Telah dilakukan percobaan pengukuran waktu
Telah dilakukan percobaan pengukuran waktu dengungdengung suatu ruangan yang bertujuan untuk mengevaluasi laboratorium suatu ruangan yang bertujuan untuk mengevaluasi laboratorium akustik apakah telah sesuai dengan fungsi ruang yang baik akustik apakah telah sesuai dengan fungsi ruang yang baik dengan melakukan pengukuran waktu dengung. Prinsip kerja dengan melakukan pengukuran waktu dengung. Prinsip kerja dari percobaan ini mengggunakan prinsip kerja alat Sound Level dari percobaan ini mengggunakan prinsip kerja alat Sound Level Meter (SLM) yang digunakan untuk
Meter (SLM) yang digunakan untuk mengukur kebisingamengukur kebisingan suatun suatu ruang. Dengan acuan getaran yang terjadi. Apabila ada objek ruang. Dengan acuan getaran yang terjadi. Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan terjadinya atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan terjadinya sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan ditangkap oleh sistem peralatan, Lalu selanjutnya jarum analog ditangkap oleh sistem peralatan, Lalu selanjutnya jarum analog akan menunjukkan angka jumlah dari tingkat kebisingan yang akan menunjukkan angka jumlah dari tingkat kebisingan yang dinyatakan dengan nilai dB
dinyatakan dengan nilai dB.. Data yang diperoleh dari percobaan Data yang diperoleh dari percobaan ini secara langsung akan diolah oleh software YMEC. Pada ini secara langsung akan diolah oleh software YMEC. Pada percobaan ini diambil 6 titik uji denagn satu kali uji. Kemudian percobaan ini diambil 6 titik uji denagn satu kali uji. Kemudian dilakukan pengukuran waktu dengung pada tiap titik
dilakukan pengukuran waktu dengung pada tiap titik di frekuensidi frekuensi 500 hertz dan 1000 hertz. s. Waktu dengung dipengaruhi faktor 500 hertz dan 1000 hertz. s. Waktu dengung dipengaruhi faktor tertentu seperti material bahan yang ada dalam ruang atau tertentu seperti material bahan yang ada dalam ruang atau penyusun ruang, luasan permukaan ruang dan juga volume penyusun ruang, luasan permukaan ruang dan juga volume ruang. Dengan nilai rata-rata EDT yang didapatkan dari ruang. Dengan nilai rata-rata EDT yang didapatkan dari pengukuran waktu dengung laboratorium akustik sebesar0,6 dB pengukuran waktu dengung laboratorium akustik sebesar0,6 dB
Kata Kunci Kata Kunci
—
— EDT, Sound Level Meter, Waktu Dengung EDT, Sound Level Meter, Waktu Dengung I.
I. PENDAHULUANPENDAHULUAN alam kehidupan sehari
alam kehidupan sehari – – hari tidak dapat lepas darihari tidak dapat lepas dari bunyi. Untuk ber
bunyi. Untuk ber komunikasi kita menggunakan bunyikomunikasi kita menggunakan bunyi yang bersumber dari pita suara, untuk membuat musik yang bersumber dari pita suara, untuk membuat musik atau lagu juga digunakan bunyi, dan masih banyak lagi atau lagu juga digunakan bunyi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Banyak aplikasi yang digunakan untuk yang lainnya. Banyak aplikasi yang digunakan untuk mempermudah aktivitas kita yang memanfaatkan bunyi. Di era mempermudah aktivitas kita yang memanfaatkan bunyi. Di era modern sekarang ini banyak dimanfaatkan untuk beberapa modern sekarang ini banyak dimanfaatkan untuk beberapa aplikasi
aplikasi canggih canggih pemanfaatan pemanfaatan bunyi bunyi seperti seperti pada pada bidangbidang instrumentasi
instrumentasi akustik. akustik. Misalnya Misalnya untuk untuk mengukur mengukur suatusuatu ruangan apakah bunyi yang tersebar didalamnya telah sesuai ruangan apakah bunyi yang tersebar didalamnya telah sesuai dengan
dengan fungsi fungsi ruang ruang yang yang dikehendaki. dikehendaki. Oleh kaOleh karena iturena itu dilakukan percobaan mengenai pengukuran waktu dengung di dilakukan percobaan mengenai pengukuran waktu dengung di suatu ruangan.
suatu ruangan.
Bunyi termasuk salah satu dari jenis gelombang yang Bunyi termasuk salah satu dari jenis gelombang yang dapat dirasakan oleh indera pendengaran (telinga). Dalam dapat dirasakan oleh indera pendengaran (telinga). Dalam pelajaran fisika, Pengertian bunyi
pelajaran fisika, Pengertian bunyi ialah sesuatu yang dihasilkanialah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda yang menghasilkan bunyi dari benda yang bergetar. Benda yang menghasilkan bunyi disebut sebagai sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar disebut sebagai sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul ke udara yang ada akan menggetarkan molekul-molekul ke udara yang ada disekitarnya. Dengan demikian, syarat terjadinya bunyi ialah disekitarnya. Dengan demikian, syarat terjadinya bunyi ialah dengan adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi dengan adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi memerlukan medium(pengantar). Kita dapat mendengar bunyi memerlukan medium(pengantar). Kita dapat mendengar bunyi jika
jika ada ada medium(pengantar) medium(pengantar) yang yang dapat dapat merambatkan merambatkan bunyi.bunyi. Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah terdapat benda Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah terdapat benda yang bergetar (sumber bunyi), terdapat medium yang yang bergetar (sumber bunyi), terdapat medium yang
merambatkan bunyi, serta terdapat penerima yang berada di merambatkan bunyi, serta terdapat penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.
dalam jangkauan sumber bunyi.
Gambar. 1 Gelombang Longitudinal Gambar. 1 Gelombang Longitudinal[1][1]
Sifat
Sifat – – sifat gelombang bunyi sama dengan sifat sifat gelombang bunyi sama dengan sifat – – sifat sifat gelombang pada umumnya. Seperti yang sudah kita ketahui gelombang pada umumnya. Seperti yang sudah kita ketahui gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terdiri dari rapatan dan renggangan. Gelombang bunyi terdiri dari rapatan dan renggangan. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yaitu gelombang yang merupakan gelombang mekanik yaitu gelombang yang merambat melalui medium, gelombang bunyi merambat merambat melalui medium, gelombang bunyi merambat melalui zat padat zat cair dan zat gas. Jika berada di ruang melalui zat padat zat cair dan zat gas. Jika berada di ruang hampa udara kita tidak mendengar suara apapun. Astronot yang hampa udara kita tidak mendengar suara apapun. Astronot yang berada
berada di di ruang ruang angkasa angkasa menggunakan menggunakan telepon telepon untukuntuk berkomunikasi.
berkomunikasi.
Berikut ini merupakan sifat-sifat dari gelombang Berikut ini merupakan sifat-sifat dari gelombang bunyi:
bunyi:
Gelombang bunyi dapat di pantulkan Gelombang bunyi dapat di pantulkan
Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi juga dapat Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi juga dapat dipantulkan. Gelombang bunyi akan dipantulkan jika mengenai dipantulkan. Gelombang bunyi akan dipantulkan jika mengenai permukaan yang keras. Pem
permukaan yang keras. Pemantulan bunyi dalam ruang tertutupantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung yaitu bunyi pantul yang terdengar dapat menimbulkan gaung yaitu bunyi pantul yang terdengar sebelum bunyi asli berhenti. Untuk menghindari gaung di sebelum bunyi asli berhenti. Untuk menghindari gaung di dalam gedung biasanya dipasang peredam suara. Peredam suara dalam gedung biasanya dipasang peredam suara. Peredam suara terbuat dari kain wool, kapas, karet..
terbuat dari kain wool, kapas, karet.. Gelombang bunyi dapat dibiaskan Gelombang bunyi dapat dibiaskan
Sama halnya dengan gelombang, sifat gelombang Sama halnya dengan gelombang, sifat gelombang bunyi
bunyi akan akan dibiaskan dibiaskan ketika ketika melewati melewati dua dua medium medium yangyang kerapatannyaberbeda .Contoh peristiwa pembiasan gelombang kerapatannyaberbeda .Contoh peristiwa pembiasan gelombang bunyi pada
bunyi pada malam hari malam hari kita mendengar kita mendengar suara petir suara petir lebih keraslebih keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan pada malam hari suhu daripada siang hari. Hal ini disebabkan pada malam hari suhu udara lapisan atas lebih panas daripada suhu lapisan bawah. udara lapisan atas lebih panas daripada suhu lapisan bawah. Sehingga bunyi merambat dari lapisan atas ke lapisan bawah. Sehingga bunyi merambat dari lapisan atas ke lapisan bawah. Cepat rambat bunyi pada suhu udara dingin lebih kecil Cepat rambat bunyi pada suhu udara dingin lebih kecil dibandingkan pada suhu panas, sehingga pada medium atas dibandingkan pada suhu panas, sehingga pada medium atas lebih cepat daripada pada suhu bawah.
lebih cepat daripada pada suhu bawah. Gelombang bunyi dapat dilenturkan Gelombang bunyi dapat dilenturkan
Gelombang akan mengalami difraksi atau pelenturan Gelombang akan mengalami difraksi atau pelenturan ketika melewati suatu penghalang. Begitupun edengan ketika melewati suatu penghalang. Begitupun edengan gelombang bunyi. Sifat gelombang bunyi dapat dilenturkan. gelombang bunyi. Sifat gelombang bunyi dapat dilenturkan.
Pengukuran Waktu Dengung pada Laboratorium
Pengukuran Waktu Dengung pada Laboratorium
Akustik
Akustik
Wafa Faziatus Sholikhah, Adis Prasetyo, Dr. M.Zaenuri
Wafa Faziatus Sholikhah, Adis Prasetyo, Dr. M.Zaenuri
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamI Institut Teknologi Sepuluh
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamI Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: adis11@mhs.physics.its.ac.id
E-mail: adis11@mhs.physics.its.ac.id
D
D
Gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang yang pendek hanya dalam satuan sentimeter dan meter. Contoh peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika berada di tikungan kita sudah mendengar suara klakson motor walaupun kita belum melihat motor tersebut. Hal ini terjadi arena gelombang bunyi terhalang oleh gedung maupun egunungan yang ada di tikungan sehingga gelombang bunyi mengalami pelenturan[2].
Gelombang bunyi dapat dipadukan (interferensi) Sama halnya dengan gelombang. Interferensi gelombang bunyi juga dibedakanmenjadi dua yaitu interferensi konstrukstif dan
interferensi desdruktif.
a. Interferensi konstrukstif disebut juga dengan penguatan bunyi.
b. Interferensi desdruktif disebt juga peemahan bunyi Contoh interferensi bunyi terjadi saat kita berada di dekat loud speaker maka kita akan mendengar bunyi kuat dan bunyi lemah secara bergantian[1].
Pada tahun1898, Wallace Clement Sabine menemukan metode penentuan koefisien absorpsi rata-rata ruangan berdasarkan pengukuran waktu dengung. Waktu dengung (T60) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh tekanan suara dalam ruangan utnuk mluruh 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, tatau tingkat tekanan suaranya berkurang sebanyak 60 dB, sejak sumber suara dihentikan. Jika Volume ruangan semakin besar, maka waktu dengungnya juga semakin besar. Demikian jika bahan material dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat semakin kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium berbeda-beda tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek akan menyebabkan ruangan terasa ‘mati’ sebaliknya RT yang p anjang akan memberikan suasana ‘hidup’ pada ruangan. RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0,60-1,20 detik, sedangkan untuk music auditorium disarankan berada pada 1,00-1,70 detik. Bahan penutup bidang permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien absorbsi dan refleksi, sangat berpengaruh dalam menentukan besaran RT suatu auditorium. Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber)[3].
Ketika bunyi datang di dalam ruang dengung tanpa sampel menumbuk permukaan ruang yang keras dan rata, maka bunyi akan dipantulkan ke segala arah dan akan menimbulkan dengung sehingga terukur sebagai waktu dengung ruang kosong (T1). Ketika sampel uji diletakkan di dalam ruangan, maka bunyi datang akan mengenai sampel dan akan diserap sebagian oleh sampel serta sebagian lainnya akan dipantulkan ke segala arah sehingga waktu dengung yang terukur akan semakin kecil dari T1. Untuk mendapatkan nilai koefisien absorpsi bunyi yang sesuai, nilai waktu dengung ruang kosong harus lebih besar daripada waktu dengung setelah ada sampel di dalamnya (T1> T2). Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh beberapa nilai waktu dengung dengan sampel lebih besar daripada waktu dengung kosong (T2 > T1). Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi waktu dengung yaitu kondisi
ruang dengung (suhu ruangan), jenis sampel yang diuji dan instrument pengujian yang digunakan.
Koefisien absorbsi bunyi suatu permukaan adalah bagian energi bunyi datang yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh permukaan. Koefisien ini dinyatakan α dengan nilai
antara 0 dan 1. Nilai koefisien absorpsi 0 menyatakan tidak ada energi bunyi yang diserap dan nilai koefisien absorbsi 1 menyatakan serapan yang sempurna. Misalnya pada 500 Hz bila bahan akustik menyerap 65 % dari energi bunyi datang dan memantulkan 35 % daripadanya, maka koefisien absorpsi bunyi bahan ini adalah 0,65. Meski demikian, suatu bahan yang sama dapat memiliki koefisien absorbsi yang berbeda tergantung dari frekuensi bunyi yang datang pada bahan. Sehingga suatu koefisien absorbsi selalu dinyatakan sebagai fungsi frekuensi dengan filter 1/1 atau 1/3 oktaf.
Koefisien absorbsi (α) dinyatakan sebagai perbandingan antara
energi bunyi yang diserap oleh bahan tersebut dengan energi bunyi dating[3]
.
Ada dua macam koefesien absorbsi bunyi yaitu:
1. Koefesien absorbsi normal dengan simbol αn, yaitu
koefesien absorbsi bunyi untuk sudut datang bunyi tegak lurus (90o) pada bahan.
2. Koefisien absorbsi Sabine dengan simbol α s atau α, yaitu
harga rata-rata koefisien absorbsi bunyi untuk semua sudut.
Besarnya koefisien absorbsi suatu bahan ditentukan oleh beberapa kriteria:
1. Besarnya koefisien absobrsi bunyi suatu bahan bervariasi terhadap frekuensi bunyi artinya, harga α suatu bahan
akustik berbeda-beda untuk setiap frekuensinya.
2. Hargaαsatu jenis bahan akan berbeda bila ketebalan dan
kerapatan volumnya berbeda.
3. Suatu bahan dari jenis, ketebalan atau kerapatan yang sama akan menghasilkan nilai α yang berbeda jika
diletakkan atau diinstalasi pada bahan lain yang berbeda karakteristiknya.
4. Harga α suatu bahan akan mengalami perubahan jika
diberikan perlakuan terhadap permukaannya, misalnya dicat semprot atau cat poles.
5. Harga α suatu bahan akan mengalami perubahan jika
dipasang dengan rongga udara di bawahnya[4].
Jika serapan bunyi besar, waktu keredam singkat. Jika demikian halnya, maka taraf intensitas bunyi dapat dibangkitkan oleh sumber dengan daya akustik tertentu, misalnya seorang pembicara dalam sebuah ruangan tidak dapat terdengar ke ruangan lain karena intensitas rendah, maka ruangan demikian disebut mematikan bunyi. Sebaliknya, jika serapan dan waktu keredam panjang, kata-kata pembicara mungkin menjadi tidak jelas, karena selagi suku kata masih tetap terdengar dengan intensitas cukup, suku kata yang berikut diucapkan. Untuk memenuhi syarat-syarat akustik yang baik, waktu keredam harus terletak antara satu dan dua detik [2].
Gelombang bunyi yang merambat pada suatu medium akan mengalami pengurangan energi karena energinya
sebagian diserap oleh medium. Energi bunyi yang diserap akan berubah ke bentuk energi lain. Dalam banyak kasus, biasanya diubah menjadi energi panas. Proses perubahan energi ini terjadi ketika partikel-partikel medium saling bergesekan saling menghambat pada saat medium bergerak dan merubah bentuk karena pengaruh tekanan gelombang bunyi. Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil.
Material akustik adalah material teknik yang fungsi utamanya adalah untuk menyerap bunyi. Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatan perambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan. Tiap-tiap material akustik memiliki nilai kemampuan penyerapan bunyi yang berbeda-beda, Material akustik dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar:
a. Material penyerap atau absorbing material, b. Material penghalang atau barrier material,
c. Material peredam atau damping material.
Material penyerap bunyi mempunyai beberapa parameter akustik yang merupakan besaran yang dapat diukur sebagai sifat dan kinerja material tersebut. Besaran tersebut yaitu impedansi normal dan koefisien serapan bunyi. Penelitian mengenai karakter akustik pada suatu material penyerap bunyi telah banyak dilakukan. Secara umum bahan penyerap suara terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
a. Bahan berporous,
b. Panel-panel penyerap bunyi, c. Resonator berongga.
Pada bahan berpori, energi bunyi diubah menjadi energi panas melalui gesekan dengan molekul udara. Contoh material ini adalah serat kacang (rock wall), serat kayu, dan papan serat (fiber board). Pada panel absorber, energi bunyi diubah menjadi energi getaran. Material panel absorber ini bekerja dengan baik pada frekuensi rendah, misalnya kaca, pintu, dan panel kayu. Resonator berongga mengurangi energi bunyi melalui gesekan da n interfleksi pada lubang dalam yang bekerja pada frekuensi rendah. Contohnya antara lain sound block, resonator panel berlubang, dan resonator celah..
Kualitas dari bahan penyerap suara ditunjukkan dengan harga α (koefisien penyerapan bahan terhadap bunyi), semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagai peredam suara. Nilai α berkisar dari 0 sampai 1. Jika α bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang diserap sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan. Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang bunyi yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori-pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut. Kayu dengan kerapatan dan modulus elastisitas yang rendah, dan kadar air dan temperatur yang tinggi lebih banyak menyerap suara[4].
Sound Level Meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa sakit ditelinga. Sound level met er biasanya digunakan di lingkungan kerja seperti, industri penerbangan dan sebagainya[3].
Gambar 2. Sound Level Meter
II. METODOLOGI
Pada praktikum pengukuran waktu dengung di suatu ruangan, alat dan bahan yang digunakan adalah sound level meter Rion tipe NL-20 merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kebisingan dalam sebuah ruang atau bangunan, Sound Source adalah perangkat lunak YMEC yang merupakan sumber bunyi dengan berbagai pilhan bunyi, mikropon merupakan alat yang digunakan sebagai penangkap gelombang suara, amplifier alat yang digunakan sebagai penguat sumber bunyi, Loudspeaker alat yang digunakan sebagai pengeras sumber bunyi, yang terakhir adalah laptop sebagai device untuk
menjalankan software .
Gambar 3. Skema kerja pengukuran waktu dengung
Pada praktikum pengukuran waktu dengung di suatu ruangan ini dimulai dengan mengkalibrasikan alat sound level meter dengan pistonphone, dengan cara klik FFT analizer-calibration-new-ok-seting-atur frekuensi sesuai dengan frekuensi pada SLM-ok Lalu tahap selanjutnya ialah dengan menentukan range dan juga satuan yang akan digunakan. Pada umumnya, digunakan satuan dB (decibel). Dipasang sebuah loudspeaker sebagai pembesar sumber suara yang dihasilkan oleh YMEC yang ada dalam PC yang sebelumnya sudah terhubung dengan loudspeaker. Kemudaian diatur posisi pemegang sound level meter yang terdiri dari 6 titik posisi.
Gambar 4. Skema kondisi ruang uji
Adapun langkah kerja pada percobaan ini yang pertama adalah diatur posisi speaker pada ruangan yang diuji seperti pada gambar 2.3 . Kemudian letakkan sound level meter (SLM) pada angka satu... Kemudian dilakukan pengukuran waktu dengung dengan menggunakan software YME denan cara Cklik FFT analizer-start-data record-stop-save file- pilih folder penyimpanan- diambil data bagian ALL. Sebelumnya diatur sampling rate sebesar 64000 Khz dengan measuretime 0,512 second serta digunakan metode M-sequence. Dilakukan pula pengukuran pada posisi II hingga VI masing – masing satu
kali percobaan.
Flowchart percobaan sebagai berikut,
.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan pengukuran waktu dengung di suatu ruangan yang betujuan untuk mengevaluasi suatu ruangan apakah telah sesuai dengan fungsi ruang dengan melakukan pengukuran waktu dengung.
Tabel 2. Data ha sil pengukuran waktu dengung suatu ruangan
letak SLM EDT 500 Hz 1000 Hz 1 0,64 0,538 2 1,398 1,47 3 0,65 0,457 4 0,555 0,439 5 0,555 0,634 6 0,533 0,573
Data yang diperoleh dari percobaan berupa waktu dengung ruang dan juga besar background noise ruang percobaan. Akan tetapi sebelum melakukan pengukuran background noise terlebih dahulu alat dipastikan sudah terkalibrasi. Dari referensi yang didapatkan nilai background noise bernilai sebesar 53,647 dB. Setelah mengatahui besar background noise dilakukan pengukuran waktu dengung ruang. Pada percobaan yang dilakukan diambil 6 titik uji yaitu titik I,II,III,IV,V dan VI.
Pada percobaan ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi waktu dengung ruang. Faktor – faktor yang mempengaruhi waktu dengung antara lain bahan atau material yang digunakan untuk membangun ruangan , luas permukaan bahan yang ada pada ruang dan volume ruangan. Suatu ruang jika mengandung bahan absorbsi yang memiliki koefisien absorb tinggi maka waktu dengung yang dimiliki semakin kecil. Begitu pula sebaliknya ketika suatu ruangan memiliki bahan absorb dengan koefisien absorb rendah maka waktu dengung ruangan tersebut semakin besar. Sama halnya dengan koefisien absorb bahan, luasan permukaan yang ada jika semakin besar maka waktu dengungnya semakin kecil. Sebaliknya jika luasan semakin kecil maka waktu dengung semakin besar. Akan tetapi berbeda dengan volume ruang, jika volume ruang semakin besar maka waktu dengung ruangan akan semakin besar. Oleh karenya ruangan yang memiliki volume kecil atau sempit waktu dengungnya juga semakin kecil. Semakin tinggi tingkat kejernihan bunyi maka nilai EDT semakin kecil, begitu pula sebaliknya apabila EDT tinggi maka nilai kejernihan bunyinya semakin rendah.
Letak masing – masing titik uji dapat dilihat pada gambar 4 pada masing-masing titik diuji dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM) yang telah dikalibrasi dan dipasang mikrofon. Pengujian tiap titik ini dilakukan hingga suara yang ada menurun hingga 60 dB sejak bunyi dimatikan. Waktu yang dibutuhkan masing – masing titik berbeda – beda. Hal ini disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi ruangan tersebut. Faktor ini bisa berupa bahan material ruang, kebisingan ruang dan lain sebagainya.
Data yang tersaji baik pada tabel 1 merupakan data jadi yang telah diolah dengan menggunakan software YMEC. Percobaan dilakukan dengan menguji waktu dengung pada frekuensi 500 Hertz dan 1000 Hertz. Sedangkan titik II
merupakan titik yang memiliki waktu dengung besar. Waktu dengung yang diperoleh dapat berasal dari benda – benda yang ada diruangan. Semakin banyak benda-benda absorb yang menghalangi bunyi hinggga dideteksi oleh Sound Level Meter (SLM) maka waktu dengung yang diperoleh akan semakin kecil. Nilai rata-rata dari EDT yang didapat dalam percobaan sebesar 0,6 dB sehingga sudah sesuai dengan fungsi ruang yang layak digunakan. Dengan EDT referensi 0,5 dB – 1 dB merupakan rentang EDT yang cocok untuk ruang-ruang petermuan seperti laboratoturium akustik yang digunakan sebagai tempat pengukuran waktu dengung. Benda absorb yang ada dalam laboratorium yaitu almari, meja, kursi, dan barang- barang untuk praktikum.
III. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan pengukuran waktu dengung di suatu ruangan maka dapat diambil suatu kesimpulan.. Hasil waktu dengung tiap titik berbeda karena dipengaruhi faktor tertentu seperti material bahan yanga ada dalam ruang atau penyusun ruang, luasan permukaan ruang dan juga volume ruang. Dari nilai rata-rata EDT yang didapat dari percobaan sebesar 0,6 dB dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa laboratorium akustik sudah sesuai dengan kondisi ruang yang baik dengan ukuran ruangan yang baik yaitu EDT sebesar 0,5
dB – 1 dB.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, kedua orang tua, , Adis Prasetyo selaku asisten laboratorium akustik, teman-teman praktikan dan semua pihak yang telah membantu selama praktikum berlangsung
hingga selesainya laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cooper, William David. “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran”. Jakarta: Erlangga. 1994..
[2] Owen, Bishop. 2002. Basic of Electronics. Jakarta: Erlangga. [3] Prasetio,Lea Dra, m.sc. 2003. Akustik .Diktat Fisika-FMIPA
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Surabaya
[4] Lasmi ketut.2007.” Bimbingan Pemantapan Fisika”. Bandung: CV Yrama Widya