• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA

ada tulisan saya yang terdahulu, telah dijelaskan mengenai Odaimoku, Namu

Myoho Renge Kyo sebagai inti dari

Maha Mandala.

Sekarang, coba kita lihat nama para Buddha dimasing-masing sisi dari Odaimoku di Maha Mandala yakni; Namu Sakamuni Butsu

atau “Yang Dimuliakan Sakyamuni Buddha” dan Namu Taho-Nyorai atau “Yang Dimuliakan Buddha Segala Pusaka.”

Ketika kita berkunjung ke kuil Nichiren Shu, mungkin kamu pernah bingung melihat kedua Buddha itu “Buddha Sakyamuni dan

Buddha Prabhutaratna”, kenapa

mereka duduk berdampingan diatas altar ? Sekte agama Buddha lainnya hanya menempatkan satu rupang Buddha saja. Tetapi banyak kuil Nichiren Shu yang menempatkan rupang Dua Buddha, ditengah-tengah terdapat stupa Odaimoku. Bentuk dari altar seperti ini disebut Itto

Ryoson, atau Satu Stupa dengan Dua Buddha. Terdapat juga bentuk

lain yang disebut Isson Shishi

atau Satu Buddha dengan Empat

Buddha Sakyamuni Diundang

Ke Dalam Stupa Pusaka

Oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura

P

"Itto Ryoson, atau Satu Stupa dengan Dua Buddha" adalah salah satu Honzon yang diungkapkan dalam Saddharma Pundarika Sutra Bab.XI "Munculnya Sebuah Stupa Pusaka"

(2)

Bodhisattva. Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut,

silahkan baca catatan dalam sutra. Buddha Sakyamuni membabarkan hal ini dalam Saddharma Pundarika Sutra dari Bab I “Pengenalan” dan sampai Bab XI “Munculnya Stupa Pusaka,” ketika tiba-tiba sebuah stupa pusaka yang dihiasi berbagai permata muncul diangkasa dari dalam bumi dan terdengar suara yang merdu dari dalam stupa;

“Bagus, bagus! Engkau, Sakyamuni, Yang Dimuliakan Dunia, telah menjelaskan Saddharma Pundarika Sutra, Dharma Yang Luar Biasa dalam pesamuan agung ini, Ajaran Tanpa Perbedaan, Maha Bijaksana, Dharma untuk Para Bodhisattva. Oleh karena itu, Apa yang Engkau, Sakyamuni, Yang Dimuliakan Dunia, babarkan adalah benar adanya.”

Kutipan ini dari Bab XI, “Munculknya Sebuah Stupa Pusaka” sering dibaca dalam upacara. Tahukah kamu siapa yang mengucapkan kata-kata ini? Dia adalah Buddha Segala Pusaka atau Buddha Prabhutaratna. Berdasarkan yang dibabarkan dalam Saddharma Pundarika Sutra, Buddha Segala Pusaka

datang dari sebuah Dunia yang disebut Tanah Pusaka Murni yang bertempat jauh dibagian timur dunia saha ini. Kenapa Buddha ini datang kedunia saha ini? Beliau muncul karena Ia ingin membuktikan kebenaran dari

Saddharma Pundarika Sutra yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni bahwa apa yang dibabarkan adalah pengajaran yang paling sempurna dari semua ajaran. Oleh karena itu, kita menyebut Beliau dengan Namu Shomyo Hokke Taho Nyorai, atau “Yang Dimuliakan Buddha Segala Pusaka, Yang membuktikan Kebenaran dari Saddharma Pundarika Sutra.” Kenapa dunia

dari Buddha Segala Pusaka terletak di bagian timur ? Orang-orang jaman dulu di India percaya bahwa dunia masa lalu terletak dibagian timur dan dunia masa depan dibagian barat. Buddha Amida berjanji untuk menyelamatkan orang-orang setelah kematian dari dunia ini dan dipercaya duniaNya terletak di sebuah dunia yang disebut Gokuraku Jodo, atau Surga Tanah Suci, terletak dibagian barat. Orang pada masa lalu percaya dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik dari dunia ini dan mereka pecaya bahwa hal itu sangat jauh sekali letaknya.

Bagaimanapun, untuk mendapatkan kebahagian pada masa

mendatang, hal terpenting adalah melakukan segala sesuatu dengan benar pada hari ini dan juga melihat kemasa lalu.

Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan ajaran luar biasa ini “Saddharma Pundarika Sutra”, Buddha Segala Pusaka muncul diantara para peserta pesamuan agung. Pada masa lampau, Buddha Segala Pusaka berjanji bahwa ketika Saddharma Pundarika Sutra dibabarkan dimanapun dialam

semesta ini atau disepuluh penjuru dunia, Ia akan muncul bersama semua Buddha dan Bodhisattva untuk mendengarkan Sutra itu.

Sekarang Buddha Segala Pusaka mengundang Buddha Sakyamuni untuk masuk kedalam Stupa yang melayang diangkasa. Berada diangkasa adalah tingkatan terpenting untuk membabarkan bagian pokok dari Saddharma Pundarika Sutra dibandingkan berada di Gunung Gridrakuta, didunia saha.

Saddharma Pundarika Sutra mengambarkan hal ini sebagai berikut; “Kemudian Buddha Segala Pusaka didalam Stupa menawarkan sebagian dari tempat duduknya untuk Buddha Sakyamuni dengan berkata, “Buddha Sakyamuni, silahkan duduk disini!”

Menjawab permintaan itu, Buddha Sakyamuni masuk kedalam stupa, segera duduk disebelah kanan dari Buddha Taho. Ingat “Kanan”, Buddha Taho berada disebelah kiri ketika menghadap ke altar atau mandala. Buddha Sakyamuni adalah sebelah kiri kita dan Buddha Segala "Bagus, bagus! Engkau, Sakyamuni, Yang Dimuliakan Dunia, telah

menjelaskan Saddharma Pundarika Sutra, Dharma Yang Luar Biasa dalam pesamuan agung ini, Ajaran Tanpa Perbedaan, Maha Bijaksana, Dharma untuk Para Bodhisattva. Oleh karena itu, Apa yang Engkau, Sakyamuni, Yang Dimuliakan Dunia, babarkan adalah benar adanya.”

(3)

Pusaka sebelah kanan.

Terakhir, setelah semua keadaan telah siap untuk membabarkan Dharma Sesungguhnya. Apa kata-kata yang diucapkan oleh Buddha? Ia berkata, “Siapa yang akan membabarkan Saddharma Pundarika Sutra, Dharma Yang Luar Biasa ini di Dunia Saha ?”

Kamu mungkin bingung, kenapa Buddha bertanya siapa yang akan membabarkan Sutra. Bukankah pembabar adalah Sang Buddha dan yang mendengarkan adalah para peserta pesamuan. Bagaimanapun, Buddha berpikir, “Tidaklah baik jika hanya mendengarkan Dharma saja. Ketika

kamu mendengarkan, kamu harusnya berusaha untuk menyebarluaskan Dharma kepada orang lain.”

Beliau mulai berkata, “Sekarang adalah waktu yang tepat. Aku akan segera memasuki Nirvana.” Kemudian, Buddha Segala Pusaka mengangguk tanda setuju. Kita harus menyadari bahwa pembabaran Dharma di Stupa Pusaka di angkasa adalah untuk ke Tiga Masa, masa lampau, sekarang dan akan datang, oleh karena itu Saddharma Pundarika Sutra dibabarkan oleh Sang Buddha untuk kita saat sekarang, orang yang hidup pada Masa Akhir Dharma (Mappo). Gassho.

“Tidaklah baik jika hanya mendengarkan Dharma saja. Ketika kamu mendengarkan, kamu harusnya berusaha untuk menyebarluaskan Dharma kepada orang lain.”

Catatan:

Itto-Ryoson & Isson-Shishi Itto-Ryoson berarti Satu Stupa dan Dua Buddha. Didalam Stupa terdapat Buddha Sakyamuni dan Buddha Prabhutaratna duduk dimasing-masing sisi dari Odaimoku ‘Namu Myoho Renge Kyo’. Ini adalah salah satu bentuk dari objek pemujaan atau Honzon (Yang Patut Dimuliakan).

Isson-Shishi berarti Satu Buddha dan Empat Maha Bodhisattva. Ini adalah bentuk lain dari Honzon. Rupang Buddha Sakyamuni berdiri ditengah dan Empat Maha Bodhisattva; Jogyo atau Pelaksana Unggul, Muhengyo atau Pelaksana Tak Terbatas, Jogyo atau Pelaksana Murni, dan Anryugyo atau Pelaksana Teguh berdiri disamping Sang Buddha. Empat Maha Bodhisattva adalah pemimpin dari para Bodhisattva Muncul dari Bumi. Mereka menjawab permintaan dari Buddha Sakyamuni. Ini digambarkan dalam Bab.XV, “Bodhisattva Muncul Dari Bumi” dalam Saddharma Pundarika Sutra. Semua Bodhisattva ini dikategorikan sebagai Bodhisattva Honge. Honge berarti murid-murid dari Buddha Pokok / Abadi yang muncul pada Bagian Pokok dari Saddharma Pundarika Sutra dan mereka mencapai Penerangan oleh Sang Buddha pada Masa Lampau. Bentuk Isson-Shishi, Satu Buddha dan Empat Maha Bodhisattva, melambangkan Odaimoku, Namu Myoho Renge Kyo, dimana Sang Buddha yang mencapai Jalan Penerangan sebagai akibat kebajikan dari pelaksanaanNya, selanjutnya diteruskan kepada kita, seluruh mahluk hidup yang hidup pada Masa Akhir Dharma, oleh Empat Maha Bodhisattva yang mempunyai tugas untuk menyebarluaskan Saddharma Pundarika Sutra pada Masa Akhir Dharma.

Nichiren Shonin mengajarkan kita untuk dengan sungguh hati mempersembahkan diri kita pada Honzon, Yang Patut Dimuliakan, Bagian Pokok dari Saddharma Pundarika Sutra sebagai inti dari Buddhisme. Menurut ajaran Nichiren Shonin, kedua bentuk Honzon ini adalah didasarkan pada prinsip yang sama tetapi berbeda aspeknya.

Ket.Gbr: Honzon "Isson-Shishi atau Satu Buddha, Empat Maha Bodhisattva."

(4)

Bimbingan Oleh:

YM.Bhiksuni Myosho Obata

(Bhiksuni Pembimbing Indonesia)

ku Menghormat Mu,”

Ini adalah bagian kalimat dari Saddharma Pundarika Sutra, Bab.XX "Bodhisattva Sadaparibhuta".

Sebelum saya memberikan ceramah tentang hal itu, Saya ingin mengjelaskan tentang Shobo, Zobo, dan Mappo, adalah Tiga Jangka Waktu atau priode dari ajaran Buddha yang membahas sekitar pandangan tentang kemunculan seorang Buddha dalam dunia.

Shobo adalah Hukum Yang Benar, ini adalah waktu atau periode pertama dari Buddha Dharma, dimana dalam periode ini ajaran Buddha, pelaksanaan dan pencapaian Penerangan dapat dengan mudah terwujud. Menurut

pandangan dari Nichiren Shonin, periode ini berlangsung selama 1000 tahun.

Zobo adalah Hukum Yang Palsu. Pada jaman ini, dimana ajaran dan pelaksanaan masih ada, tetapi Penerangan Sesungguhnya sangat sulit tercapai. Hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tersebut. Dimana ajaran pada periode ini sepertinya menyerupai Dharma Yang Benar, tetapi sesungguhnya hanya kulitnya saja atau kebohongan semata. Periode ini juga berlangsung

selama 1000 tahun.

Mappo adalah Masa Akhir Dharma. Pada jaman ini, dimana ajaran masih ada, tetapi hanya

"Aku Menghormati Mu"

sedikit yang melaksanakan dan tidak ada Pencapaian Penerangan. Mappo

dapat diartikan sebagai Masa Akhir

Dharma. Nichiren Shonin selalu

mengingatkan kita bahwa masa ini adalah waktu pemanenan dan masa untuk memberikan persembahan bagi kebaikan yang kita peroleh dari masa lalu. Periode ini akan berlangsung selama 10.000 tahun atau lebih. Masyarakat modern menyebutnya Periode Mappo.

H a r i i n i , A k u a k a n memberikan ceramah tentang Bodhisattva Sadaparibhuta. Buddha Sakyamuni mengajarkan kepada kita bahwa pikiran kita secara terus menerus selalu berubah-ubah, dan ini mencakup kedua-duanya baik sunyata maupun nyata. Inilah

alasan, Beliau membabarkan ajaran kenapa kita meletakkan dasar untuk membahagiakan orang lain melalui "Pelaksanaan dari cinta kasih",

"Simpati terhadap penderitaan orang lain", "Memberikan manfaat kepada orang lain", "Berdoa untuk kebahagiaan orang lain dan menyelamatkan orang lain."

Bagaimana cara agar orang-orang dapat melihat Sang Buddha setelah kemoksaanNya ? Saddharma Pundarika Sutra memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Keunikan dari Saddharma Pundarika Sutra adalah ia dibabarkan khusus untuk masa setelah kemoksaan Sang Buddha. Pada Bab XX Saddharma Pundarika Sutra, yakni Bab Bodhisattva Sadaparibhuta, memberikan gambaran cerita tentang

(5)

seorang Bodhisattva.

Pada masa lampau yang jauh, hiduplah seorang Buddha yang disebut Bhismagargitasuararaca, Yang Maha Sempurna. Selama masa Zobo, millennium kedua setelah kemoksaan Sang Buddha, para Bhiksu-bhiksuni sombong menjadi kuat dan berpengaruh. Kemudian muncullah seorang Bodhisattva yang disebut Bodhisattva Sadaparibhuta.

Kapan saja, jika Bodhisattva ini bertemu dengan orang-orang, Ia akan memuja mereka dengan perkataan,

“Aku sungguh menghormati mu. Aku tidak berani meremehkan mu. Kenapa ? karena pada suatu masa setelah kamu melaksanakan jalan kebodhisattvaan dan akan menjadi Buddha.” Tanpa belajar sutra

apapun, Bodhisattva Sadaparibhuta hanya menghormati orang lain, membungkuk kearah mereka, dan berdoa untuk mereka. Orang-orang menjadi marah dan mengatakan bahwa ia seorang pendusta, karena memberikan jaminan palsu tentang pencapaian Kebuddhaan mereka. Beberapa diantara mereka memukul dengan tongkat dan melemparkan batu kepadanya, tetapi Boddhisattva Sadaparibhuta tidak menghindar dan terus mengulangi perkataannya, beliau terus menghormati dan berdoa. Ketika Bodhisattva Sadaparibhuta itu meninggal dunia, Ia mendengarkan suara dari langit yang membabarkan Saddharma Pundarika Sutra dan segera badan dan pikirannya menjadi suci. Sebagai hasilnya ia diperpanjang umurnya sampai waktu yang tak terhingga dan mengajarkan sutra ini kepada orang lain. Berterima kasih atas ajarannya, beberapa bhiksu-bhiksuni yang sombong yang sebelumnya telah menganiayai beliau, datang dan percaya kepada Saddharma Pundarika Sutra. Dan kemudian Sang Buddha Sakyamuni berkata kepada Bodhisattva Mahastanaprapta. Bagaimana pendapatmu ? Bodhisattva

Sadaparibhuta pada masa itu tidak lain adalah diriKu sendiri. "Jika

Aku tidak menerima, membaca atau memelihara Sutra ini serta membabarkan Sutra itu kepada orang lain dalam kehidupan masa lampauKu, Maka Aku tidak akan mencapai Anukutara-sammyaku-sambodai, Penerangan Agung dengan segera. Karena Aku telah menerima, membaca, memelihara Sutra ini, dan membabarkannya kepada orang lain dibawah para Buddha masa lampau, Aku mencapai Anukatara-sammyaku-sambodai."

Cerita dari Boddhisattva Sadaparibhuta ini menunjukkan kepada kita semangat dari hormat menghormati sesama mahluk hidup. Selanjutnya, Nichiren Shonin yang dikenal sebagai pelaksana Saddharma Pundarika Sutra, karena ia mengikuti contoh dari Bodhisattva Sadaparibhuta dan akhirnya mendapatkan banyak penganiayaan sebagaimana yang dibabarkan dalam Saddharma Pundarika Sutra. Sejarah manusia selalu berusaha mencari seorang manusia yang ideal dan masyarakat yang ideal. Dalam masyarakat seperti apapun kita tinggal, saya berpikir bahwa kita tidak akan dapat melakukan hal itu tanpa kita saling menghormati satu sama lainnya. Gassho.

Kata-Kata Mutiara

Oleh: Shami Josho S.Ekaputra

"Kekuatan air yang lembut,

mampu menghancurkan

kekerasan karang dilautan,

Demikian halnya dengan Hati

Kepercayaan yang Kuat,

mampu memusnahkan segala

rintangan dan tantangan"

~~~

"Berharga atau tidaknya

sebuah Pusaka tergantung

pada orang yang memilikinya"

~~~

"Kebebasan dapat dicapai

ketika Keterikatan musnah.

Keterikatan musnah, jika Hawa

Nafsu dapat ditaklukan"

~~~

"Seekor lalat yang mempunyai

Prajna dapat terbang

jauh, namun seekor burung

yang dungu tidak mampu

melakukannya, demikian halnya

orang yang berPrajna dapat

melakukan segala sesuatu diluar

kemampuannya, namun orang

yang dungu tidak bisa berbuat

banyak dengan kemampuan

yang dimilikinya"

~~~

Orang yang bijaksana mencari

Sang Buddha dalam diri, hati

dan pikirannya, tetapi orang

yang tersesat mencari Sang

Buddha dalam keterikatan

doktrin-doktrin yang semu"

(6)

Panca Dhyani Buddha

u d d h i s m e M a h a y a n a menerapkan suatu metode yang mudah dimengerti oleh para umat awam, sehingga pemahaman Ajaran Sang Buddha dapat dijalankan sesuai dengan kesanggupan dan kecocokan seseorang [upaya-kausalya], melakukan berbagai pemujaan terhadap Dhyani Buddha, Dhyani Bodhisattva, dan Manussi Buddha yang masing-masing berjumlah lima, dimana erat kaitannya atau merupakan realisasi dalam bentuk pemujaan dengan konsep Tri-Kaya.

Panca Dhyani Buddha yang merupakan perwujudan dari Dharma-Kaya, dan Panca Dhyani Bodhisattva yang merupakan perwujudan dari Sambhoga-Kaya, dan Panca Manussi Buddha yang merupakan perwujudan dari Nirmana-Kaya dipercayai senantiasa bertugas secara

KONSEP TRI KAYA &

PANCA DHYANI BUDDHA

( BAGIAN. iI)

B

berpasangan dalam suatu kurun waktu tertentu [kalpa] . Untuk era kehidupan saat ini, adalah Buddha Amitabha sebagai Dhyani Buddha [Dharma-Kaya], Bodhisattva Avalokitesvara sebagai Dhyani Bodhisattva [Sambhoga-Kaya], dan Buddha Sakyamuni (Gautama) sebagai Manussi-Buddha [Nirmana-Kaya] .

Dhyani Buddha sesuai dengan esensi, tugas dan fungsinya sebagai Dharma-Kaya dapat memancarkan energinya membentuk tubuh yang lebih aktif, yaitu Dhyani Bodhisattva sebagai perwujudan dari Sambhoga-Kaya dimana Dhyani Bodhisattva inilah yang berperan dalam dunia ini. Demikian juga Dhyani Bodhisattva bisa mengambil wujud manusia [Nirmana-Kaya] untuk menyebarkan Dharma, seperti Siddharta Gautama. Konsep Tri-Kaya dan manifestasinya dalam bentuk Dhyani Buddha, Dhyani Bodhisattva, dan Manussi Buddha

dapat juga ditemui dalam naskah Guna Karanda Vyuha Sutra.

Sebagai pengikut Ajaran Sang Buddha, kita tidaklah harus terperangkap dalam perwujudan bentuk dan sifat Sang Buddha tersebut yang mana seharusnya kita hayati juga sebagai suatu hubungan sebab akibat [PatticcaSamuppada], dimana yang satu ada maka yang lain ada. Sang Buddha bersabda “Kebenaran yang sebenarnya adalah Hukum Sebab Akibat. Tanpa menyadari kebenaran pokok tersebut, maka orang akan menjadi rumit seperti sebuah bola benang yang kusut, tidak mampu untuk menghentikan penderitaan dan kelahiran kembali.”

Kita haruslah mampu melihat bahwa Buddha yang sejati adalah Penerangan Sempurna sehingga janganlah dilihat dari perwujudan dan sifatNya semata-mata. Dan

sesungguhnya Buddha sejati tersebut tidak mempunyai bentuk Lima Dhayani Buddha : Buddha Ratnasambhava, Buddha Bhaisajyaguru, Buddha Vairocana, Buddha Amitabha, Buddha Amitayus.

(7)

Panca Dhyani Buddha

Panca Dhyana Bodhisattva

Panca Manussi Buddha

1. Vairocana

1. Samantabhadra

1. Kakusandha

2. Aksobhya

2. Vajrapani

2. Kanogammana

3. Ratnasambhava

3. Ratnapani

3. Kassapa

4. Amitabha

4. Avalokitesvara

4. Sakyamuni

5. Amobhasiddhi

5. Visvapani

5. Maitreya

dan sifat, namun Sang Buddha dapat menciptakan diriNya dalam segala bentuk dan sifat yang serba luhur .

Nichiren Shu Buddhisme, mengupas keSejatian Buddha ini lebih jauh yang didasarkan pada pembabaran Buddha Sakyamuni dalam Saddharma Pundarika Sutra, bahwa Buddha Abadi itu tidak

pernah moksa atau terlahirkan.

Segala bentuk perwujudan dari Buddha Abadi hanya bersifat sementara dengan tujuan untuk membimbing manusia pada Jalan Penerangan. Penghormatan pada bentuk Dhyani Buddha, Bodhisattva atau Manussi adalah sebuah simbol penghargaan dan penghormatan, namun nilai esensial dari itu adalah Sifat KeBuddhaan itu sendiri pada

hakikinya terdapat dalam diri setiap orang lain. Oleh karena itu pencapaian KeBuddhaan bagi setiap mahluk hidup dimungkin tanpa kecuali.

Nichiren Shu Buddhisme melakukan pemujaan kepada Buddha Abadi yang dilambangkan dengan sosok manussi Buddha yakni Sakyamuni. Meskipun sesungguh Buddha Abadi itu tidak berwujud, tidak terbatas oleh ruang dan waktu dan selalu hidup dalam Dharma. Nichiren Shonin mengajarkan kita untuk hidup

dalam pengabdian kepada Dharma yakni O'daimoku "Namu Myoho Renge Kyo", dimana keseluruhan O'daimoku telah mencakupi secara utuh Tubuh dari Sang Buddha Abadi dan perwujudanNya.

Ketika kita menyebut

O'Daimoku sesungguhnya kita telah memberikan persembahan bagi Trikaya Sang Buddha dan seluruh Buddha dari sepuluh penjuru dunia.

Buddha Gautama bersabda:

“Sekarang Aku ingat, Ananda, ketika Aku masuk ke dalam kumpulan orang-orang penting, orang-orang religius, perumahtangga, orang-orang dari kepercayaan lain, dan beragam dewa; sebelum Aku duduk dan berbicara kepada mereka, Aku mengubah diriKu sendiri menjadi seperti mereka, berbicara seperti mereka. Tatkala Aku telah selesai membabarkan Ajaran, mereka sangat gembira. Namun, mereka tidak mengetahui siapa Aku, bahkan setelah Aku tiada!” (Mahaparinibbana-sutta). Gassho - Selesai.

(8)

“Daihatsu nehangyo.” Semua sutra Buddhis dimulai dengan kalimat, “Demikianlah Yang Aku Dengar.” Judul sutra diatas adalah intisari dari masing-masing sutra.

D e n g a n m e n g a b a i k a n jumlah isi dari masing-masing sutra, judul adalah intisari dari sutra yang bersangkutan. Ini juga berlaku bagi Sutra Buddha Matahari Agung (Dainichi-kyo), Sutra Puncak Intan (Kongocho-kyo), dan Sutra Pelaksana Sempurna (Soshitsuji-kyo). Nama dari para Buddha juga, adalah lambang dari kebajikan masing-masing Buddha seperti Buddha Matahari Agung (Dainichi Nyorai), Buddha Sinar Matahari Bulan, Buddha Cahaya Terang, Buddha Kebijaksanaan Universal (Daitsuchi-sho Butsu) dan Buddha Guntur Awan.

Sekarang, hal yang sama dapat dikatakan mengenai Saddharma Pundarika Sutra. Lima Aksara dalam karakter China

“Myo-Ho-Ren-Ge-Kyo” juga muncul dengan kalimat

pembuka, “Demikianlah Yang Aku Dengar” adalah inti dari satu jilid dari 8 paragraf, inti dari semua sutra, dan Dharma Luar Biasa untuk semua para Buddha, Bodhisattva, manusia Sesungguhnya dari Sang Buddha;

dan penyebarluasan dari Saddharma Pundarika Sutra. Terakhir, Beliau mengungkapkan tentang Tiga Hukum Rahasia Agung untuk manusia pada Masa Akhir Dharma.

Inti Pokok dari Saddharma Pundarika Sutra

Pertanyaan: Apakah inti pokok dari dua puluh delapan bab, delapan jilid dari Saddharma Pundarika Sutra ?

Jawab: Baik, inti pokok dari Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo) adalah “Daihokobutsu kegongyo;” Sutra Agama (Agon-gyo) adalah “Bussetsu chuagongyo;” Sutra Rakit Besar (Daijik-kyo) adalah “Daihodo

daijikkyo;” Sutra Kebijaksanaan

(Hannya-kyo) adalah “Makahannya

haramitsukyo;” Sutra Buddha

Hidup Tanpa Batas (muryoju-kyo) adalah “Bussetsu muryojukyo;” Sutra Meditasi Buddha Hidup Tanpa Batas (Kan-muryoju-kyo) adalah “Bussetsu kammuryojukyo;” Sutra Tanah Suci (Amida-kyo) adalah “Bussetsu amidakyo;” dan Sutra Nirvana (Nehan-gyo) adalah LATAR BELAKANG

etelah mendengar kabar tentang kematian GuruNya, Dozen-bo, Nichiren Shonin menulis risalah ini sebagai tanda balas budi bagi guru dan mendoa jiwaNya. Menurut surat pengantar risalah ini, Nichiren mengirimkan seorang utusan dan agar dibacakan didepan makam guruNya. Dalam tulisan ini, Nichiren membongkar segala kepalsuan sekte lain dan melimpahkan kebajikan yang diperoleh dari hati kepercayaan kepada Saddharma Pundarika Sutra seumur hidupnya untuk guruNya. Nichiren juga secara jelas mengungkapkan gagasannya tentang balas budi. Sebagai wujud balas budiNya yang tak terbatas, Ia berkata adalah melalui pencapaian KeBuddhaan dengan ajaran Saddharma Pundarika Sutra. Ia juga menjelaskan konsep tentang balas budi yang sesuai dengan Buddha Dharma yang melebihi segala hal keduniawian. Nichiren juga berdiskusi tentang sejarah Buddhisme di tiga daratan yakni India, China, dan Jepang; Saddharma Pundarika Sutra sebagai Ajaran Dharma

Buku "Writing Of Nichiren Shonin" Doctrine 3

Edited by Jay Sakashita, Compiled by Kyotsu Hori

Terbitan : Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association, Tokyo - Japan Diterjemahkan oleh Shami Josho S.Ekaputra

Ho’onjo Sho

(Risalah Balas Budi )

S

Lima Aksara dalam karakter China “Myo-Ho-Ren-Ge-Kyo”

juga muncul dengan kalimat pembuka, “Demikianlah Yang

Aku Dengar” adalah inti dari Saddharma Pundarika Sutra.

Redaksi :

Ho'onjo Sho tidak dimuat secara keselu-ruhan dalam buletin ini, karena risalah ini sangat panjang, sehingga dalam edisi ini kita hanya menampilkan topik penting saja.

(9)

dari Dua Kendaraan (sravaka and pratyekabuddha), mahluk surgawi, manusia, iblis asura, dan dewa naga.

K e b a j i k a n d a r i M e n y e b u t O’Daimoku

P e r t a n y a a n: A d a k a h perbedaan antara menyebut “Namu Myoho Rengekyo” (Saya meletakkan hati kepercayaan dalam Saddharma Pundarika Sutra) dengan menyebut “Namu Daihokobutsu Kegongyo” (Saya meletakkan hati kepercayaan kepada Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo) tanpa mengetahui jiwa dari sutra tersebut ? Adakah juga terdapat perbedaan kebajikan diantara mereka?

Jawab: Jelas terdapat perbedaan. Sebuah sungai kecil menghimpun air dari hujan, embun, sumur dan danau, tetapi tidak dari sungai besar. Sebuah sungai besar dapat menghimpun air dari hujan, dan sungai kecil lainnya tetapi tidak dari lautan. Sutra Agama sama seperti sebuah sungai kecil dimana mendapatkan air dari hujan, embun, sumur dan danau. Sutra Hodo, Sutra Amitabha (Amida-kyo), Sutra Buddha Matahari Agung (Dainichi-kyo) dan Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo) adalah sebuah sungai besar yang mendapatkan air dari sungai kecil. Saddharma Pundarika Sutra adalah lautan dan samudera, mendapatkan segala macam jenis air seperti hujan, embun, sumur, danau, sungai kecil dan sungai besar.

Sebagai contoh, mereka yang menderita demam dapat menjadi dingin ketika mendapatkan air yang dingin, tetapi mereka akan terus menderita jika mereka tidak mendapatkan air dingin lagi. Sama halnya, mereka yang menderita karena Lima Besar Karma Buruk dan Karma Buruk dari Pemfitnahan Dharma terhadap Ajaran Sesungguhnya dan mereka yang tidak mempunyai hati

kepercayaan dalam Buddhisme tidak dapat mendingin badan yang panas hanya dengan merendam badan mereka pada sedikit air dingin, semua ini sama seperti Sutra Agama (Agon-gyo), Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo), Sutra Meditasi Buddha Hidup Tanpa Batas (Kan-Muryoju-kyo) dan Sutra Buddha Matahari Agung (Dainichi-kyo). Jika mereka semua berada di gunung Saddharma Pundarika Sutra yang ditutupi oleh salju, mereka akan menjadi dingin dari Deman Lima Karma Buruk dan Karma Buruk dari Pemfitnahan Dharma, dan Karma dari mereka yang tidak mempunyai hati kepercayaan dalam Buddhisme.

Oleh karena itu, perlu segera percaya dalam Saddharma Pundarika Sutra. Sangatlah mudah menyebut judul dari semua sutra. Meski demikian terdapat perbedaan kebajikan dari penyebutan oleh orang bodoh dan bijaksana bagaikan perbedaan langit dan bumi. Sebagai contoh; sebuah tali yang besar tidak dapat dipotong oleh seorang laki-laki yang mempunyai kekuatan besar, tetapi sangat mudah dipotong oleh seorang laki-laki kecil yang mengunakan pedang kecil. Atau, sebuah pohon yang kuat tidak akan tumbang oleh seorang laki-laki yang kuat dengan pedang yang tumpul, tetapi sangat mudah bagi seorang laki-laki kecil dengan pedang yang tajam. Sebuah obat dapat menyembuhkan seorang pasien tanpa perlu pasien itu mengetahui isinya, tetapi makanan biasa tidak dapat menyembuhkan sakit. Sebuah obat rahasia dapat memperpanjang hidup orang yang akan meninggal, tetapi obat biasa tidak dapat melakukannya, meskipun

mungkin menyembuhkan sakitnya.

“Namu Myohorengekyo,” adalah Inti Pokok dari Ajaran Teragung

Pertanyaan: Apakah inti pokok dari dua puluh delapan bab dari Saddharma Pundarika Sutra?

Jawab: Beberapa orang mungkin mengatakan setiap dari dua puluh delapan bab itu adalah inti pokok, yang lain mengatakan bab 2 dan 16 adalah inti pokok. Beberapa lagi mengatakan bab.2 “Kebijaksanaan / Upaya Kausalya” adalah inti pokok, tetapi yang lain lagi mengatakan bab 15 “Jangka Waktu Hidup Sang Tathagata” sebagai intinya. Meskipun demikian, orang mengatakan bahwa “Membuka, Menunjukkan, Menerima dan Memasuki” kalimat dari bab 2 menjelaskan kenapa Sang Buddha muncul di dunia ini, atau kalimat dalam bab yang sama mengatakan semua fenomena adalah kenyataan tak terbatas adalah inti pokoknya.

Pertanyaan: Apakah yang kamu pikirkan tentang hal ini ?

Jawab: Inti Pokok dari Saddharma Pundarika Sutra adalah “Namu Myohorengekyo. “

Pertanyaan: Apakah kamu mempunyai bukti mengenai hal ini?

Jawab: Ini dibuktikan oleh fakta bahwa YA. Ananda, Bodhisattva Manjusri dan lainnya menulis “Myohorengekyo” dan berkata, “Demikianlah Yang Saya Dengar.”

Pertanyaan: Apakah yang mereka maksudkan dengan hal ini?

Jawab: YA.Ananda dan Bodhisattva Manjusri mendengarkan setiap kata dari Ajaran Luar Biasa, Saddharma Pundarika Sutra selama delapan tahun dan ikut berkumpul

Sutra-sutra lain adalah seperti sebuah sungai kecil atau sungai

besar sedangkan, Saddharma Pundarika Sutra adalah lautan

dan samudera, mendapatkan segala macam jenis air termasuk

air dari sungai kecil dan sungai besar.

(10)

dalam pesamuan untuk mengumpulkan seluruh sutra setelah kemoksaan Sang Buddha, sembilan ratus sembilan puluh sembilan arahat hadir untuk menulis semua itu. Mereka memulai dengan “Myo, ho, ren, ge dan kyo” dan berkata, “Demikianlah Yang Aku Dengar.” Bukankah ini sebagai bukti bahwa kelima aksara China “Myo, ho, ren, ge and kyo” adalah inti pokok dari Saddharma Pundarika Sutra yang terdiri dari dua puluh delapan bab dalam delapan jilid ?

Bhiksu Fa-yun dari Kuil Kuang-che-ssu, yang dikatakan telah menjaga ajaran dari Saddharma Pundarika Sutra sejak masa dari Buddha Matahari Bulan pada masa lampau, berkata, “Kata dari “Demikianlah” digunakan untuk menunjukkan inti pokok dari Saddharma Pundarika Sutra. Ini ditempatkan dibagian paling depan (didepan dari judul: daimoku) dalam rangka untuk memberitahukan apa yang mereka dengar dari Sang Buddha. “

Maha Guru T’ien-t’ai, yang dikatakan mendengarkan secara langsung pembabaran dari Sang Buddha di Gunung Gridhrakuta, brekata dalam “Kata-kata dan Wejangan dari Saddharma Pundairka Sutra (Hokke Mongu),” bahwa “Kata “Demikianlah” digunakan untuk menunjukkan inti pokok dari Dharma yang mereka dengar dari Sang Buddha.” Maha Guru Chang-an, yang mendengarkan pembabaran dari Maha Guru T’ien-t’ai tentang Saddharma Pundarika Sutra dan mencatatnya dalam “Maksud dan Arti dari Saddharma Pundarika Sutra (Hokke Gengi).” Ia menyatakan, “Kata pengantar yang ditulis oleh Maha

Guru T’ien-t’ai menyatakan pikiran mendalam dari Saddharma Pundarika Sutra dan pikiran mendalam ini tidak lain adalah jiwa dari Sutra ini.” Apa yang dikatakan sebagai “Jiwa dari sutra ini” adalah judul (Daimoku) itu sendiri. Maha Guru Miao-le berkata dalam “Komentar atas Makna dan Arti dari Saddharma Pundarika Sutra (Hokke Gengi Shakusen)” bahwa, “Semua ajaran Sang Buddha tercermin dari (daimoku) yang merupakan jiwa semua huruf dalam Saddharma Pundarika Sutra.”

Terdapat tujuh puluh negara di India, semua itu sudah tercakup dalam nama India. Enam puluh enam propinsi di Jepang, semua tercakup dalam nama Jepang. Nama dari India meliputi tujuh puluh negara di India dan semua yang terdapat didalamnya seperti orang, istana, dan kekayaan. Nama dari Jepang meliputi enam puluh enam propinsi, sayap burung elang yang disumbangkan oleh Dewa Propinsi, emas galian di propinsi Mutsu dan semua kekayaan, manusia, istana termasuk semua kuil-kuil Buddhis dan tempat suci Shinto. Melalui Mata Surgawi kita dapat melihat dalam Dua Aksara China untuk nama Jepang terdapat enam puluh enam propinsi, harta kekayaan termasuk manusia dan istana. Melalui Mata Dharma kita dapat melihat keduanya baik manusia dan lembu, terlahirkan dan mati disana sini. Sama halnya kita mengenali seseorang ketika mendengar suaranya, ukuran seekor gajah dari jejak kakinya, ukuran dari sebuah pot menunjukkan ukuran dari Bunga Teratai yang terdapat didalamnya, ukuran dari seekor naga ketika melihat besar kecilnya hujan, suatu bagian meliputi

keseluruhan bagian.

Judul dari Sutra Agama memperlihatkan isi dari keseluruhan didalamnya, tetapi itu hanya mempunyai seorang Buddha Sakyamuni dalam Buddhisme Hinayana dan tidak ada Buddha lainnya. Demikian juga judul sutra seperti Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo), Sutra Meditasi Buddha Tanpa Batas, dan Sutra Buddha Matahari (Dainichi-kyo), semua memperlihatkan isinya, tetapi mereka semua tidak mempunyai Buddha Sakyamuni Abadi yang mencapai Penerangan Agung pada Masa Lampau yang jauh, dan ajaran tentang Dua Kendaraan (sravaka dan pratyekabuddha) mencapai KeBuddhaan. Semua sutra ini seperti bunga tanpa buah, guntur tanpa hujan, drum tanpa suara, mata tanpa cahaya, wanita tanpa anak-anak, dan laki-laki tanpa semangat hidup.

Hal yang sama dapat dikatakan mengenai mantra dari Buddha Agung Matahari, Buddha Raja Obat, Buddha Hidup Tanpa Batas, dan Bodhisattva Avalokitesvara. Mantra- mantra ini kelihatannya seperti seorang raja agung, Gunung Semeru, Matahari dan Bulan, Obat Manjur, Permata Pengabur Keinginan, dan pedang yang baik didalam masing-masing sutra. Bila dibandingkan dengan daimoku (judul) dari Saddharma Pundarika Sutra, bagaimanapun mereka tidak hanya lebih rendah, tetapi mereka juga kehilangan semua fungsi-fungsinya.

Ini sama seperti sinar dari semua bintang akan lenyap ketika sinar matahari muncul; potongan besi yang tertarik oleh magnit; sebuah pedang baik yang tidak berguna ketika terpangang oleh api; susu dari sapi dan keledai akan menjadi air ketika dibandingkan dengan susu dari ratu singa; rubah akan kehilangan kekuatan gaibnya ketika mereka melihat seekor anjing; dan ketika

“Ketika Aku, Nichiren, menerima “Namu Myohorengekyo,“

fungsi dari “Namu Amidabutsu ” lenyap bagaikan bulan yang

menyusut, air surut, musim gugur dan musim dingin dan es

yang meleleh dibawah matahari."

seekor anjing akan ketakutan ketika melihat seekor anak harimau

M e n y e b u t “ N a m u Myohorengekyo” akan melenyapkan fungsi dari “Namu Amidabutsu (Buddha Hidup Tanpa Batas),” “Namu Dainichi shingon (Mantra Buddha Matahari Agung),” dan “Namu Kanzeon bosatsu (Bodhi-sattva Avalokitesvara)” sebagaimana halnya semua para Buddha, sutra, dan Bodhisattva. Semua ini menjadi tidak berguna tanpa fungsi dari Saddharma Pundarika Sutra. Ini dapat dilihat oleh semua orang, karena telah dibabarkan kepada semuanya. Ketika Aku, Nichiren, menerima “Namu Myohorengekyo, “ fungsi dari “Namu Amidabutsu (Buddha Hidup Tanpa Batas)” lenyap bagaikan bulan yang menyusut, air surut, musim gugur dan musim dingin dan es yang meleleh dibawah matahari.

Tiga Dharma Rahasia Agung

Pertanyaan: Adakah Dharma dari T’ien-t’ai dan Dengyo yang belum disebarluaskan ?

Jawab: Ya, ada.

Pertanyaan: Apakah itu Dharma Sesungguhnya ?

Jawab: Mereka ada Tiga. Mereka adalah apa yang Sang Buddha wariskan kepada mereka yang ada pada Masa Akhir Dharma, dinamakan Dharma Sesungguhnya oleh para guru seperti Kasyapa, Ananda, Asvaghosa, Nagarjuna, T’ien-t’ai, dan Dengyo, tetapi tidak tersebarluaskan.

Pertanyaan: Apa saja mereka itu ?

Jawab: Pertama, adalah Yang

Patut Dimuliakan (honzon). Seluruh

orang-orang di Jepang dan seluruh dunia hendaknya hanya memuliakan Buddha Sakyamuni dari bagian pokok Saddharma Pundarika Sutra sebagai “Yang Patut Dimuliakan.” Ini dapat dikatakan bahwa, “Yang

Patut Dimuliakan,” adalah Buddha

Sakyamuni Abadi dan Buddha Prabhutaratna dalam Stupa Pusaka.

Para Buddha lainnya berdiri diluar dari stupa dan Empat Bodhisattva seperti Bodhisattva Visistakaritra bertindak sebagai penjaga mereka.

Kedua, adalah Ajaran yang didasarkan pada ajaran bagian pokok dari Saddharma Pundarika Sutra. Ketiga, adalah daimoku (judul) dari Saddharma Pundarika Sutra. Seluruh orang di Jepang,

China dan semua orang didunia, tidak masalah apakah ia bijaksana atau tidak, harus menyebut, “Namu Myohorengekyo” secara ikhlas dan tulus dengan melupakan segalanya selain ini.

Daimoku akan Tersebarluaskan pada Masa Akhir Dharma

Penyebutan Daimoku ini belum tersebarluas di dunia. Selama 2,225 tahun setelah kemoksaan Sang Buddha, tidak seorang pun yang menyebut hal ini. Aku, Nichiren, seorang diri yang menyebut “Namu Myohorengekyo,” “Namu Myohorengekyo” tanpa mengenal lelah.

Sebagaimana yang kamu ketahui, besarnya ombak tergantung pada kekuatan angin, tingginya api tergantung pada kayu bakarnya, ukuran Bunga Teratai tergantung pada luasnya kolam, besarnya hujan tergantung dari sang naga; dalamnya akar sebuah pohon tergantung pada banyaknya dahan yang tumbh; dan jauhnya air sungai mengalir tergantung pada panjang sungai. Dinasti Chou bertahan selama tujuh ratus tahun karena Raja Wen memberikan perhatian kepada kebenaran dan

kepada orang tuanya. Kehancuran dari Dinasti Ch’in karena kekejaman dari kaisar pertamanya.

Dengan welas asih dari Nichiren, “Namu Myohorengekyo” akan terdengar selamanya bahkan melampau periode sepuluh ribu tahun. Kebajikan dari hal ini akan menyembuhkan “kebutaan” dari semua orang di Jepang, dan mereka yang menghalanginya akan jatuh dalam neraka. Kebajikan ini lebih unggul dari kebajikan Dengyo, T’ien-t’ai, Nagarjuna, dan Kasyapa. Para pelaksana ratusan tahun dari Tanah Suci tidaklah sebanding dengan kebajikan dari penyebutan daimoku meskipun hanya sehari didalam Masa Akhir Dharma ini. Penyebarluasan daimoku dalam periode dua ribu tahun setelah kemoksaan Sang Buddha tidak sebanding dengan daimoku meskipun untuk waktu yang singkat pada Masa Akhir Dharma. Ini bukan berasal dari kebijaksanaanKu; ini tidak berkaitan dengan masa ketika Aku hidup. Pada musim semi, bunga –bunga bermekaran; pada musim gugur, buah menjadi masak; pada musim panas adalah panas, dan musim dingin adalah dingin; mereka semua mengikuti hukum dari alam.

Bukti dari Sutra

Pada bab 23, Saddharma Pundarika Sutra dikatakan, “Sebarluaskanlah sutra ini keseluruh dunia pada period lima ratus tahun kelima setelah kemoksaanKu agar tidak sirna, dan semua iblis beserta pengikut-pengikutnya, seluruh mahluk surgawi, naga, yaksa dan kumbhanda dapat mengambil keuntungan darinya.”

Tiga Dharma Agung adalah Pertama, "Honzon" Buddha

Sakyamuni Abadi dan Buddha Prabhutaratna dalam Stupa

Pusaka; kedua, Ajaran yang didasarkan pada ajaran pokok

Saddharma Pundarika Sutra; ketiga, Judul dari Saddharma

Pundarika Sutra (Daimoku) Namu Myoho Renge Kyo

(11)

dalam pesamuan untuk mengumpulkan seluruh sutra setelah kemoksaan Sang Buddha, sembilan ratus sembilan puluh sembilan arahat hadir untuk menulis semua itu. Mereka memulai dengan “Myo, ho, ren, ge dan kyo” dan berkata, “Demikianlah Yang Aku Dengar.” Bukankah ini sebagai bukti bahwa kelima aksara China “Myo, ho, ren, ge and kyo” adalah inti pokok dari Saddharma Pundarika Sutra yang terdiri dari dua puluh delapan bab dalam delapan jilid ?

Bhiksu Fa-yun dari Kuil Kuang-che-ssu, yang dikatakan telah menjaga ajaran dari Saddharma Pundarika Sutra sejak masa dari Buddha Matahari Bulan pada masa lampau, berkata, “Kata dari “Demikianlah” digunakan untuk menunjukkan inti pokok dari Saddharma Pundarika Sutra. Ini ditempatkan dibagian paling depan (didepan dari judul: daimoku) dalam rangka untuk memberitahukan apa yang mereka dengar dari Sang Buddha. “

Maha Guru T’ien-t’ai, yang dikatakan mendengarkan secara langsung pembabaran dari Sang Buddha di Gunung Gridhrakuta, brekata dalam “Kata-kata dan Wejangan dari Saddharma Pundairka Sutra (Hokke Mongu),” bahwa “Kata “Demikianlah” digunakan untuk menunjukkan inti pokok dari Dharma yang mereka dengar dari Sang Buddha.” Maha Guru Chang-an, yang mendengarkan pembabaran dari Maha Guru T’ien-t’ai tentang Saddharma Pundarika Sutra dan mencatatnya dalam “Maksud dan Arti dari Saddharma Pundarika Sutra (Hokke Gengi).” Ia menyatakan, “Kata pengantar yang ditulis oleh Maha

Guru T’ien-t’ai menyatakan pikiran mendalam dari Saddharma Pundarika Sutra dan pikiran mendalam ini tidak lain adalah jiwa dari Sutra ini.” Apa yang dikatakan sebagai “Jiwa dari sutra ini” adalah judul (Daimoku) itu sendiri. Maha Guru Miao-le berkata dalam “Komentar atas Makna dan Arti dari Saddharma Pundarika Sutra (Hokke Gengi Shakusen)” bahwa, “Semua ajaran Sang Buddha tercermin dari (daimoku) yang merupakan jiwa semua huruf dalam Saddharma Pundarika Sutra.”

Terdapat tujuh puluh negara di India, semua itu sudah tercakup dalam nama India. Enam puluh enam propinsi di Jepang, semua tercakup dalam nama Jepang. Nama dari India meliputi tujuh puluh negara di India dan semua yang terdapat didalamnya seperti orang, istana, dan kekayaan. Nama dari Jepang meliputi enam puluh enam propinsi, sayap burung elang yang disumbangkan oleh Dewa Propinsi, emas galian di propinsi Mutsu dan semua kekayaan, manusia, istana termasuk semua kuil-kuil Buddhis dan tempat suci Shinto. Melalui Mata Surgawi kita dapat melihat dalam Dua Aksara China untuk nama Jepang terdapat enam puluh enam propinsi, harta kekayaan termasuk manusia dan istana. Melalui Mata Dharma kita dapat melihat keduanya baik manusia dan lembu, terlahirkan dan mati disana sini. Sama halnya kita mengenali seseorang ketika mendengar suaranya, ukuran seekor gajah dari jejak kakinya, ukuran dari sebuah pot menunjukkan ukuran dari Bunga Teratai yang terdapat didalamnya, ukuran dari seekor naga ketika melihat besar kecilnya hujan, suatu bagian meliputi

keseluruhan bagian.

Judul dari Sutra Agama memperlihatkan isi dari keseluruhan didalamnya, tetapi itu hanya mempunyai seorang Buddha Sakyamuni dalam Buddhisme Hinayana dan tidak ada Buddha lainnya. Demikian juga judul sutra seperti Sutra Karangan Bunga (Kegon-kyo), Sutra Meditasi Buddha Tanpa Batas, dan Sutra Buddha Matahari (Dainichi-kyo), semua memperlihatkan isinya, tetapi mereka semua tidak mempunyai Buddha Sakyamuni Abadi yang mencapai Penerangan Agung pada Masa Lampau yang jauh, dan ajaran tentang Dua Kendaraan (sravaka dan pratyekabuddha) mencapai KeBuddhaan. Semua sutra ini seperti bunga tanpa buah, guntur tanpa hujan, drum tanpa suara, mata tanpa cahaya, wanita tanpa anak-anak, dan laki-laki tanpa semangat hidup.

Hal yang sama dapat dikatakan mengenai mantra dari Buddha Agung Matahari, Buddha Raja Obat, Buddha Hidup Tanpa Batas, dan Bodhisattva Avalokitesvara. Mantra- mantra ini kelihatannya seperti seorang raja agung, Gunung Semeru, Matahari dan Bulan, Obat Manjur, Permata Pengabur Keinginan, dan pedang yang baik didalam masing-masing sutra. Bila dibandingkan dengan daimoku (judul) dari Saddharma Pundarika Sutra, bagaimanapun mereka tidak hanya lebih rendah, tetapi mereka juga kehilangan semua fungsi-fungsinya.

Ini sama seperti sinar dari semua bintang akan lenyap ketika sinar matahari muncul; potongan besi yang tertarik oleh magnit; sebuah pedang baik yang tidak berguna ketika terpangang oleh api; susu dari sapi dan keledai akan menjadi air ketika dibandingkan dengan susu dari ratu singa; rubah akan kehilangan kekuatan gaibnya ketika mereka melihat seekor anjing; dan ketika

“Ketika Aku, Nichiren, menerima “Namu Myohorengekyo,“

fungsi dari “Namu Amidabutsu ” lenyap bagaikan bulan yang

menyusut, air surut, musim gugur dan musim dingin dan es

yang meleleh dibawah matahari."

seekor anjing akan ketakutan ketika melihat seekor anak harimau

M e n y e b u t “ N a m u Myohorengekyo” akan melenyapkan fungsi dari “Namu Amidabutsu (Buddha Hidup Tanpa Batas),” “Namu Dainichi shingon (Mantra Buddha Matahari Agung),” dan “Namu Kanzeon bosatsu (Bodhi-sattva Avalokitesvara)” sebagaimana halnya semua para Buddha, sutra, dan Bodhisattva. Semua ini menjadi tidak berguna tanpa fungsi dari Saddharma Pundarika Sutra. Ini dapat dilihat oleh semua orang, karena telah dibabarkan kepada semuanya. Ketika Aku, Nichiren, menerima “Namu Myohorengekyo, “ fungsi dari “Namu Amidabutsu (Buddha Hidup Tanpa Batas)” lenyap bagaikan bulan yang menyusut, air surut, musim gugur dan musim dingin dan es yang meleleh dibawah matahari.

Tiga Dharma Rahasia Agung

Pertanyaan: Adakah Dharma dari T’ien-t’ai dan Dengyo yang belum disebarluaskan ?

Jawab: Ya, ada.

Pertanyaan: Apakah itu Dharma Sesungguhnya ?

Jawab: Mereka ada Tiga. Mereka adalah apa yang Sang Buddha wariskan kepada mereka yang ada pada Masa Akhir Dharma, dinamakan Dharma Sesungguhnya oleh para guru seperti Kasyapa, Ananda, Asvaghosa, Nagarjuna, T’ien-t’ai, dan Dengyo, tetapi tidak tersebarluaskan.

Pertanyaan: Apa saja mereka itu ?

Jawab: Pertama, adalah Yang

Patut Dimuliakan (honzon). Seluruh

orang-orang di Jepang dan seluruh dunia hendaknya hanya memuliakan Buddha Sakyamuni dari bagian pokok Saddharma Pundarika Sutra sebagai “Yang Patut Dimuliakan.” Ini dapat dikatakan bahwa, “Yang

Patut Dimuliakan,” adalah Buddha

Sakyamuni Abadi dan Buddha Prabhutaratna dalam Stupa Pusaka.

Para Buddha lainnya berdiri diluar dari stupa dan Empat Bodhisattva seperti Bodhisattva Visistakaritra bertindak sebagai penjaga mereka.

Kedua, adalah Ajaran yang didasarkan pada ajaran bagian pokok dari Saddharma Pundarika Sutra. Ketiga, adalah daimoku (judul) dari Saddharma Pundarika Sutra. Seluruh orang di Jepang,

China dan semua orang didunia, tidak masalah apakah ia bijaksana atau tidak, harus menyebut, “Namu Myohorengekyo” secara ikhlas dan tulus dengan melupakan segalanya selain ini.

Daimoku akan Tersebarluaskan pada Masa Akhir Dharma

Penyebutan Daimoku ini belum tersebarluas di dunia. Selama 2,225 tahun setelah kemoksaan Sang Buddha, tidak seorang pun yang menyebut hal ini. Aku, Nichiren, seorang diri yang menyebut “Namu Myohorengekyo,” “Namu Myohorengekyo” tanpa mengenal lelah.

Sebagaimana yang kamu ketahui, besarnya ombak tergantung pada kekuatan angin, tingginya api tergantung pada kayu bakarnya, ukuran Bunga Teratai tergantung pada luasnya kolam, besarnya hujan tergantung dari sang naga; dalamnya akar sebuah pohon tergantung pada banyaknya dahan yang tumbh; dan jauhnya air sungai mengalir tergantung pada panjang sungai. Dinasti Chou bertahan selama tujuh ratus tahun karena Raja Wen memberikan perhatian kepada kebenaran dan

kepada orang tuanya. Kehancuran dari Dinasti Ch’in karena kekejaman dari kaisar pertamanya.

Dengan welas asih dari Nichiren, “Namu Myohorengekyo” akan terdengar selamanya bahkan melampau periode sepuluh ribu tahun. Kebajikan dari hal ini akan menyembuhkan “kebutaan” dari semua orang di Jepang, dan mereka yang menghalanginya akan jatuh dalam neraka. Kebajikan ini lebih unggul dari kebajikan Dengyo, T’ien-t’ai, Nagarjuna, dan Kasyapa. Para pelaksana ratusan tahun dari Tanah Suci tidaklah sebanding dengan kebajikan dari penyebutan daimoku meskipun hanya sehari didalam Masa Akhir Dharma ini. Penyebarluasan daimoku dalam periode dua ribu tahun setelah kemoksaan Sang Buddha tidak sebanding dengan daimoku meskipun untuk waktu yang singkat pada Masa Akhir Dharma. Ini bukan berasal dari kebijaksanaanKu; ini tidak berkaitan dengan masa ketika Aku hidup. Pada musim semi, bunga –bunga bermekaran; pada musim gugur, buah menjadi masak; pada musim panas adalah panas, dan musim dingin adalah dingin; mereka semua mengikuti hukum dari alam.

Bukti dari Sutra

Pada bab 23, Saddharma Pundarika Sutra dikatakan, “Sebarluaskanlah sutra ini keseluruh dunia pada period lima ratus tahun kelima setelah kemoksaanKu agar tidak sirna, dan semua iblis beserta pengikut-pengikutnya, seluruh mahluk surgawi, naga, yaksa dan kumbhanda dapat mengambil keuntungan darinya.”

Tiga Dharma Agung adalah Pertama, "Honzon" Buddha

Sakyamuni Abadi dan Buddha Prabhutaratna dalam Stupa

Pusaka; kedua, Ajaran yang didasarkan pada ajaran pokok

Saddharma Pundarika Sutra; ketiga, Judul dari Saddharma

Pundarika Sutra (Daimoku) Namu Myoho Renge Kyo

(12)

Jika kata-kata sutra ini tidak membuktikan apa-apa, YA. Sariputra tidak akan menjadi Buddha Bunga Cahaya, sebagaimana dinyatakan dalam Saddharma Pundarika Sutra. Demikian juga, YA Kasyapa tidak akan menjadi Buddha Cahaya, YA.Maudgalyayana tidak akan menjadi Buddha Keharuman Tamalapatra-candana, Ananda tidak akan menjadi Buddha Kekuatan Gaib Kebijaksanaan Gunung Lautan, Bhiksuni Maha-Prajapati tidak akan menjadi Terlihat Gembira oleh para Buddha, dan Yasodhara tidak akan Diwarisi dengan sepuluh juta tanda Buddha. Ajaran “3,000 Kalpa Koti” yang dibabarkan dalam “Perumpamaan Kota Ajaib” menjadi diskusi yang tidak ada gunanya, dan ajaran “500 (juta) kalpa koti” dalam

bab “Panjang Usia Sang Tathagata” menjadi sebuah kebohongan. Mungkin, Sang Buddha Sakyamuni akan terjatuh dalam Neraka Penderitaan Yang Tak Terputus-putus, Buddha Prabhutaratna juga terbakar dalam api Neraka Avici; para Buddha perwujudan diseluruh alam semesta juga terjatuh dalam Delapan Neraka Yang Mengerikan; dan seluruh Bodhisattva akan tersiksa oleh 136 siksaan. Bagaimana semua hal ini bisa terjadi ? Semua hal itu

tidak akan terjadi, karena Aku pastikan bahwa seluruh orang di Jepang akan datang dan menyebut “Namu Myohorengekyo. “

Perlimpahan Seluruh Kebajikan

Bunga akan kembali ke

akarnya. Rasa buah ditentukan oleh tanah tempat dia tumbuh. Kepada GuruKu, Dozen-bo, Aku melimpahkan seluruh jasa kebajikan yang Aku peroleh dari penyebarluasan D h a r m a S e s u n g g u h n y a . Namu Myohorengekyo, Namu Myohorengekyo.

Tanggal 21 bulan 7 tahun Kenji ke-2 (1276)

Nichiren

Yang terhormat Bhiksu Joken dan Gijo di Gunung Kiyosumi, Tojo, Propinsi Awa dari Gunung Minobu, Perkampungan Hakiri, Propinsi Kai.

eluruh ajaran Buddha telah tercakup dalam dasar ajaran Nichiren Shu. Saddharma

Pundarika Sutra adalah kunci utama

dari Buddhisme, bahkan ajaran Theravada pun dapat digunakan dengan mendapatkan sinar dari Saddharma Pundarika Sutra, semua ini belum menandakan kita adalah seorang Buddhis. Satu hal yang kurang adalah bagaimana mewujudnyatakan semua ajaran ini kedalam prilaku kehidupan kita sehari-hari.

Hati kepercayaan dalam Nichiren Buddhisme dan Saddharma Pundarika Sutra dimulai dari pikiran kita. Tetapi jika kita benar-benar hidup sebagai seorang Buddhis Nichiren, bukan hanya sekedar kata-kata saja, maka hati kepercayaan

Pelaksanaan

Ajaran Nichiren Shu

itu harus tercermin dalam segala tingkah laku kita dalam berinteraksi dengan masyarakat. Kita tidak hanya menyebut Odaimoku saja untuk menunjukkan hati kepercayaan kita. Hati kepercayaan kita harus tercemin dalam Tiga Tindakan : Tubuh,

Ucapan dan Mental.

Dengan kata lain, kita tidak hanya memuji Sutra dengan mulut kita saja dengan menyebut Odaimoku “Namu Myoho Renge Kyo,” tetapi kita harus melaksanakan sutra ini dengan badan dan pikiran kita. Kita bisa lihat hal itu dalam pelaksanaan dari Nichiren Shonin; Ia mengikuti cara hidup Bodhisattva yang dicontohkan dalam Saddharma Pundarika Sutra.

Dasar utama dari Hati Kepercayaan dalam kehidupan

sehari-hari dijelaskan dalam Tiang Utama Nichiren Shu, antara lain : 1. Dasar hidup kita, harus mengikuti

contoh dalam Saddharma Pundarika Sutra, sebagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh Nichiren Shonin.

2. Kita meletakkan hati kepercayaan kepada Buddha Abadi Sakyamuni, guru sejati kebijaksanaan dan welas asih kepada semua orang. 3. Kita melatih diri kita untuk

mencapai KeBuddhaan dengan mempertahankan Namu Myoho Renge Kyo, baik dalam pelaksanaan maupun jiwa.

4. Guru kita adalah Nichiren Shonin, yang telah berjanji untuk memunculkan Bibit KeBuddhaan semua orang dan menciptakan

(13)

dan prilaku kita akan menyebabkan orang menjadi gembira dan terhibur. Jika hal ini dapat diwujudkan maka, Tanah Buddha, telah kita wujudkan.

Jika kita dapat berwelas asih kepada orang lain karena kebahagiaan dan penderitaannya, kita juga harus bisa berwelas asih kepada diri kita sendiri dengan terus bekerja keras dan penuh perhatian atas kebahagiaan dan penderitaan.

Kebahagiaan dan penderitaan kedua-duanya adalah kenyataan dalam kehidupan dan semua itu adalah sementara. Tidak ada sesuatu yang akan kita dapatkan baik dari kegembiraan dan penderitaan, karena keduanya tidak kekal dan akan musnah sejalan dengan waktu.

Pusat kehidupan semua orang adalah keluarga mereka. Bagaimanapun perlu adanya perhatian khusus dengan welas asih dan kepercayaan diantara anggota keluarga. Karena adanya kesulitan untuk terus menjalin hubungan antar anggota keluarga, kadang-kadang orang menjadi lupa dan tidak perduli dengan keluarga mereka. Kita harus menghormati, jujur dan welas asih terhadap anggota keluarga dan juga hal yang sama terhadap keluarga-keluarga lainnya.

“Majulah dengan bersemangat,”

ini adalah kata-kata terakhir dari Sang Buddha. Sebagai seorang Buddhis, kita harus berjuang untuk kemajuan hati kepercayaan, pelaksanaan dan prilaku kita setiap hari. Hari esok harus lebih baik dari hari ini. Kita harus memastikan segala kesalahan pada masa lalu kita tidak terulang kembali, dan juga segala keberuntungan yang hilang akan kembali menjadi bagian dari kehidupan kita. Semangat ini harus diterapkan dalam diri kita, antara anggota keluarga dan teman, dan juga dalam pekerjaan. Kita harus

bekerja dengan penuh kejujuran, welas asih tak terbatas, dan rasa penghormatan terhadap segala hal.

Tujuan utama dari segala kepercayaan adalah pengembangan diri dan seluruh dunia. Sebagai sebuah kelompok Buddhis, Nichiren Shu dan seluruh pelaksananya harus bekerja keras untuk perdamaian,

kebahagiaan, dan penerangan bagi seluruh mahluk hidup. Hidup manusia dan lingkungan harus dijaga dan dilindungi, dan masyarakat harus bergerak kearah perdamaian dan kebahagiaan. Bagaimanapun,

Nichiren Shu menentang dengan keras segala bentuk peperangan, pengunaan senjata nuklir, dan berusaha mewujudkan keadilan dan perdamaian dalam masyarakat.

Sebagai langkah untuk mencapai nilai-nilai ini dalam masyarakat, kita percaya akan ajaran Sang Buddha dalam Saddharma Pundarika Sutra dan mengikuti ajaran dari Nichiren Shonin, kita dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut secara alami. Kita juga harus menyebarluaskan perdamaian dan kebahagiaan melalui ajaran Buddha.

Ini adalah garis besar dari ajaran Nichiren Shu. Ajaran ini sangat dalam dan sulit. Inilah kenapa kita memerlukan Sangha, atau sebuah komunitas yang mengikuti ajaran Sang Buddha. Dalam Sangha, kita tumbuh dan menolong satu sama lain dalam pelaksanaan dan pembelajaran. Kita sudah mempunyai dasar yang baik, tetapi hal terpenting dalam Buddhisme adalah pelaksanaan.

Kamu dapat membaca segala macam ajaran Buddhisme, tetapi tanpa pelaksanaan, kamu tidak akan pernah mengerti. Selain itu,

meskipun kamu tidak belajar atau tidak dapat mengingat ajaran Sang Buddha dengan baik, tetapi hanya menyebut Odaimoku, maka kamu pasti akan mencapai Penerangan. Gassho.

Sumber: "Awakening to The Lotus," terbitan Nichiren Buddhist International Center

Tanah Buddha didunia ini. Kita juga harus berjanji untuk bekerja mencapai tujuan tersebut.

5. Kita semua adalah anak-anak dari Buddha, dan kita harus tinggal bersama dalam kedamaian dengan semua orang dalam usaha mencari KeBenaran.

Sebagai seorang Buddhis Nichiren Shu, kita harus mengikuti seluruh aturan diatas dengan Tiga Tindakan. Selain itu terus melaksanakan hati kepercayaan kita secara konsisten dan mengikuti acara keagamaan khusus, Buddhisme mengajarkan agar kita mewujudkan semua ajaran dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, dan pergaulan.

Nichiren Shu menganjurkan agar prinsip kebenaran diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari pelaksanaan. Oleh karena

itu kita harus hidup mengikuti segala aturan-aturan yang ada dimasyarakat tanpa melukai hati kepercayaan kita sendiri.

K a r e n a s e m u a o r a n g mempunyai Bibit Kebuddhaan untuk Penerangan sebagaimana yang dijelaskan dalam Ichinen Sanzen, maka perlakukanlah semua orang seperti kamu memperlakukan dirimu sendiri. Kita harus mengingat ajaran dari Boddhisattva Sadaparibhuta dalam Bab.20, Saddharma Pundarika Sutra; yang menghormati setiap orang yang ditemuinya karena pada masa mendatang mereka semua akan menjadi Buddha. Hal terpenting

adalah jangan memandang seseorang dari penampilannya, kekayaan dan ketenaran, tetapi hormatilah semua orang karena welas asih, dermawan dan hidup yang mencerminkan ajaran Buddha.

Setiap orang pasti mengalami kegembiraan dan penderitaan dalam hidupnya, jadi kita harus welas asih kepada orang lain. Hal yang mudah bagi kita untuk mengatakan turut berbahagia atas kesuksesan seseorang atau ikut bersedih atas kemalangannya, tetapi perasaan itu tidak boleh hanya dalam mulut saja, tetapi harus keluar dari hati kita. Ketika kita benar-benar memunculkan welas asih yang sesungguhnya, kata-kata

(14)

encho, yang berbakat (Bunga Teratai Abadi, nama pertama dari Nichiren sebagai seorang bhiksu) menjadi sangat terkenal dan merasa bahwa tidak ada lagi yang dapat dipelajari di Kuil Seichoji. Kemudian pada tahun 1238, ketika berusia 17, Rencho pergi ke Kamakura untuk belajar Buddhisme. Pada waktu itu, Kamakura adalah pusat Politk dan Budaya dari Keshogunan Kamakura.

Rencho kembali ke Kuil Seichoji pada tahun 1242, dan menulis risalah “Kaitai Sokushin Jobutsu-gi”. Tetapi, karena kekurangan catatan yang tepat mengenai kehidupan Beliau di Kamakura sehingga beberapa tahun yang terjadi tidak kita ketahui.

Pada waktu itu, Hojo Yasutoki adalah pemimpin defakto dari pemerintahan militer Kamakura, yang memerintah sebagai Bupati dari Shogun. Menurut legenda, Yasutoki adalah seorang yang sangat pintar, yang terkenal akan penghormatannya atas nilai-nilai modernisasi. Ia bertugas sebagai pengurus administrasi pemerintahan yang dikenal menetapkan kode dasar pemerintahan (Goseibai Shikimoku). Terdapat sebuah cerita tentang betapa seriusnya Yasutoki bekerja dalam urusan pemerintahan. Suatu hari ketika ia meninggalkan kantor, ia mencatat bahwa angin meniup dan menjatuhkan daun-daunan pohon ditaman. Musim bunga segera akan berakhir ketika ia masih sibuk dengan urusan pemerintahannya. Untuk mengambarkan

Catatan :Riwayat hidup Nichiren Shonin yang tepat dapat kita baca dari berbagai macam surat dan catatan masa lalu dan penelitian sejarah lainnya. Tetapi disini terdapat berbagai macam cerita legenda sehubungan dengan kehidupan Nichiren Shonin, dan akan Saya tuangkan dalam tulisan ini.

Legenda Nichiren Shonin

Oleh YM.Bhiksu. Gyokai Sekido

Sumber: Nichiren Shu News, terbitan Nichiren Shu Headquaters dan Kaigai Fukyo Koenkai

LEGENDA (BAG.3)

NICHIREN SHONIN

hal ini, ia menulis sebuah puisi yang mengambarkan semua hal tersebut. Konon, katanya Kamakura yang padat dan makmur karena dibawah manajemen pribadi Yasutoki.

Fakta sejarah mengatakan bahwa Rencho mempelajari ajaran Tanah Suci di Kuil Seichoji. Tetapi, Ia mulai merasa ragu-ragu terhadap ajaran itu dan mulai mencari kebenaran dari Buddhisme ketika ia mengalami sebuah kejadian misterius.

Berdasarkan sebuah legenda, Rencho tertarik akan ajaran dari Sekte Tanah Suci ketika Ia belajar di Kamakura. Pada suatu hari, Nen’a Shonin yang merupakan lambang dari Buddhisme Tanah Suci di Kamakura. Rencho ingin pergi menemuinya, dan belajar ajaran dariNya. Diantara bhiksu Tanah Suci yang terkenal adalah Daia di Kamakura. Tetapi ketika Rencho mendengar tentang kematian tragis dari Daia, ia telah memutuskan diri dari ajaran Tanah Suci.

Berdasarkan cerita para murid-murid Daia, Daia sangat menderita karena sebuah penyakit dan sakit yang tak tertahankan sampai ajal menjemputnya. Daia berguling-guling dikediamannya

R

BELAJAR DI KAMAKURA

(15)

dan menanggis ketika hembusan nafas terakhir. Tubuhnya menyusut seukuran anak kecil dan berwarna hitam legam seperti tinta. Para bhiksu Tanah Suci yang terlatih dan berpikiran moderat, melihat kematian tragis dari Daia ini, bagaimanapun Rencho dan bhiksu lainnya merasa bahwa Daia telah jatuh dalam neraka. Pada waktu itu, dikatakan, Rencho merencanakan untuk mempelajari ajaran Buddha dari awal lagi.

Rencho, yang sedang belajar di Kamakura, memutuskan untuk kembali kerumah sebentar. Ia kembali ke Kuil Seicho-ji pada tahun 1242 dan melaporkan hasil pembelajarannya. Kemudian, ia memutuskan untuk pergi ke Kyoto untuk belajar lebih lanjut. Kita tahu bahwa Ia belajar di Gunung Hiei, Gunung Koya dan juga di dalam daerah Kyoto. Tetapi, karena kurangnya catatan kehidupannya disana, maka kita tidak terlalu mengetahui semuanya.

BELAJAR DI KYOTO

encho menghabiskan waktu lima tahun di Kamakura dan bersiap untuk pulang kerumah. Ketika itu tiga sinar warna merah dan cahaya putih terang meleset di angkasa bagian barat jam 8 p.m. tanggal 4 pebruari. Dua sinar itu kemudian menyatu menjadi satu cahaya. Sinar cahaya itu bagaikan sebuah tiang diatas

angkasa, menerangi seluruh kota. Pihak kerajaan segera memanggil tukang ramal untuk memprediksi gejala tersebut. Dikatakan bahwa kejadian yang sama pernah terjadi disuatu tempat pada Era Koho (964-968). Orang-orang menjadi ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa mereka. Meskipun demikian, Rencho tetap melanjutkan perjalanan pulang kerumahNya.

Pada pagi hari tanggal 7, ketika awan menutupi langit dan mulai datangnya angin serta hujan, sebuah gempa bumi terjadi di Kamakura pada jam 10 a.m. Semua bangunan seperti Kuil-kuil Buddhis roboh dan debu beterbangan membuat kota menjadi gelap gulita seperti malam hari. Kebakaran terjadi dimana-mana, dan suara pria dan wanita yang menangis terdengar pilu. Rencho mendengar kejadian itu ketika dalam pertengahan perjalanan pulang kerumah.

Hasil dari pencarianNya di Kamakura dilaporkan kepada guruNya, Dozen-bo, dan para murid-murid senior di kuil Seicho-ji. Kemudian, Rencho menulis risalah pertamaNya, “Kaitai sokushin

jobutsu- gi,” yang didasarkan pada

hasil penelitian di Kamakura. Semua bhiksu di Kuil Seicho-ji memuji hasil dari risalahnya, tetapi Ia masih tidak puas. Pusat dari Buddhisme dan budaya ada di kota Kyoto pada waktu itu, dua hari perjalanan dari Kamakura, dan merupakan salah satu kota terbesar di Jepang. Rencho ingin pergi ke Kyoto untuk belajar. Kuil Pusat semua sekte Buddhis Jepang terletak di Kyoto dan Nara. Ia berkunjung k e b e b e r a p a k u i l t e r s e b u t d a n m e n d a l a m i p e n e l i t i a n n y a tentang ajaran semua

sekte, tetapi Rencho menetapkan kuil Enryaku-ji sebagai dasar dari penelitian. Ia dengan cepat menjadi pusat perhatian dari para bhiksu di Kuil Enryaku-ji. Tetapi, pertanyaan Beliau berdasarkan pada keunggulan masing-masing ajaran sekte semakin mendalam.

Pada masa itu, para bhiksu berkumpul disebuah aula dan disana dibabarkan ceramah. Terdapat seorang instruktur bertanya kepada para peserta tentang perbandingan keunggulan antara Saddharma Pundarika Sutra dan Sutra Vairocana. Rencho ikut bergabung dan menjawab bahwa Saddharma Pundarika Sutra adalah yang utama dari semua ajaran rahasia. Karena itu, Ia menyatakan,

Saddharma Pundarika Sutra adalah lebih unggul dibandingkan semua ajaran dari Buddha. Ia berkata bahwa perbandingan antara Saddharma Pundarika Sutra dan Sutra Vairocana adalah bagaikan seorang alih sumo dan seorang anak kecil. Mendengar hal itu, semua

peserta terdiam, dan ketenarannya makin berkembang dari hari ke hari.

Pada waktu itu, seorang bupati bernama Kujo Michiie membangun Kuil Tofuku-ji. Ini adalah salah satu dari lima kuil Zen di Kyoto. Karena hubungan persahabatanNya dengan kuil ini, Rencho menyumbangkan sebuah tiang besar, yang kemudian dikenal sebagai Tiang Nichiren. Dikatakan bahwa banyak orang mengusap tiang ini karena dipercaya akan memberikan segala kebajikan yang melimpah. Hal yang sama juga kita temukan ketika kita berkunjung ke Kuil Ikegami, disana terdapat sebuah tiang tempat bersandar Nichiren Shonin ketika memberikan ceramah "Rissho Ankoku Ron" yang terakhir sebelum Beliau meninggal. Banyak orang yang berkunjung berkeinginan untuk menyentuhnya. Gassho.

R

Kuil Enryakuji, Kyoto

Referensi

Dokumen terkait

Selain membeli rempah-rempah, bangsa Cina datang ke Nusantara juga untuk menjual sutra khas Cina yang menjadi produksi utama bangsa Cina pada masa lalu. Dapat dikatakan

Dari data jumlah dan nilai jual polis yang ada dapat dilihat adanya tiga kondisi yang bisa dijadikan bahan analisis untuk menduga kejadian yang akan terjadi di masa yang akan

Selain membeli rempah-rempah, bangsa Cina datang ke Nusantara juga untuk menjual sutra khas Cina yang menjadi produksi utama bangsa Cina pada masa lalu Dapat dikatakan

• Masalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau.. perkiraan pada masa yang

Sebaliknya faktor-faktor yang bersifat nonkeuangan menunjukan posisi kompetitif perusahaan untuk saat ini dan masa yang akan datang, yang merupakan ukuran yang dipandang dari

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

dfLAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih MAHA DAHSYAT Kontak Resmi WA +62 819 3171 8989 | Ijazah Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih Tidak banyak orang yang menguasai ilmu ini Jarang dan sedikit sekali ada yang mau menurunkan ilmu langka ini karena PENGARUH Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih INI SANGAT KUAT, AMPUH LAGI DAHSYAT HATI-HATI DALAM MENGGUNAKAN KAMI MENYARANKAN UNTUK TIDAK DISALAH GUNAKAN Setelah mempelajari dan mengetahui rahasia ilmu ini Anda bertanggungjawab sepenuhnya atas PRAKTEK yang Anda lakukan. Pemesanan hubungi: Ustadz Habib Phone. +62 819.3171.8989 MULUT BERTUAH Itulah sebutan yang tepat untuk Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih ini bersifat putih DAHSYATNYA kekuatan Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih dan Khodam Gaib ikut serta di dalamnya Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih bisa diarahkan untuk mempengaruhi siapapun mereka secara langsung Orang yang terkena Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih bagaikan kerbau dicocok hidungnya tanpa dipaksa mereka mau menuruti apa yang diinginkan Dan apa yang mereka miliki akan di berikan tanpa sadar Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih beda dengan hipnotis Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih jauh di atas ilmu hipnotis Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih merupakan ilmu magis Ustadz Habib Phone. +62 819.3171.8989 Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih TATAP SAJA MATA LAWAN , TARGET PASTI KENA Dengan Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih Bisa meraih kedudukan Menjadi orang yang berkuasa Berwibawa tinggi didepan orang banyak, Kewibawaan mempengaruhi orang lain untuk ikuti apapun kemauan anda menjadi pemimpin yang di segani Mendapatkan cinta dari orang yang didamba Ilmu Pelet, Pengasihan, Pengeretan, Pesugihan melanggengkan hubungan asmara sepanjang masa Menagih Hutang lancar Terpancar sinar aura gaib tanpa batas di selimuti aura yang sangat memikat, mempesona Meraih sukses dan kaya Memudahkan Penjualan selalu beruntung dari setiap usaha / pekerjaan yang sedang ditekuni pinjam uang, baik itu di bank ataupun pribadi, Penagih Utang menggugah hasrat birahi wanita yang malas diajak berhubungan intim memiliki hubungan suami istri yang harmonis meredakan amarah tanpa ada perlawanan Semuanya bisa diraih dengan singkat Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih amat sangat bermanfaat seumur hidup bisa diwariskan ke anak cucu Ustadz Habib Phone. +62 819.3171.8989 APAPUN PROFESI DAN LATAR PENDIDIKAN ANDA SEHARUSNYA ANDA LAYAK MEMILIKI ILMU INI sarana pesugihan untuk meraih semua kesuksesan dan kenikmatan hidup PERLU mempelajari ilmu GURU Gendam PUTIH ini. Dengan menguasai Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih, bisa mendapatkan kemudahan hidup dengan mudah dan cepat Mudah di kuasai Tanpa pantangan Tanpa latihan berat Tidak efek samping Untuk penganut agama apapun Bersifat permanen / selamanya Bisa di wariskan Tidak menyulitkan kematian Dijamin aman Hasilnya pasti mantab dan bermanfaat ! Ustadz Habib Phone. +62 819.3171.8989 hanya dengan jabat tangan, ditepuk, hanya menatap mata, hanya di sms atau ditelpon biasa di sebut dengan Gendam Jabat Tangan, Gendam Tepuk, Gendam tatap Mata, gendam telpon, Gendam SMS , Gendam Uang, Gendam uang Balik, Gendam Birahi DAPATKAN SEMUANYA SAYA TERTARIK UNTUK MENDAPATKAN Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih SEKARANG !!! Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih yang berbeda dengan gendam hitam yang selama ini beredar bisa di transfer jarak jauh tanpa batas ruang / waktu tanpa mengurangi kualitas pengisian siap dicoba selamanya SILAHKAN DATANG KETEMPAT SAYA ATAU MELALUI JARAK JAUH UNTUK MELAKUKAN PENGIJAZAHAN / PENGISIAN MASTER ILMU GENDAM INI ..bagi ANDA yang sibuk dan berlokasi jauh dari TEMPAT SAYA, Ijazah Maha Guru Ilmu Gendam Putih boleh saya transfer jarak jauh, SAYA JAMIN PASTI ANDA BOLEH, BISA DAN MAHIR MENGUASAINYA DALAM WAKTU SINGKAT SEGERA LAKUKAN PERMOHONAN Ustadz Habib Alamat: Wates, Kulonprogo, Yogyakarta 55000 Indonesia. Kontak Resmi WA : +62 819.3171.8989 Dapatkan bonus khusus berikut ini : - #BOLEH ISI MURID - #MAHABBAH SYEH MAGHROBI - #GENDAM ASMORODHONO | GENDAM ASMARADANA - #ALAT ANTI GENDAM - #RAHASIA UANG BALIK - #MANTRA PENARIK PEMBELI - #GENDAM PESUGIHAN TANPA TUMBAL - #MAHABBAH UMUM - #ILMU PELET PLINTIR MRICA - #PENGISIAN MAHABBAH - #ALAT ANTI GENDAM - #ILMU SYAHADAT BUMI - #ILMU PELARISAN - #ILMU AJI BAYU BADRA | ILMU TIUPAN PEDIHKAN MATA - #ILMU BEDAH AURA - #MANTRA KIRIM MIMPI - #ILMU PELET PEMIKAT SUKMA - #ILMU ASIHAN TINGKAT AMPUH - #ILMU PESUGIHAN ISLAMI - #ILMU PELET TELUR AYAM - #AUDIO METAFISIKA - #ILMU PELET SEKALI COLEK - #IJAZAH FALAQ PERJODOHAN - #MENARIK CINTA - #HIZIB MANSUBIL MAHABBAH - #ILMU MALAIKAT SI BAYANG - #PENYEMBUH SELINGKUH - #PENOLAK AJI JARAN GOYANG - #PELET @PENGASIHAN - #ASMA ASIHAN JABAT TANGAN - #ILMU PELET - #ASMA SUARA NABI DAUD AS. - #AMALAN DIMABUK CINTA - #ASIHAN @SEMAR MESEM - #AJIAN @KAWIN SUKMA BATIN - #ASIHAN @SEMAR GEDE - #PENGASIHAN OGAN - #PENYEMBUH PELET TINGGI - #PANDANGAN JERAT CINTA - #MANTRA KUN JALI -#ILMU LUNAS HUTANG - #ILMU @PESUGIHAN GHOIB - #ILMU MENDATANGKAN @UANG GHAIB DLL (terbuka untuk semua kalangan) hubungi: Ustadz Habib Phone. +62 819.3171.8989 Setelah transfer beritahukan pesanan anda dg sms: nama#usia#nama ibu kandung#alamat lengkap#kodepos#GENDAM#JUMLAH TRANSFER SERTA TIGA DIGIT EKOR NOMOR HP#nama Bank Kirim ke : +62 819 3171 8989 Contoh : ali#36#dewi#jl.bendungan hilir no.75 jakarta#12845#GENDAM#3.805.989#BCA PENTING DALAM TRANSFER TAMBAHKAN TIGA DIGIT EKOR NOMOR HP UNTUK MENGENALI ANDA PERHATIAN : Hati-hati mempelajari keilmuan tanpa adanya Pengijazahan karena terbukti berakibat buruk terhadap kejiwaan anda. ALAMAT : Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, Indonesia HP. +62 819.3171.8989 LEGALITAS: KEJAKSAAN RI: B-03/0.3.36/DSP.S/08/2004 AKTE NOTARIS: SONNY DEWANGKORO,SH NO 60. PENGADILAN NEGERI: 69/PCV/2002 IJIN DEPKES RI:503/234-2004 SIUP:045/11.09/PK/II/2002 $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$44 DAPATKAN KEILMUAN DAN MUSTIKA LAINNYA: #ILMUGENDAMPUTIH #ASMA SUNGE RAJEH #ASMAK RAJA DIRAJEH #ILMU ROJA AMPEL KAROMAH #PENGIJAZAHAN ASMAK SURYANI #ASMAK KAJUH RAJEH #ASMAK SINGA RAJEH #DOMPET ASMAK AMPEL KAROMAH #HAIKAL SABUK AMPEL KAROMAH #TASBIH AMPEL KAROMAH #KANTONG MACAN #KULIT MACAN #KAPSUL SUSUK AMPEL KAROMAH #MINYAK LANANG JAGAD #MINYAK MAHABBAH AMPEL KAROMAH #MUSTIKA AMPEL KAROMAH #CEMETI AMPEL KAROMAH #KRISTAL MANI GAJAH #MAHA GURU ILMU HIKMAH #PROGRAM ILMU PAMUNGKAS JAGAD 1 #PROGRAM ILMU PAMUNGKAS JAGAD 2 #PROGRAM ILMU KESAKTIAN #PROGRAM ILMU TABIB JURU SEMBUH PENGHUSADA KAROMAH #PROGRAM ILMU PAMUNGKAS JAGAD 5 #PROGRAM ILMU PAMUNGKAS JAGAD 6 #PROGRAM ILMU PAMUNGKAS JAGAD 7 #GEMBLENGAN JURU SEMBUH #PENGISIAN ILMU KEBAL #GEMBLENGAN TERAPI LISTRIK #GEMBLENGAN BEKAM #RAJJAH TANGAN