi pra-marketing termasuk survey dari business case.

4) Melakukan negosiasi dan persetujuan dengan principal baru yang potensial, baik dalam bentuk lisensi maupun impor bahan baku material dan produk jadi.

5) Mengikuti trend penyakit, pengobatan, tindakan pencegahan, gaya hidup, dan lain-lain yang berhubungan dengan kesehatan.

6) Menentukan dan mengusulkan kriteria delisting product.

7) Berkomitmen terhadap implementasi kebijakan mutu, kesehatan, dan keselamatan kerja dan lingkungan.

(16)

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Business Development

Bisnis hadir bukan untuk vakum, melainkan menjadi bisnis yang kompetitif, yaitu dengan merespon terhadap beragam tekanan, baik dari internal dan eksternal, maupun kebutuhan akan inovasi. Penjelasan mengenai business development dapat lebih dipahami dengan perbandingan bidang sebagai berikut.

Product development dan business development.

Bisnis baru bukanlah selalu produk baru. Begitu pula produk baru, bukanlah selalu bisnis baru. Jika suatu perusahaan memunculkan produk brand baru, maka hal tersebut bukanlah bisnis baru, tetapi produk baru. Sebaliknya, jika misalnya perusahaan tersebut melebarkan sayap ke luar negeri dan membuat sebuah anak perusahaan di negeri tersebut, maka itu adalah bisnis baru. Bisa jadi produk yang dijual adalah produk yang sama dan nama produk yang sama.

Marketing (pemasaran) dan business development.

Kegiatan pemasaran sebagian besar melakukan apa yang disebut dengan 4P, yaitu Product, Price, Place dan Promotion (produk, harga, tempat, dan promosi). Bisnis yang akan dilakukan sudah jelas, hanya bagaimana cara membentuk produk dengan harganya tepat sasaran, didistribusikan di daerah yang sesuai target pasar dan pesan yang disampaikan mengenai produk ini dapat dimengerti oleh calon konsumen. Business development melakukan pengembangan bisnis dengan mencari kesempatan baru sehingga nantinya akan tercipta suatu bisnis baru yang dapat di-"marketing"-kan. Selama terjadi proses pemasaran, business development team terus melakukan pengembangan. Jadi, jika keduanya berada di dalam proses value chain, maka dapat dikatakan bahwa business development memiliki posisi sebelum dan juga paralel dengan marketing.

Prinsip dasar business development adalah melakukan evaluasi strategis dan eksplorasi potensi manfaat dari bisnis tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tentu perlu dilakukan evaluasi yang paling tidak meliputi marketing,

(17)

finance, knowledge management dan customer service. Hasil analisis inilah yang akan menjadi bekal tim kerja yang terdiri dari fungsi-fungsi marketing, engineering, operations, legal, sales, dan lainnya, dalam membangun bisnis baru tersebut.

Oleh karena itu, definisi dari business development adalah berbagai aktivitas yang akan membawa “status quo” suatu bisnis. Aktivitas tersebut meliputi planning (perencanaan), adding for growth (penambahan untuk pertumbuhan), substracting for profit (mengurangi keuntungan), business process improvement (kemajuan proses bisnis), dan competitive awareness and advantage (kesadaran kompetitif dan keuntungan) (Martin, 2008).

3.2 Tahapan Business Development

Semua produk dan layanan memiliki siklus hidup tertentu. Siklus hidup ini diartikan sebagai waktu selama produk pertama kali diluncurkan ke pasar hingga akhir penarikan kembali dan hal ini terbagi menjadi beberapa fase. Selama periode ini perubahan yang signifikan dibuat dengan jalan bahwa produk berperilaku di pasar, misalnya refleksinya dalam penjualan menunjukkan perusahaan yang memperkenalkannya ke pasar. Karena peningkatan keuntungan merupakan tujuan yang utama dari perusahaan yang memperkenalkan produk ke pasar, manajemen siklus hidup produk sangatlah penting. Beberapa perusahaan menggunakan rencana strategis dan mengikuti peraturan dasar lainnya dari fase siklus hidup yang dianalisa selanjutnya (Austin, 2008).

Imajinasi dibutuhkan dalam aktivitas ini karena industri farmasi berada pada puncak inovasi, ilmiah, dan teknologi yang dibawanya ke pasar dan hal ini membutuhkan kreativitas dan aplikasi. Business development harus menggali pengetahuan teknologi dan masa depan. Hal ini membutuhkan perkiraan yang tepat untuk melihat kombinasi dari produk atau proses, bahkan industri itu sendiri untuk menciptakan nilai yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis (Austin, 2008).

Aspek terpenting dalam business development adalah mengikuti proses bagaimana mengakses ide bisnis atau konsep (proyek). Berikut adalah

(18)

langkah-langkah dasar suatu business development (Hofstrand, 2009).

1. Mengawali dengan eksplorasi ide, mengidentifikasi dan menaksirkan

2. Ide/konsep dan skenario/model dengan pertimbangan mendalam dan penafsiran

3. Keputusan jalan/tidak

4. Persiapan perencanaan bisnis dan implementasi 5. Pengoperasian bisnis

Gambar. 3.1 Skema Proses Business Development [Hofstrand, 2009]

(19)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Business Development Team (Austin, 2008)

Seorang business developer memiliki peran penting dalam strategi dan arah perusahaan. Mereka harus memiliki keahlian mengumpulkan dan mengorganisir data untuk menganalisa dan membayangkan sehingga dapat melihat mengapa perusahaan berada di posisi saat ini, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan serta meningkatkan perusahaan menjadi lebih baik.

Keahlian dasar untuk seseorang bekerja di business development perusahaan farmasi terbagi menjadi 3 area tertentu, yaitu pengetahuan, analisa, dan komunikasi.

1. Pengetahuan

Pengetahuan spesifik mengenai industri dibutuhkan, yaitu: a. Penelitian

Kemampuan business developer dalam mengevaluasi dan menilai suatu produk layak dipasarkan dengan ilmu pengetahuan, wawasan, serta pertimbangan lain.

b. Produksi

Seorang business developer harus mempertimbangkan kemudahan dalam proses produksi ketika akan mengembangkan suatu produk.

c. Penjualan dan Pasar

Seorang business developer harus tahu dan mencari tahu perihal kondisi pasar yang ada, sehingga dapat memperkirakan penjualan produk, keunggulan produk yang akan dikembangkan dibandingkan para pesaing di pasar. Seorang business developer harus bekerja sama dengan market research untuk mengetahui kondisi pasar.

d. Keuangan

Seorang business developer harus memahami konsekuensi pendanaan dan keuangan dari berbagai elemen dalam suatu rantai, dimana dimulai

(20)

dengan gambaran perusahaan hingga distribusi dari keuntungan dan pembagian ke pemegang saham.

2. Kemampuan Analisa

Area kedua dari kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan menganalisa yang terbagi menjadi empat area dasar:

a. Kemampuan Analisa Proses

Analisa proses adalah kemampuan seorang business developer dalam melihat rangkaian logika dalam sebuah model untuk meramal produk secara singkat. b. Kemampuan Analisa Pola

Analisa pola ini didapat berdasarkan pengalaan dan praktek kerja selama ini. Analisa pola didasarkan pada kumpulan data pengembangan produk sebelumnya, rencana produk baru, serta pola tingkah laku konsumen dan pola pasar.

c. Keahlian angka

Kemampuan seorang business developer dalam memperhitungkan data angka dengan teknik statistik sehingga dapat memperhitungkan pendanaan dan keuntungan yang didapatkan.

d. Keahlian heuristik

Analisis heuristik lebih menggunakan intuisi secara sederhana menganalisa langkah strategi bisnis yang dipilih sudah benar. Dalam hal ini kreativitas seorang business developer ketika menguraikan masalah sangat diandalkan. 3. Komunikasi

a. Komunikasi linguistik

Tugas seorang business development untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti dan jelas bagi semua orang sehingga tidak menimbulkan salah paham dan ambigu.

b. Komunikasi Hukum

Kemampuan ini terkait negosiasi dan kontrak, seorang business developer tidak harus mendalami tentang hukum, namun setidaknya mengetahui perihal

(21)

kebijakan hukum yang digunakan dalam negosiasi dan kontrak sehingga tidak merugikan perusahaan.

c. Komunikasi budaya

Business developer tidak harus meluruskan dengan siapapun dalam kelompok ini, tetapi harus mampu memahami dan menginterpretasikan komunikasi antar budaya dalam perusahaan dan antar perusahaan.

d. Komunikasi psikologi

Business developer harus memiliki kemampuan komunikasi dengan berbagai orang, baik yang sifat dan karakter orang tersebut keras, maupun yang sensitif.

4.2 Business Development PT. Kalbe Farma

Semua staff, manager hingga general manager dalam Corporate Business Development mempunyai misi bersama, yaitu bertugas mengembangkan bisnis corporate dengan melihat trend kesehatan sehingga memiliki daya saing yang tinggi di tengah kompetisi yang ketat dan menjaga sustainable growth corporate. Corporate Business Development dipimpin oleh seorang general manager yang membawahi 13 orang karyawan (5 langsung, 8 tidak langsung) dimana seorang General manager business development bertanggung jawab :

1. Menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis kesehatan (farma, consumer health, medical device dan lain-lain) ntuk perkembangan bisnis kesehatan

2. Menganalisa dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat untuk mendapatkan consumer insight melalui market research.

3. Menyusun blue print perkembangan bisnis perusahaan (farma, consumer health, medical device) untuk mendapatkan persetujuan BOD & bisnis unit yang bersangkutan

4. Koordinasi corporate BD dan BD dimasing-masing bisnis unit dalam menentukan arah pengembangan bisnis masing-masing unit

5. Menyusun dan mempersiapkan sistem untuk melakukan planning dan monitoring pada siklus hidup produk (new product maupun delisting product)

(22)

6. Mengembangkan networking dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri maupun luar negeri, key opinion leader, institusi yang terkait untuk pengembangan dan kepentingan bisnis perusahaan.

Kemudian general manager membawahi langsung 5 manager dibawahnya, pada dasarnya seorang manager business development memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1. Menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis farma untuk pengembangan bisnis perusahaan

2. Menganalisa dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang farma (key opinion leader, research company, maupun perusahaan-perusahaan yang lain

3. Menyusun blue print pengembangan bisnis farma untuk mendapatkan persetujuan BOD dan atau bisnis unit yang bersangkutan

4. Koordinasi dengan corporate BD dan BD di masing-masing bisnis unit dalam menentukan arah perkembangan bisnis farma masing-masing bisnis unit 5. Mengembangkan networking dengan perusahaan dalam maupun luar negeri

untuk pengembangan bisnis perusahaan

Selanjutnya seorang BD manager akan dibantu oleh asisten manager BD dan BD officer yang bertanggung jawab atas :

1. Membantu atasan dalam menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis farma untuk pengembangan bisnis perusahaan

2. Membantu atasan dalam menganalisa dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang farma (research company maupun perusahaan-perusahaan yang lain, trend penyakit, dan terapi)

