LAPORAN PELAKSANAAN
TATA KELOLA
PT.BPR K ARANG W ARU PRA TAM A
LAPORAN TATA KELOLA
PT.BPR KARANGWARU PRATAMA
TAHUN 2020
BAB I
A. Pendahuluan
Untuk meningkatkan kinerja Bank dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada
industri perbankan, maka kepada BPR diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan
usahanya dengan berpedoman pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang meliputi 5
(lima) pilar utama yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas (accountability),
Pertanggungjawaban (responsibility), Independensi (independency) dan Kewajaran
(fairness).
Manajemen PT. BPR Karangwaru Pratama menilai bahwa Tata Kelola sudah saatnya
untuk dilaksanakan di lingkungan Bank ini mengingat bahwa BPR sebagai salah satu
industri perbankan dan sebagai lembaga intermediasi sektor keuangan memiliki peran
yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian didaerah khususnya
diwilayah kerja PT. BPR Karangwaru Pratama.
Meningkatnya jumlah produk usaha yang semakin maju harus diimbangi dengan
pengelolaan yang memadai serta pelaksanaan Tata Kelola secara berkesinambungan
dari waktu ke waktu, semakin baik dalam pelaksanaannya tentu akan memberikan
hasil yang optimal bagi perkembangan BPR kedepan.
B. Latar Belakang
Bank Perkreditan Rakyat yang disingkat BPR merupakan bank yang dalam
aktivitasnya menerima simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan
menyalurkan kembali dalam bentuk kredit.
BPR sebagai fungsi perantara antara yang menyimpan dana dan yang membutuhkan
dana, harus mengimplementasikan prinsip - prinsip Tata Kelola dalam setiap aspek
pengelolaan perusahaan. BPR menyadari bahwa keberlangsungan eksistensi
perusahaan tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan keuntungan,
melainkan juga melalui performa internal perusahaanya itu etika dan Tata Kelola.
Guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, BPR menetapkan komitmen untuk
menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada
pengimplementasian prinsip - prinsip Tata Kelola. Melalui implementasi
prinsip-prinsip tersebut secara konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat
memaksimalkan corporate value dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar Bank
memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional serta mampu menjaga
kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan perusahan dapat tercapai.
C. Fungsi Pedoman Kebijakan & Prosedur Tata Kelola
Sebagai pedoman pelaksanaan Tata Kelola bagi PT. BPR Karangwaru Pratama,
sehingga dapat meningkatkan kinerja BPR, melindungi Stakeholder dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang - undangan, serta nilai-nilai etika yang
berlaku umum pada aktivitas operasional BPR, memberikan batasan-batasan dalam
operasional agar tidak melanggar terhadap ketentuan-ketentuan yang ada, menjadi
kontrol dalam setiap operasional bank.
D. Dasar Hukum Kebijakan TATA KELOLA
1. Undang-undang
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK 03/2015 tentang Penerapan
Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat yang diberlakukan sejak tanggal 1
April 2015.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK No.5/SEOJK.03/2016
tanggal 10 Maret 2016, Tentang Penerapan Tata kelola Bank Perkreditan
Rakyat.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK 24/SEOJK.03/2020
tanggal 14 Desember 2020, Tentang perubahan atas SEOJK
No.5/SEOJK.03/2016.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 tanggal 3 November
2015, Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK No.1/SEOJK.03/2019
tanggal 21 Januari 2019, Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Perkreditan Rakyat.
4. Anggaran Dasar PT. BPR Karangwaru Pratama
E. Prinsip-PrinsipTata Kelola
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan
kegiatan usahanya BPR wajib senantiasa menganut prinsip - prinsip Tata Kelola
sebagai berikut:
1. Transparansi (Transparancy)
Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan
relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
Transparansi harus mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan
penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan
masyarakat. Transparansi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara
objektif, profesional, dan melindungi kepentingan nasabah.
Transparansi dalam operasional di PT. BPR Karangwaru Pratama adalah
sebagai berikut :
a. Keterbukaan dalam penyampaian laporan keuangan kepada pihak esktern
dan pihak - pihak yang berkepentingan.
b. Kemudahan mengakses laporan-laporan
2. Akuntabilitas (Accountability)
Merupakan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organisasi
bank sehingga pengelolaannya berjalan efektif.
Akuntabilitas harus mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara
mempertanggungjawabkannya. BPR sebagai Lembaga Kepercayaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel kepada
stakeholder. Untuk itu BPR harus dikelola secara sehat, terukur dan profesional
dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, nasabah dan pemangku
kepentingan lainnya. Akuntabilitas dalam pengelolaan BPR merupakan prasyarat
yang diperlukan dalam mencapai kinerja BPR yang berkesinambungan.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Merupakan kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip - prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Responsibilitas
harus mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang - undang dan
ketentuan internal Bank serta tanggungjawab Bank terhadap masyarakat dan
lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya
kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
4. Independensi (Independency)
Merupakan pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh / tekanan dari
pihak manapun.
Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan
objektivitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Terkait dengan unsur
independensi tersebut maka BPR harus senantiasa dikelola dengan baik dan
independen agar masing – masing bagian perusahaan beserta seluruh jajaran
dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
manapun yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan profesionalisme dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
5. Kewajaran dan Kesetaraan(Fairness)
Merupakan keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak – hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Kewajaran dan kesetaraan harus mengandung unsur perlakukan yang adil dan
kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya masing - masing. Dalam
melaksanakan kegiatannya, BPR harus senantiasa memperhatikan kepentingan
kewajaran dan kesetaraan dari masing – masing pihak yang bersangkutan.
BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DAN
DEWAN KOMISARIS
A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
1. Direksi diangkat melalui mekanisme dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham
yang berpedoman pada hasil uji kemampuan dan kelayakan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
Berdasarkan anggaran dasar masa jabatan direksi yakni 3 (tahun) dan dapat
diangkat / diperpanjang kembali sesuai dengan pertimbangan dari Pemegang
Saham dan Dewan Komisaris.
Jumlah Direksi saat ini sudah sesuai dengan ketentuan POJKNo.04/POJK.03/2015
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR yang menyebutkan bahwa BPR dengan
modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib
memiliki 2 (dua) orang Direksi, dan telah memiliki sertifikasi direksi yang telah
memenuhi ketentuan yang berlaku serta tidak ada yang memiliki rangkap jabatan
dibank lain.
Susunan Direksi sebagai berikut:
No
Nama
Jabatan
Nomor SK
Masa Jabatan
1 Dwi Yanta Direktur
Utama AKTA RUPS Nomor 04 Tanggal 1 April 2019 01 November 2019 sampai dengan 01 November 2022 2 Dwi Satriya Direktur AKTA RUPS
Nomor 103 Tanggal 26 April 2018 26 April 2018 sampai dengan 26 April 2021
Page7of29
Tugas, fungsi dan wewenang masing-masing anggota Direksi sudah diatur dalam
SOP Tata Kelola bagian Tata Tertib Kerja Direksi PT. BPR Karangwaru Pratama.
2. Tugas dan Tanggung jawab Direksi diatur sebagai berikut :
No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi 1. Nama : Dwi Yanta
Jabatan : Direktur Utama Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR
2. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
3. Mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan operasional, SDM dan Bisnis BPR
4. Bersama – sama dengan Direktur lainnya membuat kebijakan dan peraturan dengan mengedepankan prinsip kehati – hatian
5. Bersama – sama dengan Direktur lainnya menyusun Rencana Bisnis BPR 6. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan / atau otoritas lainnya
7. Mengungkapkan kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai
8. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris
9. Mengadakan RUPS
10. Melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja Direksi
11. Bertanggung jawab atas Laporan Keuangan yang dibuat BPR, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia, publik maupun instansi lainnya 2. Nama : Dwi Satriya
Jabatan : Direktur Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR
2. Menerapkan Tata Kelola pada setian kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
3. Mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan pemasaran bisnis BPR
4. Bersama – sama dengan Direktur Utama membuat kebijakan dan peraturan dengan mengedepankan prinsip kehati – hatian
5. Bersama – sama dengan Direktur Utama menyusun Rencana Bisnis BPR 6. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan / atau otoritas lainnya
7. Mengungkapkan kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai
8. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris
9. Melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja Direksi
10. Bertanggung jawab atas Laporan Keuangan yang dibuat BPR, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia, publik maupun instansi lainnya
Tindak Lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris : Temuan OJK tahun 2020 sebagian besar sudah ditindaklanjuti, sistem kemitraan sudah dilandasi dengan MOU, SOP perkreditan sudah direvisi pada Maret 2021
3. Training dan atau seminar yang diikuti oleh Direksi selama tahun 2020 adalah
sebagai berikut :
NO MATERI PELATIHAN
TGL PELAKSANAAN
1
Pelatihan menggali harta karun dalam kredit bermasalah, hapus
buku & Ayda 17 - 18 Feb 2020
2
Pelaksanaan fungsi kepatuhan BPR/S untuk Dir & SK/PE
Kepatuhan 12-Feb-20
3 Pelatihan Konversi Setifikasi Dir Tingkat I 7 Mar - 12 Apr 4 Webinar restrukturisasi kredit sebagai dampak covid 19 28-Apr-20 5 Online training restrukturisasi kredit covid 19 13 Mei 2020 6 Future leaders Knowing every potential opportunity 16 Juni 2020
7 Webinar kebijakan OJK 17-Jun-20
8 Sosialisasi peran LPS menjaga likuiditas BPR/S 23 Juni 2020 9 Sosialisasi Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan 15 Juli 2020
10 Sosialisasi Kebijakan LPS 16 Juli 2020
11 Webinar transformasi BPR: Inovasi dan Kolaborasi 8 & 9 Sep 2020
12
Penyelamatan BPR-Ujung Tombak Pembiayaan UMKM di
Tengah Pandemi 29-Sep-20
13 Webinar Evaluasi Kinerja BPR & BPRS 11-Nov-20
B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
1. Dewan Komisaris diangkat melalui mekanisme dari hasil Rapat Umum Pemegang
Saham yang berpedoman pada hasil uji kemampuan dan kelayakan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Berdasarkan Anggaran Dasar PT. BPR Karangwaru Pratama lama
masa jabatan Dewan Komisaris yakni 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat /
diperpanjang kembali sesuai dengan pertimbangan dari Pemegang Saham.
Jumlah Dewan Komisaris yang ada saat ini per 31 Desember 2020 sebanyak 2
(dua) orang. Dewan Komisaris telah memiliki sertifikasi Komisaris yang telah
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Page9of29
Susunan Dewan Komisaris sebagai berikut:
No
Nama
Jabatan
Nomor SK
Masa Jabatan
1 Dharmawan, SE, Akt Komisaris Utama AKTA RUPS Nomor 02 Tanggal 01 April 2020
03 Maret 2020 sampai dengan 03 Maret 2023
2 Susanna Heryanto Komisaris AKTA RUPS Nomor 04 Tanggal 01 November 2019 01 November 2019 sampai dengan 01 November 2022
2. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris diatur sebagai berikut :
No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris 1. Nama : Dharmawan, SE, Akt
Jabatan : Komisaris Utama Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi
2. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola sebagaimana pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
3. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR
4. Ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR yang berkaitan dengan :
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai BMPK BPR
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perundang-undangan
5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.
6. Menetapkan tingkatan risiko dan memastikan bahwa Direksi mengambil langkah- langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko-risiko
7. Memastikan bahwa sistem pengendalian intern yang tepat dan efektif telah dibentuk dan dipertahankan
8. Membuat laporan pelaksanaan rencana kerja setiap 6 bulan sekali 9. Mengetahui / menyetujui laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada Otoritas Jasa Keuangan
10. Mengadakan rapat komisaris secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 bulan
11. Menyetujui rencana kerja tahunan termasuk rencana pemberian kredit yang tertuang dalam rencana kerja BPR Karangwaru Pratama yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
12. Meminta penjelasan dan/atau pertanggungjawaban Direksi mengenai perkembangan dan kualitas portfolio perkreditan secara keseluruhan
13. Dalam upaya pengawasan dini penyaluran dana/kredit, Komisaris melakukan kajian (baik sebelum/sesudah), dan / atau melakukan kunjungan langsung
ke debitur khususnya untuk kredit yang diberikan dalam batas Rp 100 juta keatas
14. Memberikan persetujuan atas kebijakan penerapan APU dan PPT yang
diusulkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab direksi terhadap program APU dan PPT
2. Nama : Susanna Heryanto Jabatan : Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi
2. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola sebagaimana pada
setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
3. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
BPR
4. Ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR
yang berkaitan dengan :
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai BMPK BPR
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perundang-undangan
5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris,
Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.
6. Menetapkan tingkatan risiko dan memastikan bahwa Direksi mengambil
langkah- langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko-risiko
7. Memastikan bahwa sistem pengendalian intern yang tepat dan efektif
telah dibentuk dan dipertahankan
8. Membuat laporan pelaksanaan rencana kerja setiap 6 bulan sekali 9. Mengetahui / menyetujui laporan tahunan pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada Otoritas Jasa Keuangan
10. Mengadakan rapat komisaris secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3
bulan
11. Menyetujui rencana kerja tahunan termasuk rencana pemberian kredit yang
tertuang dalam rencana kerja BPR Karangwaru Pratama yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
12. Meminta penjelasan dan/atau pertanggungjawaban Direksi mengenai
perkembangan dan kualitas portfolio perkreditan secara keseluruhan
13. Dalam upaya pengawasan dini penyaluran dana/kredit, Komisaris melakukan
kajian (baik sebelum/sesudah), dan / atau melakukan kunjungan langsung ke debitur khususnya untuk kredit yang diberikan dalam batas Rp 100 juta keatas
14. Memberikan persetujuan atas kebijakan penerapan APU dan PPT yang
diusulkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab direksi terhadap program APU dan PPT
Rekomendasi kepada Direksi : Temuan OJK tahun 2020 agar ditindaklanjuti, perbaikan sistem kemitraan, review SOP perkreditan
Page11of29
3. Anggota Dewan Komisaris di tahun 2020 mengikuti beberapa pembelajaran
secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
No
Tanggal Rapat
Kehadiran
Dharmawan, SE, Akt
Susanna Heryanto
1
24 Januari 2020√
√
2
15 Juli 2020√
√
3
5 Agustus 2020√
√
4
9 September 2020√
√
5
2 Desember 2020√
√
6
9 Desember 2020√
√
BAB III
FUNGSI, TUGAS, KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN KOMITE,
KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN
A. TUGAS ATAU FUNGSI KOMITE
Modal inti PT. BPR Karangwaru Pratama masih kurang dari Rp. 50.000.000.000,-
jadi masih belum wajib membentuk komite.
B. TUGAS ATAU FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT
EKSTERN
a. Fungsi Kepatuhan
• Bank belum memiliki Direktur yang bertugas untuk membawahkan fungsi
kepatuhan
• Bank sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertugas untuk
melaksanakan fungsi kepatuhan
b.
Fungsi Audit Intern
• Dalam melakukan pemeriksaan, audit intern telah mempunyai pedoman SOP
Internal, namun pelaksanaannya belum secara optimal sesuai dengan SOP
tersebut
• Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris
.
• Audit Intern melaksanakan program audit yang telah direncanakan
sebelumnya meskipun rencana audit tersebut belum disusun secara terperinci
dan lengkap
.
c.
Fungsi Audit Ekstern
• Bank telah melakukan RUPS penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang terdaftar di OJK untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan
tahun 2019 secara Independen berdasar rekomendasi dari Dewan Komisaris
.
• KAP telah menyampaikan hasil audit kepada bank tepat waktu dan
mampu bekerja secara independen.
Page13of29
BAB IV
BENTURAN KEPENTINGAN
1. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
No. Nama Anggota
Direksi NIK*) Nominal(Rp)
Persentase Kepemilikan(%)
1. Tidak Ada
2. Kepemilikan Saham Anggota Direksi pada Perusahaan Lain
No.
Nama Anggota
Direksi
NIK*) Sandi Bank Lain*)/**) Nama Perusahaan Lain PersentaseKe pemilikan(%) 1. Tidak Ada
3. Hubungan Keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi
dengan Anggota Direksi Lain, Anggota Dewan Komisaris dan / atau
Pemegang Saham BPR
a. Hubungan Keuangan Anggota Direksi pada BPR
No. Nama AnggotaDir eksi NIK*) Hubungan Keuangan**) Anggota Direksi Lain Anggota Dewan Komisaris Pemegang Saham 1. Tidak Ada
b. Hubungan Keluarga Anggota Direksi pada BPR
No. Nama Anggota Direksi NIK*) Hubungan Keluarga**) Anggota Direksi Lain Anggota Dewan Komisaris Pemegang Saham 1. Tidak Ada
4. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
a. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada BPR
No. Nama Anggota Dewan
Komisaris NIK*) Nominal (Rp)
Persentase Kepemilikan(%)
1. Tidak Ada
b. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada perusahaan lain
No.
Nama Anggota
Dewan Komisaris
NIK*) Sandi Bank Lain Nama Perusaha anLain Persentase Kepemilikan(%) 1. Tidak Ada
5. Hubungan Keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota
Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota
Direksi dan atau Pemegang Saham BPR
a. Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris pada BPR
No. Nama Anggota Dewan Komisaris NIK*) Hubungan Keuangan**) Anggota Dewan Komisaris Lain Anggota Direksi Pemegang Saham 1. Tidak Ada
b. Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris pada BPR
No. Nama Anggota Dewan Komisaris NIK*) HubunganKeluarga**) Anggota Dewan Komisaris Lain Anggota Direksi Pemegang Saham 1. Tidak Ada
Page15of29
6. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi dan
Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS
a. Paket / Kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang
Ditetapkan Berdasarkan RUPS
No.
Jenis Remunerasi
(Dalam 1Tahun)
Direksi Dewan Komisaris
Jumlah Orang Jumlah Keseluruhan (Rp) Jumlah Orang Jumlah Keseluruhan (Rp) 1. Gaji*) 2 431.000.000 2 298.000.000 2. Tunjangan 2 28.504.375 2 25.000.000 3. Tantiem 2 113.096.000 2 54.286.000 4. Kompensasi Berbasis saham - - 5. Remunerasi lainnya**) - - Total
b. Uraian Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang
Ditetapkan Berdasarkan RUPS
No. Jenis Fasilitas Lain (Dalam1Tahun)
Uraian Fasilitas Disertai dengan Jumlah Fasilitas (Unit)
Direksi Dewan Komisaris
1. Perumahan - -
2. Transportasi 2 unit kendaraan dinas - 3. Asuransi Kesehatan 1 Direksi diikutkan BPJS
Kesehatan 1 Komisaris diikutkan BPJS Kesehatan 4. Fasilitas lainnya*) Penggantian pulsa maksimal
Rp 400.000/bulan Penggantian pulsa maksimal Rp 400.000/bulan
7. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah
Keterangan*) Perbandingan**) (a/b) : 1 Rasio gaji pegawai yang tertinggi (a) dan gaji pegawai yang
Terendah (b)
4 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji anggota
Direksi yang terendah (b)
1 : 1 Rasio gaji anggota Dewan Komisaris yang tertinggi (a) dan
Gaji anggota Dewan Komisaris yang terendah (b)
1 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji anggota
Dewan Komisaris yang tertinggi (b)
1, 44 : 1 Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi (a) dan gaji Pegawai
Yang tertinggi (b)
2,38 : 1
8. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
a. Pelaksanaan Rapat Dalam 1 (Satu) Tahun
No. Tanggal Rapat Jumlah Peserta Topik / Materi Pembahasan 1. 24 Januari 2020 2 Kinerja BPR selama tahun 2019
2. 15 Juli 2020 2 Kinerja BPR selama semester 1 tahun 2020 3. 5 Agustus 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja
Direksi
4. 9 September 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi
5. 2 Desember 2020 2 Rencana Penyusunan RBB tahun 2021, Situasi Pandemi terhadap bisnis BPR
6. 9 Desember 2020 2 Pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi
b. Kehadiran Anggota Dewan Komisaris
No. Nama
Anggota Dewan Komisaris
Frekuensi Kehadiran Tingkat Kehadiran**) (dalam%) Fisik Telekonferensi 1. Dharmawan , SE, Akt 6 - 100 2. Susanna Heryanto 6 - 100
Page17of29
9. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Jumlah Penyimpangan Internal*) (Dalam
1Tahun)
Jumlah Kasus (Satuan) yang Dilakukan Oleh Anggota Direksi Anggota Dewan
Komisaris
Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan Tahun Sebelum-nya Tahun Laporan
Total Fraud Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Telah Diselesaikan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Dalam Proses Penyelesaian**)
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Jumlah Penyimpangan Internal*) (Dalam
1Tahun)
Jumlah Kasus (Satuan) yang Dilakukan Oleh Anggota Direksi Anggota Dewan
Komisaris
Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Tahun Sebelum- nya Tahun Laporan Belum Diupayakan Penyelesaian - nya***)
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Telah
ditindaklanjuti Melalui Proses Hukum
10. Permasalahan Hukum yang Dihadapi
Permasalahan Hukum Jumlah (Satuan) Perdata PidanaTelah Selesai (telah
mempunyai Kekuatan hukum yang tetap)
- -
Dalam Proses penyelesaian 3 -
Total 3 -
11. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
No.
Pihak yang Memiliki Benturan Kepentingan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah) Keterangan Nama Jabatan NIK*) Nama Jabatan NIK*)
1. Tidak Ada
12. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik
No. Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan (Sosial/ Politik) Penjelasan Kegiatan Penerima Dana Jumlah (Rp) 1. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020
SOSIAL Pemberian Paket
Sembako Nasabah 1.100.000
2. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020
SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin Nasabah 1.650.000 3. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020
SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin Nasabah 455.230 4. 20 April sampai dengan 28 Mei 2020
SOSIAL Pemberian Paket Handsanitaser dan Vitamin
Nasabah 297.800
5. 31 Juli 2020 SOSIAL Pemberian
Hewan Qurban Masjid Al Jafar Brongkol Rt 01 Rw 03
Sidomulyo Godean Sleman
KESIMPULAN UMUM PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
Nama BPR : PT BPR KARANGWARU PRATAMA
Alamat : JL MAGELANG KM 5,2 SINDUADI MLATI SLEMAN
Nomor Telepon : (0274)623999
Posisi Laporan : Desember 2020
Modal Inti : Rp. 7.660.645.685,00
Total Aset : Rp. 96.100.839.831,94
Berdasarkan hasil penilaian sendiri pelaksanaan GCG PT BPR KARANGWARU PRATAMA periode Desember 2020, disampaikan hal-hal berikut:
a. Nilai komposit GCG sebesar 2.58 dengan predikat Baik b. Nilai masing-masing faktor adalah sebagai berikut.
No Faktor yang Dinilai (S + P + H)Nilai (Dibobot)Nilai
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 2.34 0.47
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 2.25 0.34
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi
BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
0.00 0
4 Penanganan Benturan Kepentingan 3.00 0.30
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 3.31 0.33
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 2.63 0.26
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling
sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) 2.05 0.05
8 Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian
Intern 2.95 0.29
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 2.00 0.15
10 Rencana Bisnis BPR 2.53 0.19
11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 2.60 0.20
Nilai Komposit 2.58
Predikat Komposit Baik
Telepon: (0274)623999
KERTAS KERJA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
TAHUN 2020
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 51 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Jumlah anggota Direksi paling
sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan.
√ Belum ada Direktur yang
ditunjuk untuk membawahkan fungsi kepatuhan
2) Seluruh anggota Direksi
bertempat tinggal di kota/
kabupaten yang sama, atau kota/ kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/ kabupaten di provinsi lain yang
berbatasan langsung dengan
kota/ kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
√ Domisili direktur adalah di
Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Klaten
3) Anggota Direksi tidak merangkap
jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/ atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).
√ Direksi tidak merangkap
jabatan pada Bank,
Perusahaan Non Bank dan/ atau Lembaga lain.
4) Mayoritas anggota Direksi tidak
memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris.
√ Semua anggota Direksi tidak
memiliki hubungan keluarga
dengan sesama anggota
Direksi atau Dewan Komisaris
5) Direksi tidak menggunakan
penasihat perorangan dan/ atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi
persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari
sisi karakteristik proyeknya
membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/ atau penyedia jasa profesional adalah pihak
independen yang memiliki
kualifikasi, untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
√ Sebagian besar kerjasama
dengan pihak ketiga sudah dilengkapi dengan MOU yang
menjelaskan hak dan
kewajiban masing- masing pihak
6) Seluruh anggota Direksi telah
lulus Uji Kemampuan dan
Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS termasuk
perpanjangan masa jabatan
Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.
√ Semua anggota direksi telah
lulus PKK OJK dan telah diangkat melalui RUPS
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 4 1 1 0
Telepon: (0274)623999
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 15
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 6
2,50 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,25
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7) Direksi melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara
independen dan tidak
memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.
√ Direksi melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara
independen dan tidak
memberikan kuasa umum
8) Direksi menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
√ Sebagian besar temuan audit
oleh auditor intern dan OJK telah ditindaklanjuti
9) Direksi menyediakan data dan
informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
√ Direksi memberikan data yang
diminta oleh Dewan Komisaris pada kesempatan pertama
10) Pengambilan keputusan rapat
Direksi yang bersifat strategis
dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat, suara
terbanyak dalam hal tidak
tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
√ Keputusan Direksi yang
bersifat strategis didasarkan dari hasil musyawarah
11) Direksi tidak menggunakan BPR
untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/ atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS
√ Direski menerima fasilitas
yang telah ditetapkan dalam RUPS
12) Anggota Direksi membudayakan
pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka
peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/
lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain
dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/ pelatihan dalam
rangka pengembangan kualitas individu.
√ Rencana pendidikan selama
satu tahun dibuat di awal tahun dan merata untuk semua bagian
13) Anggota Direksi mampu
mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya
dalam pelaksanaan tugas dan
√ Prinsip kehati- hatian selalu
diterapkan dalam semua
aktivitas BPR
Telepon: (0274)623999
tanggung jawabnya, antara lain
pemahaman atas ketentuan
mengenai prinsip kehati- hatian.
14) Direksi memiliki dan
melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.
√ Pedoman dan tata tertib kerja
dilaksanakan sebaik- baiknya oleh Direksi
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 7 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 17
Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 8 2,13
Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%
0,85 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15) Direksi
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
√ RUPS tahunan diadakan paling
lambat 30 April setiap
tahunnya
16) Direksi mengkomunikasikan
kepada seluruh pegawai
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.
√ kebijakan strategis di bidang
kepegawaian dikomunikasikan kepada seluruh pegawai
17) Hasil rapat Direksi dituangkan
dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.
√ Selama tahun 2020 tidak ada
risalah rapat dan dokumentasi rapat Direksi tidak ada
18) Terdapat peningkatan
pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan
seluruh pegawai dalam
pengelolaan BPR yang
ditunjukkan antara lain dengan
peningkatan kinerja BPR,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian
hasil sesuai ekspektasi
stakeholders.
√ Terdapat peningkatan kinerja
2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya
19) Direksi menyampaikan laporan
penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
√ Laporan penerapan Tata Kelola
dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan, Perbarindo dan Media BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 4 0 1 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 12
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5
2,40 Dikali dengan bobot C. Hasil
Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,24
Penjumlahan S + P + H 2,34
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan
dengan bobot Faktor 1: 20% 0,47
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris
paling sedikit 2 (dua) orang. √ Terdapat dua anggota Dewan Komisaris
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris
tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.
√ Jumlah Dewan Komisaris dua,
Jumlah Direksi dua
3) Seluruh anggota Dewan
Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan
Komisaris, RUPS yang
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
√ Semua anggota Dewan
Komisaris telah lulus PKK OJK dan telah diangkat melalui RUPS
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota
Dewan Komisaris bertempat
tinggal di provinsi yang sama atau di kota/ kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
√ Domisili Dewan Komisaris di
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
5) BPR memiliki Komisaris
Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti
paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk BPR dengan modal inti
paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari
Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris
merupakan Komisaris
Independen.
√ Modal inti BPR kurang dari
50.000.000.000 tidak wajib ada Komisaris Indepeden
6) Dewan Komisaris memiliki
pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
√ Pedoman dan Tata Tertib kerja
dilaksanakan sebaik- baiknya oleh anggota Dewan Komisaris
7) Dewan Komisaris tidak
merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
√ Dewan Komisaris tidak
merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 BPR atau BPRS lainnya
8) Mayoritas anggota Dewan
Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua
√ Semua anggota Dewan
Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga dengan sesama Dewan Komisaris atau
Telepon: (0274)623999
dengan sesama anggota Dewan
Komisaris atau Direksi. Direksi
9) Seluruh Komisaris Independen
tidak
ada yang memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/ atau
hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
√ Tidak wajib ada Komisaris
Independen
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 9 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 18
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 9
2,00 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10) Dewan Komisaris telah
melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada
Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis
terkait dengan pemenuhan
ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.
√ Dewan Komisaris telah
melaksanakan Tugas dan
Tanggungjawabnya terkait
dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian
11) Dalam rangka melakukan tugas
pengawasan, Komisaris
mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis BPR.
√ Pengawasan oleh Dewan
Komisaris dilakukan dengan meminta data dan keterangan
secara langsung kepada
Direksi
12) Dewan Komisaris tidak terlibat
dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian
kredit BPR dan hal- hal lain yang
ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka
melaksanakan fungsi
pengawasan.
√ Pengambilan keputusan
kegiatan operasional BPR
menjadi tanggung jawab
Direski, namun dalam
beberapa hal masih
mendapatkan masukan dan nasihat dari Dewan Komisaris
13) Dewan Komisaris memastikan
bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan, dan/ atau hasil
pengawasan otoritas lainnya
antara lain dengan meminta
Direksi untuk menyampaikan
dokumen hasil tindak lanjut temuan.
√ Sebagian besar temuan audit
intern dan OJK telah
ditindaklanjutin
14) Dewan Komisaris menyediakan
waktu yang cukup untuk
√ Dewan Komisaris
menyediakan waktu minimal
Telepon: (0274)623999
melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara
optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
satu minggu sekali untuk datang ke kantor
15) Pengambilan keputusan rapat
Dewan Komisaris yang bersifat
strategis telah dilakukan
berdasarkan musyawarah
mufakat atau suara terbanyak
dalam hal tidak tercapai
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan
mencantumkan dissenting
opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
√ Keputusan Dewan Komisaris
yang bersifat strategis
didasarkan dari hasil
musyawarah
16) Anggota Dewan Komisaris tidak
memanfaatkan BPR untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/ atau pihak lain yang
merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/ atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
√ Dewan Komisaris menerima
fasilitas yang telah ditetapkan dalam RUPS
17) Anggota Dewan Komisaris
melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi
yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang memerlukan
tindak lanjut Direksi.
√ Mulai triwulan II tahun 2019
BPR belum mempunyai Direski yang membawahkan fungsi kepatuhan
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 6 1 1 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
19 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 8 2,38
Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%
0,95 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18) Hasil rapat Dewan Komisaris
dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan
baik dan jelas, termasuk
dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.
√ Terdapat Risalah rapat dan
dokumentasi rapat Dewan Komisaris
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 0 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
3 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 1 3,00
Dikali dengan bobot C. Hasil
Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,30
Penjumlahan S + P + H 2,25
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan 0,34
Telepon: (0274)623999
dengan bobot Faktor 2: 15%
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti paling
sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki Komite Audit
dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 0
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1
0,00 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
0,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi
terhadap penerapan fungsi audit intern.
3) Komite Pemantau Risiko
melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
4) Dewan Komisaris memastikan
bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
0 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 3 0,00
Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%
0,00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5) Komite memberikan rekomendasi
terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 0
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1
0,00 Dikali dengan bobot C. Hasil
Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,00
Penjumlahan S + P + H 0,00
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3: 0%
0
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
4 Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki kebijakan, sistem
dan prosedur penyelesaian
mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.
√ prosedur benturan
kepentingan dituangkan dalam SOP Tata Kelola
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 0 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 3
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1
3,00 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,50
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan
kepentingan, anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, dan
Pejabat Eksekutif tidak
mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.
√ Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tidak penah
mengambil tindakan yang
mengurangi keuntungan BPR
kecuali dalam hal
penyimpangan terhadap
ketentuan suku bunga dan provisi yang memang secara
kebijakan intenal
dimungkinkan terjadi Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 0 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 3
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1
3,00 Dikali dengan bobot B. Proses
Penerapan Tata Kelola (P) : 40% 1,20
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3) Benturan kepentingan yang dapat
merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
√ dalam hal terjadi benturan
kepentingan yang mengurangi
keuntungan BPR,
didokumentasikan dengan
baik Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 0 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
3 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 1 3,00
Dikali dengan bobot C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H): 10%
0,30
Penjumlahan S + P + H 3,00
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan
dengan bobot Faktor 4: 10% 0,30
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
√ Belum ada Direktur yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
2) Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang- undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.
√ sejak triwulan II tahun 2019
belum ada direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
3) Pelaksanaan fungsi kepatuhan
dilakukan dengan menunjuk
Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan
independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
√ Posisi PE fungsi kepatuhan
sudah ada sejak tahun 2017. Namun pada tahun 2019 tidak
ada direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan.
4) Satuan kerja kepatuhan atau
Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan
menyusun dan/ atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.
√ pedoman kerja yang telah ada
dikinikan agar relevan dengan peraturan OJK maupun pihak eksternal lainnya
5) BPR memiliki ketentuan intern
mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi
kepatuhan.
√ BPR telah memiliki SOP
Kepatuhan dan job desc PE Kepatuhan sesuai dengan POJK
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 2 1 2 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 15
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5
3,00 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,50
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah- langkah
yang diperlukan untuk
memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan
perundang- undangan lain
termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.
√ Belum ada direksi yang
ditunjuk membawahkan fungsi kepatuhan
7) Anggota Direksi yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan
melakukan upaya untuk
mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui
sosialisasi dan pelatihan
ketentuan terkini.
√ belum ada direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
Telepon: (0274)623999
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memantau dan menjaga
kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/ atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.
√ Belum ada Direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
9) Satuan kerja kepatuhan atau
Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan
memastikan bahwa seluruh
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.
√ Terdapat kebijakan intern yang
dibuat sesuai dengan
ketentuan OJK
10) Satuan kerja kepatuhan atau
Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan
melakukan reviu dan/ atau
merekomendasikan pengkinian
dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun
prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
√ Hasil review kebijakan intern
belum terjadwalkan dengan baik
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 0 2 3 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
18 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 5 3,60
Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%
1,44 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR berhasil menurunkan tingkat
pelanggaran terhadap ketentuan. √
12) Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan
menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam
hal anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan
disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
√ Belum ada Direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
13) Anggota Direksi yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau
keputusan Direksi yang
menyimpang dari peraturan
√ Belum ada Direksi yang
membawahkan fungsi
kepatuhan
Telepon: (0274)623999
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang- undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 0 1 2 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 11
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 3
3,67 Dikali dengan bobot C. Hasil
Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,37
Penjumlahan S + P + H 3,31
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan
dengan bobot Faktor 5: 10% 0,33
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
A.Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
√ BPR telah memiliki pajabat
eksekutif yang melaksanakan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang- undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
√ Bank telah memiliki prosedur
audit intern meskipun dalam
pelaksanaan audit belum
sepenuhnya mengacu pada prosedur
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait
dengan penghimpunan dan
penyaluran dana).
√ PE yang melaksanakan fungsi
audit intern termasuk
independen sebab tidak
terlibat dalam kegiatan
operasional baik
penghimpunan dana maupun penyaluran dana
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama.
√ Pejabat Eksekutif bertanggung
jawab langsung kepada
Direktur Utama
5) BPR memiliki program rekrutmen
dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern.
√ BPR belum memiliki program
rekrutmen dan pengembangan SDM untuk fungsi audit,
namun demikian dalam
rencana pendidikan selama setahun pasti selalu ada
rencana pendidikan untuk
audit intern Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan
0 3 1 1 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 13
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 5
2,60 Dikali dengan bobot A.Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,30
B.Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) BPR menerapkan fungsi audit
intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
√ audit intern telah dilaksanakan
oleh PE Audit Intern meskipun belum sepenuhnya mengacu pada pedoman audit
7) BPR menugaskan pihak ekstern
untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit
√ BPR tidak wajib untuk
melakukan kaji ulang dari pihak ekstern
Telepon: (0274)623999
intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
8) Pelaksanaan fungsi audit intern
(kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit,
penyusunan program audit,
pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.
√ pelaksanaan audit
dilaksanakan dengan cara
penetapan rencana audit,
pengambilan sampel audit, pelaksanaan audit, pelaporan dan tindak lanjut
9) BPR melaksanakan peningkatan
mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan
penerapan fungsi audit intern.
√ keterampilan SDM
ditingkatkan dengan
mengikutsertakan pada
program pendidikan yang
diadakan oleh perbarindo
maupun instansi lainnya Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan
0 1 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 11
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 4
2,75 Dikali dengan bobot B.Proses
Penerapan Tata Kelola (P): 40% 1,10
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan fungsi audit intern
telah menyampaikan laporan
pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan
kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
√ karena belum ada direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan maka laporan audit hanya disampaikan kepada Dirut dan Dekom dengan tembusan kepada Direktur Bisnis
11) BPR telah menyampaikan laporan
pelaksanaan dan pokok- pokok hasil audit intern dan laporan
khusus (apabila ada
penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
√ Hasil audit intern / laporan
hasil pemeriksaan sudah
disampikan kepada OJK
sesuai dengan ketentuan
12) BPR menyampaikan laporan hasil
kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
√ BPR tidak wajib melakukan kaji
ulang dari pihak ekstern
13) BPR menyampaikan laporan
pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
√ BPR telah melaporkan
pengangkatan PE audit intern kepada OJK sesuai ketentuan OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 3 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 9
Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 4 2,25
Dikali dengan bobot C. Hasil 0,23
Telepon: (0274)623999
Penerapan Tata Kelola (H): 10%
Penjumlahan S + P + H 2,63
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan
dengan bobot Faktor 6: 10% 0,26
Telepon: (0274)623999
No Kriteria / Indikator SB Skala PenerapanB CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Penugasan audit kepada Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek- aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.
√ Penugasan audit ekstern (KAP
dan Akuntan Publik) telah sesuai ketentuan POJK.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan
0 1 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala
Penerapan 2
Perhitungan rata- rata dengan dibagi jumlah pertanyaan: 1
2,00 Dikali dengan bobot A. Struktur
dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
1,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam pelaksanaan audit laporan
keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan serta memperoleh
persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.
√ Penugasan audit ekstern (KAP
dan Akuntan Publik) telah sesuai ketentuan POJK.
3) BPR telah melaporkan hasil audit
KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.
√ Hasil audit telah dilaporkan ke
OJK Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
4 Perhitungan rata- rata dengan
dibagi jumlah pertanyaan: 2 2,00
Dikali dengan bobot B. Proses Penerapan Tata Kelola (P): 40%
0,80 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Hasil audit dan Management
letter telah menggambarkan
permasalahan BPR dan
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.
√ Hasil Audit dan Management
Letter cukup memberikan
gambaran permasalahan di BPR
5) Cakupan hasil audit paling sedikit
sesuai dengan ruang lingkup audit
sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
√ Cakupan hasil audit sesuai
dengan ketentuan OJK
Jumlah jawaban pada Skala
Penerapan 0 1 1 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
5
Perhitungan rata- rata dengan 2,50
Telepon: (0274)623999
dibagi jumlah pertanyaan: 2
Dikali dengan bobot C. Hasil
Penerapan Tata Kelola (H): 10% 0,25
Penjumlahan S + P + H 2,05
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7: 2.5%
0,05
Telepon: (0274)623999