• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 4.1 RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 4.1.1. Kondisi Eksisting dan Permasalahan 4.1.1.1 Kondisi Umum Sebaran kawasan permukiman di Kabupaten Rembang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Re

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 4.1 RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 4.1.1. Kondisi Eksisting dan Permasalahan 4.1.1.1 Kondisi Umum Sebaran kawasan permukiman di Kabupaten Rembang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Re"

Copied!
320
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupat en Rembang IV - 1 2012

BAB IV

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

4.1 RENCANA PENGEM BANGAN PERM UKIM AN 4.1.1. Kondisi Eksisting dan Permasalahan

4.1.1.1 Kondisi Umum

Sebaran kaw asan permukiman di Kabupat en Rembang sesuai dengan Perat uran Daerah Nomor 14 Tahun 2011 t ent ang Rencana Tat a Ruang Kabupat en Rembang Tahun 2011-2031 dibagi menjadi permukiman perkot aan dan permukiman perdesaan dengan sebaran permukiman sebagai berikut :

Tabel IV-1.

Sebaran Kaw asan Permukiman di Kabupaten Rembang

NO PERM UKIM AN PERKOTAAN LUAS (Ha) PERM UKIM AN PERDESAAN LUAS (Ha)

1 Kecamat an Rembang

Kel. Gegugunung Kulon 4,22 Desa Tlogomojo 16,96 Desa Gegunung Wet an 4,97 Desa Kasreman 38,49 Kel. Pacar 6,05 Desa Punjulharjo 51,66 Kel. Tanjungsari 21,43 Desa Trit unggal 33,26

Desa Pandean 18,32 -

Desa Sukoharjo 9,58 -

Desa Kabongan Lor 13,91 -

Desa Kabongan Kidul 127,57 -

Desa Sumberjo 70,79 -

Desa Tasikagung 55,06 -

Desa Saw ahan 13,30 -

Desa Let eh 50,95 -

Kel. Sidow ayah 29,83 -

Kel. Kut oharjo 22,04 -

Desa Gedangan 19,75 -

Desa Ngot et 24,12 -

Desa Pulo 50,83 -

Desa Tireman 53,73 -

Desa Pant iharjo 9,23 -

Desa W et on 8,70 -

Desa Ket anggi 24,78 -

Kel. M agersari 51,65 -

Desa Pasarbanggi 54,65 -

Desa M ondot eko 54,13 -

Desa Waru 74,69 -

Desa Sridadi 36,70 -

Desa Turusgede 18,46 -

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Kabupat en Rembang IV - 7 2012

NO PERM UKIM AN PERKOTAAN LUAS (Ha) PERM UKIM AN PERDESAAN LUAS (Ha)

Desa Bajingjow o 11,98 Desa Sampung 29,27 Desa Bajingmeduro 5,20 Desa Bat urno 24,09 Desa Karangmangu 19,65 Desa Babakt ulung 63,75

- Desa Nglojo 29,62

- Desa Jambangan 28,89

- Desa Pelang 44,83

- Desa Gilis 73,56

- Desa Gunungmulyo 80,40

- Desa Gonggang 17,98

- Desa Sumbermulyo 39,66

- Desa Dadapmulyo 39,77

- Desa Banowan 15,64

162,57 617,88

TOTAL PERM UKIM AN PERKOTAAN 3.214,73 TOTAL PERM UKIM AN

PERDESAAN 6.090,80

Sumber : RTRW Kabupat en Rembang Tahun 2011-2031

Sedangkan rumah layak huni merupakan rumah t inggal yang memenuhi persyarat an t eknis, sosial, sert a penat aan ruangan yang akrab dan harmonis. Rumah layak huni dan rumah t idak layak huni dilihat berdasarkan kondisi fisiknya rumahnya sepert i dilihat dari kondisi at ap, kondisi lant ai, penghaw aan, pencahayaan, air bersih, air kot or, dan fasum dan fasos. Rumah layak huni adalah rumah t inggal yang memenuhi persyarat an t eknis sosial sert a penat aan ruangan yang akrab dan harmonis. Di dalam mencipt akan rumah layak huni, harus mempert imbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesehat an:

- Lokasi rumah yang layak dipandang dari segi lokasi (t idak t erkena banjir, t idak lembab, dll). - M emenuhi persyarat an-persyarat an t ert ent u sepert i penerangan dan penghaw aan. 2. Keamanan:

- Konst ruksi yang memenuhi persyarat an t eknis.

- Pemilihan bahan bangunan yang t epat sesuai fungsi dan kondisi lokal. 3. Keindahan dan Kenyamanan:

- Bent uk arsit ekt ur yang sesuai dengan lingkungan.

- Penat aan ruangan dan penent uan besaran ruangan yang opt imal dan sesuai dengan persyarat an.

4. Jaminan hukum:

- Pemilihan dan pembangunan rumah diat as t anah yang t idak bert ent angan dengan hukum (t anah yang legal).

- Ijin mendirikan bangunan sesuai dengan perat uran yang berlaku. 5. Pemeliharaan bangunan rumah:

- Secara rut in dibersihkan.

(8)

Kabupat en Rembang IV - 8 2012

Dalam memudahkan pendat aan, rumah layak huni dikat egorikan menjadi 3 (t iga) t ipe yait u : 1. Krit eria Rumah Type A :

a. Pondasi Bat u b. Lant ai Plest eran c. Dinding t embok d. At ap Gent eng

e. Bahan Kayu Tahan Lama

f. Jendela / Vent ilasi lebih dari 3 buah g. Pint u lebih dari 3 buah

h. M inimal Terdiri dari Kamar t amu, Kamar makan, dan dapur i. Pagar dari t embok / besi

j. Sudah ada Kamar mandi dan kakus / WC

k. Kandang t ernak jauh dari rumah ( lebih dari 5 m ) l. Penerangan list rik

m. Air bersih art et is / SPDL 2. Krit eria Rumah Type B :

a. Pondasi Bat a

b. Lant ai Papan / Bambu / Bilik c. Dinding papan / kayu d. At ap Seng

e. Bahan Kayu Tahunan ( M ahoni ) f. Jendela / Vent ilasi ant ara 2 - 3 buah g. Pint u 2 buah

h. Terdiri dari kamar t idur 2 buah i. Pagar hidup / dari bambu

j. Hanya ada salah sat u, yait u Kamar mandi at au kakus / WC k. Kandang t ernak dekat dari rumah ( jarak 5 m )

l. Penerangan pet romak m. Air bersih sumur gali 3. Krit eria Rumah Type C :

a. Pondasi Umpak / Tiang b. Lant ai Tanah

c. Dinding bilik / bambu d. At ap Rumbia

e. Bahan Bambu

f. Jendela / Vent ilasi ant ara 0- 1 buah g. Pint u 1 buah

h. Terdiri dari kamar t idur 1 buah i. Tanpa pagar

j. Tidak ada Kamar mandi at aupun kakus / WC k. Kandang t ernak bersat u dengan rumah l. Penerangan lampu t empel

(9)

Kabupat en Rembang IV - 9 Sedangkan karakt erist ik bangunan rumah berdasarkan kualit as fisik dibagi menjadi kondisi rumah menurut dinding bangunan dan kondisi rumah menurut kondisi penut up lant ai. Selain it u juga sarana dan prasarana dasar yang ada di dalam rumah t ersebut misalnya list rik, air bersih dan sanit air.

M enurut kondisi dinding bangunan, rumah dapat diklasifikasikan menjadi rumah berdinding t embok dan bukan t embok.

Tabel IV-2.

Kondisi Dinding Bangunan Rumah di Kabupaten Rembang Tahun 2010

Kat egori rumah dengan t erbanyak adalah yang berdinding bukan t embok yait u sebesar 50,80 % at au 83.234 unit . Jenis dinding yang digunakan ant ara lain papan kayu dan bambu (gedheg). Unt uk rumah dengan dinding t embok jumlah t erbesar t erlet ak di Kecamat an Rembang, yait u mencapai 15.462 unit dari t ot al 23.473 unit rumah yang ada di Kecamat an Rembang.

(10)

Kabupat en Rembang

ah Berdasarkan Jenis Dinding Kab. Rembang Tahun 20

Sumber: Profil Desa (Dat a Diolah), 2012

nut up lant ai bangunan dapat dibagi menjadi lant ai t a emen, keramik dan kayu. Rumah yang memiliki la

%, hampir seimbang dengan rumah yang berlant ai ah berdasarkan penut up lant ai di Kabupat en Rembang

Tabel IV-3.

(11)

Kabupat en Rembang

Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2012

Rumah dengan lant ai t anah dikabupat en Rembang. Terbanyak a dalam sat u kabupat en, dapat dika Rembang pada umumnya masih ku penut up lant ai. 50,02% rumah masi kondisi lembab dan t idak layak dari di baw ah ini.

Grafik Komposisi Rumah Ber

Sumbe

Selain dinilai dari kondisi fisik dari sarana prasarana yang ada di ru penerangan yang dit erima dalam hampir semua rumah di Kabupat en akses t erhadap list rik. Hanya sekit ar

Sedangkan menurut akses Kabupat en Rembang mempunyai aks kondisi air baku di Kabupat en Rem adalah di Kecamat an Sarang yait u 7.742 unit . Secara ikat akan bahw a kondisi at au karakt erist ik rumah kurang memenuhi persyarat an rumah sehat berdasarka asih berlant ai t anah, berart i sebagian besar rumah pe ari segi t eknis dan kesehat an. Selengkapnya dapat dili

Gambar 4.2.

erdasarkan Jenis Penutup Lantai Kab. Rembang Tah

Sumber: Profil Desa (Dat a Diolah), 2012

isi fisik bangunan, t ingkat kelayakan hunian rumah j i rumah t ersebut ant ara lain akses air bersih, akses sa

rumah. M enurut kondisi penerangan yang dit er t en Rembang memenuhi st andar penerangan karena t ar 1 % yang belum menerima akses penerangan berup

es air bersih yang dit erima, hampir semua ruma ai akses air minum yang bersih yait u sebesar 151.22 mbang t idak dapat memenuhi kebut uhan air bersi w at er sehingga dalam beberapa bulan kering yang

(12)

Kabupat en Rembang IV - 12 2012

masyarakat t idak bisa memenuhi kebut uhan air bersihnya. Selengkapnya akses air bersih di Kabupat en Rembang adalah sebagai berikut :

Tabel IV-4.

Kondisi Akses Air M inum di Kabupaten Rembang Tahun 2010

No Nama

Kecamatan

Jumlah KK

Jumlah Rumah

Jumlah Desa/ Kelurahan

Akses Air M inum

Bersih Tidak Bersih

Unit Prosentase

(%) Unit

Prosentase (%)

1 Sumber 9.969 9.904 18 9.307 93,97 618 6,24

2 Bulu 7.723 7.581 16 1.987 26,21 5.695 75,12

3 Gunem 6.788 6.745 16 6.394 94,80 351 5,20

4 Sale 10.456 10.405 15 9.820 94,38 585 5,62

5 Sarang 15.420 15.326 23 14.834 96,79 492 3,21

6 Sedan 13.603 13.533 21 13.203 97,56 329 2,43

7 Pamot an 12.089 12.019 23 11.688 97,25 331 2,75

8 Sulang 10.145 10.091 21 9.410 93,25 681 6,75

9 Kaliori 10.992 10.928 23 9.722 88,96 1.206 11,04

10 Rembang 22.212 23.473 34 23.473 100,00 - -

11 Pancur 7.393 7.351 23 7.046 95,85 305 4,15

12 Kragan 16.869 16.741 27 15.711 93,85 955 5,70

13 Sluke 7.789 7.739 14 7.047 91,06 692 8,94

14 Lasem 12.066 12.024 20 11.578 96,29 446 3,71

JUM LAH 163.514 163.860 294 151.220 92,29 12.686 7,74

Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2012

(13)

Kabupat en Rembang

Berdasarkan Akses Air Bersih di Kab. Rembang Tahun

Sumber: Profil Desa (Dat a Diolah), 2012

yang dit erima, sebanyak 66.892 unit at au 40,82 % memadai sedangkan sisanya yait u sekit ar 59,24 % memadai yait u berupa jamban. Selengkapnya akse gai berikut :

Tabel IV-5.

(14)

Kabupat en Rembang t erdapat di Kecamat an Sulang yait u layak di rumah. Selengkapnya kondisi kepercayaan dan religi sebagai sua balik dengan lingkungan fisiknya. Di ait u hanya 17,42 % unit rumah yang mempunyai akse

ndisi rumah menurut akses sanit asi yang dit erima dap

Gambar 4.4.

Berdasarkan Akses Sanitasi di Kab. Rembang Tahun

Sumber: Profil Desa (Dat a Diolah), 2012

sitektur Bangunan

an merupakan bagian dari perw ujudan fisik dar t u masyarakat . Kebudayaan, adat ist iadat / kebiasaa suat u bagian dari akt ivit as manusia mempunyai hubung Disat u sisi kegiat an masyarakat mencipt akan elemen

(15)

Kabupat en Rembang IV - 15 2012

lain t erjadi reaksi masyarakat t erhadap kondisi fisik lingkungannya. Secara umum di Provinsi Jaw a Tengah dikenal 5 (lima) lingkungan budaya, yait u: pesisir Ut ara bagian Barat ; Pesisir Ut ara bagian Timur, Surakart a at au negari gung; Banyumasan dan Bagelan. Kabupat en Rembang merupakan salah sat u bagian dari lingkungan budaya pesisir bagian Timur. Ciri-ciri yang spesifik dari budaya masyarakat pesisir Ut ara ini adalah sebagai berikut (Eko Budihardjo dan Eddy Darmaw an, 1992): Pengaruh budaya Islam paling kuat dibanding lingkung budaya lain di Jaw a Tengah.

Tat a ruang dan bent uk fisik arsit ekt ural bangunan, t erut ama bangunan t radisionalnya mengacu pada aspek adat ist iadat , kepercayaan, agama. Tampilan arsit ekt ural bangunannya merupakan gambaran duniaw i dari cit ra surgaw i (at au dilihat sebagai anak alam yang muncul secara organis dari ibu bumi dan bapak langit ). Set iap karya arsit ekt ur t radisional selalu berusaha menyerasikan diri dengan sekit ar, menempat kan diri sesuai dengan t at a krama, at as dasar sumbu religi at au sumbu bumi. Tujuannya adalah kosmisasi menuju sit uasi dan kondisi yang serba menent ramkan, menyejaht erakan dan membahagiakan manusia (Eko Budihardjo, 1987). Arsirekt ur t radisional Rembang, sepert ihalnya arsit ekt ur Jaw a pada umumnya, ident ik dengan penampakan bent uk at ap Joglo. Bent uk dasar Joglo di Jaw a Tengah t elah berkembang menjadi lima bent uk dasar (yang t ercat at semenjak abad XIII), yait u Panggang-pe; kampung; Tajug at au masjid, Limasan dan Joglo at au t ikelan. Berbagai variasi bent uk arsit ekt ur t ersebut saat ini t elah berkembang menjadi beraneka jenis dan variasi yang lebih kompleks lagi seiring dengan kont eks w akt u (berkait an dengan ilmu penget ahuan dan t eknologi/ perkembangan peradaban) dan t empat (kondisi geografis dan ekologi daerah yang berbeda-beda). Wilayah Pant ura Jaw a Tengah, t ermasuk dalam hal ini Kabupat en Rembang, mempunyai kespesifikan t ersendiri dari bent uk at ap joglonya, yait u keunikan at ap Pencu, bekuk-lulang dan kosolnya.

Gambar 4.5. Gaya Arsitektur Jaw a

(16)

Kabupat en Rembang IV - 16 2012

c. Karakteristik Berdasarkan Pola Permukiman

Pada hakekat nya lingkungan fisik (lingkungan hunian) baik desa maupun kot a, merupakan hasil kebudayaan dan peradaban manusia, yang mencerminkan t ingkat ilmu penget ahuan, kepercayaan/ religi, kesenian, moral, hukum, adat ist iadat dan at uran t at a nilai kehidupan ant ara lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.

Semua kebudayaan mempunyai sist em pengat uran lingkungannya sendiri-sendiri. M ereka berkomunikasi secara simbolis melalui pengat uran lingkungannya. Semua lingkungan mempunyai art i dan menggambarkan SKEM A, PRIORITAS, PREFERENSI, dan KEBUDAYAAN dari pencipt anya. Perw ujudan fisik lingkungan hunian (perumahan dan permukiman), t idak lain merupakan gambaran dari keadaan sosial budaya masyarakat nya. Set iap lat ar belakang budaya yang berbeda-beda, mempunyai mempunyai konsep pengat uran yang berbeda pula dan dit uangkan dalam bent uk fisik, agar mudah diingat , dan dapat mengarahkan t ingkah laku manusia, dengan memberit ahukan orang bagaimana cara bert indak dan apa yang diharapkan dari mereka, unt uk mengat ur lingkungan t empat t inggalnya. Demikian pula kondisi yang ada di kabupat en Rembang. Aspek religi/ agama merupakan bagian dari aspek sosio kult uril yang menjadi aspek kunci dalam pengat uran lingkungan t empat t inggal masyarakat nya. Diset iap kelompok pemukiman yang ada, past i dit emui adanya masjid at au mushola, baik dikaw asan perkot aan yang sudah padat di Rembang bagian Ut ara maupun di kaw asan perdesaan di Rembang bagian Selat an.

Pada umumnya perumahan dan permukiman di Kabupat en Rembang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yait u perumahan dan permukiman di perkot aan dan perdesaan. Pola permukiman perdesaan at au kampung it u sendiri, pada dasarnya masih dapat dibagi menjadi perkampungan pert anian dan perkampungan nelayan. Pola yang biasa dit emui pada permukiman pert anian yait u umumnya membent uk pola mengelompok at au menggerombol dengan dikelilingi oleh persaw ahan (lahan pert anian), t erbent uknya kelompok-kelompok permukiman ini t idak lepas dari keberadaan sumber air. Biasanya permukiman semacam ini t erbent uk dekat dengan sumber air. Sedangkan perkampungan nelayan umumnya memanjang (sat u baris at au beberapa baris rumah) sepanjang pant ai at au sepanjang sungai.

Pola persebaran permukiman yang t erbent uk, dibagian Rembang Ut ara pada umumnya adalah Linear, t umbuh dan berkembang menurut jalur pant ura dan jalur regional kearah Barat (Pat i), Ke Timur (Tuban) dan kearah Selat an (Blora). Sedangkan di kaw asan perdesaannya cenderung t umbuh dalam pola-pola menyebar dalam kumpulan hunian at au sat uan permukiman yang sering disebut sebagai dusun, dengan pola jaringan jalan yang organik. Kebanyakan desa-desa ini mempunyai at uran-at uran yang kuat , yang mempunyai nilai-nilai penat aan lingkungan dan bangunan yang cukup t inggi. Pengat uran lingkungan yang dilakuakan berdaarkan adat budaya set empat , merupakan cerminan dari sw adaya dalam kebersamaan.

(17)

Kabupat en Rembang IV - 17 2012

Gambar 4.6. Pola Penataan Lingkungan Permukiman yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan

d. Pengembangan Permukiman Perdesaan Potensial

Sesuai dengan karakt erist ik Kabupat en Rembang yang sebagian besar w ilayahnya merupakan pesisir pant ai. M aka pengembangan permukiman di daerah pant ai disesuaikan dengan konsep minapolit an. Kabupat en Rembang t ermasuk dalam daerah pot ensial minapolit an sesuai dengan Keput usan M ent eri Kelaut an dan Perikanan Nomor. 32/ M en/ 2010 dan Nomor.39/ M en/ 2011. Dengan konsep ini, diharapkan pembangunan sekt or kelaut an dan perikanan dapat dilaksanakan secara t erint egrasi, efisien, berkualit as, dan berakselerasi t inggi. Pertama, prinsip int egrasi diharapkan dapat mendorong agar pengalokasian sumberdaya pembangunan direncanakan dan dilaksanakan secara menyeluruh at au holist ik dengan mempert imbangkan kepent ingan dan dukungan st akeholders, baik inst ansi sekt oral, pemerint ahan di t ingkat pusat dan daerah, kalangan dunia usaha maupun masyarakat . Kepent ingan dan dukungan t ersebut dibut uhkan agar program dan kegiat an percepat an peningkat an produksi didukung dengan sarana produksi, permodalan, t eknologi, sumberdaya manusia, prasarana yang memadai, dan sist em manajemen yang baik. Kedua, dengan konsep minapolit an pembangunan infrast rukt ur dapat dilakukan secara efisien dan pemanfaat annya diharapkan akan lebih opt imal. Selain it u prinsip efisiensi dit erapkan unt uk mendorong agar sist em produksi dapat berjalan dengan biaya murah, sepert i memperpendek mat a rant ai produksi, efisiensi, dan didukung keberadaan fakt or-fakt or produksi sesuai kebut uhan, sehingga menghasilkan produk-produk ekonomi kompet it if. Ketiga, pelaksanaan pembangunan sekt or kelaut an dan perikanan harus berorient asi pada kualit as, baik sist em produksi secara keseluruhan, hasil produksi, t eknologi maupun sumberdaya manusia. Dengan konsep minapolit an pembinaan kualit as sist em produksi dan produknya dapat dilakukan secara lebih int ensif. Keempat, prinsip percepat an diperlukan unt uk mendorong agar t arget produksi dapat dicapai dalam w akt u cepat , melalui inovasi dan kebijakan t erobosan. Prinsip percepat an juga diperlukan unt uk mengejar ket ert inggalan dari negara-negara kompet it or, melalui peningkat an market share produk-produk kelaut an dan perikanan Indonesia t ingkat dunia.

(18)

Kabupat en Rembang IV - 18 2012

Rembang No. 14 Tahun 2011 t ent ang RTRW Kabupat en Rembang, kaw asan perdesaan di Kabupat en Rembang diarahkan unt uk :

(1) PPL Desa Padaran Kecamat an Rembang; (2) PPL Desa M ojorembun Kecamat an Kaliori; (3) PPL Desa Landoh Kecamat an Sulang; (4) PPL Desa Sudo Kecamat an Sulang; (5) PPL Desa Krikilan Kecamat an Sumber; (6) PPL Desa Kedungasem Kecamat an Sumber; (7) PPL Desa Tlogot unggal Kecamat an Sumber; (8) PPL Desa Lambangan Wet an Kecamat an Bulu; (9) PPL Desa Kajar Kecamat an Lasem;

(10)PPL Desa Tuyuhan Kecamat an Pancur; (11)PPL Desa Japerejo Kecamat an Pamot an; (12)PPL Desa Kepohagung Kecamat an Pamot an; (13)PPL Desa Sendangmulyo Kecamat an Sluke; (14)PPL Desa Tahunan Kecamat an Sale; (15)PPL Desa Tegaldowo Kecamat an Gunem; (16)PPL Desa Pandangan Wet an Kecamat an Kragan; (17)PPL Desa Sendangw aru Kecamat an Kragan; (18)PPL Desa Lodan Wet an Kecamat an Sarang; dan (19)PPL Desa Gandrirejo Kecamat an Sedan.

4.1.1.3 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman a. Sistem Jaringan Transportasi

Transport asi yang baik sangat berpengaruh t erhadap kelancaran kegiat an perekonomian kot a. Sarana pendukung t ransport asi di Kabupat en Rembang adalah angkut an dan jalan raya. Panjang jalan di Kabupat en Rembang sepanjang 761,01 Km yang diklasifikasikan sebagai berikut :

-

Jalan Negara dengan panjang 60,81 km

-

Jalan Provinsi dengan panjang 57,45 km

-

Jalan Kabupat en dengan panjang 642,75 km

Tabel IV-6.

Panjang Jalan (Km) dan Jenis Permukaan di Kabupaten Rembang Tahun 2005-2010

No Uraian

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jalan Kabupaten

1 Jenis Permukaan (Km) 558,09 558,09 642,75 642,75 642,75 642,75

a. Aspal (Km) 481,19 532,99 595,95 601,25 601,25 602,79

b. Kerikil (Km) 40,60 21,80 37,50 32,20 34,20 32,66

(19)

Kabupat en Rembang IV - 19 2012

No Uraian

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

d. Tidak t erinci (Km) - - - 7,30

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2011

Pada t abel panjang jalan dan jenis permukaan di kabupat en Rembang t erlihat bahw a jumlah perkerasan jalan di kabupat en Rembang sudah cukup banyak jalan yang perkerasaannya menggunakan aspal yait u sepanjang 601,25 km, sement ara unt uk jalan yang perkersannya berupa t anah hanya sedikit yait u sekit ar 7,3 km.

Tabel IV-7.

Panjang Jalan (Km) dan dan kondisi fisik jalan di Kabupaten Rembang Tahun 2005-2010

No Uraian Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Bina M arga

1 Panjang jalan kabupaten (Km) 558,09 558,09 642,75 642,75 642,75 642,75 Kondisi jalan baik 329,34 202,57 410,72 456,36 311,66 346,61

Kondisi sedang 110,40 148,90 167,12 115,58 105,59 90,31

Kondisi jalan rusak ringan 113,60 246,32 94,48 128,55 132,98 89,93 Kondisi jalan rusak berat 109,85 109,20 137,55 57,84 92,53 115,90

2 Panjang jalan Provinsi (Km) 57,45 57,45 57,45 57,45 57,45 57,45

Kondisi jalan baik 29,00 - - 26,78 28,95 37,45

Kondisi sedang - - - 18,31 17,35 11,00

Kondisi jalan rusak ringan 18,94 - - 10,83 10,00 4,00

Kondisi jalan rusak berat 9,51 - - 1,52 1,15 5,00

3 Panjang jalan Nasional (Km) 60,81 60,81 60,81 60,81 60,81 60,81

Kondisi jalan baik 15,26 - - 16,85 30,65 40,81

Kondisi sedang - - - 20,50 18,36 5,00

Kondisi jalan rusak ringan 14,45 - - 15,47 10,58 6,00

Kondisi jalan rusak berat 31,11 - - 7,99 1,22 9,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2011

Sarana t ransport asi dibedakan menjadi t ransport asi umum (bus, angkot / angkudes, becak dokar/ andong) dan t ransport asi pribadi (mobil pribadi, sepeda mot or, sepeda). Sarana t rasport asi yang digunakan di Kabupat en Rembang ant ara lain adalah bus, angkot / angkudes, kendaraan pribadi, sepeda, dan sepeda mot or. Terut ama bus merupakan angkut an regional yang menghubungkan Kot a Rembang dengan kot a lainnya. Karena w ilayah Kabupat en Rembang dilewat i oleh jalur yang menghubungkan Semarang dengan Propinsi Jaw a Timur, sehingga dengan adanya angkut an bus t ersebut , Kot a Rembang mempunyai jaringan t ransport asi dengan kot a sekelilingnya.

(20)

Kabupat en Rembang IV - 20 2012

Tabel IV-8.

Daftar Jumlah Kendaraan Bermotor W ajib Uji

No Jenis Kendaraan Sifat Kendaraan

Umum Tidak Umum

1 M obil PNP - -

2 M obil Bus 818 30

3 M obil Barang

Pick Up 25 1703

West el Wangon - -

Truck 630 989

Sumbu III Barang 37 38

Sumbu III Tanki 1

Tanki 26

Trakt or Head 16 2

4 Kendaraan Khusus 10

5 Keret a Gandeng 144 19

6 Keret a Tempel 18 3

Sumber : Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informat ika, 2011

Sesuai sifat kodrat i manusia sebagai makhluk sosial, dalam pemenuhan kebut uhan hidup selalu berhubungan dengan anggot a masyarakat yang lain. Hubungan ini mencakup penduduk dalam sat u w ilayah maupun dengan w ilayah lain yang lebih luas.

Kabupat en Rembang t erdiri dari 14 kecamat an, yang pada t iap-t iap kecamat an t ersebut t erdapat simpul-simpul kegiat an. Di sisi yang lain dalam masing-masing kecamat an it u sendiri t erdapat simpul-simpul desa. Dalam kait annya dengan pergerakan penduduk, fakt or penduduk dan kegiat an dari luar (fakt or penarik ekst ernal).

Kegiat an yang banyak mempengaruhi pergerakan penduduk t ersebut adalah kegiat an perekonomian. Selain it u fakt or sosial budaya juga dapat mempengaruhi pola pergerakan penduduk t ersebut .

Kedudukan Kabupat en Rembang yang dilalui jalur Pant ura, membawa dampak daerah ini merupakan daerah pergerakan angkut an barang dan jasa penumpang, baik dalam lingkup ant ar kot a (Lasem – Rembang – Semarang) maupun lingkup regional ant ar propinsi (Surabaya – Semarang – Jakart a). Di sisi lain dalam lingkup lokal t erdapat pula pola pergerakan ant ar desa, dari masing-masing kecamat an ke Ibu Kot a Kabupat en Rembang.

Pergerakan dalam lingkup regional, Kabupat en Rembang memiliki dua simpul pergerakan angkut an penumpang yakni di t erminal Rembang dan Lasem. M eski demikian t erdapat beberapa simpul ‘non formal’ sebagai akibat dari bert emunya jalur-jalur t ransport asi yang banyak dipergunakan sebagai akt ifit as pergerakan masyarakat Rembang. Unt uk fenomena simpul non formal ini t erjadi di beberapa t empat sepert i di sekit ar Taman Rekreasi Pant ai Kart ini – Rembang, sekit ar alun-alun Lasem, sekit ar Pasar Pandangan dan Pasar Baru – Kragan sert a sekit ar Pasar Sarang. Pada sepanjang jalur Pant ura ini memang menampung pergerakan yang sangat padat , t ermasuk pergerakan penduduk ant ara kot a Rembang dengan kot a-kot a di sekit arnya.

(21)

Kabupat en Rembang IV - 21 2012

t erdapat di Kecamat an Rembang dan Kragan. Sepert i yang t erjadi pada angkut an penumpang, pada angkut an barangpun t erjadi t erminal ‘bayangan’/ non formal yang muncul di beberapa t empat di sepanjang jalur jalan Pant ura, sepert i di Tugu Bat as Jat eng-Jat im – Sarang, beberapa t empat Rumah makan di Sluke dan Kragan sert a beberapa t empat di Lasem.

Dalam pergerakan Lokal, peran Kot a Rembang sebagai sent ral pergerakan angkut an penumpang dan barang sangat lah nampak. Hal ini t erlihat dari pergerakan manusia di simpul-simpul perekonomian sepert i di Pasar Rembang, Terminal Angkut an Kot a & Pedesaan, Kawasan

Sumber : Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informat ika, 2010

b. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan

(22)

Kabupat en Rembang IV - 22 Sumber : Kabupat en Rembang dalam Angka ( 2007-2011)

Unt uk daerah yang t idak t erjangkau jaringan energi list rik menggunakan energi alt ernat if. Energi alt ernat if yang digunakan anat ara lain energi mat ahari. Jumlah PLTS yang ada di Kabupat en Rembang baru berada di 5 kecamat an yait u kecamat an Sumber, kecamat an Bulu, kecamat an Sale, Kecamat an Gunem dan kecamat an Lasem dengan jumlah 747 unit PLTS baik yang komunal maupun yang t ersebar (solar home syst em). Sedangkan unt uk PLTB baru t erdapat di sat u kecamat an yait u Kecamat an Lasem dengan kapasit as per bulan mencapai 1000 w at t . Unt uk lebih jelas lihat pada t abel dibaw ah ini :

Tabel IV-11

Jumlah Unit PLTS dan PLTB di Kabupat en Rem bang

No. Kecamatan Desa Jumlah

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya M ineral Kabupat en Rembang, 2011

(23)

Kabupat en Rembang IV - 23 2012

Ket ersediaan fasilit as dan ut ilit as ekonomi yang lengkap menjadi salah sat u pendukung pengembangan akt ivit as ekonomi di Kabupat en Rembang. Penyediaan fasilit as dan ut ilit as yang dibut uhkan penduduk baik dari dalam kaw asan maupun dari luar Kaw asan Kabupat en Rembang, diharapkan dapat mempengaruhi perubahan st rukt ur penggunaan lahan dari lahan yang non-profit menjadi lahan yang memiliki nilai profit t inggi. Fasilit as-fasilit as dan ut ilit as yang dikaji adalah fasilit as dan ut ilit as yang mempengaruhi st rukt ur ruang Kabupat en Rembang.

Tabel IV-12

Jumlah Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Rembang Tahun 2010

No Kecamatan Pasar

Sumber: Kabupat en Rembang dalam Angka, 2011

Tabel IV-13

Rincian jumlah sarana pasar di Kabupaten Rembang Tahun 2010

(24)

Kabupat en Rembang IV - 24 2012

No Nama Pasar Sarana Pasar Jumlah Luas Ha

Kios Los Lesehan

12 Sarang 20 115 241 376 11,120

13

Pasar Hew an

Pamot an 0 0 0 0 3,680

14 Pasar Hew an Kragan 0 0 0 0 1,966

15 Pasar Desa Pamot an 26 2 125 153 15,000

Jumlah 794 2438 2230 4032.434 114128

Sumber: Kabupat en Rembang dalam Angka, 2011

c. Sarana Peribadatan

Unt uk saranaperibadat an yang ada, t elah mencukupi dan mampu melayani kebut uhan penduduk baik penduduk set empat maupun penduduk dari luar kaw asan yang ikut menggunakan fasilit as t ersebut . Jumlah sarana peribadat an yang paling banyak adalah masjid dan langgar karena sebagian besar penduduk di Kabupat en Rembang beragama Islam.

Tabel IV-14

Jumlah dan Jenis Sarana Peribadatan di Kabupaten Rembang Tahun 2010

No Kecamatan M asjid Langgar / M usholla

Gereja Protestan

Gereja

Katholik Klenteng Jumlah

1 Sumber 44 170 1 215

2 Bulu 30 80 110

3 Gunem 23 106 129

4 Sale 26 158 2 1 187

5 Sarang 41 326 367

6 Sedan 41 309 350

7 Pamot an 40 253 1 294

8 Sulang 38 145 183

9 Kaliori 47 167 1 215

10 Rembang 59 282 6 1 2 350

11 Pancur 30 109 139

12 Kragan 57 117 1 1 1 177

13 Sluke 24 231 1 256

14 Lasem 31 141 12 5 3 192

Jumlah 531 2594 23 10 6 3164

Tot al ( Tahun 2009) 518 2304 9 6 518 3355

(25)

Kabupat en Rembang IV - 25 2012

Gambar.4.7. Sarana Peribadatan berupa M asjid Agung Rembang di Kecamatan Rembang dan Gereja di Kecamatan Lasem.

( Sumber : Dat a Primer, 2012 )

d. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kaw asan di Kabupat en Rembang secara umum meliput i Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), M adrasah Ibt idaiyah (M I), Sekolah Lanjut an Tingkat Pert ama (SLTP), M adrasah Tsanaw iah (M Ts), Sekolah M enengah Kejuruan (SM K), Sekolah M enengah Umum (SM U), Perguruan Tinggi (PT), dan M adrasah Diniyah (M D).

Tabel IV-15

Jumlah dan Jenis Sarana Pendidikan di Kabupaten Rembang Tahun 2010

No Kecamatan TK SD SLTP SM U PT

1 Sumber 28 26 5 2 0

2 Bulu 17 21 3 1 0

3 Gunem 17 20 3 1 0

4 Sale 23 29 6 3 0

5 Sarang 42 34 10 3 0

6 Sedan 33 39 8 3 0

7 Pamot an 29 31 7 4 0

8 Sulang 27 23 5 2 0

9 Kaliori 27 27 4 2 0

10 Rembang 45 49 12 13 1

11 Pancur 18 22 5 0 0

12 Kragan 37 41 8 3 0

13 Sluke 20 19 5 1 0

14 Lasem 35 32 10 7 0

Jumlah 398 413 91 45 1

(26)

Kabupat en Rembang IV - 26 2012

Gambar 4.8. Sarana Pendidikan di Kabupaten Rembang

( Sumber : Dat a Primer, 2012 )

e. Sarana Kesehatan

Sarana kesehat an yang t ersedia di Kabupat en Rembang ant ara lain meliput i Rumah sakit , Puskesmas, Puskesmas Pembant u, Rumah Sakit Bersalin, Apot ek, dan Posyandu. Jika dilihat dari jumlah eksist ing fasilit as kesehat an masih belum opt imal pelayanannya dan dari segi jumlahnya masih sangat kurang.

Tabel IV-16

Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Rembang Tahun 2010

No Kecamatan RS Puskesmas Puskesmas Pembantu

Praktek

Dokter Polindes Posyandu Apotik

1 Sumber 0 1 4 1 8 68 0

2 Bulu 0 1 5 1 4 56 0

3 Gunem 0 1 4 0 6 46 0

4 Sale 0 1 5 1 7 68 0

5 Sarang 0 1 5 3 12 100 0

6 Sedan 0 1 5 3 10 97 0

7 Pamot an 0 1 5 2 7 108 0

8 Sulang 0 1 5 1 8 68 0

9 Kaliori 0 1 5 1 7 61 0

10 Rembang 2 2 7 20 7 195 5

11 Pancur 0 1 5 1 6 106 0

12 Kragan 0 2 7 4 14 97 0

13 Sluke 0 1 3 2 10 61 0

14 Lasem 0 1 6 6 8 100 1

Jumlah 2 16 71 46 114 1183 6

(27)

Kabupat en Rembang IV - 27 2012

Gambar 4.9. Sarana Kesehatan berupa Puskesmas di Kecamatan Pamotan dan RSU Dr. Sutrasno di Kecamatan Rembang

( Sumber : Dat a Primer, 2012 )

4.1.2. Permasalahan Pembangunan Permukiman

Kabupat en Rembang yang menjadi Kabupat en Rembang memiliki karakt erist ik w ilayah yang variat if mulai dari kaw asan pant ai dengan t ipologi dat aran rendah hingga kaw asan pegunungan, yang masing-masing menyimpan beberapa permasalahan t erkait dengan pemenuhan kebut uhan perumahan dan permukiman. Berikut ini akan diuraikan secara lebih det ail, dat a permasalahan perumahan dan permukiman :

4.1.2.1.Permasalahan Kualitas Lingkungan Perumahan dan Permukiman

Berbagai permasalahan perumahan dan permukiman erat kait annya dengan aspek ekonomi dan kependudukan. Salah sat u hal yang dapat dilihat permasalahan kualit as lingkungan ini adalah kondisi fisik lingkungan t empat hunian. Ant ara lain:

1) Permasalahan tata letak permukiman

Let ak rumah yang sat u dengan rumah yang lainnya cukup rapat sehingga t erkesan padat , dan sesak dengan jarak ant ar rumah kurang dari 5 met er. Orient asi rumah depan, samping dan belakang t idak jelas. Kondisi semacam ini t ent unya membuat lingkungan permukiman menjadi t idak sehat . Sebab sirkulasi udara dan pencahayaan sinar mat ahari t idak dapat masuk kedalam rumah dengan cukup. Akibat nya ruang hunian menjadi lembab dan pengap. Kondisi lingkungan yang t idak sehat semacam ini berpot ensi besar menimbulkan baerbagai macam penyakit . Apalagi luasan ruang pada pemukiman nelayan cukup sempit , rat a-rat a hanya berukuran 4x6 met er persegi dan dihuni oleh 1 / lebih keluarga.

(28)

Kabupat en Rembang IV - 28 2012

Tabel IV-17.

Lokasi Permasalahan Tata Letak Ruang Rumah di Kabupaten Rembang

No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

1. Kaliori Dresi Kulon, Purworejo, Tasik Harjo, Banyudono, Tambak Agung, Tunggulsari, Tambakagung

2. Rembang Trit unggal, Gegunung Kulon, Sukoharjo, Gegunung Wet an, Pandean, Pasarbanggi, Punjulharjo, Pacar, Tanjungsari, 3. Lasem Gedongmulyo, Dasun, Tasiksono, Bonang, Binangun,

Dorokandang, Sodit an, Sumbergirang, Babagan, Ngemplak, Karangt uri, Diasun

4. Sluke M anggar, Sedang M ulyo, Pangkalan, Sluke, Langgar, Jurangjero, Sedangmulyo

5. Kragan Karangharjo, Tegalmulyo, Kragan, Karanglincak, Tanjungan, Kragan, Pandangan Wet an, Plawangan, Kandalagung

6. Sarang Sedangmulyo, Kalipang, Tempirak, Karangmaru, Bajingmeduro, Sarangmeduro, Temperak

7. Sedan Dadapan, Kumbo, Jambean, Sambirot o 8. Pamot an Bangunrejo, Joho

9. Gunem Tegaldow o

10. Sumber Kedungasem, M egulung, Jadi, Bogorejo, Polbayem,

Kedungt ulup, Palemsari, Ronggomulyo, Krikilan, Tlogot unggal 11. Sale Sale, Smbermulyo, Pakis

Sumber: RP4D Kabupat en Rembang 2008 - 2018

(29)

Kabupat en Rembang IV - 29 2012

Gambar 4.10.

Peta Permasalahan Tata Letak Permukiman di Kabupaten Rembang

Sumber: RP4D Kabupat en Rembang 2008 - 2018

2) Permasalahan Kondisi Bangunan Perumahan

Kondisi rumah sebagian besar di Kabupat en Rembang rat a-rat a cukup memprihat inkan. Sebagian besar lant ainya masih t anah dan cukup besar jumlah rumah dengan jenis dindingnya t erbuat dari bambu/ gedheg. Hal ini banyak t erdapat di kecamat an yang t erlet ak di bagian selat an Kot a Rembang, dan bagian pesisir Kab. Rembang. M asih t erdapat dinding bangunan yang t erbuat dari bambu, adanya dinding ini menjadi masalah karena rent an t erhadap penyakit . Berikut rangkuman kondisi fisik rumah berdasarkan jenis dinding bangunan unt uk jenis bahan dinding bambu. Permukiman di Kabupat en Rembang, masih banyak dit emukan bangunan t empat t inggal yang bersifat t emporer dan semi permanen, yang dindingnya t erbuat dari papan kayu dan gedeg bamboo, dengan jumlah dinding kayu 40,44% dan dinding bambu sejumlah 10,36%. Dilihat konst ruksinya t erkesan kurang kokoh dengan perkuat an at au t ulangan bangunan yang masih sederhana sehingga mempunyai fakt or resiko runt uh cukup besar. Sement ara it u luas jenis penut up lant ai sebagian besar masih berupa lant ai t anah (50.06%).

(30)

Kabupat en Rembang IV - 30 2012

persyarat an t eknis dan kesehat an menjadikan permukiman nelayan ident ik dengan permukiman kumuh. Beberapa lokasi kaw asan nelayan yang ada di Kabupat en Rembang t erdapat di Kecamat an Kaliori dan Kecamat an Rembang.

M asalah lain yang cukup mempengaruhi lingkungan permukiman nelayan ini adalah adanya pola hidup masyarakat nelayan yang kurang memahami pent ingnya kebersihan dan kesehat an. Konot asi kumuh it u sendiri, lebih banyak dianggap sebagai kaw asan yang sempit , kot or dan t idak sehat . Sedangkan kondisi yang ada, t idak sepert i it u, kekumuhan disini lebih disebabkan karena kebiasaan buruk yang akhirnya secara t idak langsung dampaknya adalah penurunan kualit as kesehat an dan kualit as lingkungan perumahan. Salah sat u sudut permukiman nelayan di Rembang t erlihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 4.11. Kondisi Kekumuhan pada Permukiman Nelayan

( Sumber : Dat a Primer, 2012 )

3) Permasalahan Tata Bangunan

Akibat perkembangan akt ivit as penduduk di suat u w ilayah t ent unya membaw a dampak pada semakin int ensifnya penggunaan lahan sebagai t empat hunian, maupun t empat kerja. Sehingga bangunan-bangunan baru akan semakin bermunculan namun belum t erbent uk secara t erat ur. Akibat nya muncul permasalahan dalam hal t at a bangunan sebagaimana yang t erjadi di Rembang. Permasalahan yang menonjol berkait an dengan permasalahan t at a bangunan, t erangkum dalam Tabel di baw ah ini.

Tabel IV-18

Permasalahan Tata Bangunan di Kabupaten Rembang

No Permasalahan Keterangan

1. M onit oring Belum adanya perangkat unt uk monit oring (soft w are dan hard w are)

Perlu dit ingkat kan koordinasi rut in inst ansi t erkait . 2. Pengelolaan

gedung/ gedung pemerint ah / negara,

Kurangnya peningkat an SDM para pelakunya dan fasilit as yang ada

3. Perencanaan masyarakat

-

Kurangnya informasi, pemahaman masyarakat t ent ang perencanaan t at a bangunan.

(31)

Kabupat en Rembang IV - 31 2012

No Permasalahan Keterangan

sebelum membangun rumah. 4. Pengendalian:

-

Alih fungsi

-

Alih st at us

-

Belum adanya pengendalian alih fungsi lahan dan alih st at us.

5. Pembinaan Kurangnya penyelenggaraan pembinaan, pelat ihan, kursus-kursus dan penyuluhan pada masyarakat .

Sumber: Analisis, 2012

4.1.2.2.Permasalahan Perumahan dan Permukiman Yang Tidak Sesuai dengan Tata Ruang

Permasalahan permukiman yang kait anya dengan ket idaksesuaian dengan t at a ruang diant aranya :

1) Perumahan dan permukiman yang berada di kaw asan raw an bencana

Daerah raw an bencana seharusnya menjadi daerah lindung yang t idak boleh digunakan unt uk lahan t erbangun, apalagi dijadikan sebagai kaw asan permukiman. Akan t et api, di lapangan t ernyat a masih banyak daerah-daerah raw an bencana yang dit empat i penduduk sebagai t empat hunian. M asalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya penget ahuan masyarakat t ent ang kaw asan-kaw asan lindung yang t erlarang unt uk permukiman. Selain it u, akibat dari kurang t egasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerint ah Daerah Kabupat en Rembang. Berikut ini disampaikan ringkasan dalam t abel lokasi perumahan dan permukiman di daerah raw an bencana

Tabel IV-19

Perumahan dan Permukiman yang Berada di Daerah Raw an Bencana di Kabupaten Rembang

Banjir periodik/ luapan sungai - genangan

No. Kecamatan Lokasi

1. Kaliori Tunggulsari, M aguan, Wirot o, M ojow arno, Dresikulon 2. Rembang Waru, Sumberjo, Tanjungsari, Punjulharjo

3. Sumber Sukorejo, Jat iadi, Sekarsari

4. Lasem Babagan, Dorokandang, Sodit an, Jolot undoGedong M ulyo, Dasun, Sumbergirang, Ngemplak, Sendangasri, Karangt uri

5. Kragan Pandangan Wet an, Kendal Agung dan Kragan. 6. Pancur Trenggulunan, Karaskepoh, Jeruk, Japeledok

7. Gunem Panohan

8. Sedan Gesikan, Kedungringin, M enoro, Gandrirejo Genangan sepanjang tahun

No. Kecamatan Lokasi

1. Rembang Pasarbanggi

2. Sumber Sukorejo

3. Sluke Langgar, Sluke

(32)

Kabupat en Rembang IV - 32 2012

No. Kecamatan Lokasi

5. Sarang Lodan Kulon, Lodan Wet an, Bonjor, Sampung, Bat urno, Babakt ulung, Nglojo, Jambangan, Pelang, Gilis, Gunungmulyo, Gonggang, Sumbermulyo, Kalipang, Dadapmulyo, Sendang M ulyo, Banow an, Karangmangu, Dan Bajingjowo.

Tanah longsor

No. Kecamatan Lokasi

1. Sluke Leran, Sanet an, Langgar, Jurangjero, Labuhan Kidul, Rakit an, Bendo, M anggar

2. Lasem Ngargomulyo, Sendangcoyo

3. Pancur Warugunung, Wuw ur, Criw ik, Joko Gunung, Sidow ayah, Banyu Urip, Trenggulunan, Ngrot o, Kalit engah

4. Sumber Sukorejo, Pelemsari, Krikilan, Ronggomulyo, Logede

5. Pamot an Bangunrejo

6. Sedan Candimulyo, Kumbo, Dadapan, Sidomulyo 7. Sarang Lodankulon, Lodan Wet an, Kalipang. 8. Kragan Wat upecah, Terjan

9. Sale Pakis, Bit ingan

Raw an Abrasi

No. Kecamatan Lokasi

1. Rembang Gegunung Kulon, Gegunung w et an, Pacar, Tanjungsari, Pandean, Sukoharjo, kabongan Lor.

2. Sluke Sendang M ulyo, Labuhan Kidul, Jat isari, Blimbing, M anggar, Pangkalan.

3. Kragan Sumbersari, Sumurt aw ang, Pandangan Kulon, Pandangan Wet an, Plaw angan Balongmulyo, Tegalmulyo, Kragan, Karangharjo, Karang Lincak, Kebloran, Karanganyar, Tanjungan

4. Sarang Kalipang, Bajing Jowo, Bajing M eduro, Karang M angu, Temperak, Sendangmulyo.

5. Kaliori Purworejo

Sumber: RP4D Kabupat en Rembang 2008 - 2018

(33)

Kabupat en Rembang IV - 33 2012

2) Perumahan dan permukiman yang berada di kaw asan resapan air

Kaw asan resapan air adalah kaw asan lindung yang m empunyai fungsi ut ama sebagai daerah t angkapan air hujan karena mempunyai kemampuan t inggi unt uk meresapkan air hujan sehingga merupakan t empat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna unt uk sumber air. Dengan demikian kaw asan resapan air mempunyai fungsi yang cukup pent ing dalam menjaga kelangsungan t at a air secara keseluruhan. Terut ama berfungsi memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah resapan air t anah unt uk keperluan penyediaan kebut uhan air t anah dan penanggulangan banjir, baik unt uk kaw asan baw ahannya maupun kaw asan yang bersangkut an. Sebab apabila kaw asan resapan air ini sudah t idak berfungsi lagi sebagaimana mest inya akan berdampak luas t erhadap ket ersediaan air di suat u daerah, dan kemungkinan t erjadinya bencana banjir.

Di Kabupat en Rembang masih t erdapat masyarakat yang membangun rumah di kaw asan resapan air. Bila hal ini dibiarkan dan t idak ada upaya pengendalian t erhadap perkembangan kaw asan permukiman, maka dikhaw at irkan di kemudian hari t idak ada lagi kaw asan resapan air, t ent unya ini akan membaw a konsekuensi yang serius t erhadap keberlangsungan t at a air di Kabupat en Rembang. Dan akan lebih parah lagi di saat-saat musim kemarau sebab t idak ada lagi cadangan air di dalam t anah. Desa-desa yang t ermasuk kawasan resapan air dan persebaran pemukiman di kaw asan resapan air. Khusus unt uk permasalahan di Kecamat an Pancur pemerint ah daerah sudah berupaya dengan merencanakan dibuat bendungan.

Tabel IV-20

Perumahan dan Permukiman yang Berada di Kaw asan Resapan Air di Kabupaten Rembang

NO KECAM ATAN LOKASI

1. Bulu Bulu, M ant ingan, Jukung, Kadiw ono

2. Gunem Panohan, Sendangmulyo, Telgaw ah, Gunem, Trembes, Pakis, Dow an, Kajar, Pasucen

3. Sale Pakis

4. Sedan Dadapan

5. Sluke Rakit an, Bendo

6. Lasem Gow ak, Sendangcoyo

7. Kragan Tanjungsari, Wat upecah, Woro 8. Pancur Ngrot o, Trenggulunan

Sumber: Hasil Analisis, 2012

3) Perumahan dan permukiman yang berada di bantaran sungai

(34)

Kabupat en Rembang IV - 34 2012

diperkirakan cukup unt uk dibangun jalan inspeksi ant ara 10 – 15 met er. Namun kenyat aannya masih banyak permukiman yang berada di daerah bant aran sungai.

Bant aran sungai seharusnya merupakan daerah t erlarang unt uk permukiman, akan t et api berhubung semakin mahalnya harga lahan unt uk pembangunan rumah banyak masyarakat yang memilih lokasi semacam it u. Banyaknya squat t ers yang t inggal di bant aran sungai karena mereka menganggap banyak t erdapat “ lahan t ak bert uan” yang sebenarnya milik pemerint ah dan merupakan public space (ruang umum). Pada umumnya pengamanan lahan bant aran sungai t idak begit u ket at sehingga memungkinkan t umbuhnya penghunian dan penggunaan t idak sah. Lahan ini sering t erancam banjir musiman sehingga “ nilai sewa” nya sangat rendah. M urahnya lahan ini yang menjadi pert imbangan ut ama para squat t er yang mencari t empat hunian yang dekat dengan t empat kerjanya. Hunian di bant aran sungai ini t erus berkembang dan semakin menjorok ke sungai sehingga mengganggu aliran sungai yang selanjut nya dapat menimbulkan bahaya banjir bagi masyarakat luas. M asyarakat yang t inggal di sekit ar bant aran sungai seringkali mempunyai kebiasaan buruk yait u membuang sampah ke sungai yang menyebabkan pendangkalan dan sumbat an di beberapa t empat . Sement ara it u, limbah rumah t angga yang langsung di buang ke sungai dapat mengganggu kualit as air sungai.

Tabel IV-21

Perumahan dan Permukiman yang Berada di Bantaran Sungai di Kabupaten Rembang

NO KECAM ATAN LOKASI

1. Rembang Tanjungsari, Sumberjo, Waru, Pasarbanggi, Punjulharjo

2. Kaliori Tunggulsari, Tambakagung, M aguan, M ojorembun, M et eseh, Wirot o 3. Lasem Gedongmulyo, Sodit an, Jolot undo, Ngemplak, Babagan, Dasun Karangt uri 4. Sluke Jurang Jero, Sanet an, Langgar, Sluke

5. Sarang Lodan Kulon, Lodanw et an, Bonjor, Bat urno, Babakt ulung, Nglojo, Jambangan, Pelang, Gunung M ulyo, Gonggang, Sumber M ulyo, Kalipang, Dadap M ulyo, Sendang M ulyo, Banow an, Temperak, Karangmangu, Bajingjowo, Sarangmeduro

6. Pancur Japeledok, Jeruk, Karaskepoh, Tuyuhan, Sumberagung

7. Sedan M ojosari, Gisikan, Sambirot o, Sidorejo, Sambong, Gandrirejo, Kedungringin, Kenongo

(35)

Kabupat en Rembang IV - 35 2012

Gambar 4.12. Perumahan Dan Permukiman Yang Berada di Sempadan Sungai ( Sumber : Dat a Primer, 2012 )

4) Perumahan dan permukiman yang berada di atas bantaran rel kereta api

Lahan di sekit ar jalur keret a api berpot ensi besar menjadi permukiman ilegal karena biasanya PT.KAI t idak mempunyai cukup t enaga dan anggaran unt uk mengamankan ribuan kilomet er jalan keret a api. Sehingga di beberapa t empat t umbuh bangunan liar. Terjadinya penyerobot an t anah milik PT.KAI oleh penduduk set empat karena jalur keret a api di Kabupat en Rembang unt uk saat ini sudah t idak digfungsikan lagi. Lokasi-lokasi permukiman diat as bant aran rel keret a api t ersebut dapat dilihat pada t abel berikut ini:

Tabel IV-22

Perumahan dan Permukiman yang Berada di Bantaran Rel Kereta Api di Kabupaten Rembang

NO KECAM ATAN LOKASI

1. Rembang Tanjungsari, Tireman

2. Sulang Kemadu, Sulang, Landoh, Kaliombo.

3. Sedan Karas, Dukuh

4. Pamot an Karangt engah

5. Lasem Babagan, Dorokandang, Jolot undo

6. Sale Sale, Wonokert o

Sumber: Hasil Analisis, 2012.

Jenis permukiman liar diat as bant aran rel keret a api dapat pula disamakan kasusnya sebagai permukiman liar diat as t anah negara. Kondisi permukiman liar diat as t anah milik PT. KAI ini pada umumnya sebagai berikut :

§

Lama mukim para squat t ers ini biasanya cukup lama, hal ini diakibat kan oleh t idak adanya t indakan penert iban oleh pemilik lahan,

(36)

Kabupat en Rembang IV - 36 2012

§

Pada umumnya mereka mendapat kan perlindungan berupa ijin lisan dari oknum yang sekaligus mengut ip ret ribusi / sew a t idak resmi sehingga para squat t ers ini merasa aman bahkan merasa memiliki hak unt uk menghuni,

§

Permasalahan akan muncul manakala t anah t ersebut pada saat nya akan dimanfaat kan oleh pemiliknya.

5) Perumahan dan permukiman yang berada di atas bantaran lahan milik orang lain

Terjadinya sengket a t anah banyak diakibat kan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengurus sert ifikat t anah. Hal-hal yang berkait an pengurusan surat -surat pert anahan kadang kala masih banyak dilupakan oleh masyarakat . Ini diakibat kan oleh kurangnya kesadaran masyarakat , dit ambah lagi oleh mahalnya proses pengurusan sert ifikasi t anah sert a kurangnya aparat yang mendukung.

Kondisi semacam ini perlu diant isipasi agar kasus-kasus sengket a t anah t idak lagi t erjadi di kemudian hari. Kasus t erjadinya penguasaan lahan milik orang lain unt uk t empat hunian diant aranya t erjadi di Desa M ondot eko Kecamat an Rembang, dan Desa Pedak Kecamat an Sulang.

Oleh karena it u, peran dari Pemerint ah dalam hal ini Kant or Pert anahan semakin dirasakan pent ingnya, yait u dengan memudahkan proses pengurusan sert ifikat sert a pendat aan yang lebih baik yang didukung oleh aparat yang profesional.

6) Perumahan dan permukiman yang berada dibaw ah jalur tegangan tinggi

Jalur t egangan t inggi mempunyai pengaruh negat if t erhadap kesehat an manusia, disamping dari segi keamanan. Sebab jalur list rik t egangan t inggi mempunyai daya list rik hingga ribuan w at t . Oleh karena it u, seharusnya jalur list rik t egangan t inggi ini t idak berada t epat diat as permukiman unt uk menghindarkan dari hal-hal yang t idak diinginkan sepert i t erjadinya konslet ing list rik, adanya pengaruh medan magnet list rik yang dapat mempengaruhi kesehat an penduduk.

Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur list rik t egangan t inggi di Kecamat an Rembang ant ara lain di Desa Wet on, Ngot et , Ket anggi, M ondot eko, Waru, Ngadem, M agersari, Saw ahan, Sumberjo, Sidow ayah, Let eh, Pandean, Sukoharjo, Kut oharjo, Pacar, Tasik Agung, Tanjungsari, Gegunung Kulon, dan Gegunung Wet an.

Tabel IV-23

Perumahan dan Permukiman di Baw ah Jalur Tegangan Tinggi di Kabupaten Rembang

NO KECAM ATAN LOKASI

(37)

Kabupat en Rembang IV - 37 2012

NO KECAM ATAN LOKASI

2. Sluke Sluke.

Sumber: Hasil Analisis, 2012

7) Perumahan dan permukiman yang berada di sempadan pantai

Sempadan pant ai adalah kaw asan t ert ent u sepanjang pant ai yang mempunyai manfaat pent ing unt uk mempert ahankan kelest arian fungsi pant ai. Sempadan pant ai lebarnya proporsional dengan bent uk dan kondisi fisik pant ai minimal 100 met er dari t it ik pasang t ert inggi ke arah darat an. Permasalahan sehubungan dengan permukiman liar nelayan pant ai ant ara lain:

-

Akt ivit as kehidupan nelayan dapat mengganggu kelangsungan hidup habit at pant ai sepert i

punahnya hut an bakau

-

M enurunkan kualit as perairan laut akibat pencemaran limbah rumah t angga, sepert i: dalam hal

persampahan dan sanit asi sert a limbah indust ri yang dikembangkan oleh masyarakat

-

M enghilangkan fungsi-fungsi biogeofisik pant ai sebagai t empat memijahnya biot a laut (spaw ning

ground) dan t empat pengasuhan (nursery ground) bagi jenis ikan t ert ent u, t erut ama udang.

-

Pendangkalan pant ai yang mengganggu akt ivit as pendarat an dan kegiat an t ransport asi laut

-

Sangat raw an t erkena dampak dari abrasi air laut .

Berikut ini disampaikan lokasi perumahan dan permukiman di kaw asan sempadan pant ai:

Tabel IV-24

Perumahan dan Permukiman di Sempadan Pantai di Kabupaten Rembang

No. Kecamatan Lokasi

1. Kaliori Tasikharjo, Tunggulsari, Purw orejo, Pant iharjo

2. Rembang Pacar, Tasikagung, Tanjungsari, Gegunung Kulon, Gegunung Wet an. Trit unggal.

3. Lasem Bonang

4. Sluke Jat isari, M anggar,Blimbing, Sendangmulyo, Pangkalan.

5. Kragan Sumbersari, Sumurt aw ang, Pandangan Wet an, Pandangan Kulon, Sumbergayam, Plawangan, Balongmulyo, Tegalmulyo, Kragan, Karangharjo, Karang Lincak, Kebloran, Karanganyar, Tanjungan. 6. Sarang Kalipang, Bajing M eduro, Karangmangu, Temperak, Sendangmulyo.

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Dalam mengat asi kaw asan permukiman di sempadan pant ai, pemerint ah Kabupat en rembang sudah melakukan ant isipasi, yait u dengan pembuat an t anggul di Kecamat an Rembang, Desa Tasikagung. Pemerint ah daerah juga membuat break w at er (pemecah air) di Kecamat an Sarang. Impelement asi program-program penanganan ini diharapkan dapat berlanjut , dan juga harus disert ai ket egasan dalam penat aan pembuat an banguanan.

(38)

Kabupat en Rembang IV - 38 2012

Reklamasi liar t erjadi akibat pemanfaat an t anah t imbul yang berada di sepanjang pant ai. Tanah t imbul t erbent uk dari proses sediment asi at au pengendapan lumpur yang t erus menerus t erjadi sehingga membent uk suat u darat an. Terbent uknya t anah t imbul ini mendorong masyarakat t erut ama yang berada di daerah pesisir unt uk memanfaat kannya sebagai lahan permukiman. M ereka beranggapan t anah t ersebut t idak bert uan karena t idak jelas kepemilikannya. Apalagi harga t anah dari w akt u ke w akt u semakin mahal dan t idak sebanding dengan pendapat annya yang relat if rendah sebagai nelayan, semakin mendorong keinginan unt uk memanfaat kan t anah t imbul t ersebut sebagai lahan permukiman. Reklamasi liar ini banyak dit emukan di sepanjang pant ai Kecamat an Rembang, t epat nya di desa Pandean. Dimana dalam Desa Padean reklamasi liar dilakukan dengan menguruk bibir pant ai, kemudian dibangun permukiman illegal.Kemudian reklamasi liar juga t erdapat di Desa Tasikagung.

Kondisi ini akan berpot ensi menimbulkan masalah yang lebih kompleks di kemudian hari apabila t idak segera dit angani. Sebab hal ini akan mempengaruhi anggot a masyarakat yang lain unt uk t urut mendirikan bangunan secara liar di t anah t ersebut . Hal lain yang mengkhaw at irkan adalah semakin dekat nya pant ai dengan bangunan sehingga sangat raw an t erkena abrasi air laut . Lebih lanjut pada dasarnya keberadaan permukiman ilegal di sekitar t anah t imbul akan dapat mengganggu kelest arian fungsi pant ai. Permasalahan ini perlu ket egasan pihak-pihak aparat pemerint ah dalam menent ukan dan mengimplement asikan pert uran perizinan bangunan.

4.1.2.3.Permasalahan-permasalahan yang lain 1) Permasalahan tata ruang

Secara spasial permasalahan perumahan permukiman dapat dibedakan ke dalam dua spesifik kaw asan yait u perkot aan dan perdesaan.

a) Permasalahan di Perkotaan

Kot a-kot a di w ilayah Kabupat en Rembang dapat dikelompokkan ke dalam 2 kat egori besar menurut let ak geografis :

Kot a-kot a pesisir (w at erfront cit y)

Kot a-kot a pedalaman (inner cit y)

Pada kedua jenis kot a t ersebut t erdapat perbedaan yang cukup signifikan, yang mencakup aspek sekt oral pembangunan perkot aan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pola kehidupan masyarakat (sosial ekonomi), yait u ant ara masyarakat pet ani murni (agraris) dan masyarakat pet ani – nelayan (pesisir). Perbedaan sosial ekonomi dan sosial budaya akan berpengaruh pada pola pikir, persepsi dan apresiasi masyarakat t erhadap proses pembangunan. Secara fisik lingkungan, perbedaan kot a pesisir dan pedalaman juga membaw a perbedaan pada isu dan permasalahan pembangunan. Kot a pesisir umumnya dihadapkan pada permasalahan genangan, banjir dan degradasi lingkungan. Sedangkan kot a pedalaman umumnya dihadapkan pada permasalahan kurangnya fasilit as pelayanan dan ut ilit as kot a, sert a aksesibilit as.

(39)

Kabupat en Rembang IV - 39 2012

Tingginya kebut uhan rumah t inggal, t empat usaha dan t empat berproduksi besert a prasarana dan sarana pendukungnya

Iklim usaha penyediaan perumahan dan permukiman yang belum st abil

Belum opt imalnya sist em penggalangan dana masyarakat sebagai sumber pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman

Belum mant apnya sist em penyediaan hunian bagi masyarakat berpendapat an rendah/ miskin

M asih rendahnya kualit as pelayanan prasarana dan sarana permukiman sepert i air bersih, persampahan, drainase, jaringan jalan, pasar, dan fasum/ fasos sert a jalur hijau

b) Permasalahan di Pedesaan

Pengembangan permukiman perdesaan memiliki permasalahan dan kendala t ersendiri, yang umumnya berkait an dengan kekurangt ersedianya sarana prasarana dan sumberdaya manusia yang rendah. Permasalahan yang lain berkait an dengan besarnya alokasi kegiat an pengembangan permukiman di perkot aan sebagaimana berlangsung selama ini, dapat disadari bahw a t ernyat a perhat ian pada pembangunan permukiman perdesaan masih sangat kurang.

Kebut uhan perumahan dan permukiman skala besar belum t erasa mendesak mengingat masih banyaknya lahan yang bisa dikembangkan. Namun demikian secara t eknis beberapa permasalahan masih t et ap ada, sepert i:

Rendahnya pelayanan prasarana dan sarana sepert i air bersih, sanit asi, jaringan jalan, irigasi, dan list rik

Rendahnya t ingkat kesehat an perumahan di pedesaan t erut ama t erkait dengan t ingkat pendidikan dan kesadaran penduduk set empat

Tidak t erkendalinya alih fungsi lahan subur yang dialokasikan sebagai lahan pert anian menjadi lahan non pert anian berbagai permalahan. Ket ersediaan Sumber Daya alam seringkali kurang t ermanfaat kan secara opt imal, salah dalam memanfaat kan at au bahkan t anpa mereka sadari mereka t elah merusak kelest ariannya.

(40)

Kabupat en Rembang IV - 40 2012

POKOK PERM ASALAHAN URAIAN

diat as, secara serempak diadakan pula upaya perbaikan secara t eknis dan fisik, sepert i pemugaran rumah, penyehat an pekarangan, penat aan lingkungan desa, pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana dasar dan sosial, dan sebagainya.

Adat kebiasaan/ perilaku dan t at a nilai unt uk hidup sehat dalam perumahan yang layak dan lingkungan yang t erat ur masih t erbelakang.

Fakt or sosio-kult uril yang proses pembent ukkannya sangat dipengaruhi oleh fakt or ekologis, dan t ermasuk didalamnya religi, kebudayaan dan t ingkat peradaban sangat berpengaruh t erhadap bent uk dn pola pemukiman di pedesaan. Dalam hal ini t ermasuk kualit asnya pula. Pola-pola t ersebut diw ariskan secara t urun-t emurun sebagai pengejaw ant ahan/ perw ujudan upaya-upaya manusia unt uk beradapt asi dengan alam lingkungan sekit arnya.

Namun demikian, pola-pola pemukiman yang seringkali t ampak luar biasa t esebut (dalam art i bisa menjaga keseimbangan dan kelest arian alam secara arif dan bijaksana) dan sangat t epat unt uk lat ar belakang lingkungan alamnya, w alaupun t idak jarang pula t erjadi sebaliknya, yang diperoleh dan dipelajari secara t urun t emurun berdasarkan pengalaman t ernyat a seringkali masih bermasalah secara ilmiah, t erut ama kait annya dengan kelayakkan/ kualit asnya sebagai upaya peningkat an kesejaht eraan dan kesehat an penduduk. Hal ini t idak lain karena permasalahan rendahnya penget ahuan dan t ingkat pendidikan masyarakat desa.

Pada umumnya kondisi lingkungan fisik dan pola permukiman di pedesaan berbeda jauh dengan kaw asan perkot aan. Di pedesaan lebih cenderung menunjukkan pola-pola organik, alamiah dan ket idakt erat uran, cenderung lebih menyesuaikan dengan karakt erist ik asli fisik alamnya. Bent uk dan pola-pola t ersebut sangat t ergant ung dari kuat -t idaknya t at anan kehidupan (sosio-kult uril) dan akt ivit as kehidupan masyarakat set empat . Berikut ini beberapa ciri umum kondisi lingkungan fisik dan pola pemukiman di pedesaan sepert i halnya perumahan dan permukiman pedesaan di Kabupat en Rembang yait u:

Tidak cukup nampak adanya at uran-at uran dalam penat aan desanya. Pembedaan secara fungsional ant ara lingkungan perumahan dengan lingkungan usaha-sosial maupun dengan lingkungan usaha-ekonomi masyarakat desanya t idak jelas.

Lingkungan perumahan dan pemukimannya membent uk kelompok-kelompok/ unit -unit permukiman, dimana set iap kelompok/ unit permukiman selalu t erdapat masjid/ mushola [Karakt er masyarakat yang agamis]. Kelompok permukiman cukup padat , t anpa memperhat ikan jarak ant ar bangunan bagi keperluan pencahayaan mat ahari, penghaw aan/ sirkulasi udara maupun bahaya kebakaran [jarak kurang dari 5 m].

(41)

Kabupat en Rembang IV - 41 2012

secara umum sering kekurangan air di saat musim kemarau. Hal ini pada akhirnya mendorong t erbent uknya pola-pola permukiman organik yang mengikut i pola aliran sungai. St rukt ur dan pola jalan lingkungan lebih bersifat organik dan t idak t erencana. Pola-pola yang t erbent uk lebih mengikut i kont ur alam/ bent uk fisik alamiah desa.

Fasilit as usaha dan pola usaha masyarakat pedesaan nampaknya t idak selalu memerlukan adanya bangunan-bangunan fisik secara khusus. Kecuali bila memang sudah dirasa memerlukannya, sepert i bale banjar, pasar desa, dan bangunan keagamaan. Kegiat an usaha baik secara ekonomi maupun sosial-budaya dilakukan secara non-formal ant ar rumah kerumah.

2) Permasalahan Pertanahan

Kondisi lahan dari keenam kecamat an di Kabupat en Rembang cukup t andus. Topografi sebagian besar dat aran rendah, dan w ilayah bagian selat an t ermasuk dalam dat aran t inggi. M asalah lain yang cukup signifikan adalah adanya penyalahgunaan lahan dan kecenderungan t erjadinya konversi lahan pert anian ke non pert anian, t erut ama di sepanjang jalur Pant ura. Hal ini perlu diperhat ikan dan diw aspadai, t erut ama perlunya penerapan mekanisme IM B sebagai alat kont rol pembangunan w ilayah, t idak hanya sebagai upaya meningkat kan PAD saja. M asih banyaknya anggot a masyarakat yang membangun t anpa dilengkapi IM B disebabkan oleh:

-

Kesadaran hukum t ent ang art i pent ing IM B dalam pembangunan daerah masing sangat kurang

-

M asih menggunakan perat uran daerah yang lama, padahal perda t ersebut sudah usang dan

banyak yang sudah t idak sesuai lagi dengan perkembangan daerah.

-

Belum adanya pet ugas/ seksi t ersendiri yang khusus menangani IM B, sehingga kinerja aparat

sangat kurang.

4.1.3. Analisis Kebutuhan 4.1.3.1.Analisis Kependudukan

Aspek kependudukan merupakan suat u hal yang pent ing dalam perencanaan pembangunan suat u daerah. Dat a kependudukan sangat diperlukan dalam penent uan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, karena permint aan (demand) kebut uhan akan pembangunan perumahan dan permukiman sangat dipengaruhi dinamika pert umbuhan penduduk di suat u daerah, baik it u dinamika pert umbuhan yang disebabkan dari dalam daerah at au akbiat adanya arus migrasi keluar dan masuk ke suat u daerah dalam hal ini Kabupat en Rembang.

(42)

Kabupat en Rembang IV - 42

Dalam t abel r merupakan laju pert umbuhan penduduk. Berdasarkan hasil perhit ungan diat as menunjukkan bahw a Kecamat an Rembang dan Kecamat an Sarang merupakan kecamat an dengan pert umbuhan penduduk paling t inggi yait u bert urut-t urut 0,342 dan 0,286 pert ahunnya. Sedangkan kecamat an dengan pert umbuhan t erendah adalah kecamat an Sumber yait u 0,086 pert ahunnya. Unt uk it u perlu jadi pert imbangan dalam pemenuhan kebut uhan akan rumah dan segenap prasarana dan sarana dasar yang harus disediakan dalam lima at au sepuluh t ahun yang akan dat ang. Terut ama bagi kecamat an-kecamat an dengan angka pert umbuhan penduduk t inggi, diant ara 14 kecamat an lainnya, sehingga pemenuhan akan jumlah rumah besert a segenap prasarana dan sarananya unt uk t ahun-t ahun mendat ang bisa diant isipasi dan dicari jalan at au solusi permasalahannya agar t idak menjadi permasalahan yang merugikan bagi semua pihak. Hal ini t ent u juga perlu disert ai dengan peningkat an penget ahuan dan kesadaran t erut ama dalam hal pola hidup bersih dan sehat , sehingga program-program pengembangan perumahan dan permukiman dapat berlanjut (subst aianable).

Tabel IV-27

Proyeksi Penduduk di Kabupaten Rembang 2011 - 2017

No Kecamatan r Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Sumber 0,086 33.641,00 33.670,09 33.699,20 33.728,34 33.757,50 33.786,69 33.815,91 33.845,14

(43)

Kabupat en Rembang IV - 43 penduduk dan luas daerah. Sedangkan jumlah penduduk it u sendiri dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, jumlah kemat ian, dan jumlah penduduk yang dat ang dan pergi dari suat u daerah. Berikut ini disajikan kepadat an penduduk net t o dan brut t o unt uk t ahun 2010.

Tabel IV-28

Kepadatan Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 2010

(44)

Kabupat en Rembang IV - 44 2012

No Kecamatan Luas

W ilayah (Ha)

Luas Bangunan & Pekarangan (Ha)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

Bruto Netto

13 Sluke 3.759,00 280,00 26.689,00 7 95 14 Lasem 4.504,00 602,00 47.055,00 10 78 TOTAL 101.408,00 9.483,00 593.360,00 6 64

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Berdasarkan hasil perhit ungan kepadat an penduduk net t o di Kabupat en Rembang t ahun 2010, dapat diket ahui bahw a w ilayah dengan kepadat an penduduk paling t inggi t erlet ak pada Kecamat an Sluke dengan kepadat an 95 jiwa/ Ha, sedangkan unt uk kepadat an paling rendah t erlet ak di Kecamat an Pancur dengan kepadat an 40 jiw a/ Ha. Keadaan ini menunjukkan unt uk w ilayah Kecamat an Sluke kebut uhan akan lahan t erbangun unt uk akt ivit as masyarakat masih t erbat as, w alaupun unt uk kepadat an penduduk brut onya masih t ergolong belum padat diant ara kecamat an-kecamat an di Kabupat en Rembang.

Kepadat an penduduk brut o di Kabuapat en Rembang, yang t ergolong dalam kepadat an t inggi adalah Kecamat an Rembang, yait u 14 jiw a/ Ha. Sedangkan unt uk kepadat an rendah t erdapat di Kecamat an Bulu, Gunem dan Sale dengan kepadat an 3 jiw a/ Ha. Pada Kecamat an Rembang hal ini meunjukkan bahw a unt uk keseluruhan luas w ilayah kecamat an di Kabupat en Rembang, Kecamat an Rembang menduduki posisi t erpadat , w alaupun dalam hal kepadat an penduduk dengan kaw asan t erbangun Kecamat an Rembang masih dibilang belum yang t erpadat . Berdasarkan Pet unjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan t ahun 2002 t ent ang kepadat an rumah dalam suat u lingkungan perumahan unt uk kot a kecil dan penilaian t ingkat kekumuhan, kepadat an penduduk bisa dikait kan dengan t ingkat kekumuhan.

Gambar

Tabel IV-1.
Tabel IV-4.
Tabel IV-8.
Tabel IV-11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan rekaman video, wawancara dan observasi kegiatan guru dan siswa.Teknik analisis data yang digunakan dalam

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat penulis ambil pemahaman bahwa di antara aktivitas latihan dalam proses pembelajaran bidang studi Quran Hadis di MAN

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

Dimana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternel.Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan

Sedangkan dua partisipan lainnya yaitu, VB dan STB tidak memberikan dukungan informatif dengan alasan tidak menyelesaikan pendidikan dibangku sekolah sehingga merasa

Fitur-fitur yang dikerjakan pada Manage Akun Penyedia jasa dan user, Manage Artikel Penyedia Jasa, dan Manage Kategori Produk Makanan adalah Lihat profil user,

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila