• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT.BPR KARANGWARU PRATAMA TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT.BPR KARANGWARU PRATAMA TAHUN 2020"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAPORAN PELAKSANAAN

TATA KELOLA

PT.BPR K ARANG W ARU PRA TAM A

(4)

LAPORAN TATA KELOLA

PT.BPR KARANGWARU PRATAMA

TAHUN 2020

BAB I

A. Pendahuluan

Untuk meningkatkan kinerja Bank dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada

industri perbankan, maka kepada BPR diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan

usahanya dengan berpedoman pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang meliputi 5

(lima) pilar utama yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas (accountability),

Pertanggungjawaban (responsibility), Independensi (independency) dan Kewajaran

(fairness).

Manajemen PT. BPR Karangwaru Pratama menilai bahwa Tata Kelola sudah saatnya

untuk dilaksanakan di lingkungan Bank ini mengingat bahwa BPR sebagai salah satu

industri perbankan dan sebagai lembaga intermediasi sektor keuangan memiliki peran

yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian didaerah khususnya

diwilayah kerja PT. BPR Karangwaru Pratama.

Meningkatnya jumlah produk usaha yang semakin maju harus diimbangi dengan

pengelolaan yang memadai serta pelaksanaan Tata Kelola secara berkesinambungan

dari waktu ke waktu, semakin baik dalam pelaksanaannya tentu akan memberikan

hasil yang optimal bagi perkembangan BPR kedepan.

B. Latar Belakang

Bank Perkreditan Rakyat yang disingkat BPR merupakan bank yang dalam

aktivitasnya menerima simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan

menyalurkan kembali dalam bentuk kredit.

(5)

BPR sebagai fungsi perantara antara yang menyimpan dana dan yang membutuhkan

dana, harus mengimplementasikan prinsip - prinsip Tata Kelola dalam setiap aspek

pengelolaan perusahaan. BPR menyadari bahwa keberlangsungan eksistensi

perusahaan tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan keuntungan,

melainkan juga melalui performa internal perusahaanya itu etika dan Tata Kelola.

Guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, BPR menetapkan komitmen untuk

menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada

pengimplementasian prinsip - prinsip Tata Kelola. Melalui implementasi

prinsip-prinsip tersebut secara konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat

memaksimalkan corporate value dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar Bank

memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional serta mampu menjaga

kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan perusahan dapat tercapai.

C. Fungsi Pedoman Kebijakan & Prosedur Tata Kelola

Sebagai pedoman pelaksanaan Tata Kelola bagi PT. BPR Karangwaru Pratama,

sehingga dapat meningkatkan kinerja BPR, melindungi Stakeholder dan meningkatkan

kepatuhan terhadap peraturan perundang - undangan, serta nilai-nilai etika yang

berlaku umum pada aktivitas operasional BPR, memberikan batasan-batasan dalam

operasional agar tidak melanggar terhadap ketentuan-ketentuan yang ada, menjadi

kontrol dalam setiap operasional bank.

D. Dasar Hukum Kebijakan TATA KELOLA

(6)

1. Undang-undang

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK 03/2015 tentang Penerapan

Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat yang diberlakukan sejak tanggal 1

April 2015.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK No.5/SEOJK.03/2016

tanggal 10 Maret 2016, Tentang Penerapan Tata kelola Bank Perkreditan

Rakyat.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK 24/SEOJK.03/2020

tanggal 14 Desember 2020, Tentang perubahan atas SEOJK

No.5/SEOJK.03/2016.

3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 tanggal 3 November

2015, Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK No.1/SEOJK.03/2019

tanggal 21 Januari 2019, Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Perkreditan Rakyat.

4. Anggaran Dasar PT. BPR Karangwaru Pratama

(7)

E. Prinsip-PrinsipTata Kelola

Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan

kegiatan usahanya BPR wajib senantiasa menganut prinsip - prinsip Tata Kelola

sebagai berikut:

1. Transparansi (Transparancy)

Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan

relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

Transparansi harus mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan

penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan

masyarakat. Transparansi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara

objektif, profesional, dan melindungi kepentingan nasabah.

Transparansi dalam operasional di PT. BPR Karangwaru Pratama adalah

sebagai berikut :

a. Keterbukaan dalam penyampaian laporan keuangan kepada pihak esktern

dan pihak - pihak yang berkepentingan.

b. Kemudahan mengakses laporan-laporan

2. Akuntabilitas (Accountability)

Merupakan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organisasi

bank sehingga pengelolaannya berjalan efektif.

Akuntabilitas harus mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara

mempertanggungjawabkannya. BPR sebagai Lembaga Kepercayaan harus dapat

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel kepada

stakeholder. Untuk itu BPR harus dikelola secara sehat, terukur dan profesional

dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, nasabah dan pemangku

kepentingan lainnya. Akuntabilitas dalam pengelolaan BPR merupakan prasyarat

yang diperlukan dalam mencapai kinerja BPR yang berkesinambungan.

(8)

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Merupakan kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip - prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Responsibilitas

harus mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang - undang dan

ketentuan internal Bank serta tanggungjawab Bank terhadap masyarakat dan

lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya

kesinambungan usaha dalam jangka panjang.

4. Independensi (Independency)

Merupakan pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh / tekanan dari

pihak manapun.

Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan

objektivitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Terkait dengan unsur

independensi tersebut maka BPR harus senantiasa dikelola dengan baik dan

independen agar masing – masing bagian perusahaan beserta seluruh jajaran

dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak

manapun yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan profesionalisme dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

5. Kewajaran dan Kesetaraan(Fairness)

Merupakan keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak – hak stakeholders

yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undangan yang

berlaku.

Kewajaran dan kesetaraan harus mengandung unsur perlakukan yang adil dan

kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya masing - masing. Dalam

melaksanakan kegiatannya, BPR harus senantiasa memperhatikan kepentingan

kewajaran dan kesetaraan dari masing – masing pihak yang bersangkutan.

(9)

BAB II

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DAN

DEWAN KOMISARIS

A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

1. Direksi diangkat melalui mekanisme dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham

yang berpedoman pada hasil uji kemampuan dan kelayakan oleh Otoritas Jasa

Keuangan.

Berdasarkan anggaran dasar masa jabatan direksi yakni 3 (tahun) dan dapat

diangkat / diperpanjang kembali sesuai dengan pertimbangan dari Pemegang

Saham dan Dewan Komisaris.

Jumlah Direksi saat ini sudah sesuai dengan ketentuan POJKNo.04/POJK.03/2015

tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR yang menyebutkan bahwa BPR dengan

modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib

memiliki 2 (dua) orang Direksi, dan telah memiliki sertifikasi direksi yang telah

memenuhi ketentuan yang berlaku serta tidak ada yang memiliki rangkap jabatan

dibank lain.

Susunan Direksi sebagai berikut:

No

Nama

Jabatan

Nomor SK

Masa Jabatan

1 Dwi Yanta Direktur

Utama AKTA RUPS Nomor 04 Tanggal 1 April 2019 01 November 2019 sampai dengan 01 November 2022 2 Dwi Satriya Direktur AKTA RUPS

Nomor 103 Tanggal 26 April 2018 26 April 2018 sampai dengan 26 April 2021

(10)

Page7of29

Tugas, fungsi dan wewenang masing-masing anggota Direksi sudah diatur dalam

SOP Tata Kelola bagian Tata Tertib Kerja Direksi PT. BPR Karangwaru Pratama.

2. Tugas dan Tanggung jawab Direksi diatur sebagai berikut :

No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi 1. Nama : Dwi Yanta

Jabatan : Direktur Utama Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR

2. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi

3. Mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan operasional, SDM dan Bisnis BPR

4. Bersama – sama dengan Direktur lainnya membuat kebijakan dan peraturan dengan mengedepankan prinsip kehati – hatian

5. Bersama – sama dengan Direktur lainnya menyusun Rencana Bisnis BPR 6. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan / atau otoritas lainnya

7. Mengungkapkan kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai

8. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris

9. Mengadakan RUPS

10. Melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja Direksi

11. Bertanggung jawab atas Laporan Keuangan yang dibuat BPR, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia, publik maupun instansi lainnya 2. Nama : Dwi Satriya

Jabatan : Direktur Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR

2. Menerapkan Tata Kelola pada setian kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi

3. Mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan pemasaran bisnis BPR

4. Bersama – sama dengan Direktur Utama membuat kebijakan dan peraturan dengan mengedepankan prinsip kehati – hatian

5. Bersama – sama dengan Direktur Utama menyusun Rencana Bisnis BPR 6. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan / atau otoritas lainnya

7. Mengungkapkan kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai

8. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris

9. Melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja Direksi

10. Bertanggung jawab atas Laporan Keuangan yang dibuat BPR, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia, publik maupun instansi lainnya

(11)

Tindak Lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris : Temuan OJK tahun 2020 sebagian besar sudah ditindaklanjuti, sistem kemitraan sudah dilandasi dengan MOU, SOP perkreditan sudah direvisi pada Maret 2021

3. Training dan atau seminar yang diikuti oleh Direksi selama tahun 2020 adalah

sebagai berikut :

NO MATERI PELATIHAN

TGL PELAKSANAAN

1

Pelatihan menggali harta karun dalam kredit bermasalah, hapus

buku & Ayda 17 - 18 Feb 2020

2

Pelaksanaan fungsi kepatuhan BPR/S untuk Dir & SK/PE

Kepatuhan 12-Feb-20

3 Pelatihan Konversi Setifikasi Dir Tingkat I 7 Mar - 12 Apr 4 Webinar restrukturisasi kredit sebagai dampak covid 19 28-Apr-20 5 Online training restrukturisasi kredit covid 19 13 Mei 2020 6 Future leaders Knowing every potential opportunity 16 Juni 2020

7 Webinar kebijakan OJK 17-Jun-20

8 Sosialisasi peran LPS menjaga likuiditas BPR/S 23 Juni 2020 9 Sosialisasi Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan 15 Juli 2020

10 Sosialisasi Kebijakan LPS 16 Juli 2020

11 Webinar transformasi BPR: Inovasi dan Kolaborasi 8 & 9 Sep 2020

12

Penyelamatan BPR-Ujung Tombak Pembiayaan UMKM di

Tengah Pandemi 29-Sep-20

13 Webinar Evaluasi Kinerja BPR & BPRS 11-Nov-20

B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

1. Dewan Komisaris diangkat melalui mekanisme dari hasil Rapat Umum Pemegang

Saham yang berpedoman pada hasil uji kemampuan dan kelayakan oleh Otoritas

Jasa Keuangan. Berdasarkan Anggaran Dasar PT. BPR Karangwaru Pratama lama

masa jabatan Dewan Komisaris yakni 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat /

diperpanjang kembali sesuai dengan pertimbangan dari Pemegang Saham.

Jumlah Dewan Komisaris yang ada saat ini per 31 Desember 2020 sebanyak 2

(dua) orang. Dewan Komisaris telah memiliki sertifikasi Komisaris yang telah

memenuhi ketentuan yang berlaku.

(12)

Page9of29

Susunan Dewan Komisaris sebagai berikut:

No

Nama

Jabatan

Nomor SK

Masa Jabatan

1 Dharmawan, SE, Akt Komisaris Utama AKTA RUPS Nomor 02 Tanggal 01 April 2020

03 Maret 2020 sampai dengan 03 Maret 2023

2 Susanna Heryanto Komisaris AKTA RUPS Nomor 04 Tanggal 01 November 2019 01 November 2019 sampai dengan 01 November 2022

2. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris diatur sebagai berikut :

No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris 1. Nama : Dharmawan, SE, Akt

Jabatan : Komisaris Utama Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi

2. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola sebagaimana pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi

3. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR

4. Ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR yang berkaitan dengan :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai BMPK BPR

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perundang-undangan

5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

6. Menetapkan tingkatan risiko dan memastikan bahwa Direksi mengambil langkah- langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau dan mengendalikan risiko-risiko

7. Memastikan bahwa sistem pengendalian intern yang tepat dan efektif telah dibentuk dan dipertahankan

8. Membuat laporan pelaksanaan rencana kerja setiap 6 bulan sekali 9. Mengetahui / menyetujui laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate

Governance kepada Otoritas Jasa Keuangan

10. Mengadakan rapat komisaris secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 bulan

11. Menyetujui rencana kerja tahunan termasuk rencana pemberian kredit yang tertuang dalam rencana kerja BPR Karangwaru Pratama yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan

12. Meminta penjelasan dan/atau pertanggungjawaban Direksi mengenai perkembangan dan kualitas portfolio perkreditan secara keseluruhan

13. Dalam upaya pengawasan dini penyaluran dana/kredit, Komisaris melakukan kajian (baik sebelum/sesudah), dan / atau melakukan kunjungan langsung

(13)

ke debitur khususnya untuk kredit yang diberikan dalam batas Rp 100 juta keatas

14. Memberikan persetujuan atas kebijakan penerapan APU dan PPT yang

diusulkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab direksi terhadap program APU dan PPT

2. Nama : Susanna Heryanto Jabatan : Komisaris

Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi

2. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola sebagaimana pada

setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi

3. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis

BPR

4. Ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR

yang berkaitan dengan :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai BMPK BPR

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perundang-undangan

5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi

dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris,

Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

6. Menetapkan tingkatan risiko dan memastikan bahwa Direksi mengambil

langkah- langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko-risiko

7. Memastikan bahwa sistem pengendalian intern yang tepat dan efektif

telah dibentuk dan dipertahankan

8. Membuat laporan pelaksanaan rencana kerja setiap 6 bulan sekali 9. Mengetahui / menyetujui laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate

Governance kepada Otoritas Jasa Keuangan

10. Mengadakan rapat komisaris secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3

bulan

11. Menyetujui rencana kerja tahunan termasuk rencana pemberian kredit yang

tertuang dalam rencana kerja BPR Karangwaru Pratama yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan

12. Meminta penjelasan dan/atau pertanggungjawaban Direksi mengenai

perkembangan dan kualitas portfolio perkreditan secara keseluruhan

13. Dalam upaya pengawasan dini penyaluran dana/kredit, Komisaris melakukan

kajian (baik sebelum/sesudah), dan / atau melakukan kunjungan langsung ke debitur khususnya untuk kredit yang diberikan dalam batas Rp 100 juta keatas

14. Memberikan persetujuan atas kebijakan penerapan APU dan PPT yang

diusulkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab direksi terhadap program APU dan PPT

Rekomendasi kepada Direksi : Temuan OJK tahun 2020 agar ditindaklanjuti, perbaikan sistem kemitraan, review SOP perkreditan

(14)

Page11of29

3. Anggota Dewan Komisaris di tahun 2020 mengikuti beberapa pembelajaran

secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

4. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

No

Tanggal Rapat

Kehadiran

Dharmawan, SE, Akt

Susanna Heryanto

1

24 Januari 2020

2

15 Juli 2020

3

5 Agustus 2020

4

9 September 2020

5

2 Desember 2020

6

9 Desember 2020

(15)

BAB III

FUNGSI, TUGAS, KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN KOMITE,

KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

A. TUGAS ATAU FUNGSI KOMITE

Modal inti PT. BPR Karangwaru Pratama masih kurang dari Rp. 50.000.000.000,-

jadi masih belum wajib membentuk komite.

B. TUGAS ATAU FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT

EKSTERN

a. Fungsi Kepatuhan

• Bank belum memiliki Direktur yang bertugas untuk membawahkan fungsi

kepatuhan

• Bank sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertugas untuk

melaksanakan fungsi kepatuhan

b.

Fungsi Audit Intern

• Dalam melakukan pemeriksaan, audit intern telah mempunyai pedoman SOP

Internal, namun pelaksanaannya belum secara optimal sesuai dengan SOP

tersebut

• Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur

Utama dan Dewan Komisaris

.

• Audit Intern melaksanakan program audit yang telah direncanakan

sebelumnya meskipun rencana audit tersebut belum disusun secara terperinci

dan lengkap

.

c.

Fungsi Audit Ekstern

• Bank telah melakukan RUPS penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang terdaftar di OJK untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan

tahun 2019 secara Independen berdasar rekomendasi dari Dewan Komisaris

.

• KAP telah menyampaikan hasil audit kepada bank tepat waktu dan

mampu bekerja secara independen.

(16)

Page13of29

BAB IV

BENTURAN KEPENTINGAN

1. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

No. Nama Anggota

Direksi NIK*) Nominal(Rp)

Persentase Kepemilikan(%)

1. Tidak Ada

2. Kepemilikan Saham Anggota Direksi pada Perusahaan Lain

No.

Nama Anggota

Direksi

NIK*) Sandi Bank Lain*)/**) Nama Perusahaan Lain PersentaseKe pemilikan(%) 1. Tidak Ada

3. Hubungan Keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi

dengan Anggota Direksi Lain, Anggota Dewan Komisaris dan / atau

Pemegang Saham BPR

a. Hubungan Keuangan Anggota Direksi pada BPR

No. Nama AnggotaDir eksi NIK*) Hubungan Keuangan**) Anggota Direksi Lain Anggota Dewan Komisaris Pemegang Saham 1. Tidak Ada

b. Hubungan Keluarga Anggota Direksi pada BPR

No. Nama Anggota Direksi NIK*) Hubungan Keluarga**) Anggota Direksi Lain Anggota Dewan Komisaris Pemegang Saham 1. Tidak Ada

(17)

4. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

a. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada BPR

No. Nama Anggota Dewan

Komisaris NIK*) Nominal (Rp)

Persentase Kepemilikan(%)

1. Tidak Ada

b. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan lain

No.

Nama Anggota

Dewan Komisaris

NIK*) Sandi Bank Lain Nama Perusaha anLain Persentase Kepemilikan(%) 1. Tidak Ada

5. Hubungan Keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota

Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota

Direksi dan atau Pemegang Saham BPR

a. Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris pada BPR

No. Nama Anggota Dewan Komisaris NIK*) Hubungan Keuangan**) Anggota Dewan Komisaris Lain Anggota Direksi Pemegang Saham 1. Tidak Ada

b. Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris pada BPR

No. Nama Anggota Dewan Komisaris NIK*) HubunganKeluarga**) Anggota Dewan Komisaris Lain Anggota Direksi Pemegang Saham 1. Tidak Ada

(18)

Page15of29

6. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi dan

Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS

a. Paket / Kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang

Ditetapkan Berdasarkan RUPS

No.

Jenis Remunerasi

(Dalam 1Tahun)

Direksi Dewan Komisaris

Jumlah Orang Jumlah Keseluruhan (Rp) Jumlah Orang Jumlah Keseluruhan (Rp) 1. Gaji*) 2 431.000.000 2 298.000.000 2. Tunjangan 2 28.504.375 2 25.000.000 3. Tantiem 2 113.096.000 2 54.286.000 4. Kompensasi Berbasis saham - - 5. Remunerasi lainnya**) - - Total

b. Uraian Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang

Ditetapkan Berdasarkan RUPS

No. Jenis Fasilitas Lain (Dalam1Tahun)

Uraian Fasilitas Disertai dengan Jumlah Fasilitas (Unit)

Direksi Dewan Komisaris

1. Perumahan - -

2. Transportasi 2 unit kendaraan dinas - 3. Asuransi Kesehatan 1 Direksi diikutkan BPJS

Kesehatan 1 Komisaris diikutkan BPJS Kesehatan 4. Fasilitas lainnya*) Penggantian pulsa maksimal

Rp 400.000/bulan Penggantian pulsa maksimal Rp 400.000/bulan

7. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

(19)

Keterangan*) Perbandingan**) (a/b) : 1 Rasio gaji pegawai yang tertinggi (a) dan gaji pegawai yang

Terendah (b)

4 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji anggota

Direksi yang terendah (b)

1 : 1 Rasio gaji anggota Dewan Komisaris yang tertinggi (a) dan

Gaji anggota Dewan Komisaris yang terendah (b)

1 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji anggota

Dewan Komisaris yang tertinggi (b)

1, 44 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji Pegawai

Yang tertinggi (b)

2,38 : 1

8. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

a. Pelaksanaan Rapat Dalam 1 (Satu) Tahun

No. Tanggal Rapat Jumlah Peserta Topik / Materi Pembahasan 1. 24 Januari 2020 2 Kinerja BPR selama tahun 2019

2. 15 Juli 2020 2 Kinerja BPR selama semester 1 tahun 2020 3. 5 Agustus 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja

Direksi

4. 9 September 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi

5. 2 Desember 2020 2 Rencana Penyusunan RBB tahun 2021, Situasi Pandemi terhadap bisnis BPR

6. 9 Desember 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi

b. Kehadiran Anggota Dewan Komisaris

No. Nama

Anggota Dewan Komisaris

Frekuensi Kehadiran Tingkat Kehadiran**) (dalam%) Fisik Telekonferensi 1. Dharmawan , SE, Akt 6 - 100 2. Susanna Heryanto 6 - 100

(20)

Page17of29

9. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

Jumlah Penyimpangan Internal*) (Dalam

1Tahun)

Jumlah Kasus (Satuan) yang Dilakukan Oleh Anggota Direksi Anggota Dewan

Komisaris

Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan

Total Fraud Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Telah Diselesaikan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Dalam Proses Penyelesaian**)

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jumlah Penyimpangan Internal*) (Dalam

1Tahun)

Jumlah Kasus (Satuan) yang Dilakukan Oleh Anggota Direksi Anggota Dewan

Komisaris

Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Belum Diupayakan Penyelesaian - nya***)

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Telah

ditindaklanjuti Melalui Proses Hukum

(21)

10. Permasalahan Hukum yang Dihadapi

Permasalahan Hukum Jumlah (Satuan) Perdata Pidana

Telah Selesai (telah

mempunyai Kekuatan hukum yang tetap)

- -

Dalam Proses penyelesaian 3 -

Total 3 -

11. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

No.

Pihak yang Memiliki Benturan Kepentingan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah) Keterangan Nama Jabatan NIK*) Nama Jabatan NIK*)

1. Tidak Ada

12. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik

No. Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan (Sosial/ Politik) Penjelasan Kegiatan Penerima Dana Jumlah (Rp) 1. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020

SOSIAL Pemberian Paket

Sembako Nasabah 1.100.000

2. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020

SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin Nasabah 1.650.000 3. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020

SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin Nasabah 455.230 4. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020

SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin

Nasabah 297.800

5. 31 Juli 2020 SOSIAL Pemberian

Hewan Qurban Masjid Al Jafar Brongkol Rt 01 Rw 03

Sidomulyo Godean Sleman

(22)
(23)

KESIMPULAN UMUM PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Nama BPR : PT BPR KARANGWARU PRATAMA

Alamat : JL MAGELANG KM 5,2 SINDUADI MLATI SLEMAN

Nomor Telepon : (0274)623999

Posisi Laporan : Desember 2020

Modal Inti : Rp. 7.660.645.685,00

Total Aset : Rp. 96.100.839.831,94

Berdasarkan hasil penilaian sendiri pelaksanaan GCG PT BPR KARANGWARU PRATAMA periode Desember 2020, disampaikan hal-hal berikut:

a. Nilai komposit GCG sebesar 2.58 dengan predikat Baik b. Nilai masing-masing faktor adalah sebagai berikut.

No Faktor yang Dinilai (S + P + H)Nilai (Dibobot)Nilai

1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 2.34 0.47

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 2.25 0.34

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi

BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

0.00 0

4 Penanganan Benturan Kepentingan 3.00 0.30

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 3.31 0.33

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 2.63 0.26

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling

sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) 2.05 0.05

8 Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian

Intern 2.95 0.29

9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 2.00 0.15

10 Rencana Bisnis BPR 2.53 0.19

11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 2.60 0.20

Nilai Komposit 2.58

Predikat Komposit Baik

Telepon: (0274)623999

(24)

KERTAS KERJA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

TAHUN 2020

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Jumlah anggota Direksi paling

sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak

sebagai Direktur yang

membawahkan fungsi kepatuhan.

√ Belum ada Direktur yang

ditunjuk untuk membawahkan fungsi kepatuhan

2) Seluruh anggota Direksi

bertempat tinggal di kota/

kabupaten yang sama, atau kota/ kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/ kabupaten di provinsi lain yang

berbatasan langsung dengan

kota/ kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

√ Domisili direktur adalah di

Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Klaten

3) Anggota Direksi tidak merangkap

jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/ atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

√ Direksi tidak merangkap

jabatan pada Bank,

Perusahaan Non Bank dan/ atau Lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak

memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris.

√ Semua anggota Direksi tidak

memiliki hubungan keluarga

dengan sesama anggota

Direksi atau Dewan Komisaris

5) Direksi tidak menggunakan

penasihat perorangan dan/ atau penyedia jasa profesional sebagai

konsultan kecuali memenuhi

persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari

sisi karakteristik proyeknya

membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/ atau penyedia jasa profesional adalah pihak

independen yang memiliki

kualifikasi, untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

√ Sebagian besar kerjasama

dengan pihak ketiga sudah dilengkapi dengan MOU yang

menjelaskan hak dan

kewajiban masing- masing pihak

6) Seluruh anggota Direksi telah

lulus Uji Kemampuan dan

Kepatutan dan telah diangkat

melalui RUPS termasuk

perpanjangan masa jabatan

Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

√ Semua anggota direksi telah

lulus PKK OJK dan telah diangkat melalui RUPS

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 4 1 1 0

Telepon: (0274)623999

(25)

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 15

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 6

2,50 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,25

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya secara

independen dan tidak

memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

√ Direksi melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara

independen dan tidak

memberikan kuasa umum

8) Direksi menindaklanjuti temuan

audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

√ Sebagian besar temuan audit

oleh auditor intern dan OJK telah ditindaklanjuti

9) Direksi menyediakan data dan

informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

√ Direksi memberikan data yang

diminta oleh Dewan Komisaris pada kesempatan pertama

10) Pengambilan keputusan rapat

Direksi yang bersifat strategis

dilakukan berdasarkan

musyawarah mufakat, suara

terbanyak dalam hal tidak

tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

√ Keputusan Direksi yang

bersifat strategis didasarkan dari hasil musyawarah

11) Direksi tidak menggunakan BPR

untuk kepentingan pribadi,

keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat

merugikan atau mengurangi

keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/ atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS

√ Direski menerima fasilitas

yang telah ditetapkan dalam RUPS

12) Anggota Direksi membudayakan

pembelajaran secara

berkelanjutan dalam rangka

peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/

lainnya yang mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain

dengan peningkatan

keikutsertaan pegawai BPR dalam

pendidikan/ pelatihan dalam

rangka pengembangan kualitas individu.

