• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DAN PENGOLAHAN SUSU DI KABUPATEN KARO-SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DAN PENGOLAHAN SUSU DI KABUPATEN KARO-SUMATERA UTARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DAN PENGOLAHAN SUSU DI KABUPATEN

KARO-SUMATERA UTARA

(The Development of Dairy Cattle Farming and Milk Processing in Karo Regency, North Sumatera)

Petrus Sitepu' dan Polmer Situmorang2 ' PT Putra Indo Mandiri Sejahtera (PIMS) Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

2

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 psitumorang@yahoo. com

ABSTRACT

National milk production is still low with less than 70% of national consumption still comes from imports. Dairy farm business majority on the Java island, so there are opportunities to develop in outside of Java in an attempt to self-sufficiency in dairy feed in the future. Brastagih district area with an altitude of 400 - 2000 m above sea level (DPL) and temperatures between 15.9 - 28.2CC great potential for dairy development. Dairy development has long been done by GKSI but the results are not likely success which start early in 2006, PT Indo Maniri Putro Sejahtera (PIMS) began to develop the cultivation of dairy farming with integrated farming system (IFS) with initial population of 69 head of cattle with 900 liters/day dairy production. Current population is 243 consisting of 141 cows, 97 calves and 5 bulls. Dairy products marketed around farms in the form of fresh pasteurized milk and yogurt with different flavors. Forage given is corn leaves and other forage obtained by local farmers. Targeted population will be 1000 head of cattle with milk production around 2000 liters / day by the end of 2013. Besides the dairy farm business, the company also maintains 600 beef cattle and 2 ha horticulture area. Concluded that the development of the dairy cows can be managed and developed in Brastagi district with integration farming system and processing of dairy products such as pasteurized milk or yogurt.

Key words: Dairy cattle, milk processing, North Sumatera, dairy farm.

(2)

ABSTRAK

Produksi susu nasional masih rendah dimana kurang lebih 70 konsumsi nasional masih berasal dari import. Usaha peternakan sapi perah majoritas terdapat di pulau Jawa sehingga peluang untuk pengembangannya di luar pulau Jawa mutlak harus dilakukan dalam usaha swasembada pakan susu dimasa yang akan datang. Kabupaten Brastagi merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 400 - 2000 m diatas permukaan laut (DPL) dan suhu antara 15,9 - 28,2°C berpotensi besar untuk pengembangan sapi perah diluar pulau Jawa. Pengembangan sapi perah sudah lama dilakukan oleh GKSI akan tetapi hasilnya tidak optimal bahkan cenderung dikatakan gagal sehingga mulai awal tahun 2006, PT Putro Indo Maniri Sejahtera (PIMS) mulai mengembangkan budidaya sapi perah dengan sistim Integrated Farming Sistem (IFS) dengan populasi awal 69 ekor sapi perah dewasa dan produksi 900 1/hari. Populasi sekarang acialah 243 ekor yang terdiri dari 141 ekor betina dewasa, 23 ekor dara, 74 ekor pedet dan 5 ekor jantan dewasa. Produk susu yang dihasilkan dipasarkan disekitar usaha peternakan dalam bentuk susu segar pasteurisasi dengan berbagai rasa dan yoghurt. Pakan hijauan merupakan daun jagung dan hijauan lainnya yang didapat dengan bekerjasama dengan petani sekitar. Ditargetkan populasi ternak akan menjadi 1000 ekor dengan produksi susu sekitar 2000 liter/hari pada akhir tahun 2013. Disamping usaha peternakan sapi perah perusahaan juga memelihara 600 sapi potong dan hortikultura tanaman jeruk seluas 2 Ha. Disimpulkan bahwa pengembangan sapi perah dikabupaten Brastagi dapat berhasil dan dikembangkan dengan sistim integrasi dan pengolahan hasil susu berupa pasteurisasi susu atau yoghurt.

Kata kunci: Sapi perah, pemrosesan susu, Sumatera Utara, peternakan sapi perah

(3)

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

PENDAHULUAN

Kondisi Industri susu Nasional selama 15 tahun terakhir tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan, sampai saat ini Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 60 -65% dari kebutuhan nasional yang jumlahnya 1,3 - 1,4 miliar liter (= 1,5 juta ton)/tahun. Populasi sapi perah sekitar 400.000 ekor dengan rata-rata produksi sekitar 9 - 12 liter/ekor/hari.

Hampir 97% peternakan sapi perah berada di Pulau Jawa (100.000 KK,) dimana sebagian besar hanya memiliki ternak 2 - 4 ekor. Pada kesempatan yang sangat balk di "Workshop" ini, kami ingin berbagi pengalaman sebagai peternak sapi perah di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO

Kabupaten Karo adalah kabupaten yang sangat strategis, agraris dan populis. Strategis, karena kabupaten ini tidak terlalu jauh dari Medan sebagai pusat pemerintahan dan ibu kota provinsi Sumatera Utara, termasuk dalam wilayah lintas Sumatera dan bagian penting dari tataran bukit barisan Agraris, karena kabupaten ini kaya dengan potensi sumber daya alam, khususnya pertanian (jagung, sayur mayur, buah-buahan) Populis, karena potensi pariwisata dan cagar alamnya yang dibanggakan oleh masyarakat Kabupaten Karo dan masyarakat Sumatera Utara, bahkan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.

(4)

Idealnya, ragam potensi sumber daya alam yang luar biasa ini dapat dimanfaatkan sebagai asset bagi kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Luas wilayah adalah sebesar 2.127,25 km2 yang terletak di ketinggian 400 - 2000 m di atas permukaan laut (DPL), di jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya

merupakan dataran tinggi (> 600 m DPL).

Kabupaten Karo beriklim sejuk dengan suhu udara berkisar antara 15,9° - 28,2°C dengan kelembaban rata-rata setinggi 88,8%. Jumlah penduduk tahun 2009 adalah sebanyak 360.880 jiwa, dengan pertambahan penduduk 3,08% pertahun. Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dan 262 desa dan kelurahan. Kabanjahe sebagai ibukota Kabupaten Karo terletak 76 km di sebelah Barat Laut Medan (Ibukota Provinsi Sumatera Utara).

Kondisi perekonomian Kabupaten Karo

Berdasarkan perhitungan BPS bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Karo atas dasar harga berlaku Tahun 2008 adalah sebesar Rp. 4.483,32 miliar dan Tahun 2009 adalah sebesar Rp. 5.058,68 miliar, dengan kenaikan sebesar 13,40%. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB adalah sebesar 60%. Tahun 2010 - 2011 diperkirakan perekonomian mengalami penurunan karena kegagalan produksi jeruk dan menurunnya harga komoditas jagung (Rp. 2.200/kg).

(5)

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

Pertanian terpadu berbasis sapi perah

Pertanian terpadu adalah usaha dibidang agribisnis, dengan menggabungkan beberapa unit usaha yang saling mendukung untuk memperoleh hasil yang optimal. Sistem ini telah dikembangkan di negara maju dan "suka atau tidak" juga akan berkembang di Indonesia. Pertanian terpadu yg dikembangkan, oleh PT Putra Indo Mandiri Sejahtera (PIMS) adalah usaha komersial sekaligus merupakan percontohan bagi para petani. Dalam usaha pertanian terpadu beberapa hal yang menjadi perhatian khusus yakni kesuburan lahan (yang sangat didukung oleh bahan organik tanah), pemilihan unit usaha, teknologi dan pasar serta pemasaran.

Sejarah perkembangan sapi perah di kabupaten karo

Ternak sapi perah pertama kali di introdusir oleh orang-orang Belanda ke Kabupaten Karo, utamanya untuk kepentingan mereka. Pada tahun 1983, melalui program pemerintah (GKSI) di distribusikan sebanyak 1200 ekor sapi perah, namun program pengembangan tersebut gagal total. Pada tahun 2000, Pemda Kabupaten Karo mengembangkan proyek pertanian terpadu berbasis sapi perah namun proyek tersebut juga gagal total. Awal 2006, PT PIMS mengembangkan usaha Integrated Farming System (IFS), sampai saat ini.

(6)

PT PUTRA INDO MANDIRI SEJAHTERA (PIMS)

Ide pengembangan sistim pertanian terpadu berbasis sapi perah timbul pada bulan Juni 2005. Awalnya didasarkan kondisi siswa-siswa di sekitar Kabupaten Karo, yang sepertinya saat ini terlihat rata-rata semakin pendek dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Akhirnya atas i nisiatif putra asli dari Kabupaten Karo sepakat untuk mengembangkan usaha sapi perah. Dengan mempelajari perkembangan sapi perah di sentra produksi susu di Jawa, akhirnya diputuskan untuk mengembangkan usaha pertanian terpadu berbasis sapi perah. Pembangunan fasilitas peternakan membutuhkan waktu 6 bulan didirikan di lahan seluas 10 ha, dengan penggunaan lahan yakni: 3 ha untuk sapi perah, 2 ha untuk unit sapi potong dan 5 ha untuk hortikultura dan hijauan pakan ternak (king grass).

Unit usaha sapi perah mulai beroperasi pada tgi 28 Maret 2006, dimulai dengan 69 ekor sapi yg di datangkan dari beberapa tempat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Unit Usaha Sapi Perah saat ini dikenal dengan nama GUNDALING FARM (GF). Pakan hijauan yg di gunakan adalah jagung + buah nya yg berumur +/- 80 hari. Konsentrat di formulasikan dengan mengunakan bahan baku yg tersedia dengan berpedoman pada NRC.

(7)

Tabel 1. Profil Gundaling Farm Unit Uraian

usaha

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

Sapi perah Produk Produksi susu Produk Kemasan Pemasaran Sapi Populasi Dewasa Dara Pedet Pejantan Sapi potong Sapi Populasi Penggemuk an Breeding Pedet Pejantan Hortikultura Jeruk Unit Feedmill

Konsentrat Sapi Perah Sapi Potong Pupuk kandang

Dalam bentuk segar

Volume 900 I/hari Pasteurized Susu rasa Yoghurt Cup 180 cc Kantong 500 cc Botol 1000 cc Kab. Karo 30% Medan 60% 243 ekor 141 ekor 23 ekor 74 ekor 5 ekor 600 ekor 520 ekor 40 ekor 35 ekor 5 ekor 2 ha 60 t/bulan 100 t/bulan 100 truk/bulan Keterangan Projeksi 1.200 I/Des.2012 1.500 I/Juni 2013 2000 I/Des.2013 Range 12 - 32 I/ekor Laktasi + Kering Siap kawin s/d 10 bulan Berat 900 - 1.100 kg Range 300 - 400 kg Simental, Charolais, Brahman, Limosin Charolais, Limosin, Simental Sudah produksi Di pakai sendiri Sebagian di jual Pengolahan mulai Juli 2012

(8)

Pemerahan susu dilakukan dengan menggunakan mesin perah ( Milking machine) kapasitas 20 ekor sapi/pemerahan. Pengolahan susu dengan Pasteurizer (kapasitas 2000 liter/jam), Pemanasan menggunakan Steam Boiler dan transportasi ke konsumen (di Medan dan sekitarnya) di lakukan dengan mobil boxber pendingin.

246

Dukungan Teknologi dan Kebijakan dalam Percepatan Produksi dan Konsumsi Susu

Gambar 1. Kondisi kandang di Gambar 2. Kualitas hijauan

Gundaling Farm (PT sangat menentukan

PIMS) kualitas susu

(9)

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

Gambar 4.Percobaan penanaman

jagung untuk Hijauan Pakan Ternak

RENCANA PENGEMBANGAN Sapi perah

Pengembangan usaha di masa mendatang adalah meningkatkan populasi sapi perah sebanyak 1000 ekor bekerjasama dengan petani setempat (sistim PIR), dengan target sebanyak 100 orang plasma @ 10 ekor, Anggota

plasma, di utamakan generasi muda, minimal lulusan SLTA, dengan target penghasilan Rp. 3 - 4 juta/bulan (Detail

perencanaan sedang diselesaikan).

Sapi potong

Mengembangkan pola PIR, untuk tahap I, sebanyak 100 plasma @ 10 orang. Angota Plasma diutamakan petani yg memiliki kebun jeruk, sehingga integrasi sapi dan jeruk dapat optimal.

(10)

Dukungan Teknologi dan Kebijakan dalam Percepatan Produksi dan Konsumsi Susu

248

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman selama 6 tahun

mengembangkan usaha sapi perah di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usaha sapi perah ditinjau dari aspek ekonomis sangat

prospektif, dimana agroklimat Kabupaten Karo sangat mendukung, demikian juga pertanian setempat.

2. Konsep pengembangan usaha sapi perah bekerjasama dengan petani setempat sangat layak untuk di kembangkan di masa mendatang. Petani hortikultura

sangat membutuhkan pupuk kandang dalam

meningkatkan produksi serta kualitas produk mereka. 3. Pasar untuk produk susu, di Sumatera Utara sangat

besar, mengingat saat ini hampir 95% susu/produk susu yang di konsumsi di Sumatera Utara masih di datangkan dari Jawa.

Saran

1. Pemerintah mulai merencanakan pengembangan usaha sapi perah di luar pulau Jawa. Daerah yang memiliki agroklimat yang kondusif untuk peternakan sapi perah masih sangat luas, di sepanjang Bukit Barisan.

2. Swasembada susu nasional sebaiknya melibatkan langsung daerah-daerah di luar pulau Jawa yang

(11)

Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Perah dan Pengolahan Susu di

meningkatkan produksi, tapi juga tetap

mempertimbangkan daya beli masyarakat. Jarak berpengaruh pada biaya distribusi dan selama ini dibebankan kepada konsumen, sehingga untuk yang di luar pulau Jawa selalu membayar lebih mahal, meskipun keyataannya rata-rata penghasilan masyarakat di luar Jawa umumnya tidak lebih tinggi di Jawa.

3. Untuk meningkatkan efisiensi usaha sapi perah, disarankan agar tidak dilakukan penambahan populasi sapi perah, tapi meningkatkan efiisiensi melalui

Gambar

Gambar 1. Kondisi kandang di Gambar 2. Kualitas hijauan Gundaling Farm (PT sangat menentukan
Gambar 4. Percobaan penanaman jagung untuk Hijauan

Referensi

Dokumen terkait

Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir adalah hujan yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) pada waktu yang sama (Sosrodarsono, 1989).. Data

Hasil kalibrasi model antara indeks dari citra spasial dengan data nilai lengas tanah pada 40 titik pengamatan BRG selama periode 2018-2019 menunjukkan performa

4 Mempertahankan posisi tubuh 77 Baik 5 Melempar Bola dengan Dua Tangan 75 Baik 6 Melempar Bola ke Berbagai Arah 75 Baik 7 Menangkap Bola dari Berbagai Arah. Angka

Sebelum melangkah lebih jauh pada penentuan portfolio optimal maka terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian investasi, pengertian portfolio, lemma Ito, persamaan

Pengurai, perombak, atau “decomposer”, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organic yang berasal dari organisme mati (bahan organisme kompleks),

Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ- organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi

Menurut Hasan (2013) dalam produk barang, bauran variabel pemasaran yang terkendali yang sering disebut sebagai basis strategi harus dikelola untuk memenuhi kebutuhan dan

Teman-teman seperjuangan penulis ; Desy, Steffie, Bunga, Evelyn, Sandy, Bima, Anda, Alya, Nora, Mitha, Robby, dan teman-teman penulis lainnya yang telah memberikan pendapat,