Universitas Mercu Buana 35 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian langsung (observasi)
Penelitian dilakukan dengan cara ikut mengamati secara langsung diperusahaan mengenai proses produksi pembuatan sepatu (pada cell 1 dan cell 2), dan proses Final Inspection.
2. Melakukan wawancara/pertanyaan
Dalam penelitian ini, penulis juga menperoleh data/informasi mengenai proses Final Inspection, dan berbagai macam cacat selama proses pembuatan sepatu dengan bertanya kepada karyawan/staff yang bersangkutan.
3. Melakukan studi pustaka/literature
Selain dua cara diatas, untuk mendukung pengetahuan/ilmu tentang penelitian ini, penulis melakukan studi literature karena dapat membantu penulis dalam melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan apa yang ingin penulis peroleh.
Universitas Mercu Buana 36 1. sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan kegiatan produksi yang
dilakukan.
2. data laporan harian kualitas dan cacat yang terjadi pada proses stitching, yang diambil dari cell 1 dan 2 pada bulan oktober 2007.
3. cara penggunaan dan penerapan metode ANSI/ASQC Z1.4-1993 di PT. Prima Inreksa Industries
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Prima Inreksa Industries
PT. Prima Inreksa Industries (PT.PII), merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sepatu olahraga, hasil produksi tersebut sesuai dengan pesanan dan ditujukan untuk export. PT. Prima Inreksa Industries didirikan berdasarkan akte notaris Ny. Kartini Mulyadi, SH. Pada tanggal 14 desember 1988 dengan akte no. 070. PT.PII mempunyai kantor pusat di Jl. Tanah Abang II no. 98 Jakarta Pusat, sedangkan lokasi pabrik bertempat di Jl. Industri Raya IV Blok AG no. 8 Km 8 Desa Bunder Kecamatan Cikupa Tangerang Banten.
Dalam pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pengamatan yang dilakukan pada saat studi kelayakan karena pada akhir tahun 1980’an, kabupaten Tangerang sedang membangun diri sebagai daerah industri. Selain itu ada pertimbangan social ekonomi yang lebih menguntungkan, yaitu :
1. harga tanah yang relative murah 2. mudah mendapatkan bahan baku 3. mudah mendapatkan tenaga kerja
4. terletak didaerah yang strategis (dekat jalan Tol Jakarta-Merak). Adapun latar belakang didirikannya industri sepatu ini adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana 37 1. mendapatkan keuntungan bagi pearusahaan guna pengembangan dan
kelangsungan hidup karyawan
2. membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan memberikan keterampilan kerja dibidang industri, guna membantu pemerintahan dalam mengatasi masalah pengangguran
3. membantu menambah devisa Negara dengan meningkatkan export non migas, karena orientasi produk prusahaan adalah untuk pasar luar negri. PT. Prima Inreksa Industries, didirikan diatas tanah seluas kurang lebih sepuluh hektar, pembangunan pabrik tersebut dimulai pada bulan Desember 1988 dan baru selesai pada bulan November 1989. kemudian pada bulan januari 1990 PT. Prima Inreksa Industries sudah mulai beroperasi kemudian untuk export perdananya baru dapat dilakukan pada awal bulan februari 1990.
4.1.2 Bidang dan Kegiatan Usaha
PT. Prima Inreksa Industries, bergerak pada bidang industri sepatu olahraga, dengan hasil produksi disesuaikan dengan pesanan kemudian diekspor ke Negara pemesan. Hasil produksi tersebut umumnya dikonsumsi oleh kaum pria dan wanita dan anak-anak, yang terdiri dari beberapa merek antara lain:
1. LA GEAR, awal produksi dimulai pada tahun1991 2. FILA, awal produksi dimulai pada tahun1993 3. NIKE, awal produksi pada tahun 1996
4. ADIDAS, awal produksi pada tahun 1997 sampai dengan sekarang.
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Prima Inreksa Industries sesuai dengan order dari perusahaan pemegang lisensi suatu produk sepatu, yang lajim disebut
Universitas Mercu Buana 38 buyer (pemesan/pembeli) sehingga hasil produksi yang akan dihasilkan selalu
berubah-ubah dan berbeda merek serta jenisnya disesuaikan pesanan tersebut. Dalam kegiatan usahanya perusahaan menerima order yang diikuti dengan penetapan harga, apabila perusahaan pemesan (buyer) menyetujui harga yang diajukan oleh pihak perusahaan maka pesanan diterima, kemudian setelah pesanan diterima, kegiatan selanjutnya dimulai pada bagian Development dimana department tersebut adalah penentu bahan baku yang akan diperlukan dengan ukuran yang ditetapkan oleh pihak pemesan, setelah itu perusahaan akan membuat sample produk yang akan diproduksi, kemudian diajukan kepada perusahaan pemesan guna meminta persetujuan, kemudian setelah semua hal tersebut selesai dan sudah mendapat persetujuaan dari pihak pemesan maka proses selanjutnya adalah mulai memproduksi pesanan tersebut.
Dalam proses produksi perusahaan pemesan akan mengirim utusan untuk mengawasi jalannya proses produksi serta mutu sepatu yang sedang diproduksi, supaya perusahaan pemesan dapat segera mengantisipasi kegagalan produksi yang mungkin akan ditanggung. Apabila PT. Prima Inreksa Industries telah selesai memproduksi sepatu sesuai pesanan tersebut, maka pesanan telah selesai, dan kemudian perusahaan kembali menerima pesanan (order) baru.
4.1.3 Fasilitas dan Kebijaksanaan Perusahaan
Untuk menunjang kelancaran didalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. Prima Inreksa Industries memberikan fasilitas-fasilitas bagi karyawan, antara lain:
Universitas Mercu Buana 39 Tersedia bus karyawan yang bias dipergunakan untuk antar jemput seluruh
karyawan baik untuk kalangan staff maupun kalangan produksi sesuai dengan jurusan masing-masing.
2. Sarana olahraga
Perusahaan menyediakan saran dan prasarana untuk para karyawan antara lain:
• Lapangan bulu tangkis dan tennis meja • Sarana untuk bela diri dan senam 3. Kantin (makan dan makanan tambahan)
Tersedia untuk makan siang seluruh karyawan produksi dan staff, yang terbagi menjadi tiga tempat (karyawan produksi, karyawan staff, management dan tenaga asing), makanan tambahan berupa snack kecil dan diperuntukkan bagi karyawan yang lembur sampai dengan jam 18.00WIB. 4. Masjid dan majelis ta’lim
Tersedia saran ibadah bagi umat islam, untuk melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan.
5. Seragam
guna menciptakan rasa kebersamaan dan serta untuk menunjukkan identitas perusahaan, bagi pekerja yang telah menjadi pekerja tetap, perusahaan akan memberikan 3 potong baju seragam dalam 1 tahun.
6. Jamsostek
Sesuai peraturan perundang-undangan perusahaan mengikutsertakan para peserta dalam program jamsostek.
Universitas Mercu Buana 40 perusahaan memberikan bantuan kepada ahli waris pekerja yang meninggal
dunia bukan karena kecelakan kerja 8. Hadiah suka cita
Bagi pekerja yang telah bekerja selam 1 tahun atau lebih yang melangsungkan pernikahan, perusahaan memberikan hadiah suka cita.
9. Perawatan dan pengobatan
Guna memelihara kesehatan pekerja perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan poliklinik dan fasilitas JPK bagi pekerja dan keluarganya yang memerlukan rawat inap.
10. Koperasi kerja
perusahaan mendorong dan memberikan bantuan kepada koperasi pekerja 11. Keluarga berencana
Perusahaan ikut serta mensukseskan program keluarga berencana di lingkungan perusahaan
12. Pensiun
Pekerja yang pension berhak menerima pembayaran menurut peraturan yang berlaku.
13. Perjalanan dinas
Perusahaan memberikan penghargaan kepada pekerja yang berprestasi dan telah mengabdikan diri kepada perusahaan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Selain itu kebijakan perusahaan untuk menunjang dalam kegiatan produksinya, menerapkan system kerja 6 S (six S) dalam lingkungan perusahaan, yang isinya antara lain :
Universitas Mercu Buana 41 Memisahkan barang yang berguna dan tidak berguna
2. Set in Order (Penataan)
Meletakaan barang pada tempat nya 3. Shine (kebersihan)
Menjaga kebersihan dilingkungan kerja dan perusahaan 4. Standardize (standardisasi)
Membiasakan melakukan pekerjaan sesuai standar 5. Sustain (Pembiasaan)
Membiasakan melaksanakan 6S melalui audit dan training 6. Safety (Keselamatan)
Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
4.1.4 Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi perusahaan berdasarkan ketentuan peraturan jumlah hari kerja perusahaan ini adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu, dan jam kerja dalam setiap shif-nya ditentukan sebagai berikut :
• Shif 1 : pukul 07.00 – 15.00 WIB • Shif 2 : pukul 15.00 – 23.00 WIB
• Shif 3 : pukul 23.00 – 07.00 (over time 1 jam) Waktu kerja non shift ditentukan sebagai berikut :
• Hari Senin – Jumat : pukul 08.00 – 16.00 WIB (non produksi).
Universitas Mercu Buana 42 4.1.5 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Prima Inreksa Industries dalam menjalankan perusahaan ini mempunyai tujuan visi dan misi, yang isinya sebagai berikut :
“Visi”
‘Menjadi yang paling kompetitif dan terpercaya dalam manufaktur sepatu olahraga dengan harga menengah kebawah’.
“Misi”
1. mencari dan menerima, mempertahankan, melatih dan menghargai karyawan yang terbaik dalam bidangnya
2. menetapkan system perburuhan yang terbaik 3. peduli pada masyarakat dan lingkungan sekitar
4. menciptakan produk bermutu tinggi dengan inovasi dan kreatifitas 5. memperbaiki biaya, mutu dan proses pada tahap development 6. menerapkan perbaikan berlanjut pada proses produksi
7. focus pada efisiensi mutu.
Untuk menerapkan itu semua perusahaan berpikir secara objecktif dengan mengembangkan system komunikasi dan kerja sama yang efektif antara departemen, serta mengembangkan peran dan system kerja masing-masing departemen, sehingga setiap masing-masing departemen dapat menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal.
4.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu perusahaan pada umumnya memiliki tujuan, salahsatunya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Dari tujuan itulah struktur organisasi dapat dibentuk, agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, dengan
Universitas Mercu Buana 43 struktur organisasi dapat dilihat jalur kegiatan, wewenang dan tanggung jawab yang
seharusnya dilaksanakan oleh setiap bagian. Struktur organisasi yang menggunakan sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempermudah pencapaian tujuan suatu organisasi. Adapun gambar struktur organisasi PT. Prima Inreksa Industries adalah sebagai berikut:
Universitas Mercu Buana 44 4.1.7 Proses Produksi Sepatu
Pada dasarnya dalam proses pembutan sepatu memerlukan 3 (tiga) tahap yaitu:
1. proses pembuatan komponen atas/upper,
2. proses pembuatan komponen bawah/bottom, dan 3. proses assembling.
Dari tiga proses tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir pembuatan sepatu di PT. PII, sebagai berikut
Supplier Embroidery Rolling Warehouse Bottom Cutting Warehouse Upper Printing Sablon Hot Press Phylon Press
Grinding Stock Fit
IPU
Skiving & Buffing Proses Komponen Upper
Proses Komponen Bottom/Outsole
Assembling Final Inspection Finish Good Warehouse Proses Assembling Emboss Stitching
Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Sepatu a. Proses pembuatan komponen atas (upper)
Pada pembuatan bagian atas sepatu, bahan yang akan digunakan diambil dari gudang bahan baku bagian upper. Dalam gudang tersebut terdapat berbagai macam bahan yang akan digunakan untuk bagian upper diantaranya kulit, textile, karet dan aksesoris sepatu. Sebelum bahan-bahan tersebut digunakan,
Universitas Mercu Buana 45 dilakukan pemeriksaan kualitas (misal bahan kulit) oleh bagian QC digudang.
Pemeriksaan dilakukan dengan tes visual yang harus sesuai dengan sampel yang dikeluarkan oleh pihak laboratorium, yang sebelumnya melakukan tes dan sesuai dengan keinginan dari pihak buyer. Setelah itu bahan dapat diproses pada tahap selanjutnya.
a. Proses cutting
Proses cutting adalah proses pemotongan elemen-elemen sapatu bagian atas. Pemotongan dilakukan sesuai dengan model atau tipe sepatu yang akan dibuat. Alat yang digunakan adalah mesin press cutting dan menggunakan alat potong yang disebut cutting dies. Untuk bahan textile cutting dies yang digunakan jenis swing arm dan untuk bahan dari kulit cutting dies yang dipakai adalah beam cutting.
b. Proses embossing adalah proses pencetakan timbul logo dengan menggunakan mesin emboss yang menggunakan teknologi press dan panas. Komponen yang biasanya di-emboss adalah komponen yang terbuat dari kulit, proses embossing hanya dilakukan untuk komponen tertentu sesuai spesifikasi dari buyer.
c. Proses printing merupakan proses penandaan bahan texon untuk memudahkan dalam proses penjahitan
d. Proses sablon atau stemping merupakan proses penempelan logo sebelum dilakukan embossing.
e. Proses embroidery adalah proses membuat logo dengan menggunakan mesin bordir. Hampir sama dengan proses embossing, pembordiran dilakukan pada komponen tertentu sesuai model atau spesifikasi dari buyer.
Universitas Mercu Buana 46 f. Proses skiving dan buffing, Proses skiving merupakan proses penipisan
untuk sambungan-sambungan bahan kulit (tebal 1,0 – 1,1 mm). Proses buffing yaitu proses pengkasaran pada bahan kulit agar pori-pori terbuka untuk mempermudah dalam pengeleman dan menempel dengan kuat.
g. Proses sewing/stitching
Pada proses sewing ini merupakan proses akhir dari pembuatan komponen upper, dengan melakukan perakitan dan penjahitan elemen-elemen upper. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tali (hole punch), jahit strobel untuk upper dengan texon, setelah itu memotong sisa lining yang berada dipinggiran hole punch. Dilanjutkan dengan penempelan saze label pada tongue (lidah sepatu) kemudian dijahit dengan lapisan vamp (bagian depan sepatu/pelindung jari). Setelah pembuatan bagian upper selesai ada pemeriksaan kualitas sebelum dilanjutkan pada proses assembling.
Gambar 4.3 Proses Hole Punch dan Jahit strobel b. Proses pembuatan komponen bawah (bottom).
Proses pembuatan komponen bottom diawali dari gudang chemical, yaitu tempat penyimpanan bahan kimia dan pewarna. Bahan kimia dan pewarna dicampur dengan melakukan penimbangan/penakaran sesuai dengan pengujian
Universitas Mercu Buana 47 dilaboratorium, pada pengolahan chemical compound ini belum dicampur dengan
karet atau EVA. Berikut tahapan proses pembuatan komponen bottom;
a. Proses rolling
Proses rolling adalah proses pencampuran bahan kimia dan karet untuk mengahsilkan bahan outsole/rubber dan midsole/EVA phylon, dimana prosesnya sebagai berikut :
Proses pencampuran, merupakan pencampuran bahan baku karet atau EVA dengan bahan kimia yang telah diolah di chemical compound. Penggilingan, compound yang telah dicampur kemudian digiling dengan
menggunakan mesin kneader. Compound yang telah digiling disimpan di rak-rak besi untuk didinginkan, setelah didinginkan dilakukan penggilingan ulang yang bertujuan untuk menghasilkan compound yang sempurna dan berkualitas.
Calender roll, proses untuk menyeragaman ketebalan dan lebar rubber sehingga memudahkan pada pemotongan dan penimbangan untuk proses hot press. Sebelum dilanjutkan pada proses hot press compound ini didinginkan selama 24 jam untuk menyempurnakan dan memadatkan campuran compound.
b. Proses hot press
Proses ini merupakan langkah awal pembuatan rubber outsole, yaitu proses pencetakan karet dengan cara vulkanisasi. Alat yang digunakan adalah mesin Hot Press. Hasil proses rubber hot press ini adalah bagian bawah sepatu/outsole yang terbuat dari karet.
Universitas Mercu Buana 48 Gambar 4.4 Rubber out sole
Proses hotpress untuk membuat midsole :
• Bahan midsole dari bagian rolling dipress dengan hotpress, sesuai dengan model yang dikerjakan
• Melakukan pemotong sesuai tinggi dan lebar midsole dengan mesin skiving
Gambar 4.5 Midsole c. Proses grinding
Proses pembersihan dan penggabungan rubber outsole dengan midsole : • Lakukan pressing ke buffing untuk dikasarkan pada permukaannya
sebelum diberi lem
• Dicuci dengan menggunakan tholuen untuk dibersihkan dari minyak atau sabun saat proses press. Setelah itu pemberian lem primer (dasar) secara rata
• Diberi sinar ultra violet (UV) bagian atas dan bawahnya agar lem merekat hingga bagian pori-pori midsole.
Universitas Mercu Buana 49 d. Phylon press
Phylon press hampir sama dengan proses hot press, merupakan proses pencetakan lembaran EVA yang diperoleh dari proses rolling, untuk pembentukan midsole sepatu.
e. Injection Poly Urethane (Inject- PU)
Proses ini hanya dilakukan pada model tertentu dan sesuai dengan keinginan buyer. Proses Injection PU merupakan pencampuran untuk bagian midsole dengan proses pencetakan yang berisi air bag, setelah itu dipress dan menghasilkan midsole insert PU.
f. Proses stock fit
Merupakan proses akhir dari pembuatan komponen bottom sepatu. Pada proses ini dilakukan penggabungan antara midsole, outsole dan penambahan aksesoris pada bagian cementing sesuai dengan spesifikasi dari pihak buyer pada setiap model sepatu. Semua komponen itu dirakit atau digabungkan menjadi bagian bawah sepatu (bottom) yang selanjutnya akan digabungkan dengan bagian atas sepatu (upper) di bagian perakitan (assembling).
c. Proses lasting (Assembling)
Proses assembling ini merupakan proses akhir pembuatan sepatu, dan selesai dimasukkan kedalam inerbox. Proses perakitan ini dimulai dengan memeriksa ukuran/size komponen upper dan size komponen bottom, agar tidak terjadi kesalahan pada saat prosses assembling. Berikut proses assembling sepatu :
• Pemberian lem dengan hot meal untuk penempelan TPR counter pada bagian belakang upper (back part moulding) selama 10 detik, lalu jahit strobel untuk menjahit lapisan upper dengan texon.
Universitas Mercu Buana 50 Gambar 4.6 Pengeleman dan penempelan TPR.
• Pasang Berra untuk melindungi bagian tongue agar tidak kotor selama proses, setelah itu pemasangan laste (cetakan berbahan plastic padat berbentuk kaki) pada bagian upper. Pemasangan heel lasting pengencangan laste selama 6 detik, dan pengencangan tali agar bentuk upper bagus.
Gambar 4.7 pemasangan Berra dan laste
• Pemeriksaan kualitas, untuk mengukur kerataan komponen bottom dan upper.
• Pemberian gauge (marking/cetakan garis) bagian samping upper dengan outsole sebelum di lem. Kemudian pengasaran (hard buffing) untuk pengeleman bagian upper dengan bottom, setelah itu pemasangan prime outsole tip dan toe cap (bagian karet depan sepatu) dipanaskan pada mesin cementing dry camber dengan suhu 50 – 60 0C .
Universitas Mercu Buana 51 Gambar 4.8 Pemberian Gauge dan pengeleman toecap
• Pengeleman midsole, outsole, vamp dan pengeleman upper toe cap. Setelah itu masuk kemesin cementing dry camber kedua dengan suhu yang sama dengan pemanasan pertama yaitu 50 – 60 0C.
Gambar 4.9 pengeleman dan penggabungan toe cap
• Attack midsole to outsole/rubber dilakukan untuk memperkuat lem pada outsole dan midsole. Attack outsole to upper untuk memperkuat lem pada outsole dan upper. Attack toecap to upper.
Gambar 4.10 Attack Outsole dan Attack Toecap
• Proses dengan mesin universal press, yaitu pengepressan seluruh bagian sepatu, setelah itu pembersihan bagian bawah outsole
Universitas Mercu Buana 52 menggunakan wire brussing. Dan sepatu dimasukkan kedalam mesin
cooling untuk mendinginkan (suhu makximal 100C) sapatu setelah mengalami pemanasan dalam proses assembly.
Gambar 4.11 Proses Universal press dan cooling
• Membuka tali dan laste untuk penjahitan outsole, lalu dirapihkan dengan memotong sisa benang, dan pengeleman insole lalu dipress dengan bagian bottom sepatu agar insole dan outsole kuat.
•
Gambar 4.12 Open laste dan jahit ariance
• Pemasangan tali sampai selesai, setelah itu membersihkan bagian upper dan sepatu yang sudah jadi melewati mesin metal detector untuk memeriksa tidak ada benda logam/berbahaya dalam sepatu .
Universitas Mercu Buana 53 • Pemeriksaan kualitas sepatu jadi, jika baik hasilnya dilanjutkan
dengan pemasangan label hangtag dan masukkan sepatu dalam inner box yang telah terpasang UPC/barcode.
Gambar 4.14 Pemeriksaan kualitas sepatu
• Memasukkan inner box kedalam carton besar yang berisi 10 pasang sepatu. Dan pengiriman ke final inspection untuk diperiksa kualitas akhir dari sepatu (Final Inspection), jika produk baik tidak cacat dikirim ke warehouse finish goods (gudang barang jadi) dan siap di export.
Gambar4.15 Proses packing.
Dalam proses packing untuk sepatu yang sudah jadi, dan akan dibawa ke bagian Final Inspection ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam packing yaitu :
• Ambil carton sesuai dengan PO (purchase order) number • Lakban carton bagian bawah dan pasang sticker cheked
Universitas Mercu Buana 54 • Masukan inner box ke dalam carton box sesuai dengan marking, size, dan
artikel
• Check EDP number yang ada di inner box dan carton box • Check size, jumlahnya sebelum proses lakban
Dan jenis packing yang dilakukan ada tiga macam yaitu :
1. Packing solid, yaitu dalam setiap karton berisi satu jenis size saja
2. Packing Assort, yaitu karton sepatu yang berisi dari beberapa size (lebih dari dua size)
3. Packing mix, yaitu dalam satu karton berisi dua macam size sepatu saja.
4.1.8 Kategori cacat dan jenis cacat yang terjadi di PT. Prima Inreksa Industries
Dalam proses pembuatan sepatu di perusahaan ini ada berbagai macam cacat atau kesalahan dalam pembuatan sepatu, untuk memudahkan penentuan berbagai macam cacat yang terjadi dikategorikan dalam tiga tingkatan produk cacat. Ketiga kategori tersebut debedakan untuk menentukan apakah suatu produk yang dihasilkan dapat langsung di export, mengalami pembaikan atau dihancurkan dan dibuang.
Tiga macam kategori cacat sepatu, dapat dituliskan sebagai berikut :
1. A – Grade , adalah sepatu yang sudah baik dan hanya mengalami cacat ringan, sehingga tidak perlu perbaikan ulang dan dapat disimpan di warehouse finish goods (gudang barang jadi) dan siap di export.
2. B – Grade, adalah sepatu yang mengalami cacat sedang dan harus mengalami perbaikan, bila sepatu yang catat (B-grade) tidak dapat diperbaiki dengan sempurna maka sepatu tersebut akan dipisahkan kedalam
Universitas Mercu Buana 55 gudang sepatu B-Grade dan dapat dijual kembali dengan harga 60 % dari
harga normal.
3. C – Grade, adalah kategori cacat berat dan sepatu yang dihasilkan tidak dapat diperbaiki maupun dijual kembali, sepatu ini harus dihancurkan dan dibuang.
Sedangkan dalam proses produksi sepatu jenis-jenis cacat yang sering terjadi berdasarkan setiap prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Proses Cutting
Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah cacat pada material kulit, yaitu :
Loose Leather ( Keriput ) Insecth ( Bintik/ Bopeng ) Scracth ( Luka / Bergaris ) Brand ( Luka Besar ) Growth ( Bekas Lipatan )] Veint ( Garis Urat )
Smooth (Tdk ada Emboss ) Hairy ( Hasil Potong Berbulu ) Reject due to cutting ( BS Cutting )
Different Color Material ( Mat. Beda warna ) Poor buffing ( Buffing tdk sesuai SOP ) Poor skiving ( Skiving tdk sesuai SOP )
Wrong / Broken size lable ( size lable salah / rusak ) 2. Proses stitching
Universitas Mercu Buana 56 Stitching Distance ( Jarak Jahitan )
Stitching Margin ( Jarak jahitan Tepi )
Stitch not follow gauge ( Jahitan tdk ikut Gauge ) Loose Lining (Lapisan Keriput)
Loose / Broken stitch ( Jahitan Kendor / jebol ) Unequal 3 stripe distance ( Jarak 3 stripe ) Needle Hole ( Bekas lubang jarum ) Poor heel lining ( Lining rusak / keriput )
Misligned tongue / lace loop ( Tongue / laceloop miring ) Crooked toe cap ( Toe cap miring )
Crooked heel patch / back strap ( Backstrap / heel patch miring ) Misligned QTR to Vamp ( Vamp miring )
Croked logo ( Logo miring )
Broken metal eyestay ( eyestay metal rusak ) Dirty Upper ( Upper kotor )
Comp. / Variable Not follow SOP ( Jahitan variasi tdk sesuai SOP ) Different color upper ( Upper beda warna )
Wrong / Broken size lable ( Size lable rusak / salah ) 3. Proses hot press
Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : Kotor
Lewat Warna
Kurang Angin / Gelembung Sobek / Pecah
Universitas Mercu Buana 57 Beda Warna
Kurang Bahan Kurang Matang 4. Proses stockfit
Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : Kurang Buffing
Ketebalan Pinggir Over Primer Open Bonding
Penempelan Rubber ke Midsole Penempelan Accessories / Component Beda Warna Rubber/phylon/Torsion Outsole kotor Grinding
Outsole Kotor Hot Press Kurang Triming Rubber Kurang Triming Rubber Kurang Grinda
Color Migation 5. Proses assembly lasting
Jenis-cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : wrinkled toe last ( Toe last mengkerut )
Misligned toe last ( Toe last miring )
Different heel hight ( Tinggi Rendah Bagian belakang ) Crooked heel last ( Heel last miring )
Universitas Mercu Buana 58 Different color material ( Material beda warna )
Loose stoble stitch ( jahit stroble kendor ) Stroble margin ( Margin jahitan tdk standard ) Poor side last ( side last tidak standard ) 6. Proses assembly finishing
Jenis-cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : wrinkled on QTR ( QTR mengkerut )
Dirty shoes ( Sepatu kotor )
Different heel hight ( Tinggi Rendah Bagian belakang ) Poor buffing ( Buffing tdk sesuai SOP )
Poor priming ( Primer tdk sesuai SOP )
Poor cementing ( Pengeleman tdk sesuai SOP )
Poor / Crooked attaching ( Penempelan tdk sesuai SOP ) Heel off Center ( Sepatu miring )
Different shoe length ( Sepatu panjang / pendek ) Toe cap attaching ( Tempel toe cap tdk standard ) Different color outsole ( outsole beda warna ) Different color shoes ( Sepatu beda warna ) Shoe laying ( Sepatu tidak rata )
Open bond ( Lem terbuka )
Wrong / Broken size lable ( Size lable rusak / salah ) Poor Ariance
Universitas Mercu Buana 59 4.1.9 Metode ANSI/ASQCZ1.4-1993 di PT.Prima Inreksa Industries
Rencana penerimaan sample (acceptance sampling plans) dengan mengunakan ANSI/ASQC Z1.4-1993 di PT. PII dilakukan oleh bagian Departemen QC (Quality Control) dan diperusahaan ini disebut Quality Improvement Process (QIP). Dan yang bertugas sebagai penginspeksi akhir (Final Inspection) adalah orang khusus dan hanya orang yang berseragam QIP FINAL INSPECTION saja yang diperbolehkan melakukan inspeksi produk sepatu yang sudah jadi.
Syarat produk yang sudah jadi dan dapat di final inspection harus memenuhi dokumen-dokumen yang dibutuhkan, adalah sebagai berikut :
1. Inspector Certificate
2. Final Random Inspection Report 3. Packing & Weight list
4. Commercial Invoice 5. Purchase Order 6. A-01 Certification 7. Spec and Grading shett 8. SHAS dan Packing manual
9. Bonding Test Report dan FGT report
Syarat no 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) dibuat oleh staff administrasi QC, sedangkan laporan tes Bonding dan FGT dibuat oleh laboratorium.
Peralatan yang digunakan dalam Final Inspection sebagai berikut : • Red arrow sticker , untuk menunjukkan bagian sepatu yang cacat • Checked sticker, untuk mensegel karton)
• Cutter , untuk membuka Karton • Pen/pencil
Universitas Mercu Buana 60 • Board maker, untuk pengumuman/informasi di papan tulis
• Ruler steel
• Hole poncher, untuk memberi tanda Jika sepatu B-Grade • Tape/ isolasi untuk menutup Karton.
Penggunaan ANSI/ASQC Z1.4-1993 yang diterapkan diperusahaan ini, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Penggunaan ANSI/ASQC Z1.4-1993
Model Level
A. Model Baru III
B. Model yang sudah pernah ada II C. Quantity order <501 pasang S4
D. 2 kali reject berurutan Naik ke level berikutnya E. 5 kali Passed berurutan Turun ke level berikutnya
Untuk order yang yang jumlahnya lebih dari 501 pasang, maka menggunakan general inspection level inspeksi normal (level II), sedangkan untuk order kurang dari 501 pasang maka digunkan special inspection level pada S 4.
Standard pemeriksaan sepatu yang dilakukan di Final Inspection oleh QC : 1. Bandingkan sepatu produksi dengan contoh yang sudah dikonfirmasikan :
• warna • material, • bentuk sepatu,
• mengacu pada peraturan, dan informasi yang tersedia 2. Pemeriksaan Tongue/size label(kiri dan kanan harus sama) :
• Size label (menyamakan ukuran, bentuk, model, hangtag) • Posisi tongue
Universitas Mercu Buana 61 • Printing embossing pada tangue
3. Pemeriksaan dalam sepatu (inside) secara keseluruhan: • Kerapihan/letak inlay sole
• Lapisan padding • Kebersihan linning
• Warna dan logo inlay sole • Lapisan dalam (kerutan) • Penempatan heelpatch • Jahitan tongue didalam 4. Pemeriksaan Vamp pairs :
• Letak vamp (center) • Kerapihan vamp
• Menyamakan bentuk vamp (kanan-kiri) • Potongan Vamp
• Kekuatan jahitan pada eyestay
• Mutu stitching berdasarkan standar Adidas • Bantuk logo pada tongue
5. pemeriksaan toe (jari kaki):
• penempatan pelindung jari kaki • keakuratan toe cap bonding • memeriksa roughing (kekerasan) • pemeriksaan panjang vamp
6. pemeriksaan dari tengah-tengah dan samping sepatu (bentuk sepatu): • memeriksa keakuratan sepasang sepatu dari samping
Universitas Mercu Buana 62 • memeriksa penyambungan antara upper dengan out sole
• clean lines (kebersihan sepatu)
• jahitan out sole sesuai dengan mutu standar dari Adidas
7. pemeriksaan heel patch (tinggi rendah dan depan belakang sepatu): • menyamakan dan memeriksa ketinggian heel patch
• memeriksa embroidery (bordiran) • printing / embossing / logo • menyamakan back strap • posisi bottom
8. pemeriksaan bagian bawah : • warna dari out sole
• kebersihan bentuk out sole • ukuran yang harus sesuai • penempatan logo bagian bottom 9. memeriksa sepatu yang selesai :
• kedudukan yang datar/sama (puncak tumit sepatu, pandangan samping dan sisi samping)
• panjang renda /jahitan • kekuatan dan kerataan collar • pemeriksaan bagiat out sole • pemeriksaan kebersihan sepatu
Universitas Mercu Buana 63 4.1.10 Pengumpulan Data Final Inspection
Data yang diperoleh adalah Data hasil final inspection dengan cara pengambilan sample untuk cell 1 dan 2 dengan model sepatu Super Star pada bulan oktober 2007 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data Final Inspection
PO ARTICLE CUSTOMER QTY
No Date NUMBER NAME ORDER
1.080 1 1 495947001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 41 2 2 541021001 SUPERSTAR 2 K IS UAE 145 3 4 541395001 SUPERSTAR 2 K IS EGYPT 500 4 5 504706001 SUPERSTAR 2 K IS NETHERLAND 3.310 5 6 467999001 SUPERSTAR 2 K IS KOREA 1.160 6 9 539639001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 1.500 7 18 569960001 SUPERSTAR 2 K IS UK 1.300 8 19 539629001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 1.010 9 20 539645001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 300 10 24 568213001 SUPERSTAR 2 K IS CANADA 1.596 11 25 577666001 SUPERSTAR 2 K IS MEXICO 3.000 12 26 569685001 SUPERSTAR 2 K IS NETHERLAND 3.000 13 27 570046001 SUPERSTAR 2 K IS UK 606 14 30 759968001 SUPERSTAR II K IS USA 920 15 31 517506001 SUPERSTAR II K IS USA 32 16 8 541491001 SUPERSTAR 2 K IS UAE 145 17 9 541397001 SUPERSTAR 2 K IS EGYPT 300 18 22 548638001 SUPERSTAR 2 K IS ITALY 794 19 23 541022001 SUPERSTAR 2 K IS UAE 890 20 26 539648001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN
Dari laporan final inspection diatas tersebut diketahui bahwa telah terjadi ketidaksesuaian/kesalahan dan produk tersebut dinyatakan rejected (ditolak). Kesalahan-kesalahan yang terjadi tersebut banyak yang terjadi pada bagian Stitching (penjahitan) pembuatan sepatu, sehingga penulis mencantumkan laporan kualitas harian pada bagian stitching ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi
Universitas Mercu Buana 64 serta melihat kesalahan yang biasa terjadi pada bagian stitching. Berikut data
laporan kualitas harian proses stitching pada bulan oktober 2007 untuk model sepatu Super Star.
Tabel 4.3 Jumlah Data Produk Cacat pada Proses Stitching
Jenis cacat pada Jumlah No
Proses stitching cacat
1 Stitching Distance ( Jarak Jahitan ) 335
2 Stitching Margin ( Jarak jahitan Tepi ) 398
3 Stitch not follow gauge ( Jahitan tdk ikut Gauge ) 41
4 Loose/Broken Stitch ( Jahitan kendor/Jebol ) 1257
5 Unequal 3 stripe distance ( Jarak 3 stripe ) 82
6 Needle Hole ( Bekas lubang jarum ) 95
7 Loose lining ( Lining rusak / keriput ) 896
8 Misligned tongue / lace loop ( Tongue / laceloop miring ) 26
9 Crooked toe cap ( Toe cap miring ) 22
10 ( Backstrap / heel patch miring ) 348
11 Misligned QTR to Vamp ( Vamp miring ) 134
12 Croked logo ( Logo miring ) 52
13 Broken metal eyestay ( eyestay metal rusak ) 34
14 Dirty Upper ( Upper kotor ) 1220
15 (Jahitan variasi tdk sesuai SOP) 45
4.2 Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data yang cukup, maka selanjutnya tahap pengolahan data. Pengolahan data untuk data hasil Final Inspection dilakukan pengukuran berapa jumlah sample yang diambil, batas penerimaan kesalahan dan penolakan kesalahan, kemudian diklasifikasikan apakah produk tersebut diterima (released) atau ditolak (rejected). Setelah melakukan acceptance sampling dapat dilihat adanya bagian-bagian yang tidak sesuai pada sepatu, ketidak sesuaian itu dicari penyebabnya pada bagian proses pembuatan ataupun bahan baku sepatu. Pada laporan ini penulis hanya membuat garafik pareto untuk mencari penyebab dalam
Universitas Mercu Buana 65 proses stitching saja. Selain itu juga dilakukan pengukuran untuk mengevaluasi
kinerja sample yang digunakan (OC curve, AOQ curve).
4.2.1 Penerimaan Sampel berdasarkan Standar ANSI/ASQC Z1.4-1993 Penerimaan sample dengan ANSI/ASQC Z1.4-1993 yang dilakukan dalam Final Inspection oleh Dep QC, dilakukan pemilihan untuk nilai tingkat mutu yang dapat diterima atau AQL (Acceptance Quality Level). Nilai AQL yang digunakan oleh PT. PII ini mengikuti standard yang dikeluarkan oleh pemegang lisensi atas merek sepatu yang dibuat, dengan menggunakan nilai AQL sebesar 2,5 %. Nilai tersebut digunakan selain mengikuti standard, pada AQL 2,5 % tersebut memiliki kelebihan :
• Nilai probabilitas penerimaan yang dihasilkan sudah ≥ 0.95 atau 95 %. • Sample yang diambil/digunakan sudah cukup mewakili jumlah/lot produk
yang di hasilkan.
• jika semua sampel diseleksi dalam ukuran n, maka 95% dari sampel itu akan memasukkan parameter populasi dalam interval hasil estimasi.
Dibawah ini table hasil penggunaan ANSI/ASQC Z1.4 pemeriksaan normal-Sampel tunggal.
Universitas Mercu Buana 66 Tabel 4.4 Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4
PO ARTICLE QTY inspection Sampel Ac Re REMARKS
No NUMBER NAME ORDER level size
1 495947001 SUPERSTAR 2 K IS 1.080 umum/tingkat II/J 80 5 6 RELEASED
2 541021001 SUPERSTAR 2 K IS 41 spesial/S4/C 5 0 1 RELEASED
3 541395001 SUPERSTAR 2 K IS 145 spesial/S4/C 5 0 1 RELEASED
4 504706001 SUPERSTAR 2 K IS 500 spesial/S4/F 20 1 2 RELEASED
5 467999001 SUPERSTAR 2 K IS 3.310 umum/tingkat II/L 200 10 11 RELEASED
6 539639001 SUPERSTAR 2 K IS 1.160 umum/tingkat II/J 80 5 6 RELEASED
7 569960001 SUPERSTAR 2 K IS 1.500 umum/tingkat II/K 125 6 7 RELEASED
8 539629001 SUPERSTAR 2 K IS 1.300 umum/tingkat II/J 80 5 6 RELEASED
9 539645001 SUPERSTAR 2 K IS 1.010 umum/tingkat II/K 125 6 7 RELEASED
10 568213001 SUPERSTAR 2 K IS 300 spesial/S4/F 20 1 2 RELEASED
11 577666001 SUPERSTAR 2 K IS 1.596 umum/tingkat II/K 125 6 7 RELEASED
12 569685001 SUPERSTAR 2 K IS 3.000 umum/tingkat II/K 125 6 7 RELEASED
13 570046001 SUPERSTAR 2 K IS 3.000 umum/tingkat II/K 125 6 7 RELEASED
14 759968001 SUPERSTAR II K IS 606 umum/tingkat II/J 80 5 6 RELEASED
15 517506001 SUPERSTAR II K IS 920 umum/tingkat II/J 80 5 6 RELEASED
16 541491001 SUPERSTAR 2 K IS 32 spesial/S4/C 5 0 1 REJECTED
- Loose Lining - Outsole Dirty - Hell Off Center
17 541397001 SUPERSTAR 2 K IS 145 spesial/S4/C 5 0 1 REJECTED
- Broken Stitching
18 548638001 SUPERSTAR 2 K IS 300 spesial/S4/F 20 1 2 REJECRED
- Loose Stitching
19 541022001 SUPERSTAR 2 K IS 794 umum/tingkat II/J 80 5 6 REJECTED
- Loose Stitching
20 539648001 SUPERSTAR 2 K IS 890 umum/tingkat II/J 80 5 6 REJECTED
- Loose Stitching
Contoh penyelesaian table diatas :
Contoh 1:
Pada penerimaan sample no 3, dengan jumlah produk 145 dan AQL 2,5. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka dengan Standar ANSI/ASQC Z1.4 sampel yang diperoleh :
Universitas Mercu Buana 67 Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi special / S4
dan symbol D. untuk AQL 2,5 pada symbol D harus bergeser keatas menjadi symbol C, sehingga ukuran sample (n) = 5, penerimaan kesalahan (Ac) = 0, dan penolakan kesalahan (Re) = 1. jadi dalam pemeriksaannya diambil 5 innerbox (5 pasang sepatu) untuk diperiksa apakah terdapat kesalahan dalam 5 innerbox sepatu tersebut.
Contoh 2 :
Pada penerimaan sample no 18, dengan jumlah produk 300 dan AQL 2,5. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka diperoleh :
Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi special / S4 dan symbol E. untuk AQL 2,5 pada symbol E harus bergeser kebawah menjadi symbol F, sehingga ukuran sample (n) = 20, penerimaan kesalahan (Ac) = 1, dan penolakan kesalahan (Re) = 2 dari pemerikasaan sample tersebut diperoleh kesalahan dalam sample lebih dari penerimaan kesalahan yang diperbolehkan, jenis kesalahan yang terjadi adalah jahitan kendor (loose stitching), yang berarti seluruh produk tersebut dianggap ditolak (Rejected) dan harus mengalami perbaikan.
Contoh 3 :
Pada penerimaan sample no 13, dengan jumlah produk 3000 dan AQL 2,5 %. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka sample yang diperoleh :
Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi umum/ tingkat II dan symbol K. untuk AQL 2,5. sehingga ukuran sample yang diambil (n) = 125, penerimaan kesalahan (Ac) = 6, dan penolakan kesalahan (Re) = 7. dan dari semua sample yang diambil kesalahan yang terjadi masih dibawah penerimaan (Ac) jadi seluruh produk diterima (released) dan siap untuk di export.
Universitas Mercu Buana 68 Pada tabel 4.4 Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4 terdapat pesanan yang
ditolak pada no 16 sampai dengan 20, pesanan-pesanan tersebut mengalami pemeriksaan ulang untuk menentukan apakah produk tersebut dapat di kirim kepada pemesannya. Berikut table Re-Inspection dari Final Inspection pada table sebelumnya.
Tabel 4.5 Re-Inspection Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4
PO ARTICLE CUSTOMER QTY REMARKS
No
date NUMBER NAME ORDER
1 18 541491001 SUPERSTAR 2 K IS UAE 32 RELEASED
2 19 541397001 SUPERSTAR 2 K IS EGYPT 145 RELEASED
3 23 548638001 SUPERSTAR 2 K IS ITALY 300 RELEASED
4 26 541022001 SUPERSTAR 2 K IS UAE 794 RELEASED
5 29 539648001 SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 890 RELEASED
4.2.2 Kurva Karakteristik Operasi (Operating Characteristic Curve/OC curve)
Dari penggunaan AQL 2,5 % dengan standar ANSI/ASQC Z1.4 pada penerimaan sample diatas, dapat dilakukan pengukuran untuk mengevaluasi kinerja sample. Kinerja penerimaan sample dapat dilihat nilai risiko produsen (α) dan risiko konsumen (β). Dengan kurva OC dapat dilihat apakah nilai probabilitas (α) sekitar 0,05 (5%) atau 0.01 (1%). dan untuk nilai probabilitas (β) mempunyai nilai yang umunnya adalah 0,1 (10%). Kurva OC ini menunjukkan probabilitas penerimaan sebagai fungsi dari berbagai tingkatan kualitas.
Untuk pengerjaan kurva OC diambil penerimaan sample dari percobaan diatas no 12, dengan N = 3000, n = 125, dan c = 6. dengan begitu kurva OC dapat diselesaikan dengan Tabel berikut ini :
Universitas Mercu Buana 69 untuk proposi cacat 1% ; np = 125 × 0,01 = 1,25 ; Pa = 0,999
untuk proposi cacat 2% ; np = 125 × 0,02 = 2,5 ; Pa = 0,986
jika nilai probabilitas tidak ditemukan karena keterbatasan nilai np, maka dapat dilakukan dengan cara interpolasi.
Contoh ;
Untuk proposi cacat 3% ; np = 125 × 0,03 = 3.75 ;
Untuk np = 3.75; terdapat nilai np = 3.7 dan np = 3.8 , maka untuk memperoleh Pa
– nya adalah :
(
)
4 . 0 6 . 0 ) 909 . 0 4 . 0 ( ) 918 . 0 6 . 0 ( + × + × = Pa = 0.914Tabel 4.6 Karakteristik Operasi untuk N=3000, n=125, dan c=6
Proporsi kesalahan probabilitas penerimaan np No p Pa 1 0,01 1,25 0,999 2 0,015 1,875 0,997 3 0,02 2,5 0,986 4 0,025 3,125 0,959 5 0,03 3,75 0,914 6 0,04 5 0,763 7 0,05 6,25 0,566 8 0,06 7,5 0,378 9 0,07 8,75 0,232 10 0,075 9,375 0,175 11 0,08 10 0,130 12 0,085 10,625 0,095 13 0,09 11,25 0,062 14 0,095 11,875 0,049 15 0,1 12,5 0,036
Universitas Mercu Buana 70 Maka kurva OC untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini.
Kurva Karakteristik Operasi
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 0.0 10 0.0 15 0.0 20 0.0 25 0.0 30 0.0 40 0.0 50 0.0 60 0.0 70 0.0 75 0.0 80 0.0 85 0.0 90 0.0 95 0.1 00 Proposi Kesalahan Probabilitas penerimaan
Gambar 4.15 Kurva (OC kurve) untuk N=3000, n=125, dan c=6
Untuk pengerjaan kurva OC diambil penerimaan sample dari percobaan diatas no 17, dengan N = 145, n = 5, dan c = 0. dengan begitu kurva OC dapat diselesaikan dengan Tabel berikut ini :
untuk proposi cacat 0, 01 (1%) ; np = 5 × 0,01 = 0,05 ; Untuk np = 0.05 ; terdapat nilai np = 0.04 dan np = 0.06 , maka untuk memperoleh Pa – nya adalah :
(
)
4 . 0 6 . 0 ) 942 . 0 4 . 0 ( ) 961 . 0 6 . 0 ( + × + × = Pa = 0.952untuk proposi cacat 0.02 (2%) ; np = 5 × 0,02 = 0.1 ; Pa = 0,905 untuk proposi cacat 0,03 (3%) ; np = 5 × 0,03 = 0,15 ; Pa = 0,861 untuk proposi cacat 0,04 (4%) ; np = 5 × 0,04 = 0.2 ; Pa = 0,819 untuk proposi cacat 0,10 (10%) ; np = 5 × 0,10 = 0,5 ; Pa = 0,607 untuk proposi cacat 0,30 (30%) ; np = 5 × 0,30 = 1,5 ; Pa = 0,223
Universitas Mercu Buana 71 Tabel 4.7 Karakteristik Operasi untuk N=145, n=5, dan c=0
Proporsi kesalahan probabilitas penerimaan
np No p Pa 1 0.010 0.050 0.952 2 0.020 0.100 0.905 3 0.030 0.150 0.861 4 0.040 0.200 0.819 5 0.050 0.250 0.779 6 0.060 0.300 0.741 7 0.080 0.400 0.670 8 0.090 0.450 0.638 9 0.100 0.500 0.607 10 0.200 1.000 0.368 11 0.300 1.500 0.223 12 0.400 2.000 0.135 13 0.450 2.250 0.103 14 0.500 2.500 0.083 15 0.600 3.000 0.050
Maka kurva OC untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini.
Kurva Karakteristik Operasi
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.080 0.0900.100 0.2000.300 0.40 0 0.450 0.50 0 0.600 Proposi kesalahan Probabilitas penerimaan
Universitas Mercu Buana 72 4.2.3 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (average Outgoing Quality
Curve / AOQ curve)
Untuk kurva AOQ dengan kasus yang sama yaitu jumlah produksi N = 3000, sample n= 125, dan penerimaan kesalahan c = 6, kurva AOQ dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut
(
)
N N p Pa AOQ= × −1(
)
010 . 0 3000 1 3000 01 . 0 999 . 0 1 = − × = AOQ(
)
015 . 0 3000 1 3000 015 . 0 997 . 0 2 = − × =AOQ , dan seterusnya
maka tabelnya sebagai berikut :
Tabel 4.8 Tingkat Kualitas Output Rata-rata untuk N=3000, n=125, dan c=6
Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata
No Pa p AOQ 1 0,01 0,999 0,010 2 0,015 0,997 0,015 3 0,02 0,986 0,020 4 0,025 0,959 0,024 5 0,03 0,914 0,027 6 0,04 0,763 0,031 7 0,05 0,566 0,028 8 0,06 0,378 0,023 9 0,07 0,232 0,016 10 0,075 0,175 0,013 11 0,08 0,130 0,010 12 0,085 0,095 0,008 13 0,09 0,062 0,006 14 0,095 0,049 0,005 15 0,1 0,036 0,004
Universitas Mercu Buana 73 Kurva AOQ 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.075 0.08 0.085 0.09 0.095 0.1 Proposi Kesalahan Probabilitas Penerimaan
Gambar 4.17 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (AOQ kurve) untuk N=3000, n=125, dan c=6
Untuk kurva AOQ dengan jumlah produksi N =145, sample n= 5, dan penerimaan kesalahan c = 0, kurva AOQ dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut
(
)
009 . 0 145 1 145 01 . 0 952 . 0 1 = − × = AOQ(
)
018 . 0 145 1 145 025 . 0 905 . 0 2 = − × = AOQTabel 4.9 Tingkat Kualitas Output Rata-rata untuk N=145, n=5, dan c=0
Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata
No Pa p AOQ 1 0.010 0.952 0.009 2 0.020 0.905 0.018 3 0.030 0.861 0.026 4 0.040 0.819 0.033 5 0.050 0.779 0.039 6 0.060 0.741 0.044 7 0.080 0.670 0.053 8 0.090 0.638 0.057 9 0.100 0.607 0.060 10 0.200 0.368 0.073
Universitas Mercu Buana 74 Tabel 4.9 Tingkat Kualitas Output Rata-rata
untuk N=145, n=5, dan c=0 (lanjutan)
Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata
No Pa p AOQ 11 0.300 0.223 0.066 12 0.400 0.135 0.054 13 0.450 0.103 0.046 14 0.500 0.083 0.041 15 0.600 0.050 0.030
Maka kurva AOQ untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini.
Kurva AOQ 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 0.080 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.080 0.090 0.100 0.200 0.300 0.40 0 0.450 0.500 0.60 0 Proposi kesalahan probabilitas penerimaan
Gambar 4.18 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (AOQ kurve) untuk N=145, n=5, dan c=0
4.2.4 Diagram Pareto (Pareto chart)
Dalam penelitian di Final Inspection masih terjadi kesalahan pada sepatu yang sudah jadi. Kesalahan tersebut banyak terjadi pada proses pembuatan sepatu khususnya pada bagian stitching, dimana pada bagian ini melakukan kegiatan
Universitas Mercu Buana 75 proses akhir pembuatan komponen upper, dengan menggabungkan elemen-elemen
upper dengan cara dijahit.
Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam proses stitching maka penulis membuat diagram pareto dan selanjutnya dengan menganalisa menggunakan diagram sebab akibat.
Tabel 4.8 Prosentase Data Produk Cacat pada Proses Stitching
Jenis cacat pada Jumlah persen komulatif
(%) komulatif
No
(%)
Proses stitching cacat
1 Loose/Broken stitch 1257 1257 25.22 25.22 2477 2 Dirty Upper 1220 24.47 49.69 3373 3 Loose lining 896 17.97 67.67 3771 4 Stitching Margin 398 7.98 75.65 4119 5 Backstrap miring 348 6.98 82.63 4454 6 Stitching Distance 335 6.72 89.35 4588 7 Misligned QTR to Vamp 134 2.69 92.04 4683 8 Needle Hole 95 1.91 93.95 4765
9 Unequal 3 stripe distance 82 1.64 95.59
4817
10 Croked logo 52 1.04 96.63
4862
11 Jahitan variasi tdk sesuai 45 0.90 97.54
4903
12 Stitch not follow gauge 41 0.82 98.36
4937
13 Broken metal eyestay 34 0.68 99.04
4963
14 Misligned tongue 26 0.52 99.56
4985
15 Crooked toe cap 22 0.44 100.00
Universitas Mercu Buana 76 Maka Diagram Pareto untuk table diatas dapat digambarkan seperti berikut ini.
PARETO CHART 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Loo se/B roke n st itch Dir ty U ppe r Loo se li nin g Stit chin g M arg in Ba cks tra p m irin g Stit chin g D ista nce Mis lign ed Q TR to V am p Ne edle Ho le Un equ al 3 str ipe dis tan ce Cro ked log o Jah itan va riasi tdk sesu ai Stit ch n ot fo llow ga ug e Bro ken me tal e yest ay Misl ign ed t ong ue Cro oke d to e c ap Jenis Cacat Jum lah Cacat 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 kumulatif (%)