• Tidak ada hasil yang ditemukan

Economics Development Analysis Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Economics Development Analysis Journal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

262

Economics Development Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

PENGARUH PDRB, PENGANGGURAN, DAN INFLASI TERHADAP

PENYALURAN DANA KREDIT PT. PEGADAIAN (PERSERO) PROVINSI

JAWA TENGAH TAHUN 1984-2013

Norma Yuristyana

1

, Karsinah

2

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel

________________ Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Juni 2017 Dipublikasikan Agustus 2017 ________________ Keywords: GDRP, Unemployment, Inflation, Credit Disbursement, Pawnshops __________________

Abstrak

___________________________________________________________________

Pegadaian sebagai lembaga keuangan nonbank yang usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai yang ditujukkan untuk membiayai investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi terhadap penyaluran dana kredit pada PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah tahun 1984 sampai 2013. Variabel penelitian ini produk domestik regional bruto, jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least

Square (OLS). Hasil penelitian ini diketahui bahwa produk domestik regional bruto berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit, jumlah pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit, dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit. Variabel produk domestik regional bruto, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah adapun pengaruhnya secara positif dan signifikan.

Abstract

Pawnshops as nonbank financial institutions whose core business is credit fund distribution services to the public on the legal basis is recomended to pay the company's investment, consumption activities, as well as the activities of the distribution of goods and services. This study aims to analyze how much influence the gross domestic regional product, unemployment, and inflation rates against the disbursement of credit at Central Java Pawnshops. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency of Central Java province from 1984 to 2013. The variables of this study gross domestic regional product, unemployment and inflation rates in Central Java. In this study, we used quantitative study methods by using multiple linear regression analysis with Ordinary Least Square method (OLS). The results of this study note that gross domestic regional product and a significant positive effect on the disbursement of credit, unemployment did not effect the disbursement of credit, and inflation rates positive and significant impact on the distribution of credit funds. Variables gross domestic regional product, unemployment, and inflation together effect the disbursement of credit funds pawnshops in Central Java as for its influence positively and significantly.

© 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi:

Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes

Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: norma_yuristyana@yahoo.com

(2)

263

PENDAHULUAN

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Menurut Kholisudin (2012), permintaan kredit di Indonesia secara nominal senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal itu sangat wajar mengingat Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan pembangunan di segala bidang yang ada di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang atau capital sangatlah vital. Uang yang dimiliki masyarakat yang terbatas mendorong mereka untuk melakukan pinjaman uang dalam bentuk kredit pada lembaga keuangan guna mencukupi kebutuhan finansial mereka dalam kegiatan ekonomi.

Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang membuat ekonomi Indonesia menjadi terpuruk dan inflasi juga melonjak tinggi. Kondisi ekonomi tersebut membuat memburuknya perbankan dan lembaga keuangan lainnya kecuali dana pensiun dan pegadaian. Kondisi perbankan nasional yang rapuh sebagai akibat dari adanya berbagai kelemahan internal dan semakin diperburuk oleh adanya tekanan-tekanan eksternal, seperti gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi telah memperburuk kinerja debitur sehingga kredit bermasalah semakin menumpuk. Oleh karena itu, bank-bank cenderung menanamkan dana di pasar uang antar bank (PUAB) dan SBI daripada di sektor riil yang dipandang mengandung risiko kredit lebih tinggi.

Keadaan tersebut menyebabkan perbankan mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana kepada nasabah, maka sebagian nasabah perbankan beralih ke pegadaian sehingga kegiatan usaha pegadaian menunjukkan peningkatan yang tinggi (Laporan Perekonomian Indonesia, 1998/1999).

PT. Pegadaian (Persero) di provinsi Jawa Tengah memiliki cabang yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah dari kota besar hingga kecamatan yaitu sebanyak 456 cabang. Perkembangan jumlah keseluruhan kredit yang disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero) kantor wilayah Jawa Tengah mengalami fluktuatif yang terlihat dalam 17 tahun terakhir. Ditunjukkan pada tabel 1.1 bahwa permintaan kredit mengalami fluktuatif dimana dari tahun 1998 hingga tahun 2004 mengalami kenaikan, kemudian pada tahun 2005 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 1.001.210 (Juta). Pada tahun 2006 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan, dan mengalami penurunan lagi pada tahun 2013 sebesar Rp 7.153.188 (Juta). Adapun Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997-2013 dapat dilihat pada tabel 1.