3. Membantu atasan dalam menyusun blue print pengembangan bisnis farma untuk mendapatkna persetujuan BOD dan atau bisnis unit yang bersangkutan 4. Koordinasi dengan corporate BD dan BD di masing-masing bisnis unit dalam

menentukan arah perkembangan bisnis farma masing-masing bisnis unit 5. Membantu atasan dalma mengembangkan networking dengan perusahaan

(23)

Lalu selanjutnya ada project manager BD yang memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1. Mengembangkan networking dengan perusahaan dalam negeri, luar negeri, key opinion leader, institusi yang terkait untuk kepentingan pengembangan bisnis perusahaan (license in, license out, proyek tertentu)

2. Mengikuti dan menganalisa perkembangan bisnis kesehatan untuk mendapatkan bisnis model sesuai dengan projek dan kompetensi corporate 3. Menyusun bisnis model proyek-proyek business development

4. Koordinasi dengan business development (project specialist) business unit dalam menentukan atau mengusulkan bisnis model tertentu

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Business Development.

Ruang lingkup pengembangan bisnis yang dijalankan oleh Corporate Business Development di gedung 1 Cempaka Putih, Jakarta ini diantaranya adalah bidang consumer, personal care, beverage, total solution, dan service.

(24)

4.3 Tahapan Business Development PT. Kalbe Farma, Tbk

Suatu produk tidak hanya stagnan saja, tetapi mereka memiliki siklus hidup yang dikenal dengan product lifecycle. Dari siklus ini bisa diketahui apakah suatu produk akan dipertahankan, dikembangkan, atau dihapus dan diganti dengan produk lain.

New product (Produk Baru) adalah produk inovasi, produk copy yang dikembangkan sendiri atau kerjasama, diproduksi sendiri atau kerjasama dengan pihak lain, termasuk perubahan komposisi zat aktif yang menambah jumlah item produk (stock keeping unit), baik untuk BU consumer-Kalbe OTC, maupun BU Medical Device (EMP).

Tahapan secara sederhana pengembangan bisnis oleh Corporate Business Development akan dijelaskan dalam skema berikut.

Gambar 4.2 Skema Pengembangan Bisnis Corporate Business Development Seluruh departemen dan Board of Director dapat memberikan idenya dengan mengisi idea form. Idea form ini merupakan suatu program dalam

IDE

Filtering Ide Yes Summary Desk FUPB: Formulir Usulan Produk Baru (Approved II) Approved I

Eksekusi dan dimonitor oleh Product Planning

(25)

komputer yang bisa diakses oleh seluruh karyawan PT. Kalbe Farma untuk berkontribusi memberikan ide. Program ini aman dan berisi formulir sederhana mengenai ide yang diusulkan salah satunya latar belakang pengusulan ide tersebut. Pengaju ide tidak diminta untuk menuliskan ide secara detail karena hal tersebut dapat mematikan kreatifitas ide yang mungkin hadir akibat rasa malas. Ide-ide ini akan dikelompokkan dalam sistem dan di-review oleh tim yang ada misalkan terdiri dari marketing, market insight, production, dan sebagainya. Selanjutnya ide yang diterima dilakukan screening awal atau filtering oleh Business Development (BD) agar sesuai dengan arahan BD, yaitu mempertimbangkan aspek-aspek:

a) Potensi pasar dan existing market b) Profil Produk

c) Dukungan ilmiah/literatur d) Potensi pengembangan produk

e) Persyaratan registrasi, dan sebagainya

Ide yang disetujui lalu akan masuk ke summary desk dengan formulir yang lebih detail sehingga lebih bisa membayangkan produk akan seperti apa, bagaimana analisis kompetitor, analisis pelanggannya, dan apakah produk ini bisa bertahan di pasar nantinya. Dalam tahap summary desk akan dibimbing oleh tim BD untuk menyusun ide menjadi lebih detail.

Usulan ini lalu harus melalui fase approval I, yaitu persetujuan oleh 1 level jabatan di atas pengaju ide, misalkan officer yang mengajukan, maka manager yang akan menyetujui, apabila manager yang mengajukan maka senior manager yang menyetujui, begitu seterusnya. Ide ini selanjutnya dibuat ke dalam FUPB (Formulir Usulan Produk Baru). FUPB ini lalu masuk ke tahap approval II yang lebih kompleks, yaitu departemen-departemen yang berhubungan seperti registrasi, marketing, consumer insight, BU operation, dan lain sebagainya. Hasil approval ini menyatakan apakah usulan produk memungkinkan atau tidak untuk diproduksi. Namun, untuk usulan bisnis baru, departemen yang berhubungan tidak akan sebanyak departemen untuk usulan produk baru sehingga lebih sederhana. Apabila Board of Director telah menyetujui maka bisa langsung dilakukan studi

(26)

kelayakan dan dipelajari lebih mendalam dan siap untuk dijalankan.

Tahap selanjutnya adalah eksekusi usulan yang akan dimonitor oleh product planning officer. Product planning officer ini yang akan meng-handle jalannya usulan tersebut. Tiap bulan akan dilakukan meeting koordinasi yang membahas perkembangan usulan tersebut, misalkan target launching, desain, kemasan, bahan baku, produksi, dan sebagainya. Sementara BD akan terus mengeluarkan usulan-usulan bisnis baru, BD juga akan terus mengawasi usulan-usulan-usulan-usulan baru yang sedang berjalan tersebut.

