• Tidak ada hasil yang ditemukan

Janji Naskah Drama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Janji Naskah Drama"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Janji Janji Bagian Pertama Bagian Pertama Panggung Panggung

 Panggung menggambarkan tempat di pinggir jalan pada siang hari yang lengang. Di latar  Panggung menggambarkan tempat di pinggir jalan pada siang hari yang lengang. Di latar

belakang tampak pepohonan yang cukup rimbun. belakang tampak pepohonan yang cukup rimbun. Yanti

Yanti : : (( Muncul dengan membawa buku, berjalan akan pulang, tetapi bertemu Herman Muncul dengan membawa buku, berjalan akan pulang, tetapi bertemu Herman dan keduanya saling menyapa

dan keduanya saling menyapa).). Herman

Herman : : (( Menegur lebih dulu Menegur lebih dulu) ") " Heh Heh, cari barang rongsokan ya?", cari barang rongsokan ya?" Yanti

Yanti : : ((Terkejut Terkejut ) "Ah, kamu Herman, jadi terkejut aku.") "Ah, kamu Herman, jadi terkejut aku." Herman

Herman : : "Jalan "Jalan kok kok menunduk menunduk saja, saja, sedang sedang mencari mencari barangbarang barangbarang bekas?"bekas?" Yanti

Yanti : : "Ah, "Ah, adaada adaada saja saja kamu. kamu. !asak !asak iya iya jalanku jalanku seerti seerti orang orang mencari mencari barangbarangbarangbarang  bekas. #alau begitu, tolong Her, ambilkan keranjang untuk 

 bekas. #alau begitu, tolong Her, ambilkan keranjang untuk rongsokan. (rongsokan. ( Ketawa Ketawa riang 

riang ) Hihi$") Hihi$" Herman

Herman : : (( Berlagak akan mengambil  Berlagak akan mengambil ). "%aik, &ona."). "%aik, &ona." Yanti

Yanti : : "Her, "Her, Her, Her, mau mau ke ke mana?"mana?" Herman

Herman : : "'ho, "'ho, kok, kok, ditanya, ditanya, ambil ambil keranjang, keranjang, kan?"kan?" Yanti

Yanti : : "Her, "Her, jangan jangan begitu, begitu, aku aku mainmain mainmain saja, saja, kok."kok." Herman

Herman : : (( Diam, purapura tersinggung  Diam, purapura tersinggung )) Yanti

Yanti : : (( Mendekat pelan Mendekat pelan) "Herman, aku mainmain saja, lo. #au marah?") "Herman, aku mainmain saja, lo. #au marah?" Herman

Herman : : (( Masih purapura Masih purapura) "idak, aku tidak marah. Hanya$") "idak, aku tidak marah. Hanya$" Yanti

Yanti : : (( !ngin tahu !ngin tahu) "Aa Her? #atakan. Aakah aku bicara tidak soan tadi?) "Aa Her? #atakan. Aakah aku bicara tidak soan tadi? Herman

Herman : : "idak. "idak. Hanya Hanya saja saja kamu$."kamu$." Yanti

Yanti : : (("emakin ingin tahu"emakin ingin tahu) "Herman, katakan saja aa yang kamu maksud. %iar aku daat) "Herman, katakan saja aa yang kamu maksud. %iar aku daat memerbaiki kekuranganku. Atau, aku harus minta maa* keadamu, Her?"

memerbaiki kekuranganku. Atau, aku harus minta maa* keadamu, Her?" Herman

Herman : : "idak. "idak. #amu #amu tidak tidak usah usah minta minta maa* maa* keadaku. keadaku. #amu #amu tidak tidak bersalah. bersalah. Hanya$."Hanya$." Y

Yaanntti i : : (( Kesal dan takut  Kesal dan takut ) "Aku semakin tidak mengerti dan bingung.") "Aku semakin tidak mengerti dan bingung." Herman

Herman : : (("emakin menggoda"emakin menggoda) "#amu tidak mengerti, Yanti?") "#amu tidak mengerti, Yanti?" Y

Yaanntti i : : (("eolah akan menangis"eolah akan menangis) "Herman, kalau kamu masih menggodaku dan aku) "Herman, kalau kamu masih menggodaku dan aku  bersalah, $baiklah, aku ulang saja. Aku malu, Her."

 bersalah, $baiklah, aku ulang saja. Aku malu, Her." Herman

Herman : : (( Maksud menggoda jadi pudar  Maksud menggoda jadi pudar ) "Yanti, aku$, hahaaa$") "Yanti, aku$, hahaaa$" Yanti

(2)

Herman : ( Mendekat ) "Yanti, aku sebenarnya mencoba ketabahanmu." Yanti : ("adar kalau digoda) "Aku kira$ kamu marah adaku."

Herman : "%uat aa marah tana sebab, Yanti? Aku bukan emuda yang mudah naik darah$ hahaa$."

Yanti : "#au dari mana? +ulang sekolah?"

Herman : "idak, dari menyelesaikan ekerjaan rumah orang." Yanti : "i rumah orang? ( Keheranan) !aksudmu?"

Herman : "Ayo, coba terka, i."

Yanti : ( Menjawab) "#au menggoda lagi ya."

Herman : "Hahaaa, eee, yang ini tidak, i. Aku ingin tahu kemamuanmu menerka tekateki ini. -obalah kalau daat. Hadiahnya besar."

Yanti : "nggak mau, Her. Aku takut salah lagi. #amu saja yang menja/ab."

Herman : ("enyum) "%aiklah, begini Yanti, aku sudah lama mencoba membantu ayahku mencari re0eki. Yaaa$, sambil belajar untuk hidu mandiri kelak."

Yanti : "Yang kamu maksud itu, kamu sudah bekerja sambilan untuk membantu kebutuhan hidu keluargamu?"

Herman : "Yaaah, begitulah kurang lebihnya. Hanya saja tidak teta. 1ekali /aktu kalau ada kesematan, seerti kalau tidak ada ulangan atau tidak ada +2."

Yanti : "#alau begitu, tentunya kamu sibuk sekali, Her." Herman : "%ukan hanya sibuk, malah aku seringmbolos." Yanti : " Mbolos? Aa tidak dimarahi +ak 3uru?"

Herman : "1emua ini karena teraksa untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 1iaa lagi kalau  bukan aku. Ayahku menghidui tujuh orang, termasuk aku."

Yanti : "4oooh, kamu masih unya adik emat, Her. Alangkah bahagianya kamu." Herman : "!emang, kelihatannya, keluarga kami bahagia."

Yanti : "#alau seringmbolos, aa tidak terganggu belajarmu?"

Herman : "1ering meninggalkan elajaran, memang terganggu. Aku sering mendaat teguran. Alhamdulillah, ayahku daat menjelaskan, dan %aak #eala 1ekolah daat

memahaminya."

Yanti : "ak kusangka, engorbananmu demikian besar, Her. entunya orang tuamu amat  bangga unya anak lakilaki seerti kamu."

(3)

Herman : "Aa yang kulakukan atas kemauanku sendiri, tana aksaan dari siaa saja. Ayahku sebenarnya tidak ernah mengi0inkan aku membantu mencari na*kah." Yanti : "Herman, ngomongngomong aakah kamu bersedia membantu aku?"

Herman : (Terkejut ) "eee, aa yang kamu maksud, i?"

Yanti : ( #aguragu) "eee, kalau tidak ada /aktu, tak aalah, besokbesok saja." Herman : "'ho, daat. aat, i. -uma, kalau bantuan yang kamu maksud itu$ "

( #aguragu akan meneruskan)

Yanti : ( Menjawab datar ) "!asak bahan ulangan saja nggak ada /aktu." Herman : (Terkejut ) "Haa, bahan ulangan? Aku kira nonton *ilm."

Yanti : ( Heran) "&onton *ilm, yangngajaknonton kamu siaa?"

Herman : "5ya, iya$begini, terus terang saja aku sangat hatihati mengeluarkan uang yang tidak banyak man*aatnya. !aka dari itu, ermintaan bantuanmu tadi langsung kukira akan ngajak nonton *ilm."

Yanti : "3ayamu, kau kira aku aa? Aku bukan temantemanmu itu." Herman : "!aa*, i aku salah mena*sir bicaramu."

Yanti : ($anti salah tingkah) "Herman, aku kan tidak mengajakmu nonton. Jangan mengira seenaknya. 1ebenarnya aku tidak berencana minta bantuanmu, tai karena

kebetulan bertemu, aa salahnya aku menyamaikan maksud baikku."

Herman : ( %ada mengalah) "5ya, iya, aku sudah mengerti. Aku bersedia membantumu,  belajar bersama."

Yanti : "%ersama, bersama? #au kira aku acarmu, ya?" ( Berlagak berlalu)

Herman : "Yanti, aku kan sudah minta maa* atas kesalahanku, masa masih saja diangga salah. Aku kan temanmu."

Yanti : ( Hatinya luluh) "Jadi, kaungaku salah, ya. 5ngat baikbaik, aku bukan acarmu, Her. Aku hanya temanmu. Aku bukan eremuan bebas, bukan gadis yang suka  esta dan mau enak sendiri."

Herman : "5ya, iya. 1udah jelas semuanya. Aku hanya akan membantumu belajar, dan$." Yanti : "an aa lagi. !inta uah ya$?"

Herman : ( #asa takut ) "i rumahmu? Aku takut, i."

(4)

Herman : "Heee, tunggu dulu. #amu ini bagaimana? #ok mudahngambek . !aksud saya di sekolah atau di erustakaan, karena aku takut ayahmu."

Yanti : (Tertawa senang ) "Hi..hi..hi, Herman, kamu ini emuda aa? %ertemu ke rumah orang kok takut. !au jadi banci, ya. Hi..hi..hiii."

Herman : "%ukan begitu. Aku kan belum ernah bertemu dengan ayahmu. Yang aku kenal  baru ibumu."

Yanti : "#au ke rumahku karena aku yang minta. !engaa kau akan mundur menemui halangan?"

Herman : "4ke, asal kamu yang menanggung risikonya, aku akan datang ke rumahmu. ai, aku hanya membantu kamu dalam belajar, lho."

Yanti : "Habis, mau aa lagi?"

Herman : "1to, sto. Jadiramenanti. 1udah siang, mari kita ulang."

Yanti : ( Melihat sekeliling ) "6ah, iya Her, samai lua aku. 5buku janganjangan marah kalau aku ulang terlambat. %aiklah kalau begitu. Jangan lua Her, ke rumahku nanti sore, ya?"

Herman : ( Masih ragu) "Yanti, bagaimana kalau besok saja."

Yanti : "Her, kau mau datang sendirian ke rumahku? +emuda kok emalu." Herman : "5ya, i. Aku tak biasa bertamu ke rumah anak eremuan."

Yanti : (Teringat sesuatu) "4oh iya, kebetulan, nanti sore aku disuruh ibuku mengantarkan  barang ke rumah %ulik. &ah, kau menunggu di sini. &anti setelah dari rumah %ulik,

aku le/at sini, lalu kita bersama ke rumahku. 1etuju, Her?"

Herman : ( Berpikirpikir ) "%olehlah. +okoknya, kamu yang menanggung risikonya." Yanti : (Tertawa senang ) "Herman, ayahku orangnya baik sekali. #amu tentu tak akan

(5)

Janji Bagian Kedua

 Kedua remaja itu berpisah dan berjanji akan bertemu lagi di tempat itu. !tulah dunia remaja  yang baik. &kan tetapi, dunia ini bukan berisi kebaikan saja. Kehidupan itu sangat luas dan  penuh godaan. !nilah godaan yang dialami kehidupan kaum remaja. Dua orang pemuda

muncul bertingkah serbabebas dengan pakaian serbanyentrik, sok aksi, dan sombong. +emuda 5 : ( Malas) "2okokmu masih ada?"

+emuda 55 : ( Merogoh kantong jaketnya) "#ita erlu hiburan lainnya." ("ambil menyalakan rokok di mulutnya).

+emuda 5 : "Aku masih malas, !ek. #amu saja cari in*o."

+emuda 55 : "Aa? Aku sendirian? umben kamu bicara begitu. 2uanya kejantananmu mulai surut. Aa kau sudah uas dengan kenikmatan di sini saja? Hahahaaaa$."

+emuda 5 : "%ukan begitu, aku erlu istirahat sebentar, mengembalikan istol ini ke rumah. Aku kha/atir ayah sudah ulang dari tugas."

+emuda 55 : "Aaah, kau kan anaknya. %a/a benda seerti itu saja masak dimarahi. #an ayahmu masih unya lainnya?"

+emuda 5 : "Ayahku memang tak akan marah. Aku toh sudah cuku mamu untuk berdiri sendiri. an lagi, istol ini tak kan dimintanya. +istol kecil begini hanya untuk menakutnakuti tikus, ha ha ha."

+emuda 55 : "-oba, aku lihat mainanmu itu. +antas enggak aku memba/anya? ( Menyodorkan tangan, menerima) 5ni istol jenis aa?"

+emuda 5 : "-olt, sebenarnya istolnyacow boy. #eren, kan$?"

+emuda 55 : "Aku ikir, memang erlu memiliki mainan seerti ini. ee, aa kamu bisa membelikan untukku?"

+emuda 5 : "#amu bicara serius?"

+emuda 55 : "#amu kira aku mainmain. %eraa harga yang kau minta, kubayar kontan." +emuda 5 : "Ah, itu mudah diatur. +okoknya, kamu tahu sendiri. Yang enting, kita teta

seaham$ha ha ha ha ha."

+emuda 55 : "1elama ayahku masih menguasai erdagangan, aa saja yang kuminta asti dituruti. Yang enting kan uang$."

(6)

+emuda 5 : "%enar juga katamu, !ek. Hidu tana uang seerti mobil tana bensin. %etul, tidak? Ha ha ha."

+emuda 55 : ( Menganggukkan kepala, setuju) "&ah,$ acara selanjutnya$." +emuda 5 : "Aah, terserah kamu saja. -ukongnya kan kamu."

+emuda 55 : "%egini saja, kita makanmakan dulu dan sesudah itu cari mangsa lagi. 1etuju, tidak?"

(7)

Janji Bagian Ketiga

 Kedua pemuda berlalu meninggalkan tempat itu. Di belakangnya muncul seorang tua yang rambutnya memutih.

4rang tua : ( Berjalan perlahanlahan) "ak kusangka, dunia ini makin tua makin kotor. Aku menjadi sedih melihat keadaan hidu manusia 0aman sekarang. %egitu jauh berbeda dengan 0amanku dulu. Aku ernah muda, gagah, dan kaya. ai, semua

kekayaanku hasil jerih ayahku. 1ekarang, kekayaanku sudah kuberikan keada yang membutuhkan. Aku telah sia untuk mati. 1egala yang aku miliki sudah tidak  berarti lagi. Aku turun ke kota untuk melihat erubahan 0aman yang dikatakan

modern. ak tahunya, hanya neraka dunia yang enuh ketidakjujuran. Hatiku menangis mendengar embicaraan anakanak muda tadi. Anakanak siaa mereka, itukah hasil endidikan orang tua yang katanya intar dan banyak harta? unia memang semakin tua, seerti diriku ini. 1iaakah yang akan me/arisi kebenaran dan kejujuran di masa mendatang? Aakah memang harus terjadi demikian dalam dunia yang dikatakan modern? 1iaakah yang memulai menyebarkan kekotoran dan kenajisan ini$" ( Menangis pelan)

Yanti : ( Muncul, sambil memerhatikan sekeliling, mencari Herman yang dikiranya sudah menunggu).

4rang tua : "en Ayu, mencari siaa, en?" ("ambil menghapus air matanya) Yanti : ( #agu menjawab) "ee, anu !bah, ee mencari temanku. !bah siaa?" 4rang tua : "en, saya dari desa, datang ke kota ini hanya untuk jalanjalan saja, en." Yanti : "ee, sendirian saja !bah, mana temannya$?"

4rang tua : "idak ada teman, en. 1imbah tak erlu teman." Yanti : "!bah, boleh kan saya bertanya$?"

4rang tua : "1ilakan, en, kelihatannya gelisah."

Yanti : "Aa melihat anak lakilaki di sini tadi, !bah?" 4rang tua : "Anak lakilaki? 4oooh, iya, iya. 1aya melihatnya." Yanti : "!elihatnya !bah, sekarang ke mana?"

(8)

4rang tua : "en Ayu, tenanglah en. 1iaa yang dicari kok kelihatannya tergesagesa. !emang, tadi 1imbah melihat dua anak lakilaki yang hendak bersenangsenang saja."

Yanti : "ua anak lakilaki? 4h, bukan. %ukan itu yang kucari, !bah. Hanya satu anak lakilaki !bah."

4rang tua : "4ooh, jadi mereka itu bukan kakak atau adik en Ayu? 1yukurlah kalau begitu. !emang antas kalau mereka itu bukan saudara en Ayu. Jelas erbedaan /atak dan sinar mukanya. en Ayu seorang /anita yang memiliki budi tulus dan jujur." Yanti : "!bah, maa* sebelumnya. Jangan anggil en Ayu. !alu kalau dianggil en.

+anggil saja Yanti. 1aya masih kelas 5 1!7 !bah. 1ebentar lagi ulangan umum." 4rang tua : "4ooh, begitu. ee, bagaimana kalau saya anggil &ak?

Yanti : "%egitu ya enak kedengarannya. !bah, aku ada janji dengan temanku untuk menunggu di sini."

4rang tua : "!enunggu untuk bertemu, &ak. Aa erlunya menunggu di temat sei ini, aa kamu takut dimarahi orang tuamu?"

Yanti : "%ukan begitu, !bah. emanku takut datang sendirian ke rumahku. akut keada ayahku."

4rang tua : "emanmu takut, aa dia telah melakukan kesalahan?"

Yanti : "idak, !bah. ee, tidak tahu, kenaa dia takut keada ayahku."

4rang tua : "4oo, ya, ya, saya mengerti, &ak. 5tu tandanya kalau dia anak lakilaki yang baik  budi ekertinya. %eruntunglah kamu daat teman seerti itu, &ak. 5tulah anak laki

laki bertanggung ja/ab."

Yanti : ( Mendengar penjelasan demikian, 'anti jadi termenung, membayangkan diri  Herman)

4rangtua : "&ak, tadi ketika berjanji jam beraa?"

Yanti : "adi siang, !bah, seulang sekolah. Aku minta tolong untuk membantu belajar. 1ekarang, seharusnya dia sudah berada di sini."

4rangtua : "&ak, dari mana tadi?"

Yanti : "1aya dari rumah %ulik, !bah. isuruh ibu mengantarkan barang. ia kusuruh menunggu di sini."

(9)

4rangtua : "%arangkali sebentar lagi dia datang, &ak. 1aya akan meneruskan langkah, ya. %erhatihatilah menjaga diri, bahaya selalu mengintai."

Yanti : "!bah mau ke mana? emani saya dulu nanti saya beri uah."

4rangtua : "&ak, langkahku sudah sementara /aktu berhenti. %aikbaiklah menjaga diri. idak usah takut. uhan selalu melindungi umatnya yang jujur dan ta/akal. 1elamat tinggal, &ak$" ( Berlalu)

Yanti : ( Kesal menunggu) "#e mana saja Herman ini. #atanya datang duluan, nyatanya  belum nongol. +embohong ruanya dia." ("emakin kesal dan gelisah)

(10)

. Penokohan dan wataknya

eskrisikan tokohtokoh dalam kutian drama tersebut8 1ebagai ramburambu,  erhatikan kolom berikut.

No. Tokoh Watak Kalimat yang mendukung watak tokoh 9.

.

Catatan:

6atak adalah keseluruhan ciriciri seseorang baik secara keadaan *isik (umur,  jenis kelamin, ciriciri tubuh, bangsa, kesukaan, tinggi;endek, dan lainlain)<

keadaan sikis (kegemaran, keadaan emosi, dan lainlain)< serta keadaan sosiologis (jabatan, ekerjaan, latar belakang keluarga, dan sebagainya). 2. Latar cerita

5denti*ikasi di mana saja latar drama di atas8 1ebagai ramburambu, erhatikan kolom berikut.

No. Latar Kalimat yang menunjukkan Catatan:

'atar meruakan enggambaran temat (misalnya di Ja/a engah ada tahun ==> di halaman sekolah), /aktu (contohnya agi, siang, sore, dan malam), serta ruang (misalnya di ruang kelas, di teras rumah) terjadinya adegan.

. !lur

a. i a/al cerita dilukiskan ercakaan ringan antara Yanti dan Herman. -eritakan kembali aa yang mereka bicarakan8

 b. i tengah dialog,Yanti dan Herman bertikai karena keurauraan Herman hingga membuat Yanti kesal dan takut. !engaa Yanti kesal dan takut? c. !asalah aa lagi yang timbul hingga Yanti mengatakan bah/a ia bukan  eremuan bebas, bukan gadis yang suka esta, dan mau enak sendiri?

d. +ermasalahan berkembang ketika Herman malu dan takut ke rumah Yanti sendirian. !engaa Herman takut datang ke rumah Yanti? %agaimanakah  enyelesaian akhir yang mereka seakati?

Catatan:

Alur atau lot meruakan jalinan cerita dari elukisan a/al cerita, ertikaian a/al, klimaks atau titik uncak cerita, hingga antiklimaks (enyelesaian). ". Tema cerita

ema aakah yang disamaikan engarang ada kutian drama tersebut? Catatan:

ema ialah gagasan okok yang mendasari lakon drama. Judul drama bisa dijadikan egangan untuk memermudah mengetahui tema sebuah drama. #. !manat$%e&an %engarang

Amanat aa saja yang daat kamu etik dari lakon drama di atas? Catatan:

Amanat meruakan esan yang disamaikan engarang melalui dramanya< dan  enonton;embaca harus mencari sendiri amanat tersebut.

(11)

'ayang !da (rang Lain  Karya( )tuy Tatang "ontani

5 27!AH 17!5&4 YA&3 1!+5 A& 12HA&A. 17A1A&A 1+5. 5%A5%A AA&3 142A&3 'A#5'A#5 !&-A25 17!5&4.

Hamid : !into ... !into8 #au masih tidur di siang hari begini?

(17!5&5 5125 17!5&4 !7&-7' &3A& +A#A5A& YA&3 %A371) 1uminto ada?

1umini : Ada. !as ... !as ... ini ada +ak Hamid8

(!5&4 !7&-7' &3A& #A71 4%'4&3 A& 1A27&3) Hamid : 'ho aneh ...8 5strinya erlente, suaminya kaya gembel. 1uminto : ia mau ergi, ada urusan.

Hamid : an kau, tunggu di rumah? !engaa tidak berduaan saja sambil rekreasi. 5ni kan hari !inggu?

1uminto : Hari !inggu malah lebih memusingkan. 7ang tak ada, malas mau ergi. iam di rumah, banyak yang nagih utang.

Hamid : ngkau selalu esimis, !into. 7ntung istrimu tidak.

1umini : +eremuan jangan disamakan dengan lakilaki, +ak Hamid. 1ilakan duduk +ak Hamid, saya mau ergi dulu, ada urusan.

(!&#A5 !5&4 'A'7 !&-57! A&3A& %2+A!5A&) 1aya ergi dulu, !as8

(!5&5 +235 #'7A2)

Hamid : !into, beruntung sekali kamu memiliki istri seerti dia. ai anehnya, engkau selalu kelihatan lesu.

1uminto : %agaimana tidak lesu, gaji ega/ai rendah seerti saya ini sangat tidak seimbang dengan hargaharga di asar. 3aji yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidu seuluh hari saja, yang dua uluh hari mesti harus ditutu dengan utang, kalau erlu menjual barang yang layak dijual. #ian lama utang itu bukan kian sedikit, +ak

Hamid, tai makin menggunung. Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku, atau biaya sekolah seorang anakku. ai, sematamata untuk mereka yang

(12)

Hamid : Aku sudah beberaa kali menganjurkan suaya berubah cara berikirmu. #amu harus melihat realitas, berikir yang dialektik. !estinya kau tidak erlu esimis dengan gajimu yang tidak cuku. engan gaji yang tidak cuku itu, kamu harus bisa menggunakan kesematan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat. 1uminto : 'antas, aa aku harus korusi untuk menutu kekurangan? Aku tidak bisa berbuat

senista itu, +ak Hamid.

Hamid : 1iaa yang menganjurkan kamu untuk korusi? Aku tidak bilang begitu. Aku cuma menyarankan agar kamu berikir dialektis, agar kamu daat mengubah keadaan menjadi lebih baik. ai ... sudahlah,

!into, aku ke sini sebenarnya hanya mau injam raket badmintonmu. 1uminto : 1udah tidak ada.

Hamid : #e mana?

(13)

9. ema

1ecara umum etikan drama di atas mengandung tema kondisi ekonomi yang kekurangan. Hal tersebut

daat dilihat dari etikan dialog tokoh 1uminto< Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat  tidak seimbang dengan hargaharga di pasar. $aji  yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidup  sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus

ditutup dengan utang, meminjam, kalau perlu menjual  barang yang layak dijual ...(dan seterusnya).

. Amanat atau esan

Amanat atau elajaran yang daat diambil dari

 etikan naskah drama di atas di antaranya, yaitu seseorang harus bijaksana dalam menyikai tuntutan kehiduan  berkenaan dengan keadaan ekonomi yang kekurangan.

Amanat atau esan tersebut daat disimulkan dari dialog tokoh, antara lain: &ku sudah beberapa kali

menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu.  Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik.  Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang 

tidak cukup, tapi dengan gaji yang tidak cukup itu kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam  segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.

. Alur 

Jalinan cerita yang tamak ada etikan naskah drama di atas tersusun secara maju. Artinya isi cerita disamaikan dengan kronologi cerita dari /aktu yang lamau menuju /aktu ke dean.

@. +enokohan

alam etikan naskah tersebut terdaat beberaa tokoh dengan berbagai karakter enokohannya, yang mencerminkan letak osisi tokoh dalam cerita. 1alah satu contoh karakter tokoh dari etikan di atas adalah si*at kejujuran yang dimiliki oleh tokoh 1uminto. #arakter  tersebut daat dilihat melalui dialog< *antas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan+ &ku tidak  bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

. 'atar atau setting

'atar temat dari cerita dalam etikan naskah di

atas yaitu rumah 1uminto. Adaun latar /aktu dan suasana dalam cerita adalah ada /aktu agi hari yang sei di hari !inggu. Hal tersebut daat dilihat dalam etunjuk  lakuan mauun dialog tokoh yang terdaat dalam teks naskah, di antaranya< Di rumah "uminto yang sempit  dan sederhana. "uasana sepi ...dan dialog:  !ni kan hari Minggu+ (dan seterusnya).

(14)

)engidenti*ika&i +n&ur ,ntrin&ik Tek& -rama . Penokohan dan wataknya

(15)

9   @  B 2. Latar cerita

No Latar Kalimat yang menunjukkan latar 9  dst . !lur No !lur Penjela&an 9 aha  endahuluan  aha kon*lik    aha  enyelesaian ". Tema cerita

(16)

 CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC   CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC   CC 

#. !manat$%e&an %engarang

Amanat aa saja yang daat dietik dari teks drama?

 CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC   CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC   CC 

Referensi

Dokumen terkait

1) Tenaga kerja disabilitas belum mempunyai kesempatan yang setara dengan tenaga kerja non disabilitas (gaji, kesempatan kerja, dan peningkatan karier). 2)

Selain itu, partisipan yang lemah sering menggunakan cara diam untuk tidak menyetujui atau menjalankan apa yang dikatakan oleh orang yang lebih kuat

Harta bisa membuat orang menjadi munafik, seperti yang ada dalam naskah drama Gerr, tokoh ibu, bapak, nenek, dan istri bahkan lebih senang ketika Bima meninggal, karena ketika

Coba kalau aku banyak habiskan waktu untuk bermimpi dari dulu, pasti saat ini aku sudah bisa menata kehidupanku, benar, menata menjadi lebih baik (turun dari atas meja, berjalan

Aman : Iyya teman btul yang dikatan Iwan itu, keluarga saya berharap setelah saya pulang nanti sudah menjadi pengusaha kaya (penuh khayal lalu tertawa)?. Wanto : Haha

Abah : Kalau saja kita semua bisa berkumpul di rumah ini, tanpa perlu kau pergi setelah kepulangan Subhan, barangkali aku dan ibumu bisa menanti ajal dengan

dari kejadian itu adalah karena anak buah Asano tidak membayar gaji/upah yang cukup ketika Asano belajar pada Pangeran Kira sehingga Pangeran Kira mengajarkan hal yang salah, dan

Cahyanya… dalam hati Andin sangat malu dan menjadi grogi karena ia seketika lupa lirik lagu tersebut, andin terdiam kemudian karena tidak ingat lirik selanjutnya dan Andin turun dari