• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Jurnal Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam ISOLASI SENYAWA FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG UNGU (Solanum me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian Jurnal Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam ISOLASI SENYAWA FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG UNGU (Solanum me"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

187 ISOLASI SENYAWA FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK

ETANOL BUAH TERONG UNGU (Solanum melongena L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Eirene E. L. Sailan1, Lolita A. M. Parera2, Jasman3

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Undana e-mail: lolita.parera@yahoo.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi senyawa fenolik dan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah terong ungu terhadap Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol buah terong ungu, menguji aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh ekstrak etanol buah terong ungu, dan menentukan konsentrasi ekstrak etanol buah terong ungu yang paling baik dan berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan E. coli. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksan dan etanol. Terhadap ekstrak etanol buah terong ungu dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa fenolik yang terdapat didalamnya, kemudian diisolasi menggunakan teknik KLT dan KLTP. Proses pengujian antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan memvariasikan konsentrasi ekstrak menjadi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% terhadap E. coli, menggunakan amoxicillin sebagai kontrol positif, dan aquades sebagai kontrol negatif dengan tiga kali pengulangan, dan menggunakan coloni counter untuk mengukur zona hambat. Untuk melihat pengaruh antara variasi konsentrasi terhadap zona hambat, data yang didapat dianalisis menggunakan ANOVA satu jalur dengan taraf kesalahan 1%. Untuk melihat konsentrasi yang paling berpengaruh, data yang didapat dianalisis menggunakan uji lanjut Tukey dengan taraf 1%. Hasil uji fitokimia menunjukkan terdapat senyawa fenolik, sedangkan hasil uji antibakteri menunjukan bahwa konsentrasi ekstrak mampu menghambat pertumbuhan bakteri, dimana semakin besar konsentrasi, zona hambat pun semakin besar. Hasil analisis ANOVA satu jalur menunjukkan Fhitung > Ftabel sehingga membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan. Variasi konsentrasi terhadap diameter zona hambat, dan konsentrasi ekstrak etanol buah terong ungu yang paling baik dan berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan E. coli adalah konsentrasi 25%.

Kata Kunci: Aktivitas Antibakteri, Senyawa Fenolik, Escherichia coli, Solanum melongena L.

PENDAHULUAN

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah adalah terong ungu (Solanum melongena L.). Tanaman ini telah lama dikenal dan merupakan tanaman tropis yang berbentuk perdu dan mudah tumbuh. Buah terong ungu banyak digemari masyarakat karena rasanya lezat dan bergizi tinggi. Berdasarkan hasil pengujian, buah terong ungu mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,

fosfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin dan air (Rukmana, 1994). Selain sebagai bahan makanan, terong ungu bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit seperti kanker, hipertensi, hepatitis, diabetes, arthrithis, asma dan bronkitis (Persid dan Verma, 2014).

Khasiat terong ungu berhubungan dengan komponen kimia yang bersifat aktif yaitu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada buah terong ungu. Golongan senyawa metabolit sekunder dalam terong

(2)

188 ungu telah terbukti melalui beberapa

penelitian terdahulu mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan. Buah terong ungu memiliki potensi antioksidan, analgetik, hipolipidemik, serta antialergik disebabkan kandungan senyawa kimianya (Hastuti, 2007). Komponen kimia yang terkandung dalam terong ungu yaitu kompenen fenolik seperti kafeik, asam klorogenat, dan flavonoid yaitu nasunin (Tiwari, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Martiningsih, dkk (2014) menunjukkan bahwa senyawa fenolik dapat diisolasi dari buah terong ungu. Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang menempel pada cincin aromatik (Vermerris dan Nicholson, 2006). Senyawa fenolik seperti flavonoid memiliki potensi sebagai antimikroba, obat infeksi pada luka, anti jamur, anti virus, anti bakteri, anti hipertensi dan anti tumor (Sriningsih, 2008).