Business development team merupakan pihak yang lebih mempersiapkan dalam segi konsep, sedangkan production team lebih menguasai dalam hal eksekusi. Oleh karena itu, product planning officer yang akan meng-handle jalannya suatu usulan ide.

4.4 KALCare (www.kalcare.co.id, 5 Februari 2013)

KALCare adalah salah satu bentuk pengembangan bisnis PT. Kalbe Farma Tbk yang sedang kembangkan saat ini di bidang pelayanan. Ide KALCare ini sudah dirintis sejak tahun 2010 dan mulai dijalankan dibawah koordinasi Corporate Business Development. Tim dari KALCare dipimpin oleh seorang manager di BD, sedangkan timnya terdiri dari business development, IT, finance, dan lain sebagainya.

KALCare dirancang sebagai universe system dari berbagai sektor kesehatan seperti dokter, rumah sakit, obat, dan sebagainya. KALCare berupa pusat layanan kesehatan yang memberikan solusi kesehatan secara menyeluruh dengan mengkombinasikan pelayanan kesehatan dan servis pelanggan terbaik dan terlengkap. KALCare memberikan pelayanan dari skala pencegahan, seperti memberikan edukasi kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan medis, hingga skala pengobatan, termasuk dengan memfasilitasi konsultasi dengan dokter-dokter berkompeten dan perjanjian rumah sakit. KALCare ingin menjadi Health Concierge (pintu gerbang kesehatan) bagi masyarakat, maksudnya disini adalah KALCare berusaha memberikan pelayanan yang meliputi:

(27)

2. Menyediakan akses bagi masyarakat untuk berkonsultasi secara online dengan para dokter

3. Memudahkan dalam memperoleh obat dengan resep iter atau keterulangan secara online maupun tidak

4. Mengingatkan janji konsultasi atau check up selanjutnya

5. Memberikan informasi yang dapat diakses setiap saat 24 jam selama 7 hari mengenai kesehatan dan nutrisi

6. Memberikan informasi terkait pembelian produk kesehatan yang sedang didiskon

7. Memudahkan masyarakat dalam mencatat, memantau kondisi kesehatan, dan membuat rekam medis diri sendiri

8. Menyediakan akses bagi masyarakat jika ingin berdiskusi mengenai topik kesehatan dengan teman maupun dokter

9. Membantu menyimpan riwayat kesehatan masyarakat dengan memudahkan pencatatan kondisi kesehatan sehingga selanjutnya dapat di-sharing dengan teman dan dokter untuk didiskusikan ataupun dikonsultasikan

10. Dengan penyediaan pelayanan yang rata-rata berbasis online diharapkan dapat mengurangi biaya kesehatan yang akan dikeluarkan masyarakat untuk datang ke rumah sakit atau klinik hanya untuk konsultasi dengan dokter.

Untuk mewujudkan 10 health concierge tersebut, maka PT Kalbe Farma mengembang bisnis KALCare yang terdiri dari 2 macam bentuk bisnis, yaitu fisik yang berupa klinik KALCare serta virtual berupa website www.kalcare.co.id. PT. Kalbe Farma melalui klinik kesehatan KALCare berusaha memberikan pelayanan konsultasi dokter, cek kesehatan sederhana seperti cek gula darah, tensi, dan sebagainya, serta penjualan obat dan nutrisi yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini merupakan perwujudan health concierge poin 3 dan 6 yaitu memudahkan masyarakat dalam memperoleh obat resep ang berulang diklinik KALCare, dan memudahkan masyarakat dalam pembelian obat, serta mendapatkan info obat yang sedang diskon. Sedangkan website www.kalcare.co.id merupakan perwujudan health concierge poin lainnya yang memudahkan masyarakat untuk

(28)

membuat catatan kondisi kesehatan atau rekam medis, memudahkan untuk diskusi dan konsultasi dengan dokter, maupun sharing dengan teman dan dokter, yang semua hal tersebut dapat dilakukan secara online. Untuk menunjang pelayanan kesehatan www.kalcare.co.id dapat terlaksana maka di dalam website ini tersedia fitur-fitur seperti artikel kesehatan, account pengguna yang dapat menikmati fasilitas konsultasi dokter, e-prescription, e-medical record, dan sebagainya.Salah satu fitur unggulan www.kalcare.co.id adalah symptom checker yang merupakan pemeriksa gejala yang terbilang pertama di antara website kesehatan Indonesia dimana dengan adanya symptom checker ini pengunjung website dapat mengetahui penyakit yang sedang dialami, memperoleh info obat terkait penyakit yang dialami, info praktek dokter, klinik, serta rumah sakit yang dapat dijangkau oleh pengunjung website.

(29)

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah pengamatan pembelajaran yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Peran apoteker pada business development ini sangatlah penting apalagi untuk perusahaan farmasi seperti PT. Kalbe Farma Tbk. Kinerja dan kompetensi yang dibutuhkan dari seorang business developer di perusahaan farmasi ialah pengetahuan dimana seorang apoteker sebagai business developer mengetahui kondisi pasar, produksi, keuangan terkait pendanaan produk, kemudian kemampuan analisa proses, angka, dan heuristik (perkiraan strategi), selanjutnya yang terpenting adalah kemampuan dalam berkomunikasi dengan budaya berbeda, sifat dan karakter yang berbeda, menyampaikan informasi dengan jelas, dan bijak dalam bernegosiasi. Seorang Apoteker dibagian Corporate Business Development ini berperan penting sebagai konseptor ide-ide bisnis yang dikembangkan dengan ilmu pengetahuan, wawasan serta kreativitas dari seorang apoteker.

