• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alikodra, H.s Ekologi Banteng (Bos javanicus d'alton) di Taman Nasional Ujung Kulon. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Disertasi. Tidak diterbitkan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alikodra, H.s Ekologi Banteng (Bos javanicus d'alton) di Taman Nasional Ujung Kulon. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Disertasi. Tidak diterbitkan."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Adam, R. A. L. & E. M. Lunch. 1986. Temporal and Spatial Aspects of Species Habitat Model : Modeling Habitat Relationships of Terrestrial Vertebrates. The University of Wisconsin Press. Wisconsin.

Alikodra, H.s. 1983. Ekologi Banteng (Bos javanicus d'Alton) di Taman Nasional Ujung Kulon. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Disertasi. Tidak diterbitkan. Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas llmu Hayati IPB. Bogor.

Amman, H. 1985. Contribution to The Ecology and Sociology of The Javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus Desm., 1822) lnangural Dissertation. Philosophisch. Naturwissenschaftlichen Fakultat der Universitat Basel. Econom-Druch A.G. Basel.

Basyar, K. 1998. Penggunaan Ruang oleh beberapa individu Badak Jawa di Cibandawoh Taman Nasional Ujung Kulon. Skripsi S1 Fakultas Kehutanan IPB. Tidak dterbitkan.

Barns, B. dan V.S. Wiradisastra. 1997. Sistem lnformasi Geografi Sarana Manajemen Sumberdaya. Laboratorium Pengideraan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1993. Strategi Konservasi Badak Indonesia. Kerjasama Di rjen PHPA, YMR, IWF, IUCN dan

WWF. Jakarta.

Djaja, B., H.R. Sadjudin and L.Y. Khinn. 1982. Studi Vegetasi untuk Keperluan Makanan bagi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest). Special Report No. 1 I U C N M F Project No. 1960. Fakultas Biologi UNAS. Jakarta. Griffiths, M. 1993. The Javan Rhino of Ujung Kulon : An Investigation of Its

Population and Ecology Through Camera Trapping. A Joint Project between the Directorate General of Forest Protection ad Nature Conservation and the World Wide Fund for Nature Indonesian Programme.

Groves, P.C. 1967. On The Rhinoceros p.f. South-East Asia. Sanselier Kundlivhe Mitteilunger BLV Bayer. Land Wirtschaftsverlag. Munchen : 15 Jkg-Heytt3. Hall, C. A. S. and J. W. Day. 1977. Ecosystem Modeling in Theory and Practise.

(2)

Haryanto. 1997. lnvasi Langkap (Arenga obtusifolia) dan Dampaknya terhadap Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. Media Konservasi Edisi Khusus. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Hommel, W.F.M.P. 1987. Landscape Ecology of Ujung Kulon (West Java, Indonesia). Privately Published.

Hoogetwerf, A. 1970. Udjung Kulon The Land of The Last Javan Rhinoceros. E.J. Brill, Leiden.

Jorgensen, S. E. 1988. Fundamental of Ecological Modelling. Elsevier Press. Oxford.

Krebs, C. J. 1972. Ecology. Harper & Ron Publisher. London.

Lekagul & McNeely. 1977. Mammals of Thailand. Sahakambhath Co. Bangkok. Maquire, 0. J. and Goodchild. 1991. Geographical Information System. Longmann

Scientific and Technical. John Wiley & Sons Inc. New York.

Muntasib, H., Haryanto, B. Masy'ud, D. Rinaldi, H. Arief. 1997. Pilot Project Pengelolaan Habitat Badak Jawa (Rhinoceros s o ~ i c u s ) . Laporan Hibah Bersaing Perguruan Tinggi V. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Muntasib, H., Haryanto, 8. Masy'ud, D. Rinaldi, H. Arief, Y. A. Mulyani dan S. B.

Rushayati. 1997. Panduan Pengel~laan Habitat Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Media Konservasi. Edisi Khusys. Bogor.

Nugroho, D. B. S. 2001. Karakteristik Pmggunaan Sumberdaya Air oleh Badak Jawa dan Banteng di Daerah Cikeu$ik dan Cibandawoh Taman Nasional Ujwg Kulon. Skripsi S4-fakultas Kehcztanan IPB. Tidak diterbitkan.

Prawirosudirdjo, G. 1975. Empat Raja Rimba Raya di Indonesia. Bharata. Jakarta. Ramono, W.S. 1973. Javan Rhinoceros in Udjung Kulon. Direktorat PPA.

Rinaldi, D. dan Y.A. Mulyani. 1997. Populasi dan Perilaku Badak Jawa. Media Konservasi Edipi Khusus.

Rusli, S. N. 1998. Penataan R u q W+ ah dengan Peran Serta Masyarakat Menggunakan Sistem lnformasi Geodfis. Disertasi Doktor Program Pasca Sa rjana IPB. Tidak diterbitkan.

Sadjudin, H.R. 1983. Dasar-dasar Pemikiran Bagi Pengelola Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desm., 1822) di Udjung Kulon. Taman Nasional Udjung Kulon. Labuan.

(3)

Sadjudin, H.R. dan B. Djaya. 1984. Monitoring Populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desm., 1822) di Semenanjung Ujung Kulon. Fakultas Biologi Universitas Nasional.

Santiapillai, C. 1989. The Conservation of Rhinos in Indonesia. In Interorganizational Meeting Convened by IUCNISSC, PHPA and WWF. WWF Indonesian Programme. Bogor.

Schenkel, R and L. Schenkel-Hulliger. 1969. The Javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus Desm., 1822) in Udjung Kulon Nature Reserve, Its Ecology and Behavior. Field Study 1967 and 1968. Acta Tropica Separatun vol. 26,2. Sriyanto, A. dan A. Priambudi. 1995. Laporan Hasil Sensus Badak Jawa. Taman

Nasional Ujung Kulon. Labuan.

Suhono, S. 2000. Studi Penggunaan Daerah Citadahan dan Cikeusik Taman Nasional Ujung Kulon oleh Badak Jawa dan Banteng. Skripsi S1 Fakultas Kehutanan IPB. Tidak diterbitkan.

Taman Nasional Udjung Kulon. 1995. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Udjung Kulon (Master Plan). Labuan.

Taman Nasional Udjung Kulon. 1996. Laporan Sensus Badak Jawa. Taman Nasional Udjung Kulon. Labuan.

Trenggono, S.; Cho. G. Ch. 1999. Modeling of Javan Rhino Habitat in The Ujung Kulon National Park. Mawah Disqppaikan pada Seminar Penerapan Sistem lnforrnasi Geografi untuk Padiotracking untuk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati tanggal 26 Oktober 1999 di Bogor.

Van Steenis, C.G.G.J. 1972. Mountain Flora of Java. E.J. Brill. Leiden.

Vemer, J., M.L. Morrison, dan C.J. Ralph, 1986. Wildlife 2000. Modeling Habitat Relationship of Terrestrial Vertebrates. The University of Wisconsin Press. Wahyu. 1995. Analisis Pola Penmunaan Ruang dan Studi Populasi Kerbau Liar

(Bubalus bubalis Linn.) di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur. Skripsi S1 Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan. Wiersum, K. F. 1973. 2001. Syllabus Wildlife Utilization and Management in

(4)

Lampiran 1. 10 komunitas tumbuhan di Taman Nasional Ujung Kulon (Hommel, 1 987) Kelompok 1. Kelompok Komunitas Neesia altissima 2. Kelompok Komunitas Rervspermum diversifolium 3. Kelompok Komunitas Eupatorium odoratum 4. Kelompok Komunitas Ardisia humilis 5. Kelompok Komunitas Murdannia nudiflora 6. Kelompok komunitas Eupatorium odoraturn Komunitas

I. Komunitas Kibara coriacea dan Flacourtia mkam 11. Komunitas Garcinia mstrata dan Neesia altissima 111. Komunitas Pentace mstrata dan Amnga obtusifolia IV. Komunitas Rubus mollucanus dan Gleichenia

tmncata

V. Komunitas Saraca thaipingensis dan Sumbaviopsis albicans

Vl. Komunitas Uncaria spec. dan Sumbaviopsis albicans VII. Komunitas Ptemspermum diversifolium dan Amnga

obtusifolia

VIII. Komunitas Parinari corymbosum dan Gentum gnemon

IX. Komunitas Pterygora horsfieldii dan Rinoma cymulosa

X, Komunitas Bischofia javanica dan Ficus pubinervis XI. Komunitas Cerbera manghas dan Buchanania

arbomscens

XI/. Komunitas Bambusa blumeana dan Drypetes ovalis XI//. Komunitas Amca cathecu dan Amnga obtusifolia XIV. Komunitas Oncosperma tigillaria dan Salacca edulis XV. Komunitas Hyptis rhomboidea dan Daemonomps

melanochaete

XVI. Komunitas Canthium homdum dan Albizia pmera XVII. Komunitas Schizostachyum zollingeri

XVIII. Komunitas Sterculia foetida dan Syzygium pseudo formosum

XIX. Komunitas Dendmcnide stimulans dan Syzygium pseudoformosum

XX. Komunitas Dendmcnide stimulans dan Amnga obtusifolia

XXI. Komunitas Nauclea coadunata dan Syzygium polyantum

XXII. Komunitas Cotypha utan dan Ardisia humilis XXIII. Komunitas Ximenia amaricana dan Ardisia humilis XXIV. Komunitas Calotmpis gigantea dan Dodonaea

viscosa

XXV. Komunitas Dactyloctenium aegyptium dan Digitaria heterantha

XXVI. Komunitas Fimbris

(5)

Kelompok 7. Kelompok komunitas Pandanus tectorius 8. Kelompok komunitas Pandanus tectorius 9. Kelompok komunitas Pandanus tectorius 10. Kelompok komunitas Pandanus tecforius Komunitas

XXVIII. Komunitas Bamngtonia asiatica dan Syzygium pseudoformosum

XXIX. Komunitas Sophora tomentosa dan Calophyllum

inophyllum

XXX. Komunitas Pemphis acidula dan Lumnitzera spec.

(6)

Lampiran 2. Klasifikasi vegetasi di Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan penelitian dari berbagai peneliti IV V VI VII a VII b Vllc Rubue Gleichenia S a m - Surnbaviop Uncaria- Sumbaviop Pterops-Ar- Sten Pterops-Ar- Myris Pterops-Ar- Bisch Kilaja kecil (m) Kijahe

Arenga obtusifolia (a) kilaja kecil (rn)

Arenga obtusifolia (a)

Arenga obtusifoli (a)

Arenga forest Arenga forest Arenga forest Crernnophytes (1 2) Monsoon forest (57) Shrubjungle (1 4) Secondary for& (20) Secondary forest (20)

-

Monsoon forest (57) Secondary f o r d (20) Cremnophytes (viii) Momoon forast (mi) Degraded monsoon Forest (mi) Degraded monsoon Forest (mi) (Degraded) monsoon Forest (xii) (Degraded) monsoon Forest (mi) Arenga obtusifolia-2a Asosiasi Arenga obtusifolia-1 Asosiasl Arenga obtusifolia-2 Asosiasi Decespermum fruticosum Asosiasi Arenga obtusifolia-1 A d a s i Arenga obtusifdia-2 A d a s i Decespermum fnRicosum Asosiasi Arenga

(7)

X XI XI1 Xlll XIV XVa XVI, XVI Rinorea Bischofra- Ficus Carbera

-

Buchanania Bambusa- D m = Areca-Arenga Oncosperma- Salacca Hyptis-Daem- Dill. Hyptis-Daem- Lant. Canthium- Ficus pubinervis Buchanania- Radermachera Drypet89

-

Bambusa (h)

Arenga obtusifolia (a)

Salaca edulis (t) Calamus-Amomum ( 4 Calamus-Amomum ( 4 bambu duri Arenga forest Salak 'Forest' Shrubland +trees Shrubland,non trees

-

Shrubland +bushers, Shrubland +trees Shrubland,non trees Monsoon forest (57) Secondary forest (20) Secondary forest (20) bambu forest (48) Secondary forest (20) Oncosperma forest (36) ? savana (1 5) Secondary forest (20) Shnrbjungle (1 4) Savana (1 5) Rotan vegetation (38) Shrubjungle (1 4) Rotan vegetation (38) Secondary forest (20) seconclary forest (20) (Degraded) monsoon Forest (xii) Degraded monsoon Forest (xii) Degraded monsoon Forest (xii) Degraded monsoon Forest (xii) Degraded monsoon Forest (xii) Degraded monsoon Forest (xii) Dwraded monsoon Asosiasi Arenga obtusifolia-2d Asogiasi Arenga obtuslfolia-2e Asosiasi Arenga obtusifolia-I a Asosiasi Arenga obtusifolia-2a Asosiasi Oncosperma horridum Asosiasi Dillenia excelsa Asosiasi Hibiscus tiliaceus Ficus pubinervis zone (K) Buchanania zone (H)

(8)
(9)

XXXl l XXXlll M X l V M X V M X V l d i d i i m i x XXXX XXXXl XXXXll Pandanus Ipomea- Ischaemum Ischaemum- Scaevola Nyrnphaea- Najas Phyla Eleocharis Pandanus- Scirpod Lumnitzera- A r d i i Denis- Sonneratia Sonneratia- Rhizoph. (P) lpomea pescaprae

-

Phyla nodiflora Nypa-Acrosticurn (0) Ardisia-Buchania (b) Casuarina-Lumnitzera (e) Nypa-Acrosticum (0) Rhlzophoraceae (s) Beach Vegetation (5) ? cremnophytes (1 2) Frash watervegetation (6) Swamp Vegetation (6) (palm) savana (1 5) C~rypha~livistone Veg. (30) Pandanus vegetation (4) Secondary forest (20) Casuarina forest (40) Nypa Vegetation (32) Sonneratia mangroves Rhbophora mangrves

(a)

Pes-caprae formation (ii.a) cremnopyhtes (viii) hydrophytic vegetation (vi) hydrophytic vegetation (vi) ? mangrove (iii) ? mangrove (iii) Mangrove (iii) Mangrove (iii) Pandanus tectorius) (Asosiasi lpornea pea- caprae) (Awiasl Lumnitzera Iittorea) ( A d a s i Sonneratia acida) (Asosiasi NYPa fruticans) (Asosiasi Sonneratia acida) Asosiasi Eugenia sub- glauca Asosiasi Neonauclea calycina Asosiasi D i o s p cauliflora Pescaprae Formation (K) ? Fresh water swamp (K)

Referensi

Dokumen terkait

kategori anak yang menjadi kurir, ini merupakan satu hal yang begitu memprihatinkan di mana anak tersebut telah berhadapan dengan hukum dan tergolong telah

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Dari banyak metode yang diujikan metode Meyer Peter Muller dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen pada sungai Bengawan Solo tepatnya

Pengurangan pemasokan dilakukan dari sisi hukum dan peraturan, dengan memberikan sanksi hukum yang berat bagi pengedar narkoba, sedangkan pengurangan permintaan dilakukan dengan

Bayu Inti Megah Abadi meliputi prosedur pemesanan barang, persetujuan kredit, pengiriman barang, penagihan, pencatatan akuntansi dengan melibatkan bagian

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa

Doakan para anggota TWR Women of Hope untuk menyediakan alat yang memungkinkan para wanita bisa berbuat perubahan hidup pada orang orang di sekelilingnya , memberi semangat