BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian studi kasus adalah kegiatan yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat serta kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu (Sumantri, 2011).
Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang di teliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti menganalisis lebih mendalam mengenai faktor penyebab terjadinya perilaku seks pranikah pada anggota penyuluhan kesehatan peduli remaja (PKPR) di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan 2016, didapatkan hasil bahwa pada
tahun 2015 di Sumatera Utara baru 171 Puskesmas yang menyelenggarakan PKPR. Puskesmas Tanjung Beringin merupakan salah satu Puskesmas yang sudah menyelenggarakan program PKPR.
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin yang berlokasi di dusun 15, merupakan salah satu sekolah yang sudah mendapatkan binaan program PKPR sejak tahun 2013. Selain itu, SMA Negeri 1 Tanjung Beringin merupakan SMA unggulan yang terletak di desa Pekan Tanjung Beringin
3.2.2 Waktu Penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Survey Pendahuluan Pembuatan Proposal Seminar Proposal Mengumpulkan Data Analasis Hasil Data Pengujian Kredibilitas Data Seminar Hasil
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari s/d bulan Mei. 3.3 Informan
Informan penelitian terdiri dari informan kunci (key informant), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan
yang sedang diteliti, yang menjadi informan kunci pada penelitian ini adalah 4 orang siswa anggota pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin yang melakukan perilaku seks pranikah. Sedangkan informan tambahannya terdiri dari 4 orang, yaitu 2 orang teman dekat dari informan kunci, satu orang guru di SMA Negeri 1 Tanjung Beringin, dan salah satu petugas Puskesmas yang bertanggung jawab terhadap program PKPR di Tanjung Beringin.
Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya dalam pemilihan informan kunci. Pengambilan informan ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive ini antara lain mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan survey pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapkan dasar pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus, dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representatif untuk diamati dan dianalisis (Notoatmodjo, 2010).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam. Untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin dalam rangka menjawab permasalahan penelitian, upaya pengumpulan data ditempuh dengan cara melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview), ini dilakukan karena masalah yang ingin di diskusikan sangat sensitif sehingga jika informan tidak bersedia untuk berbicara terbuka atau tidak produktif akan menghambat tanggapan dan mengaburkan makna yang diperoleh.
Wawancara mendalam atau indepth interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif, dimana wawancara dilakukan antara seorang responden dengan pewawancara yang terampil, yang ditandai dengan penggalian yang mendalam dan menggunakan pertanyaan terbuka (Kresno, dkk 1999).
Pelaksanaan wawancara menyangkut pewawancara dengan terwawancara. Pada pelaksanaan pewawancara dalam hal ini peneliti berusaha untuk senantiasa menepati janji, terutama janji waktu agar tidak merusak jadwal yang telah susah payah disusun dan dilakukan kontrak waktu dengan informan. Jika karena keadaan tertentu peneliti terpaksa terlambat, peneliti segara memberi tahu terlebih dahulu kepada informan. Setelah bertemu dengan informan, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan penelitian.
Pewawancara memberikan jaminan bahwa kerahasiaan terwawancara tidak akan terbongkar. Tempat pelaksanaan wawancara mendalam dilakukan di luar lingkungan sekolah namun beberapa informan dilakukan di lingkungan
sekolah. Wawancara dimulai dengan mengemukakan topik yang umum seputar identitas pribadi informan dan ketika dalam berkomunikasi sudah dirasakan nyaman selanjutnya wawancara dilanjutkan pada topik pembicaraan yang ingin diteliti.
Pada pelaksanaan dalam wawancara mendalam ini, pewawancara di pandu dengan pedoman wawancara dan perekam data dengan aplikasi voice recorder yang terdapat di handphone milik peneliti dengan memperoleh persetujuan informan terlebih dahulu. Hasil wawancara kemudian di dokumentasikan dengan menggunakan catatan lapangan alat perekam sehingga peneliti tidak kehilangan data dan keabsahan data dapat dipertanggungjawabkan. Wawancara mendalam ini dilakukan kepada anggota penyuluhan kesehatan peduli remaja (PKPR) yang pernah melakukan perilaku seks pranikah. Seluruh informan diwawancarai dalam waktu terpisah.
3.5 Metode Analisa Data
Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) dalam (Moleong, 2007) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus menurut Sumantri (2011) yaitu:
1. Mengorganisir Informasi.
2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteks. 4. Menentapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. 5. Melakukan interpretasi data.
6. Menyimpulkan data atas hasil interpretasi dan disajikan secara naratif.
3.6 Triangulasi
Dalam penelitian kualitatif, karena pengambilan sampelnya secara purposive (non-probability) dan jumlahnya sedikit, maka agar validitas data tetap terjaga perlu dilakukan beberapa strategi. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini disebut triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2007). Dalam penelitian ini peneliti memilih triangulasi sumber.
Menurut (Sumantri, 2011) triangulasi sumber dilakukan dengan cara : 1. Cross check data dengan fakta dari sumber lainnya.
Sumber tersebut mungkin berupa informan yang berbeda, teknik riset yang berbeda untuk menggali topik yang sama, atau hasil dari sumber lainnya, dan dari studi riset yang sama. Datanya harus memperkuat atau tidak ada kontradiksi.
Dapat dilakukan pada rancangan penelitian dengan memasukkan kategori informan yang berbeda. Membandingkan dan melakukan kontras pada data adalah penting jika mencoba mengidentifikasi variabel atau ingin melakukan konfirmasi hubungan antar variabel.
3. Gunakan kelompok informan yang sangat berbeda semaksimal mungkin. Didalam rancangan studi dan sampel, dinyatakan bahwa sangat berguna untuk mencari kategori informan yang berbeda (extreme) dalam variabel tertentu.
BAB 4
HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Informan
Karakteristik informan kunci (siswa/i anggota PKPR) dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, agama, tempat/tanggal lahir, kelas/jurusan, alamat, usia pertama menstruasi dan mimpi basah. Sedangkan untuk informan tambahan meliputi usia, jenis kelamin, agama, tempat/tanggal lahir, kelas/jurusan, pendidikan terakhir, pekerjaan, jabatan, lama bekerja. Jumlah informan yang diteliti berjumlah 8 orang. Informan kunci terdiri dari 2 orang siswa dan 2 orang siswi, serta 4 orang informan tambahan yang terdiri dari 2 orang teman dari informan kunci, 1 orang guru, dan 1 orang petugas Puskesmas.
4.1.1 Informan Kunci (Siswa/i Anggota PKPR)
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Informan Kunci (Siswa/i Anggota PKPR) Nama Informan Usia (tahun) Jenis Kelamin Agama Kelas/ Jurusan Usia Pertama Menstruasi/ Mimpi Basah Informan Kunci ke 1
18 Laki-laki Islam XI IPA SMP Kelas 2 Informan
Kunci ke 2
17 Perempuan Islam XI IPA SMP Kelas 3 Informan
Kunci ke 3
17 Laki-laki Islam XI IPA SMP Kelas 3 Informan
Kunci ke 4
17 Perempuan Kristen Protestan
XI IPS SMP Kelas 3
Tabel 4.1 memperlihatkan karakteristik informan kunci penelitian sebanyak 4 orang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Tidak
seluruh informan kunci tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Informan kunci ke 2 dan ke 3 tinggal bersama dengan kedua orang tuanya di desa Nagur, informan kunci ke 1 tinggal bersama keluarga paman dan satu orang adiknya didesa Pekan Tanjung Beringin, sedangkan ke 4 tinggal bersama dengan nenek dan ketiga adiknya didesa Pematang Cermai.
4.1.2 Informan Tambahan
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Informan Tambahan Nama Informan Usia (Tahun) Jenis Kelamin Agama Kelas/ Jurusan Jabatan Informan Siswa 1
17 Laki-laki Islam XI IPA 2 -
Informan Siswa 2
16 Perempuan Islam XI IPA 3 -
Informan Guru
40 Laki-laki Islam - Guru, salah
satu mata pelajaran Informan
Petugas Puskesmas
25 Laki-laki Islam - Salah satu
penanggung jawab Program
PKPR
Tabel 4.2 memperlihatkan karakteristik informan tambahan pada penelitian ini sebanyak 4 orang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Informan siswa 1 merupakan teman dekat dari informan kunci ke 1, dan tinggal bersama kedua orangtunya di desa Nagur. Sedangkan informan siswa 2 merupakan teman dekat dari informan kunci ke 4, dan tinggal bersama ibu serta ke 3 saudaranya di desa Mangga Dua.
