• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEARN ABOUT STROKE pdf

N/A
N/A
AKIM WONG

Academic year: 2024

Membagikan "LEARN ABOUT STROKE pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STROKE

Oleh

RAYLIA NIM. 23010178 Kelas : I A Keperawatan

DOSEN PEMBIMBING: SYAHBUDIN S.Sit .M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Sebelumnya Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi kewajiban penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah yang telah diembankan.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada yang telah membantu hingga terselesainya penulisan makalah ini, hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa yang sanggup membalasnya.

Adapun harapan penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan. Penulis menyadari bahwa makalah penulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sigli, Februari 2024 Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Tujuan Penulisan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A.Definisi Stroke ... 2

B.Penyebab Stroke ... 3

C.Patofisiologi Stroke ... 4

D.Manifestasi Klinis SOPK ... 5

E.Pemeriksaan Penunjang Stroke ... 6

F. Pengobatan Stroke ... 7

BAB III PENUTUP ... 9

A.Kesimpulan ... 9

B.Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke adalah kondisi medis yang serius dan menjadi penyebab utama kematian serta kecacatan di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terjadi jutaan kasus baru stroke, yang berdampak pada berbagai kelompok usia termasuk mereka yang relatif muda.

Stroke juga memiliki dampak yang signifikan pada individu dan masyarakat, baik secara fisik, psikologis, maupun ekonomi (Susilawati & Nurhayati, 2018).

Pasca-stroke, individu sering mengalami gangguan mobilitas, komunikasi, dan fungsi kognitif, yang bisa membatasi kemandirian mereka dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, stroke juga dapat menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga dan hubungan sosial, serta menimbulkan beban finansial yang besar bagi individu maupun sistem kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai faktor risiko, gejala, diagnosis, dan pengobatan stroke menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan dan manajemen kondisi ini (Junaidi & Tandung, 2021).

B. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang stroke, meliputi definisi, penyebab, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, serta terapi terkini. Informasi ini diharapkan dapat melengkapi dasar ilmu biometri.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Stroke

Stroke, juga dikenal sebagai cerebrovascular accident (CVA), adalah kondisi medis yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau terputus tiba-tiba. Hal ini dapat disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Dalam stroke iskemik, pembuluh darah yang mengalir ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau plak lemak, menyebabkan area otak tertentu kekurangan oksigen dan nutrisi. Sementara itu, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah pecah, menyebabkan perdarahan dalam otak dan kerusakan pada jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terpengaruh. Kedua jenis stroke ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berpotensi mengakibatkan kecacatan fisik, gangguan bicara, atau bahkan kematian (Satyanegara, 2019).

Stroke adalah suatu keadaan medis yang terjadi ketika terjadi gangguan pada pasokan darah ke otak, mengakibatkan kematian sel-sel otak dalam waktu singkat. Dalam stroke, area otak yang terkena dapat mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, sehingga menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak. Hal ini dapat terjadi karena penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, kolesterol, atau plak lemak (stroke iskemik), atau akibat pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan perdarahan di dalam

(6)

otak (stroke hemoragik). Konsekuensi dari stroke dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran area otak yang terkena serta seberapa cepat penanganan medis diberikan (Hamzah et al., 2022).

B. Penyebab Stroke

Penyebab stroke bisa sangat bervariasi, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori utama: stroke iskemik dan stroke hemoragik. Uraiannya dapat dijelaskan dalam paragraf di bawah ini (Nasution, 2021);

1. Stroke Iskemik: Penyebab utama stroke iskemik adalah penyumbatan pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh (Oktaria & Fazriesa, 2017):

a. Trombosis: Pembentukan bekuan darah (trombus) di dalam pembuluh darah otak atau di tempat lain dalam tubuh yang kemudian mencapai otak.

b. Embolisme: Bekuan darah, potongan plak lemak, atau benda lainnya yang terbawa oleh aliran darah dari tempat lain (biasanya jantung atau pembuluh darah besar di leher) dan kemudian tersangkut di pembuluh darah otak yang lebih kecil.

c. Penyempitan Pembuluh Darah: Penyumbatan darah bisa juga disebabkan oleh penyakit pembuluh darah, seperti aterosklerosis, yang menyebabkan penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah, menyempitkan saluran darah, dan akhirnya menghambat aliran darah ke otak.

(7)

2. Stroke Hemoragik: Penyebab utama stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di otak, menyebabkan darah keluar dan menekan jaringan otak. Faktor risiko yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak meliputi:

a. Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.

b. Trauma Kepala: Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak

c. Penyakit Pembuluh Darah: Penyakit yang melemahkan dinding pembuluh darah, seperti aneurisma (pembengkakan pembuluh darah), dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik.

Selain faktor-faktor tersebut, ada juga faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke, termasuk gaya hidup yang tidak sehat (seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan tidak seimbang), kurangnya aktivitas fisik, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

C. Patofisiologi Stroke

Patofisiologi stroke melibatkan gangguan pada aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak. Pada stroke iskemik, pembuluh darah yang mengalir ke otak tersumbat oleh bekuan darah atau plak lemak, mengakibatkan kurangnya aliran darah dan oksigen ke area otak tertentu. Akibatnya, sel-sel otak mengalami kerusakan dan kematian dalam

(8)

waktu singkat. Sedangkan pada stroke hemoragik, pecahnya pembuluh darah di otak menyebabkan darah mengalir ke dalam jaringan otak, menekan area sekitarnya, dan mengganggu fungsi normal otak. Kedua jenis stroke ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berpotensi mengakibatkan cacat fisik, gangguan bicara, gangguan kognitif, atau bahkan kematian (Price &

Wilson, 2019).

D. Manifestasi Klinis SOPK

Manifestasi klinis stroke dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran area otak yang terkena, serta jenis stroke yang terjadi. Namun, gejala umum yang sering terjadi pada stroke meliputi (Sukemi, 2019):

1. Kelumpuhan atau Lemah pada Satu Sisi Tubuh: Salah satu gejala paling umum dari stroke adalah kelumpuhan atau kelemahan tiba-tiba pada satu sisi tubuh, yang bisa mempengaruhi wajah, lengan, atau kaki. Ini sering terjadi secara sepihak, yang berarti hanya satu sisi tubuh yang terkena dampaknya

2. Gangguan Bicara atau Pemahaman: Stroke dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berbicara atau memahami bahasa, yang dikenal sebagai afasia. Ini bisa berupa kesulitan dalam menemukan kata-kata, gagap dalam berbicara, atau kesulitan memahami percakapan.

3. Gangguan Penglihatan: Gejala penglihatan yang umum pada stroke termasuk penglihatan ganda, kehilangan penglihatan sebagian atau sepenuhnya pada satu atau kedua mata, atau kesulitan memusatkan pandangan.

(9)

4. Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi: Stroke dapat menyebabkan masalah dengan keseimbangan dan koordinasi tubuh, yang dapat mempengaruhi kemampuan berjalan atau melakukan aktivitas fisik lainnya.

5. Sakit Kepala yang Parah: Terkadang, stroke dapat disertai dengan sakit kepala parah, yang bisa menjadi gejala dari perdarahan di dalam otak.

6. Kehilangan Kesadaran: Pada beberapa kasus, stroke dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau pingsan, terutama jika terjadi perdarahan otak yang signifikan.

7. Gangguan Fungsi Kognitif: Stroke juga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif, seperti kebingungan, kesulitan memproses informasi, atau perubahan dalam perilaku dan kepribadian.

Gejala stroke dapat muncul tiba-tiba dan membutuhkan penanganan medis segera. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala- gejala tersebut, segera hubungi layanan darurat untuk penanganan yang cepat dan tepat.

E. Pemeriksaan Penunjang Stroke

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis stroke melibatkan serangkaian tes dan prosedur medis. Salah satu pemeriksaan utama adalah tomografi komputer (CT) scan otak, yang membantu dalam mendeteksi adanya perdarahan, pembengkakan, atau area kerusakan otak lainnya yang dapat disebabkan oleh stroke. Hasil CT scan otak ini seringkali memberikan informasi yang penting dalam menentukan jenis stroke yang terjadi (Susilawati &

Nurhayati, 2018).

(10)

Selain itu, magnetic resonance imaging (MRI) otak juga sering dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dan mendalam tentang kondisi otak pasien, membantu mengidentifikasi area kerusakan dan mengevaluasi tingkat kerusakan jaringan otak yang mungkin terjadi. Selain CT scan dan MRI, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan termasuk angiografi otak untuk mengevaluasi kondisi pembuluh darah otak, electroencephalogram (EEG) untuk memantau aktivitas listrik otak, dan pemeriksaan darah untuk menilai faktor risiko yang terkait dengan stroke seperti kadar gula darah, kolesterol, dan fungsi koagulasi darah. Kombinasi dari pemeriksaan- pemeriksaan ini membantu tim medis dalam menegakkan diagnosis stroke secara akurat dan merencanakan penanganan yang tepat bagi pasien (American Heart Association, 2021).

F. Pengobatan Stroke

Pengobatan stroke, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis, memiliki peran penting dalam manajemen kondisi ini. Secara farmakologis, terapi trombolitik seperti alteplase dapat diberikan pada kasus stroke iskemik yang memenuhi kriteria tertentu dan jika diberikan dalam waktu yang sangat cepat setelah munculnya gejala. Selain itu, obat antiplatelet seperti aspirin atau antikoagulan seperti warfarin atau rivaroxaban dapat diresepkan untuk mencegah pembekuan darah baru atau mengurangi risiko pembekuan darah pada pasien dengan stroke iskemik atau penyakit pembuluh darah lainnya (Maria, 2021).

(11)

Selain pengobatan farmakologis, pengobatan nonfarmakologis juga penting dalam manajemen stroke. Ini termasuk rehabilitasi fisik, terapi bicara, dan terapi okupasional untuk membantu pemulihan pasien dan mengurangi dampak stroke terhadap kehidupan sehari-hari mereka. Modifikasi gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengatur diet yang sehat, dan meningkatkan aktivitas fisik, juga merupakan bagian penting dari manajemen jangka panjang untuk mengurangi risiko kekambuhan stroke. Kombinasi pengobatan farmakologis dan nonfarmakologis ini bertujuan untuk memaksimalkan pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang mengalami stroke (Junaidi &

Tandung, 2021).

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Stroke merupakan kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera. Dengan pemeriksaan penunjang yang tepat dan pengobatan yang sesuai, seperti terapi trombolitik dan rehabilitasi, pasien dapat mengalami pemulihan yang lebih baik. Penting untuk menerapkan modifikasi gaya hidup untuk mencegah kekambuhan dan meminimalkan risiko stroke.

B. Saran

Untuk pengobatan stroke, segera cari bantuan medis dan pertimbangkan terapi trombolitik jika sesuai. Pemulihan fisik dan terapi bicara juga penting.

Untuk pencegahan, pertahankan tekanan darah sehat, kendalikan diabetes, hentikan merokok, konsumsi makanan sehat rendah lemak jenuh dan garam, tingkatkan aktivitas fisik, dan pantau kadar kolesterol. Rutin periksa kesehatan, kenali gejala stroke, dan segera reaksi jika diperlukan. Tindakan ini dapat membantu mengurangi risiko dan dampak stroke serta meningkatkan kualitas hidup.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2021). Heart disease and stroke statistic. Diambil dari http://circ.ahajournals.org/content/124/I/E2/T29.expansion.html

Hamzah, Akbar, H., Faisal, Rafsanjani, Sartika, Sinaga, A. H., & Hidayani, W. R.

(2022). Teori Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Pidie: Penerbit Muhammad Zaini.

Junaidi, I., & Tandung, D. (2021). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta:

Andi Offset.

Maria, I. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Asuhan Keperawatan Stroke. Sleman: Budi Utama.

Nasution, H. (2021). Kupas Tuntas Penyakit Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Oktaria, D., & Fazriesa, S. (2017). Efektivitas Akupuntur untuk Rehabilitasi Stroke. Jakarta: Grafindo Persada.

Price, & Wilson. (2019). Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Satyanegara. (2019). Ilmu Bedah Saraf (Edisi Empa). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukemi. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat Terapi Pemeliharaan Stroke pada Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Moewardi Surakarta Tahun 2018.

Susilawati, & Nurhayati. (2018). Faktor Resiko terjadinya Stroke. Jakarta: Grafiti Press.

Referensi

Dokumen terkait

Stroke hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak mengalami.. hipoksia karena darah tidak dapat mengalir

Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat trombus (bekuan darah di arteri serebri) atau embolus (bekuan darah yang berjalan ke otak dari tempat

§ Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah

Stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik, stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang mensuplai ke otak terhambat oleh gumpalan

Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis,

Menurut Muttaqin (2008), stroke hemoragik merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada

Beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan

 Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagaian sel – sel otak mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak..  Aliran