2. Tahapan utama dalam menjalankan pengembangan bisnis adalah penyampaian ide, evaluasi ide, pembuatan formulir usulan produk baru, persetujuan dari berbagai departemen yang terkait, dan eksekusi ide.

(30)

DAFTAR ACUAN

Austin, Martin. 2008. Business Development for The Biotechnology and Pharmaceutical Industry. Hampshire: Gower House

Badan Pusat Statistika. 2012. Indeks tendensi bisnis dan konsumen. Jakarta

Dransfield, Rob, Needham, Dave, dan Hough, Karen. (2006). “Business Development”. A2 Level for Edexcel Applied Business. Oxford: Heinemann Educational Publisher

Hoffstrand, Don. 2009. “Idea Assessment/Business Development Process”. Diakses 5 Februari 2013

PT. Kalbe Farma, Tbk. 2013. “KALCare”. www.kalcare.co.id. Diakses 5 Februari 2013

PT. Kalbe Farma 2012. “Kalbe Company Update”. Unaudited YTD March 2012 Results

PT. Kalbe Farma (2010). Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma Jakarta : PT. Kalbe Farma

Satya Putra Lencana. 2012. Makalah Tentang Aspek Sosial Budaya dalam Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta)

(31)

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN TUGAS KHUSUS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PT. KALBE FARMA, Tbk.

PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013

ANALISA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL KESEHATAN

KALCARE

NOVIA WULANDARI, S.Farm.

1206313431

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK

(32)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i DAFTAR ISI ... ii BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 BAB 2 TINJAUAN KHUSUS ... 3 2.1 Pelayanan Kesehatan ... 3 2.2 Retail ... 4 2.3 Klinik ... 6 2.4 KALCare ... 8 BAB 3 PEMBAHASAN ... 11 3.1 Analisa Kompetitor KALCare ... 11 3.2 Customer Analysis ... 13 3.3 Analisa Database Pasien ... 14 3.4 KALCare Mall Lippo Karawaci ... 17 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ... 19 4.1 Kesimpulan ... 19 4.2 Saran ... 19 DAFTAR ACUAN ... 20 LAMPIRAN ... 21

(33)

Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan manusia sehingga senantiasa menjadi prioritas dalam pembangunan nasional suatu bangsa. Pemerintah memegang peranan penting dalam menjamin kesehatan masyarakat dengan berupaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Komitmen pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan dapat dilihat dalam rumusan regulasi standar pelayanan minimal yang dikeluarkan pemerintah agar menjadi pedoman standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kemudian dengan kehadiran Undang-Undang No.24/2011 yang menyebutkan tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2014 menunjukkan kesungguhan pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat (Rosita, 2010).

Di lain sisi, pola penyakit yang semakin kompleks dan menurunnya kondisi fasilitas kesehatan publik yang disediakan pemerintah saat ini mendorong terjadinya pengalihan kecenderungan ke pihak swasta sebagai penyedia utama fasilitas kesehatan publik. Pihak swasta yang dimaksud disini adalah para pelaku industri farmasi seperti Kalbe Farma, Kimia Farma, Century, dan lain sebagainya. Kalbe Farma memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan yang berbasis klinik dan website yang disebut dengan KALCare.

KALCare ini juga merupakan jawaban atas keinginan masyarakat dalam meningkatkan dan memperbaiki kondisi kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh survey yang dilakukan Synovate Inc., pada desember 2009 di 17 negara termasuk Indonesia dengan 12.0000 responden, didapatkan hasil survey bahwa tiap responden disetiap negara memiliki keinginan yang sama yaitu meningkatkan kondisi kesehatan mereka, bahkan 87% responden telah melakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi kesehatan selama 12 bulan terakhir. (Erwin, 2011)

(34)

KALCare merupakan solusi kesehatan bagi masyarakat. KALCare hadir bukan hanya dalam bentuk klinik-klinik yang dapat dengan mudah dicapai oleh masyarakat namun juga hadir dalam bentuk website yang akan membantu masyarakat mengetahui penyakit apa yang diderita tapi lebih dari itu masyarakat pengguna website dapat mendapatkan informasi obat, lokasi praktek dokter terdekat, dan rumah sakit terdekat. KALCare klinik hadir dengan memberikan sajian pelayanan kesehatan berupa kosultasi dokter, pemeriksaan kesehatan ditempat, pelayanan kefarmasian, pemberian informasi obat. Kemudian pelayanan kesehatan KALCare dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan keramahan.

Agar supaya pengembangan KALCare klinik kesehatan ini menjadi maksimal maka perlu dilakukan studi dan analisa terkait apa-apa saja yang diperlukan dalam pengembangan KALCare. Beberapa hal perlu dianalisa, yaitu seperti pengelompokkan database pasien hingga dapat menyimpulkan penyakit-penyakit apa saja yang sering dan jarang kemudian dapat memutuskan obat yang harus ada di KALCare dan berapa jumlah yang harus tersedia. Analisa mengenai keinginan konsumen akan kehadiaran KALCare juga perlu dilakukan sehingga KALCare dapat menjadi solusi kesehatan bagi konsumen dan melekat dihati masyarakat

1.2 Tujuan

Tujuan dari laporan praktek kerja profesi Apoteker ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengembangan bisnis retail kesehatan KALCare secara eksternal maupun internal.

(35)

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni :

8)Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan.

9)Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (Juanita, 2002).

Kini penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah untuk publik dianggap kurang memadai maka terjadilah kecenderungan pihak swasta untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dibuat atau disediakan pihak swasta disebut juga pelayanan kesehatan swasta. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta bertujuan sebagai:

a. Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui sarana, prasarana dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh swasta.

b.Upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta dan pelayanan umum yang terkait kesehatan melalui pembinaan, pengawasan dan

(36)

pengendalian sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku. Kemudian prinsip dari pelayanan kesehatan swasta adalah :

3.Menjamin kesempatan yang sama bagi setiap orang, keluarga dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

4.Mencerminkan keberpihakan kepada kelompok masyarakat berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan, termasuk didalamnya kelompok masyarakat miskin, kelompok masyarakat yang terkena dampak Kejadian Luar Biasa, bencana alam, kecelakaan kerja, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita dan manusia lanjut usia. c. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pengobatan tradisional harus

sesuai dengan nilai, norma sosial budaya, etika, dan tidak bertentangan dengan kaidah ilmiah.

Prinsip pelayanan kesehatan swasta sebagaimana dimaksud yaitu meliputi pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, akses yang mudah untuk menjangkau pelayanan kesehatan, keterjangkauan masyarakat dalam biaya dan tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, serta hak publik dalam memperoleh mutu pelayanan kesehatan. Yang baik dapat terpenuhi. Penyelenggara pelayanan kesehatan swasta berkewajiban; memberikan pelayanan sesuai kewenangan penyelenggara pelayanan kesehatan swasta tersebut, berkoordinasi dengan institusi kesehatan setempat, bermitra dengan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta membantu pemerintah dalam keadaan darurat berupa bencana alam, kejadian luar biasa penyakit, keracunan (Adisasmito, 2008).

2.2 Retail

Bisnis retail merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik. Terutama jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Alhasil, rasio keberadaan retail khususnya retail modern apabila dibandingkan dengan total penduduk Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar (satu retail masih harus melayani

(37)

Universitas Indonesia 500.000 jiwa). Akan tetapi pengelolaan retail modern skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, keterampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal manajerial retail modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis retail. Retailing adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi (bukan penggunaan bisnis). Sedangkan retail berasal dari bahasa Perancis “retailler” yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Eceran berarti satu-satu, sedikit-sedikit tentang penjualan atau pembelian barang); ketengan. Secara harafiah kata retail atau retail berarti eceran atau perdagangan eceran, dan peretail/retailer diartikan sebagai pengecer atau pengusaha perdagangan eceran. Dengan demikian retail adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. (Wahyono, 2012)

Fungsi retail secara umum yaitu

 Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa

 Memecah (memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil)

Peretail menawarkan produk dalam jumlah/bentuk lebih kecil disesuaikan

dengan konsumsi konsumen/ rumah tangga  Penyimpan persediaan

 mempertahankan persediaan yang sudah ada sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya

 Meningkatkan nilai produk dan jasa tambahan pelayanan pemasangan, garansi, dan lain-lain (Sengguruh, 2012)

Retail dapat dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen yaitu yang pertama adalah unsur jenis barang yang

(38)

dijual, perbedaan dan keanekaragaman barang dijual, tingkat layanan konsumen, dan harga. Dari ke empat unsur ini maka retail dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu supermarket tradisional yang menjual makanan, daging, serta melakukan pembatasan penjualan pada produk-produk non-makanan, seperti produk kesehatan, kecantikan, dan produk umum. Kemudian yang kedua big box retailer yaitu supermarket yang dikembangkan dengan ukuran tempat yang lebih besar serta variasi produk yang lebih banyak misalnya seperti giant, hypermarket. Pengelompokkan retail juga dapat dilakukan berdasarkan kepemilikan, yaitu retail kepemilikan mandiri atau tunggal, jaringan perusahaan (misalnya century, erha, watson dan lain sebagainya), serta retail waralaba (seperti indomart, alfamart) (Sengguruh, 2012).

2.3 Klinik (peraturan Menteri Kesehatan RI No.28/MENKES/PER/I/2011)

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Menurut disebutkan bahwa klinik dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang besifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan yang dapat disediakan bisa dalam bentuk rawat jalan, one day care, home care, rawat inap.yang terpenting klinik 24 jam harus menyediakan dokter dan tenaga kesehatan yang 24 jam juga tentunya (pasal 4). Kemudian komponen jasa pelayanan di klinik dapat meliputi: jasa konsultasi; jasa tindakan; jasa penunjang medik; biaya pelayanan kefarmasian; ruang perawatan (untuk rawat inap); administrasi; atau komponen lainnya yang menunjang pelayanan. Bangunan klinik setidaknya memiliki: ruang pendaftaran/ruang tunggu; ruang konsultasi dokter; ruang administrasi; ruang tindakan; ruang farmasi; kamar mandi/wc; ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan. (pasal 9). Sedangkan prasarana yang dimiliki klinik minimal meliputi : instalasi air; instalasi listrik; instalasi sirkulasi udara; sarana pengelolaan limbah; pencegahan dan penanggulangan kebakaran; ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan sarana lainnya sesuai kebutuhan. (Pasal 10)

(39)

Universitas Indonesia Kriteria Tenaga Kesehatan diklinik :

i. Harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien. (pasal 19)

ii.Harus mempunyai surat izin praktek dan telah terdaftar, begitu pula dengan tenaga kesehatan lainnya di klinik telah terdaftar dan mempunyai surat izin kerja/ surat izin praktek apoteker (SIPA) (Pasal 18)

iii. Dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing (Pasal 20)

iv. Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang berkompeten, jika didaerah tersebut tidak ada apoteker, pelayanan dapat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian (pasal 24)

Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban: (pasal 25)

8.memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;

c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);

d. menyelenggarakan rekam medis; e. melaksanakan sistem rujukan;

f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;

g. menghormati hak-hak pasien;

h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(40)

i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;

j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional.

Penyelenggara klinik berkewajiban: (pasal 26) a. memasang papan nama klinik;

b. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik beserta nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis dan surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;

c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

2.3 KALCare (www.kalcare.co.id)

KALCare merupakan program bisnis retail baru yang sedang dikembangkan Kalbe Farma sekarang ini. Latar belakang pembuatan bisnis KALCare ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah dijangkau. Apalagi ditambah dengan perkembangan bisnis retail yang diprediksikan akan terus berkembang pesat.

KALCare hadir bukan hanya dalam bentuk klinik harian anda atau farmasi semata, tapi KALCare juga hadir memberikan pelayanan kesehatan secara online melalui portal kesehatan. KALCare berusaha menjadi solusi sehat dengan menawarkan ide paling inovatif yaitu dengan menyediakan portal kesehatan yang akan mengarahkan pengguna dalam menelusuri penyakit yang sedang dideritanya, dan apa yang harus dia lakukan, portal kesehatan KALCare akan mengarahkan pengguna dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada pengguna mengenai keadaan yang dialami pengguna. Dari beberapa pertanyaan tersebut akan ditarik kesimpulan pengguna sakit apa, dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Portal

(41)

Universitas Indonesia kesehatan juga siap memberikan informasi praktek dokter terdekat dari pengguna, rumah sakit terdekat, hingga informasi terkait kesehatan. Pengguna KALCare yang terdaftar dapat memiliki halaman pribadi dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan dokter melalui halaman pribadi tersebut, metode ini dicontoh dari situs facebook dimana semua orang dapat berteman dan berkomunikasi secara terbuka.

KALCare klinik juga hadir dalam bentuk bisnis retail dengan tujuan memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan, apalagi bagi orang-orang yang tidak mempunyai banyak waktu atau sibuk. KALCare hadir dilokasi seperti mall, dan semenjak september tahun 2012 KALCare telah hadir di mall Lippo Karawaci. KALCare klinik hadir dengan memberikan pelayanan kesehatan berupa tempat melakukan konsultasi dokter, medical check up, dan mendapat pengobatan. Untuk menunjukkan keseriusan Kalbe Farma dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, KALCare klinik juga memiliki program "Total Solution" dimana pelayanan yang disediakan bukan hanya produk obat yang dibutuhkan, namun juga dilengkapi obat alternatif, suplemen nutrisi, alat, termasuk juga pendidikan mengenai pola hidup yang harus dijalani.

Dengan moto "KALCare is for you who care about your life" , KALCare siap memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dengan didukung oleh tim yang solid, terlatih, dan kompeten, baik dari sales hingga dokter. KALCare siap memberikan yang terbaik untuk konsumen. Pembuatan bisnis KALCare ini mempunyai tujuan yang besar dan sangat bermanfaat tentunya bagi pasien maupun dokter nantinya. Berikut merupakan tujuan atau goal yang ingin dicapai dengan pembangunan bisnis KALCare ini :

1. Akses emergensi rekam medik Anda

Anda dapat menghubungi kami dimanapun anda berada atau langsung masuk secara online ke portal kesehatan kami untuk mendapatkan rekam medik Anda. 2. Konsultasi online dengan dokter Anda

Konsultasi online dengan dokter Anda melalui sistem e-Consultation kami. Kami mempunyai lebih dari 100 dokter dengan lebih dari 10 specialis di lebih dari 25

(42)

negara. Konsultasi online memudahkan pasien berinteraksi dengan dokter, dan berbincang langsung dengan dokter mereka.

3. Manage pengobatan Anda dan minta resep obat terulang secara online 24 jam 7 hari dengan permintaan resep terulang dengan aman

4. Melihat janji berikutnya dan membuat pengingat terkait kesehatan

Mengatur semua janji konsultasi ke rumah sakit, atau dokter Anda selanjutnya, serta membuat pengingat waktu check-up atau pengobatan selanjutnya.

5. Pelatihan Kesehatan dan gizi 24 jam 7 hari

Konsultasi kesehatan, diet, nutrisi, dan olahraga secara online 24 jam 7 hari 6. Beli produk kesehatan yang sedang promo

browsing ratusan produk di pasar online kami dan dapatkan produk kesehatan dengan harga promo

7. Catat dan pantau kondisi kesehatan

Catat dan buat grafik perhari kondisi kesehatan Anda untuk melihat trend kesehatan dari waktu ke waktu.

8. Diskusi topik kesehatan dengan anggota lain dan dokter

Diskusi topik kesehatan yang populer saat ini dengan anggota lain dan dokter melalui blog kesehatan

9. Menggabungkan riwayat kesehatan Anda dan sharing

Akses ke halaman rekam medik Anda untuk membantu Anda menyimpan rekam medik Anda.

10. Kurangi pengeluaran Kesehatan Anda

Hemat uang Anda dengan mengurangi pengujian lab yang tidak diperlukan, konsultasi dengan dokter Anda secara online dan perbaiki, serta tingkatkan kualitas kesehatan Anda melalui berbagai fasilitas manajemen kesehatan yang kami sediakan.

(43)

Universitas Indonesia

BAB 3 PEMBAHASAN

Kalbe Farma merupakan sebuah perusahaan multinasional yang kini memperkenalkan diri sebagai perusahaan global dengan inovasi pelayanan kesehatan. Mengapa Kalbe berani mengklaim diri seperti itu. Hal ini dikarenakan produk, ide bisnis, fasilitas, dan terobosan Kalbe Farma berfokus kepada penyediaan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Melalui produk obat-obatan, nutrisi penambah gizi (seperti entrasol, diabetasol, benecol, dan lain sebagainya), alat kesehatan (seperti myglucohealth), klinik mitrasana, dan termasuk yang masih segar yaitu KALCare. Pada pengembangan bisnis pelayanan kesehatan seperti KALCare, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah melakukan analisis eksternal maupun analisis internal. Analisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman KALCare klinik serta melihat perkembangan lingkungan bisnis sekarang dan dimasa depan nanti. Analisis eksternal yang dilakukan yaitu analisa kompetitor dan customer analysis.

(44)

3.1 Analisa Kompetitor KALCare

Melalui analisa kompetitor kita dapat mengetahui siapa saja yang menjadi pesaing KALCare klinik dan memahami peta persaingan bisnis sehingga kita dapat melihat peluang dan ancaman yang kemudian digunakan untuk mengidentitaskan KALCare sebagai klinik yang berbeda dimasyarakat dan menjadi penyedia pelayanan kesehatan yang berbeda diantara pesaing. Berikut merupakan tabel kompetitor KALCare klinik, dengan membandingkan jenis, ketersediaan dokter, dan jumlah outlet dapat memberikan gambaran serta kekuatan terhadap kompetitor.

Tabel 3.1 Tabel Kompetitor KALCare

Parameter/Kompetitor Jenis Dokter Jumlah

Outlet

Erha 21 klinik dermatologi dermatologi 54

Erha Apothecary klinik dermatologi dermatologi 12 mall

Ristra klinik dermatologi dermatologi 12

Natasha klinik dermatologi dermatologi 66

Kimia Farma Drugstore beberapa sudah ada dokter 394 Century Drugstore tidak ada/hanya apoteker 350 Guardian Drugstore tidak ada/hanya apoteker 206

K24 Drugstore tidak ada/hanya apoteker 260

Boston Drugstore tidak ada/hanya apoteker 63

SOS klinik kesehatan

ada dokter, spesialis ginekolog, dokter anak,

mata

3

Global Doctor klinik kesehatan

dokter umum, dermatologi, gigi (Indonesia) 15 (2 di Indonesia - dental 1) Medikaloka klinik kesehatan umum, gigi, fisioterapi, 1 di Jakarta

Wallgreen- Take care clinic

klinik kesehatan

luar negeri umum, THT, dermatologi >350 11

(45)

Universitas Indonesia CVS-Minute Clinic klinik kesehatan

luar negeri umum, THT, dermatologi 600 Aurora Health care klinik kesehatan

luar negeri

umum, THT, dermatologi, onkologi, neurologikal, ortopedik, kardio, dan lain

lain

185

Dari tabel diatas dapat dlihat bahwa pangsa pasar klinik kecantikan dikuasai oleh erha klinik dan natasha dari jumlah outlet mereka yang sudah mencapai lebih dari 50 diseluruh Indonesia. Kemudian drugstore kimia farma, guardian, dan century memiliki jumah outlet yang melebihi 300 diseluruh Indonesia. Dapat diihat bahwa drugstore, apotik dan klinik kecantikan mempunyai strategi memperbanyak jumah outlet dan memperluas rantai bisnis dimana-mana, sehingga pelanggan menjadi mudah menjangkau outlet mereka. Sedangkan untuk rantai bisnis klinik kesehatan sendiri di Indonesia khususnya di Jakarta, masih sedikit sekali contohnya saja SOS, global doctor, dan medikaloka yang masih langka. Oleh karena itu, Kalbe Farma berencana membuka KALCare klinik dimana konsepnya mirip dengan drugstore seperti kimia farma, century, guardian yaitu hadir dalam bentuk retail dan memperluas rantai bisnis dengan memperbanyak outletnya, akan tetapi KALCare sedikit berbeda diantara pesaing drugstorenya karena KALCare hadir dalam bentuk klinik yang dilengkapi cek kesehatan dan konsultasi disamping menjual OTC, serta hadir dalam bentuk virtual yang memudahkan pelanggan untuk mngakses KALCare darimanapun dan kapanpun.

Salah satu keunggulan yang KALCare klinik tawarkan ialah menyediakan pelayanan berupa penjualan obat otc dan resep, pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, kadar gula darah, dan asam urat ditempat yang dilakukan oleh dokter langsung, kemudian pelanggan dapat berkonsultasi dengan dokter, serta mendapatkan rekomendasi dari dokter baik obatnya maupun rekomendasi lain seperti menghindari makanan tertentu, dan kapan lagi harus mengecek kolesterol atau gula darah untuk mngendalikan penyakit atau bahkan mencegah timbulnya penyakit. Dari beberapa pelayanan kesehatan dan lokasi strategis, mudah dijangkau, diharapkan KALCare

Gambar

Gambar 2.1 Struktur organisasi Regulatory Affairs PT. Kalbe Farma Corporation
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Business Development.
Gambar 4.2 Skema Pengembangan Bisnis Corporate Business Development
Tabel 3.1 Tabel Kompetitor KALCare
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dilakukan oleh

Aditya Nugraha, NIM C100120085, PENEGAKAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI WILAYAH HUKUM

1) Perlindungan hukum tenaga kerja oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 terdapat 4 program

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

BPJS Ketenagakerjaan.Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Terhadap Tenaga Kerja setelah adanya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (UU No 24 Tahun 2011).

Aditya Nugraha, NIM C100120085, PENEGAKAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI WILAYAH HUKUM

40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN.2 Respons Terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan UU BPJS Nomor 24 tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional