PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS
SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benisius Rahmat Basuki
NIM: 011334085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS
SOSIAL EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benisius Rahmat Basuki
NIM: 011334085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO
EVERYDAY IS HOLIDAY,
BUT I MUST GO ON AND
SURVIVE,
BECAUSE I KNOW IF THERE IS
A WILL THERE IS A WAY
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang Maha Kasih atas berkat dan
kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan,
saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
vii
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi,
yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan
saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang sangat
berharga.
5. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., dan Bapak Agustinus Heri Nugroho,
S.Pd. yang telah memberikan berbagai pengalaman hidup, ilmu, canda
tawa dan kerjasamanya sehingga penulis merasakan memiliki ayah, kakak
baru di Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma ini, terimakasih
sekali lagi penulis ucapkan.
6. Ibu B.Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd., dan Ibu Rita Eny P., S.Pd.,
M.Si. selaku dosen penguji, terimakasih penulis ucapkan atas
kerjasamanya.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu
dan pengalaman kepada penulis selama kuliah.
8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi atas segala
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Agustinus Sugino dan Ibu Veronika
Jumiyati yang tidak pernah lelah memberikan do’a, kasih sayang, materi,
tangis sedih dan bahagianya selama ini kepada penulis, sehingga penulis
akhirnya bisa menyelesaikan studi walaupun dengan waktu yang panjang.
viii
semoga Tuhan Yesus Memberikan berkat, berkah, rahmat untuk bapak dan
ibu,I love U Forever.
10. Mas Anton dan Mbak Yayuk, terimakasih atas do’a dan dorongannya
sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah, walau sering membuat kalian
jengkel. Keponakanku tercinta Chery, Anya dan Iga, ayo kalian cepet
besar biar bisa seperti Om Beni, jangan nakal sama bapak, ibu, mbah
kakung dan mbah putri.
11. Keluarga besarku di Jogja (mbah putri, mbokdhe, pakdhe semuanya, mas
Nur danten, mas Senthur Sragan, Mas Lan, Mas Syahir), keluarga besar di
Cilacap, Cilegon, Sukabumi (Pakdhe dan Budhe Paijan, Mbak Betty, Mas
Very, Mbak Wiwin, Tasya, Om Yadi, Bulik Marni, Alma, Mbah Putri),
terimakasih dan untuk do’a, dukungan moral dan materi kepada penulis
selama ini.
12.My Little Angel, My Lovely, My Beib Novita Wulandari, terimakasih atas
dukungan, semangat, marah-marahnya, cinta dan kasih sayang yang
selama ini sudah “Beib” berikan buat “Be”. Terimakasih juga atas
pinjaman kendaraan dan printernya selama penyelesaian skripsi,
Semangat dan jangan pantang menyerah.
13. Keluarga Bapak Haryanto di Wonogiri, penulis mengucapkan terimakasih
atas dorongannya sehingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi.
ix
14. Teman-teman di Cilacap: FX. Sujarwo, Sigit Wibowo, Agus Sanyoto,
Mugi, Silir, Mas Dwi, Alex, Dedek, Jorman, Ethek, Enyo dan semuanya
saja, friends akhirnya aku jadi sarjana juga.
15. SangkurianG Crew : Ari, Yudha, Eka, Beda Diar, Joseph Adi, Sigit W.W,
Joko, Detha, Taryono, Heru, Alan, Dwi Widyanto, Andre, Edi, Wawan,
Cipi, Remond, Singgih dan Satya, “menjalin persatuan dan AM serta
bersaudara dalam hidup dan mati selamanya saudaraku”.
16.Crew Cempaka 262 (Forish, Grace, Oon, Anggit, Yanuar, Astie, Winda,
Erwin, Aik), terimakasih untuk canda tawanya dan kekompakan kita
selama diBarak Cempaka 262,you’re my best prends forever.
17. Anak-anak band “FOSFOR”: Grace, Onny, Yance, Anggit, Dani, Mega,
Dhea, tetap semangat kita pasti bisa jadi band papan atas yang tersohor.
18. Teman tidurku dan sekaligus kakak penulis di Jogja yang paling playboy
dan pembawa pasir abadi “Anang”, thanks ya bro mau nunggu wisuda
bareng (makanya kalau ada pendaftaran wisuda ya dilihat, biar tidak telat
setengah tahun hik..hiks), buat Ajeng terimakasih atas pinjaman motornya.
19. Dek Hendy, penulis ucapkan terimakasih buat semangat dan dukungannya
selama ini ya bro, buat indro thanks juga ya atas dorongannya (Cepat
pulang ke Indonesia, apa mau nikah dengan orang korea???).
20. Lusi dan Fandi, penulis mengucapkan terimakasih atas dorongan dan
x
21. Sigit, Simbah, Kepek, Opik, Pecox, Mas Ari Bayat, Cienk dan pokoknya
semua teman-teman dari Bayat-Klaten, terimakasih sudah banyak
memberikan pengalaman-pengalaman yang seru buat penulis.
22. Krisna, Dewi, ayo semangat dan cepat selesaikan tugas kalian menjadi
mahasiswa jangan maen-maen terus, ingat perjalanan ke barat masih jauh.
Buat Dhita, selamat akhirnya kita bersama bisa menjadi sarjana.
23. Adek-adek kelas tercinta yang sudah mau menemani penulis: Singgih,
Eko, Bangkit, Indra, Emi, Mami, Heru, Pungki, Blacky dan buat semuanya
saja yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
24. Bapak-bapak dan teman-teman komunitas parkiran USD, terimakasih
untuk dukungannya selama ini. Jangan gangguin cewek terus.
25. Mbak-mbak semua yang pernah mengisi hati Beni, terimakasih atas
pengalaman yang sudah diberikan dan sudah membuat penulis menjadi
orang yang pantang menyerah dan kuat. Mohon maaf jika penulis tidak
bisa menyebut nama kalian satu-persatu.
26. Teman-teman lamaku: Deo, Didik, Wisnu, Garenk, Ayik, Sakti, Hendra,
woi dimana kalian berada sekarang, aku kangen kalian coy. Buat Erwin
dan Andre semoga sukses terus dengan usaha kalian sekarang.
27. Anak-anak Predator Sport Center (Badrun, Mas Kris, Eko, Nandus dan
semua Crew), terimakasih sudah menjadi tempat pelarian di saat penulis
kesepian dan butuh hiburan selama penulisan skripsi ini.
28. Teman-teman di Forum Band Jogja dan pak Agus Raka, kapan kita buat
xi
29. Teman-teman di dunia Cyber (miRc, Yahoo, Blogger, wordpress, Indo
hacker, Jogja Carding, Jogja hacker), dunia kedua yang telah memberikan
banyak ilmu baru, dan bahan–bahan skripsi.
30. Buat “Maha Dewa” Grand R.4484.SB, terimakasih sudah menjadi pacar
yang paling setia menemani dalam susah senang, dalam hujan dan terik
matahari Jogja. My Lovely Cigarette “A-MILD”, terimakasih sudah
menjadi teman paling setia. BuatMy Intel Celeron,walau hanya komputer
usang tapi kecepatanmu melebihimobil F1 dan otakmu melebihiEinstein,
jasamu tidak akan pernah aku lupa.
31. Teman-teman satu angkatan prodi Pendidikan Akuntasi 2001 khususnya
dan teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2006.
32. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan
sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 28 Februari 2009
Penulis
xii
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI KELUARGA
Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar; (2) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari tingkat pendidikan orangtua, tingkat pendapatan orangtua dan jenis pekerjaan orangtua
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Januari 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 465 mahasiswa. Sampel penelitian berjumlah 216 diambil dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis menggunakan ujiChi-Square.
xiii
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS TOWARDS THE COMPETENCE OF THE LECTURERS PERCEIVED FROM LEARNING
ACHIEVEMENT AND SOCIAL ECONOMIC STATUS OF THE FAMILY A Case Study on University Students of Accounting Department, Faculty of
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta
Benisius Rahmat Basuki Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this research is to find out: (1) the different perception of university students towards the competence of the lecturers perceived from learning achievement; (2) the different perception of university students perceived from the competence of the lecturers perceived from social economic of the family which cover level of education, income, and kind of occupation of parents.
This research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta, in January 2008. Data collection methods are questionnaire and documentation. The populations of this research are 465 university students. The samples are 216 taken by convenience sampling technique. Technique of analyzing the data was the Chi-Square test.
xiv
DAFTAR ISI
HAL JUDUL... i
HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HAL PENGESAHAN... iii
MOTTO... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... xii
ABSTRACT... xiii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi ... 8
B. Kompetensi Dosen ... 13
xv
D. Status Sosial Ekonomi ... 16
E. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Uji Kuesioner ... 35
1. Pengujian Validitas ... 35
2. Pengujian Reabilitas Kuesioner ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 40
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas... 41
a. Uji Normalitas ... 41
b. Uji Homogenitas ... 42
2. Pengujian Hipotesis... 43
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 45
1. Deskripsi Responden Penelitian... 45
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen ... 48
B. Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas... 52
xvi
2. Uji Homogenitas ... 57
C. Pengujian Hipotesis... 58
1. Pengujian Hipotesis I ... 58
2. Pengujian Hipotesis II ... 59
3. Pengujian Hipotesis III... 60
4. Pengujian Hipotesis IV ... 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar... 62
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Keluarga... 65
a. Jenis Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa ... 65
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua Mahasiswa ... 68
c. Tingkat Penghasilan Orang Tua Mahasiswa ... 71
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran... 75
xvii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Operasional... 28
Tabel 3.2 Skoring Berdasarkan Skala Likert... 30
Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 31
Tabel 3.4 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 32
Tabel 3.5 Tingkat Penghasilan Orang Tua ... 32
Tabel 3.6 Jumlah Populasi... 34
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen... 37
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Menurut Prestasi Belajar Mahasiswa 45 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua ... . 46
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua ... . 46
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Penghasilan Orang Tua ... 47
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi Keluarga... 47
xviii
Tabel 4.7 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Prestasi Belajar ... 49
Tabel 4.8 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa ... 50
Tabel 4.9 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua Mahasiswa .. 51
Tabel 4.10 Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau Dari Tingkat Penghasilan Orang Tua Mahasiswa . 52
Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Prestasi
Belajar Tinggi Dan Prestasi Belajar Rendah ... 53
Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Jenis
Pekerjaan Guru Dan Kelompok Jenis Pekerjaan Non-Guru 54
Tabel 4.13 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok Tingkat
Pendidikan Tinggi Dan Kelompok Tingkat Pendidikan
Rendah ... 55
Tabel 4.14 Rangkuman Pengujian Normalitas Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen Untuk Kelompok
Penghasilan Tinggi Dan Kelompok Penghasilan Rendah ... 56
xix
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar ... 58
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan... 59
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ... 60
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Mahasiswa Mengenai
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Kuesioner... 78
Lampiran 2 Data Induk Peneltian ... 81
Lampiran 3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 89
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 90
Lampiran 6 Hasil Uji Homogenitas ... 94
Lampiran 7 PAP Tipe II ... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memiliki kaitan ke
depan (forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward linkage).Forward
linkage ini berarti bahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama
untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera.
Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada
kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah
bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.Backward
linkage ini berarti bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada
keberadaan pendidik yang bermutu, yakni pendidik yang profesional,
sejahtera dan bermartabat (http://sertifikasiguru.org/index.php/. 2007).
Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi, pada dasarnya selalu terkait
dua belah pihak yang terlibat didalamnya yaitu pendidik (dosen) dan peserta
didik (mahasiswa). Keterlibatan dua belah pihak tersebut merupakan
keterlibatan hubungan antar manusia(human interaction). Hubungan itu akan
serasi jika jelas kedudukan masing-masing pihak secara profesional, yaitu
hadir sebagai subjek yang memiliki hak dan kewajiban. Dalam proses
belajar-mengajar didalamnya terlibat empat pihak, yaitu: (i) pihak yang berusaha
belajar-mengajar, (ii) pihak yang berusaha belajar, (iii) pihak yang merupakan
belajar-mengajar
(http://www.kesadaranlink.blogspot.com/2007/07/quality-assurance-dalam-pembelajaran.html/)
Dalam proses belajar-mengajar, dosen memiliki peran utama dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Peran dosen di dalam
proses belajar mengajar yakni memberikan pengetahuan(cognitive),sikap dan
nilai(affektif)dan keterampilan(psikomotor)kepada mahasiswa. Dengan kata
lain, tugas dan peran dosen yang utama terletak di bidang pengajaran.
Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu
seorang dosen dituntut untuk dapat mengelola kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik dosen dalam
mengelola proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan
kuliah dengan baik, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
menyimak mata kuliah dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka
capai. Seorang dosen bukan hanya bertanggung jawab mentransferkan
pengetahuannya saja kepada mahasiswa, namun harus dapat membentuk
pribadi mahasiswanya memiliki akhlak yang mulia. Namun demikian, tugas
penting dosen adalah membantu mahasiswa menguasai keilmuan yang
memadahi dengan mengembangkan konsep integrasi-interkoneksitas yang
menjadi paradigma pendidikan. Untuk dapat mewujudkan perannya tersebut,
seorang dosen harus memiliki kompetensi yang baik yang dapat diamati oleh
mahasiswa maupun pihak lain yang berkepentingan (Fahruddin:
Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(http://www.depdiknas.go.id/RPP/modules.php/. 2007), yang dimaksud
dengan kompetensi dosen yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi dosen yang
dimaksud bersifat holistik yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Dosen pada pendidikan vokasi atau pendidikan
profesi, selain memenuhi kompetensi juga harus memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang menjadi tugas
pokoknya.
Di kalangan mahasiswa juga sering terdengar isu keluhan yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar, seperti penuturan beberapa
mahasiswa di Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma. Dari
beberapa mahasiswa menyatakan bahwa persepsi mereka terhadap kompetensi
mengajar dosen misalnya; mahasiswa merasa motode mengajar yang
digunakan tidak relevan, tidak menarik, dosen tidak profesional, tidak disiplin,
hubungan dengan mahasiswa kurang harmonis, tidak adil dalam penilaian,
kaku, otoriter dan lain sebagainya.
Setiap mahasiswa tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda
baik dari status sosial ekonomi orang tua dalam masyarakat, kemampuan
mahasiswa dalam menyelesaikan studi (lama studi), dan hasil prestasi belajar
yang diraih. Perbedaan karakteristik ini juga yang membuat cara pandang
dengan mahasiswa lainnya akan merasakan hal yang berbeda-beda jika
melihat cara dosen mengajar, memberikan penilaian, atau sikap dosen
terhadap mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik, persepsi terhadap
kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang
memiliki prestasi belajar buruk. Mahasiswa yang memiliki prestasi baik
memandang dosen yang membimbingnya memiliki kompetensi yang baik,
karena mahasiswa bisa membedakan dengan tepat dosen yang kompeten dan
tidak. Prestasi bagus yang diperoleh mahasiswa berasal dari bimbingan dosen
yang profesional, metode mengajar dosen yang menarik dan relevan, penilaian
yang diberikan kepada mahasiswa juga obyektif, serta banyak hal lain yang
menunjukkan bahwa dosen tersebut memiliki kompetensi yang baik,
sedangkan mahasiswa yang memiliki prestasi buruk memandang dosen
sebaliknya.
Pada mahasiwa yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial
ekonomi rendah dalam masyarakat, persepsi terhadap kompetensi dosen
diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari
keluarga atau orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi. Mahasiswa yang
berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi rendah memandang
bahwa biaya mahal yang telah dikeluarkan untuk kuliah harus sesuai dengan
hasil yang diperoleh selama kuliah. Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas dan
kompetensi dosen yang membimbingnya harus bagus sehingga nantinya akan
sebagainya, sedangkan pada mahasiswa yang memiliki orang tua dengan
status sosial ekonomi tinggi berpendapat sebaliknya.
Melihat kondisi tersebut di atas dan memperhatikan bahwa kompetensi
dosen berpengaruh kepada kualitas pembelajaran, maka penelitian ini
mencoba untuk melakukan kegiatan yang dapat mengidentifikasi dan
menganalisis tentang “Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Ditinjau dari Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Keluarga”, studi
kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
B. Batasan masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa mengenai
kompetensi dosen. Penelitian ini memfokuskan pada karakteristik mahasiswa
yaitu hasil prestasi belajar mahasiswa, dan status sosial ekonomi keluarga
mahasiswa. Kompetensi dosen yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan permasalahan
penelitian:
1. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga mahasiswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah untuk
menyediakan bukti:
1. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa.
2. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.
1. Bagi dosen
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan untuk
memperbaiki kompetensi, mutu dan citra dosen demi meningkatkan
kualitas pendidikan.
2. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan
pengalaman yang bermanfaat khususnya mengenai bagaimana dan
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya terdorong untuk memberikan
pemikiran-pemikiran dalam bentuk penelitian-penelitian yang nantinya diharapkan
bermanfaat dalam dunia pendidikan.
4. Bagi Universitas
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi tentang kompetensi
dosen, karena sebagai penyelenggara pendidikan yang diharapkan juga
dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten di dunia pendidikan
sekaligus penelitian ini dapat menambah referensi penelitian di
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan,
pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang
diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada
pemberian arti saja tetapi akan berpengaruh pada perilaku yang akan
dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya.
Proses persepsi melalui tahapan-tahapan (Munir, 2000) sebagai berikut.
1. Penerimaan rangsangan
Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber.
Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan
dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan
yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.
2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi di sini akan terlibat proses
perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.
3. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut
dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi.
5. Proses pengecekan
Setelah data ditafsir, penerima rangsangan dapat mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukannya benar atau salah.
Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan
apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil
proses selanjutnya.
6. Proses reaksi
Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan
itu biasanya tersembunyi atau terbuka.
Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi
mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu
reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan
pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
Menurut Gregorc dalam Debby (2001), persepsi yang dimiliki setiap
1. Persepsi Kongkrit/ Nyata
Persepsi kongkrit membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang
nyata dan jelas, secara langsung melalui kelima inderanya, yaitu
penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak
mencari arti yang tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan
atau konsep. Kunci ungkapannya: “Sesuatu adalah seperti apa adanya”.
2. Persepsi Abstrak/ Kasat mata
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalam menangkap
sesuatu yang abstrak/ kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang
tidak bisa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi
abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan
imajinasinya. Kunci ungkapannya: “Sesuatu tidaklah selalu seperti apa
yang terlihat”.
Dalam kenyataannya, terhadap suatu objek yang sama, individu
dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak
menggunakan persepsi konkrit dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada
kecenderungan seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu
dibanding yang lainnya. Pareek (Arisandy, 1984), mengemukakan ada empat
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak
secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek
yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu
kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar
memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga
akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan
berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Menurut Wilson dalam Munir (2000), faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi ada dua.
1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:
a. concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di
persepsikan dibandingkan dengan yang objektif;
b. noveltyatau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan
dibandingkan dengan hal-hal yang lama;
c. velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk
menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan
d. conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu,
deringan telepon dan lain lain.
2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :
a. motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon
terhadap istirahat;
b. interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak
menarik;
c. need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian;
d. assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
melihat, merasakan dan lain-lain.
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk
membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan
ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel,
1986:161). Menurut Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk
pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang
bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang
dihayati.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian serta
pemberian arti dalam diri seseorang untuk menginterpretasi, dan
membedakan objek atau subjek lain dengan melewati suatu tahapan
B. Kompetensi Dosen
Belakangan ini pemerintah telah merumuskan sebuah undang-undang
tentang guru dan dosen sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan
kualitas guru dan dosen serta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi
guru dan dosen.
Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi dosen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
dosen dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat holistik yang meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dosen pada
pendidikan vokasi atau pendidikan profesi, selain memenuhi kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus memiliki sertifikat kompetensi
sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang menjadi tugas pokoknya.
Kompetensi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan oleh
masing-masing satuan pendidikan tinggi bekerjasama dengan organisasi
profesi bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olah raga. Kompetensi
dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh senat akademik
perguruan tinggi masing-masing atas dasar peraturan Menteri yang berisi
panduan penetapan kompetensi dosen.
Dari Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen dalam melaksanakan
tugas profesional. Kompetensi dosen sendiri terdiri dari kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional (http://www.depdiknas.go.id/RPP/modules.php/. 2007):
Pertama, kompetensi pedagogik. Adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Kedua, kompetensi kepribadian. Adalah kepribadian pendidik yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
Ketiga, kompetensi sosial. Adalah kemampuan pendidik
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat.
Keempat, kompetensi profesional. Adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang
C. Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1986:35), belajar merupakan suatu proses psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkunganya, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap yang bersifat tetap. Prestasi merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang
dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam
sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta
dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel,1986:48).
Menurut Ahmad dan Supriyono (Sriyani, 1998:17-18), disebutkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar antara
lain sebagai berikut.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa:
1. faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan keadaan
jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dari pengalaman;
2. faktor psikologis seperti sifat ingin tahu, kreativitas, dan keinginan.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa:
1. faktor lingkungan sosial dimana siswa tinggal, yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
2. faktor budaya yang ada disekitar lingkungan hidup siswa seperti adat
istiadat yang berlaku dimasyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam interaksi
subjek dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan berupa
pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan tersebut
dapat dilihat dan juga dapat diukur.
D. Status Sosial Ekonomi
Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok.
Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi
yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam satu kelompok masyarakat. Status
sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan
dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta
kewajibannya (Soekanto, 1990: 263).
Menurut Astrid S. Sutanto (1977:99), “status” adalah perbandingan
peranan dalam masyarakat, status pencerminan hak dan kewajiban dalam
tingkah laku manusia. Pendapat lain yang mengatakan kedudukan diartikan
sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok tersebut
(Soekanto, 1992: 233).
Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972: 67) mengatakan
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang
didalam suatu masyarakat atau kelompoknya.
Pernyataan-pernyataan di atas didukung oleh Hopkins (1985: 59), yang
mengatakan bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari
status sosial ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan,
pekerjaan, jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di dalam
masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki, yang dipandang
penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan, dan
pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula statusnya di masyarakat.
Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki dan cenderung memiliki barang
berharga, maka mereka akan mendapatkan posisi yang tinggi di dalam
masyarakat.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa status sosial
ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam masyarakat yang
dipandang dari sudut sosial ekonomi (Hopkins, 1985: 59).
1. Tingkat Pendidikan
Dalam Tap MPR No.IV tahun 1973, dikatakan bahwa pendidikan
pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Dalam hal yang sama, Soerjono Soekanto (1992: 235) mengatakan bahwa
pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam hal
membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana
Dari batasan pengertian serta pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman,
mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka dalam menerima hal-hal
baru secara ilmiah. Tingkat pendidikan sendiri memiliki arti kurang lebih
adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh seseorang yang
dibuktikan dengan adanya ijasah terakhir yang diperolehnya, seperti SD,
SMP, SMA, Sarjana atau jenjang pendidikan yang lain.
2. Jenis Pekerjaan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah
bidang pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua setiap harinya. Spillane
(1982: 14) mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan
sebagai berikut:
a. Golongan A
- Meninggal dunia
- Pensiunan
- Tidak mempunyai pekerjaan
b. Golongan B
- Buruh nelayan
- Buruh tani
- Petani kecil
- Penebang kayu
c. Golongan C
- Buruh tidak tetap
- Penarik becak
d. Golongan D
- Pembantu
- Penjual keliling
- Tukang cuci
e. Golongan E
- Seniman
- Buruh tetap
- Montir
- Pandai besi
- Penjahit
- Sopir bus/ colt
- Tukang kayu
- Tukang listrik
- Tukang mesin
f. Golongan F
- Pemilik bus/ colt
- Pengawas keamanan
- Petani pemilik tanah
- Pegawai sipil (ABRI)
- Mandor
- Pedagang
- Pegawai kantor
- Peternak
- Tuan tanah
g. Golongan G
- ABRI (Tamtama s/d Bintara)
- Pegawai badan hukum
- Kepala kantor pos cabang
- Manager perusahaan kecil
- Supervisor/ pengawas
- Pamong praja
- Guru SD
- Kepala bagian
- Pegawai negeri sipil (Golongan I A s/d I D)
h. Golongan H
- Guru SLTA/ SLTP
- Juru rawat
- Pekerja sosial
- Perwira ABRI (Letda, Lettu, Kapten)
- Pegawai negeri sipil (Golongan II A s/d II D)
- Kepala sekolah
- Kontraktor
i. Golongan I
- Ahli hukum
- Manager perusahaan
- Ahli ilmu tanah
- Apoteker
- Arsitek
- Dokter
- Dosen/ guru besar
- Gubernur
- Kepala kantor
- Menteri
- Pegawai negeri sipil (Golongan III A keatas)
- Pengarang
- Peneliti
- Penerbang
- Walikota/ bupati
- Kontraktor besar
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan yang akan dibahas adalah
profesi guru dan non guru.
3. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, yaitu
kita perhatikan lingkungan disekitar kita, kita akan melihat betapa
sibuknya orang-orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar
memperoleh imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 92), pendapatan
adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari
pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan pendapatan lain yang
berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
Penghasilan dalam jumlah besar akan memudahkan bagi mereka
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan akan
pendidikan. Sebaliknya, penghasilan dalam jumlah yang kecil akan
mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat
dikatakan rendah status sosial ekonominya. Pemenuhan kebutuhan
sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil, padahal mereka
dituntut untuk selalu mempertahankan kehidupan keluarganya. Agar
kebutuhan pokok hidup dapat terpenuhi, seringkali orang harus
mengorbankan kebutuhan lain yang sifatnya tidak mendesak.
Pendidikan pada saat sekarang ini merupakan kebutuhan yang pokok
dan penting untuk dipenuhi, untuk itu semua orang tua bekerja keras
agar dapat mencukupi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak mereka.
b. Bentuk Pendapatan
Menurut Biro Pusat Statistik, pendapatan dapat dibedakan
- Pendapatan berupa uang
- Pendapatan berupa barang
- Pendapatan berupa uang dan barang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang
yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa
atau kontraprestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah
serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari
usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang
yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi.
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang
sifatnya regular dan biasanya diterima dalam bentuk barang dan jasa.
Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun
tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati
barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan secara cuma-cuma,
pemberian barang dan jasa dengan harga substitusi atau reduksi dari
majikan merupakan pendapatan berupa barang.
Untuk penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai
pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau
redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah
tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman
uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang
E. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi
Belajar
Cara pandang mahasiswa mengenai kompetensi dosen sangat
dipengaruhi oleh prestasi belajarnya. Antara mahasiswa yang satu dengan
yang lain akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda-beda. Prestasi
belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar mahasiswa yang
dicapai pada semester tertentu yang menentukan keberhasilan seorang
mahasiswa dalam mata kuliah yang ditempuhnya. Prestasi belajar disini
dilihat pada indek prestasi semester yang diperoleh mahasiswa pada
semester tertentu. Pada mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik,
persepsi terhadap kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan
dengan mahasiswa yang memiliki prestasi belajar buruk. Sebab mahasiswa
yang memiliki prestasi baik dapat membedakan dosen yang
membimbingnya memiliki kompetensi yang baik, hal ini di karenakan
mahasiswa merasa bahwa prestasi bagus yang diperolehnya berasal dari
bimbingan dosen yang profesional, metode mengajar dosen yang menarik
dan relevan, serta banyak hal lain yang menunjukkan bahwa dosen
tersebut memiliki kompetensi yang baik, sedangkan mahasiswa yang
memiliki prestasi buruk memandang dosen sebaliknya.
Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa dengan semakin
tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa maka semakin
pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bidang yang digelutinya. Selain
itu juga semakin tinggi prestasi belajar mahasiswa maka mahasiswa
tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk
mengembangkan prestasinya. Dengan semakin tingginya tingkat
kecerdasan, luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk
mengembangkan prestasi yang berbeda ini maka pandangan mahasiwa
mengenai kompetensi dosen akan berbeda pula. Cara pandang inilah yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi mahasiswa dalam memandang
kompetensi seorang dosen. Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan
hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
ditinjau dari prestasi belajar.
2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Status
Sosial Ekonomi.
Mahasiswa yang berasal dari status sosial ekonomi keluarga
tertentu mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai kompetensi
dosen. Sebab setiap mahasiswa tentunya memiliki status sosial ekonomi
keluarga yang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang berasal dari keluarga
yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat dan
ada pula yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial rendah.
Mahasiswa yang berasal dari keluarga berstatus social rendah memandang
yang berasal dari keluarga dengan status sosial tinggi. Mahasiswa dari
keluarga dengan status sosial tinggi menganggap kompetensi dosen biasa
saja atau bahkan buruk, karena mahasiswa ini tidak terlalu memikirkan
masalah biaya kuliah yang telah mereka keluarkan dengan hasil yang
didapat selama kuliah. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berasal
dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah tentunya sangat
memikirkan masalah biaya studi. Mahasiswa dari keluarga dengan status
sosial rendah akan memandang dosen memiliki kompetensi yang baik
apabila dosen tersebut disiplin, profesional, dan lain sebagainya. Mereka
memandang bahwa segala yang didapatkan dari dosen harus sesuai dengan
biaya mahal yang telah mereka keluarkan untuk biaya selama kuliah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha2 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang mendalam
tentang sesuatu objek atau subjek pada area yang terbatas. Dengan demikian
hasil hanyalah berlaku pada kasus dimana objek atau subjek yang diteliti dan
tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen,
prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh dosen
dalam melaksanakan tugas profesional. Kompetensi terdiri dari empat
dimensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi professional (http://www.depdiknas.go.id/. 2007).
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi
Dosen
No Dimensi Indikator No.
Item
1 Kompetensi
pedagogik
dosen
a. Pemahaman terhadap peserta didik
b. Perancangan pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Evaluasi hasil belajar
e. Pengembangan peserta didik
1
2
3
4
5
kepribadian
dosen
stabil, dan dewasa
b. Kepribadian pendidik yang arif, dan
berwibawa
c. Menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia
9,10
11,12
3 Kompetensi
sosial dosen
a. Kemampuan pendidik berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dengan
peserta didik
b. Kemampuan pendidik berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dengan
sesama pendidik
c. Kemampuan pendidik berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dengan
tenaga kependidikan
d. Kemampuan pendidik berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dengan
orangtua/wali peserta didik
e. Kemampuan pendidik berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dengan
masyarakat
a. Kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang
18,19,
memungkinkannya membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi
yang ditetapkan
Pengukuran variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
pada indikator-indikatornya. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiapiteminstrumen tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Skoring Berdasarkan Skala Likert
Skor Kriteria Jawaban
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju ( SS ) 5 1
Setuju ( S ) 4 2
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju ( TS ) 2 4
Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 5
2. Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam
interaksi subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan
berupa pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan
dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif terakhir dan dibedakan menjadi 2
kriteria yaitu tinggi dan rendah. Pemberian skor dalam variabel ini adalah
sebagai berikut.
- IPK≤2,50 skor 1
- IPK > 2,50 skor 2
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pengukuran status sosial ekonomi orang tua menggunakan skala interval,
karena dalam pengukuran ini mengklasifikasikan orang ke dalam dua
kategori atau lebih.
a. Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan diukur dengan mencari data pendidikan formal
yang telah ditempuh oleh orang tua mahasiswa.
Tabel 3.3
Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor
s/d SMU atau sederajat
Diploma 1 (D-1) ke atas
1
2
b. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan orang tua mahasiswa atau responden dalam penelitian ini
digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yang kemudian diberi skor sebagai
Tabel 3.4
Jenis Pekerjaan Skor
Non Guru
Guru
1
2
c. Tingkat Penghasilan
Untuk tingkat penghasilan orang tua mahasiswa atau responden
menggunakan pengklasifikasian golongan sebagai berikut.
Tabel 3.5
Golongan Tingkat Pendapatan Skor
Rendah
Status Sosial Ekonomi Tinggi, artinya bahwa status sosial ekonomi
orang tua atau keluarga tersebut baik, berkecukupan, mampu, kaya,
pendidikan orang tua termasuk tinggi, tingkat pendapatannya lebih dari
cukup, sehingga orang tua mampu membiayai pendidikan anak.
Status Sosial Ekonomi Rendah, artinya bahwa keadaan status sosial
ekonomi keluarga atau orang tua kurang menguntungkan atau kurang
berada, miskin, pendidikan orang tuanya rendah, pekerjaannya hanya
dapat memberikan penghasilan yang tidak lebih dari cukup sehingga
biaya studi untuk anaknya juga seadanya dan bahkan sampai tidak bisa
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 1999: 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
mahasiswa Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 1999: 73). Sampel penelitian ini dihitung dengan
rumus Slovin (Umar, 2003: 102):
2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolelir
Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas
kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :
23. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sampling, yaitu sebuah sampel yang anggota-anggotanya diambil dari
populasi berdasarkan peluang yang diketahui. Khususnya, jika tiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk diambil menjadi
anggota sampel, maka sampel yang didapat dinamakan convenience
sampling (Sudjana, 199:169). Peneliti menetapkan sampel penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang masih
terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik 2007/2008.
Tabel 3.6
Jumlah Populasi
No Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa
1 Angkatan 1999 3
2 Angkatan 2000 10
3 Angkatan 2001 40
4 Angkatan 2002 61
5 Angkatan 2003 60
6 Angkatan 2004 86
7 Angkatan 2005 76
8 Angkatan 2006 59
9 Angkatan 2007 70
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini
digunakan untuk mengumpulkan data persepsi mahasiswa mengenai
kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi
keluarga.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden
bertempat tinggal/ melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah
mahasiswa yang masih aktif di Prodi PAK, FKIP, USD.
G. Uji Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur
(Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment
(Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:
r =
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total item
X = skor item
n = jumlah responden
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi
dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir
soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal
tersebut tidak valid.
a. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel
persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen. Uji validitas ini
dilakukan pada dua puluh (20) butir pertanyaan variabel persepsi
mahasiswa mengenai kompetensi dosen.
1) Uji validitas untuk persepsi mahasiswa mengenai kompetensi
dosen
Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel ini.
Rangkuman uji validitas untuk persepsi mahasiwa mengenai
Tabel 3.7
Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Mahasiswa
Mengenai Kompetensi Dosen
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0.324 Valid
2 0,239 0.458 Valid
3 0,239 0.544 Valid
4 0,239 0.483 Valid
5 0,239 0.586 Valid
6 0,239 0.471 Valid
7 0,239 0.443 Valid
8 0,239 0.389 Valid
9 0,239 0.553 Valid
10 0,239 0.341 Valid
11 0,239 0.512 Valid
12 0,239 0.440 Valid
13 0,239 0.473 Valid
14 0,239 0.247 Valid
15 0,239 0.444 Valid
16 0,239 0.562 Valid
17 0,239 0.275 Valid
18 0,239 0.381 Valid
20 0,239 0.441 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada
persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen menunjukkan
bahwa dari ke-dua puluh item pertanyaan tersebut adalah valid.
Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitungdengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak
30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka
diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa tidak semua nilai rhitungsemuanya menunjukkan
angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir
pertanyaan variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi
dosen adalahvalid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan
berulangkali (Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan pada
perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:90) yaitu
Keterangan:
11
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
t
= varian total
2
b
= jumlah varian butir
Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut
(Umar, 2003:91):
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
Dengan taraf signifikan sebesar (α ) = 5%, jika nilai rhitunglebih besar dari
pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga
sebaliknya jika rhitunglebih kecil dari rtabelmaka soal tersebut tidak reliabel.
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows
Tabel 3.8
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status
Persepsi mahasiswa
mengenai kompetensi
dosen
0,239 0,9522 Andal
Variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
Dari dua puluh item pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa
mengenai kompetensi dosen ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,9522.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai
rhitungdengan rtabel.Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan
derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar
dari pada rtabel (0,9522 > 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir
pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa mengenai kompetensi
dosen dapat dikatakanandal.
H. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar
kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini
digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu
tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)
dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis
dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya
distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi
suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).
Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes
Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk
normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
X S
X Fmaksimum
D o n
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria penerimaan:
- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas
b. Uji Homogenitas
Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus
terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang
membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal
sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi
kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata
tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel berarti
kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa
kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.
Untuk pengujian komparatif tiga sampel dengan menggunakan
Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono, 1991:198-200). Dalam rangka
pengujian dengan ANOVA, maka dicari varians data dengan rumus
sebagai berikut berikut:
n
Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F
Terkecil
Harga F tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel,
Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa
varians data yang akan dianalisis homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah-langkah:
a. Perumusan hipotesis
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi
dosen ditinjau dari prestasi belajar
Ha1: Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen
ditinjau dari prestasi belajar
b. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden.
c. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi(level significance)=
0.05
d. Menyusun skor dan mean untuk masing-masing variabel dari setiap
responden.
e. Menghitung statistik Uji F (ANOVA) (Djarwanto, 1996:160) dengan
rumus:
Xij = Nilai individu ke i dari sampel j.
nj = Banyaknya individu (ukuran) sampel j.
Tj = T1+T2+T3
N = Banyaknya semua sampel
f. Pengambilan keputusan
1) Hipotesis 1
Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung
dengan Ftabel sebagai berikut :
Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:
jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ho
ditolak
Catatan: Pengujian hipotesis yang lain dilakukan dengan cara yang
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008. Subjek penelitian
ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta angkatan tahun 1999 sampai dengan angkatan tahun 2007. Jumlah
kuesioner yang disebar sebanyak 216 kuesioner. Jumlah kuesioner yang
kembali sebanyak 216 kuesioner.
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Prestasi Belajar Mahasiswa
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Menurut Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi Belajar Mahasiswa
IPK Jumlah
≤2.00 73 responden
> 2.00 143 responden
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang
memiliki prestasi belajar dalam golongan tinggi sebanyak 143
responden (66,20%), sedangkan jumlah responden yang memiliki
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
penelitian ini memiliki prestasi tinggi atau bagus.
b. Status Sosial Ekonomi keluarga
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang tua
Golongan
Pendidikan Jumlah
s/d SMU/ Sederajat 78 responden
D-1 Keatas 138 responden
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang orang
tuanya berpendidikan Diploma-1 ke atas sebanyak 138 responden
(63,90%), sedangkan responden yang orang tuanya berpendidikan s/d
SMU/ sederajat sebanyak 78 responden (36,10%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki orang tua
dengan pendidikan Diploma-1 ke atas.
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang tua
Jenis Pekerjaan Jumlah
Non-Guru 76 responden Guru 140 responden
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang orang
tuanya memiliki pekerjaan sebagai guru sebanyak 140 responden
(64,80%), sedangkan responden yang orang tuanya pekerjaannya