Pada saat ekonomi Indonesia sedang terpuruk pada tahun 1998 dimana sebagian besar kinerja/indikator ekonomi merosot membuat memburuknya perbankan dan lembaga keuangan lainnya, kecuali dana pensiun dan pegadaian. Dalam masa krisis ekonomi tersebut pegadaian telah ikut berperan membantu masyarakat dalam pemberian kredit sehingga pegadaian di Indonesia mengalami pelonjakan nasabah.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi. Hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut merupakan salah satu variabel yang penting untuk mengukur kinerja perekonomian pada suatu daerah. Ketiga variabel yang digunakan dalam penlitian ini termasuk ke dalam indikator makroekonomi. Indikator makroekonomi merupakan alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian (Sukirno, 2010:17).

(3)

264

Tabel 1. Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997 -2013 Tahun / Bulan Pemberian Kredit (Juta Rp) Pelunasan Kredit (Juta Rp)

1997 275.635 259.516 1998 431.052 399.630 1999 437.320 443.062 2000 575.624 544.818 2001 780.381 737.030 2002 983.679 852.206 2003 981.317 988.831 2004 1.421.778 1.358.988 2005 1.242.814 1.140.819 2006 1.645.775 1.530.955 2007 1.955.601 1.849.450 2008 3.427.528 3.127.879 2009 4.611.057 4.242.409 2010 5.825.396 5.259.321 2011 7.007.451 6.506.525 2012 7.562.359 7.239.813 2013 7.153.188 6.807.159

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa tengah, 1997-2013 PDRB merupakan jumlah nilai tambah

yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah (BPS, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan Sutarno (2002), PDRB wilayah semarang memiliki pengaruh terhadap kredit pegadaian namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh bagian terbesar balas jasa dalam PDRB diterima oleh kelompok yang mempunyai rekening bank, kartu debet maupun kartu kredit yaitu pemilik modal, pemilik alat-alat usaha, pengusaha dan pekerja, sehingga pada saat membutuhkan likuiditas/uang kas, mereka dapat menggunakannya.

Pada tabel 2 menunjukkan data PDRB Jawa Tengah dan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha di Jawa Tengah. Adapun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997-2013 dapat dilihat pada tabel 2.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2013 yang ditunjukkan oleh laju PDRB atas dasar harga konstan 2000 dalam tabel 1.2 secara agregat cukup dinamis yaitu mencapai 5,81 persen dengan nominal sebesar 223.099.740,34 (Juta Rupiah). Laju pertumbuhan PDRB Jawa Tengah periode 1998-2003 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonominya dibawah 5% karena masih dalam masa pemulihan akibat adanya krisis ekonomi tahun 1998 yang membuat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah merosot turun. Sedangkan pada tahun 2004-2013, ekonomi Jawa Tengah setiap tahunnya tumbuh di atas 5 persen meskipun masih mengalami fluktuatif.

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Sukirno, 2010:13).

(4)

265

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997-2013

Tahun PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan PDRB (%)

1997 43.129.838,90 - 1998 38.065.273,35 -13,43 1999 39.362.404,92 3,43 2000 114.701.304,81 3,60 2001 118.816.400,29 3,17 2002 123.038.541,13 3,55 2003 129.166.462,45 4,98 2004 135.789.872,31 5,13 2005 143.051.213,88 5,35 2006 150.682.654,74 5,33 2007 159.110.253,77 5,59 2008 167.790.369,85 5,46 2009 176.673.456,57 5,14 2010 186.992.985,50 5,84 2011 198.270.117,92 6,03 2012 210.848.424,06 6,34 2013 223.099.740,34 5,81

Sumber : Badan Pusat Statistika, 1997-2013

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutarno (2002), tingkat pengangguran di Jawa Tengah berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pegadaian kantor wilayah Semarang. Koefisien regresinya menunjukkan bahwa jumlah orang yang menganggur meningkat maka kredit pegadaian juga meningkat, begitu sebaliknya.

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu periode ke periode lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Titi widiarti dan Sinarti (2008-2012), secara parsial tingkat inflasi di kota Batam tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam, namun secara simultan tingkat inflasi kota Batam mempengaruhi penyaluran kredit Pegadaian Cabang Batam. Koefisien regresinya menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi di kota Batam tidak mempengaruhi secara signifikan akan pandangan kepercayaan

masyarakat yang telah terbentuk untuk menggunakan jasa kredit dari pegadaian.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1984 sampai dengan tahun 2014, data yang diteliti meliputi data PDRB, jumlah pengangguran, tingkat inflasi, dan penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero). Jenis data yang digunakan adalah data runtut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada satu variabel tertentu. Data time series dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 1984-2013.

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel

(5)

266 independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero), sedangkan variabel independennya adalah PDRB, pengangguran, dan inflasi. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini sesuai dengan pendekatan penelitian kuantitatif maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data runtut waktu (time series). Menurut Kuncoro (2007:24), data runtut waktu digunakan untuk melihat pengaruh dalam rentang waktu tertentu. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen akan dianalisis menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary

Least Square). Alat yang digunakan untuk

mempermudah pengolahan data yaitu dengan menggunakan software Eviews 6.0.

Spesifikasi Model Regresi

Secara ekonometrika pengaruh PDRB (logPDRB), pengangguran (logJP), dan inflasi (INFL) terhadap penyaluran dana kredit (logPKRED) PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan sebagai berikut ini : LogPKREDt = 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt + 3INFLt + AR(1) + AR(2) + et

Keterangan :

LogPKRED = Penyaluran Dana Kredit Pegadaian (Jutaan Rupiah)

LogPDRB = PDRB atas dasar harga konstan (Jutaan Rupiah)

LogJP = Jumlah Pengangguran (Jiwa) INFL = Tingkat Inflasi (Satuan persen)

0 = Intersep

1, 2, 3 = Koefisien regresi parsial

AR = Autoregressive et = Error term

t = Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Spesifikasi Model

Model regresi terkait pengaruh PDRB, pengangguran, dan inflasi terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) menggunakan model regresi linier berganda metode OLS (Ordinary Least Square). Persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut : LogPKREDt = 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt + 3INFLt + AR (1) + AR (2) + et Log(PKRED) = -62.17630 + 3.991346*Log(PDRB) + 0.079711*Log(JP) + 0.007196*INFL + [AR(1)=0.799966134331,AR(2)= 0.0461383076395]

Adapun Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 3,991346 dengan probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa apabila PDRB mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.000 maka penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (persero) Provinsi Jawa Tengah juga mengalami kenaikan sebesar 3.99% dengan asumsi ceteris paribus.

Sementara untuk pengangguran berpengaruh positif dan tidak signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 0,079711 dengan probabilitas sebesar 0,7635 lebih besar dari taraf nyata 5%. Hal tersebut berarti pengangguran tidak mempengaruhi penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan inflasi berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 0,007196 dengan probabilitas sebesar 0,0412. Hal ini menunjukkan bahwa apabila inflasi mengalami peningkatan sebesar 1% maka penyaluran dana kredit akan mengalami peningkatan sebesar 0,007%.

(6)

267

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square

Variabel Koefisien Std. Error Probabilitas R-squared

C -62.17630 11.41499 0.0000

0.977071

LOG(PDRB) 3.991346 0.649137 0.0000

LOG(JP) 0.079711 0.261649 0.7635

INFL 0.007196 0.003319 0.0412

Pengaruh Produk Domestik Regional B ruto (PDRB ) Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013

Berdasarkan hasil estimasi pada variabel produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Peningkatan PDRB dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, dengan kata lain jika masyarakat meningkatkan konsumsinya, maka para investor dan pengusaha melakukan ekspansi usaha dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa serta meningkatkan barang-barang keperluan perusahaan sendiri dan juga persediaan, dan untuk membiayai pengeluaran ini diperlukan dana yang cukup besar. Maka agar masyarakat dapat mencukupi kebutuhan konsumsinya atau bahkan perusahaan yang ingin meningkatkan produksi mereka memerlukan sejumlah uang kas, dan disinilah peluang Pegadaian untuk dapat meningkatkan penyaluran kreditnya. Peningkatan kebutuhan baik untuk konsumsi maupun produksi menyebabkan permintaan terhadap kredit Pegadaian juga meningkat untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori basis ekonomi yang dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Peningkatan permintaan barang dan jasa dapat meningkatkan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga perusahaan membutuhkan uang yang cukup

besar untuk biaya peningkatan produksi barang dan jasa tersebut dan disinilah peluang Pegadaian dalam menyalurkan dananya kepada perusahaan dan masyarakat.

Pengaruh Pengangguran Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013

Berdasarkan hasil estimasi pada variabel pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraannya yang mungkin dicapainya, menghambat pertumbuhan ekonomi, perekonomian menjadi tidak stabil, masyarakat kehilangan mata pencaharian dan pendapatan, menimbulkan ketidakstabilan sosial-ekonomi dan politik serta menambah kemiskinan (Prasetyo, 2009:230). Seseorang yang menganggur berarti kehilangan mata pencaharian dan pendapatan maka ia harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Karena tidak memiliki pendapatan apabila seseorang tersebut mengambil kredit maka ia harus menghemat pada masa-masa setelah pengambilan kredit tersebut untuk dapat menebus barang yang telah digadaikannya. Seseorang yang menganggur atau kehilangan pendapatan akan memiliki pemikiran bagaimana cara menebus kembali barang-barang yang telah digadaikannya dan mereka menjadi ragu-ragu karena apabila tidak ditebus kembali maka barang yang telah digadaikan akan dilelang oleh pegadaian. Kebanyakan masyarakat yang melakukan permintaan kredit di pegadaian karena terdesak oleh kebutuhan yang mendesak, untuk memperlancar transaksi seperti menggaji

(7)

268 karyawan dan membeli bahan-bahan baku, atau untuk tujuan spekulasi yang memerlukan dana untuk membeli surat-surat berharga. Jadi, pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit pegadaian.

Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013

Berdasarkan hasil estimasi pada variabel tingkat inlasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan meningkatnya biaya-biaya produksi dan ini menyulitkan dunia usaha karena meningkatnya produksi membutuhkan biaya yang lebih banyak. Peningkatan inflasi berarti juga peningkatan harga-harga barang dan jasa dan ini menyebabkan masyarakat membutuhkan dana untuk memenuhi/menutup kebutuhan konsumsinya. Dengan kata lain, ketika harga naik maka orang harus membayar lebih untuk membeli barang dan jasa. Semakin tinggi tingkat harga maka akan semakin banyak orang membutuhkan dana untuk memenuhi atau menutup biaya konsumsinya dan pengusaha yang menutup biaya produksi, dan disinilah peluang Pegadaian.

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Rifai (2007), inflasi sangat berpengaruh dengan permintaan kredit, dikarenakan inflasi berarti juga kenaikan harga. Semakin naiknya harga, maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut bisa dengan cara mengajukan permintaan kredit dengan menggunakan asumsi suku bunga riil. Oleh karena itu maka dengan adanya kenaikan inflasi maka permintaan akan kredit juga semakin meningkat.

Penelitian ini sesuai dengan teori inflasi dari sudut pandang teori kuantitas, jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga maka semakin tinggi jumlah uang yang diminta. Saat nilai uang tinggi, maka tingkat harga akan rendah, dan saat nilai uang rendah, maka tingkat

harga akan tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa saat nilai uang rendah dan tingkat harga tinggi maka permintaan terhadap uang akan tinggi.

Pengaruh PDRB , Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Secara B ersama-sama

Berdasarkan hasil estimasi uji F-statistik pada semua variabel independen yaitu PDRB, jumlah pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Variabel produk domestik regional bruto (PDRB), pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah adapun pengaruhnya secara positif dan signifikan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan maka saran dalam penelitian ini adalah bagi pihak PT. Pegadaian (Persero) diharapkan dapat menyalurkan dana yang dimilikinya dengan baik, sehingga dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara maksimal dan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PDRB dan inflasi dapat meningkatkan permintaan kredit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk konsumsi maupun produksi dan disinilah peluang pegadaian untuk dapat meningatkan penyaluran kreditnya. Sebaiknya PT. Pegadaian (Persero) meningkatkan perannya sebagai

(8)

269 lembaga penyedia dana instant yang terkemuka dan terpercaya sehingga dapat melayani masyarakat berpenghasilan rendah termasuk masyarakat yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan dengan cara menerima barang jaminan yang dimiliki, meringankan tingkat bunga, dan memberikan jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini dilakukan agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat terhindar dari praktek lintah darat dan pinjaman tidak wajar lainnya. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyaluran dana kredit pada PT. Pegadaian (Persero) sebaiknya dapat menggunakan variabel lain yang diduga masih berpengaruh seperti harga emas, tingkat bunga, tingkat pendapatan, jumlah nasabah, kualitas pelayanan, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 1997-2013. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Jakarta-Indonesia. BPS Jawa Tengah. 1984-2014. Jawa Tengah Dalam

Angka. Jawa Tengah: BPS Jawa Tengah. Bank Indonesia. 1998. Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 1998/1999.

Kholisudin. 2012. “DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT PADA BANK UMUM DI JAWA TENGAH 2006-2010”. Economics Development

Analysis Journal, 1(1).

doi:10.15294/edaj.v1i1.193

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif Teori Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN.

Prasetyo, P. E. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta. Rifai, M. F. 2007. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Permintaan Kredit.

Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali pers.

Sutarno. 2002. “Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro dan Kredit Usaha Kecil Terhadap Kredit

Pegadaian Studi Kasus Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Semarang”. Tesis. Semarang : Program Pascasarjana UNDIP.

Widiarti, T. & Sinarti. “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012”. Jurnal Manajemen Bisnis. Batam : Politeknik Negeri Batam.

.

Gambar

Tabel 1. Perkembangan  Usaha  PT. Pegadaian  (Persero) Provinsi Jawa  Tengah  Tahun  1997 -2013  Tahun  / Bulan  Pemberian Kredit (Juta Rp)  Pelunasan  Kredit (Juta  Rp)
Tabel 2.  Produk Domestik Regional  Bruto (PDRB)  dan  Laju Pertumbuhan  PDRB  Atas Dasar  Harga  Konstan  2000 Menurut Lapangan  Usaha  di Jawa Tengah  Tahun  1997-2013
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi  Linier Berganda  Metode  Ordinary  Least Square

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini beberapa permainan tradisional yang digunakan untuk meningkatkan kelincahan pemain bolabasket pada SMPN 3 Cibarusah Kabupaten Bekasi..

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

Sehingga melalui hasil penelitian ini diharapkan para manajermampu melakukan analisis terlebih dahulu sebelum melakukan penempatan kerja terhadap tenaga kerja terdidik sehingga lebih

Mengetahui proses berpikir kreatif siswa kelas X SMK Negeri 1 Pacitan dalam menyelesaikan tugas pemecahan dan pengajuan masalah matematika, pada setiap tingkatan

Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian pembuatan membran alginat yang mengandung senyawa yang aktif terhadap bakteri gram positif (Basitrasin) dan gram

„ Perencanaan yg buruk membuat proyek memerlukan waktu 3x lebih lama. „ Perencanaan yg baik

Dari survei pendahuluan peneliti, di RS.SILOAM KEBON JERUK JAKARTA BARAT pada ruangan ICU dan ICCU yang menghasilkan limbah medis terlihat perawat lebih

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam