• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SLEEP APNEA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT AMELIA PARE KABUPATEN KEDIRI ASTIN SULISTIYORINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SLEEP APNEA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT AMELIA PARE KABUPATEN KEDIRI ASTIN SULISTIYORINI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SLEEP APNEA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT AMELIA PARE KABUPATEN KEDIRI

ASTIN SULISTIYORINI 11002244

Subject :

Obesitas, kejadian sleep apnea, ibu hamil Description :

Sleep apnea merupakan gangguan atau kelainan yang ditandai dengan reduksi bahkan penghentian napas selama tidur. Ibu hamil yang mengalami sleep apnea yang dibiarkan akan menimbulkan resiko komplikasi dan dapat menyebabkan persalinan caesar. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan obesitas dengan kejadian sleep apnea pada ibu hamil.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancang bangun cross sectional. Variabel independennya adalah obesitas ibu hamil, variabel dependennya adalah kejadian sleep apnea. Populasinya adalah semua ibu hamil pada bulan april 2014, sampel sebanyak 30 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling yaitu consecutive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan menggunakan instrument berupa kuesioner. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Mei – 5 Juni 2014. Teknik analisa data menggunakan uji Chi square.

Berdasarkan uji chi square dengan tingkat signifikasi efektifitas nilai α hitung 0,0003 sedangkan α signifikan 5%, maka α hitung < α signifikan yaitu 0,0003 < 0,05, H0

ditolak dan H1diterima yang artinya terdapat hubungan antara kejadian sleep apnea pada

ibu hamil dengan obesitas.

Obesitas adalah faktor yang sangat berpengaruh terjadinya sleep apnea karena meningkatnya berat badan pada ibu hamil menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan.

Kejadian sleep apnea pada ibu hamil dapat dicegah salah satunya dengan mengatur berat badan ideal selama kehamilan. Peran serta tenaga kesehatan dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu. Ibu hamil tersebut juga harus ikut serta dan mengaplikasikan saran yang diberikan oleh nakes dalam kehidupan sehari-hari.

ABSTRACT

Sleep apnea is a disorder characterized by reduction even cessation of breathing during sleeping. Pregnant women who careless sleep apnea will rise a risk of complications and can lead to cesarean delivery. The aim of this study is to know the relationship of obesity with the incidence of sleep apnea in pregnant women.

Design of this study is an analytical study with cross section. The independent variable is pregnant women of obesity, the dependent variable is the incidence of sleep

(2)

apnea. The population is all of pregnant women on april 2014, the sampling is 30 respondents, the sampling technique uses non-probability sampling with consecutive sampling. The data collection techniques uses primary data with using a questionnaire instrument. The study had been conducted on May 26 to June 5, 2014. Techniques of data analysis use Chi square test.

Based on the chi square test with significance level affect value α ​ ​ calculated 0.0003 and 5% of significant α, then α count <0.0003 significant at α <0.05, H0 is rejected and H1 is accepted, it means that there is a relationship between the incidence of sleep apnea and pregnant women with obesity.

Obesity is a very influential factors happen sleep apnea due to weight gain to pregnant women cause swelling in the respiratory tract.

Incidence of sleep apnea to pregnant women can be prevented by regulating the ideal weight during pregnancy. The health workers as role are needed to increase the knowledge of mothers. The pregnant women should also participate and apply the advice given by health workers in daily life.

Keywords : Obesity, sleep apnea

Contributor : 1. Sulis Diana, S.ST., M.Kes 2. Fifin Wijayanti, S.ST

Date : 17 Juni 2014

Type Material : Laporan Penelitian Permanen link :

-Right : Open document

Summary :

LATAR BELAKANG

Orang yang berat tubuhnya berlebihan beresiko lebih besar mengidap diabetes, hipertensi, dislipidemia, penyakit kardiovaskuler, stroke, penyakit hati dan kandung empedu, sleep apnea, osteoarthritis, kanker kolon, serta sejumlah penyulit obstetri. Walaupun distribusi pasti kelebihan berat badan dengan peningkatan angka kematian masih diperdebatkan, dalam suatu studi prospektif, Calle dkk. mendapatkan bahwa risiko kematian meningkat bersama dengan meningkatnya indeks massa tubuh (cunningham,2005.1451).

Kecepatan peningkatan berat yang direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg per minggu untuk wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan(BMI 19,8 sampai 26). Berat badan harus dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis di grafik peningkatan berat untuk memantau kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai. Peningkatan lebih dari 3 kg per bulan, khususnya setelah minggu ke-20 gestasi, dapat mengindikasikan masalah yang serius (Lowdermilk,2005).

Sleep apnea adalah gangguan tidur pada seseorang karena masalah pernapasan. Gangguan pada waktu tidur ini ditandai dengan tidur mendengkur, sulit bernafas, nafas beberapa saat terhenti, sering tersedak atau terbatuk-batuk waktu tidur, sering terbangun di malam hari dan sering buang air kecil. Dalam studi tersebut, bayi yang lahir dari ibu dengan gangguan tidur sleep apnea yang parah berisiko lebih tinggi menjalani perawatan di unit rawat intensif neonatal, ketimbang bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi normal.

(3)

Selain itu, ibu dengan sleep apnea rentan mengalami preeklamsia yaitu kondisi tekanan darah menjadi tinggi selama kehamilan. Bayi yang dilahirkan pun harus melalui operasi caesar (Winardi, 2013).

Para peneliti dalam kajiannya menganalis informasi dari 175.000 responden ibu hamil yang semuanya mengalami obesitas. Pengujian sleep apnea obstruktif pada para responden ini dipantau dengan perangkat portabel. Sebanyak 15 persen dari responden mengalami sleep apnea obstruktif. Kondisi mereka lebih sulit di mana tekanan darahnya lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami sleep apnea. Di antara responden dengan sleep apnea, sebanyak 65 persen harus menjalani operasi caesar, sedangkan 33 persen sisanya bisa melahirkan normal. Selain itu, 42 persen ibu hamil dengan sleep apnea mengalami preeklamsia dibandingkan 17 persen yang tidak sleep apnea. Namun, kelompok ini mengalami kelahiran prematur yang serupa. Persentase bayi baru lahir yang terpaksa dirawat di ruang intensif mencapai 46 persen bagi ibu yang mengalami sleep apnea. Sementara ibu yang tidak mengalami sleep apnea persentasenya hanya 18 persen. Sleep apnea pada ibu hamil berbahaya, namun menurut para peneliti hal ini sayangnya jarang diperhatikan. Perhatian komplikasi pada kehamilan lebih banyak membicarakan tekanan darah tinggi dan diabetes gestational. (Winardi, 2013 ). Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 8 mei 2014 di Rumah sakit Amelia Pare Kediri dari 10 orang ibu hamil, 3 diantaranya mengalami obesitas dan 7 lainnya tidak mengalami obesitas.

Gangguan tidur dikarenakan masalah pernapasan atau sleep apnea seringkali terjadi pada ibu hamil. Sleep apnea, gangguan tidur yang dapat berulang kali terjadi pada ibu hamil yang membuat kurangnya oksigen membuat tubuh dalam posisi siaga disertai dengan melepaskan hormon-hormon yang membuat tekanan darah melonjak. Gangguan tidur sleep apnea terjadi disebabkan karena naiknya berat badan pada ibu hamil.Ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas selama kehamilan beresiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur sleep apnea. Selain itu faktor perubahan hormon saat hamil dapat mempengaruhi terjadinya pola pernapasan selama kehamilan.(Metta, 2014).

Wanita hamil yang mengalami obesitas dianjurkan untuk menggunakan berat badan yang diinginkan atau berat antara berat saat ini dan berat yang diinginkan sebagai patokan dalam menghitung kebutuhan energy. Pembatasan masukan energy juga membatasi masukan zat gizi tertentu yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan kehamilan. Untuk kebutuhan protein yang optimal pada masa hamil, dibutuhkan sekurang-kurangnya 30 kkal per kilogram berat badan per hari, jika tidak, protein dalam makanan akan lebih banyak dipakai sebagai sumber energy daripada untuk sintesis organ-organ janin dan ibu di jaringan. Pembatasan makanan yang ketat juga dapat menghasilkan keton karena lemak akan dikatabolisasi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan. Perkembangan system saraf pusat janin dapat dihambat oleh kondisi ketosis yang dihasilkan (Lowdermilk,2005).

Perubahan perilaku merupakan pengobatan yang paling sederhana untuk sleep apnea obstruktif ringan, tetapi sering kali yang paling sulit untuk dilakukan. Kadang-kadang, apnea ini terjadi hanya dalam beberapa posisi (yang paling sering berbaring terlentang). Seseorang dapat mengubah posisi tidur, dapat mengurangi apnea, dan memperbaiki tidur (Author, 2010).

Dari paparan diatas disimpulkan bagi ibu yang mengalami sleep apnea selama kehamilan harus lebih memperhatikan kesehatan dikarenakan sleep apnea yang dibiarkan

(4)

dan menimbulkan resiko komplikasi akan lebih mungkin menyebabkan persalinan caesar. Dengan demikian bagi ibu hamil yang seringkali mengalami sleep apnea selama kehamilan sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk menghindari komplikasi yang terjadi selama kehamilan terlebih bila ibu hamil tersebut memiliki riwayat gangguan dengan tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional (Metta, 2014).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional. Rancang bangun penelitian dalam penelitian ini adalah croos sectional. Variabel independen pada penelitian ini adalah obesitas ibu hamil dan variable dependen pada penelitian ini adalah kejadian sleep apnea. Populasi penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang berkunjung ke rumah sakit Amelia Pare Kediri pada bulan april yaitu 66 ibu hamil. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probabilitysampling tipe consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Rumah sakit Amelia Pare Kabupaten Kediri pada tanggal 26 Mei – 5 Juni 2014. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer. Alat yang digunakanndalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisa data untuk mencari hubungan antara data variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji chi square.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setengahnya jumlah responden yaitu 15 responden (50%) tidak mengalami obesitas dan 15 responden (50%) mengalami obesitas.

Menurut proverawati (2009) Obesitas kehamilan adalah kelebihan berat badan pada wanita hamil yang melebihi 12,5 kg berat badan ibu.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan setengahnya jumlah responden mengalami obesitas dikarenakan masih banyak orang yang percaya ibu hamil makan untuk dua orang. ibu hamil cenderung menambahkan jumlah konsumsi karbohidrat berlebih dalam menu makanannya, padahal saat hamil tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, vitamin dan mineral untuk perkembangan janinnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami sleep apnea berat yaitu 16 responden (53,4%).

Sleep apnea merupakan gangguan atau kelainan yang ditandai dengan reduksi bahkan penghentian napas selama tidur. Kejadian ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. Biasanya kondisi ini berhubungan dengan pengalaman penyakit seseorang (Author, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami sleep apnea. Menurut winardi, faktor adanya pembesaran tonsil, konsumsi alkohol, pembesaran kelenjar tiroid, konsumsi obat penenang dan merokok dapat mempengaruhi kejadian sleep apnea. Tetapi masih banyak orang yang belum tahu bahaya atau komplikasi yang disebabkan oleh sleep apnea. Selama ini mereka beranggapan bahwa sleep apneaadalah hal yang sepele dan tidak perlu ditangani.

Berdasarkan hasil tabulasi silang bahwa setengahnya ibu hamil mengalami obesitas yaitu 15 responden (50%), dari hasil tersebut didapatkan 14 responden (46,7) mengalami sleep apnea berat. Sedangkan yang mengalami sleep apnea normal adalah ibu yang tidak mengalami obesitas yaitu 12 responden (40,1).

(5)

Dari hasil perhitungan silang dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan uji chi squaredengan tingkat signifikasi efektifitas nilai α hitung 0,0003 sedangkan α signifikan 5%, maka α hitung < α signifikan yaitu 0,00003 < 0,05, H0ditolak dan H1diterima yang

artinya terdapat hubungan antara kejadian sleep apnea pada ibu hamil dengan obesitas. Gangguan tidur dikarenakan masalah pernapasan atau sleep apnea seringkali terjadi pada ibu hamil. Sleep apnea, gangguan tidur yang dapat berulang kali terjadi pada ibu hamil yang membuat kurangnya oksigen membuat tubuh dalam posisi siaga disertai dengan melepaskan hormon-hormon yang membuat tekanan darah melonjak. Gangguan tidur sleep apnea terjadi disebabkan karena naiknya berat badan pada ibu hamil.Ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas selama kehamilan beresiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur sleep apnea. Selain itu faktor perubahan hormon saat hamil dapat mempengaruhi terjadinya pola pernapasan selama kehamilan (Metta, 2014).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat berpengaruh antara obesitas ibu hamil dengan kejadian sleep apnea karena pada dasarnya peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan dan terjadilan sleep apnea. Sleep apnea pada ibu hamil berbahaya, namun hal ini sayangnya jarang dipehatikan. Perhatian komplikasi pada kehamilan lebih banyak membicarakan tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus gestasional. Peran tenaga kesehatan dalam membantu memberikan informasi tentang peningkatan berat badan ideal selama kehamilan dapat mengurangi resiko komplikasi selama kehamilan termasuk kejadian sleep apnea.

SIMPULAN

1. Berdasarkan penelitian setengahnya responden yaitu 15 responden (50%) mengalami obesitas

2. Berdasarkan penelitian sebagian besar responden mengalami sleep apnea yaitu sebanyak 16 responden (53,4%)

3. Dari hasil perhitungan silang dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan uji chi square dengan tingkat signifikasi efektifitas nilai α hitung 0,0003 sedangkan α signifikan 5%, maka α hitung < α signifikan yaitu 0,0003 < 0,05, H0ditolak dan H1

diterima yang artinya terdapat hubungan antara kejadian sleep apnea pada ibu hamil dengan obesitas.

REKOMENDASI 1. Bagi institusi

Diharapkan dapat menambah literatur tentang sleep apnea sehingga yang akan datang lebih mudah dalam melakukan penelitian.

2. Bagi responden

Memberi informasi di bidang kesehatan terutama tentang obesitas ibu hamil, kejadian sleep apnea pada kehamilan dan dampaknya. Serta mengaplikasikan saran yang diberikan oleh nakes sehubungan dengan menjaga berat badan ideal selama kehamilan.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuan tentang obesitas ibu hamil dengan kejadian sleep apnea dan dapat digunakan sebagai

(6)

informasi baru atau referensi untuk penelitian selanjutnya. Dan meneliti lebih luas faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan sleep apnea.

4. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan lebih mengetahui tentang sleep apnea dan bahayanya bagi ibu hamil dan menyampaikannya kepada masyarakat agar komplikasi yang disebabkan sleep apnea dapat dihindari. Menginformasikan kepada ibu hamil pada saat ANC tentang berat badan ideal pada saat hamil dan jika menemukan ibu hamil obesitas segera menganjurkan untuk diet ibu hamil dengan obesitas.

Alamat Korespondensi :

Alamat rumah : Ds. Payaman Rt.02/Rw.05 Kec. Plemahan Kab. Kediri Email : Dyazzz_assay@yahoo.com

Referensi

Dokumen terkait

• MOLEKUL LAKTOSA YANG TIDAK DAPAT DISERAP TUBUH KEMUDIAN MASUK KE DALAM USUS BESAR DAN. DIHIDROLISIS OLEH BAKTERI YANG MEMPRODUKSI

terlibat dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik belum tercipta dengan baik, dengan kata lain satuan kerja - satuan kerja atau personil yang terlibatdalam

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah variabel yang digunakan tidak hanya tingkat inflasi, tingkat PDRB dan jumlah pengangguran, tetapi

- Secara Parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Variabel Independen Motivasi, Kepemimpinan, Lingkungan Kerja terhadap Variabel Dependen Kinerja Pegawai

Proses wawancara yang dilakukan terhadap pasangan ini menemukan bahwa terjadinya mahar nikah disebabkan munculnya kesepakatan diantara mereka berdua.. Dalam persepsi

Oktober 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana.. berikut: Nomor

Tanggal Penandatanganan Akta Penggabungan 21 Januari 2011 Periode pembelian saham dari pemegang saham publik ICON yang 25 – 27 Januari 2011 tidak setuju terhadap

Karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan levels of inquiry dalam pembelajaran, maka diperlukan kelompok yang diberi perlakuan dan