• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB_IV_direvis_1805.doc 124KB Mar 29 2010 04:41:35 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB_IV_direvis_1805.doc 124KB Mar 29 2010 04:41:35 AM"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu sebanyak 9 (sembilan) perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan jasa transportasi yang masuk di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk tahun 2003 sampai 2005 yang terdiri dari 9 (sembilan) perusahaan, dengan sumber data dari Indonesian Capital Market Directory 2006. Adapun secara lengkap gambaran umum masing-masing perusahaan secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:

1. PT. Berlian Laju Tangker (ditambah kode perusahaan untuk semua)

(2)
(3)

2. PT. Centris Multi Persada Pratama Tbk.

Ditetapkan pada tahun 1989 di Semarang, kepemilikan perusahaan dan tempat pengoperasiannya berkapasitas 40 buah taxi, dibawah nama ”centris”, sama baiknya dengan kapasitas lima buah bis kota. Perusahaan ini memiliki 11 subsidi, yang dioperasikan dalam alur bisnis yang sama, delapan diantaranya dioperasionalkan. PT. Bogor Adi Perdana, 70 % dimiliki oleh perusahaan induk, yang mengoperasikan 230 taxi dibawah nama “Mercury”, dan PT. Botabek Central Taxi mempunyai kepemilikan 95 %, yang mengoperasikan 200 taxi “Victory”. Kedua subsidi ini beroperasi di wilayah Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (JABOTABEK).

(4)

Kendedes Utama di Malang dan PT. Vaya Interpersada di Medan dengan 300 unit taxi. Dengan pendapatan tersebut, mengoperasikan 2,693 unit taxi di Indonesia. Di tahun 1997 mendapatkan keuntungan 75 % dari saham PT. Citra Dewa Rembulan, yang digunakan dalam service perusahaan pengangkutan darat. 3. PT. Humpuss Intermoda Tbk.

Ditetapkan pada tahun 1992, perusahaan ini adalah cabang dari PT. Humpuss, pemilik perusahaan ini adalah anak dari Presiden Soeharto, Sigit Harjojudanto dan Hutomo Mandala Putra, dengan pembagian saham sebesar 40 % dan 60 %. Tambang minyak dan gas (PERTAMINA) milik pemerintah dan PT. Humpusss Trading adalah pelangan utama dari perusahaan. Dalam jalannya aktivitas, perusahaan didukung oleh 4 tangki minyak, dengan kapasitas mulai dari 2,135 DWT sampai 5,500 DWT perkapal. Mereka yaitu Eka Saputra, Dwi Samudra, Tri Samudra dan Catur Samudra. Dalam penambahan tangki-tangki perusahaan juga dijaga oleh dua dan 13 cabang perusahaan.

(5)

hingga 2,54 juta ton pada 1996, produksi yang semakin menurun disebabkan oleh menurunnya volume dari minyak.

4. PT. Mitra Rajasa Tbk.

Ditemukan pada April 1979, perusahaan mulai keluar dengan 20 truk yang mengangkut semen untuk Indocement untuk semua daerah di Jawa. Dengan menanam modal dan menambah produksi dari Customer perusahaan, yang menjadi esensial untuk mendapat armada sarana yang lebih besar/luas. Sekarang ini, perusahaan mengoperasikan 1011 truk, 50 kali lipat dari 17 tahun yang lalu. Perusahaan juga mengoperasikan jenis-jenis dengan menemukan 3 subsidi dengan semua saham mayoritas. Ke-3 subsidi adalah: Rama Dinamika Raya, yang memiliki kepemilikan 99.86 % dari perusahaan, dioperasikan di Bodyworks dan sarana-sarana untuk perbaikan; Inti continental, memiliki kepemilikan 85 %, menyediakan transportasi untuk turis Mancanegara Industri; dan Continent al Mega Express, memiliki kepemilikan 99.25%, dengan mengoperasikan dalam transportasi publik.

5. PT. Pelayaran Tempura Emas, Tbk.

(6)

tanggal 15 Mei 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 50 tanggal 11 Mei 2000 dari Sutjipto, SH, mengenai pengeluaran saham dan efek ekuitas. Kantor pusat beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua km 2 Kelapa Gading, Jakarta.

6. PT. Rig Tenders Indonesia Tbk.

(7)

7. PT. Samudera Indonesia Tbk.

Perusahaan ini terbentuk pada tahun 1964. Juli 1999, perusahaan ini termasuk dalam daftar Jakarta Stock Exchange dan menjadi perusahaan umum. Perusahaan ini memberikan jarak penawaran jasa transportasi termasuk alat pengisi dan pengangkut minyak di lepas pantai, angkutan darat berupa container dan peralatan berat. Penyimpanan serta biaya container, gudang dan jasa pengiriman. Perusahaan ini juga bertindak sebagai agen dengan berbagai ragam perusahaaan perkapalan, dinamakan Tokyo Senpaku Kaisha (TSK), Hapag-Lloyd AG, Perkapalan Serikat Arab (UASC), dan Perusahaan Transportasi Perairan Korea (KMTC), untuk menjadi pusat jasa, perusahaan ini mengoperasikan dan mengurus suatu armada yang berkapasitas 55 buah kapal. Melalui jalur samudera perkapalan, Ltd, cabang yang berada di wilayah di singapura dan mempunyai daftar saham didalam Singaporean Stock Exchange, perusahaaan ini mengadakan jasa transportasi antara di deep-harbor “pusat” ports dan tempat yang jauh “spoke” ports, menghubungkan rute dari wilayah Timur Tengah, sub-sub kepulauan, Asia hingga ke daerah Timur.

8. PT. Steady Safe Tbk.

(8)

dikenal sebagai transportasi yang menggunakan fasilitas berupa AC untuk pertama kalinya di Indonesia dan hingga saat ini telah mengoperasikan 12 POOL dan WORKSHOP di wilayah Jakarta untuk logistik dan perlengkapan pendukung teknis untuk taxi dan pangkalan bis. 10 Juni 1994, saham perusahaan ini terdaftar di Jakarta Stock Exchange.

Pada tahun 1997, firma ini memulai program ekspansinya meliputi usaha pendapatan 1.000 buah bis, investasi di kapal veri, terminal, dan jalan tol hingga pendapatannya mencapai 14,2 % dari modal diluar perusahaan PT. Cipta Marga Nushapala Persada (CMNP). Inisiatif dalam menginvestasi ini secara inisial pendapatan dengan mempertemukan fasilitas pinjaman dari Peregrine Fixed Income Limited (PFIL) mengesahkan kesepakatan solusi akhir yang ditetapkan untuk melunasi hutang perusahaan sebesar US$ 281 juta kepada PFIL. SA baru-baru ini telah kembali efektif pada tanggal 14 maret 2002. Pengesahan ini terus berjalan dan diharapkan dapat dipenuhi pada akhir tahun 2002. Perusahaan ini juga telah mempunyai 12 buah subsidi perusahaan swasta: PT. Buana Metropolitan Taxi, PT. Citra Pancakabraja, PT. Utama Fajar Semesta, PT. Has Muda Internusa, PT. Infinit Indosakti, PT. Luhur Sakti Dwiraya, PT. Mastrans Swadaya, PT. Sembada Permai Sejati, PT. Sonny pong Yatim, PT. Steady Safe Finance BV, PT. Volgren Indonesia, dan PT. Wahana Artha Sentosa.

9. PT. Zebra Nusantara Tbk.

(9)

ini hanya 90 % beroperasi. pada tahun 1994, pemasukan jaringan perusahaan ini mengalami peningkatan dari Rp 3.1 miliar atau sebesar 17,8 % jika di persentasekan dibandingkan tahun 1993 hanya Rp 2.6 miliar. Secara jelas perusahaan ini masuk dalam daftar saham Over the Counter Stock Market. Perusahaan taxi ini beroperasi di Surabaya pertama kalinya dan telah mencapai nilai sebesar 1.440. terlepas dari pelayanan jasa taxi, perusahaan ini juga menyediakan transportasi bagi para wisatawan asing dan jasa muatan. Didalam penawaran jasa dibutuhkan surat penguatan, merencanakan untuk pembuatan peraturan bagi para subsidi. Pada tahun lalu, perusahaan inin membuat suatu peraturan tentang penukaran kwantitas dalam hutang yang meliputi dan mengeluarkan dana sebesar Rp. 13.33 miliar.

B. Pembahasan

1. Analisis Regresi Linier Berganda

(10)

analisis regresi linier berganda. Berdasarkan data dari hasil penelitian tersebut maka secara lengkap hasil analisa regresi linier berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 1 di bawah:

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(11)

2005 sebesar 88,6% sedangkan sisanya sekitar 11,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Koefisien korelasi berganda R (multiple corelation) menggambarkan kuatnya hubungan antara variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) secara bersama-sama terhadap variabel return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005 adalah sebesar 0,941. Hal ini berarti hubungan antara keseluruhan variabel independent dengan variabel dependent sangatlah erat karena nilai R tersebut mendekati 1.

Besarnya koefisien variabel Return On Equity (ROE) yaitu sebesar 0,001, Earning Pershare (EPS) sebesar 0,000, Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,004 dan Debt To Total Asset (DTA) yaitu sebesar 0,025, hasil tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan variabel yang digunakan pada penelitian ini mempunyai

probabilitas kesalahannya <  sehingga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005. Berdasarkan hasil analisa regresi di atas, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1. ROE + b2. EPS + b3. PER+ b4. DTA + e

(12)

t hitung (3,698) (7,396) (3,255) (-2,415)

Dari persamaan regresi linier berganda di atas, maka dapat diartikan sebagai berikut :

Y= Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah return saham pada return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005 yang nilainya diprediksi oleh Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA).

a = 67,155 merupakan nilai konstanta, yaitu estimasi dari return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005, jika variabel bebas yang terdiri dari variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai nilai sama dengan nol. b1= 2,778 merupakan besarnya kontribusi variabel Return On Equity (ROE)

(13)

b2= 1,858 merupakan besarnya kontribusi variabel Earning Pershare (EPS) yang mempengaruhi return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005. Koefisien regresi (b2) sebesar 1,858 dengan tanda positif. Jika variabel Earning Pershare (EPS) berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005 akan naik sebesar 1,858.

b3= 2,148 merupakan besarnya kontribusi variabel Price Earning Ratio (PER) yang mempengaruhi return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005. Koefisien regresi (b3) sebesar 2,148 dengan tanda positif. Jika variabel Return On Equity (ROE) berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005 akan naik sebesar 2,148.

(14)

e = 16,4318 merupakan nilai residu atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi, yang disebabkan karena adanya kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi variabel Y tetapi tidak dimasukkan kedalam model persamaan.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik urutannya setelah dianalisis regresi terus asumsi klasik terus hipotesis

Untuk membuktikan apakah model regresi linier berganda yang dipergunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik atau belum, maka selanjutnya akan dilakukan evaluasi ekonometrika. Evaluasi ekonometrika terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh Santoso (2002:203) bahwa tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dari besarnya VIF (Variance Inflating Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (2002:206) adalah:

(15)

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian multikolinearitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, secara lengkap hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

(16)

Pada variabel Price Earning Ratio (PER) (X3) menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflating Factor) sebesar 1,068 yang berarti disekitar angka 1 dan nilai tolerance sebesar 0,960 yang berarti mendekati 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada variabel Price Earning Ratio (PER) tidak terjadi multikolinearitas. Adapun untuk variabel Debt To Total Asset (DTA) menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflating Factor) sebesar 1,066 yang berarti disekitar angka 1 dan nilai tolerance sebesar 0,926 yang berarti mendekati 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada variabel Debt To Total Asset (DTA) tidak terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

(17)

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,166 di mana angka tersebut terletak di antara -2 dan +2 yang berarti tidak ada autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002:208). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scaterplot.

Lebih lanjut menurut Santoso (2002:210) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

(18)

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk pada grafik scaterplot (terdapat pada lampiran) tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan bebas heteroskedastisitas. Hasil tersebut membuktikan bahwa pengaruh variabel independent yaitu variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai varian yang sama. Dengan demikian membuktikan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini efisien dan kesimpulan yang dihasilkan tepat. 3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Analisis Uji F

Untuk mengetahui apakah variabel independent secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau tidak berpengaruh maka digunakan uji F (F-test) yaitu dengan cara membandingkan F hitung dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Df1 = 4 dan Df2 = 22 diperoleh F tabel sebesar 2,820. Sedangkan F hitungnya diperoleh sebesar 42,701 sehingga dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

(19)

yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 sampai 2005. Hasil uji tersebut dapat membuktikan bahwa hipotesis I yang diajukan dalam penelitian terbukti diterima, yang menyatakan bahwa variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Untuk lebih jelasnya hasil uji F dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Secara Simultan (Uji F) Ho diterima Ho ditolak

Ha diterima

2,820 b. Hasil Analisis Uji t

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) maka digunakan uji t (t – test) dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar

(20)

Pada tabel 2 di bawah akan disajikan hasil perbandingan antara nilai thitung dengan ttabel.

Tabel 2

Perbandingan Antara Nilai thitung Dengan ttabel

Variabel thitung ttabel

X1 X2 X3 X4

3,698 7,396 3,255 -2,415

2,060 2,060 2,060 2,060 Sumber: Lampiran 2

(21)

Gambar 2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Secara Parsial (Uji t)

Ho ditolak Ho ditolak Ha diterima Ha diterima

-2,060 2,060

Secara statistik analisis regresi secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Return On Equity (ROE)

a. Bila t hitung > t tabel atau t hitung <- t, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel Return On Equity (ROE) (X1) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

b. Bila -t tabel < t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Return On Equity (ROE) (X1) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

(22)

perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005, dengan asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.

2. Variabel Earning Pershare (EPS)

a. Bila t hitung > t tabel atau t hitung <- t, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel Earning Pershare (X2) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

b. Bila -t tabel < t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Earning Pershare (X2) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung pada variabel Earning Pershare (X2) sebesar 1,858 sedangkan t tabel sebesar 2,060, sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel Earning Pershare (X2) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005, dengan asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.

3. Variabel Price Earning Ratio (PER)

(23)

jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

b. Bila -t tabel < t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Price Earning Ratio (X3) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung pada variabel Price Earning Ratio (X3) sebesar 2,148 sedangkan t tabel sebesar 2,060, sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel Price Earning Ratio terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005, dengan asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.

4. Variabel Debt To Total Asset (DTA)

a. Bila t hitung > t tabel atau t hitung <- t, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel Debt To Total Asset (X4) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005 (Y).

(24)

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung pada variabel Debt To Total Asset sebesar -2,241 sedangkan t tabel sebesar 2,060, sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel Debt To Total Asset (DTA) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003 sampai 2005, dengan asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.

Berdasarkan hasil koefisien regresi masing-masing variabel dapat diketahui besarnya pengaruh masing-masing variabel, untuk Return On Equity (ROE) sebesar 2,778, Earning Pershare (EPS) sebesar 1,858, Price Earning Ratio (PER) sebesar 2,148 dan Debt To Total Asset (DTA) sebesar -2,241. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa hipotesis II yang diajukan dalam penelitian ini terbukti ditolak, yang menyatakan bahwa Earning Pershare mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kesimpulan tersebut diambil karena berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terbesar terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

4. Interpretasi Hasil Penelitian

(25)

variabel Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hipotesis II yang diajukan dalam penelitian ini terbukti ditolak, yang menyatakan bahwa Earning Pershare (EPS) mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kesimpulan tersebut diambil karena berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terbesar terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka terdapat keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan yang meliputi Return On Equity (ROE), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Total Asset (DTA) terhadap return saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan semakin baik atas kinerja keuangan perusahaan maka secara langsung mempengaruhi atas tingkat return yang akan diterima oleh para investor atau pemilik modal.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

(26)

tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya peningkatan tingkat prosentase ini menunjukkan adanya peningkatan atas harga saham yang diterbitkan atau ditawarkan kepada para investor. Hasil tersebut juga membuktikan bahwa dengan adanya peningkatan kinerja perusahaan maka secara langsung akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan kepada pihak investor.

Rasio Earning Pershare (EPS) merupakan rasio untuk mengetahui atau mengukur laba bersih perusahaan yang dihasilkan perusahaan yang akan diberikan kepada investor per lembar sahamnya. Dalam kaitannya dengan return saham rasio ini mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian atas aset atau ekuitas. Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Earning Pershare (EPS) terhadap return saham. Dengan demikian apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasio ini maka dengan sendirinya return saham juga akan mengalami peningkatan.

(27)

suatu indikator umum dari kemampuan perusahaan, yaitu dengan membagi total hutang dibagi dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel Debt Total Asset (DTA) terhadap return saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa dengan adanya proporsi yang seimbang antara total aktiva dengan total hutang perusahaan maka dengan sendirinya meningkatkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan return yang akan diterima oleh investor.

(28)

Urutan pengerjaan:

1. analisis regresi

2. dilihat ada penyakitnya (mutli, oto,hetero dan normalits)apa tidak

3. kalao ada bagai mana menyembuhkannya

4. ada yang dibuang apa tidak

5. setelah sembuh semua baru diintepretasikan ( a, b1, b2 dst)

6. baru hipotesis

7. dastt

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Gambar 1Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Secara Simultan (Uji F)
Tabel 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain faktor-faktor tersebut dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan juga diperlukan adanya faktor pengawasan, karena pengawasan berfungsi mengendalikan apakah

Apabila mahasiswa tsb ditetapkan dalam status Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh fasyankes dan diminta untuk kembali ke kampus, maka mahasiswa tersebut kembali ke kamar

Z adalah adanya ungkapan klien mengatakan bahwa ia kurang nafsu makan, Kadang mual, dan muntah ,dan klien hanya mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

Asesmen perkembangan persepsi ditujukan untuk menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu guru dalam memahami kemampuan persepsi anak

Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang hendak dikumpulkan antara lain: (1) Lembar observasi guru data ini

Gending sandyagita yang berjudul Bhakti Suari selain menjadi solusi bagi penyajian gending sandyagita dalam prosesi upacara umat Hindu di Yogyakarta, juga merupakan sebuah

- Perancangan ini dibatasi pada perancangan publikasi event yang berbentuk komunikasi visual, yang memuat segala informasi mengenai Festival memedi manuk Museum Tani Jawa

Perbedaan yang terjadi pada penelitian ini disebabkan oleh air yang di aliran sungai tersebut masih ada beberapa sampah yang menghalangi botol melaju dengan lancar,