• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kota Surabaya - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kota Surabaya - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS.1

Dalam pelaksanaannya, penggunaan MTBS belum berjalan secara efektif. Kondisi tersebut dialami oleh sebagian besar puskesmas di Indonesia, karena berbagai kendala antara lain terbatasnya jumlah tenaga yang dilatih MTBS, perpindahan tenaga yang sudah dilatih, kurang lengkapnya sarana dan prasarana pendukung. Dari seluruh propinsi di Indonesia, puskesmas yang telah melaksanakan MTBS hingga akhir 2009 sebesar 51,59%. Kriteria melaksanakan bila dalam menangani balita sakit minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit menggunakan modul MTBS.3

Di propinsi Jawa Timur, pelaksanaan MTBS di setiap puskesmas juga belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Laporan Penerapan MTBS di Kabupaten / Kota wilayah Propinsi Jawa Timur, dari 933 puskesmas di Jawa Timur, yang telah melaksanakan MTBS sekitar 74,4% (692 puskesmas). Diantara jumlah puskesmas tersebut, hanya 0,7% puskesmas yang telah menangani balitanya dengan MTBS diatas 60% dari seluruh balita yang berkunjung. Jika dibandingkan dengan data nasional, maka persentase puskesmas yang menerapkan MTBS di Jawa Timur masih memprihatinkan.

Berdasarkan data dari Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surabaya, ada kenaikan persentase rata-rata balita sakit yang ditangani dengan MTBS pada tahun 2009 jika dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2009 persentasinya sekitar 30,4% dari seluruh balita sakit yang berkunjung ke puskesmas, sedangkan pada tahun 2008 hanya sekitar 11,2%.4 Adapun data secara rinci tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel 1.2. Jumlah Petugas MTBS, Jumlah Bayi/Balita dan Presentase Bayi/Balita Sakit Yang Ditangani Dengan MTBS Di Puskesmas Wilayah DKK Surabaya pada tahun 2008

dan 2009 N

o

Puskesmas (PKM)

Tahun 2008 Tahun 2009

Pe Tu gas

Bayi dan Balita Pe tu gas

Bayi dan Balita Kunju

ngan MT BS

% kunju

ngan

(2)
(3)

47 Kedurus 2 2311 0 0 2 0 0 0.0 48 Dukuh Kupang 2 5329 0 0 2 4415 0 0.0 49 Wiyung - 2690 97 3,6 2 3215 707 22,0 50 Gayungan 2 4031 519 12,9 2 4372 3481 79,6 51 Jemursari 2 5486 102 1,9 2 6043 154 2.5 52 Sidosermo - 3690 - - 2 3292 2435 74,0 53 Kebonsari 2 10041 315 3,1 2 10411 510 4,9

Jumlah 90 215527 24108 11,2 103 243687 74032 30,4

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008, terdapat 42 puskesmas yang telah mempunyai tenaga MTBS, namun baru 27 puskesmas yang menerapkan MTBS. Pada tahun 2009 terdapat kenaikan jumlah puskesmas yang telah mempunyai tenaga MTBS yaitu ada 50 puskesmas diantara 53 puskesmas, namun puskesmas yang menerapkan MTBS baru 43 puskesmas. Secara umum terdapat kenaikan jumlah puskesmas yang melaksanakan MTBS. Namun persentasi balita yang ditangani dengan MTBS pada tahun 2009 tidak selalu karena meningkatnya jumlah pelayanan pada balita dengan MTBS. Ada beberapa puskesmas seperti Peneleh, Simolawang, Klampis Ngasem, Sawahan yang persentasi balita yang ditangani dengan MTBS menurun. Ada juga yang justru tidak menggunakan MTBS lagi seperti puskesmas Dupak dan Lontar. Menurut petugas dari DKK, adanya kenaikan jumlah balita yang ditangani dengan MTBS ini kemungkinan karena ada himbauan dan evaluasi dari tim fasilitator MTBS yang baru saja dilaksanakan pada pertengahan tahun 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Analisa Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) UPT Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember; Ayu Retno Wulandari,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa construct yang dibuat dari TPB, berupa Konsekuensi, Norma Subyektif, Faktor Situasional dan Kontrol Perilaku bisa efektif untuk

a hallgatóknak könnyíteni kell. Az itt nyert idő minden bizonnyal bősége- sen kamatozik az elmélet és gyakorlat számára egyaránt, ha a hallgató a mélyebb

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah ketenagakerjaan dan ekonomi lokal, khususnya mengenai pengaruh tenaga kerja dan bahan baku terhadap peningkatan hasil produksi tempe pada

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,