PENGARUH EKSTRAK SERAI (Andropogon nardus L.) TERHADAP KUNJUNGAN LALAT BUAH
(Bactrocera dorsalis Hendel.) By
Roza Mardani1, Jasmi1, Armein Lusi Zeswita1 1
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Lemongrass is one of the favorite plants in Indonesia, which is often used by humans for cooking ingredients in addition to the lemon grass is also often used as ingredients of medicines . But the lemongrass plant has never been used as a vegetable fruit fly attractant material when compounds contained in the lemongrass was able to lure pests tanaman one methyl eugenol which is preferable by one insect Bactrocera dorsalis Hend . Based on the problems it has done research on the effect of lemongrass extract ( Andropogon nardus L. ) Fruit Fly Control Against Bactrocera dorsalis Hend . This research was conducted in the Laboratory of Zoology STKIP PGRI Padang West Sumatra in July-August , 2013, this study used a completely randomized design ( CRD ) with 4 treatments and 6 replicates of each concentration was 1 ml , 2 ml , 3 ml , 4 ml . From the research that has been carried out showed that the extract of lemongrass attractant effect on fruit fly Bactrocera dorsalis . On the activity of the flies the fastest time to reach the fruit fly extracts is on IV treatment while the longest time in treatment I. Analysis of variance results showed that there is a difference in treatment between the F count > F table which means treatment significantly affect fruit fly attractant Bactrocera dorsalis Hend.
PENDAHULUAN
Serai merupakan tanaman bermarga Andropogon, dengan nama spesies Andropogon nardus L. Serai merupakan tanaman rumput-rumputan tegak, menahun dan mempunyai perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batangnya membentuk rumpun, pendek, masif dan bulat. Penampang lintang batang berwarna merah. Daun serai merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna sama umumnya putih. Kandungan dari serai yang utama adalah minyak atsiri dengan komponen metil eugenol 32-45 %, geraniol 12-18 %, sitronelol 11-15 %, geranil asetat 3-8 %, sitronelil asetat 2-4 %, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. (Wardani, 2009). Hasil penyulingan dari (Andropogon nardus L) dapat diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum citronellae, terutama terdiri atas geraniol dan sitronelal yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk (Wardani, 2009). Abu dari daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus)
pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan. Sitronelal dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk. Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman holtikultura. Jika populasi lalat buah ini tinggi, maka intensitas serangannya dapat mencapai 100 persen, sehingga menyebabkan gagal panen. Serangan hama lalat buah harus diantisipasi sejak dini. Di Indonesia ada 66 spesies lalat buah, di antaranya yang dikenal paling merusak buah-buahan adalah lalat buah jenis Bactrocera spp (Surachman dan Suryanto,2007). Bactrocera dorsalis Hend kompleks dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 100 %. B. papaya Drew, B. carambolae, B. cucurbitae Coguillet,dan B. umbrosus Fabricius merupakan spesies yang banyak ditemukan pada berbagai sentral produksi buah di Indonesia (Azmal dan Fitriati, 2006).
Berdasarkan permasalahan dan informasi yang telah diuraikan tersebut maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Estrak Serei (Andropogon nardus L.) Terhadap Kunjungan Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hend)”.
METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak serai Andropogon nardus sebagai kunjungan lalat buah Bactrocera dorsalis. dan Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 kali perlakuan dan 6 kali ulangan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli–Agustus 2013 di Laboratorium Zoologi STKIP PGRI Padang Sumatera Barat. Prosedur Kerja
a. Ekstrak Serai Andropogon nardus L. Pengambilan ekstrak dari Serai Andropogon nardus L dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1). Daun Andropogon nardus L, ditimbang dengan menggunakan neraca ohaus sebanyak 250 gr, (2). Andropogon nardus L ditambahkan air sebanyak 250 ml dan diblender selama 10 menit, (3). Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga didapatkan ekstrak dari tanaman tersebut, (4). Lalu ekstak disimpan dalam botol yang telah disediakan.
b. Rearing Bactrocera dorsalis Hend.
Lalat buah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari rearing. Rearing
lalat buah dilakukan dengan cara sebagai berikut : buah belimbing yang telah terserang larva lalat buah Bacrtocera dorsalis Hend. disimpan di dalam kotak yang bagian alasnya berisi serbuk gergaji dan ditutup dengan kain kasa. Kelembaban medium harus diperhatikan agar lalat tersebut bisa bertahan hidup. Apabila serbuk gergaji sudah terlalu kering, maka disemprotkan air agar kelembaban tempat berkembang nya lalat bisa terjaga. Larva lalat buah yang terdapat di dalam belimbing tersebut dibiarkan meneruskan siklus hidupnya sampai melalui stadium pupa hingga mencapai stadium dewasa (imago umur antara 23 sampai 34 hari). Apabila pupa sudah menetas menjadi imago, maka diberi pakan berupa madu lebah dengan cara meneteskan madu dibagian pinggir kotak pemeliharaan. Jumlah lalat buah Bractocera dorsalis Hend yang diperlukan adalah 144 ekor ( 72 ekor jantan dan 72 ekor betina).
Tahap pelaksanaan
1. Pemberian ekstrak daun Andropogon nardus L pada perangkap
Ekstrak daun Andropogon nardus L di teteskan pada kapas sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml pada perangkap.
2. Pemasangan Perangkap
Perangkap dari botol air mineral tersebut dipasang di Shade house yang berukuran (40 x 40 x 50 cm) yang berjumlah
24 buah. Masing-masing Shade house berisi 6 ekor lalat buah (3 ekor lalat yang jantan dan 3 ekor lalat yang betina) dalam 4 perangkap yang berbeda, yaitu perangkap yang berisi ekstrak daun Andropogon nardus L 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml. Di lanjutkan sampai 6 kali ulangan. 3. Parameter yang diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah lalat buah Bactrocera
dorsalis Hend. yang masuk kedalam perangkap.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah Analisis varian (Anava) dan apabila terdapat nilai berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji BNT.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak serai (Andropogon nardus L.) terhadap kunjungan lalat buah (Bactrocera dorsalis
Hend.) didapatkan hasil seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis varian ekstrak daun serai terhadap kunjungan lalat buah (Bractocera dorsalis Hend.)
Dari hasil analisis varian diatas didapatkan bahwa F hitung besar dari F tabel
berarti perlakuan berpengaruh nyata. Maka
data yang telah didapatkan selanjutnya diolah dengan menggunakan Uji BNT. Seperti yang tertera pada Tabel 2.
Sumber Keragaman Db JK KT F hitung F tabel 5% 1% Perlakuan 3 11,79 3,39 19,94** 3,1 4,94 Galat 20 4,17 0,17 Total 23 15,96 3,56
Tabel 2. Perlakuan Ekstrak Serai Terhadap Kesukaan Lalat Buah ( Bractocera dorsalis Hend Perlakuan Rata- rata Notasi
D 3,87 a
C 3,32 b
A 3,00 b
B 2,82 b
Total 13,01
Dari Tabel 1 pada hasil di atas terlihat jelas bahwa Fhitung besar dari Ftabel berpengaruh nyata, sehingga analisis dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Perlakuan yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut BNT 5%.
Dari hasil pengujian, perlakuan A, B, C diikuti huruf “a” (pada Tabel 2). Artinya perlakuan A, B, dan C tidak berbeda nyata menurut BNT 5%, dengan kata lain perlakuan A, B, C memberikan pengaruh yang sama terhadap jumlah lalat yang masuk kedalam perangkap. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan A, B, C, dimana perlakuan D dapat menarik lalat buah (Bactrocera dorsalis) jantan lebih banyak dalam perangkap. Maka perlakuan yang paling disukai oleh lalat jantan adalah perlakuan D. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kandungan metil eugenol yang terdapat pada perlakuan D, Terjadinya
ketertarikan lalat buah (Bactrocera dorsalis) terhadap tanaman serai (Andropogon nardus) disebabkan karena adanya kandungan zat atraktan yang terdapat pada serai (Andropogon nardus) seperti : metil eugenol, asam laktat, amonia, oktenol, CO2, dan asam lemak. Zat-zat tersebut berfungsi sebagai daya tarik terhadap indra penciuman lalat buah (Bactrocera dorsalis) (Wardani, 2009).
Lalat yang masuk kedalam perangkap pada umumnya adalah lalat jantan, karna senyawa metil eugenol merupakan food lure yang sangat dibutuhkan oleh lalat jantan untuk dikonsumsi (Kardinan, 1997).
Ketertarikan lalat buah untuk mendekat, karena aroma merupakan rangsangan terpenting selama pencarian tanaman inang oleh lalat buah (Doles, 2001, dalam Sianipar 2008). Lalat buah banyak berterbangan diantara pohon buah - buahan bila buah sudah hampir matang atau masak (Kalie,
1999). Lalat buah dapat mengenal atraktan berdasarkan bau, karena itu atraktan untuk lalat buah merupakan senyawa yang berbau. Hal ini terbukti dari kemampuan lalat buah mencapai aroma ekstrak daun serai. Selain warna dan aroma ketertarikan lalat buah pada estrak daun serai bisa diakibatkan, karena di dalam ekstrak terkandung zat yang dibutuhkan lalat buah. Jika dilihat dari perbedaan perlakuan yaitu pada perlakuan A, B, dan C tidak terdapat perbedaan yang nyata, hal ini berarti tidak terdapatnya perbedaan pengaruh yang diberikan pada tiap perlakuan. Akan tetapi jika dilihat dari perlakuan D maka terdapat perbedaan yang
sangat nyata, hal ini berarti perlakuan D memberikan pengaruh yang sangat berbeda dengan perlakuan A, B, dan C. Dengan demikian daya tarik ekstrak daun serai (Andropogon nardus) perlakuan D terhadap jumlah kunjungan lalat buah lebih besar dan lebih efektif dibandingkan perlakuan A, B, dan C. Menurut Putra (1997), lalat buah membutuhkan karbohidrat, asam amino, mineral, dan vitamin. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas hidup lalat buah. Adapun protein yang dibutuhkan lalat buah untuk kematangan seksual dan produksi telur.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lalat buah (Bactrocera dorsalis Hend.) lebih
banyak mengunjungi ekstrak serai dengan dosis yang lebih tinggi (4 ml) dari pada ekstrak yang dosis lebih rendah.
SARAN
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Para petani diharapkan lebih menggunakan atraktan nabati dalam pengendalian hama lalat buah sehingga
tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar menggali informasi lebih lanjut tentang tanaman lain yang dapat digunakan sebagai kunjungan lalat buah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azmal, A.Z., dan Fitriani. 2006. Surveilans Distribusi Spesies Lalat Buah Dikabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Stasiun Karantina Tumbuhan Tanjung Pandan. Available at http:// www.ditlin. hortikultura.go.id/lalat-buah.htm-123.Diakses 2 Agustus 2013.
2. Kalie, M. B. 1999. Mengatasi Buah Rontok, Busuk dan Berulat. Jakarta: Penebar Swadaya..
3. Kardinan.1997. Lalat Buah dan Pengendaliannya.J Bul. Littro7 : 44-51. 4. Putra, N. S. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta: Kanisius.
5. Sianipar, M. S. 2008. Preferensi Lalat Buah Bactrocera dorsalis Complex (Diptera:Tephritidae) Terhadap Beberapa Varietas Mangga. Bandung: Universitas Padjadjaran.
6. Surachman, S., dan Suryanto, W. A. 2007.Hama Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Yogyakarta: Kanisius. 7. Wardani, 2009, Uji Aktivitas Minyak
Atsiri Daun Dan Batang Serai (Andropogon nardus L) Sebagai Obat Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk Aedes aegypti, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.