√ Rencana pendidikan selama

satu tahun dibuat di awal tahun dan merata untuk semua bagian

13) Anggota Direksi mampu

mengimplementasikan

kompetensi yang dimilikinya

dalam pelaksanaan tugas dan

√ Prinsip kehati- hatian selalu

diterapkan dalam semua

aktivitas BPR

Telepon: (0274)623999

(26)

tanggung jawabnya, antara lain

pemahaman atas ketentuan

mengenai prinsip kehati- hatian.

14) Direksi memiliki dan

melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

√ Pedoman dan tata tertib kerja

dilaksanakan sebaik- baiknya oleh Direksi

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 7 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 17

Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 8 2,13

Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%

0,85 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

√ RUPS tahunan diadakan paling

lambat 30 April setiap

tahunnya

16) Direksi mengkomunikasikan

kepada seluruh pegawai

mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

√ kebijakan strategis di bidang

kepegawaian dikomunikasikan kepada seluruh pegawai

17) Hasil rapat Direksi dituangkan

dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

√ Selama tahun 2020 tidak ada

risalah rapat dan dokumentasi rapat Direksi tidak ada

18) Terdapat peningkatan

pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan anggota Direksi dan

seluruh pegawai dalam

pengelolaan BPR yang

ditunjukkan antara lain dengan

peningkatan kinerja BPR,

penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian

hasil sesuai ekspektasi

stakeholders.

√ Terdapat peningkatan kinerja

2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya

19) Direksi menyampaikan laporan

penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

√ Laporan penerapan Tata Kelola

dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan, Perbarindo dan Media BPR

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 4 0 1 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 12

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5

2,40 Dikali dengan bobot C. Hasil

Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,24

Penjumlahan S + P + H 2,34

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan

dengan bobot Faktor 1: 20% 0,47

Telepon: (0274)623999

(27)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Jumlah anggota Dewan Komisaris

paling sedikit 2 (dua) orang. √ Terdapat dua anggota Dewan Komisaris

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris

tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

√ Jumlah Dewan Komisaris dua,

Jumlah Direksi dua

3) Seluruh anggota Dewan

Komisaris telah lulus Uji

Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan

Komisaris, RUPS yang

menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

√ Semua anggota Dewan

Komisaris telah lulus PKK OJK dan telah diangkat melalui RUPS

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota

Dewan Komisaris bertempat

tinggal di provinsi yang sama atau di kota/ kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

√ Domisili Dewan Komisaris di

Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta

5) BPR memiliki Komisaris

Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti

paling sedikit

Rp80.000.000.000,00 (delapan

puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk BPR dengan modal inti

paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari

Rp80.000.000.000,00 (delapan

puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris

merupakan Komisaris

Independen.

√ Modal inti BPR kurang dari

50.000.000.000 tidak wajib ada Komisaris Indepeden

6) Dewan Komisaris memiliki

pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

√ Pedoman dan Tata Tertib kerja

dilaksanakan sebaik- baiknya oleh anggota Dewan Komisaris

7) Dewan Komisaris tidak

merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

√ Dewan Komisaris tidak

merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 BPR atau BPRS lainnya

8) Mayoritas anggota Dewan

Komisaris tidak memiliki

hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua

√ Semua anggota Dewan

Komisaris tidak memiliki

hubungan keluarga dengan sesama Dewan Komisaris atau

Telepon: (0274)623999

(28)

dengan sesama anggota Dewan

Komisaris atau Direksi. Direksi

9) Seluruh Komisaris Independen

tidak

ada yang memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/ atau

hubungan keluarga dengan

anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

√ Tidak wajib ada Komisaris

Independen

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 9 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 18

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 9

2,00 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10) Dewan Komisaris telah

melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab serta

memberikan nasihat kepada

Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis

terkait dengan pemenuhan

ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

√ Dewan Komisaris telah

melaksanakan Tugas dan

Tanggungjawabnya terkait

dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian

11) Dalam rangka melakukan tugas

pengawasan, Komisaris

mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan strategis BPR.

√ Pengawasan oleh Dewan

Komisaris dilakukan dengan meminta data dan keterangan

secara langsung kepada

Direksi

12) Dewan Komisaris tidak terlibat

dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai

batas maksimum pemberian

kredit BPR dan hal- hal lain yang

ditetapkan dalam peraturan

perundangan dalam rangka

melaksanakan fungsi

pengawasan.

√ Pengambilan keputusan

kegiatan operasional BPR

menjadi tanggung jawab

Direski, namun dalam

beberapa hal masih

mendapatkan masukan dan nasihat dari Dewan Komisaris

13) Dewan Komisaris memastikan

bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan, dan/ atau hasil

pengawasan otoritas lainnya

antara lain dengan meminta

Direksi untuk menyampaikan

dokumen hasil tindak lanjut temuan.

√ Sebagian besar temuan audit

intern dan OJK telah

ditindaklanjutin

14) Dewan Komisaris menyediakan

waktu yang cukup untuk

√ Dewan Komisaris

menyediakan waktu minimal

Telepon: (0274)623999

(29)

melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya secara

optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

satu minggu sekali untuk datang ke kantor

15) Pengambilan keputusan rapat

Dewan Komisaris yang bersifat

strategis telah dilakukan

berdasarkan musyawarah

mufakat atau suara terbanyak

dalam hal tidak tercapai

musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan

mencantumkan dissenting

opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

√ Keputusan Dewan Komisaris

yang bersifat strategis

didasarkan dari hasil

musyawarah

16) Anggota Dewan Komisaris tidak

memanfaatkan BPR untuk

kepentingan pribadi, keluarga, dan/ atau pihak lain yang

merugikan atau mengurangi

keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/ atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

√ Dewan Komisaris menerima

fasilitas yang telah ditetapkan dalam RUPS

17) Anggota Dewan Komisaris

melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi

yang membawahkan fungsi

kepatuhan yang memerlukan

tindak lanjut Direksi.

√ Mulai triwulan II tahun 2019

BPR belum mempunyai Direski yang membawahkan fungsi kepatuhan

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 6 1 1 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

19 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 8 2,38

Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%

0,95 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18) Hasil rapat Dewan Komisaris

dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan

baik dan jelas, termasuk

dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

√ Terdapat Risalah rapat dan

dokumentasi rapat Dewan Komisaris

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 0 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

3 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 1 3,00

Dikali dengan bobot C. Hasil

Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,30

Penjumlahan S + P + H 2,25

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan 0,34

Telepon: (0274)623999

(30)

dengan bobot Faktor 2: 15%

Telepon: (0274)623999

(31)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti paling

sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR telah memiliki Komite Audit

dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 0

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1

0,00 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

0,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi

terhadap penerapan fungsi audit intern.

3) Komite Pemantau Risiko

melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

4) Dewan Komisaris memastikan

bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

0 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 3 0,00

Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%

0,00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5) Komite memberikan rekomendasi

terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 0

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1

0,00 Dikali dengan bobot C. Hasil

Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,00

Penjumlahan S + P + H 0,00

Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3: 0%

0

Telepon: (0274)623999

(32)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

4 Penanganan Benturan Kepentingan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR memiliki kebijakan, sistem

dan prosedur penyelesaian

mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan

pengungkapan benturan

kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

√ prosedur benturan

kepentingan dituangkan dalam SOP Tata Kelola

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 3

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1

3,00 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,50

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam hal terjadi benturan

kepentingan, anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi, dan

Pejabat Eksekutif tidak

mengambil tindakan yang dapat

merugikan atau mengurangi

keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

√ Anggota Dewan Komisaris dan

Direksi tidak penah

mengambil tindakan yang

mengurangi keuntungan BPR

kecuali dalam hal

penyimpangan terhadap

ketentuan suku bunga dan provisi yang memang secara

kebijakan intenal

dimungkinkan terjadi Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 0 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 3

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1

3,00 Dikali dengan bobot B. Proses

Penerapan Tata Kelola (P) : 40% 1,20

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

3) Benturan kepentingan yang dapat

merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.

√ dalam hal terjadi benturan

kepentingan yang mengurangi

keuntungan BPR,

didokumentasikan dengan

baik Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 0 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

3 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 1 3,00

Dikali dengan bobot C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H): 10%

0,30

Penjumlahan S + P + H 3,00

Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan

dengan bobot Faktor 4: 10% 0,30

Telepon: (0274)623999

(33)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

√ Belum ada Direktur yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

2) Anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang- undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

√ sejak triwulan II tahun 2019

belum ada direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

3) Pelaksanaan fungsi kepatuhan

dilakukan dengan menunjuk

Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan

independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

√ Posisi PE fungsi kepatuhan

sudah ada sejak tahun 2017. Namun pada tahun 2019 tidak

ada direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan.

4) Satuan kerja kepatuhan atau

Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan

menyusun dan/ atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

√ pedoman kerja yang telah ada

dikinikan agar relevan dengan peraturan OJK maupun pihak eksternal lainnya

5) BPR memiliki ketentuan intern

mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif

yang menangani fungsi

kepatuhan.

√ BPR telah memiliki SOP

Kepatuhan dan job desc PE Kepatuhan sesuai dengan POJK

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 2 1 2 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 15

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5

3,00 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,50

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) Anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah- langkah

yang diperlukan untuk

memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan

perundang- undangan lain

termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

√ Belum ada direksi yang

ditunjuk membawahkan fungsi kepatuhan

7) Anggota Direksi yang

membawahkan Fungsi Kepatuhan

melakukan upaya untuk

mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui

sosialisasi dan pelatihan

ketentuan terkini.

√ belum ada direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

Telepon: (0274)623999

(34)

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan

memantau dan menjaga

kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/ atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan

perundang-undangan.

√ Belum ada Direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

9) Satuan kerja kepatuhan atau

Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan

memastikan bahwa seluruh

kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan

perundang-undangan.

√ Terdapat kebijakan intern yang

dibuat sesuai dengan

ketentuan OJK

10) Satuan kerja kepatuhan atau

Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan

melakukan reviu dan/ atau

merekomendasikan pengkinian

dan penyempurnaan kebijakan,

ketentuan, sistem maupun

prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

√ Hasil review kebijakan intern

belum terjadwalkan dengan baik

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 0 2 3 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

18 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 5 3,60

Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%

1,44 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

11) BPR berhasil menurunkan tingkat

pelanggaran terhadap ketentuan. √

12) Anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan

menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam

hal anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan

disampaikan kepada Dewan

Komisaris.

√ Belum ada Direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

13) Anggota Direksi yang

membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau

keputusan Direksi yang

menyimpang dari peraturan

√ Belum ada Direksi yang

membawahkan fungsi

kepatuhan

Telepon: (0274)623999

(35)

Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang- undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 0 1 2 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 11

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 3

3,67 Dikali dengan bobot C. Hasil

Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,37

Penjumlahan S + P + H 3,31

Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan

dengan bobot Faktor 5: 10% 0,33

Telepon: (0274)623999

(36)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

6 Penerapan Fungsi Audit Intern

A.Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR memiliki Pejabat Eksekutif

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

√ BPR telah memiliki pajabat

eksekutif yang melaksanakan fungsi audit intern.

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang

bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang- undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

√ Bank telah memiliki prosedur

audit intern meskipun dalam

pelaksanaan audit belum

sepenuhnya mengacu pada prosedur

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang

bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait

dengan penghimpunan dan

penyaluran dana).

√ PE yang melaksanakan fungsi

audit intern termasuk

independen sebab tidak

terlibat dalam kegiatan

operasional baik

penghimpunan dana maupun penyaluran dana

4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang

bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan fungsi audit intern

bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama.

√ Pejabat Eksekutif bertanggung

jawab langsung kepada

Direktur Utama

5) BPR memiliki program rekrutmen

dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern.

√ BPR belum memiliki program

rekrutmen dan pengembangan SDM untuk fungsi audit,

namun demikian dalam

rencana pendidikan selama setahun pasti selalu ada

rencana pendidikan untuk

audit intern Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan

0 3 1 1 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 13

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5

2,60 Dikali dengan bobot A.Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,30

B.Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) BPR menerapkan fungsi audit

intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

√ audit intern telah dilaksanakan

oleh PE Audit Intern meskipun belum sepenuhnya mengacu pada pedoman audit

7) BPR menugaskan pihak ekstern

untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit

√ BPR tidak wajib untuk

melakukan kaji ulang dari pihak ekstern

Telepon: (0274)623999

(37)

intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

8) Pelaksanaan fungsi audit intern

(kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit,

penyusunan program audit,

pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.

√ pelaksanaan audit

dilaksanakan dengan cara

penetapan rencana audit,

pengambilan sampel audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan tindak lanjut

9) BPR melaksanakan peningkatan

mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan

berkelanjutan terkait dengan

penerapan fungsi audit intern.

√ keterampilan SDM

ditingkatkan dengan

mengikutsertakan pada

program pendidikan yang

diadakan oleh perbarindo

maupun instansi lainnya Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan

0 1 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 11

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 4

2,75 Dikali dengan bobot B.Proses

Penerapan Tata Kelola (P): 40% 1,10

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang

bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan fungsi audit intern

telah menyampaikan laporan

pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

Komisaris dengan tembusan

kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

√ karena belum ada direktur

yang membawahkan fungsi kepatuhan maka laporan audit hanya disampaikan kepada Dirut dan Dekom dengan tembusan kepada Direktur Bisnis

11) BPR telah menyampaikan laporan

pelaksanaan dan pokok- pokok hasil audit intern dan laporan

khusus (apabila ada

penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

√ Hasil audit intern / laporan

hasil pemeriksaan sudah

disampikan kepada OJK

sesuai dengan ketentuan

12) BPR menyampaikan laporan hasil

kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

√ BPR tidak wajib melakukan kaji

ulang dari pihak ekstern

13) BPR menyampaikan laporan

pengangkatan atau

pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

√ BPR telah melaporkan

pengangkatan PE audit intern kepada OJK sesuai ketentuan OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 3 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 9

Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 4 2,25

Dikali dengan bobot C. Hasil 0,23

Telepon: (0274)623999

(38)

Penerapan Tata Kelola (H): 10%

Penjumlahan S + P + H 2,63

Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan

dengan bobot Faktor 6: 10% 0,26

Telepon: (0274)623999

(39)

No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan

1 2 3 4 5

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) Penugasan audit kepada Akuntan

Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek- aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.

√ Penugasan audit ekstern (KAP

dan Akuntan Publik) telah sesuai ketentuan POJK.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

0 1 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 2

Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1

2,00 Dikali dengan bobot A. Struktur

dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%

1,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam pelaksanaan audit laporan

keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang

terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan serta memperoleh

persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.

√ Penugasan audit ekstern (KAP

dan Akuntan Publik) telah sesuai ketentuan POJK.

3) BPR telah melaporkan hasil audit

KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.

√ Hasil audit telah dilaporkan ke

OJK Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

4 Perhitungan rata- rata dengan

dibagi jumlah pertanyaan: 2 2,00

Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%

0,80 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

4) Hasil audit dan Management

letter telah menggambarkan

permasalahan BPR dan

disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.

√ Hasil Audit dan Management

Letter cukup memberikan

gambaran permasalahan di BPR

5) Cakupan hasil audit paling sedikit

sesuai dengan ruang lingkup audit

sebagaimana diatur dalam

ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

√ Cakupan hasil audit sesuai

dengan ketentuan OJK

Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan 0 1 1 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

5

Perhitungan rata- rata dengan 2,50

Telepon: (0274)623999

(40)

dibagi jumlah pertanyaan: 2

Dikali dengan bobot C. Hasil

Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,25

Penjumlahan S + P + H 2,05

Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7: 2.5%

0,05

Telepon: (0274)623999

Referensi

Dokumen terkait

PE Audit Intern berasal dari karyawan BPR Tanjung Pratama yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham ataupun hubungan keluarga dengan Pemegang

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

Dewan Pengawas wajib memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.. 11) BPR

Pengkajian terhadap draft Standar Operasional Prosedur (SOP), draft Surat Keputusan Direksi dan Ketentuan Intern lainnya terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk memastikan

PT. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan