• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksekusi Riil Dalam Perkara Perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksekusi Riil Dalam Perkara Perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman. Abstract"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Eksekusi Riil Dalam Perkara Perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman

Rozi Septia1, As Suhaiti Arief 1,Adri1

1 1Department of Legal Studies , Faculty of Law , University of Bung Hatta Email:

roziseptia@gmail.com

Abstract

In carrying out the real execution , the execution of the Respondent frequent resistance - resistance of both physical and non-physical . Based on the description above that become problems are 1 ) What is the real execution in case No. 20/Pdt.G / 2009 / PN.Prm ? , 2 ) What are the forms of resistance undertaken by Respondent execution ? , 3 ) what efforts are made Executor in the face of such resistance ? . The method used is the juridical empirical method . The study is based on qualitative data analysis , using primary data source and secondary data , interviews and data collection techniques and study documents . Based on this research can be concluded 1 ) in a civil case No. 20/Pdt.G/2009 / PN.Prm been delayed because the Applicant has not menstor Execution execution costs . 2 ) forms of resistance undertaken by Respondent Execution is doing a demo and still objects mastered perkara.3 ) Executor efforts in the face of such resistance is the executor to negotiate and mediate with the Respondent Execution .

Keywords : real execution , Civil Case No. 20 / Pdt.G / 2009 / PN . Prm

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk sosial

(zoon politicon) yang saling berhubungan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari hubungan antara satu manusia dengan manusia lain sering timbul suatu perselisihan dan pertentangan, dimana pihak yang satu tidak memenuhi kewajibannya sehingga pihak yang lainnya merasa dirugikan.

Untuk dapat menyelesaikan suatu perkara atau sengketa setepat-tepatnya hakim harus terlebih dahulu mengetahui secara objektif tentang duduk perkara sebenarnya sebagai dasar putusan. Dimana peristiwa yang sebenarnya akan diketahui Hakim dari pembuktian.

Dalam menjalankan eksekusi, maka putusan Hakim itu harus berisikan putusan

(2)

2 Hakim yang bersifat condemnatoir

(menghukum para pihak yang kalah), putusan itu harus telah mempunyai kekuatan eksekutorial (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde)) dan harus dilaksanakan peringatan

(aanmaning) terlebih dahulu kepada pihak

yang kalah, supaya pihak yang kalah bersedia untuk menjalankan isi putusan itu secara sukarela dalam tempo 8 hari Pasal 196 H.I.R atau Pasal 207 RBg.

Eksekusi riil tidak diatur dalam HIR akan tetapi eksekusi riil diatur dalam Pasal 1033 Rv. Dalam melaksanakan eksekusi riil, sangat dibutuhkan sekali peranan dari pejabat pengadilan yakni Jurusita dan Panitera serta Kepolisian sebagai alat bantu negara.

Pada saat ini, masyarakat Indonesia masih banyak mendirikan bangunan di tanah milik orang lain tanpa meminta izin kepada pemiliknya, lama-kelamaan menganggap bahwa tanah dan bangunan tersebut telah menjadi hak miliknya. Ketika yang punya tanah meminta tanahnya dengan cara

baik-baik, sering terjadi pertikaian. Oleh karena itu, tidak salah kalau si pemilik tanah menyelesaikan permasalahan ini di pengadilan dan meminta permohonan pembongkaran bangunan (eksekusi riil) dilakukan.

Dalam eksekusi riil para pihak yang kalah sering melakukan segala upaya agar bangunan mereka tidak dihancurkan. Upaya ini bisa berupa perlawanan fisik dan/atau mengancam pihak eksekutor yang mengeksekusi bangunannya.

Di wilayah hukum Pengadilan Negeri Pariaman masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan di tanah milik orang lain. Hal ini terbukti dengan adanya pembongkaran bangunan yang dilakukan oleh Eksekutor Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman, dari informasi yang penulis peroleh setidaknya ada dua kasus eksekusi riil yang telah terlaksana di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman dalam dua tahun terakhir namun penulis lebih memfokuskan

pada perkara perdata

(3)

3 menjadi permasalahan dalam skripsi ini

adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi riil dalam perkara perdata No. 20/Pdt.G/2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman?

2. Bentuk perlawanan apa sajakah yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi? 3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan

eksekutor untuk mengatasi perlawanan dari Termohon Eksekusi riil tersebut?

Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui eksekusi riil dalam

perkara perdata No.

20/Pdt.G/2009/PN.Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman.

2. Untuk mengetahui bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan eksekutor untuk mengatasi perlawanan dari para Termohon Eksekusi riil.

Metodologi

Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis atau yuridis empiris.

2. Bahan / Materi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

Data Primer adalah data yang secara langsung diperoleh melalui wawancara dengan Responden maupun Informan. Responden tersebut terdiri dari Jurusita, Panitera, Kepolisian yang menangani eksekusi riil sedangkan informannya terdiri dari Hakim di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang terdiri:

a. Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan diantaranya:

(4)

4

1) HIR (Herziene Inlands

Reglement)/RBg (Rechtsreglement

voor de Buiten gewesten).

2) Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Umum . 3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.

4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

b. Bahan hukum sekunder

Yang termasuk dalam bahan hukum sekunder adalah bahan literatur atau bersumberkan dari internet dan data-data di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Wawancara, teknik pengumpulan

data yang dipergunakan untuk mendapat keterangan lisan, penulis melakukan wawancara dengan cara tanya jawab dengan responden dan informan.Dalam wawancara ini penulis menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk wawancara terbuka sebagai alat pengumpul data.

2) Studi Dokumen, mengumpulkan data yang didapat melalui studi kepustakaan dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, baik data primer, maupun sekunder, maka data yang melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa

(5)

5 terhadap data yang telah dikumpulkan

dan diolah menggunakan analisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dikelompokkan menurut aspek yang diteliti, kemudian diambil kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

Hasil dan pembahasan

A. Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Perkara Perdata Nomor 20/Pdt.G/ 2009/PN. Prm

Pada perkara perdata No. 20/Pdt.G/2009/PN. Prm para pihak yang bersengketa yaitu: Syafri (Mamak Kepala Waris dalam kaumnya) dan Thamrin (anggota kaum Syafri), sebagai Pemohon Eksekusi / semula sebagai Penggugat / Terbanding / Termohon Kasasi melawan Ali Amran (Mamak Kepala Waris dalam Kaumnya), Sukri (anggota kaum Ali Amran) dan Syafri Djamal (anggota kaum Ali Amran) sebagai Termohon Eksekusi / semula sebagai para terggugat / Pembanding ( untuk atas nama Ali Amran dan Syafril Djamal) / Pemohon Kasasi dan Turut

Terbanding/ Turut Termohon Kasasi (untuk atas nama Sukri).

Duduk perkara yang

dipersengketakan oleh Pemohon dan Termohon Eksekusi adalah bahwa Penggugat secara berkaum ada memiliki harta pusaka tinggi kaum, berupa tanah peparakan / tanah perumahan yang penggugat warisi secara turun temurun dari mamak Penggugat terdahulu bernama Nuri (alm), tanah mana terletak di Tangkalak, Korong Kampung Aur, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, dengan luas 1500 M2 yang menjadi objek perkara adalah sebahagian besar dari tanah ini, dengan luas 1000 M2.

Bahwa objek perkara dahulunya pernah digadaikan oleh mamak Penggugat bernama Nuri (alm) pada tahun 1924 kepada mamak Tergugat yang bernama Thaib selama 30 tahun. Setelah tahun 1955, Bustami (mamak Penggugat) telah mendatangi Thaib (mamak Tergugat) namun Thaib masih enggan untuk mengembalikan objek perkara tersebut. Setelah

(6)

6 meninggalnya Thaib, objek perkara

seterusnya dikuasai oleh Tergugat secara berkaum tanpa menghiraukan secara hukum, bahwa objek perkara tersebut milik kaum Penggugat yang seharusnya wajib diserahkan dan dikembalikan kepada kaum Penggugat. Namun kenyataanya objek perkara tetap dikuasai Tergugat dan mengklaim objek perkara tersebut telah dibelinya secara hukum kepada mamak penggugat (Nuri alm).

Bahwa perkara ini pernah diajukan Pengugat kepada Kerapatan Adat Nagari Sunur tanggal 16 Juni 2005, hasil putusan dari Kerapatan Adat Nagari Sunur tanggal 26 April 2009 yaitu tanah sengketa tetap berada dalam penguasaanya sdr. Ali Amran / Syafri Djamal (Tergugat) sebab Tergugat memiliki bukti walaupun surat itu kabur yang tidak dapat dibaca secara utuh, tanah sengketa adalah pusaka tinggi Sdr. Syafri (Penggugat) suku penyalai, sdr. Syafri belum berhak menguasai tanah tersebut, kecuali keputusan Pengadilan Negeri Pariaman. Berkenan dengan itu, untuk mendapatkan kepastian

hukum, maka terpaksa Penggugat menempuh jalur hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Pariaman.

Berdasarkan amar putusan Pengadilan Negeri Pariaman pihak Tergugat dinyatakan kalah, di Pengadilan Tinggi pihak tergugat juga dinyatakan kalah bahkan dalam amar putusan Mahkamah Agung RI, pihak Ali Amran dan Syafri Djamal juga dinyatakan kalah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan telah bersifat condemnator

sehingga eksekusi dapat dilaksanakan.

Setelah adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap tersebut, Penggugat mengajukan permohonan eksekusi pada tanggal 11 Januari 2012,

Pada tanggal 24 Februari 2012 diadakan aanmaning/ teguran kepada pihak Termohon Eksekusi (Ali Amran dan Syafri Djamal). Walaupun telah ditegur

(aanmaning) pihak Termohon Eksekusi tidak

melaksanakan pengosongan secara sukarela. Pada tanggal 06 juni 2012 atas perintah dari ketua Pengadilan Negeri

(7)

7 Pariaman Jurusita dan Panitera melakukan

pra eksekusi untuk mengetahui apa saja alat-alat yang diperlukan dan mengetahui batas-batas objek yang akan dieksekusi serta menggambar / membuat denah objek perkara. Di atas objek perkara tersebut terdapat tanaman-tanaman yang akan ditebang atau dikosongkan oleh Pengadilan Negeri Pariaman.

Pada tanggal 15 Oktober 2012 permohonan tindak lanjut eksekusi diajukan oleh kuasa hukum Pemohon Eksekusi Alwis Ilyas, SH. Setelah permohonan tersebut didaftarkan, pihak Pemohon Eksekusi dan/ kuasanya diminta untuk ke kepolisian.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak AKP Musriyal S.Sos,MM selaku Kasatreskrim di Kepolisian Pariaman pada hari Selasa, 3 Januari 2014 pukul 09:00. Di Kepolisian pihak Pemohon Eksekusi diminta untuk membayar biaya untuk dilaksanakannya pra eksekusi yang bertujuan untuk mengetahui berapa jauh objek perkara dan dapat memperkirakan berapa banyak personil yang diturunkan sekaligus

melakukan mediasi agar tidak terjadi kericuhan pada saat eksekusi berlangsung. Setelah melakukan pra eksekusi, Pemohon Eksekusi membayar biaya eksekusi yang telah diperkirakan Polisi. Semakin banyak jumlah polisi yang diturunkan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Eksekusi. Setelah biaya tersebut dilunasi maka Kepala Kepolisian menugaskan anggotanya untuk melaksanakan eksekusi pada hari yang telah ditentukan.

Pada tanggal 18 Maret 2013 Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan eksekusi yang mengabulkan permohonan eksekusi dari Pemohon Eksekusi, memerintahkan Jurusita Pengadilan Negeri Pariaman, dengan dibantu 2 orang saksi. Kemudian Jurusita atas Perintah Ketua Pengadilan Negeri memberitahukan kepada Pemohon Eksekusi/ Kuasanya, Termohon Eksekusi, Wali Korong Aur, Wali Nagari Sunur agar dapat hadir dalam pelaksanaan eksekusi yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013.

(8)

8 Menurut wawancara penulis dengan

Bapak Ery Sofyan, selaku Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman pada hari Jum’at, 07 Maret 2014 pukul 10:00, dalam perkara perdata No. 20/ Pdt.G/2009/ PN. Prm sering tertunda dikarenakan pihak Pemohon Eksekusi belum membayar biaya panjar eksekusi yang telah diperkirakan oleh Pengadilan Negeri Pariaman.

B. Bentuk Perlawanan Yang Dilakukan Oleh Termohon Eksekusi

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Syahril, selaku Jurusita Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman pada hari Senin, 13 Januari 2013 pukul 10:00 bahwa bentuk perlawanan yang dilakukan oleh pihak Termohon Eksekusi yakni

1. Melakukan demo

Dengan cara melemparkan batu ke mobil Polisi bahkan ke Pihak Eksekutor.

2. Perlawanan dari Termohon eksekusi lainnya ialah Pihak Tereksekusi

masih tetap menguasai objek eksekusi.

C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Eksekutor Dalam Menghadapi Para Termohon Eksekusi

Upaya yang dilakukan oleh Eksekutor jika Termohon Eksekusi melakukan demo adalah menanganinya dengan melakukan berbagai tindakan seperti melakukan negosiasi dengan pendemo.

Eksekutor menyatakan kepada Termohon Eksekusi, apabila eksekusi riil telah dijalankan namun ternyata Tereksekusi masih menguasai objek eksekusi maka penyelesaian terhadap masalah ini adalah mengajukan tuntutan pidana dengan dasar:

a. Tidak mau melaksanakan putusan hakim.

b. Menguasai hak milik orang lain secara tidak sah (melakukan perampasan).

Kesimpulan A. Simpulan

1. Eksekusi perkara perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN.Prm dilaksanakan

(9)

9 tanggal 26 Maret 2013 tertunda

dikarenakan pihak Pemohon Eksekusi belum menstor biaya pelaksanaan eksekusi.

2. Perlawanan yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi yaitu:

a. Melakukan demo

b. Pihak Termohon Eksekusi masih tetap menguasai objek perkara. 3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengatasi perlawanan dari Termohon Eksekusi, Eksekutor melakukan negosiasi dengan pendemo.

B. Saran

1. Pemohon Eksekusi sebaiknya sebelum mengajukan permohonan eksekusi mempersiapkan biaya eksekusi terlebih dahulu agar pelaksanaan eksekusi tidak tertunda.

2. Seharusnya, Pemohon Eksekusi melaksanakan putusan Hakim secara sukarela.

3. Eksekutor agar lebih sabar lagi dalam menghadapi perlawanan dari Termohon Eksekusi.

Ucapan Terima Kasih

1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 2. Ibu Nurbeti, S.H.,M.H selaku Wakil

Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

3. Bapak Adri, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

4. Ibu As Suhaiti Arief, S.H.,MH selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga sekali dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Adri, S.H., M.H selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan

(10)

10 memberikan masukan-masukan yang

sangat berharga sekali dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Syafril, S.H, M.H., Bapak Suamperi, S.H, M.H. dan Ibu Yofiza Media, S.H., M.H., selaku tim penguji yang telah memberikan banyak masukan serta arahan untuk dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh karyawan tata usaha pada Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta.

8. Ibu Yusrita, SH selaku Ketua Bidang Keperdataan pada Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman atas segala bantuannya. 9. Bapak Eri Sofyan, SH selaku Wakil

Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman atas segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya.

10.Bapak AKP Musriyal S.Sos, MM selaku Kasatresrim di Kepolisian Resor Pariaman atas segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membantu demi perbaikan dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya bidang hukum.

Daftar Pustaka A. Buku-buku

As Suhaiti Arief. 2008. Hukum Acara

Perdata. Bung Hatta University

Press. Padang

Bambang Sunggono. 2001. Metode

Penelitian Hukum. PT Grafindo

Persada. Jakarta

J.C.T Simorangkir dkk. 2000. Kamus

Hukum.Sinar Grafika. Jakarta

M. Nur Rasaid. 1995. Hukum Acara

Perdata. Sinar Grafika. Jakarta

M. Yahya Harahap. 2005. Ruang Lingkup Eksekusi Bidang Perdata

Edisi Kedua. Sinar Grafika.

Jakarta

Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkarta Winata. 2005. Hukum

Acara Perdata Dalam Teori dan

Praktek. CV Mondar Maju.

Bandung

R. Soepomo. 2005. Hukum Acara

Perdata Pengadilan Negeri. PT

Pradnya Paramita. Jakarta

R. Soeroso. 2010. Hukum Acara Perdata

Lengkap dan Praktis. Sinar

(11)

11 Soejono Soekanto.1995. Penelitian

Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat. PT Grafindo Persada.

Jakarta

B. Peraturan-peraturan

HIR (Herziene Inland Reglement) dan

RBg (Rechtsreglement voor de

Buiten gewesten)

KUH Perdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman C. Sumber lain

Pandji Susilo, 2012, Tugas dan

Wewenang Polri,

http://pospolisi.wordpress.com/2 012/11/03/tugas-dan-wewenang-polri, diakses tanggal 3 November 2013, pukul 13.00 WIB

Jawwad assyghaf, 2011, Jurusita Beserta Tugas dan Tangggung

Jawabnya,

http://foursix-kanatha.blogspot.com/2011/11/ju

ru-sita-beserta-tugas-dan-tanggung.html, diakses tanggal 27 Februari 2014, pukul 6.59 WIB

(12)

Referensi

Dokumen terkait

In its comprehensive review of the lit- erature and a survey of faculty mem- bers, students, and administrators at institutions recognized for their exten- sive experience

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII F SMP Negeri 16 Surakarta tahun

Survei arus lalu – lintas di bundaran dilakukan melalui perhitungan volume pada waktu sibuk pagi dan sore selama 4 jam yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2006 dari

0,05,menunjukkan bahwa ada pengaruh positif model learning cycl e (siklus belajar) terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1.. Ngunut tahun

Jika peserta didik dapat melakukan gerakan kurang sempurna Skor 4 Skor 2 Do’a Jika peserta didik bisa melafalkan bacaan niat dengan lancar dan tartil. Jika peserta didik bisa

Thus, a classroom action research entitled: Improving the 8-A students’ active participation and their recount text writing achievement by using Clustering Technique

Dimana sebagian besar pendidik di lapangan mengabaikan latar pengetahuan dan kepentingan pembaca (D. K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka kerja

In this paper we propose a fuzzy logic based approach for identifying cases for the similarity measuring stage of case based reasoning systems..