Selanjutnya adalah informan guru yang menjadi salah satu wali kelas XI IPS ini sudah bekerja sebagai guru pada salah satu mata pelajaran di SMA Negeri
1 Tanjung Beringin sejak tahun 2009. Informan tambahan yang terakhir adalah informan petugas puskesmas yang merupakan salah satu anggota dari Tim Nusantara Sehat, yang bertugas di Puskesmas Tanjung Beringin sejak awal tahun 2016 dan menjadi salah satu petugas pada pelayanan kesehatan jiwa yang bertanggung jawab pada program PKPR.
4.2 Faktor Internal
Faktor internal dalam penelitian ini adalah hubungan dalam keluarga, pendidikan agama dalam keluarga, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan sikap terhadap perilaku seks pranikah. Adapun hasil yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan kunci terkait dengan faktor internal penyebab siswa melakukan perilaku seks pranikah secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
4.2.1 Hubungan Dalam Keluarga 4.2.1.1 Status Dalam Keluarga
Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Status Dalam Keluarga
Informan Pernyataan
1 Engga ka, tinggal sama uwak. bapak udah ninggal dari kelas 5 sd lah kalau engga salah. Kalo mamak kerja di luar negri. Jadi ya tinggal sama uwak sama istrinya, sama adek
2 Iya ka, tinggal sama ayah sama ibu, sama adek ku satu cowo 3
4
Iya, tinggal sama bapak sama ibu. Tapi bapaknya bukan kandung, bapak tiri
Engga, tinggal sama nenek sama ada adek 3. Kalo mamak udah ninggal pas lahirin adek, kalo bapak pergi dari rumah setelah mamak ninggal
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa 2 orang informan kunci yaitu informan kunci ke 1 dan ke 4 mengaku tidak tinggal bersama dengan orang tuanya namun dengan salah satu kerabatnya. Sedangkan informan kunci ke 2 dan ke 3 mengatakan bahwa mereka tinggal bersama dengan kedua orang tua mereka. 4.2.1.2 Pekerjaan Orang Tua
Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Pekerjaan Orang Tua
Informan Pernyataan
1 Kalo uwak kerja jadi nelayan. Kalo mamak di Malaysia, jadi TKW 2 Ya ayah wiraswasta, itu loh ka jadi distributor ikan dipajak. Kalo
mamak ya bantu2 ayah aja lah 3 Bapak nelayan, kalo ibu dirumah aja 4 Kalau nenek petani
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui hanya satu orang informan yang keluarga/kerabatnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan sebagai TKW, sedangkan 3 informan mengaku keluarga/kerabatnya berprofesi sebagai nelayan/distributor ikan. Selain itu diketahui juga bawa ibu dari informan ke 2 dan ke 3 merupakan ibu rumah tangga.
4.2.1.3 Hubungan Kedekatan dengan Orang Tua
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Hubungan Kedekatan dengan Orang Tua
Informan Pernyataan
1 Dekat sama siapa ya? kalau sama mamak ya ga pernah nelfonan sih, paling kalau habis dikirim uang aja. Kalau sama uwak mah namanya cowok, mana pernah cakapan kayak cewek. Engga pernah cerita apa-apa sih ya kalau mau ikut apa-apa, ya ambil keputusannya sendiri aja lah. Ya paling kalo pas uwak dirumah kena repet lah, namanya cowo kan males, jadi ya sering lah kena repet, mending awak pergi main. Kalau pulang sekolah telat apa gimana uwak kan engga tau. Pacaran juga uwak mana tau aku
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
1
2
pacaran sama siapa. Males juga sih cerita-cerita kek gitu ke uwak, buat apa juga, ntar yang ada malah direpeti.
Lebih deket ke mamak sih, soalnya kan mamak yaang lebih sering dirumah. Kalau cerita masalah pacar ga pernah sih, soalnya kan mamak sama ayah engga bolehin pacaran, ya paling cerita-cerita kek mana di sekolah, ketemu temen yang gimana, terus kalau mau ikut kegiatan ya nanya dulu boleh engga. Handphone engga pernah di cek sih ka, soalnya kan mamak juga engga ngerti cara bukanya, mamak suka bilang ini kayak mana sih bukanya, gitu. Ya paling kalo pulang sekolah telat atau apa nanti baru aku sms mamak. 3 Deket sih engga, ya cuma lebih sering sama ibu aja dirumah,
soalnya ibu kan sakit, kalo ayah kan tau lah nelayan kak. Kalo sama ibu paling aku jawab kalo ibu nanya aja, misalkan aku pulang telat ditanya kemana ko jam segini kok baru pulang, baru aku bilang habis ada apa disekolah. Soalnya ibu kan engga bisa main hp, matanya udah engga jelas, jadi gabisa aku sms lah. Tapi jarang sih, soalnya kan cuma aku yang dirumah, jadi aku kalo pulang sekolah telat nanti siapa yang jaga ibu dirumah. Iya ka, ibu sakit diabetes, dari dua tahun lalu kalo ga salah, jadi ya aku disuruh jaga rumah sama kakak sama abang, disuruh ngurangin kegiatan diluar. Kalau pacaran engga dilarang sih, cuma ibu sering bilang fokuslah dulu di sekolah, kalo aku sendiri ga pernah cerita-cerita juga tentang kayak gitu.
4 Ya deket sama nenek lah paling. Ga pernah cerita-cerita kek mana sih, kalo yang perlu-perlu aja, misalkan mau tanding ke luar kota. Ya kalo apa-apa ya putusin sendiri, kan nenek juga engga ngerti apa yang aku ceritain. Sering, kalo ngomel mah sering, malah kadang sampe bawa-bawa orangtua gitu, kayak hmmm kau kok disuruh payah kali sih, ku kirim nanti kau ke bapakmu sana. Ya sedih lah, kadang nangis juga, tapi lama-lama ya biasa. Pernah sih nangis sendiri aja gitu, dibilang udah gede kok ga ada apanya katanya. Ya kalo hari biasa gini paling pulang sekolah habis itu kalo ga ngurus adek ya bantu nenek jemur-jemur padi depan rumah, kalo kayak selasa, kamis, sabtu biasanya pulang dulu kerumah baru berangkat latihan di sei rampah. Sebenernya tau sih bapak dimana, ada lah pokoknya yang bilang dia di pekanbaru, tapi yaudah buat apa juga samaku. Pacaran gak dilarang sih tapi paling dibilang kalo pacaran baik-baik aja jangan macam-macam, bagus kau sekolah dulu, gitu kata nenek. Kalau pas pacaran mah ya tau tau gitu aja nenek, Cuma gak karna aku curhat, tau karna main kerumah aja
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa informan kunci ke 1, ke 3, dan ke 4 tidak pernah bercerita dengan orang tua/kerabat mereka saat dirumah atau diskusi mengenai sesuatu hal yang ingin mereka putuskan, sehingga mereka harus mengambil keputusan berdasarkan atas pemahaman/pemikiran sendiri, berbeda dengan informan ke 2 yang sering berdiskusi dengan orang tuanya terlebih dahulu dalam pengambilan keputusan. Dalam hal berpacaran, semua informan mengaku tidak pernah menceritakan hal tersebut sebab mereka merasa hal tersebut sangat sensitif untuk dibicarakan bersama orang tua. Berdasarkan pernyataan dari ke 4 informan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya komunikasi yang terjalin antara anak dan orang tua.
4.2.1.4 Peran Orang Tua di Rumah
Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Peran Orang Tua di Rumah
Informan Pernyataan
1
2
3
Ya kalau urusan rumah semua yang urus tante. Kalau uwak jarang drumah biasanya pergi sih keluar, main sama temen, soalnya kalau dirumah pasti ada aja yang kena tegor uwak. Ya kalo sarapan kalo ada ya makan, kalo tante ga masak ya ga makan. Kalo berangkat sekolah jalan kaki sih.
Kalau dirumah biasanya mamak udah repot sama urusan rumah kayak masak sama bersihin rumah, urus adek juga, bantu bapak jualan juga. Jadi kadang ya aku jaga rumah, aku juga yang jaga warung. Kalau ada tugas sekolah atau apa ya mamak atau ayah mana tau, ya paling aku sibuk sendiri aja ngerjain dikamar. Kalau berangkat sekolah sendiri, makanya aku bawa motor.
Kalo dirumah ya aku yang beres-beres sebelum pergi sekolah, kalo ga sempet ya pas pulangnya. Kalo mau masak biasanya pas malam nya dikasih tau sama ibu, besok kita masak ya beli ini ini ini, jadi besoknya bangunnya lebih awal. Kalo sarapan lebih seringnya beli sih di warung deket rumah. Kalau ada tugas atau apa gitu dari sekolah, ya gatau mamak. Palingan pas aku ngerjain depan tv, baru ditanya lagi ngerjain apa.
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
4 Nenek sih yang biasanya masak, kalau beres-beres rumah baru aku. Kalau pagi ya kalo sempet sarapan ya sarapan, tapi biasanya engga sempet sih, soalnya kan urus adek-adek yang berangkat sekolah, pakein baju apa apa terus anter adek sekolah, habis itu berangkat juga kesekolah, pulangnya jemput adek juga. Bawa, dipinjemin motor sama paman.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari ke 4 informan, masing-masing kedua orang tuanya atau salah satu dari kerabatnya, seperti ayah/ibu atau paman/nenek, sudah disibukkan dengan kesibukan hariannya masing-masing. Kesibukan yang dilakukan oleh orang tua tentu akan mengurangi intensitas waktu dalam mendidik anak dirumah. Selain itu kurangnya komunikasi dan kedekatan orangtua dengan anak menyebabkan apapun yang dikerjakan oleh sang anak, dan segala hal yang berkaitan dengan sang anak, kedua orang tuanya tidak mengetahuinya, tentu hal ini akan berdampak terhadap tingkah laku anak diluar rumah.
4.2.1.5 Pendidikan Kesehatan Reproduksi dari Orang Tua
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi dari Orang Tua
Informan Pernyataan
1 Ga pernah nanya, cakapan aja jarang
2 Engga sih ka, malu nanya nya. Kalo pas lagi dapet, paling aku bilang kok sakit kali sih mak, mamak jawab gapapa itu wajar, bentar aja nya kayak gitu. Udah sih itu aja. Kalau selebihnya engga pernah nanya
3 Engga sih ka, malu lah nanya tentang begitu sama ayah, apalagi ayah tiri, meskipun ayah nya baik kan tetep aja, kan engga mungkin aku nanya sama ibu
Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa dari ke 4 informan tidak ada yang mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi dari orang tua. Adapun alasan dari informan ke 2, ke 3, dan ke 4 adalah mereka merasa malu untuk membicarakan/menanyakan hal tersebut dengan orang tua mereka, berbeda hal nya dengan informan ke 1 yang mengatakan bahwa kurangnya komunikasi menjadi salah satu penyebab nya.
4.2.1.6 Hubungan Kedekatan dengan Saudara Kandunng
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Hubungan Kedekatan dengan Saudara Kandunng
Informan Pernyataan
1 Punya, 2 abang 1 adek, kami cowo semua kak. Kalo yang pertama sekarang 27 tahun, kedua 25, aku kan 18, adek 9 tahun. Engga sih jarang lah bisa dibilang, soalnya sibuk kerja juga, kalo adek kan masih SD. Mana pernah aku tanya-tanya yang begituan. Engga pernah cerita-cerita lah pokoknya.
2 Iya ka punya, 4 orang kami, aku ke 3, di atas ku ada abang 1 sama kakak 1, trus adek. Berapa ya, engga tau kak lupa, kalo adek masih TK, berarti umur 4 atau 5 tahun lah. Kalo abang sama kakak kan udah nikah dan ga tinggal dirumah juga jadi ya jarang lah cerita-cerita. Palingan kakak sih yang tau kalo aku pacar-pacaran gitu, tapi dibilangnya hati-hati jangan apa kali, trus malah kadang dijodohkan juga sama siapa gitu. Kalau deket sama kakak mungkin ya, namanya cewe. Kalau nanya-nanya gitu engga sih ka, Cuma curhat tentang cowok aja, itupun sekedarnya.
3 Iya, aku 4 bersaudara dan aku anak terakhir. Ada 2 kakak sama 1 abang, beda umurnya berapa ya gatau juga sih, pokoknya abang sama kakak udah kerja lah, abang udah nikah juga. Mana pernah cerita-cerita. Palingan kalau ngomong ya cuma ngasih tau supaya aku kurangin aktifitas diluar rumah buat jaga mamak, jangan lah pacar-pacaran dulu, gitu katanya. Sama aja sih semua, engga ada yang deket juga.
4 Iya, 6 bersaudara kak, aku anak ke 3, adik ku cewe 1, cowo 2, sama kakak 2. Kalo selisih umurnya kurang tau juga ya, Cuma adek masih ada 2 yang SD, 1 lagi SMP lah. Kalo ke kakak ya engga deket lah, soalnya mereka kan sibuk juga jarang ngehubungin.
Tabel 4.8 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
4 Kalau ke adek ya kan hari-hari sama mereka, aku juga yang ngurus mereka. Kalau cerita-cerita engga pernah lah, paling sama temen aja.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa ke 3 informan yaitu informan ke 1, ke 3, dan ke 4 mengaku tidak pernah menceritakan hal-hal pribadi mereka kepada saudara kandungnya. Jika informan ke 3 hanya berbicara/berdiskusi dengan saudara kandungnya mengenai masalah kesehatan ibunya, berbeda halnya dengan informan ke 2. Informan ke 2 menyatakan cenderung lebih dekat dengan saudara kandungnya yang sesama jenis kelamin, dan tidak jarang bercerita mengenai kedekatannya dengan seseorang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang terjalin komunikasi antara sesama saudara kandung disebabkan oleh kesibukan masing-masing.
4.2.2 Pendidikan Agama Dalam Keluarga
4.2.2.1 Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Agama
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Agama
Informan Pernyataan
1 Dari siapa ya, disekolah paling, kalo dirumah engga sih, uwak aja ga solat. Aku ga pernah liat uwak solat dirumah apa di mesjid. 2 Pertama dari ayah, ayah suka ngomel gitu, solat kok bolong-bolong,
mau apalagi kalau engga solat. Kadang kalo ga solat nanti ayah sama mama yang asik ribut aja nyuruh solat. Kadang ayah nanya, kok ga solat-solat, lama kali liburnya, itu kalau aku lagi dapet ka 3 Dari ibu, ibu suka bilang solatlah kamu, kalau ibadah aja malas
nanti siapa lagi yang doain ibu kalau udah engga ada
Tabel 4.9 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
4 ke gereja, itu waktu awal-awal aku SD lah kelas 1 atau 2 kayaknya
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa informan ke 2, ke 3, dan ke 4 mengaku mendapatkan pendidikan agama pertama kali dari kedua orang tua mereka dirumah. Berbeda hal nya dengan informan ke 1 yang mengaku tidak mendapatkan pendidikan agama dari keluarga, melainkan dari guru sekolah. 4.2.2.2 Aktivitas Beribadah dengan Keluarga
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Aktivitas Beribadah dengan Keluarga
Informan Pernyataan
1 Engga pernah sih, paling kalo hari raya aja, kalo sehari-hari mana pernah
2 Palingan kalo hari raya aja kak, kalo sehari-hari ya solat sendiri dirumah, ayah juga solat sendiri dirumah
3 Engga sih, solat sendiri-sendirilah, kecuali hari raya lah di mesjid bareng-bareng
4 Ya sering juga, kadang kalau hari minggu ke gereja kan, kalau gereja nya siang biasanya sama temen atau sama adek, kadang adek sama kawan-kawannya juga, tetangga dirumah. Kalau gereja pagi sama nenek perginya.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa informan ke 1, ke 2, dan ke 3 jarang melakukan aktivitas ibadah sehari-sehari dengan keluarga dan sering melakukannya sendiri-sendiri, dan biasanya ibadah bersama akan mereka lakukan ketika hari raya saja. Berbeda hal nya dengan informan ke 4 yang mengatakan
bahwa tidak jarang informan ke 4 dan keluarganya pergi ibadah bersama yang sering mereka lakukan satu kali dalam seminggu.
4.2.2.3 Implementasi Pendidikan Agama
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Implementasi Pendidikan Agama
Informan Pernyataan
1 Jarang sih, bukan bolong lagi malah engga pernah, ya paling kalau solat jumat aja lah kalo lima waktu nya engga pernah. Engga ada, males aja gitu
2 Ya solat sih, tapi ya gitu masih bolong-bolong. Kadang solat, kadang kalo males ya engga, kalo dirumah ya bilangnya sama ayah sama mamak lagi dapet
3 Solat, tapi ya bolong-bolong gitu lah. Lebih sering engga solat nya malah haha
4 Iya tetep ka, paling sama kawan aja ibadahnya. Engga pernah engga kegereja sih kak
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa informan ke 1, ke 2, dan ke 3 mengaku jarang mengerjakan ibadah sholat baik dirumah maupun diluar rumah dengan alasan sedang malas beribadah. Berbeda halnya dengan informan ke 4 yang mengaku tidak pernah malas untuk beribadah ke gereja, yang dilakukannya satu kali dalam seminggu, meskipun sedang berada diluar rumah.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh informan siswa 1 dan informan siswa 2 sebagai berikut :
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Siswa Tentang Implementasi Pendidikan Agama Yang Dilakukan Oleh Informan Kunci
Informan Siswa
Pernyataan
1 Iya dia mah emang ga pernah solat, kecuali kalo hari jumat, baru bareng-bareng kami solatnya sama yang lain
Tabel 4.12 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
2 Iya kak, dia emang ibadahnya rajin lah bisa dibilang. Sering pergi kegereja, kan gerejanya ga jauh tuh dari rumahnya. Kadang kalo aku hari minggu pas siang-siang gitu ke rumah dia mau ngajak main keluar, biasanya dia lagi di gereja tuh.
