• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Stroke.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Stroke."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PROFESI LAPORAN PENDAHULUAN PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK  ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK 

A. Pengertian A. Pengertian

Cerebrovaskular accident atau stroke merupakan gangguan neurology yang disebabkan oleh

Cerebrovaskular accident atau stroke merupakan gangguan neurology yang disebabkan oleh

adanya gangguan pada peredaran darah di otak (Black, 1997)

adanya gangguan pada peredaran darah di otak (Black, 1997)

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh

  berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler 

  berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler 

selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008)

selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008)

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh

(global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan

(global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan

maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular 

maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular 

Berdasarkan etiologinya, stroke dibedakan menjadi :

Berdasarkan etiologinya, stroke dibedakan menjadi :

1.

1. Stroke perdarahan atau strok hemoragik Stroke perdarahan atau strok hemoragik 

2.

2. Strok iskemik atau stroke non hemoragik Strok iskemik atau stroke non hemoragik 

Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis,

Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis,

sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat

sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat

B.

B. Anatomi Anatomi Peredaran Peredaran Darah Darah Otak Otak  V

Vaskularisasi susunan saraf pusat sangat berkaitan dengan taskularisasi susunan saraf pusat sangat berkaitan dengan tingkat kegiatan metabolismeingkat kegiatan metabolisme  pada bagian tertentu dan ini berkaitan dengan banyak sedikitnya dendrit dan sinaps di daerah

 pada bagian tertentu dan ini berkaitan dengan banyak sedikitnya dendrit dan sinaps di daerah

tersebut.

tersebut.

Pembuluh darah utama yang mendarahi otak ialah sepasang arteria karotis interna dan

Pembuluh darah utama yang mendarahi otak ialah sepasang arteria karotis interna dan

sepasang arteria vertebralis. Dari kedua sumber pendarah itu akan berhubungan membentuk 

sepasang arteria vertebralis. Dari kedua sumber pendarah itu akan berhubungan membentuk 

kolateral yang disebut sirkulus Willisi. Sistem kolateral juga dijumpai pada pembu

kolateral yang disebut sirkulus Willisi. Sistem kolateral juga dijumpai pada pembuluh-pembuluhluh-pembuluh

yang berada di dalam jaringan otak. Penyaluran darah selanjutnya melalui sistem vena yang akan

yang berada di dalam jaringan otak. Penyaluran darah selanjutnya melalui sistem vena yang akan

 bermuara ke dalam sinus duramatris.

 bermuara ke dalam sinus duramatris.

Pada permukaan otak, arteri pendarah membentuk anastomosis yang cukup, sedangkan

Pada permukaan otak, arteri pendarah membentuk anastomosis yang cukup, sedangkan

anastomosis di dalam jaringan otak

anastomosis di dalam jaringan otak lebih sedikit. Pembuluh darah dari arteri permukaan yanglebih sedikit. Pembuluh darah dari arteri permukaan yang

menembus/memasuki jarigan otak, secara fungsional dapat

menembus/memasuki jarigan otak, secara fungsional dapat dianggap sebagai end artery.dianggap sebagai end artery.

Sistem Karotis

Sistem Karotis

Pembuluh utama ialah arteri carotis ko

Pembuluh utama ialah arteri carotis kommunis yang mempercabangkan selain arteriammunis yang mempercabangkan selain arteria

karotis eksterna juga arteri karotis interna yang akan banyak mendarahi bangunan intrakranial

karotis eksterna juga arteri karotis interna yang akan banyak mendarahi bangunan intrakranial

terutama dalam hal ini ialah hemisferium serebri. Cabang-cabang

terutama dalam hal ini ialah hemisferium serebri. Cabang-cabang besar arteria karotis internabesar arteria karotis interna

adalah: a. oftalmika, a.

adalah: a. oftalmika, a. komunikans posterior, a. khoroidal anterior, a. serebri anterior, a.komunikans posterior, a. khoroidal anterior, a. serebri anterior, a.

komunikans anterior, a.

komunikans anterior, a. serebri media.3serebri media.3

Sistem

(2)

Dengan sepasang arteri vertebralis yang ke mudian bersatu menjadi arteri basilaris, akan mendarahi batang otak dan serebellum dengan tiga kelompok arteri yakni: median, paramedian, dan arteri sirkumferensial. Arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang a. serebri

 posterior.1,3 C. Etiologi

Penyebab-penyebabnya antara lain:

1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ).

Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih distal disebut embolus.

2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )

Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Dari penelitian epidemiologi didapatkan  bahwa sekitar 50 % dari semua serangan iskmik otak, apakah yang permanen atau yang

transien, diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau e mbolik dari ateroma, yang merupakan kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan sekitar 25 % disebabkan oleh penyakit  pembuluh darah kecil di intyrakranial dan 20 % oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk 

dari gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara ,tumor, metastase, bakteri,  benda asing

3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

D. Factor resiko

O besitas, hiperkolesterolemia, merokok, stress emosional, TIA, penyakit jantung emboli, diabetes mellitus, penyakit ateriosklerotis, hipertensi, polisitemia, atrial fibrilasi, hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, gagal jantung, penggunaan kokain dan konsumsi alcohol yang berlebihan.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark 

2. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri

3. Pungsi Lumbal

- menunjukan adanya tekanan normal

- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan 4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik 

6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (DoengesE, Marilynn,2000)

(3)

F. Gejala Klinik 

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya.

Gejala utama gangguan peredaran dara h otak iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya defisit neurologik secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Pada pungsi lumbal, liquor serebrospinalis jernih, tekanan normal, dan er itrosit kurang dari 500. Pemeriksaan CT Scan dapat dilihat adanya daerah hipodens yang menunjukkan infark/iskmik dan edema.

Gangguan peredaran darah otak akibat emboli serebri didapatkan pada usia lebih muda, mendadak dan pada waktu aktif. Sumber emboli berasal dari berbagai tempat yakni kelainan  jantung atau ateroma yang terlepas. Kesadaran dapat menurun bila embolus cukup besar. Likuor 

serebrospinalis adalah normal.

Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan sistem vertebrobasilar. Gangguan pada sistem karotis menyebabkan :

1. Gangguan penglihatan

2. Gangguan bicara, disfasia atau afasia

3. Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral 4. Ganguan sensorik 

Gangguan pada sistem vertebrobasilar menyebabkan :

1. Ganguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus oksipital 2. Gangguan nervi kranialais bila mengenai batang otak 

3. Gangguan motorik  4. Gnggguan koordinasi 5. Drop attack 

6. Gangguan sensorik  7. Gangguan kesadaran

Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan sensorik kortikal, muka dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih lumpuh., eye deviation, hemipareses yang disertai kejang.

Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan tungkai sama berat lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula interna. 3

(4)

Bila lesi di batang otak , gambaran klinis berupa: hemiplegi alternans, tanda-tanda serebelar, nistagmus,gangguan pendengaran, gangguan sensoris, disartri, gangguan menelan, deviasi lidah.

Bila topis di medulla spinalis, akan timbul gejala seperti; gangguan sensoris dan keringat sesuai tinggi lesi, gangguan miksi dan defekasi.

H. Pengkajian

a. Pengkajian Primer  - Airway

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek   batuk 

- Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi

- Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

 b. Pengkajian Sekunder  1. Aktivitas dan istirahat Data Subyektif:

- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis. - mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )

Data obyektif:

- Perubahan tingkat kesadaran

- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum. - gangguan penglihatan

2. Sirkulasi Data Subyektif:

- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis  bacterial ), polisitemia.Data obyektif:

- Hipertensi arterial

- Disritmia, perubahan EKG

- Pulsasi : kemungkinan bervariasi

- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal 3. Integritas ego

(5)

- Perasaan tidak berdaya, hilang harapanData obyektif:

- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan - kesulitan berekspresi diri

4. Eliminasi Data Subyektif:

- Inkontinensia, anuria

- distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus( ileus paralitik ) 5. Makan/ minumData Subyektif:

- Nafsu makan hilang

- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK 

- Kehilangan sensasi lidah , p ipi , tenggorokan, disfagia - Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah

Data obyektif:

- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring ) - O besitas ( factor resiko )

6. Sensori neural Data Subyektif:

- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )

- nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachno id. - Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati - Penglihatan berkurang

- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )

- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman Data obyektif:

- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif 

- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stro ke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )

- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.

- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil - Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik 

- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral 7. Nyeri / kenyamanan

Data Subyektif:

- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya Data obyektif:

(6)

- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial 8. Respirasi

Data Subyektif:

- Perokok ( factor resiko ) 9.Keamanan

Data obyektif:

- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan

- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap  bagian tubuh yang sakit

- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali - Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh

- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri 10. Interaksi social

Data obyektif:

- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi (Doenges E, Marilynn,2000)

Rencana Asuhan Keperawatan

 Nama Pasien : Nam a Mahasiswa : Ruang :   NPM :   No. M.R : N o Diagnosa Keperawatan

Tujuan / sasaran Intervensi Rasional

1. Perubahan perfusi  jaringan serebral b/d interupsi aliran darahm gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serevral dan edema serebral

Setelah x 24 jam  pemberian asuhan keperawatan, pasien akan : Mempertahankan tingkat kesadaran  biasanya atau MANDIRI Menentukan faktor-faktor  yang  berhubungan dengan kejadian / penyebab Mempengaruhi  penetapan intervensi.

(7)

DS : - Defisit sensori,  bahasam intektual dan emosi. DO: - Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori - Perubahan TTV - Gelisah membaik, fungsi kognitif dan motorik sensori. Menunjukkan TTVstabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK  khusus selama koma /  penurunan  perfusi serebral dan potensial terjadinya  peningkatan TIK. Memantau dan mencatat status neurologis sesering mungkin dan  bandingkan dengan keadaan normal atau standar  Pantau TTV, Seperti : adanya hipertensi, frekuensi dan irama jantung, auskultasi adanya murmur, catat  pola irama dari  pernapasan. Evaluasi  pupil, catat ukuran, bentuk, kesamaan, dan reaksinya terhadap cahaya. Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial  peningkatan TIK  dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan / resolusi kerusakan SSP. TIA merupakan tanda terjadi trombosis baru Memantau dan mengidentifikasi  jika terjadi  perubahan yang tiba-tiba atau signifikan

Reaksi pupil diatur  oleh saraf kranial okulomotor dan  berguna dalam

menentukan apakah  batang otak tersebut

masih baik  Gangguan

 penglihatan yang spesifik 

mencerminkan daerah otak yang terkena. Mengidentifikasika n keamanan yang harus mendapat  perhatian. Menurunkan

(8)

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d keterlibatan neuromuskuler, kelemahan,  parestesia, flaksid/  paralysis hipotonik,  paralysis spastis. Kerusakan  perceptual / kognitif. DS: - Klien enggan untuk bergerak  DO: - Penurunan kemampuan untuk bergerak  - Keterbatasan rentang gerak  Setelah x 24 jam  pemberian asuhan keperawatan, pasien akan : Mempertahankan  posisi optimal dari fungsi Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh Mempertahankan integritas kulit Catat  perubahan dalam  penglihatan seperti adanya kebutaan, gangguan lapang pandang dan persepsi. Letakkan kepala dengan  posisi agak  ditinggikan dan dalam posisi anatomis. Pertahankan keadaan tirah  baring, ciptakan lingkungan yang tenang,  batasi  pengunjung atau aktivitas klien sesuai indikasi. Cegah terjadinya mengedan saat defekasi KOLABORASI Memberikan oksigen sesuai indikasi] tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi / perfusi serebral. Aktivitas yang kontinu dapat meningkatkan TIK. Valsava manuver  dapat meningkatkan TIK  Menurunkan

hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan meningkat Memberikan informasi tentang keefektifan  pengobatan / kadar  terapetik  Mengidentifkasikan kekuatan / kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai

(9)

3. Kerusakan komunikasi verbal  b.d kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskular, kehilangan tonus, kelemahan/kelelaha n umum. Setelah x 24 jam  pemberian asuhan keperawatan, pasien akan : Mengindikasika n pemahaman tentang masalah komunikasi Menerima  pesan-pesan melalui metode-metode alternatif  Memperlihatkan  peningkatan kemampuan untuk mengerti Memantau  pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, seperti masa  protrombin, kadar dilantin Mandiri Mengkaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan awal dengan cara yang benar. Klasifikasikan melalui skala 0-4 Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring) dan sebagainya Melakukan latihan gerak  aktif dan pasif   pada semua  pada saat masuk. Menganjurkan  pemulihan. Membantu dalam  pemilihan intervensi Menurunkan resiko terjadinya trauma/iskemia  jaringan dan kerusakan pada kulit Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi dan membantu mencegah terjadinya kontraktur. Penggunaan  penyanggga dapat menurunkan resiko terjadinya sublukasio lengan dan sindrom bahu-lengan

Meningkatkan aliran balik vema dan membantu mencegah terbentuknya edema. Meningkatkan distribusi merara  berat badan yang

(10)

melakukan latihan seperti latihan quadrisep/glute al, meremas  bola karet, melebarkan  jari-jari dan telapak tangan Gunakan  penyangga lengan ketika  pasien berada dalam posisi tegak  Tinggikan tangan dan kepala Kolaborasi Memberikan tempat tidur  dengan matras  bulat sesuai indikasi Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif  dan ambulasi  pasien. tekanan pada tulang-tulang tertentu dan membantu untuk  mencegah kerusakan kulit/terbentuknya dekubitus. Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang  berarti / menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, koordinasi dan kekuatan Membantu menentukan daerah atau derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam beberapa atau seluruh tahap proses komunikasi

Klien mungkin kehilangan

kemampuan untuk  memantau ucapan yang keluar dan tidak menyadari  bahwa komunikasi

(11)

Mandiri Mengkaji tipe/ derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak  memahami kata atau mengalami kesulitan  berbicara atau membuat  pengertian sendiri. Memperhatika n kesalahan dalam komunikasi dan  berikan umpan  balik  Meminta  pasien untuk  mengikuti  perintah sederhanan ulangi dengan kata atau kalimat sederhana Menunjukkan objek dan meminta pasien tidak nyata. Melalukan penilaian terhadap adanya kerusakan sensorik  Melalukan penilaian terhadap adanya kerusakan motorik  Mengurangi isolasi sosial pasien dan meningkatkan  pencipataan komunikasi yang efektif. Pengkajian secara individual kemampuan bicara dan sensori, motorik  dan kognitif 

 berfungsi untuk  mengidentifikasi kekurangan atau kebutuhan terapi.

(12)

REFERENSI

Black, Joyce M. 1997.Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company

Carpenito, Lynda Juall. 2001.Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn E, Jacobs, Ester Matasarrin.Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. 2000. Jakarta :  penerbit Buku Kedokteran EGC

Gejala, Diagnosa & Terapi Stroke Non Hemoragik . Diambil dari http://www.jevuska.com/2007/04/11/gejala-diagnosa-terapi-stroke-non-hemoragik/ tanggal 4 oktober 2008 pukul 19.00

untuk  menyebutkan nama tersebut Menganjurkan  pengunjung/ora ng terdekat mempertahanka n usahanya untuk   berkomunikasi dengan pasien, seperti membaca surat, diskusi tentang hal-hal yang terjadi pada keluarga. Kolaborasi Konsultasikan kepada ahli terapi wicara

Referensi

Dokumen terkait

Arteri karotis berperan untuk menyuplai darah ke otak, jika terjadi pendangkalan arteri akibat aterosklerosis atau penyakit stenosis arteri karotis, maka suplai

Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya

Tahapan patofisologi terjadinya stroke adalah kerusakan pembuluh darah otak, pembuluh darah tidak mampu mengalirkan darah atau pembuluh darah pecah dan bagian

Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Terjadi karena

Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis,

Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri – arteri yang membentuk sirkulus Willisi: arteri karotis interna dan sistem vertebrobasilar

beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya pembuluh

Hal ini dapat terjadi karena penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, kolesterol, atau plak lemak stroke iskemik, atau akibat pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan