SEORANG LAKI-LAKI USIA 70 TAHUN DENGAN STROKE IINFARK
UJIAN KASUS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kusuma Zidni Arifa Luthfi, S.Ked J 5000 800 80
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
•
Nama
: Tn. P S
•
Umur
: 70 tahun
•
Jenis kelamin
: Laki-laki
•
Alamat
: Tasikmadu, Karanganyar
•
Status perkawinan
: Menikah
•
Pekerjaan
: Petani
•
Agama
: Islam
•
No. RM
: 265xxx
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Kelemahan anggota
gerak kanan
± 4 jam SMRS pasien mengalami kelemahan anggota gerak kanan, muncul secara perlahan, pada saat pasien beraktivitas.
Tiba-tiba pasien terduduk karena anggota gerak kanan lemah dan terasa berat. Pasien masih dapat berjalan dengan bantuan, dengan menyeret kaki kanannya.
Tidak terdapat penurunan kesadaran, kesulitan berbicara tidak ada dan pasien masih mampu mengerti pembicaraan orang lain, sulit menelan (-), pelo (-), perot (-), rasa baal (-)
Keluhan yang mendahului: nyeri kepala hebat (-), mengantuk (-), demam (-), mimisan (-), kejang (-), muntah (-), trauma (-)
Pasien kebingungan (-), gangguan pendengaran (-), penurunan daya ingat (-), gangguan perilaku (-), gangguan BAK dan BAB (-)
Hari Pemeriksaan
(Hari-1 masuk bangsal)
Keluhan utama : Kelemahan anggota gerak kanan (+)
gangguan bicara (-), pasien masih mampu mengerti pembicaraan orang lain, pelo (-), perot (-), kesulitan makan (-), tersedak (-), rasa baal (-),
Nyeri kepala (-), leher tegang (-), berdebar-debar (-), mengantuk (-), pasien merasakan pegal dan linu
pada tangan kanan dan kaki kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
•
Riwayat sakit stroke
: disangkal
•
Riwayat hipertensi
: diakui. Baru diketahui
1 bulan terakhir, tidak rutin berobat.
•
Riwayat DM
: disangkal
•
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
•
Riwayat kolesterol tinggi
: disangkal
•
Riwayat asam urat tinggi
: disangkal
•
Riwayat trauma kepala
: disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
•
Riwayat hipertensi
: disangkal
•
Riwayat DM
: disangkal
•
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
•
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
Riwayat Kebiasaan
•
Merokok
: diakui sejak pasien remaja, 1 hari
menghabiskan ± 1 bungkus/12 batang.
•
Minum Alkohol : disangkal
•
Aktivitas kurang : disangkal
Anamnesis Sistem
• Nyeri kepala (-), penurunan kesadaran (-), pelo (-), perot (-), kejang (-)
Sistem
Serebrospinal
• pucat (-), leher tegang (-), akral hangat (-), kebiruan (-), nyeri dada (-)
Sistem
Kardiovaskuler
• sesak nafas (-), batuk berdahak (-), napas cuping hidung (-)
Sistem Respirasi
• kesulitan menelan (-), mual (-), muntah (-), makan/minum tersedak (-), BAB dbn
Sistem
Gastrointestinal
• rasa jimpe (+), kelemahan anggota gerak (+/-), otot mengecil (-).tungkai bengkak (-), pegal (+), linu (+)
Sistem
Musculoskeletal
• Warna kulit sawo matang, ruam (-), gatal (-), perdarahan dibawah kulit (-)
Sistem
Resume Anamnesis
•
Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang dengan keluhan ±
4 jam SMRS pasien mengalami kelemahan anggota gerak
kanan, muncul secara perlahan, pada saat pasien
beraktivitas. Tiba-tiba pasien terduduk karena anggota
gerak kanan lemah dan terasa berat. Pasien masih dapat
berjalan dengan bantuan, dengan menyeret kaki kanannya.
•
Pada hari pemeriksaan, keluhan utama pasien: Kelemahan
anggota gerak kanan (+), disertai jimpe-jimpe.
•
Riwayat dahulu didapatkan hipertensi, baru diketahui oleh
pasien1 bulan terakhir, pasien tidak rutin berobat.
•
Riwayat Kebiasaan pasien adalah merokok, diakui sejak
pasien remaja, 1 hari menghabiskan ± 1 bungkus/12
batang. Pasien juga jarang berolahraga.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Presens
•
Keadaan Umum : Cukup
•
Kesadaran
: Compos mentis, GCS 15 (E
4V
5M
6)
Vital Sign
•
Tekanan darah
: 150/60mmHg
•
Nadi
: 96 x/menit
•
RR
: 28 x/menit
•
Suhu
: 36,7
0C
•
BB
: 58 Kg
•
TB
: 155 cm
Status Lokalis
• Ukuran/Bentuk:
normocephal/
mesocephal,
deformitas (-),
hematoma (-)
Kepala
• CA (-/-), edema
palpebra (-/-),
• Pupil: bentuk
bulat , D= 3mm,
isokor, reflek
cahaya (+/+),
isokor, eye
movement (+)
Mata
• Bentuk normal
• Pembesaran
KGB (-)
• JVP meningkat
(+5)
Leher
Abdomen
–
Cara berpikir : baik
–
Orientasi
: baik
–
Perasaan hati : baik
–
Tingkah laku : normoaktif
–
Ingatan
: baik
–
Kecerdasan : baik
STATUS NEUROLOGI
• Kuantitatif: GCS: E4V5 M6 • Kesadaran: Compos MentisKesadaran
• Sikap : Normal • Pergerakan : bebas • Bentuk vertebra : Normal • Bising karotis : (-/-) • Bising subklavia : (-/-) • Tes nafziger : (-) • Tes valsava : (-)Leher
• Kaku kuduk : (-)• Brudzinski I : (-) • Brudzinski II : (-) • Brudzinski III : (-) • Brudzinski IV : (-)
Meningeal
Sign
Nervi Cranialis
•
N. I (Olfaktorius)
•
N. IV (Troklearis)
•
N. VI (Abducens)
•
N. VII (Facialis)
Kerutan kulit dahi + / +
Kedipan mata + / + Lipatan naso-labial + / + Sudut mulut + / + Mengerutkan dahi + / + Mengerutkan alis + / + Menutup mata + / + Meringis + / + Menggembungkan pipi + / + Tiks fasial / -Lakrimasi + / +
Daya kecap lidah 2/3 depan + / +
Refleks Gabella /
-Tanda Chovstek /
•
N. IX (Hipoglossus)
•
N. XI (Ascessorius)
PEMERIKSAAN MOTORIK
Koordinasi, Langkah dan
Keseimbangan
•
Cara berjalan
: N
•
Tes Romberg
: (-)
•
Diadokokinesis
: (-)
•
Finger to finger test
: (+)
•
Finger to nose test
: (+)
•
Nose finger to nose test
: (+)
•
Ataksia
: (-)
•
Dismetri
: (-)
•
Nistagmus
: (-)
• Tremor (-)
• Atetosis (-)
Gerakan Abnormal
:
• Miksi : dbn
• Defekasi : dbn
• Keringat berlebihan : (-)
• Berdebar – debar : (-)
Fungsi Otonom :
Resume Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6 2) Vital Sign, TD: 150/60mmHg, N:96 x/menit, RR:28 x/menit, S: 36,7°C 3) Pupil: bentuk bulat, D= 3mm, isokor, reflek cahaya (+/+), 4) JVP meningkat (+5), Pemeriksaan Thoraks : kesan batas jantung melebar 5) Nervi cranialis: parese N.I (N.Olfactorius) 6) Gerakan : Terbatas/Bebas Terbatas/Bebas Kekuatan otot: 444/555 444/555 7) Tonus R.Fisiologi 8) R.Patologi : Babinski (-/-) 9) Meningeal Sign : Kaku kuduk (-) ↑ + ↑ + ↑ + ↑ +DIAGNOSIS AKHIR
• Hemiparese Dekstra lesi UMN
• Hemihipestesia Dextra
Diagnosis
Klinis
• Lobus parietalis hemisferium cerebri sinistra
sesuai vaskularisasi a.cerebri media
Diagnosis
Topik
• Stroke Ischemic
• DD: PRIND
Diagnosis
Etiologi
• Hipertensi stage II
• HHD Compensata
Diagnosis
lain
USULAN PEMERIKSAAN
EKG
Head
CT Scan/
Arteriografi
Foto Rontgen
Thoraks PA
PENATALAKSANAAN
• Monitor keadaan umum dan vital sign / 8 jam • Monitor intake makanan Penatalaksanaan Umum • Infuse RL 20tpm • Inj. Neurobat F 1amp/24jam (drip) • Inj. Citicoline 500mg/12jam • Inj.Ranitidin 1amp/12jam • Meloxicam tab 2x1 • Clopidogrel tab 1x75mg
Medikamentosa
• Diet rendah garam • Restorasi/ rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien): Fisioterapi, terapi okupasiNon-Medikamentosa
PROGNOSIS
Death :dubia
ad bonam
Disease :dubia
ad bonam
Disability
:dubia ad
bonam
Discomfort
:dubia ad
bonam
Dissatisfaction
:dubia ad
bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh
sumbatan
pada
pembuluh
darah
servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak
oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis,
emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik
yang menimbulkan gejala serebral fokal,
terjadi mendadak, dan tidak menghilang
dalam waktu 24 jam atau lebih (Goetz, 2007).
Penyebab Stroke Infark
Klasifikasi
• Defisit neurologis akan menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam.
TIA
(Transient Ischemic Attack)
• Defisit neurologis akan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam tapi kurang dari 21 hari
RIND
(Reversible Ischemic Neurologik Deficit)
• Defisit neurologi berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai menjadi berat.
Progressing Stroke (Stroke in Evolution)
• Kelainan neurologis sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.
Faktor Resiko Stroke Infark
Tidak dapat dimodifikasi • Usia
• Jenis Kelamin
• Faktor genetik atau keturunan
• Ras atau etnik
Dapat Dimodifikasi • Hipertensi • Diabetes melitus • Dislipidemia • Alkohol • Kelainan Anatomis • Penyakit jantung • TIA • Merokok • Kurang aktivitas fisik
• Stress fisik dan mental Faktor Risiko Tambahan • Lipoprotein (a)/Lp (a) • LDL yang teroksidasi • Inflamasi dan infeksi • Hiperhomosisteine mi
GEJALA KLINIS
• Baal atau lemas mendadak di
wajah,
lengan,
atau
tungkai,
terutama di salah satu sisi tubuh
• Gangguan
penglihatan
seperti
penglihatan ganda atau kesulitan
melihat pada satu atau kedua mata
• Hilangnya
keseimbangan
atau
koordinasi
• Dan nyeri kepala mendadak tanpa
sebab yang jelas (Hartwig, 2006).
Defisit neurologik yang terjadi tergantung dengan area jaringan
otak yang mengalami iskemik. Tanda dan gejala yang timbul
sesuai dengan pembuluh darah yang terlibat (Wilkinson dan
Lennox, 2005) :
Arteri serebri
media
• Hemiparesis
atau
monoparesis
kontralateral.
• Afasia globa
• Disleksia,
disgrafia,
diskalkulia
Arteri serebri
anterior
• Kelemahan
kontra lateral,
terutama
pada daerah
tungkai
• Ganguan
sensorik
kontralateral
Arteri serebri
posterior
• Kelumpuhan
saraf otak
ke-3
hemianopsia
• Hemiparesis
Arteri vertebrobasiler
• Penglihatan ganda (
nervus III,IV dan VI)
• Rasa baal di wajah
(nervus V)
• Kelemahan pada bagian
wajah ( nervus VII)
• Vertigo ( nervus VIII)
• Disfagia ( nervus IX dan X)
• Disartria
• Ataxia
• Kelemahan pada
ekstremitas
Serangan
stroke jenis apa pun akan menimbulkan
defisit
neurologis yang bersifat akut (De Freitas
et al., 2009)
PATOGENESIS
Infark serebri
Terjadi bila suatu daerah
diotak mengalami iskhemia
dan nekrosis
Akibat berkurangnya aliran
darah keotak sampai dibawah
level kritis yang dibutuhkan
untuk kehidupan sel.
Stroke Ischemic
Thrombosis
serebri
DIAGNOSIS KLINIS
•
Untuk menegakkan diagnosis stroke, terlebih
dahulu dilakukan anamnesis mengenai gejala
awal, perkembangan gejala, riwayat penyakit
sebelumnya, faktor risiko yang ada, pengobatan
yang sedang diajalani. Berikutnya adalah
melakukan pemeriksaan neurologis lengkap
untuk mengetahui kemungkinan letak lesi.
•
Pemeriksaan
CT Scan kepala merupakan
pemeriksaan gold standar untuk menegakkan
diagnosis stroke (Rumantir, 2007).
•
Diagnosis stroke emboli biasanya ditegakkan
secara inferensi. Pada beberapa kasus
ditemukan adanya obstruksi arteri melalui
pemeriksaan arteriografi. Penemuan yang
mendukung ke arah diagnosis stroke emboli
adalah awitan yang akut dan ditemukannya
sumber emboli (Harsono, 2005).
DIAGNOSIS BANDING
Ensefalitis,
meningitis,
Migrain
Neoplasma
otak
Perdarahan
subaraknoid
Hematoma
subdural
Kedaruratan
hipertensif
Transient
Ischemic
Attack
(TIA)
Roentgen Toraks
Elektrokardiografi
CT Scan / MRI otak
Duplex sonografi
Karotis/ Trans
Cranial Doppler
(atas indikasi)
MRA (atas indikasi)
EEG (atas indikasi)
Laboratorium
• Pemeriksaan darah
perifer lengkap,laju
endap darah, hitung
trombosit, masa
perdarahan, masa
pembekuan.
• Gula darah dan profil
lipid
• Ureum, kreatinin, asam
urat, kolesterol total:
HDL/LDL, trigliserida,
fungsi hati : SGOT/SGPT,
urin lengkap
• Bila perlu pemeriksaan
gas darah dengan
elektrolit (Natrium,
Kalium)
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Umum
Pengobatan
Khusus
Rehabilitasi
Pengobatan Umum Stroke Infark
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau
salin isotonik.
Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari
penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten).
Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi.
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai gejala.
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus
dicari penyebabnya.
Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan melalui slang nasogastrik.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan
500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥ 110 mmHg.
Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta,
penyekat ACE, atau antagonis kalsium.
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik ≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) ≥
130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal.
Dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat
diberikan larutan hipertonik (NaCl 3%) atau furosemid.
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena
rebound atau keadaan umum memburuk,
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin,
Pengobatan Khusus
Ditujukan untuk reperfusi
dengan pemberian
antiplatelet seperti aspirin
dan anti koagulan, atau yang
dianjurkan dengan
trombolitik rt-PA
(recombinant tissue
Plasminogen Activator).
Dapat juga diberi agen
neuroproteksi, yaitu sitikolin
atau pirasetam (jika
didapatkan afasia).
PENCEGAHAN
Prevensi
sekunder.
Prevensi primer
PROGNOSIS
10% penderita stroke mengalami pemulihan hampir sempurna 25% pulih dengan kelemahan minimum 40% mengalami pemulihan sedang sampai berat tidakmembutuhkan perawatan khusus
10% membutuhkan perawatan oleh perawat
pribadi dirumah atau fasilitas perawatan jangka panjang lainnya
15% langsung meninggal setelah
BAB III
PEMBAHASAN
• Pasien Tn. P S, usia 70
tahun, datang ke rumah
sakit dengan keluhan
mengalami kelemahan
anggota gerak kanan
• RPD: hipertensi, baru
diketahui oleh pasien 1
bulan terakhir, pasien
tidak rutin berobat.
• Riwayat Kebiasaan
pasien adalah merokok
(+), pasien juga jarang
berolahraga
Anamnesis
• Vital Sign, TD:
150/60mmHg, N:96
x/menit, RR:28 x/menit,
S: 36,7°C
• JVP meningkat (+5),
Pemeriksaan Thoraks :
kesan batas jantung
melebar
Vital Sign dan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologi
•
Nervi cranialis: parese N.I (N.Olfactorius)
•
Gerakan : Terbatas/Bebas
Terbatas/Bebas
•
Kekuatan otot: 444/555
444/555
•
Tonus
:↑/+
R.Fisiologi : ↑/+
↑/+
↑/+
•
R.Patologi : Babinski (-/-)
Faktor Resiko
Hipertensi
Merokok
Hipertensi
Hipertensi menurut JNC (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure) VII didefinisikan sebagai keadaan dimana tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, merupakan faktor risiko yang dapat diubah dan sangat penting untuk stroke.
Hipertensi kronik akan menyebabkan perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi
penyempitan pembuluh darah.
Hipertensi juga merupakan salah satu penyebab jejas endotel selain karena hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, rokok dan infeksi kronis.
Jejas endotel kronik atau berulang merupakan hal pokok yang mendasari
terbentuknya aterosklerosis
Endotel yang rusak menyebabkan timbulnya agregrasi trombosit. Trombosit akan melepaskan enzim,
adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi.
Sumbatan fibrinotrombosit ini dapat terlepas dan membentuk emboli atau
dapat tetap tinggal di tempat dan menjadi trombus yang merupakan
Merokok
•
Merokok adalah faktor risiko potensial pada
stroke iskemik (Manolio et al, 1996, Rodriguez
et al, 2002).
•
Merokok meningkatkan risiko stroke melalui
efek terbentuknya trombus dan pembentukan
aterosklerosis pada pembuluh darah (Burns,
2003).
Usia
•
Risiko stroke meningkat dua kali lipat ketika
seseorang berusia lebih dari 55 tahun,
begitupun angka kematian akibat stroke
meningkat seiring bertambahnya usia.
•
Stroke paling sering terjadi pada usia lebih
dari 65 tahun, tetapi jarang terjadi pada usia
dibawah 40 tahun (Japardi, 2002).
Jenis Kelamin
•
Stroke lebih sering terjadi pada pria.
Diperkirakan bahwa insidensi stroke pada
wanita lebih rendah dibandingkan pria, akibat
adanya estrogen yang berfungsi sebagai
proteksi pada proses aterosklerosis (Japardi,
2002).
Stroke Infark
Cephalgia (-), penurunan kesadaran (-), refleks babinski (-)
Algoritme Stroke Gajah Mada
Pemeriksaaan Nervi Cranialis
Pada pemeriksaan N I didapatkan
parese N. I dextra tipe central
(UMN). Pada lesi UMN, didapatkan
gangguan sensorik penciuman
terhadap bahan (teh dan kopi) pada
sisi dextra pasien tidak mampu
membedakan bau Kopi dan Teh
Trombolisis
American Heart Association dan American
Academy of Neurology merekomendasikan
penggunaan rtPA sebagai trombolisis
untuk terapi stroke dalam 3 jam setelah
onset gejala atau selama tidak terdapat
kontraindikasi (misal : nilai laboratorium
yang tidak normal, tekanan darah tinggi,
atau riwayat
Terapi trombolisis digunakan untuk
melarutkan sumbatan arteri (trombus atau
emboli) dan memulihkan kembali aliran
darah ke area otak yang iskemik sebelum
Neuroproteksi
Pada stroke iskemik akut, dalam
batas-batas waktu tertentu
sebagian besar cedera sel saraf
dapat dipulihkan. Tujuan terapi
neuroproteksi adalah untuk
menghambat jaringan yang
iskemik menjadi infark.
Beberapa obat untuk
neuroproteksi diantaranya
citicholin, pirasetam, nimodipin
Anti Agregrasi
Trombosit
Pemberian anti agregrasi
trombosit bertujuan untuk
meminimalisasi perluasan atau
mencegah pembentukan
gumpalan darah baru.
Obat yang termasuk anti agregrasi
trombosit diantaranya
aspirin,clopidogrel dan
dipiridamol.
Pengobatan Post Stroke
Kontrol faktor resiko
Pemberian obat2
anti‐thrombotik
Pemberian
antikoagulansia :
Fisioterapi /
rehabilitasi
Prognosis Stroke Ischemic
•
Stroke dapat mempengaruhi tidak hanya pada fisik pasien,
tetapi mental dan emosional atau kombinasi ketiganya. Efek
dari stroke tergantung ukuran dan lokasi lesi di otak. Beberapa
kecacatan yang diakibatkan oleh stroke diantaranya paralisis,
mati rasa, gangguan bicara dan gangguan penglihatan
•
Umur : prognosis jelek pada usia lanjut.
•
Spasme, hipertensi, dan perdarahan ulang, semuanya
merugikan bagi prognosis
Daftar Pustaka
• Adams DH, Shaw S. Leukocyte-endothelial interactions and regulation of leukocyte migration.
Lancet 1994; 343: 831-836.
• AHA (American Heart Association/American Council on Stroke). Guidelines for Prevention of
Stroke in Patients with Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack. Stroke 2006;37:577-617.
• Albers GW, Caplan LR, Easton JD, et al.; for the TIA Working Group. Transient ischemic attack:
proposal for a new definition. N Engl J Med .2002;347:1713-1716.
• Becker KJ. Inflammation and acute stroke. Curr Opin Neurol. 1998;11:45-49
• Brown, M.M. Stroke : Epidemiology and Clinical Features. Medicine Int .2000. 4: 45-52.
• Burns DM. Epidemiology of smoking-induced cardiovascular disease. Prog. Cardiovasc. Dis.,
2003.46: 11- 29.
• Bustan, MN. Epidemiologi: Penyakit tidak menular. Jakarta:Rineka Cipta .2007.hal 79-99
• Challa V. Atherosclerosis of the Cervicocranial arteries. In Toole JF (ed) Cerebrovascular
disorders. 5th edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 1999.
• Cheung BM, Lauder IJ, Lau CP, Kumana CR. Meta-analysis of large randomized controlled trials
to evaluate the impact of statins on cardiovascular outcomes. Br J Clin Pharmacol 2004;57:640-651.