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh informan siswa 1, diketahui bahwa pernyataan yang diberikan oleh informan kunci ke 1 adalah benar, bahwa informan kunci ke 1 jarang melakukan ibadah sholat sehari-hari, dan hanya melakukannya sekali dalam seminggu yaitu saat ibadah solat jumat. Berbeda halnya dengan informan kunci ke 4 yang didukung oleh pernyataan dari informan siswa ke 2 bahwa informan kunci ke 4 merupakan seseorang yang taat dalam ibadah meskipun berada diluar rumah.
4.2.3 Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Tanda-Tanda Remaja Memasuki Masa Pubertas
Informan Pernyataan
1 Oh.. kalau tandanya anak laki-laki ya itu mimpi basah, kalo anak perempuan katanya menstruasi. Mana tahu kak, kan engga pernah mens
2
3
4
Kalau perempuan itu menstruasi, kalau laki-laki itu mimpi basah. Mimpi basah itu keluarnya sperma akibat mimpi bersetubuh saat tidur
Iya tau kalau laki-laki kan mimpi basah, kalau perempuan mens. Menstruasi itu kan keluarnya darah akibat peluruhan lapisan dinding rahim yang terjadi setiap bulan
Engga tahu. Oh kalo perempuan mens, kalau laki-laki katanya mimpi basah. Kalau kata orang mimpi basah itu seperti kencing gitu
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa seluruh informan kunci dalam penelitian ini dapat menyebutkan hal yang menandakan anak laki-laki dan anak perempuan jika memasuki masa baligh, yaitu mimpi basah untuk laki-laki dan menstruasi untuk perempuan. Namun informan ke 1 dan informan ke 4 tidak dapat menjelaskan pengertian dari masa baligh yang dialami oleh lawan jenisnya.
Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Perubahan Fisik yang Dialami Oleh Remaja
Informan Pernyataan
1 Ya kalau cowo kan tumbuh jakun, tumbuh jenggot atau kumis, kalau cewe kan katanya tumbuh payudara. Iya tau dari guru lah pas SMP
2
3
4
Kalau laki-laki kan makin bidang dadanya, tumbuh jakun juga jadi suaranya beda, trus tumbuh rambut atau bulu halus disekitar kemaluan, kalo cewe kan tumbuh payudara, pinggul nya melebar. Ya tau nya pas biologi pas SMP, sama pas PKPR juga
Kalau cowo kan tumbuh jakun, dadanya bidang, tumbuh kumis, pinggulnya menyempit katanya, kalau cewe ya tumbuh payudara, tumbuh rambut disekitar alat kelamin. Kalau tau pertama sih dari guru, tapi di PKPR juga pernah di bahas
Tau, kalo cowo kan bahunya lebar, tumbuh jakun, trus kulitnya kasar, kalo cewe kan tumbuh payudara, suaranya lebih halus, kulitnya juga. Tau dari pas ikut PKPR
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa seluruh informan kunci dapat menyebutkan perubahan fisik yang terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan jika memasuki masa pubertas/remaja. Mengenai sumber informasi tersebut mereka dapatkan dari guru saat pelajaran biologi di SMP dan saat mendapatkan penyuluhan di PKPR.
Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Pengertian Perilaku Seks Pranikah, Bentuk Perilaku Seks Pranikah, Proses Terjadinya Kehamilan, dan Pencegahan Terjadinya Kehamilan
Informan Pernyataan
1 Engga tahu. Engga tahu juga. Proses terjadinya kehamilan? ya karena kita berhubungan. Oh tahu, pakai kondom kan
2
3
4
Perilaku seks pranikah ya ka? engga tahu ka. Oh.. bentuk perilaku seks sebelum nikah itu maksudnya bersetubuh ya?. Tau, kehamilan itu terjadi karena proses masuknya sel sperma ke sel telur lalu terbentuk zigot, dan proses tersebut melalui bersetubuh. Kurang tahu sih kak
Kurang tahu kak. Engga tahu juga kak. Terjadinya kehamilan? Kurang tau sih ka. Oh iya, tau pake sutra kan?
engga tahu. Oh bentuknya itu berhubungan badan kan kak?. Engga tahu kak. Oh tahu..pakai kondom
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa seluruh informan kunci tidak mengetahui pengertian dari perilaku seks pranikah. Saat diajukan pertanyaan mengenai bentuk-bentuk perilaku seks pranikah hanya informan ke 2 dan ke 4 yang menjawab bahwa bentuk perilaku seks pranikah yang mereka ketahui adalah berhubungan seksual. Selain itu, dari ke 4 informan hanya informan ke 2 yang dapat menjelaskan dengan baik bagaimana proses terjadinya kehamilan. Namun saat diberikan pertanyaan mengenai pencegahan kehamilan, hanya 3 orang informan kunci yang menjawab dengan jawaban yang sama yaitu dengan menggunakan kondom, namun informan ke 2 mengaku tidak mengetahuinya. Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Pengertian Aborsi,
Dampak dari Aborsi, dan Dampak dari Hubungan Seksual yang Dilakukan Pada Usia Dini
Informan Pernyataan
1 Aborsi? kurang tahu kak. Hmm gatau juga kak. Dampaknya ya berpengaruh kemasa depan dan bisa terkena AIDS
Tabel 4.16 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
2
3
4
Aborsi itu menggugurkan kandungan secara paksa. Kalau bahayanya kurang tahu sih kak. Ya dampaknya nanti bisa ketagihan,terus bisa kena penyakit
Tau, aborsi itu menggugurkan kandungan. Engga tau. Dampaknya nanti bisa merusak masa depan, dikeluarkan dari sekolah, malu juga sama teman-teman
Tau, menggugurkan kandungan. Bahayanya? apa ya, engga tau sih ka. Yang pasti kalau melakukan hubungan seks sebelum nikah ya nanti kan bisa aja hamil terus engga bisa melanjutkan sekolah, keluarga pun akan merasa malu
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa informan ke 2, ke 3, dan ke 4 mengetahui pengertian dari aborsi namun tidak mengetahui bahaya atau dampak dari melakukan aborsi, namun informan ke 1 mengaku tidak mengetahui kedua hal tersebut. Saat di berikan pertanyaan mengenai dampak dari hubungan seksual yang dilakukan pada usia dini, keempat informan memberikan jawaban yang hampir sama yaitu dengan melakukan hubungan seksual di usia remaja tentu akan berakibat pada hancurnya masa depan, membuat malu bagi diri sendiri maupun keluarga, bisa berakibat terkena AIDS, dan lain-lain.
Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Infeksi Menular Seksual dan Pengertian Onani/Masturbasi
Informan Pernyataan
1 Oh tau AIDS kan?. Yang lainnya ga tau sih kak. Masturbasi itu merangsang alat kelamin ya?
2
3
Tahu, AIDS. Selain itu apa ya, lupa kak. Masturbasi? engga tahu kak, engga pernah dengar
Kurang tahu kak. Oh.. iya tahu, kayak merangsang alat kelamin sendiri kan? Kayak berhubungan badan tapi sendiri.
Tabel 4.17 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
4 Engga tahu. Engga tahu juga kak
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa saat ditanyakan mengenai penyakit menular seksual, hanya informan ke 1 dan ke 2 yang dapat menjawab meskipun mereka hanya mengetahui tentang AIDS, tidak mengetahui jenis penyakit menular seksual lainnya. Sedangkan informan ke 3 dan ke 4 mengaku tidak mengetahuinya. Dan dari ke 4 informan, hanya informan ke 1 dan 3 yang mengetahui tentang onani/masturbasi.
4.2.4 Sikap Terhadap Perilaku Seks Pranikah
Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Kontak Fisik yang Dilakukan Saat Berpacaran
Informan Pernyataan
1 Ya engga harus sih kak. Ya selama belum berhubungan badan sih kayaknya masih dalam batas wajar, dan kalau pasangannya tidak merasa dipaksa dan merespon baik juga ya berarti tidak masalah.
2
3
4
Engga ka. Kalau menurutku dengan memberi perhatian dan komunikasinya lancar itu juga sudah membuat senang. Ya sebenarnya sih masih wajar aja, asalkan memang tidak dipaksa. Engga harus kak. Kalau sayang seharusnya kita peduli dengan pasangan kita dan lebih menjaga, saling perhatian juga satu sama lain saja sudah cukup. Ya sebenarnya itu kan hanya bentuk perilaku saja dalam menunjukkan rasa sayang, itu masih wajar sih sebenarnya.
Menurutku engga harus ada kontak fisik sih ka. Engga tahu juga deh kak. Masih wajar sih kalau atas dasar mau sama mau, asal tidak berlebihan saja kak.
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa seluruh informan kunci berpendapat bahwa berpacaran atau menunjukkan rasa kasih sayang kepada orang
yang kita sayang tidak harus dengan kontak fisik. Informan ke 2 dan ke 3 berpendapat hal tersebut tergantung dari kedua individu yang berpacaran, dengan alasan bercerita/berkomunikasi atau rasa saling peduli saja sudah dapat menimbulkan rasa senang. Namun seluruh informan berpendapat bahwa bentuk perilaku seperti berpegangan tangan, membelai/bermanja-manjaan, mencium/berciuman, berpelukan, merupakan perilaku yang masih dalam batas wajar, dengan alasan yaitu rasa ingin tahu, tidak bersifat memaksa, tidak berbahaya, tidak berlebihan, bukan hal yang tabu, implementasi dari perasaan sayang yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku.
Tabel 4.18 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
1 Engga sih kak, selama pasangan tidak menolak dan sama-sama tahu batasan agar tidak terjadi kehamilan dan merugikan lainnya itu masih dalam batas wajar, kecuali kalau ada ancaman kepasangan. Kalau onani/masturbasi itu sih masih wajar kak, dari pada sama pacar ntar kalo hamil ribet
2
3
4
Itu sih engga wajar kak, masih pacaran aja udah begitu, soalnya itu nanti pasti berlanjut ke berhubungan seks, nanti bikin malu keluarga. Engga pernah denger tentang masturbasi sih kak jadi engga tahu juga
Sebenarnya wajar saja kalau dua orang tersebut sudah tau resiko dan berani bertanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya. Kalau dari artikel atau buku yang pernah aku baca sih kataya onani/masturbasi itu hal yang wajar, karena katanya memang lebih sehat kalau sering dikeluarkan, agar menghasilkan sperma yang baru lagi
Engga setuju kak, soalnya nanti pasti berlanjut dan malah bisa saja menjadi ketagihan, takutnya nanti kalau hamil kan bahaya masih muda nanti bisa pendarahan, terus engga bisa melanjutkan usahanya buat mengejar cita-cita. Kurang tahu kak
Berdasarkan tabel 4.18 di atas diketahui bahwa menurut informan ke 2 dan ke 4, meraba/menyentuh bagian sensitif, petting, oral seks, hingga intercouse, merupakan hal yang tidak wajar, dengan alasan dapat terjadi kehamilan, usia masih terlalu muda, takut tidak bisa meraih cita-cita, dan takut membuat malu atau dimarahi orangtua. Berbeda dengan informan ke 1 dan ke 3, mereka berpendapat bahwa menyentuh bagian sensitif, petting, merupakan hal yang wajar apabila bukan atas dasar keterpaksaan, dan selama tidak ada penolakan dari pasangan. Informan ke 1 dan ke 3 juga berpendapat bahwa onani/masturbasi merupakan hal yang wajar dalam pelampiasan seksual seorang remaja yang belum berani mengambil resiko untuk menghamili pasangannya.
4.3 Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah pengaruh teman sebaya, pengaruh media massa, peran program PKPR disekolah. Adapun hasil yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan kunci terkait dengan faktor eksternal penyebab siswa melakukan perilaku seks pranikah secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
4.3.1 Pengaruh Teman Sebaya
4.3.1.1 Hubungan Kedekatan dengan Teman Dekat
Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Hubungan Kedekatan Dengan Teman Dekat
Informan Pernyataan
1 Kalo sama yang sekelas malah ga begitu deket. Kalau sama si X, Y, Z ini karena sering bareng, lomba juga bareng. Pertama ketemu ya di SMA ini, terus karna sering nongkrong ditempat yang sama, dikenalin temen gitu lah. Engga sih, palingan cerita-cerita tentang pacar atau ya yang biasa diobrolin anak cowok lah. Ya paling tahu dari guru atau denger dari temen, tapi lebih sering tau dari temen
Tabel 4.19 (Lanjutan) Informan Pernyataan 1 2 3 4
sih. Kan sering main bareng diluar sekolah, terus kalo di sekolah ya sering lah ketemu atau nongkrong di kantin, terus juga kan ikut olimpiade arung jeram bareng mereka. Uwak mana tau temenku, cakapan aja jarang
Kalau deket banget sih sama si P, kalo yang lain ya biasa aja gitu. Deket nya karna bareng terus lah dikelas, terus sama-sama suka ketawa juga. Oh kalau sama temen deket cerita-cerita juga sih ka misalnya lagi deket sama si ini atau si itu terus minta saran, ya gitu lah. Tapi kalau tentang masalah keluarga belum pernah. Mamak sih tau aku deket sama P, kan sering juga main ker umah eh beberapa kali deh. Ya kalo nanya sih engga, cuma dengerin aja kalo dia atau yang lain lagi cerita-cerita kayak gitu, ga sering juga sih, seringan cari tau sendiri. Kalo sama si P, sering kami main bareng di luar, entah makan bakso atau apa, sering juga main kerumah.
Ada sih, si A, B, C. Kalo ketemu pertama mah di sekolah, Cuma ya engga deket banget juga sih, cuma ya sama mereka lah disini paling sering main sama ngobrolnya. Kalo cerita-cerita tentang keluarga atau apa engga pernah ya paling cerita-cerita biasa aja. Kecuali kalau mereka duluan yang cerita tentang masalah keluarga, baru aku berani cerita juga. Sering juga sih denger kayak gitu dari temen, denger aja ga nanya, kalo aku lebih suka cari tau sendiri soalnya lebih pasti infonya. Ya kalo disekolah ya bareng mulu lah kan sekelas, kalo diluar sekolah jarang lah tapi pernah sih nongkrong. Kalau ibu cuma tau nama aja, kalau orangnya belum pernah ketemu
Oh si E,F,G,H. Tapi ya paling deket sama si E. Awalnya karna sering ikut kegiatan apa-apa disekolah ini ketemunya sama dia. Dia juga anak olimpiade sama PKPR, tapi kalo olimpiade beda lombanya. Cerita apa aja sih ka. Tapi ya kalau ada masalah aja kalau engga ya paling ngobrol biasa. Kalau masalah kesehatan gitu biasanya aku nanya kalo emang pengen tahu, tapi biasanya juga aku dengerin aja dari mereka. Kenal juga kok nenek sama temen dekatku, soalnya mereka terkadang main juga kerumah. Jadi kalau aku izin pergi sama si ini, nenek udah tahu orangnya dan dibolehin karena udah percaya.
Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa dari seluruh informan hanya informan ke 2 dan ke 3 yang lebih menyukai mencari sendiri informasi mengenai kesehatan reproduksi. Berbeda halnya dengan informan ke 1 dan ke 4 yang mengatakan bahwa mereka banyak mengetahui informasi seputar kesehatan reproduksi dan isu-isu yang terkait dengan hal tersebut dari teman dekatnya. Meskipun Informan ke 1 dan ke 3 memiliki teman dekat, namun mereka mengaku tidak pernah menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi seperti masalah keluarga dan kedekatan dengan lawan jenis dengan teman dekatnya, dan tidak pernah mengenalkan teman dekatnya dengan keluarganya.
Lain halnya dengan Informan ke 2, yang mengatakan bahwa informan ke 2 dan teman dekatnya hanya bercerita tentang kedekatannya dengan lawan jenis, dan tidak pernah bercerita tentang masalah keluarga, meskipun keluarga dari informan ke 2 mengenal dengan siapa saja dia berteman baik. Selain itu informan ke 4 mengatakan bahwa dia menceritakan segala hal kepada teman dekatnya, termasuk masalah keluarga dan pribadi. Selain itu, teman dekatnya pun mengenal baik keluarga dari informan ke 4 karena sering main kerumah.
4.3.1.2 Gaya Berpacaran yang Dilakukan Teman Dekat
Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Gaya Berpacaran yang Dilakukan Teman Dekat
Informan Pernyataan
1 Kalau disini mah pasti ada yang keluar karena hamil. Kalo pacaran mah rata-rata pasti punya. Pernah juga sih denger cerita-cerita dari teman kalau lagi kumpul, katanya dia udah pernah sama ceweknya berhubungan seks tapi ya engga sampai hamil. Ya namanya normal, pasti kepengen jugalah kak ngelakuin itu. Oh ada yang cerita sama ceweknya baru pegangan tangan, pelukan, sama cium pipi. Ada yang udah cium bibir gitu, ada yang pernah meremas punya cewenya. Ada juga yang main gesek-gesek tapi ya masih pakai baju. Iya rata-rata pernah lah, soalnya juga kadang kami kalau lagi
Tabel 4.20 (Lanjutan) Informan Pernyataan 1 2 3 4
kumpul liat video bareng-bareng, awalnya karna ada satu orang yang ngajak duluan buat buka video itu
Ada, dia ketahuan gara-garanya udah jarang masuk terus kalo lagi masuk pakai baju sekolahnya dikeluarin gitu, jadi pada curiga, dan ketahuan kalau lagi hamil. Tapi dia mengundurkan diri sih dari sekolah, tapi ya itu ada yang kakak kelas ada yang teman satu angkatan, engga temen dekat. Kalo si P dia punya, tapi rata-rata temen ku punya sih. Ya engga pernah cerita sih, paling suka liat aja kalau kadang lagi pas main bareng, terus cowoknya nyamperin. Ya paling manja-manjaan gitu kayak sender-senderan bahu, merangkul, pegangan tangan. Tapi kayaknya engga ada yang parah deh
Kalau disini ya belum lama ini lah ada yang ketahuan hamil, kalau deket rumah ya ada juga malah lebih parah, tapi ya cuma tahu gitu aja engga pernah main bareng juga. Kalo itu mah pasti punya kak mereka, jaman sekarang jarang yang gak pacaran. Hm.. kurang tau sih, engga pernah liat juga, cuman kayaknya masih wajar deh
Iya ada, tapi engga kenal sih. Setiap tahun pasti ada yang mengundurkan diri disekolah ini karena ketahuan hamil. Katanya yang belum lama ini karena ketahuan dari temannya sendiri yang melihat perutnya udah besar. Engga tahu sih ka, tapi kayaknya engga punya, dan ga pernah juga yang gitu-gitu
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui seluruh informan kunci mengatakan bahwa perilaku pacaran teman-teman mereka baik dilingkungan rumah/sekolah ada yang sudah melakukan hubungan seks bahkan sampai terjadi kehamilan, namun bukan merupakan teman dekat mereka. Informan ke 3 dan ke 4 mengaku bahwa mereka tidak mengetahui apa saja yang sudah dilakukan teman dekatnya sebab teman dekat mereka tidak pernah menceritakannya. Sedangkan informan ke 2 mengatakan bahwa menurutnya gaya berpacaran teman dekatnya masih dalam batas wajar yang dilakukan oleh remaja. Berbeda dengan informan 1 yang mengatakan bahwa beberapa teman dekatnya, ada yang mengaku sudah
melakukan berbagai bentuk seks pranikah dengan pacarnya, yang memicu informan 1 untuk mencoba melakukan hal yang sama.
Hal tersebut didukung oleh pernyataaan informan siswa ke 1 yang berjenis kelamin laki-laki, yang merupakan teman dekat dari informan ke 1, dia menceritakan bahwa memang benar mereka sering menceritakan hal-hal apa saja yang mereka lakukan bersama pacar saat sedang kumpul bersama. Kegiatan mereka selama berkumpul pun tidak lain seperti merokok, bercerita, hingga menonton video porno. Berbeda dengan informan siswa ke 2 yang merupakan teman dekat dari informan 4, informan ini mengaku bahwa dia tidak pernah melakukan hal apapun yang bersifat negatif dengan pacarnya, dan hanya melakukan percakapan yang aktif dengan pacarnya melalui telephone genggam, seperti pada pernyataan informan kunci berikut ini :
Tabel 4.21 Matriks Pernyataan Informan Siswa Tentang Gaya Berpacaran yang Dilakukan Teman Dekat Informan Kunci
Informan Siswa
Pernyataan
1 Ya kalau itu sih sering kak. Kadang kami lihat bareng, awalnya ada yang ngajak kan terus yang lain juga pada penasaran pengin liat, terus kalau lagi kumpul diluar sekolah engga ada yang melarang merokok, jadi ya sambil merokok lah. Terus juga kadang becanda-becanda sama cerita-cerita pernah ngapain aja sama pacarnya, terus ngeledekin yang belum pernah, aku juga pernah cerita. Ya namanya cowok ya wajar lah kak begitu, kita kan engga pernah gosip kayak anak cewek
2 Belum pernah sih ka, dan engga kepengen melakukan juga. Kadang buat ketemu aja susah, soalnya aku kan sibuk latihan kalau pergi latihan habis pulang sekolah gitu sampai sore habis itu pulang ngerjain tugas sekolah, apalagi kalau jadwal pertandingannya semakin dekat gitu kan. Jadi ya paling komunikasi lewat handphone aja sih
4.3.2 Pengaruh Media Massa
4.3.2.1 Jenis Media yang Sering Digunakan
Tabel 4.22 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Jenis Media yang Sering Digunakan
Informan Pernyataan
1 Lebih sering pakai hp sih, soalnya kan jarang juga nonton tv, dan males aja kalau mesti baca buku/koran. Google, BBM, sama FB. 2
3
4
Pakai hp ka, soalnya kan hp tiap hari kita pegang dan mudah juga ga ribet. Ya paling google, bbm, fb ya sesekali, selebihnya engga punya soalnya memorinya terbatas
Aku lebih suka pakai hp sih, soalnya kan kalau buku juga disini terbatas ya, dan ribet juga carinya. Kalau pakai hp kan lebih mudah, tinggal ketik aja apa yang mau dicari. Google, Youtube, FB, Instagram, BBM
Kalau ada paket ya lebih sering buka lewat hp ka, karna gampang. Tapi kalau engga ya palingan nonton di televisi, kalau dari buku jarang sih paling kalau ada tugas dari sekolah aja. Google sama FB lah palingan
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa seluruh informan kunci dalam penelitian ini mengaku lebih sering menggunakan media sosial untuk mencari suatu informasi, daripada harus membaca buku atau menonton televisi. Jenis media sosial atau aplikasi dalam handphone yang sering digunakan untuk berkomunikasi atau mencari informasi seperti BBM, Google, Yotube, FB, dan Instagram.
4.3.2.2 Intensitas Penggunaan Media yang Dipilih
Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Intensitas Penggunaan Media yang Dipilih
Informan Pernyataan
1 Ya engga setiap jam juga sih ka, tapi dalam sehari pasti ada buka. Paling sering ya kalau baru beli paket internet.
Tabel 4.23 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
2
3
4
Ya paling buka kalau waktunya lagi senggang aja kak, kan sambil jaga warung juga dirumah. Kalau pas lagi sepi baru pegang hp. Kalau pas dirumah ya kalau kerjaan rumah sudah beres biasanya engga melakukan apa-apa lagi kecuali ibu panggil, jadi ya main hp. Tapi kalau engga ada paketnya ya engga buka hp, palingan koro-koro sendiri dirumah.
Ya kalau lagi ada paket internet saja kak seringnya. Tapi ga tiap jam gitu sih buka hp terus
Berdasarkan tabel 4.23 diatas diketahui bahwa informan ke 1 dan ke 4 memiliki jawaban yang sama yakni apabila handphone miliknya terisi koneksi internet maka baru akan mereka gunakan. Berbeda dengan informan ke 2 dan ke 3 yang memiliki tugas dirumah, mereka akan membuka internet bila waktu nya sudah senggang atau bila tugas dirumah sudah selesai dikerjakan.
4.3.2.3 Manfaat Dari Media yang Digunakan
Tabel 4.24 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Manfaat Dari Media yang Digunakan
Informan Pernyataan
1 Kalau buat cari informasi ya di Google, kalau yang lain palingan BBM sama FB buat ya ngobrol-ngobrol aja kenalan sama orang baru. Bebas sih, kadang aku atau orang itu yang duluan meminta pertemanan. Kalo liat video biasanya Youtube lah, atau di FB suka ada yang bagi link gitu.
2
3
Ya paling Google, BBM, FB ya sesekali. Engga sih cuma yang dikenal aja, kadang ada juga orang asing yang meminta pertemanan. Ya manfaat nya buat cari informasi, biar mempermudah komunikasi sama temen kan kalo pake SMS mahal ka, mending BBM, kalo FB ya buat main-main aja tapi kadang suka ada info-info yang dibagikan temen sih muncul diberanda, lumayan juga.
Ya paling buka Google, buka Youtube, BBM buat komunikasi aja sama temen-temen, sama FB eh Instagram juga sih tapi ya kalau
Tabel 4.24 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
3
4
mau upload foto-foto aja. Kalau itu aku engga pernah membatasi harus orang yang dikenal aja sih, semua juga aku terima kalau ada yang mengirim permintaan pertemanan. Tapi awalnya aku bikin semua akun itu ya buat hubungan sama kakak ku sih, bukan karena ikut-ikut temen punya FB atau BBM.
Iya lumayan aktif sih, paling sering aku buka FB, kalau buka Google kalau mau cari tau aja. Ada juga yang bukan orang yang aku kenal, misalkan temen ketemu di olimpiade kemarin, kan belum kenal, terus jadi kenalan deh di fb. Tapi ada juga yang aku duluan yang ngajak kenalan, tapi cewek.
Berdasarkan tabel 4.24 diatas menunjukkan bahwa seluruh informan kunci merupakan pengguna aktif Internet seperti penggunaan Google, dengan tujuan untuk mencari informasi terbaru. Selain itu seluruh informan termasuk dalam pengguna aktif sosial media, seperti FB, BBM, dan Instagram, untuk menjalin komunikasi dengan teman atau menambah pertemanan melalui dunia maya, dan untuk melihat video terbaru melalui Youtube.
Tabel 4.24 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
1 Kalau selama ini sih lebih sering dapet informasi dari temen, tapi kalau misalkan ada hal yang belum pernah aku denger atau engga berani aku tanyakan dengan teman ya aku cari sendiri diinternet. Tapi kayaknya aku lebih banyak buat main fb, bbm, sama liat video yang begitu lah daripada buat mencari informasi
2
3
Ya sebenarnya sih dampaknya tergantung bagaimana pemakaian orang itu sendiri ya. Cuma kalau aku engga berani nanya sama temen, ya aku cari tau sendiri di internet. Dan selama ini menurut ku sih masih berdampak positif, karena selain menambah informasi, kita kan juga bisa menambah teman melalui dunia maya
Kalau aku kan waktu dirumah lebih banyak dari pada diluar rumah, jadi kalau sama teman-teman juga engga banyak lah waktu ngobrol atau becanda kalau disekolah. Jadi ya aku lebih sering main hp,
Tabel 4.24 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
3
4
cari info atau apapun ya dari nternet. Jadi kalau ditanya dampak nya mungkin sama aja ya
Itu tergantung sih ka, kalau dia sering buka video porno mungkin jadinya berdampak negatif ya yang dia rasakan, tapi kalau aku selama ini kalau ada paket ya kegiatannya untuk mencari informasi, untuk mempermudah komunikasi juga, juga bisa nambah teman
Menurut seluruh informan kunci penggunaan media sangat bermanfaat bagi seorang remaja, bersifat positif atau negatif tergantung dari pemakaian remaja tersebut. Menurut informan 1 pemakaian media yang dia gunakan selama ini bersifat negatif, sebab informan 1 lebih sering menggunakan media tersebut untuk mengakses video porno, sedangkan peran teman sebaya lebih besar dalam mencari suatu informasi. Berbeda halnya dengan informan ke 3 yang tidak punya banyak waktu berada diluar rumah, sehingga peran media sosial sangat bermanfaat untuknya baik dari segi positif maupun negatif tampak seimbang. Menurut informan ke 2 dan ke 4, media sosial yang mereka gunakan selama ini sangat berdampak positif, mereka lebih cepat dalam mengakses informasi terbaru dan dapat memperluas pertemanan.
4.3.2.4 Dampak Negatif Penggunaan Media yang Digunakan
Tabel 4.25 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Dampak Negatif Penggunaan Media yang Digunakan
Informan Pernyataan
1 Oh kalau iklan-iklan gitu yang porno ya maksudnya? Sering liat sih apalagi kalau lagi pas main game online, kalau di FB atau BBM ada juga temen yang membagikan begitu tapi biasanya foto profil FB nya engga jelas. Awalnya karena pengen tahu sih makanya aku buka tapi kadang-kadang aja bukan yang setiap hari. Ya itu lah,
Tabel 4.25 (Lanjutan) Informan Pernyataan 1 2 3 4
kayak yang aku bilang tadi, kan kalau ngumpul ya sering juga lah buka video kayak gitu, tapi kan awalnya bukan dari aku dari teman yang ngajak. Tapi lebih sering sih buka sendiri dikamar. Seberapa sering ya, minimal sebulan sekali lah kalau buka sendiri dikamar, kalau sama teman kan pakai hp teman
Iya sering, bahkan ada juga yang sampai ngechat gitu, terus biasanya itu orang india gitu kak. Pernah buka sih, soalnya penasaran aja. Penasaran emangnya ngapain aja sih, ya udah gitu aja, habis itu engga buka lagi. Engga sering sih, kalau pas lagi kepengen tahu aja
Sering itu, ya biasanya yang kayak gitu mah pasti orang yang kita engga kenal ya makanya berani membagikan video porno gitu-gitu. Kalau buka video gitu sama temen sih belum pernah, kalau sendiri pernah lah, paling liatnya dikamar kalau pas sendiri, itu kan juga buat nambah pengetahuan aja. Dibilang sering ya engga juga, dibilang jarang ya engga juga, tapi paling sering ya seminggu itu dua sampai tiga kali lah, soalnya kan takut juga tiba-tiba ketauan ayah atau ibu, tapi untungnya hp ku engga pernah di cek sih
Iya sering, beberapa ada yang membagikan atau menandai video atau foto kayak gitu, tapi langsung aku hapus. Pernah sih liat sekali atau dua kali, tapi ya udah cuma buat tahu aja, habis itu engga pernah buka lagi
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa seluruh informan mengaku bahwa mereka sering melihat/mendapati munculnya iklan atau konten yang dibagikan oleh orang asing tersebut yang bersifat negatif. Seluruh informan kunci dalam penelitian ini mengaku sudah pernah mengakses foto/gambar dan film/video yang berisikan konten pornografi, hal tersebut disebabkan rasa ingin tahu yang tinggi, dan ada juga yang memberi alasan untuk menambah pengetahuan dan bermula dari ajakan teman untuk menonton. Namun hanya informan 2 dan informan 4 yang tidak merasa ketagihan untuk membuka video yang lainnya. Berbeda dengan informan 1 dan 3 yang mengaku sering membukanya apabila berada sendiri
didalam kamar hingga tidak mengingat frekuensi menonton/melihat konten tersebut karena seringnya menonton. Seluruh informan mengaku bahwa mereka merasa lebih aman bila menontonnya sendiri, meskipun informan 1 mengaku sering menonton bersama teman-teman. Pernyataan seluruh informan dibenarkan oleh pernyataan dari informan guru, seperti pada pernyataan berikut ini :
Tabel 4.26 Matriks Pernyataan Informan Guru Tentang Dampak Negatif Penggunaan Media yang Digunakan
Informan Tambahan
Pernyataan
Guru
Memang benar, siswa disini pasti lebih sering menggunakan hp, internet, dari tv juga lah, dan itu juga yang berpengaruh pada perilaku seks pranikah. Contohnya saja, disekolah ini sering diadakan razia dadakan, mau ngecek ada video yang disimpen apa engga, dan ya terbukti beberapa ada yang nyimpen, beberapa ada yang lihat dan belom ditutup. Tapi sebenernya pasti lebih banyak ya yang engga ketahuan, karna kan ada tuh sanksi dari sekolah, pasti kerjasama juga mereka sama temennya, namanya saya pernah muda kok. Ya kalo yang begitu sih disita trus orangtua nya yang diminta mengambil. Lain lagi kalau yang kepergok pacaran di lingkungan sekolah, wah kalo itu lebih seru. Kalo yang ringannya disuruh jalan jongkok keliling lapangan, kan malu tuh. Kalo udah berat masalahnya ya pemanggilan orang tua.
Tabel 4.26 diatas mendukung pernyataan yang diberikan oleh informan kunci, bahwa media yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah handphone, internet, dan televisi. Informan guru mengatakan dilingkungan sekolah SMA Negeri 1 sering diadakan razia tiba-tiba oleh pihak sekolah untuk mengecek isi handphone milik siswa apakah terdapat konten yang bersifat pornografi yang disimpan atau tidak, dan sering ditemukan selama razia ada siswa yang ketahuan menyimpan atau mengakses tayangan pornografi. Meskipun begitu, ada juga siswa yang tidak ketahuan ketika mengakses tayangan porno karena cepatnya siswa menghilangkan barang bukti dan adanya kerja sama antar
siswa. Hal ini disebabkan karena sekolah mempunyai sanksi terhadap siswa/siswi yang ketahuan mengakses media yang berisikan pornografi berupa penyitaan handphone dan orang tua diminta kehadirannya kesekolah unuk mengambilnya. Selain itu diluar razia yang diadakan tiba-tiba oleh pihak sekolah, sering juga ditemukan beberapa pasangan yang sedang berpacaran/bermanjaan di lingkungan sekolah, biasanya siswa tersebut akan langsung mendapat hukuman, dimulai dari yang paling ringan yaitu jalan jongkok sampai hukuman yang paling berat yaitu surat peringatan kepada orangtua.
4.3.3 Peran Program PKPR di Sekolah 4.3.3.1 Tujuan Program PKPR di Sekolah
Tabel 4.27 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Tujuan Program PKPR di Sekolah
Informan Pernyataan
1 Ya awalnya dipilih sama guru, trus katanya kalo emang gamau yaudah disuruh ngundurin diri, ga dipaksa, tapi ya kalo aku sih ga keberatan kalo masuk PKPR. Tujuannya buat menambah pengetahuan seputar remaja.
2
3
4
Oh kalo aku waktu itu karna ada yang mengundurkan diri, disuruh gantiin deh, terus kebetulan kan temen baik aku ikut PKPR jadi ya aku ikut juga. Kalau setahu aku sih tujuan PKPR itu menambah ilmu tentang kesehatan kak.
Aku waktu itu karna disuruh sama guru, terus ya udah aku liat ini bukan yang negatif kok, kan lumayan juga ya nambah-nambah ilmu.
Waktu itu ada guru yang nanya kak, siaapa yang mau ikut PKPR, terus aku angkat tangan deh. Ya untuk nambah-nambah ilmu.
Berdasarkan tabel 4.27 diketahui bahwa seluruh informan kunci mengatakan bahwa tujuan dari program PKPR yang mereka ketahui adalah untuk
menambah wawasan/pengetahuan, baik seputar remaja maupun kesehatan. Selain itu berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan, pemilihan anggota PKPR adalah berdasarkan keinginan dari informan kunci tanpa adanya paksaan dari siapapun. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari salah satu petugas Puskesmas yang bertanggung jawab terhadap program PKPR, seperti pada pernyataan berikut ini :
Tabel 4.28 Matriks Pernyataan Informan Petugas Puskesmas Tentang Tujuan dan Sasaran Program PKPR
Informan Tambahan
Pernyataan
Petugas Puskesmas
Tujuan program PKPR kalo dari kita sendiri itu membimbing remaja, khususnya anak SMA, supaya mereka itu lebih berpengetahuan lagi tentang kesehatan dan mereka bisa menjaga kesehatan diri mereka sendiri, serta untuk membagikan info kesehatan ke teman-teman sebaya mereka. Kalo sasarannya itu untuk SMA sendiri aja, untu kelas 1 dan 2. Tapi untuk tahun ini SMP juga ikut ada program PKPR dan dokter remaja.
Berdasarkan tabel 4.28, diketahui bahwa tujuan program PKPR adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan dan sebagai konselor utnuk teman sebaya. Adapun pemilihan anggota PKPR adalah bukan berdasarkan keputusan sepihak dari pihak sekolah saja, beberapa siswa yang termasuk ke dalam siswa yang tidak disiplin dan disiplin semua di gabung, namun apabila tidak setuju untuk PKPR, boleh mengajukan surat pengunduran diri.
4.3.3.2 Frekuensi Program PKPR yang Dilaksanakan
Tabel 4.29 Matriks Pernyataan Informan Petugas Puskesmas Tentang Frekuensi Program PKPR yang Dilaksanakan
Informan Tambahan
Pernyataan Petugas
Puskesmas
Kalau frekuensinya PKPR itu sendiri untuk di SMA Negeri 1, biasanya kami lakukan satu kali setiap bulan, sedangkan PKPR nya
Tabel 4.29 (Lanjutan) Informan Tambahan Pernyataan Petugas Puskesmas
sudah sejak 2014/2015 lah kira-kira sudah ada. Pelayanannya? Kita mengadakan pelatihan, hmm disitu kayak untuk pertolongan pertama, misalnya terjadi pingsan dilapangan, atau luka, atau jatuh, itu kita ajarkan caranya. Terus juga ada penyuluhan-penyuluhan kayak narkoba, rokok, hmmm seks remaja, habis itu kesehatan reproduksi juga, dan beberapa penyakit-penyakit yang menjadi endemis disini contohnya dbd dan malaria.
Berdasarkan tabel 4.29 mengenai pernyataan informan petugas kesehatan diatas menunjukkan bahwa program PKPR yang sudah ada sejak tahun 2014, sudah banyak melakukan kegiatan pelayanan kesehatan seperti pelatihan saat terjadi kecelakaan dan berbagai materi penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan. Hal ini berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh ke 4 informan kunci, sebagai berkut :
Tabel 4.30 Matriks Pernyataan Informan Kunci Tentang Frekuensi Program PKPR yang Dilaksanakan
Informan Pernyataan
1 Kalo awalnya kapan kurang tau sih, cuman pas disini ya udah ada lah PKPR. Aku udah dari awal kelas 1 sih ikutnya, ikut sendiri bukan karna dipaksa. Engga ka, jarang-jarang lah, terakhir kapan ya? akhir tahun lalu kayaknya, terus yang pas kakak datang kesini itu ngasih soal, sampe sekarang engga ada lagi tuh. Ya paling penyuluhan, terus kayak ada acara ke pusat sana kami diminta datang, kadang kalo ada pembagian pil kaki gajah kayak kemarin ya kami bantu-bantu lah
2
3
Kalo aku itu ikut nya belom lama kak, karena gantiin yang kemarin itu aja dia mengundurkan diri terus aku masuk deh. Aku sih penyuluhan aja ikutnya, selebihnya belum pernah. Udah jarang kak, ini aja udah 2 bulan engga ada pelatihan atau apa.
Kalo aku dari kelas 1 sih kak. Selama ini engga rutin sih, ya kadang ada, kadang engga gitu. Pernah sih pelatihan bantu jalan pernafasan gitu lah, tapi seringnya ya kami dapat materi aja dalam kelas.
Tabel 4.30 (Lanjutan)
Informan Pernyataan
4 Udah dari kelas 1 kak, ya awalnya ikut karna pengen tau aja sih, kan lumayan infonya. Kalo sering mah engga, paling setahun datengnya beberapa kali aja kak. lebih sering ke penyuluhan dalam kelas sih, kalo praktek gitu-gitu belom pernah, terus ada pemilihan duta-duta juga.
Berdasarkan tabel 4.30 diatas diketahui bahwa informasi/pernyataan yang diberikan oleh informan petugas Puskesmas tidak sesuai dengan informasi praktek dilapangan yang dirasakan oleh ke 4 informan kunci. Diketahui bahwa 3 orang dari informan kunci yang sudah terdaftar dan aktif menjadi anggota PKPR sejak kelas 1 SMA, mengatakan bahwa program PKPR yang diberikan tidak diadakan secara rutin, sehingga ke 4 informan tidak mengetahui jadwal pelatihan yang akan diberikan pihak Puskesmas. Selain itu jenis kegiatan pelayanan yang paling sering dilakukan adalah penyuluhan kesehatan, dan tidak ada jenis pelayanan lainnya. Pernyataan tersebut mendapatkan dukungan dari informan guru, seperti berikut : Tabel 4.31 Matriks Pernyataan Informan Guru Tentang Frekuensi Program
PKPR yang Dilaksanakan Informan Tambahan Pernyataan Petugas Guru
Iya, jadi dulu memang awal atau akhir tahun ya 2014, saya udah lupa juga tahunnya, begitu dibuat baru berapa kali ada kegiatan langsung vakum. Nah baru dimulai lagi itu ya awal-awal tahun 2016 lah sampai sekarang. Tapi ya sayangnya engga rutin kegiatannya. Sebenernya engga bisa dilihat juga sih ya hasil dari PKPR itu sendiri karena kegiatannya saja tidak rutin, tapi pasti ada lah beberapa yang udah berubah semenjak ikut PKPR, contohnya kayak yang kamu lihat itu si informan kunci ke 1. Ya, alangkah lebih bagus nya lagi kalau PKPR ini kegiatannya beragam, tidak hanya berpatok pada penyuluhan didalam kelas saja.
Berdasarkan tabel 4.31 menunjukkan bahwa kegiatan PKPR yang dilaksanakan tidak diadakan rutin dan hanya berpatok pada program penyuluhan