• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN

REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA

DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

RINI RIFTIYANI

NIM 111 11 059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN

REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA

DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

RINI RIFTIYANI

NIM 111 11 059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah hanya

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada

Allah, Maka merekalah orang yang diharapkan termasuk golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At

-Taubah: 18)

(8)

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak dan Ibundaku tercinta, Bapak H. Jumadi dan Ibu Hartinah yang telah banyak berkorban tanpa letih dan pamrih demi kesuksesan putrinya.Terimakasih atas cinta, kasih sayang, doa, bimbingan, dukungan, dan nasihat dalam kehidupan ini. Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, keberkahan, dan mendapat limpahan kasih sayang Allah SWT dunia akhirat.

2. Kakak-kakakku tersayang, Mas Budiyanto, Mbak Titik Kurniyawati, Mbak Fiska Sulistyaningsih, yang selalu memberi dukungan, arahan, motivasi, doa dan sumber inspirasi dalam hidupku. Semoga sehat selalu, dimudahkan rezekinya dan selalu dalam kebahagiaan dan lindungan Allah SWT.

3. Sahabatku Mbak Lasmi yang selalu memberikan motivasi, dukungan, nasehat, dan doa. Semoga selalu diberikan kesehatan, keberkahan, dan lindungan Allah SWT.

(9)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Swt. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Saw, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Skripsi ini adalah

“HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID

(REMAS) DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2015”. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

(10)

5. Ibu Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama masa kuliah.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

8. Ayah dan Ibuku tercinta Bapak H. Jumadi dan Ibu Hartinah yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta dengan tulus dan ikhlas mendoakan untuk kelancaran dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

9. Kakak-kakakku tersayang Budiyanto dan Titik Kurniyawati yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

10.Para pustakawan di IAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam menggali wacana.

11.Sahabat-sahabatku Mbak Lasmi, Mbak Evi, Mbak Rif‟ah, Mbak Ziaul, Mbak Vita, Mbak Ute, Mbak Tina, Mbak Ayu yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12.Teman-temanku di Organisasi Remaja Masjid Al-Muttaqin yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan, dan doanya.

(11)

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu. Terimaksih atas segala bantuan dan doanya.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kajian yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan

bagi pengetahuan dunia pendidikan. Aamiin ya robbal „alamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 25 Agustus 2015 Penulis,

(12)

ABSTRAK

Riftiyani. Rini. 2015. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dengan Perilaku Sosial Remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag.

Kata kunci: Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dan Perilaku Sosial Remaja.

Pokok masalah dalam skripsi ini adalah hubungan keaktifan dalam mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Tahun 2015. Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana tingkat keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?; 2) Bagaimana perilaku sosial remaja Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?; 3) Apakah ada hubungan antara mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui tingkat keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.; 2) Untuk mengetahui perilaku sosial remaja Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.; 3)Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian sebanyak 22 responden diambil 20% dari jumlah populasi yang berjumlah 110 orang. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner yang berbentuk angket untuk menjaring data aktif mengikuti kegiatan remaja masjid dan perilaku sosial remaja. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan

product moment.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) mempunyai hubungan yang positif dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) tergolong pada kategori tinggi dengan pesrsentase 54,55%, kategori sedang 36,36%, dan kategori rendah 9,09%. 2) Persentase perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait tergolong pada kategori tinggi 36,36%, kategori sedang 36,36%, dan kategori rendah 27,28%. Analisis selanjutnya dengan menggunakan rumus product moment diperoleh rxy 0,702 yang lebih besar dari nilai rtabel 0,537 pada taraf

signifikansi 1%.

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

DEKLARASI ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

D. Rumusan Hipotesis... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional... 8

1. Hubungan ... 8

2. Keaktifan ... 8

3. Kegiatan Remaja Masjid (Remas) ... 9

4. Perilaku Sosial ... 9

G. Metode Penelitian... 10

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 10

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

3. Populasi dan Sampel ... 10

4. Metode Pengumpulan Data ... 12

5. Instrumen Penelitian... 13

6. Analisis Data ... 18

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

A. Organisasi Remaja Masjid (Remas) ... 21

1. Pengertian Organisasi Remaja Masjid (Remas) ... 21

2. Tujuan, Visi, dan Misi Remaja Masjid (Remas) ... 25

3. Fungsi Organisasi Remaja Masjid ... 26

4. Metode Dakwah Remaja Masjid ... 27

B. Perilaku Sosial Remaja ... 30

1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja ... 30

2. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial ... 31

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial ... 34

C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dengan Perilaku Sosial Remaja ... 40

BAB III HASIL PENELITIAN ... 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

1. Keadaan Geografis Dusun Lopait Desa Lopait ... 43

2. Monografi Dusun Lopait Desa Lopait ... 44

3. Struktur Organisasi Dusun Lopait Desa Lopait ... 47

B. Gambaran Umum Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 49

1. Pengertian Takmir Masjid dan Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 49

2. Pengertian Kegiatan Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 49

3. Kegiatan-kegiatan Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 50

4. Struktur Organisasi Takmir Masjid dan Remaja Masjid... 51

5. Daftar Anggota Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 54

6. Data Responden ... 56

C. Penyajian data Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Data Mentah Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015. ... 57

2. Hasil Data Mentah Angket Perilaku Sosial Remaja Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015 ... 58

BAB IV ANALISIS DATA ... 59

A. Analisis Deskriptif ... 59

1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) ... 59

2. Perilaku Sosial Remaja ... 65

(15)

C. Pembahasan ... 75

1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) di Dusun Lopait Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang ... 75

2. Perilaku Sosial Remaja ... 76

3. Hubungan antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dengan Perilaku Sosial Remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran-saran ... 79

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Butir Soal Angket Kegiatan Remaja Masjid ... 14

Tabel 1.2 Butir Soal Angket Perilaku Sosial Remaja ... 16

Tabel 3.1 Mata Pencaharian Penduduk Dsn.Lopait Ds.Lopait ... 45

Tabel 3.2 Keagamaan Penduduk Dsn.Lopait Ds.Lopait ... 46

Tabel 3.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Dsn.Lopait Ds.Lopait ... 48

Tabel 3.4 Kegiatan-kegiatan Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 51

Tabel 3.5 Struktur Kepengurusan Takmir Masjid Al-Muttaqin... 52

Tabel 3.6 Struktur Organisasi Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 53

Tabel 3.7 Daftar Anggota Remaja Masjid Al-Muttaqin ... 54

Tabel 3.8 Data Responden ... 56

Tabel 3.9 Hasil Data Mentah Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid ... 57

Tabel 3.10 Hasil Data Mentah Angket Perilaku Sosial Remaja ... 58

Tabel 4.1 Kriteria pada Tingkat Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid ... 60

Tabel 4.2 Hasil Skor Angket dan Klasifikasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid ... 62

Tabel 4.3 Interval Tingkat Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid ... 63

Tabel 4.4 Persentase Tingkat Keaktifan Mengikuti Kegiata Remaja Masjid ... 65

Tabel 4.5 Kriteria pada Perilaku Sosial Remaja ... 66

Tabel 4.6 Hasil Skor Angket dan Klasifikasi Perilaku Sosial Remaja... 68

Tabel 4.7 Interval Perilaku Sosial Remaja ... 69

Tabel 4.8 Persentase Perilaku Sosial Remaja ... 70

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab.Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami. Masyarakat yang berkembang begitu pesat baik dalam perubahan materi maupun pergeseran nilai-nilai kehidupan ternyata dampaknya bukan saja terhadap orang-orang tua dan dewasa tetapi juga terhadap kaum remaja (Basri, 2004: 4-5).

Dilihat dari perkembangan mental, sikap remaja sering kali rentan (lemah) dan mudah menyerah terkadang juga ada yang mempunyai keinginan untuk mencoba atau mengambil resiko. Hal tersebut sering terjadi karena emosi remaja belum stabil dan mudah terpengaruh dengan adanya informasi-informasi baru yang seharusnya cermat dalam memilah informasi-informasi tersebut. Banyak orang tua yang berkonsultasi kepada psikolog mengenai perubahan

(18)

maka masalah-masalah tersebut akan menghantuinya hingga mereka dewasa dan masalah-masalah tersebut akan menjadi bahaya yang mengancam kebahagiaan hidupnya dan mengganggu kejiwaannya. Remaja di daerah perkotaan tentu berbeda dengan remaja yang berada di kawasan pedesaan. Lingkungan sangat berperan penting dalam membentuk sikap maupun perilaku remaja itu sendiri. Di zaman yang semakin modern ini para remaja berlomba-lomba dalam hal apa saja asalkan mereka tidak ketinggalan zaman dengan remaja yang lain. Tak jarang jika banyak remaja yang kebablasan dan membiarkan waktunya terlewatkan begitu saja, karena kurangnya perhatian dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya.

Berdasarkan fenomena inilah dapat disimpulkan bahwa tugas pendidikan formal sangatlah besar karena aktivitas lembaga pendidikan tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi lebih ditekankan kepada pembinaan dan mempersiapkan generasi muda yang mampu membangun masa depan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

(19)

tinggal juga sangat mempengaruhi perilaku para remaja. Banyak remaja yang

memiliki berbagai bakat dan potensi, namun banyak di antaranyatidak berkembang karena di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada yang

mengarahkan dan membimbingnya, serta tidak ada kesempatan untuk mengembangkan potensi- potensi tersebut.

Masa remaja adalah masa pencarian pedoman hidup, anak remaja sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila (etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan ke luar masih menggantungkan orang lain (Sholeh, 2005: 124).Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungan baik langsung maupun tidak langsung (Sudarsono, 2004: 131).

Kondisi lingkungan yang memberikan dampak positif, maka akan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter baik, dan kondisi lingkungan yang memberikan dampak negatif akan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter kurang baik. Kondisi lingkungan pedesaan yang cenderung religius, tidak lepas dari kegiatan- kegiatan yang bersifat agamis, dan wadah yang diberikan kepada remaja dalam suatu wilayah adalah organisasi remaja masjid (Remas).

Remaja masjid adalah perkumpulan remaja yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Dengan adanya kegiatan Remas maka

(20)

suatu komunitas tersebut akan membentuk karakter yang baik dan perilaku sosial di masyarakat.

Kegiatan Remas di antaranya pertemuan rutin, tahlilan, gema ramadhan setiap tahun, dan latihan berwirausaha. Selain itu para remaja dididik dan dibina dengan ilmu-ilmu agama yang berlandaskan Al-Qur‟an dengan kegiatan-kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), para remaja terlibat dalam kepanitiaan suatu acara tersebut dan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan keterikatannya dengan masjid (penanaman norma agama) serta perilaku sosial remaja di masyarakat.

Keberadaan Remas tentu saja memberikan dampak yang positif karena mereka terjun langsung dan dapat membaur dengan masyarakat serta berdampak positif terhadap perilaku sosial para remaja di masyarakat. Keaktifan para remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Remas tentu berbeda-beda. Ada yang hanya aktif ketika ada acara PHBI saja, ada yang aktif hanya saat kumpul bermusyawarah, serta ada juga yang aktif dalam segala hal berkaitan dengan kegiatan Remas tersebut. Dengan adanya kegiatan Remas maka perilaku- perilaku sosial remaja pun ikut terpengaruh, seperti sikap mereka akan semakin toleran, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya, menerima perbedaan pendapat,, meningkatkan kepedulian terhadap orang lain, aktif di masyarakat, dan dapat bekerja sama dengan baik.

(21)

“HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA

MASJID (REMAS) DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015?

2. Bagaimana perilaku sosial remaja Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015?

3. Apakah ada hubungan antara mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015.

(22)

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dengan perilaku sosial remaja di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015.

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran (Arikunto, 2005: 55).

Hipotesis adalah suatu kesimpulan tetapi masih bersifat sementara yang akan dibuktikan setelah ada bukti atau data yang membenarkannya. Sehingga perlu diadakan pembuktian secara jelas kebenarannya yang dapat teramati dan terukur empiris pada analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.

(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kemanfaatan, baik bagi pihak penulis maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan secara akademik. Secara lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan sosial

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Remaja Masjid

Remaja diharapkan menambah pengetahuannya baik ilmu agama maupun sosial, menambah jiwa bermasyarakat yang lebih baik, meningkatkan motivasi remaja dalam mengikuti kegiatan Remas, serta menambah kecintaannya kepada masjid dan segala aktifitas dalam masjid.

(24)

Masyarakat diharapkan memberikan ruang seluas-luasnya untuk remaja dalam berkarya, dan memberikan perhatian yang penuh agar para remaja mendapat arahan yang benar dan dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat.

F. Definisi Operasional

Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalahan pahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis teliti, maka akan penulis jelaskan beberapa istilah yamng terdapat pada judul, yaitu :

1. Hubungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 179) hubungan adalah korelasi timbal balik atau sebab akibat.Sedangkan pengertian hubungan dalam sebuah penelitian kuantitatif adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari korelasi antara dua variable atau lebih (Arikunto, 1998: 55).

2. Keaktifan

(25)

3. Kegiatan remaja masjid (Remas)

Remaja masjid (Remas) adalah perkumpulan remajamasjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid dan menggunakan masjid sebagai pusat aktivitas (Siswanto, 2005: 48).

Kegiatan remaja masjid (Remas) adalah suatu kegiatan yang melibatkan para remaja yang tentunya berhubungan dengan masjid maupun lingkungan sekitar masjid dalam rangka membentuk remaja yang religius, dan berperilaku sosial yang baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat.

Kegiatan Remas di antaranya pertemuan rutin, tahlilan, gema ramadhan setiap tahun, latihan berwirausaha, dan ikut serta dalam kepanitiaan peringatan hari-hari besar islam dan kegiatan di masyarakat. 4. Perilaku Sosial

(26)

G. Metode Penelitian

Untuk mempermudah penelitian ini dalam pengumpulan dan menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu hubungan keaktifan mengikuti kegiatan Remas sebagai variabel pertama dan perilaku sosial remaja sebagai variabel kedua.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015. Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2015.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

(27)

Adapun yang menjadi populasi atau objek dalam penelitian ini adalah seluruh remaja masjid di Dusun lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang keseluruhannya 110 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel jika subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya lebih besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2006: 134).

(28)

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data di lapangan, penulis menerapkan metode sebagai berikut:

a. Metode Angket

Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden), dan cara menjawabnya juga dengan tertulis (Arikunto, 2005: 101).

Metode angket ini penulis gunakan untuk mengumpulkan informasi/data dari responden. Cara yang ditempuh ialah penulis membagikan angket kepada remaja masjid yang berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkat keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid dan perilaku sosial remaja berdasarkan indikator masing-masing variabel.

b. Metode Observasi

Observasi disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.Jadi, observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2006: 156).

(29)

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004: 131).

Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan objek penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 149).

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari dua yaitu angket tentang tingkat keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) dan perilaku sosial remaja.

a. Variabel 1 : Tingkat keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) sebagai berikut :

1) Rapat bulanan 2) Tahlilan

3) Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 4) Gema ramadhan

5) Wirausaha

b. Variabel 2 : Perilaku sosial remaja dengan indikator sebagai berikut : 1) Dimensi aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan

(30)

b) Menghadiri undangan 2) Dimensi kepedulian sosial

a) Kesediaan membantu orang lain yang mempunyai hajat (keperluan)

b) Membantu orang yang kurang mampu

c) Bersedia memberikan sumbangan materi atau tenaga d) Memberikan bantuan kepada orang yang sakit 3) Dimensi toleransi

a) Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat

b) Menerima pendapat orang lain

4) Dimensi hormat menghormati sesama anggota masyarakat a) Hubungan yang baik antar personal

b) Memberikan sapaan kepada orang lain

Instrument yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Berikut adalah butir-butir soal yang penulis ajukan dalam bentuk angket :

Tabel 1.1

Butir Soal Angket Kegiatan Remaja Masjid

No Indikator No Soal Butir-butir Soal

1 Pertemuan rutin 1 Apakah Saudara sering mengikuti

(31)

2 Apakah dalam mengikuti pertemuan rutin Saudara mengikutinya sejak awal hingga akhir acara?

3 Pada saat pertemuan rutin berlangsung, apakah Saudara turut menyampaikan pendapat?

2 Tahlilan 4 Apakah Saudara selalu mengikuti kegiatan

tahlilan remaja masjid?

5 Apakah Saudara mengikuti kegiatan

tahlilan dari awal sampai akhir?

6 Ketika mengikuti kegiatan tahlilan, apakah Saudara selalu konsentrasi dalam kegiatan tahlilan tersebut?

3 Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PBHI)

7 Apakah Saudara sering berpartisipasi dalam kegiatan Peringatan Hari Besar Islam di masyarakat?

8 Apakah Saudara turut menjadi panitia dalam kegiatan Peringatan Hari Besar Islam?

4 Gema ramadhan 9 Apakah Saudara mengikuti kegiatan

tarawih keliling bersama remaja masjid? 10 Apakah Saudara ikut berpartisipasi dalam

buka bersama remaja masjid?

11 Apakah Saudara ikut dalam program tabungan ramadhan?

(32)

5 Wirausaha 13 Apakah Saudara ikut serta dalam kegiatan budidaya ikan nila/lele?

14 Apakah Saudara ikut mendistribusikan hasil budidaya ikan nila/lele kepada masyarakat?

15 Jika ada kendala/masalah dalam kegiatan budidaya nila/lele, apakah Saudara ikut menyelesaikan kendala/masalah tersebut?

Tabel 1.2

Butir Soal Angket Perilaku Sosial Remaja

No Indikator No Soal Butir-butir Soal

1. Dimensi aktif di kegiatan kerja bakti tersebut?

3 Apakah Saudara mengikuti kegiatan kerja bakti dari awal hingga akhir?

4 Apabila Saudara diundang dalam suatu pertemuan, apakah Saudara memenuhi undangan tersebut?

2 Dimensi

kepedulian sosial

5 Apakah Saudara sering membantu

tetangga yang mempunyai hajat?

6 Apabila ada pengemis/peminta-minta

(33)

memberikan bantuan kepada pengemis/peminta-minta tersebut?

7 Apabila ada tetangga yang kurang mampu, apakah Saudara ikut memberikan bantuan? 8 Apakah Saudara turut berpartisipasi memberikan sumbangan materi/ tenaga untuk kegiatan kemasyarakatan?

9 Apakah Saudara turut andil dalam

penggalangan dana untuk membantu orang yang sakit?

10 Apakah Saudara ikut menjenguk apabila ada orang yang sedang sakit?

3 Dimensi toleransi 11 Apabila dalam pertemuan, apakah Saudara

memberi kesempatan kepada orang lain

untuk berbicara menyampaikan

pendapatnya?

12 Ketika dalam pertemuan apabila ada orang lain memberikan pendapatnya, apakah Saudara dapat menerima pendapat orang lain tersebut?

4 Dimensi hormat menghormati sesama anggota masyarakat

13 Apakah Saudara menggunakan bahasa

krama ketika berbicara dengan orang tua? 14 Apakah Saudara mendahului menyapa/

tersenyum apabila bertemu dengan orang lain?

(34)

Saudara mengucapkan salam/kata permisi/ yang sejenisnya kepada mereka?

6. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data dengan menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahap analisis serta rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Pendahuluan

Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui persentase skor keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid dan perilaku sosial remaja. Untuk mengetahui prosentase skor masing-masing dari kedua variabel tersebut adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase perolehan F = Frekuensi

N = Jumlah sampel

b. Analisis Pengolahan Data

(35)

remaja dilakukan dengan menggunakan rumus product moment, yaitu

:Kuadrat dari variabel Y N : Banyaknya sample penelitian

XY : Product dari variabel X dan Y

: Jumlah

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan konsisten, penulisan penelitian ini dirangkai dalam lima bab, yang mana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

(36)

definisi operasional, metode penelitian, analisis data, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian agar dapat gambaran yang jelas mengenai hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid dengan perilaku sosial remaja. Adapun sumber teori-teori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian.

BAB III Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi dan subyek penelitian, meliputi: letak geografis, keadaan remaja masjid, struktur organisasi, kegiatan remaja masjid. penyajian data meliputi: data responden, jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid dan jawaban angket perilaku sosial remaja.

BAB IV Analisis Data

Bab ini menyajikan analisis data, terdiri dari analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan hubungan keaktifan mengikuti kegiatan remaja masjid dengan perilaku sosial remaja.

BAB V Penutup

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Organisasi Remaja Masjid (Remas)

1. Pengertian Organisasi Remaja Masjid (Remas)

Setiap manusia memiliki naluri bertuhan. Tetapi naluri bertuhan yang terdapat dalam diri seseorang, mungkin akan hilang jika tidak dipupuk dan dipelihara. Apalagi jika memang sengaja untuk dihilangkan atau dimatikan dengan jalan melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh kebendaan sebagai sikap hidup yang sekuler atau anti agama. Terlebih pada masa sekarang ini dimana dunia pada umumnya telah dilanda dekaderisasi moral terutama pada generasi muda. Selain itu, remaja sebagai pribadi muslim memiliki tanggung jawab dalam memperkuat jiwanya dan mensucikan hatinya yaitu dengan cara menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang jujur, saling menasehati mengenai kebenaran dan kesabaran dan secara berkala mengikuti perkumpulan/ diskusi materi keislaman (pendidikan dan perkembangan) untuk kemajuan individu, keluarga maupun komunitas (Hasyimi, 2004: 65).

(38)

akan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter baik, dan kondisi lingkungan yang memberikan dampak negatif akan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter yang kurang baik. Kondisi lingkungan pedesaan yang cenderung religius, tidak lepas dari kegiatan- kegiatan yang bersifat agamis, dan wadah yang diberikan kepada remaja dalam suatu wilayah adalah organisasi remaja masjid (Remas).

Organisasi merupakan sarana dimana individu yang terhimpun didalamnya saling menyatupadukan potensi untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Adapun remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkunganmasjid

dan masyarakat sekitarnya. Remaja masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang baik. Melalui organisasi tersebut, mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreativitas.

(39)

perjuangan di jalan Allah adalah aktivitas memakmurkan masjid. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 18:





































Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah

hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (Departemen Agama RI, 2005: 189).

Dalam dunia pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari keberadaan sebuah masjid. Hal ini dikarenakan masjid menjadi sentral tempat pensyiaran pendidikan agama Islam yang sudah berlaku mulai dari zaman Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, para umat muslim tetap memanfaatkan masjid sebagai tempat beribadah sekaligus sebagai lembaga

pendidikan keagamaan seperti: membentuk TPQ, remaja masjid, ta‟mir

masjid dan juga disertai dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang mendukung seperti yasin, tahlil, istighosah dan pengajian rutin.

(40)

yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat, maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar masjid. Dibagi dalam struktur kepengurusan meliputi ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi yang terdiri dari kegiatan, keagamaan, humas, keamanan, dana usaha, kesenian, dan olah raga. Dari keseluruhan itu saling bekerja sama antar pengurus yang merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Jadi organisasi remaja masjid adalah wadah yang menampung para remaja muslim yang memiliki tujuan tertentu dalam rangka mensyi‟arkan ajaran Islam. Peran remaja sangatlah penting dalam rangka mengembangkan masjid sebagai pusat keagamaan sekaligus sosial kemasyarakatan. Dalam konteks kemasjidan, generasi muda menjadi tulang punggung dan harapan besar bagi kemakmuran masjid pada masa kini dan mendatang.

Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi dalam pembinaan remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya yang dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun diselenggarakan oleh remaja, remaja masjid tidak membatasi hanya beraktivitas di bidang keremajaan saja, tetapi juga melaksanakan aktivitas yang menyentuh masyarakat luas. Remaja masjid juga dapat

bekerja sama dengan ta‟mir masjid atau majelis ta‟lim ibu-ibu dalam

(41)

2. Tujuan, Visi, Misi Remaja Masjid (Remas)

Tujuan remaja masjid sangat penting karena memberi arah untuk aktifitas yang dilakukan. Tujuan Remas tidak hanya berorientasi duniawi saja, tetapi juga ukhrowi. Statement tujuan di nafasi dengan nilai-nilai

islami yaitu: “Terbinanya umat Islam yang beriman, berilmu, dan beramal

shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah untuk mencapai

keridhoan-Nya”.

Organisasi remaja masjid (Remas) bertujuan untuk mewujudkan remaja yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Dengan wadah organisasi remaja masjid (Remas) diharapkan remaja mampu menciptakan kegiatan-kegiatan positif baik berupa kegiatan-kegiatan keagamaan maupun kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan untuk mewujudkan generasi muda yang berakhlak mulia, berjiwa sosial yang tinggi. Melalui wadah tersebut pula diharapkan remaja memiliki kesamaan cara pandang, visi dan misi, sehingga memiliki tujuan yang sama dalam gerak langkahnya untuk membangun generasi muda yang lebih baik.

Visi akan memberikan gambaran di masa depan. Visi diharapkan dapat menjadi bagian cita-cita yang akan dicapai. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Arif Nuryanto selaku Ketua Remas Al-Muttaqin dusun Lopait pada sabtu 20 Juni 2015, visi Remas adalah

(42)

mulia, serta berguna bagi masyarakat”. Visi Remas perlu dinyatakan

dengan jelas, mudah dipahami dan realistis. Maka akan menjadi organisasi remaja yang handal, kreatif, bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

Misi merupakan jalan yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan atau visi. Misi Remas adalah:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan remaja

b. Membangun jiwa remaja yang mandiri dan berjiwa sosial tinggi c. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sosial masyarakat d. Mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai

Implementasi tujuan, visi, dan misi dinyatakan dalam bentuk rencana atau program kerja yang disusun tiap tahun, dan ditindak lanjuti dalam kegiatan yang diselenggarakan sesuai waktu yang telah ditentukan. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan, visi, dan misi Remas harus terencana, rapi, terarah, jelas, dan mudah dipahami sehingga tujuan, visi, dan misi Remas dapat tercapai.

3. Fungsi Organisasi Remaja Masjid

Keberadaan remaja masjid sangat berpengaruh bagi kehidupan umat islam di sekitar masjid tersebut karena remaja masjid berfungsi sebagai:

a. Pelopor kegiatan religi

(43)

b. Memajukan kualitas iman masyarakat

mengadakan kegiatan rohani yang dapat meningkatkan kualitas iman masyarakat sekitar

c. Sarana dakwah dan syiar islam kepada masyarakat

Mengajak masyarakat untuk selalu beriman dan bertakwa pada Allah SWT (http://catatankecilrund.blogspot.com./2012/03/analisis-fungsi-manajemen-organisasi.html diakses pada tanggal 22 Juni 2015 pukul

21.19.

4. Metode Dakwah Remaja Masjid

Metode dakwah remaja masjid adalah suatu cara yang dipakai dalam menyampaikan ajaran materi dakwah islam. Metode sangat penting perannya, karena suatu pesan yang baik apabila disampaikan melalui metode yang tidak benar/kurang pas akan menimbulkan penolakan dari penerima-penerima pesan. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 125:

(44)

Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Departemen Agama RI, 2005: 281).

Melalui ayat tersebut Allah memberikan penjelasan bahwa dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara, diantaranya:

a. Bi Al-Hikmah

Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, konflik, maupun tertekan (Amin, 2009: 98).

Begitu juga dengan remaja yang ada di masyarakat, cara yang digunakan dalam mengajak para remaja juga dengan cara yang baik tanpa adanya unsur memaksa.

Siti Muriah dalam Amin (2009: 99) mengemukakan bahwa hikmah mengajak manusia menuju jalan Allah tidak terbatas pada perkataan lembut, memberi semangat, sabar, ramah, dan lapang dada, tetapi juga tidak melakukan sesuatu melebihi ukurannya , dengan kata lain menempatkan sesuatu pada tempatnya.

b. Mau’idzah Hasanah

Mau’idzah Hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah

(45)

petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari atau menyebut kesalahan orang lain, sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah (Amin, 2009: 100).

c. Mujadalah

Siti Muriah dalam Amin (2009: 100) Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara berdiskusi yang ada. Dakwah dengan cara bertukar fikiran dan saling menyampaikan pendapat dengan cara yang sebaik-baiknya tanpa memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah. Menghormati semua anggota remaja masjid baik pengurus maupun anggota. Menghargai pendapat orang lain baik yang menyampaikannya adalah pengurus maupun anggota remaja masjid.

B. Perilaku Sosial Remaja

1. Pengertian perilaku sosial remaja

(46)

berarti berkenaan dengan orang lain atau masyarakat (Depdiknas, 2007: 1085).

Perilaku sosial adalah aktivitas fisik atau psikis seseorang terhadap orang lain sebagai pemenuhan kebutuhan diri atau orang lain sesuai tuntutan sosial (Hurlock, 1999: 362). Jadi perilaku sosial dapat diartikan sebagai perbuatan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat yang sifatnya berulang-ulang terhadap obyek sosial. Tingkah laku ini disebabkan banyak hal diantaranya ada faktor internal dan eksternal. Internal dari dalam diri seseorang, dan eksternal adalah pengaruh dari bagaimana kondisi lingkungan tempat ia tinggal.

Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak sedikit terhadap perilaku, sikap, kesehatan, serta kepribadian remaja. Hal inilah yang membawa pakar pendidikan dan psikologi condong kepada menanamkan tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa (Daradjat, 1995: 8).

(47)

orang lain. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain. Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri (Makruf, 2012: 43). Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain.

2. Bentuk-bentuk perilaku sosial

(48)

Pada dasarnya pribadi manusia tidak sanggup hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau rohaninya, manusia membutuhkan perlindungan dan dorongan dari orang lain atau lingkungan. Kehidupan manusia memerlukan perilaku sosial yang melekat dalam dirinya. Adapun bentuk-bentuk perilaku sosial dalam masyarakat atas beberapa dimensi, meliputi dimensi aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan, dimensi kepedulian sosial, dimensi toleransi, dimensi hormat menghormati sesama anggota masyarakat, sebagaimana berikut:

a. Rasa kasih sayang terhadap sesama

Tujuan digariskannya interaksi antar manusia tiada lain supaya hubungan antar manusia semakin terjalin dengan baik. Dengan begitu rasa kasih sayang, kedekatan, dan keakraban akan semakin terpancar (Salamulloh, 2008: 106). Meliputi bergaul dan berhubungan dengan orang lain di lingkungan keluarga maupun masyarakat dengan saling menyayangi, saling tolong menolong. Contohnya: Kesediaan membantu orang lain yang mempunyai hajat (keperluan), memberikan bantuan kepada orang yang sakit.

b. Menghormati dan menghargai orang lain

(49)

Contohnya: Hubungan yang baik antar personal, memberikan sapaan kepada orang lain.

c. Menumbuhkan rasa aman terhadap sesama

Menjadikan orang lain yang berada didekat kita merasa tentram, tidak terdapat ancaman dan kerugian terhadap orang lain, berusaha selalu membuat keadaan menjadi damai dan nyaman (Salamulloh, 2008: 86). d. Kerja sama

Merupakan bentuk perilaku sosial yang positif dari seseorang yang didalamnya terdapat keinginan untuk saling membantu satu dengan yang lain untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan bersama.

e. Mau memberi dan menerima saran

Hidup bermasyarakat tidak selalu sesuai yang diinginkan, apa yang menjadi kehendak belum tentu baik dan diterima oleh orang lain. Saling mengingatkan dan menerima saran dari orang lain akan menumbuhkan suasana yang lebih harmonis. Contohnya: Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, dan menerima pendapat orang lain.

f. Memiliki rasa tolong-menolong

(50)

yang dapat ditarik hukum wajib kepada setiap kaum muslimin dengan cara yang sesuai dengan keadaan orang yang bersangkutan. (Djatnika, 1996: 247).Contohnya: membantu orang yang kurang mampu, bersedia memberikan sumbangan materi atau tenaga untuk kegiatan kemasyarakatan.

g. Aktif kegiatan kemasyarakatan

Agar remaja masjid dikenal oleh masyarakat, maka mesti aktif melakukan berbagai kegiatan yang menyangkut kebutuhan masyarakat, baik untuk kalangan remaja, maupun masyarakat pada umumnya. Citra remaja akan positif manakala para remaja melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat dalam masyarakat, bahkan masyarakat pun tidak segan-segan akan membantu dan memberikan dukungan atas kegiatan-kegiatan positif yang dilaksanakan oleh remaja masjid (Ayub, 1996: 149).

Kegiatan kemasyarakatan dilakukan sebagai perekat kerukunan dan kebersamaan di lingkungan, contohnya: Hadir dalam setiap kerja bakti, menghadiri undangan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial

(51)

Perilaku ini merupakan perilaku yang dibawa sejak manusia lahir. Sedangkan perilaku operan atau bentukan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar, latihan, pembentukan dam pembiasaan. Perilaku operan atau bentukan ini dapat berubah-ubah sesuai dengan bagaimana latihan dan pembiasaan yang dilakukan. Setiap tindakan dan perbuatan ada faktor-faktor yang mempengaruhi dan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu faktor yang bisa datang dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor dari luar atau pengaruh yang berasal dari luar diri manusia dan dapat dilihat dari lingkungan seseorang itu hidup.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosio psikologis.

1) Faktor biologis

(52)

pula dengan struktur biologis manusia, genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.

Faktor biologis yang mendorong perilaku manusia biasa disebut motif biologis. Adapun yang terpenting dalam motif-motif biologis ini adalah kebutuhan akan makan, minum, istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dari rasa sakit dan bahaya (Jalaludin, 1994: 35).

2) Faktor sosiopsikologis

Manusia sebagai makhluk sosial, maka memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku sosialnya yang kemudian diklasifikasikan dalam tiga komponen, yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif.

a) Komponen afektif, meliputi: 1. Motif sosiogenesis

Suatu keinginan mengenai rasa ingin tau, tentang kompetensi, kebutuhan untuk mencari identitas diri, dan kebutuhan untuk pemenuhan diri.

2. Sikap

(53)

Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran dan keperilakuan.

b) Komponen kognitif, seperti:

Rasa kepercayaan, yaitu keyakinan bahwa sesuatu itu benar dan salah atas dasar bukti, sugesti, dan pengalaman.Kepercayaan juga dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. c) Komponen konatif, seperti:

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap dan berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan.Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda dalam menanggapi sesuatu.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia yang dipengaruhi dan dapat dilihat dari lingkungan seseorang itu tinggal. Lingkungan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Lingkungan keluarga

(54)

belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain.

Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi kesan yang luar biasa. Dalam keluarga yang bahagia dan sejahtera serta memiliki tauladan keislaman yang baik dari orang tua, remaja akan tumbuh dengan rasa aman, berakhlak mulia, sopan santun, dan taat melaksanakan ajaran agamanya. Sedangkan dalam keluarga yang kurang harmonis, keteladanan orang tua tidak ada, dan kering dari kehidupan yang islami, maka anak remaja akan semakin mudah untuk tumbuh menyimpang (Siswanto, 2005: 44).

(55)

dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk sosial (Ahmadi, 1999: 255-256).

2) Lingkungan institusional

Lingkungan institusi ini ikut mempengaruhi pekembangan perilaku sosial yang dapat berupa institusi formal seperti sekolah maupun non formal seperti suatu perkumpulan atau organisasi.Jadi tidak hanya pendidikan formal saja yang mempengaruhi perilaku sosial seseorang, tetapi pendidikan non formal juga ikut mempengaruhi dalam perkembangan perilaku sosial seseorang. 3) Lingkungan masyarakat

Setelah menginjak usia sekolah, sebagian waktu dihabiskan di sekolah dan di masyarakat. pergaulan di masyarakat kurang menekankan pada kesisiplinan. Kehidupan dalam bermasyarakat dibatasi dengan berbagai norma-norma aturan yang didukung oleh warga. Oleh sebab itu setiap warga berusaha untuk menyesuaikan sikap dan perilaku sesuai dengan norma-norma yang ada.

(56)

C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Remaja Masjid (Remas) dengan Perilaku Sosial Remaja

Masa remaja adalah masa pembinaan dan persiapan terakhir sebelum memasuki masa dewasa yang penuh tanggung jawab, para remaja selalu ingin dianggap berguna dalam lingkungannya.Oleh karena itu, harus senantiasa dibina dan diarahkan dalam mengembangkan bakat dan minatnya dalam berbagai bidang. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan sikap dan mental remaja agar agar mampu menjadi pribadi yang seimbang antara jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan pendidikan islam (Bahri, 2004: 74).

Masa remaja adalah masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya pikir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas, dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan, dan kesengsaraan semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang (Daradjat, 1995: 13)

(57)

Remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak memberikan kesempatan untuk berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang tidak masuk akal, disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada masa remaja tentu agak kurang. (Daradjat, 1995: 37)

(58)

Disamping itu organisasi remaja masjid juga melatih para remaja untuk tampil percaya diri didepan orang lain, menumbuhkan kreatifitas antar anggota, diberikan kesempatan mengungkapkan pendapatnya sehingga melatih orang lain juga dalam hal menghargai pendapat dan menumbuhkan sikap toleran apabila terjadinya perbedaan pendapat.

(59)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bagian ini penulis akan memaparkan gambaran umum tentang keadaan geografi dan monografi masyarakat Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, untuk mengetahui secara global lokasi penelitian dan juga sebagai data pendukung dalam pembuatan laporan penelitian lebih lanjut skripsi ini. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka secara umum Dusun Lopait dapat digambarkan sebagai berikut. 1. Keadaan Geografis Dusun Lopait Desa Lopait

Dusun Lopait merupakan sebuah Dusun yang terletak di Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kantor kelurahan Desa Lopait berada di Dusun Gudang yang jaraknya ± 1 km dari Dusun Lopait. Adapun jarak dengan Kecamatan ± 3 km, dan jarak dengan Kabupaten ± 30 km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

a. Batas wilayah Dusun Lopait

Dusun Lopait berbatasan dengan Dusun lainnya yaitu: - Sebelah utara : Dusun Delik Tuntang

(60)

b. Luas wilayah

Luas wilayah Dusun Lopait ± 50 Ha yang terdiri atas: - Pemukiman : 16 %

- Perkebunan : 60 % - Persawahan : 20% - Pemakaman : 4%

(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

2. Monografi Dusun Lopait Desa Lopait a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Dusun Lopait ± 1847 jiwa, yang terdiri atas 916 laki-laki dan 931 perempuan terbagi dalam 600 Kepala Keluarga. (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

b. Mata Pencaharian

(61)

lxi Tabel 3.1

Mata Pencaharian Penduduk

Dusun Lopait Desa Lopait

NO PEKERJAAN JUMLAH PENDUDUK

1 Petani 32 Orang

2 Buruh tani 46 Orang

3 Pedagang 45 Orang

4 PNS 11 Orang

5 Wiraswasta 296 Orang

6 Pegawai swasta 368 Orang

7 Buruh industri 8 Orang

8 Penjahit 3 Orang

9 Dosen 2 Orang

10 Buruh bangunan 50 Orang

11 Guru swasta 18 Orang

12 Pensiunan 13 Orang

13 Polisi 5 Orang

14 Dokter 1 Orang

15 TNI 4 Orang

16 Lain-Lain 5 Orang

(62)

lxii

c. Kondisi Agama

Mayoritas penduduk Dusun Lopait Desa Lopait menganut agama Islam. Berdasarkan data yang diperoleh tentang kondisi keagamaan Dusun Lopait adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Keagamaan Penduduk Dusun Lopait Desa Lopait

NO KELOMPOK AGAMA

JUMLAH

PENDUDUK

1 Islam 1734

2 Kristen 87

3 Katolik 25

4 Hindu 1

5 Budha -

6 Lain-lain -

Jumlah 1847

(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

d. Sarana dan Lembaga Pendidikan 1) Sarana Ibadah

(63)

lxiii

2) Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Dusun Lopait antara lain 2 TK, 2 PAUD, dan 1 MI.

3) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan satu-satunya yang ada di Dusun Lopait adalah Klinik yang berada di Dusun Lopait bertempat di lingkungan RT 9 (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

3. Struktur Organisasi Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang

(64)

lxiv TABEL 3.3

Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Lopait

Desa Lopait Kecamatan Tuntang

(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Lopait Desa Lopait).

(65)

lxv

B. Gambaran Umum Remaja Masjid Al-Muttaqin 1. Pengertian Takmir Masjid dan Remaja Masjid

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar masjid. Pengurus takmir masjid berupaya untuk membentuk remaja masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim. Takmir masjid melalui bidang pembinaan remaja masjid, memberi kesempatan dan arahan kepada remaja masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Remaja masjid merupakan anak organisasi takmir masjid karena itu, dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan aktivitas takmir masjid sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Meskipun demikian, remaja masjid adalah organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya.Remaja masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri.Para aktivisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri.

2. Pengertian Kegiatan Remaja Masjid

(66)

lxvi

takmir masjid, meliputi kegiatan menampung serta menyalurkan minat bakat, kegemaran, sosial, pendidikan, ketrampilan, kepemimpinan, mengembangkan ajaran agama Islam, meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas, kerukunan, serta kekompakan remaja di suatu wilayah tertentu. Remaja masjid Muttaqin adalah organisasi remaja masjid Al-Muttaqin yang berkedudukan di Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang melakukan aktivitas keagamaan dan sosial di lingkungan masjid dan sekitarnya guna menjadi estafet makmurnya masjid sehingga fungsi dinamika masjid Al-Muttaqin dapat di pertahankan kelangengannya.

Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid Al-Muttaqin termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah,mufakat dan gotong-royong dalam segenap aktivitasnya. Melalui kegiatan-kegiatan yang positif dalam organisasi tersebut, diharapkan remaja dapat memiliki akhlak mulia yang terimplementasi melalui akhlak secara vertikal (hubungan dengan Allah) dan juga akhlak secara horisontal (dalam hubungan sosial masyarakat).

3. Kegiatan-kegiatan Remaja Masjid

(67)

lxvii Tabel 3.4

Kegiatan-kegiatan Remaja Masjid Al-Muttaqin Dusun Lopait Desa Lopait Kec.

Tuntang

No Nama Kegiatan Pelaksanaan

1 Pertemuan Rutin Bulanan

Setiap hari sabtu pada minggu pertama

2 Tahlilan 1 bulan sekali

3

Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam

(Isra‟ Mi‟raj, Maulid Nabi) Kondisional

4 Akhirusanah TPQ Dua tahun sekali

5 Gema Ramadhan : Tarawih Keliling

Seminggu 2x di bulan Ramadhan

6 Buka Puasa Bersama Kondisioal

7 Tabungan Ramadhan Kondisional

8 Pembagian Bingkisan Lebaran Kondisional

9 Wirausaha Budidaya Ikan Nila dan Lele Setiap hari

10 Kerja Bakti Kondisional

11 Menjenguk Orang Sakit Kondisional

4. Struktur Organisasi Takmir Masjid dan Remaja Masjid

(68)

lxviii Tabel 3.5

Struktur Kepengurusan Takmir Masjid “AL-MUTTAQIN”

Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

(Sumber: Data takmir masjid Al-Muttaqin Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang).