Banyak penyakit infeksi yang sering terjadi, dan disebabkan oleh bakteri yang bersifat patogen seperti Escherichia coli. Bakteri E. coli adalah anggota flora normal usus yang berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen- pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan (Ganiswarna, 1995). Namun E. coli menjadi patogen bila jumlahnya dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Infeksi bakteri E. coli dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti infeksi saluran kencing, diare, sepsis dan meningitis.

Upaya pengendalian bakteri patogen telah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, diantaranya dengan terapi antibiotik (Liana, 2010). Namun penggunaan antibiotik secara terus-menerus dengan dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan resistensi bakteri atau kebalnya bakteri terhadap obat-obatan antibiotik sehingga penyakit-penyakit yang disebabkan menjadi lebih serius dan menghasilkan tingkat kematian yang lebih besar daripada penyakit-penyakit yang dihasilkan sebelumnya (Green, 2005). Salah satu alternatif untuk menemukan agen antibakteri adalah dengan menggunakan obat tradisional seperti tanaman terong ungu. Oleh sebab itu diperlukan adanya pembuktian potensi dari buah terong ungu ini, agar dapat menjadi obat tradisional yang bermanfaat tentunya dan dapat diolah lebih lanjut.

METODE PENELITIAN Alat

Blender, toples ukuran 1L, ayakan 60 mesh, oven, kertas saring whatman 42, gelas ukur, corong, penangas air, batang pengaduk, rotary vacuum evaporator, labu takar, tabung reaksi, rak tabung reaksi, neraca analitik, kaca arloji, pipet tetes, mikropipet, aluminium foil, bejana kromatografi, gelas kimia, erlenmeyer, corong pisah, statif, cawan petri, inkubator, pinset, lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 366 nm, laminary air flow, kapas steril, jarum ose, seperangkat alat colony counter.

Bahan

Buah terong ungu, etanol, aquades, asam asetat, etil asetat, n-heksana, asam asetat glasial, metanol, larutan FeCl3 1%, plat silika gel, biakan murni Escherichia coli, medium Mueller Hington Agar, medium Nutrien Agar padat (NA), amoxicillin.

Prosedur Kerja Preparasi Sampel

Sampel buah terong ungu dibersihkan dari pengotor, diiris tipis kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung. Sampel dihaluskan dengan cara diblender kemudian diayak menggunakan ayakan 60 mesh agar diperoleh serbuk buah terong ungu. Serbuk ditimbang sebanyak 200 gram dan selanjutnya digunakan untuk ekstraksi

Ekstraksi Sampel

Sejumlah 200 gram sampel diekstraksi secara maserasi dengan n-heksan 600 mL selama 6 x 24 jam sehingga diperoleh ekstrak n-heksan dan ampas. Ampas yang diperoleh dikeringkan kemudian dimaserasi dengan menggunakan etanol 800 mL selama 6 x 24 jam. Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotari vakum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk proses fraksinasi. Fraksinasi

Pada proses ini dilakukan dengan caradiambil 10 mL ekstrak etanol pekat hasil meserasi kemudian dicampurkan dalam 10 mL air panas yang bersuhu 450C. Setelah itu

disaring dan di ekstraksi meserasi dengan pelarut petrolium eter dengan perbandingan

(3)

189 1:1 lalu didapatkan hasil fraksi air dan

petrolium eter. Setelah itu fraksi air yang telah dipisahkan di ekstraksi lagi dengan pelarut etil asetat dengan perbandingan yang sama yakni 1:1 lalu didapatkan hasil fraksi air dan etil asetat. Hasil fraksi etil asetat di pekatkan dengan rotari vakum evaporator. Uji Fitokimia Senyawa Fenolik

Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji fenolik dengan menggunakan pereaksi FeCl3.

Uji fenolik dilakukan dengan cara mengambil 2 mL sampel kemudian ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3. Adanya

senyawa fenol ditandai dengan munculnya warna hijau kehitaman atau biru.

Pemisahan Komponen Senyawa dengan Metode KLT

Pada proses kromatografi lapis tipis disediakan 4 buah plat KLT dan masing- masing plat dielusi dengan empat jenis eluen yang berbeda yaitu butanol : asam asetat glasial : air (4:1:5; 3:1:6), metanol: n-heksana (6:2) dan etanol : etil asetat (8:2). Plat dikeringkan pada suhu kamar dan diamati dibawah lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm. Warna noda (spot) yang terbentuk dicatat, kemudian diukur jarak yang ditempuh masing-masing Rf dari setiap spot. Pemisahan Komponen Senyawa dengan KLTP

Untuk pelaksanaan teknik kromatografi lapis tipis preparatif, larutan ditotolkan pada silika gel berukuran 20 x 20 cm untuk chamber kromatografi berukuran besar. Plat dielusi dengan eluen terbaik hasil KLT (eluen yang memberikan pemisahan terbaik) dan dibiarkan hingga pelarut bergerak mencapai garis batas atas plat. Plat dikeluarkan dan dikeringkan pada suhu kamar. Selanjutnya plat diamati dibawah lampu UV 254 nm. Noda (spot) yang diperoleh dikerok dan dilarutkan dalam etanol kemudian disaring sehingga diperoleh isolat.

Tahapan Identifikasi

Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder

Isolat yang diperoleh dari KLT preraratif diuji fitokimia menggunakan pereaksi warna untuk mengetahui komponen senyawa yang terkandung dalam isolat.

Tahapan Uji Aktivitas Antibakteri Medium Nutrient Agar (NA)

Sebanyak 20 gram dalam 1 liter aquadest dan dipanaskan sampai mengental dalam beker gelas sambil diaduk. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 30

menit.

Medium Mueller Hington Agar (MHA) Sebanyak 20 gram bubuk MHA dalam 1 liter aquades steril. Larutan dipanaskan sampai bubuk benar-benar larut dan berwarna kuning dalam beker gelas sambil diaduk. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 120C selama 30

menit.

Peremajaan Jamur Uji

Bakteri yang digunakan sebagai bakteri uji, diinokulasi dalam medium NA miring 5 ml dalam tabung reaksi menggunakan jarum ose, pada suhu 370C selama 24 jam,

menggunakan metode gores. Pembuatan Larutan kontrol

Antibiotik amoxcillin sebanyak 1 gram dilarutkan dalam aquades steril dengan menggunakan labu ukur sampai volumenya mencapai 100 ml agar didapati konsentrasi larutan sebesar 1 % gr/V. Larutan ini digunakan sebagai kontrol positif.

Pengujian Aktivitas dengan Metode Difusi Agar

Medium Mueller Hington Agar dituang dalam cawan petri steril masing- masing 10 ml dan dibiarkan hingga mengeras sebagai lapisan dasar. Sebanyak 5 ml Medium Mueller Hington Agar dengan suhu 45 – 48 0C

dicampur rata dengan bakteri, setelah dicampur rata dengan bakteri sampai volume 6 mL kemudian dihomogenkan, lalu dituangkan diatas lapisan dasar medium dan disebarkan secara merata menggunakan speader steril (metode Cawan tuang). Keatas permukaan masing-masing medium diletakkan 6 buah pecandang, dimana untuk masing-masing cawan berisi 3 ulangan untuk satu konsentrasi yang sama, kemudian kedalam masing-masing pecandang dalam cawan yang berbeda dimasukan 0,2 mL K+, K-, ekstrak 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

Selanjutnya diameter zona hambat atau jarak yang tidak ditumbuhi bakteri diukur dengan colouny counter.

(4)

190 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Sampel dengan Metode Maserasi Proses ekstraksi maserasi ini dilakukan secara bertahap menggunakan dua pelarut yang sifat kepolarannya berbeda. Pelarut yang pertama adalah n-heksana yang bersifat nonpolar dan yang kedua adalah etanol yang bersifat polar. Maserasi dengan pelarut n-heksana bertujuan untuk menghilangkan lemak dan pengotor yang terdapat didalam sampel sedangkan maserasi dengan etanol bertujuan untuk menarik senyawa polar termasuk senyawa fenolik. Ekstrak yang diperoleh berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 mL dan ekstrak etanol yang diperoleh berwarna hijau kehitaman sebanyak 270 mL. Ekstrak etanol kemudian diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary vacum evaporator untuk mendapatkan ekstrak etanol pekat buah terong ungu.

Fraksinasi

Tujuan fraksinasi ini dilakukan adalah untuk memisahkan senyawa nonpolar yang terdapat dalam ekstrak. Pada tahap ini, filtrat hasil evaporasi diambil 10 mL kemudian ditambahkan dengan 100 mL air panas dan diaduk sampai homogen, campuran disaring menggunakan kertas terdapat suatu senyawa fenol. Dari hasil uji fitokimia, dapat dilihat bahwa yang positif mengandung senyawa fenol adalah fraksi air-etanol. Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tinta pada ekstrak diakibatkan karena terbentuknya kompleks Fe3+ dengan fenol.

Fraksi air etanol selanjutnya digunakan dalam proses Kromatografi Lapis Tipis.

Pemisahan Komponen Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KLT analitik ini digunakan untuk mencari eluen terbaik dari beberapa eluen yang baik dalam pemisahan senyawa fenolik. Eluen yang baik adalah eluen yang bisa memisahkan senyawa dalam jumlah yang banyak ditandai dengan munculnya noda. Eluen yang digunakan yakni n-butanol- asam asetat-air (BAA) dengan perbadingan (4:1:5) dan (3:1:6); metanol : n-heksana (6:2) dan etanol : etil asetat (8:2). Pemilihan eluen didasarkan pada tingkat kepolaran eluen. Ada yang cenderung polar dan ada yang cenderung nonpolar.

Dari keempat variasi eluen yang telah digunakan dapat dilihat bahwa eluen yang

memberikan pemisahan terbaik adalah BAA dengan perbandingan (4:1:5). Hal ini ditunjukkan dengan noda hasil pemisahan berbentuk bulat utuh, tidak berekor dan nilai Rf-nya tidak terlalu besar sehingga dapat digunakan untuk analisis yang lebih lanjut pada KLT Preparatif.

Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu

Dugaan adanya gugus fenol ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru tinta, sehingga apabila uji fitokimia dengan FeCl3

memberikan hasil positif dimungkinkan dalam sampel terdapat senyawa fenol. Dari hasil uji fitokimia, dapat dilihat bahwa yang positif mengandung senyawa fenol adalah fraksi air-etanol. Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tinta pada ekstrak diakibatkan karena terbentuknya kompleks Fe3+ dengan fenol.

Fraksi air etanol selanjutnya digunakan dalam proses Kromatografi Lapis Tipis

Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP).

Eluen terbaik hasil pemisahan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) diaplikasikan pada kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Tujuan dilakukannya aplikasi KLTP adalah untuk mendapatkan isolat yang lebih banyak. Plat KLT yang digunakan pada aplikasi KLTP adalah plat KLT yang berukuran 20 x 20 cm. Ekstrak etanol buah terong ungu ditotolkan sepanjang plat dengan jarak 1 cm dari tepi bawah plat. Plat kemudian dielusi dengan eluen terbaik yaitu dengan perbandingan B:A:A (4:1:5). Setelah plat dielusi, plat dikeluarkan lalu dikeringkan pada suhu kamar dan noda yang terbentuk diamati dibawah lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm. Dari hasil pengamatan diperoleh noda berbentuk pita sebanyak 1 pita berwarna hijau dengan harga Rf sebesar 0,45. Spot yang terbentuk pada plat dikerok kemudian ditimbang dan diperoleh hasil sebanyak 0,34 gram. Hasil kerokan dilarutkan kedalam 10 mL etanol kemudian disaring dan diperoleh isolat.

Pengujian Aktivitas dengan Metode Difusi Agar

Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari senyawa fenolik yang berhasil diisolasi terhadap bakteri

(5)

191 Escherichia coli adalah metode difusi agar,

karena metode ini paling umum digunakan untuk menentukan suseptibilitas dari bakteri terhadap bahan yang diuji.

Medium yang digunakan adalah medium Nutrien Agar dan medium Mueller Hington agar. Kedua medium ini merupakan medium yang biasa digunakan untuk semua jenis jamur uji. Sejak proses pemasakan medium sampai pada pemanfaatan medium pada bakteri semua medium ditutup dengan kapas steril serta alat-alat yang dipakai disteril dengan autoklaf selama 3 jam dengan suhu 1500C agar semua alat dan bahan

terbebas dari mikroba pengganggu.

Bakteri yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli (E. coli). Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak yang mengandung senyawa fenolik terhadap bakteri uji E. coli berupa diameter zona hambat bakeri. Zona penghambat terhadap pertumbuhan bakteri dilaporkan sebagai diameter lingkaran yang berwarna bening, dengan terbentuknya zona bening ini mengidentifikasikan bahwa terjadinya aktivitas antibakteri. Data hasil pengukuran zona hambat disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakter Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu No

Konse ntrasi

esktak (%) Hambatan (mm) E. Diameter Zona

coli Pengulangan Rata – Rata (mm) I II III 1 5 11,9 13,0 12,6 12,500 2 10 13,7 13,3 13,3 13,433 3 15 14,1 13,7 13,7 13,833 4 20 14,8 14,1 14,4 14,433 5 25 15,2 14,8 15,2 15,067 6 K+ 15,2 17,4 17,8 16,800 7 K- 10,4 10,4 12,2 13,667

Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa konsentrasi ekstrak mampu menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini dapat dilihat dari diameter zona hambat yang terbentuk oleh larutan ekstrak. Semakin besar konsentrasi menunjukan bahwa diameter daerah hambat pertumbuhan bakteri semakin besar pada bakteri uji, hal ini sejalan dengan pendapat dari Pelczar dan Chan (1988) yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu antibakteri yang digunakan maka akan semakin cepat bakteri yang terbunuh atau terhambat pertumbuhannya. Namun, senyawa fenolik hasil isolasi dari buah terong ungu memiliki kemampuan penghambatan yang kurang efektif karena memiliki diameter zona hambat yang lebih kecil dibandingkan dengan diameter zona hambat oleh larutan kontrol positif namun masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Pengaruh senyawa fenol adalah dapat menyebabkan terganggunya fungsi dinding sel

sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik. Dengan terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel (Dewi, 2010). Fenol bersifat antibakteri karena dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses adsorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen pada asam amino sisi aktif enzim transpeptidase. Pada kadar rendah, terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami penguraian, diikuti penetrasi fenol kedalam sel yang menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis, serta mengubah permeabilitas membran bakteri (Ajizah, 2004). Data – data hasil pengukuran diameter zona hambat akan diuji kenormalannya menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh tersebut normal atau tidak.

(6)

192 ZonaHambat

N 21

Normal

Parameters(a) Std. Deviation Mean 13.867 1.8599 Most Extreme

Differences Absolute Positive .141 .141 Negative -.095 Kolmogorov-Smirnov Z .648 Asymp. Sig. (2-tailed) .795

Tabel 2. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Menggunakan SPSS 16

Hasil uji normalitas menggunakan SPSS 16 diperoleh nilai signifikansi 0,795 > 0,01 yang artinya data berdistribusi secara normal. Dengan hasil tersebut maka dapat dilakukan pengujian lebih lanjut dengan uji One Way ANOVA untuk pembuktian hipotesis H0 dan

H1.

Untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari besar konsentrasi terhadap konsentrasi ekstrak yang mengandung senyawa flavonoid, maka dilakukan uji hipotesis menggunakan analisis Varian satu jalur. Tabel penolong untuk anova saru jalur dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tabel Ringkasan Analisis Varian untuk Uji Hipotesis dengan ANOVA Satu Jalur

Kriteria pengujian hipotesisnya apabila harga FHitung lebih kecil atau sama dengan harga Ftabel (Fh≤ Ft) maka H0

diterima. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (m-1) = 7 – 1 = 6, dk penyebut = (N-m) = 20 – 6 = 14 dan taraf nyata (α) = 0,01, diperoleh nilai Ftabel = 4,46. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai FTabel < FHitung= 4,46 <

19,8 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara diameter zona hambat bakteri E. coli terhadap ekstrak etanol buah terong ungu.

Melihat tabel 3, dapat diketahui bahwa senyawa fenol yang diisolasi dari buah terong ungu memiliki pengaruh yang signifikan atau jelas terhadap pertumbuhan bakteri. Karena memiliki pengaruh yang signifikan, maka perlu dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test) menggunakan Uji Tukey pada taraf 1%.

Uji lanjut Tukey digunakan untuk melihat perlakuan mana yang memiliki efek yang sama atau berbeda secara nyata dan efek yang terkecil sampai efek yang terbesar antara satu dengan lainnya. Hasil analisis uji Tukey dengan SPSS 16 ditunjukan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Uji Tukey

Konsentrasi N 1 Subset for alpha =0.01 2 3 4

Kontrol - 3 11.000 5% 3 12.500 12.500 10% 3 13.433 13.433 13.433 15% 3 13.833 13.833 SV Dk Kuadrat Jumlah (JK) Mean Kuadrat (Mk) F Hitung Tot 20 69,19 19,8 Ant 6 61,91 10,3183333 Dal 14 9,38 0,52

(7)

193 Tukey

HSD 20% 25% 3 3 14.433 14.433 15.067 14.433 15.067

Kontrol + 3 16.800

Sig. .014 .063 .149 .017

Berdasarkan Tabel subset di atas dapat dijelaskan bahwa pasangan konsentrasi yang diuji memiliki perbedaan diameter zona hambat yang nyata bila terletak dalam kolom yang berbeda (α<0,01). Sebaliknya, tidak ada perbedaan nyata bila terletak di kolom yang sama (α>0,01).

Tabel 4. memperlihatkan bahwa yang memiliki pengaruh paling signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah kontrol positif dan diikuti konsentrasi ekstrak 25%. Hal ini terbukti dari pasangan konsentrasi yang tercantum pada tabel hasil analisis Tukey. Sedangkan hampir semua konsentrasi yang lain menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20% tidak menunjukan perbedaan yang nyata dalam mempengaruhi pertumbuhan bakteri E. coli. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan sebagai zat antibakterinya hampir sama. Konsentrasi 25% merupakan konsentrasi ekstrak yang paling baik dibanding konsentrasi ekstrak namun tidak terlalu berbeda dengan konsentrasi 20% sehingga dapat dikatakan aktivitas antibakterinya hampir sama.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Senyawa Fenolik dapat diisolasi dari ekstrak etanol buah terong ungu (Solanum melongena L.) dengan cara

ekstraksi maserasi dan pemurnian dengan perpaduan antara Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. 2. Ekstrak etanol buah terong ungu

(Solanum melongena L.) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang ditandai dengan terbentuknya zona bening. Variasi konsentrasi ekstrak etanol buah terong ungu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

3. Hampir semua konsentrasi ekstrak etanol buah terong ungu memiliki aktivitas antibakterial yang baik namun konsentrasi ekstrak yang paling berpengaruh dalam proses penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah konsentrasi 25%, namun tidak berbeda dengan konsentrasi 20% sehingga dapat dikatakan memiliki aktivitas antibakteri yang hampir sama.

SARAN

Berdasarkan penelitian ini, disarankan untuk perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jenis senyawa golongan fenol yang dapat bersifat sebagai antibakteri dalam ekstrak buah terong ungu (Solanum melongena L) dan dianalisis menggunakan IR, NMR, GC-MS untuk mengetahui strukturnya.

Daftar Rujukan

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Eksrak Daun Psidium guajava L. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Andriani. 2005. Escherichia coli 0157: H7 Penyakit Zoonosis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan Farida Ibrahim. Edisi Keempat. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Anwar, C. dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Dikti. UGM, Yogyakarta

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Biri, Larasita. 2016. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik pada Ekstrak Etanol Buah Terong

Ungu (Solanum Melongena L.). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, Kupang.

(8)

194 Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia,

Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ganiswarna S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi, ed. 4. UI-Fakultas Kedokteran, Jakarta.

Green. 2005. Terapi Herbal Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Greenwood. 1995. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial ant Chemoterapy. Addison Westley Longman Inc, San Fransisco, USA.

Hastuti, L. 2007. Terung. Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Medan. Hostettman, K., M. Hostettmann dan Marston. 1997. Cara Kromatografi Preparatif Menggunakan

Isolasi Senyawa Alam, diterjemahkan oleh Kosasih Padnawinata. Penerbit ITB, Bandung. Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N. Ornston. 1995.

Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa: Nugroho & R.F.Maulany). Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Liana, Ida. 2010. Aktivitas Antimikroba Fraksi Dari Ekstrak Metanol Daun Senggani (Melastoma candidum D. Don) Terhadap Staphylococcus aures Dan Salmonrlla typhimurim Serta Profil Kromatogradi Lapis Tipis Fraksi Teraktif. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Martiningsih, dkk. 2014, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.), Jurusan Analis Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Pelczar M. J. dan E. C. S. Chan.1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2, Terjemahan Ratna Sri Hadioetomo, dkk., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Persid, R., dan Verma, V.N. (2014). Photochemical Studies of Solanum melongena (Eggplant) Fruit by Flame Atomic Absorption Spectrometry. International Letters of Chemistry, Physics and Astronomy. 39: 211 - 218.

Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Terung. Kanisius, Yogyakarta. Sastrohamidjojo, H. 1995. Sintesis Bahan Alam. Fakultas MIPA UGM, Yogyakarta.

Sriningsih. 2008. Analisa Senyawa Golongan Flavonoid Herba Tempuyung (SonchusarvensisL.). www. indomedia. com/ intisari/ 1999/ juni/ tempuyung. htm. Diakses tanggal 21 November 2016.

Tiwari, A.z Jadon, R.S, Tiwari, P., Nayak, S., 2009. Phytochemical Investigation of Crown of Solanum melongena Fruit. Int. J. Phytomed, 19 – 10.

Vermerris W. dan Ralph Nicholson. 2006. Pheolic Compound Biochemistry. Netherlands : Springer. Pp : 24- 25

Gambar

Tabel  1.  Hasil  Uji  Aktivitas  Antibakter Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu  No
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Tukey

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu ada indikator pernyataan yang memiliki nilai terkecil dalam variabel persepsi kualitas yaitu indikator pernyataan X.2.1 yaitu “Memilih membeli sepatu Buccheri

There are two research questions: (1) What factors and whether the ratio of the balance sheet cash to the IPO proceed affect IPO under- pricing in Indonesia, and (2) What factors

dengan rendahnya persentase tiap indi- kator dari motivasi belajar yang ke- seluruhan indikator menyebutkan bahwa mayoritas siswa SMP di Kodya Yogyakarta belum merasakan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana makna yang terkandung dalam iklan rokok Djarum 76 versi

Hal ini terjadi karena perubahan dari analog ke digital membutuhkan upaya yang cukup besar dan menyuluruh, dan dengan demikian, akan memiliki dampak yang sangat signifikan

Seperti mendo’akan leluhur, tidak boleh mengambil pusaka-pusaka yang berada di tempat tersebut, membeli sesajen, dan ritual-ritual lainnya, dalam program acara Mister

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JURUSAN SENI RUPA. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

translation). Akibatnya, hasrat tidak akan pernah utuh, final, paripurna dan bulat. Pemenuhan suatu hasrat, hanya akan membawa sang subyek untuk memenuhi hasrat lainnya, dan