• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9 2.1 Pengertian Peranan

Menurut Komarudin (1994;768) pengertian peranan adalah :

“1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang dapat diharapkan dapat menyertai suatu status.

3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang menjadi karakteristik yang ada padanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam berhubungan sebab akibat”.

Pengertian peranan yang berhubungan dengan penelitian ini ialah peranan merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen, hal ini mengingat peranan manajemen dalam melaksanakan fungsi dan kegiatan, dimana salah satunya adalah menyusun anggaran. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui keberhasilan perusahaan itu dalam mencapai sasarannya, yaitu dengan cara membandingkan antara sasaran yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai oleh perusahaan.

2.2 Anggaran

Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu baik perusahaan itu mencapai laba maupun non laba. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan disertai dengan cara-cara pengendalian. Perencanaan merupakan dasar bagi suatu pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan, anggaran merupakan rencana sebagai suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan perencanaan dan pengendalian. Anggaran merupakan suatu rencana yang terperinci dan menyeluruh untuk setiap kegiatan dan aktivitas dalam perusahaan.

Hasil sesungguhnya yang dicapai akan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam anggaran, untuk menentukan, meneliti, dan menganalisa selisih yang ditimbulkan serta menentukan tindakan koreksi (perbaikan) yang diperlukan atas kegiatan yang akan datang.

(2)

2.2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran berisi rencana-rencana perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan operasi perusahaan dan hasil aktual dari operasi tersebut dibandingkan dengan anggaran, untuk mengendalikan jalannya operasi dan menjamin penggunaan sumber daya yang seoptimal mungkin, dimana hasil pengendalian ini akan digunakan sebagai umpan balik perencanaan anggaran pada periode berikutnya.

Pengertian Anggaran menurut M.Munandar (2000; 1 ) adalah sebagai berikut : “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”.

Dari defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran meliputi seperti perencanaan aktivitas pada saat masa yang akan datang dan disusun oleh manajemen

secara tertulis serta dinyatakan dalam satuan uang atau kuantitatif lainnya, Guna membantu manajemen dalam rangka menjalankan fungsinya, terutama dalam

fungsi, perencanaan, koordinasi dan pengendalian.

Sedangkan pengertian Anggaran menurut Hilton (1999;336) adalah sebagai berikut :

“ A budget is detailed plan, expressed in quantitative terms, that specifies how resource will be acquired and used during a specifies period of time”.

Sumbangan pemikiran Hilton terletak pada makna perencanaan terinci yang dinyatakan dalam satuan kuantitaif, meliputi perolehan dan penggunaan sumber-sumber selama satu periode tertentu. Jelaslah sudah bahwa Hilton memberikan indikator yang lengkap mengenai anggaran, yang meliputi dimensi operasional, satuan ukuran, aktivitas, dan waktu.

(3)

Pengertian anggaran juga dikemukan oleh Adisaputro dan Asri (2003;6) adalah sebagai berikut :

“Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasaan”.

Dari defenisi diatas dapat disimpulakan sebagai berikut:

1. Business budget harus bersifat formal, artinya bahwa business budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.

2. Business budget harus bersifat sistematis, bahwa business budget disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengambil keputusan, sehingga business budget merupakan suatu hasil pengambilan yang berdasarkan beberapa asumsi tertentu.

4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang terkoordinasi, menyeluruh dan dinyatakan ke dalam satuan uang, mengenai kegiatan operasi dan sumber daya perusahaan untuk suatu periode tertentu di waktu yang akan datang yang disusun oleh manajemen secara formal dan tertulis.

2.2.2 Jenis-jenis Anggaran

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai ruang lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut, oleh karena itu anggaran perusahaan sendiri terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.

(4)

Jenis-jenis Anggaran menurut Agus Ahyari (1994:11-19) membagi anggaran menjadi ke dalam beberapa jenis antara lain adalah sebagai berikut :

“1. Berdasarkan Isi Anggaran

a. Anggaran laba rugi (Income Statment Budget)

Anggaran ini didukung oleh anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya administarsi dan umum dan lain sebagainya.

b. Anggaran Neraca (Balance Sheet Budget)

Anggaran ini didukung oleh anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran aktiva tetap, anggaran hutang dan sebagainya.

2. Berdasarkan jangka waktu

a. Anggaran Strategis (Stategic Budget)

Anggaran ini merupakan anggaran jangka panjang, berisikan hal-hal yang bersifat umum, seperti misalnya kebijakan perusahaan dalam jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.

b. Anggaran Taktis (Tactical Budget)

Anggaran ini merupakan anggaran jangka pendek atau anggaran operasioanal, didalam anggaran operasional segala kegiatan yang dilaksanakan, diberikan rincian yang jelas sehingga mudah untuk diterapkan didalam perusahaan.

1) Anggaran Periodik (Periodical Budget )

Anggaran Periodik merupakan anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu ( pada umumnya satu tahun).

2) Anggaran Kontinyu (Continual Budget)

Anggaran Kontinyu merupakan anggaran yang disusun dalam jangka waktu yang sangat pendek misalnya tiga, empat, atau lima bulan, dimana jangka waktu anggaran ini akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan tersebut.

3. Berdasarkan Fleksibilitas

a. Anggaran Tetap (Fixed Budget)

Anggaran Tetap merupakan suatu anggaran yang disusun atas dasar atau tingkatan kapasitas tertentu.

b. Anggaran Variabel (Variabel budget)

Anggaran Variabel merupakan suatu anggaran yang disusun berdasarkan atas interval atau beberapa kapasitas tertentu, dimana berbagai tingkat kapasitas tersebut mungkin dipergunakan dalam perusahaan.

4. Berdasarkan Segi Kelengkapan

a. Anggaran Komprehensif (Comparhensif budget)

Anggaran Komprehensif merupakan anggaran yang disusun secara lengkap dan menyeluruh dari kegiatan dalam perusahaan yang

(5)

bersangkutan, pedoman umum yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran komprehensif adalah :

1) Mengidentifikasi spesifik terhadap tujuan yang luas dari perusahaan.

2) Mempersiapkan rencana pendahuluan secara keseluruhan. 3) Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek. b. Anggaran Parsial (Parsial Budget)

Anggaran Parsial merupakan anggaran yang disusun sebagian ruang lingkup yang sangat terbatas, perusahaan menyusun anggaran parsial disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain adalah :

1) Perusahaan tidak mampu menyusun anggaran secara keseluruhan karena tidak ada keahlian, sehingga anggaran yang dibuat hanya sebagian yang diperlukan saja.

2) Tidak tersedianya data yang lengkap tentang seluruh bagian yang ada dalam perusahaan.

3) Perusahaan kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga anggaran disusun yang perlu-perlu saja”.

2.2.3 Syarat dan Karakteristik Anggaran.

Anggaran harus disusun secara benar dan sistematis, penyusunan anggaran yang telah mengikuti prosedur yang benar tidak menjamin bahwa anggaran itu pasti akan berhasil, tetapi ada hal-hal lain yang menjadi syarat yang harus dipenuhi apabila program-program anggaran ingin berhasil.

Menurut Supriyono (1993;95) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut : “1. Organisasi perusahaan yang sehat

Organisasi yang sehat yaitu organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Sistem Akuntansi yang memadai, yaitu meliputi :

a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya, sehingga dapat dibandingkan serta dihitung penyimpangannya. b. Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan

informasi dan realisasi anggaran.

c. Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan penentuan tingkat pertanggungjawaban dari berbagi individu di dalam perusahaan.

3. Penelitian dan Analisa

Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pengukuran prestasi yang dapat berupa standar atau taksiran sehingga anggaran dapat dipakai sebagai dasar analisis untuk mengukur prestasi yang baik. 4. Dukungan dari para pelaksana

Anggaran dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan aktif di perusahaan dari tingkat atas maupun tingkat bawah, hal ini menyangkut hubungan antara manusia dalam melaksanakan kegiatan oleh karena itu

(6)

patokan yang dipakai dalam mengukur prestasi dengan adil harus dimiliki”.

Anggaran juga memiliki karakteristik-karakteristik tertentu menurut Mulyadi (2001;490) adalah sebagai berikut :

“1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang yang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan”.

Menurut Mulyadi (2000;511) selain karakteristik-karakteristik secara umum diatas terdapat juga karakteristik-karakteristik yang baik, yaitu :

“1. Anggaran disusun berdasarkan program.

2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggung jawaban yang di bentuk dalam organisasi perusahaan.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian

2.2.4 Fungsi dan Manfaat Anggaran

Menurut Adisaputro dan Asri (2003;50-52) mengemukan bahwa ada tiga fungsi pokok anggaran, yaitu bidang planning, Coordinating, dan control, secara garis besar fungsi anggaran masing-masing bidang adalah sebagai berikut :

“1. Dalam Bidang Perencanaan (Planning)

a. Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.

b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan.

c. Untuk membantu atau menunjang kebijakan-kebijakan (polices) perusahaan.

d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.

(7)

2. Dalam Bidang Koordinasi (coordinating)

a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia

usaha.

c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.

3. Dalam Bidang Pengendalian (control)

a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan,

sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum dari pada penyusunan anggaran”.

Manfaat anggaran menurut Hammer, dkk ( 1994;397) adalah sebagai berikut : “ Profit planning or budgeting has the following benefit and advantages

1. Profit planning provides a disciplined appoarch to problem indentification and problem solving

2. Profit planning provides a sense of direction and purpose to all levels of management.

3. Profit planning enhance coordination of business activity

4. Profit planning provides a vehicle to enlist the ideas and cooperation of all level of management.

5. The budget provides a yarelstick that can be used to evealuate actual performance and garge the managerial judgment and ability of individual executives”.

Sedangkan menurut Agus Ahyari (1994:5-7) perusahaan akan mendapat manfaat cukup besar dengan adanya anggaran, antara lain adalah sebagai berikut :

“1. Terdapat perencanaan terpadu.

2. Terdapat alat koordinasi dalam perusahaan. 3. Terdapat alat pengawas yang baik.

4. Terdapat evaluasi kegiatan perusahaan.

5. Terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan”.

Dari kutipan diatas dapat diuraikan bahwa anggaran berguna untuk membantu pelaksanaan fungsi manajemen terutama perencanaan, pengendalian, koordinasi dan anggaran juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada manajemen sebagai perencanaan, mengenai apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang, sehingga manajemen dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dengan mengurangi

(8)

ancaman-ancaman yang datang baik dari luar organisasi maupun dalam organisasi, selain itu anggaran mempunyai manfaat sebagai alat pengendali, karena prestasi yang dicapai dapat dilaporkan kepada atasan dan dibandingkan dengan anggaran sehingga bila terjadi penyimpangan dapat ditelusuri penyebabnya dan segera dilakukan tindakan koreksi yang diperlukan, dari hasil analisis penyimpangan yang terjadi manajer dapat memperoleh pengalaman yang berguna dan penetapan anggaran untuk periode berikutnya.

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi keterbatasan anggaran diantaranya adalah efektivitas dari penggunaan sangat bergantung pada ketelitian dalam penyusunan anggaran dan taksiran. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas penyesuaian terhadap kondisi yang berubah-ubah harus terus menerus dilakukan, karena anggaran ditetapkan untuk suatu kondisi tertentu.

2.2.5 Keterbatasan Anggaran

Meskipun anggaran mempunyai banyak manfaat, anggaran juga tidak terlepas dari keterbatasan. Anggaran hanya sekedar alat bantu dan bukan pengganti manajemen. Sebagaimana dikemukan oleh Nafarin (2000;13) anggaran mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :

“1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran dengan cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap dan akurat.

3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mengerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif”.

Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003;53) terdapat empat kelemahan yang membatasi anggaran, masing-masing kelemahan itu adalah :

“1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi, maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, dan bukan untuk menggantikannya.

(9)

4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan apa yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi keterbatasan dari anggaran diantaranya adalah efektivitas dari penggunaan anggaran sangat tergantung pada ketelitian dalam penyusunan taksiran, oleh karena itu dalam pelaksanaanya diperlukan fleksibilitas. Penyesuaian terhadap kondisi yang berubah-rubah harus terus-menerus dilakukan karena anggaran ditetapkan untuk suatu kondisi tertentu.

Pelaksanaan dari suatu anggaran memerlukan kerjasama dan partisipasi dari seluruh anggota manajemen dalam mencapai tujuan dari perusahaan, karena pelaksanaan dari anggaran tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Anggaran hanyalah merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk menggantikan kedudukan manajer.

2.2.6 Prosedur Penyusunan Anggaran.

Pimpinan tertinggi dalam perusahaan adalah seseorang yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan termasuk dalam penyusunan anggaran. Tetapi karena luas lingkup tugasnya, maka pimpinan perusahaan dapat mendelegasikannya kepada bagian-bagian perusahaan untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran.

Menurut M.Munandar (2000;17) pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada :

“1. Bagian Administrasi, bagi perusahaan yang kecil 2. Panitia Anggaran, bagi perusahaan yang besar”.

Penjelasan dari prosedur penyusunan anggaran diatas adalah sebagai berikut : 1. Bagian Administrasi, bagi Perusahaan yang kecil.

Hal ini disebabkan karena perusahaan kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada didalam perusahaan. Penunjukan bagian-bagian administrasi ini dilakukan

(10)

dengan pertimbangan bahwa dibagian administrasi ini terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan di bidang pemasaran, kegiatan di bidang produksi, kegiatan di bidang pembelanjaan maupun kegiatan di bidang personalia. Dengan bekal data dan informasi tersebut dan ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan (ekstern), bagian administrasi diharapkan dapat menyusun anggaran daripada bagian-bagian lain dalam perusahaan.

2. Panitia Anggaran, bagi perusahaan yang besar

Hal ini disebabkan karena perusahaan besar, memiliki kegiatan-kegiatan yang cukup kompleks, beraneka ragam dan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua sebagian yang ada didalam perusahaan dan yang duduk dalam panitia anggaran. Di dalam panitia anggaran ini diadakan pembaharuan-pembaharuan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang disusun nanti merupakan hasil kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas, serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakataan bersama ini sangatlah penting agar pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerjasama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.

Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun oleh panitia anggaran (perusahaan besar), barulah merupakan rancangan anggaran atau Draft Budget. Rancangan anggaran ini diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk di sahkan dan ditetapkan sebagai anggaran yang definitif. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dapat dimungkinkan melakukan perubahan-perubahan rancangan tersebut, dan dimungkinkan telah menjadi anggaran yang definitif, yang akan digunakan sebagai pedoman kerja sebagai alat pengkoordinasi kerja dan sebagai alat pengawas kerja.

(11)

Penyusunan anggaran berhubungan dengan peranan departemen anggaran dan komisaris anggaran, dalam penyusunan anggaran diperlukan suatu unit organisasi yang mengkoordinasi berbagai jenis usulan anggaran dari manajer penyususunan anggaran (budget) kemudian disusun menjadi rancangan induk (master budget). Dimana unit organisasi ini disebut dengan komite anggaran.

Menurut Mulyadi (2001;599) tugas komite anggaran adalah sebagai berikut :

“1. Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk tahun anggaran.

2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut kepada para manajer penyusunan anggaran.

3. Mereview rancangan anggaran yang ditunjuk oleh para manajer penyusunan anggaran.

4. Melakukan Negosiasi dengan para manajer penyusunan anggaran mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan.

5. Mengajukan rancangan anggaran secara keseluruhan kepada dewan komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

6. Mereview anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

7. Melakukan negosiasi dengan para manajer penyusunan anggaran mengenai anggaran yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)”.

Penyusunan dan pengawasan anggaran memerlukan unit organisasi yang menangani administrasi anggaran yaitu departemen anggaran, menurut Mulyadi (2001;599) fungsi departemen anggaran adalah sebagai berikut :

“1. Menerbitkan prosedur dan formalitas untuk penyiapan rancangan anggaran setiap tim dalam perusahaan.

2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar penyesuaian anggaran perusahaan.

3. Membantu setiap manajer penyusunan anggaran dalam menyusun rancangan anggaran tim.

4. Mengelola rancangan anggaran tim menjadi rencana induk (master Budget).

5. Menganalisis realisasi anggaran, mentafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkasan mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi.

6. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan”.

(12)

Menurut Supriyono (1991;101) Proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :

“1. Menganalisis Informasi masa lalu dan perubahan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Menentukan perencanaan strategi yaitu penentuan tujuan organisasi dan rencana jangka panjang.

3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi dan tujuan jangka panjang kepada manajer divisi dan manajer bawahan serta komite anggaran agar mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan; 5. Menyusun usulan anggaran dari setiap manajer divisi dan selanjutnya

akan diserahkan kepada komite anggaran.

6. Komite anggaran menyerahkan revisi usulan anggaran agar terdapat sinkronisasi dengan anggaran divisi yang lain dan agar sesuai dengan rencana jangka panjang serta tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.

7. Menyetujui revisi suatu anggaran dan merakitnya menjadi anggaran perusahaan.

8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan”.

Menurut Stoner dan Freeman yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro (1996;260) mengemukan dua prosedur penyusunan anggaran yang biasa digunakan suatu organisasi, yaitu :

“1. Dari Atas (Top Down)

Top down adalah prosedur anggaran yang ditetapkan oleh manajer puncak tanpa atau hanya sedikit saja berkonsultasi dengan manajer tingkat bawah.

2. Dari Bawah (Bottom Up)

Bottom Up adalah prosedur penyusunan anggaran, dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut, kemudian anggaran akan diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan”.

Prosedur penyusunan anggaran dimulai biasanya ketika manajer menerima ramalan ekonomi dengan laba yang ingin dicapai. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program, penyusunan anggaran memerlukan kerjasama para manajer berbagai jenjang organisasi sehingga dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendali.

(13)

2.3 Pengertian Kas

Kas merupakan alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan merupakan suatu landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi didalam perusahaan. Kas mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan terhadap kas merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kas meliputi uang tunai dan alat pembayaran yang dapat diterima secara umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank.

Yang dimaksud dengan kas berdasarkan SAK(2002;2,2) adalah sebagai berikut “ Kas terdiri dari saldo kas (Cash on hand) rekening giro”.

Jadi pengertian kas tersebut mencakup (terdiri dari) uang tunai, uang logam, deposito, Investasi jangka panjang, simpanan di bank dalam bentuk rekening giro dan tabungan yang sewaktu-waktu dapat diambil. Yang tidak termasuk kas dalam pengertian ini adalah Funds yang disisihkan untuk tujuan tertentu, persedian perangko, cek kosong dari pihak ke tiga dan rekening giro pada bank di luar negri yang tidak segera dipakai.

2.4 Anggaran Kas

Anggaran kas merupakan salah satu alat perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya anggaran kas, perusahaan dapat memperkirakan saat-saat terjadinya surplus atau defisit kas untuk setiap periode. Dalam pelaksanaan perencanaan kas ini diperlukan anggaran kas sehingga perusahaan dapat merencanakan dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas dengan lebih baik lagi.

2.4.1 Penggertian Anggaran Kas

Anggaran kas merupakan salah satu alat perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya perencanaan kas yang berupa anggaran ini maka perusahaan dapat memperkirakan saat-saat terjadinya surplus atau defisit kas untuk setiap periode.

(14)

Dengan adanya anggaran kas, perusahaan akan dapat meningkatkan dan mengendalikan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang lebih baik.

Dengan kata lain terdapat keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan kebutuhan membiayai perusahaan.

Adapun pengertian Anggaran kas Menurut M.Munandar (2000;311) adalah sebagai berikut :

“Anggaran kas (Budget Cash) adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas berserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan pengeluaran kas”.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (1998;97) Pengertian anggaran kas adalah sebagai berikut :

“Anggaran Kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang”.

Pengertian anggaran kas menurut Wilson and Cambell (1981) yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendra (1997;402) adalah sebagai berikut :

“Anggaran kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh program anggaran, apabila sasaran-sasaran anggaran operasi tercapai maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas, sebaliknya apabila gagal mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa harus mencari sumber tambahan kas”.

Pengertian anggaran kas menurut Munawar (1995;241) adalah sebagai berikut : “Anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi-transaki lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukan aliran kas (Cash Flow)”.

Pengertian Anggaran kas menurut Marth And Usry (1994;241) adalah sebagai berikut :

“ A Cash budget involves detailed estimates of anticipated cash receipt and disbushment for the budget period or same other specific period”.

(15)

Dari beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa suatu anggaran akan mencakup dua bagian yaitu :

1. Estimasi Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga ataupun dividen, hasil penjulaan aktiva tetap dan peneriman lain-lain.

2. Estimasi Pengeluaran kas yaitu digunakan untuk pembelian tunai, bahan baku atau bahan mentah, pembayaran hutang, pembayaran upah dan gaji pegawai, pembayaran biaya administrasi dan pembayaran lainnya.

Dengan mempersiapkan anggaran kas, manajer keuangan harus dapat meramalkan penerimaan kas dan pengeluaran kas setepat mungkin. Sumber yang paling banyak atau dominan dalam menerima kas berasal dari penjualan, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai, penerimaan bunga pinjaman,dll.

Setelah meramalkan penerimaan kas, kemudian manajer keuangan memperkirakan aliran kas keluar, dimana aliran kas keluar ini mencakup pembayaran untuk pembelian barang, pembayaran upah dan gaji pegawai, pembayaran pajak, dan berbagai pengeluaran kas untuk pembayaran biaya operasi perusahaan,dll.

Dengan adanya anggaran kas ini, maka manajer keuangan dapat mengetahui saat kelebihan dan kekurangan kas, sehingga sebelumnya dapat direncanakan penggunaan kelebihan kas, demikian juga sebaliknya, jika terdapat kekurangan (defisit) kas dapat segera dicari jalan keluarnya.

2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Ellen Christin,dkk (2001;188) adapun tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut :

“1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dengan uang kas yang keluar.

2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.

3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, dimana bila terjadi defisit perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan mana yang menguntungkan.

4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.

(16)

6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas dengan sebenarnya”.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (1998:97) tujuan penyusunan anggaran kas adalah untuk dapat mengetahui :

“1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan. 2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi

perusahaan.

3. Besarnya dan berserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.

4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali”.

Selain itu juga menurut Y.Supriyanto (1995;226) tujuan dari penyusunan anggaran adalah sebagi berikut :

“1. Menunjukan kemungkinan posisi kas sebagai akibat dari operasi perusahaan

2. Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas

3. Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersediannya kas yang menganggur untuk investasi

4. Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan, investasi, dan utang.

5. Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara terus menerus”.

Sedangkan tujuan penyusunan anggaran kas menurut Glenn A Welsch, dkk (1998) yang dialihbahasakan oleh Anassidik (1995;398) adalah sebagi berikut :

“1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai akibat dari operasi yang dijalankan

2. Mengetahui kelebihan kas atau kekurangan kas pada waktunya

3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan kelebihan kas menganggur untuk investasi.

4. Menyelaraskan kas dengan (a) Total Modal Kerja, (b) Pendapatan penjualan, (c) Biaya,

(d) Investasi, dan (e) utang

5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.

(17)

2.4.3 Manfaat Anggaran Kas

Menurut M.Munandar (2000;312) secara umum semua anggaran termasuk anggaran kas, mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu “

“1. Sebagai pedoman kerja.

2. Sebagai alat Pengkoordinasian kerja. 3. Sebagai alat pengawasan kerja.

Sedangkan secara khusus anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Anggaran Induk Neraca (Master Balance Sheet), yaitu anggaran tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang, yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kemudian dijabarkan secara lebih terinci seperti misalnya perusahaan keuangan pada akhir semester, posisi keuangan pada akhir tahun.

Manfaat anggaran kas akan dapat dirasakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya atau kondisi perusahaan. Pada dasarnya ada dua pihak yang berkepentingan dengan anggaran kas, meskipun titik perhatiannya tidak selalu sama karena mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, pihak-pihak tersebut adalah :

1. Manajemen

Dengan adanya anggaran kas yang diterapkan dalam merencanakan dan mengendalikan kas maka manajemen khususnya manajer keuangan dapat mengetahui :

1) Perlunya tambahan kas untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari.

2) Perlunya memanfaatkan kelebihan kas, apabila diperkirakan terjadinya surplus.

3) Perlunya perusahaan menunda rencana operasi jangka waktu yang diperkirakan

4) Perlunya untuk mempertahankan saldo kas minimum (safety cash balance) agar likuiditas perusahaan tidak terganggu.

(18)

2. Pihak Ekstern perusahaan

Yang dimaksudkan dengan pihak ekstern perusahaan adalah para kreditur dan calon kreditor yang sering pula meminta anggaran kas untuk menilai likuiditas perusahaan sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman untuk diteliti dengan tujuan agar pinjaman dan bunga yang akan diterima akan dapat kembali sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Selain itu menurut Wilson and Campbell (1998) yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendra (1997:394-395) adalah sebagai berikut :

“1. Untuk menunjukan fluktuasi yang paling tinggi dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih besar dalam persediaan dan piutang.

2. Untuk menunjukan waktu dan jumlah dana, yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, dividen, bunga dan pembayaran pajak

3. Untuk membantu perencanaan pertumbuhan, termasuk dana yang diperlukan untuk pelunasan perusahaan dan modal kerja

4. Untuk menunjukan jauh dimuka kebutuhan, jumlah dan lamanya yang diperlukan dari sumber luar agar meningkatkan dan diusahakanya pinjaman yang paling menguntungkan

5. Untuk membantu pendapatan kredit bank dan memajukan kelayakan kredit perusahaan secara umum

6. Untuk menentukan jumlah dan lamanya yang mungkin tersedia untuk investasi

7. Untuk merencanakan pengurangan pinjaman

8. Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak perusahaan dan divisi perusahaan

9. Untuk memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara progresif, sehingga dengan demikian meningkatkan laba”.

2.4.4 Hubungan Anggaran Kas dengan Anggaran Lainnya.

Dalam menyusun anggaran kas tidak terlepas dari hubungan dengan penyusunan anggaran-anggaran perusahaan lainnya. Ini terjadi karena dalam suatu perusahaan terdapat hubungan timbal baik antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

Penyiapan anggaran kas pada umumnya bergantung pada anggaran lain, tetapi anggaran kas merupakan program penjualan dan biaya terkoordinasi serta yang

(19)

dikorelasikan dengan perubahan-perubahan neraca dan penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.

Dengan demikian anggaran kas akan dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil pelaksanaan, seperti yang dikemukan oleh Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1999;402) adalah sebagai berikut :

“Anggaran kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran anggaran operasi tercapai, maka hasilnya akan tercermin pada posisi kas. Sebaliknya apabila gagal mencapai sasaran anggaran maka bagian keuangan harus mencari sumber tambahan kas”.

Dari apa yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap anggaran harus dihubungkan dengan kas, karena semua aktivitas perusahaan akan tercermin dalam posisi kas.

2.4.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Menurut Ellen Christina, dkk (2001:189) langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas adalah sebagai berikut :

“1. Menyusun anggaran penagihan piutang

2. Menyusun Anggaran penerimaan kas, yang biasa terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang dan penerimaan lain-lain

3. Menyusun anggaran pengeluaran kas yang umumnya mencakup pos-pos pembelian mesin-mesin, gedung, lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya dan penerimaan lain-lain

4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara, artinya apabila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang perlu menjadi perhatian disini adalah bahwa pinjaman tersebut harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran pokoknya.

5. Memperkirakan Pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan pinjaman untuk menutup defisit yang terjadi) yaitu diperlukan suatu skema pembayaran biaya yang lengkap.

(20)

2.4.6 Metode Penyusunan Anggaran Kas

Sedikitnya ada dua metode yang digunakan dalam penyusunan anggaran kas, meskipun produk akhirnya adalah saldo kas yang ditaksir, tetapi metode-metode ini berbeda, terutama dalam hubungan dengan titik tolak peramalan dan perincian yang tersedia.

Berikut ini uraian-uraian dari masing-masing metode adalah sebagai berikut :

1. Taksiran langsung penerimaan dan pengeluaran kas (Estimated Of Direct Cash Receipt and Diburesment)

Metode ini merupakan suatu taksiran yang terperinci mengenai setiap unsur biaya atau fungsi yang menyangkut pengeluaran kas. Hal ini pada dasarnya merupakan salah satu cara yang paling lazim dipergunakan dalam perusahaan dan sangat penting untuk dapat memberikan suatu gambaran yang lengkap mengenai arus perputaran penerimaan kas dan pengeluaran kas, metode ini terutama berlaku bagi perusahaan yang aktivitasnya bervariasi secara luas. Selain itu, metode ini sangat berguna untuk mengendalikan arus kas dengan cara membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya dengan taksiran (anggaran).

2. Metode Pendapatan bersih yang disesuaikan (Adjusted Net Income Method) Sesuai dengan namanya titik tolak, prosedur ini adalah laporan perhitungan rugi laba taksiran, pendapatan bersih yang telah dikoreksi dengan semua transaksi yang tidak menyangkut kas (non cash transaction) akan menghasilkan pendapatan atau kerugian atau cash income per loss yang timbul karena adanya perubahan-perubahan neraca yang bersifat non operasional. Hal ini merupakan cara pendekatan arus kas (Cash Flow), oleh karena itu dalam metode ini dipergunakan angka-angka pendapatan bersih, maka tidak dapat diketahui penerimaan kas dan pengeluaran kas yang sebenarnya. Metode ini akan efektif apabila volume penjualan relatif stabil dan biaya yang mengeluarkan kas (Out Of pocket cost) sangat kontras hubungannya dengan penjualan.

(21)

2.5 Efektivitas

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, setiap manajer harus mempunyai komitmen untuk berusaha mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan seoptimal mungkin.

2.5.1 Pengertian Efektivitas

Menurut Komarudin (1994;269) pengertian efektivitas adalah sebagai berikut : “Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan (atau gagal) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu”.

Menurut Anthony And Belford yang dialihbahasakan oleh Maulana (1992;20) pengertian efektivitas adalah sebagai berikut :

“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggung jawaban dengan sasaran yang harus dicapai”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dimana suatu perusahaan tersebut dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.5.2 Efektivitas Pengendalian Kas

Dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan, perusahaan selalu membutuhkan kas, baik untuk membiayai kebutuhan rutin perusahaan maupun kebutuhan tidak rutin. Untuk membiayai kebutuhan itu, perusahaan memperoleh penghasilan berupa kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas tersebut akan menentukan posisi kas perusahaan setiap saat. Oleh karena itu, perusahaan harus mengendalikan kasnya, dalam arti perusahaan harus menjaga keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah kas yang dibutuhkan. Dengan demikian efektivitas kas bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah kas yang dibutuhkan.

(22)

2.5.3 Peranan Anggaran kas dalam menunjang efektivitas pengendalian kas. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahan hampir semua menyangkut masalah kas, oleh karena itu, kas merupakan asset perusahaan yang paling likuid, untuk menjaga likuiditas perusahaan dalam memperoleh laba yang diharapkan, maka diperlukan adanya arus uang kas yang lancar setiap saatnya, dimana manajemen sangat berperan dalam menjaga likuiditas tersebut, agar perusahaan tetap berada dalam posisi keuangan yang baik. Dengan kata lain, manajemen harus dapat mengendalikan kas, dalam arti harus menjaga keseimbangan yang terus menerus antara jumlah kas yang dibutuhkan dengan jumlah kas yang tersedia, baik untuk operasi hari maupun diluar operasi sehari-hari karena kebutuhuan akan tambahan kas tidak akan disadari oleh manajemen sampai keadaan menjadi kritis.

Salah satu tanggungjawab manajemen adalah membuat perencaanan, melakukan pengendalian, dan menjaga sumber daya perusahaan, penyusunan anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan kas dalam memperkirakan kekurangan dan kelebihan uang yang mungkin terjadi dalam suatu periode.

Dengan adanya anggaran kas memungkinkan dilaksanakan evaluasi yang mengatur kegiatan-kegiatan yang telah dicapai, khususnya yang mempengaruhi kas, hal ini dilaksanakan dengan analisis penyimpangan, yaitu membandingkan antara anggaran yang dianggarkan dengan realisasinya, dalam hal ini baru bisa dicapai dengan adanya anggaran kas.

Apabila perusahaan gagal dalam mencapai anggaran kas, akan mengakibatkan terganggunya kegiatan perusahaan, sehingga sasaran perusahaan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai, hal ini akan berpengaruh terhadap sistem pengendalian secara keseluruhan, ketidakberhasilan perusahaan dalam menerapkan anggaran kas pada umumnya disebabkan adanya kebocoran-kebocoran, tidak adanya koordinasi antar bagian yang ada dalam perusahaan, atau secara umum disebabkan tidak didasarkan pada analisis yang tepat.

Penyusunan anggaran kas yang cermat harus didasarkan pada data akuntansi, disamping itu juga analisis pasar, pertumbuhan ekonomi, sehingga sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut tidak tercapai.

(23)

Data akuntansi merupakan gambaran historis dari keadaan keuangan, begitu pula pada saat berakhirnya waktu penggunaan anggaran kas, data akuntansi diperlukan untuk mengendalikan perbandingan antara anggaran yang dianggarkan dengan realisasinya yang dicatat sebagai data akuntansi yang diperoleh dari suatu kegiatan yang didukung oleh adanya pengendalian.

Referensi

Dokumen terkait

Irianto Kus dan

"andai adalah produk Biokimia dari kalimantan selatan, yaitu berupa makanan dari kulit cempedak yang diasinkan atau di+ermentasikan yang biasanya dipakai

Pada variabel Penanganan Masalah, yaitu pada item pernyataan PM13 ada 1 responden yang memilih tidak setuju pada pernyataan Matahari Department Store mencoba

Dikutip dari buku Jones & Rama (2006, p61), “Overview Activity Diagram is presents a high-level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

Protokol SSH dapat diterapkan pada protokol FTP karena data dalam lalu lintas jaringan diamankan dengan algoritma kunci simetris, mempunyai integritas untuk

[r]

Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.. Mereka tidak