Tabel 3.6

Struktur Organisasi Remaja Masjid “AL-MUTTAQIN”

4. Nur Hidayatullah

(69)

lxix

Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

(Sumber: Data remaja masjid Al-Muttaqin Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang).

5. Daftar Anggota Remaja Masjid Al-Muttaqin

Tabel 3.7

Daftar Anggota Remaja Masjid “AL-MUTTAQIN”

Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang PENASEHAT

(70)

lxx

No Nama Jenis Kelamin Alamat

1 Aditya Arga P Laki-Laki

RT 01

2 Putra Agung Laki-Laki

3 Ragil Setyawan Laki-Laki

4 Lintang Perempuan

10 Miftahuddin Laki-Laki

11 Hafizh Ana N Perempuan

12 Ambar Sari Perempuan

13 Dewi Fitriyani Perempuan

14 Anita A Perempuan

15 Oki Saputra Laki-Laki

16 Dwi Harjanto Laki-Laki

17 Tia Indriyani Perempuan

18 M. Amin Wahyudi Laki-Laki

19 Ziaul Haq Perempuan

RT 03

20 Agus Istiyadi Laki-Laki

21 Rosalina Perempuan

22 Dwi Aji Saputra Laki-Laki

23 Aprilia Sindi Perempuan

24 Bella Perempuan

25 Ririn Dwi Perempuan

26 Irmawati Perempuan

27 Nuryanto Laki-Laki

28 Edi Istanto Laki-Laki

29 Khalif Yusrifal Laki-Laki

RT 04

30 Khoiri azizi Laki-Laki

31 Anita Dian Carolina Perempuan

32 Yunita Ananda Perempuan

33 Safrina Ila Perempuan

34 Neni Maftuhah Perempuan

35 Dwi Hantoro Laki-Laki

36 Fajar Diki Candra Laki-Laki

RT 05

37 Luki Andriyanto Laki-Laki

38 Zainal Arifin Laki-Laki

39 Linda W Perempuan

40 Indriyani Perempuan

41 Sofi Handayani Perempuan

42 Vina Yulia N Perempuan

43 Fahmi Fahri Laki-Laki

44 Arif Nuryanto Laki-Laki

RT 06

(71)

lxxi

46 Dewi Ratnasari Perempuan

47 Dwi Puji Perempuan

48 Risky Ahmad M Laki-Laki

49 M. Ifran Laki-Laki

50 Ulva Hanifah Perempuan

51 Eko Nugroho Laki-Laki

52 Fahrul Hidayat Laki-Laki

RT 07

53 Tarina Rizkiyana Perempuan

54 Tri Utami Perempuan

55 Supriyanto Laki-Laki

56 Tri Nurul A Perempuan

57 Taufik Laki-Laki

58 Iskandar Laki-Laki

59 Fahmi Oki Laki-Laki

60 Tri Oktaviani Perempuan

61 Arum Setia Perempuan

62 Siti Fauziyah Perempuan

RT 08

63 Tina Octaviani Perempuan

64 Arum Sekar Perempuan

70 Totok Sujatmiko Laki-Laki

RT 09

71 Mahmud Arifin Laki-Laki

72 Ferishandy Bagaskara Laki-Laki

73 Robby Setyawan Laki-Laki

74 Yuni Widayanti Perempuan

75 Dewi Purnamasari Perempuan

76 Anisa F Perempuan

77 Wawan Laki-Laki

78 Siti Zumrotun Perempuan

79 Roikhatul Hanifah Perempuan

80 Triyantomo Laki-Laki

81 Sulistiawan Laki-Laki

82 Dyah Novita Sari Perempuan

RT 10

83 Lasmi Perempuan

84 Dyah Ayu Puspaningtyas Perempuan

85 Titik Kurniyawati Perempuan

86 Ivaq Mursalina Perempuan

87 Khoirul Izza Perempuan

88 Novia Listiyana Perempuan

89 Dewi Sholelah Perempuan

90 Muhsinun Laki-Laki

(72)

lxxii

92 Rini Riftiyani Perempuan

93 Vicky Agung Pratama Laki-Laki

94 Rizky Ilham Maulana Laki-Laki

95 Lukman Adi Nugroho Laki-Laki

96 Sarmadi Laki-Laki

97 Andri Prasetyo Laki-Laki

98 Eka Septia Sari Perempuan

99 Putri W. S Perempuan

RT 11

100 Nurantika Perempuan

101 Ragil Dima Perempuan

102 Arnindia Perempuan

103 Dava A Laki-Laki

104 M. Rizky Safitri Laki-Laki

105 Rama Laki-Laki

(Sumber: Data remaja masjid Al-Muttaqin Dusun Lopait Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : PERAN MASJID NURUL HAQ DALAM PEMBINAAN AKHLAK REMAJA DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 Telah dimunaqasyahkan dalam ujian

peran kader dengan keaktifan Lanjut Usia dalam mengikuti kegiatan di. Posyandu Desa

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LANJUT USIA TENTANG SENAM DENGAN KEAKTIFAN DALAM MENGIKUTI SENAM DI POSYANDU DESA NGARGOREJO NGEMPLAK BOYOLALI.. Menyatakan

Adi Wijaya, penulis skripsi berjudul Pengaruh Pemberian Edukasi untuk Mencegah Stroke terhadap Perubahan Perilaku Populasi Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan

Untuk itu penulis membuatnya dalam suatu karya ilmiah yaitu Skripsi yang berjudul Evaluasi Kegiatan Bimbingan Sosial dalam mengubah Perilaku Penerima Manfaat di Panti

Dengan rahmat dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Keragaman Kenampakan

a. Perhatian siswa dalam belajar memahami kalimat thayyibah. Keaktifan siswa mengikuti pembelajaran lebih antusias yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang