ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA
YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA
DALAM KELUARGA BERENCANA
DALAM KELUARGA BERENCANA
DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
TESIS
TESIS
Untuk memenuhi persyaratan
Untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat Sarjana S2
mencapai derajat Sarjana S2
Program Studi
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi
Konsentrasi
Administrasi & Kebijakan Kesehatan
Administrasi & Kebijakan Kesehatan
Minat
Minat
Manajemen Kesehata
Manajemen Kesehatan Ibu
n Ibu dan Anak
dan Anak
Oleh :
Oleh :
Sri Madya Bhakti Ekarini
Sri Madya Bhakti Ekarini
NIM : E4A006053
NIM : E4A006053
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMARANG
2008
2008
Pengesahan Tesis Pengesahan Tesis
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul : Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA
DALAM KELUARGA BERENCANA DALAM KELUARGA BERENCANA
DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
Dipersiapkan dan disusun oleh : Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama
Nama : : SRI SRI MADYA MADYA BHAKTI BHAKTI EKARINIEKARINI NIM
NIM : : E4A006053E4A006053
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 23
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 23 Juli 2008Juli 2008 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.diterima.
Pembimbing Utama Pembimbing Utama dr. BagoesWidjanarko, MPH. dr. BagoesWidjanarko, MPH. NIP. 131 962 236 NIP. 131 962 236 Pembimbing Pendamping Pembimbing Pendamping dr. Anneke Suparwati, MPH. dr. Anneke Suparwati, MPH. NIP. 131 610 340 NIP. 131 610 340 Penguji Penguji
Dra. Tjondrorini, MKes. Dra. Tjondrorini, MKes. NIP. 380 035 518
NIP. 380 035 518
Penguji Penguji
Dra. Atik Mawarni, MKes. Dra. Atik Mawarni, MKes. NIP. 131 918 670 NIP. 131 918 670 Semarang, 23 Juli 2008 Semarang, 23 Juli 2008 Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ketua Program Ketua Program dr. Sudiro, MPH., Dr. PH. dr. Sudiro, MPH., Dr. PH. NIP. 131 252 965 NIP. 131 252 965
PERNYATAAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
Nama : SRI : SRI MADYA BMADYA BHAKTI EKARINIHAKTI EKARINI NIM
NIM : : E4A006053E4A006053
Menyatakan bahwa tesis dengan judul :
Menyatakan bahwa tesis dengan judul : "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI"
BOYOLALI"merupakan :merupakan : 1.
1. Hasil karya Hasil karya yang dyang dipersiapkan ipersiapkan dan ddan disusun seisusun sendirindiri 2.
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapBelum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada programatkan gelar pada program Magister ini ataupun pada program lainnya.
Magister ini ataupun pada program lainnya.
Oleh karena itu pertanggungjawaban tesis ini sepenuhnya berada pada diri Oleh karena itu pertanggungjawaban tesis ini sepenuhnya berada pada diri saya.
saya.
Demikian pernyataan ini saya
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.buat dengan sebenar-benarnya.
Penyusun Penyusun
Sri Madya Bhakti Ekarini Sri Madya Bhakti Ekarini
RIWAYAT HIDUP RIWAYAT HIDUP
Nama
Nama : : SRI SRI MADYA MADYA BHAKTI BHAKTI EKARINIEKARINI Tempat
Tempat dan dan Tanggal Tanggal Lahir Lahir : : Klaten, Klaten, 25 25 Februari Februari 19841984 Agama
Agama : : IslamIslam Alamat
Alamat : : TegalsonomulyoTegalsonomulyo, , Kranggan, Kranggan, Polanharjo, Polanharjo, KlatenKlaten Riwayat
Riwayat Pendidikan Pendidikan :: 1.
1. Lulus SD tahun 1996Lulus SD tahun 1996 2.
2. Lulus SMP tahun 1999Lulus SMP tahun 1999 3.
3. Lulus SMU tahun 2002Lulus SMU tahun 2002 4.
4. Lulus Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun 2005Lulus Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun 2005 5.
5. Lulus DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran tahun 2006Lulus DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran tahun 2006 Riwayat
Riwayat Pekerjaan Pekerjaan :: Tahun 2006 - sekarang
Tahun 2006 - sekarang
Bekerja di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Bekerja di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul
tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul ANALISIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FAKTOR-FAKTOR YANGYANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI.
BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI.Tesis iniTesis ini disusu dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar disusu dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Master Kesehatan-Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Master Kesehatan-Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Program Pasca sarjana Universitas
Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang.Diponegoro Semarang.
Penyusunan tesis ini terselesaikan atas bantuan dan dorongan dari Penyusunan tesis ini terselesaikan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada :
penghargaan dan rasa terima kasih kepada : 1.
1. dr. Bagoes Widjanarko, MPHdr. Bagoes Widjanarko, MPH selaku pembimbing Utama yang telahselaku pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dari awal hingga meluangkan waktu dan membimbing penulis dari awal hingga terselesaikannya tesis ini,
terselesaikannya tesis ini, 2.
2. dr. Anneke Suparwati, MPH selaku pembimbing Pendamping yang telahdr. Anneke Suparwati, MPH selaku pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dari awal hingga meluangkan waktu dan membimbing penulis dari awal hingga terselesaikannya tesis ini,
terselesaikannya tesis ini, 3.
3. Dra. Tjondrorini, MKesDra. Tjondrorini, MKes selaku penguji tesis yang telah memberikanselaku penguji tesis yang telah memberikan masukan guna perbaikan tesis ini,
masukan guna perbaikan tesis ini, 4.
4. Dra. Atik Mawarni, MKesDra. Atik Mawarni, MKes selaku penguji tesis yang telah memberikanselaku penguji tesis yang telah memberikan masukan guna perbaikan tesis ini,
masukan guna perbaikan tesis ini, 5.
5. Ketua Program Magister Ilmu KesehKetua Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Programatan Masyarakat pada Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang dan Staf yang telah Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang dan Staf yang telah memberikan ijin dan membantu selama pendidikan,
6. Seluruh dosen program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada 6. Seluruh dosen program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang yang telah program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan bekal ilmu untuk menyusun tesis ini,
memberikan bekal ilmu untuk menyusun tesis ini, 7.
7. Kabid KB BKBD kaKabid KB BKBD kabupaten Boyobupaten Boyolali dan staf yanlali dan staf yang telah memg telah memberi ijin danberi ijin dan membantu penulis dalam penelitian di
membantu penulis dalam penelitian di lapangan,lapangan, 8.
8. Ketua YayasaKetua Yayasan Estu Utomo n Estu Utomo dan Direktur dan Direktur Akademi KebAkademi Kebidanan Estu idanan Estu UtomoUtomo Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di MIKM UNDIP
melanjutkan pendidikan di MIKM UNDIP Semarang.Semarang. 9.
9. Teman-teman Teman-teman Pasca sarjana Pasca sarjana khususnya mkhususnya minat Manajeminat Manajemen Kesehaen Kesehatan Ibutan Ibu dan Anak angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi sehingga dan Anak angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi sehingga terselesaikannya tesis ini.
terselesaikannya tesis ini.
10. Seluruh karyawan S2 program studi MIKM khususnya minat MKIA atas 10. Seluruh karyawan S2 program studi MIKM khususnya minat MKIA atas
bantuan yang diberikan. bantuan yang diberikan.
Selain itu penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Selain itu penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang teramat penulis sayangi Bapak, Ibu, dan dik Lia atas dukungan yang yang teramat penulis sayangi Bapak, Ibu, dan dik Lia atas dukungan yang diberikan selama ini sehingga terselesaikannya tesis
diberikan selama ini sehingga terselesaikannya tesis ini.ini.
Akhirnya penulis senantiasa mengharapkan saran dan masukan guna Akhirnya penulis senantiasa mengharapkan saran dan masukan guna perbaikan tesis ini,
perbaikan tesis ini, sehingga bermanfaat bagi siapa saja yang sehingga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.membacanya. Insya Allah.
Insya Allah.
Penulis Penulis
Sri Madya Bhakti Ekarini Sri Madya Bhakti Ekarini
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
Halaman Halaman HALAMAN
HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ... ... ii HALAMAN
HALAMAN PENGESAHAN PENGESAHAN ... ... ... ... iiii HALAMAN
HALAMAN PERNYATAAN PERNYATAAN ... ... .. .. iiiiii RIWAYAT
RIWAYAT HIDUP HIDUP ... ... ... ... iviv KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ... ... vv DAFTAR
DAFTAR ISI ISI ... ... ... ... viivii DAFTAR
DAFTAR TABEL TABEL ... ... ... ... viiiviii DAFTAR
DAFTAR GRAFIK GRAFIK ... ... ... ... xx DAFTAR
DAFTAR GAMBAR GAMBAR ... ... ... ... xixi DAFTAR
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN ... ... ... ... xiixii DAFTAR
DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN ... ... ... ... xiiixiii ABSTRAK
ABSTRAK ... ... ... ... xivxiv ABSTRACT ... xv ABSTRACT ... xv BAB
BAB I I : : PENDAHULUANPENDAHULUAN A.
A. Latar Latar Belakang Belakang ... ... ... 1... 1 B.
B. Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... ... ... ... 1313 C.
C. Pertanyaan Pertanyaan Penelitian Penelitian ... ... ... 15... 15 D.
D. Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian ... ... ... ... 1616 E.
E. Ruang Ruang Lingkup Lingkup ... ... ... ... 1717 F.
F. Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian ... ... ... ... 1717 G.
G. Keaslian Keaslian Penelitian Penelitian ... ... ... ... 1818 BAB II
BAB II : TINJAUAN P: TINJAUAN PUSTAKAUSTAKA A.
A. Keluarga Keluarga Berencana Berencana ... ... ... ... 2020 B.
B. Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang Berpengaruh Berpengaruh terhadap terhadap Partisipasi PPartisipasi Priaria
dalam Keluarga Berencana ... 36 dalam Keluarga Berencana ... 36 C.
C. Partisipasi Partisipasi Pria dPria dalam alam Keluarga Keluarga Berencana Berencana ... ... 57... 57 D.
D. Kerangka Kerangka Teori Teori ... ... ... 62... 62 BAB III : METODE PENELITIAN
BAB III : METODE PENELITIAN A.
A. Variabel Variabel Penelitian Penelitian ... ... ... 63... 63 B.
B. Hipotesis Hipotesis Penelitian Penelitian ... ... ... 6... 633 C.
C. Kerangka Kerangka Konsep Konsep ... ... ... 64... 64 D.
D. Rancangan Rancangan Penelitian Penelitian ... ... ... 64... 64 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN A.
A. Keterbatasan Keterbatasan Penelitian Penelitian ... ... ... 78... 78 B.
B. Hasil Hasil Penelitian Penelitian dan dan Pembahasan Pembahasan ... ... ... 7878 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. A. Kesimpulan Kesimpulan ... ... ... ... 107107 B. B. Saran Saran ... ... ... ... ... 108108 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL
No.
No. Tabel Tabel Judul Tabel Judul Tabel HalamanHalaman Tabel
Tabel 1.1 1.1 Keaslian Keaslian Penelitian Penelitian 1818 Tabel
Tabel 3.1 3.1 Definisi Definisi Operasional Operasional Variabel Variabel Penelitian Penelitian 6868 Tabel
Tabel 3.2 3.2 Tabel Tabel Metode Metode Pengumpulan Pengumpulan Data Data 7676 Tabel
Tabel 4.1 4.1 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi responden responden berdasarkan berdasarkan umur,umur,
jumlah anak, pendidikan, pendapatan di kecamatan Selo jumlah anak, pendidikan, pendapatan di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 7878 Tabel
Tabel 4.2 4.2 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi pengetahuan pengetahuan respondenresponden di
di kecamatan kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 7979 Tabel
Tabel 4.3 4.3 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi jawaban jawaban respondenresponden
variabel pengetahuan terhahadap KB di kecamatan Selo variabel pengetahuan terhahadap KB di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8080 Tabel
Tabel 4.4 4.4 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi sikap sikap terhadap terhadap KB KB di di kecamatan kecamatan SeloSelo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8383 Tabel
Tabel 4.5 4.5 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi jawaban jawaban respondenresponden
variabel sikap terhadap KB di kecamatan Selo variabel sikap terhadap KB di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8383 Tabel
Tabel 4.6 4.6 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi sosial sosial budaya budaya terhadap terhadap KBKB di
di kecamatan kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8686 Tabel
Tabel 4.7 4.7 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi jawaban jawaban respondenresponden
variabel sosial budaya terhadap KB di kecamatan Selo variabel sosial budaya terhadap KB di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8686 Tabel
Tabel 4.8 4.8 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi Akses Akses Pelayanan Pelayanan KB KB di di kecamatan kecamatan SeloSelo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8888 Tabel
Tabel 4.9 4.9 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi jawaban jawaban respondenresponden
variabel Akses pelayanan KB di kecamatan Selo variabel Akses pelayanan KB di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 8989 Tabel
Tabel 4.10 4.10 Ringkasan Ringkasan hasil hasil wawancara wawancara mendalam mendalam tentangtentang akses
akses pelayanan pelayanan KB KB 9090 Tabel
Tabel 4.11 4.11 Distribusi Distribusi frekuensi Kualitas frekuensi Kualitas pelayanan pelayanan KBKB di
di kecamatan kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9191 Tabel
Tabel 4.12 4.12 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi jawaban jawaban respondenresponden
variabel Kualitas pelayanan KB di kecamatan Selo variabel Kualitas pelayanan KB di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9292 Tabel
Tabel 4.13 4.13 Ringkasan Ringkasan hasil hasil wawancara wawancara mendalam mendalam tentangtentang kualitas
kualitas pelayanan pelayanan KB KB 9393 Tabel
Tabel 4.14 4.14 Distribusi Distribusi frekuensi partisipasi frekuensi partisipasi pria pria dalam dalam KBKB di
di kecamatan kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9595 Tabel
Tabel 4.15 4.15 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi hubungan hubungan pengetahuan pengetahuan terhadap terhadap KBKB dengan partisipasi pria dalam KB di
dengan partisipasi pria dalam KB di kecamatan
kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9595 Tabel
Tabel 4.16 4.16 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi hubungan hubungan sikap sikap terhadap terhadap KBKB dengan partisipasi pria dalam KB di
dengan partisipasi pria dalam KB di kecamatan
kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9696 Tabel
Tabel 4.17 4.17 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi hubungan hubungan sosial sosial budaya terhadap budaya terhadap KBKB dengan partisipasi pria dalam KB di
dengan partisipasi pria dalam KB di kecamatan
Tabel
Tabel 4.18 4.18 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi hubungan hubungan Akses Akses pelayanan pelayanan KBKB dengan partisipasi pria dalam KB di
dengan partisipasi pria dalam KB di kecamatan
kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 9999 Tabel
Tabel 4.19 4.19 Distribusi Distribusi frekuensi frekuensi hubungan hubungan kualitas kualitas pelayanan pelayanan KBKB dengan partisipasi pria dalam KB di
dengan partisipasi pria dalam KB di kecamatan
kecamatan Selo Selo kabupaten kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 101101 Tabel
Tabel 4.20 4.20 Ringkasan Ringkasan hasil hasil analisis analisis statistik statistik hubungan hubungan variabelvariabel bebas dan terikat menggunakan uji Chi Square pada bebas dan terikat menggunakan uji Chi Square pada alpha 5% penelitian di kecamatan Selo
alpha 5% penelitian di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 103103 Tabel
Tabel 4.21 4.21 Ringkasan Ringkasan hasil hasil analisis analisis regresi regresi bivariat bivariat menggunakanmenggunakan metode Enter variabel bebas penelitian di kecamatan Selo metode Enter variabel bebas penelitian di kecamatan Selo kabupaten
kabupaten Boyolali Boyolali tahun tahun 2008 2008 104104 Tabel
Tabel 4.22 4.22 Ringkasan Ringkasan hasil hasil analisis analisis regresi regresi multivariatmultivariat menggunakan regresi logistik metode Enter menggunakan regresi logistik metode Enter variabel bebas penelitian di kecamatan Selo variabel bebas penelitian di kecamatan Selo kabupaten
DAFTAR GRAFIK DAFTAR GRAFIK
No.
No. Grafik Grafik Judul Judul Grafik Grafik HalamanHalaman Grafik
Grafik 1.1 1.1 Tren Tren Pemakaian Pemakaian Kontrasepsi Kontrasepsi di di Indonesia Indonesia 44 tahun 1994, 199, 2002/2003 (SDKI)
tahun 1994, 199, 2002/2003 (SDKI) Grafik
Grafik 1.2 1.2 Prosentase Peserta Prosentase Peserta KB KB Aktif Aktif menurut menurut 66 Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Grafik
Grafik 1.3 1.3 Peserta Peserta KB KB Aktif Aktif Metode Metode Kontrasepsi Kontrasepsi Pria Pria 1313 di kabupaten Boyolali bulan Februari 2008
DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR
No.
No. Gambar Gambar Judul Judul Gambar Gambar HalamanHalaman Gambar
Gambar 2.1 2.1 Kerangka Kerangka Pikir Pikir KonseptualKonseptual
Permintaan KB serta Dampak pada Fertilitas Permintaan KB serta Dampak pada Fertilitas (dimodifikasi
(dimodifikasi dari dari Bertrand Bertrand et et al, al, 1994) 1994) 3636 Gambar
Gambar 2.2 2.2 Kerangka Kerangka Pikir Pikir Konseptual Konseptual Faktor Faktor Persediaan KB (dimodifikasi dari Persediaan KB (dimodifikasi dari Bertrand
Bertrand et et al, al, 1994) 1994) 5353 Gambar
Gambar 2.3 2.3 Kerangka Kerangka Teori Teori 6262 Gambar
DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 1 : : Hasil Hasil Uji Uji Validitas Validitas dan dan ReliabilitasReliabilitas Lampiran
Lampiran 2 2 : : Lembar Lembar Permohonan Permohonan Menjadi Menjadi RespondenResponden Lampiran
Lampiran 3 3 : : Lembar Lembar Kesanggupan Kesanggupan Menjadi Menjadi RespondenResponden Lampiran
Lampiran 4 4 : : Kuesioner Kuesioner PenelitianPenelitian Lampiran
Lampiran 5 5 : : Pedoman Pedoman Wawancara Wawancara MendalamMendalam Lampiran
Lampiran 6 6 : : Hasil Hasil Uji Uji NormalitasNormalitas Lampiran
Lampiran 7 7 : : Hasil Hasil Analisis Analisis UnivariatUnivariat Lampiran
Lampiran 8 8 : : Hasil Hasil Analisis Analisis BivariatBivariat Lampiran
Lampiran 9 9 : : Hasil Hasil Analisis Analisis MultivariatMultivariat Lampiran
Lampiran 10 10 : : Transkrip Transkrip Wawancara Wawancara MendalamMendalam Lampiran
DAFTAR SINGKATAN DAFTAR SINGKATAN
AKB
AKB : : Angka Angka Kematian Kematian BayiBayi AKI
AKI : : Angka Angka Kematian Kematian IbuIbu BKBD
BKBD : : Badan Badan Keluarga Keluarga Berencana Berencana DaerahDaerah BKKBN
BKKBN : : Badan Badan Koordinasi Koordinasi Keluarga Keluarga Berencana Berencana NasionalNasional
ICPD :
ICPD : The International Conference on Population and The International Conference on Population and Development Development KB
KB : : Keluarga Keluarga BerencanaBerencana KIE
KIE : : Komunikasi Komunikasi Informasi Informasi dan dan EdukasiEdukasi KIP
KIP : : Komunikasi Komunikasi Inter Inter PersonalPersonal KR
KR : : Kesehatan Kesehatan ReproduksiReproduksi LSM
LSM : : Lembaga Lembaga Swadaya Swadaya MasyarakatMasyarakat MOP
MOP : : Metode Metode Operasi Operasi PriaPria MOW
MOW : : Metode Metode Operasi Operasi WanitaWanita OP
OP : : OperasiOperasi P2KP-KB/KR
P2KP-KB/KR : Pusat Pelati: Pusat Pelatihan Klinik han Klinik Primer- Keluarga BePrimer- Keluarga Berencana/Kesehatanrencana/Kesehatan Reproduksi
Reproduksi PA
PA : : Peserta Peserta Aktif Aktif PLKB
PLKB : : Petugas Petugas Lapangan Lapangan Keluarga Keluarga BerencanaBerencana PMS
PMS : Penyakit : Penyakit Menular Menular SeksualSeksual PPM
PPM : : Perkiraan Perkiraan Permintaan Permintaan MasyarakatMasyarakat PUS
PUS : : Pasangan Pasangan Usia Usia Subur Subur SDKI
SDKI : : Survei Survei Demografi Demografi Kesehatan Kesehatan IndonesiaIndonesia
SOP :
SOP : Standard Operation Procedure Standard Operation Procedure
TFR :
TFR : Total Fertilyty Rate Total Fertilyty Rate TOGA
TOGA : : Tokoh Tokoh AgamaAgama TOMA
Program Magister Ilmu
Program Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatKesehatan Masyarakat Konsentrasi Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Konsentrasi Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro 2008 2008 ABSTRAK ABSTRAK SRI MADYA BHAKTI EKARINI
SRI MADYA BHAKTI EKARINI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
SELO KABUPATEN BOYOLALI xv + 108 halaman + 25
xv + 108 halaman + 25 tabel + 3 grafik + 4 tabel + 3 grafik + 4 gambar + 11 lampirangambar + 11 lampiran
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kebijakan Departemen dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis "Empat Pilar
mengacu kepada intervensi strategis "Empat Pilar Safe Motherhood Safe Motherhood ", yaitu", yaitu pilar pertama Keluarga Berencana. Dalam Keluarga Berencana masalah pilar pertama Keluarga Berencana. Dalam Keluarga Berencana masalah utama yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya partisipasi laki-laki dalam utama yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya partisipasi laki-laki dalam pelaksanaan program KB dan Kesehatan Reproduksi. Studi pendahuluan pelaksanaan program KB dan Kesehatan Reproduksi. Studi pendahuluan yang dilaksanakan di BKBD Boyolali pada bulan Februari 2008 didapatkan yang dilaksanakan di BKBD Boyolali pada bulan Februari 2008 didapatkan data
data bahwa bahwa persentase persentase partisipasi partisipasi pria pria dalam dalam ber-KB ber-KB masih masih rendah.rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi pria dalam Keluarga Berencana di kecamatan Selo terhadap partisipasi pria dalam Keluarga Berencana di kecamatan Selo kabupaten Boyolali.
kabupaten Boyolali.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode penelitian survei analitik dan pendekatan
penelitian survei analitik dan pendekatan cross sectional cross sectional terhadap 194 priaterhadap 194 pria Pasangan Usia Subur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Pasangan Usia Subur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
teknik samplingSimple Random Sampling Simple Random Sampling ..
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap KB (p value = 0.0001), sikap terhadap KB (p value = pengetahuan terhadap KB (p value = 0.0001), sikap terhadap KB (p value = 0.005), sosial budaya terhadap KB (p value = 0.024), akses pelayanan KB (p 0.005), sosial budaya terhadap KB (p value = 0.024), akses pelayanan KB (p value = 0.0001), kualitas pelayanan KB (p value = 0.0001) dengan Partisipasi value = 0.0001), kualitas pelayanan KB (p value = 0.0001) dengan Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana. Ada pengaruh antara variabel pengetahuan pria dalam Keluarga Berencana. Ada pengaruh antara variabel pengetahuan terhadap KB (OR = 18.712), kualitas pelayanan KB (OR = 17.152), sikap terhadap KB (OR = 18.712), kualitas pelayanan KB (OR = 17.152), sikap terhadap KB (OR = 5.663), akses pelayanan KB (OR = 5.228), sosial budaya terhadap KB (OR = 5.663), akses pelayanan KB (OR = 5.228), sosial budaya terhadap KB (OR = 2.020) terhadap partisipasi pria dalam Keluarga terhadap KB (OR = 2.020) terhadap partisipasi pria dalam Keluarga Berencana.
Berencana.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya peningkatan Komunikasi Saran yang dapat diberikan adalah perlunya peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi melalui paguyuban atau kelompok KB pria tentang alat Informasi Edukasi melalui paguyuban atau kelompok KB pria tentang alat kontrasepsi pria untuk meningkatkan pengetahuan pria tentang alat kontrasepsi pria untuk meningkatkan pengetahuan pria tentang alat kontrasepsi.
kontrasepsi.
Kata kunci : partisipasi pria dalam KB. Kata kunci : partisipasi pria dalam KB. Kepustakaan : 67 (
Master's Degree of public Health
Master's Degree of public Health ProgramProgram Manjoring in Administration and Health Policy Manjoring in Administration and Health Policy Sub Manjoring in Maternal and Child Health Management Sub Manjoring in Maternal and Child Health Management Diponegoro University Diponegoro University 2008 2008 ABSTRACT ABSTRACT Sri Madya Bhakti Ekarini
Sri Madya Bhakti Ekarini
Analysis of factors that influence to Men's participation in Family Analysis of factors that influence to Men's participation in Family Planning in Selo district of Boyolali regency.
Planning in Selo district of Boyolali regency. xv + 108 pages + 25
xv + 108 pages + 25 tables + 3 grafic + 4 tables + 3 grafic + 4 figures + 11 enclosuresfigures + 11 enclosures
Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still very high if it is Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still very high if it is compared with other ASEAN's countries. Health departement's policy in the compared with other ASEAN's countries. Health departement's policy in the effort to decrease is basically refers to strategic intervention "four pillars
effort to decrease is basically refers to strategic intervention "four pillars Safe Safe Motherhood
Motherhood ", namely is Family Planning is the first pillar. In Family Planning,", namely is Family Planning is the first pillar. In Family Planning, the main problem that we face in this time is the low of men's participation in the main problem that we face in this time is the low of men's participation in Family Planning program and Reproductive Health. The recent study that is Family Planning program and Reproductive Health. The recent study that is carried out at BKBD Boyolali on February 2008 got the data that men's carried out at BKBD Boyolali on February 2008 got the data that men's participation percentage in Family Planning program is still low. Aim of this participation percentage in Family Planning program is still low. Aim of this research was to analysis of factors that influence to Men's participation in research was to analysis of factors that influence to Men's participation in Family Planning in Selo district of
Family Planning in Selo district of Boyolali regency.Boyolali regency.
Type of this research was observational with survey analytic research Type of this research was observational with survey analytic research method and
method and cross sectional cross sectional approach towards 194 fertile age pair men.approach towards 194 fertile age pair men. Sample was carried out with
Sample was carried out withSimple Random Sampling Simple Random Sampling .. The result of research t
The result of research that have significant relationship knowledge towardshat have significant relationship knowledge towards Family Planning (p value = 0.0001), attitude towards Family Planning (p value Family Planning (p value = 0.0001), attitude towards Family Planning (p value = 0.005), Social Culture towards Family Planning (p value = 0.024), Access to = 0.005), Social Culture towards Family Planning (p value = 0.024), Access to Family Planning services (p value = 0.0001), Quality to Family Planning Family Planning services (p value = 0.0001), Quality to Family Planning services (p value = 0.0001) with men's participation in Family Planning. That services (p value = 0.0001) with men's participation in Family Planning. That have influence of knowledge towards Family Planning (OR = 18.712), Quality have influence of knowledge towards Family Planning (OR = 18.712), Quality to Family Planning services (OR = 17.152), attitude towards Family Planning to Family Planning services (OR = 17.152), attitude towards Family Planning (OR= 5.663), Access to Family Planning services (OR = 5.228), Social Culture (OR= 5.663), Access to Family Planning services (OR = 5.228), Social Culture towards Family Planning (OR = 2.020) towards men's participation in Family towards Family Planning (OR = 2.020) towards men's participation in Family Planning.
Planning.
The suggestion that can be given is the importance of Education Information The suggestion that can be given is the importance of Education Information Communication enhancing by society or men's group of Family
Communication enhancing by society or men's group of Family Planning aboutPlanning about men's contraception tool to increase men's knowledge about contraception men's contraception tool to increase men's knowledge about contraception tool.
tool.
Keyword : men's participation in Family Planning. Keyword : men's participation in Family Planning. Bibliography : (1988-2008).
BERITA ACARA PERBAIKAN TESIS BERITA ACARA PERBAIKAN TESIS NAMA
NAMA : : SRI SRI MADYA MADYA BHAKTI BHAKTI EKARINIEKARINI NIM
NIM : : E4A006053E4A006053
JUDUL :
JUDUL :
ANALISIS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FAKTOR-FAKTOR YANG YANG BERPENGARUH BERPENGARUH TERHADAPTERHADAP PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
SELO KABUPATEN BOYOLALI No.
No. Nama Pembimbing/PenguNama Pembimbing/Penguji ji Masukan Masukan Tanda Tanda TanganTangan 1.
1. Dra. Dra. Tjondrorini, Tjondrorini, MKes.MKes. (Penguji)
(Penguji)
1.
1. Pada Pada latar latar belakangbelakang ditambahkan indikator ditambahkan indikator keberhasilan program KB keberhasilan program KB supaya terlihat supaya terlihat permasalahan permasalahan manajemennya. manajemennya. 2.
2. Visi dan Visi dan Misi diganMisi diganti yangti yang baru
baru
3. Pada distribusi frekuensi 3. Pada distribusi frekuensi jawaban responden dipilah jawaban responden dipilah antara prosentase yang antara prosentase yang besar dengan yang kecil besar dengan yang kecil 2.
2. Dra. Dra. Atik Atik Mawarni, Mawarni, MKes.MKes. (Penguji)
(Penguji)
1.
1. Pada Pada abstrak abstrak diperbaikidiperbaiki 2.
2. Tujuan khusus Tujuan khusus point point hh dihilangkan
dihilangkan 3.
3. Lakukan Lakukan perbaikanperbaikan penulisan hasil reliabilitas penulisan hasil reliabilitas 4.
4. Keterbatasan Keterbatasan penelitianpenelitian dimasukkan BAB IV
dimasukkan BAB IV
5. Pada hipotesis penelitian 5. Pada hipotesis penelitian
point ke 7 dihilangkan point ke 7 dihilangkan 6.
6. Dilakukan Dilakukan perhitunganperhitungan sampel penelitian
sampel penelitian 7.
7. Lakukan Lakukan perbaikanperbaikan penulisan tabel
penulisan tabel 8.
8. Untuk Untuk penulisanpenulisan pembahasan diletakan pembahasan diletakan langsung di bawah hasil langsung di bawah hasil penelitian
penelitian 9.
9. Teliti Teliti crostab crostab variabelvariabel sosial budaya terhadap KB sosial budaya terhadap KB 3.
3. dr. dr. Bagoes Bagoes Widjanarko, Widjanarko, MPH.MPH. (Pembimbing Utama) (Pembimbing Utama)
Lakukan perbaikan tesis sesuai Lakukan perbaikan tesis sesuai dengan masukan yang telah dengan masukan yang telah diberikan.
diberikan. 4.
4. dr. dr. Anneke Anneke Suparwati, Suparwati, MPH.MPH. (Pembimbing
(Pembimbing PendampinPendamping)g)
1. Lakukan perbaikan pada 1. Lakukan perbaikan pada kategori karakteristik kategori karakteristik responden untuk umur dan responden untuk umur dan pendapatan
pendapatan
2. Lakukan perbaikan pada 2. Lakukan perbaikan pada pembahasan distribusi pembahasan distribusi jawaban responden
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA
YANG BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI PRIA
DALAM KELUARGA BERENCANA
DALAM KELUARGA BERENCANA
DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
DI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
TESIS
TESIS
Untuk memenuhi persyaratan
Untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat Sarjana S2
mencapai derajat Sarjana S2
Program Studi
Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi
Konsentrasi
Administrasi & Kebijakan Kesehatan
Administrasi & Kebijakan Kesehatan
Minat
Minat
Manajemen Kesehata
Manajemen Kesehatan Ibu
n Ibu dan Anak
dan Anak
Oleh :
Oleh :
Sri Madya Bhakti Ekarini
Sri Madya Bhakti Ekarini
NIM : E4A006053
NIM : E4A006053
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMARANG
2008
2008
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1994 dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1994 (SDKI) AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. (SDKI) AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI tersebut sangat lambat, yaitu menjadi 334 per 100.000 Penurunan AKI tersebut sangat lambat, yaitu menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 (SDKI) dan 307 per 100.000 kelahiran kelahiran hidup pada tahun 1997 (SDKI) dan 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002/2003), sementara pada tahun 2010 ditargetkan menjadi hidup (SDKI 2002/2003), sementara pada tahun 2010 ditargetkan menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) selama kurun waktu 20 tahun telah berhasil diturunkan secara tajam, yaitu selama kurun waktu 20 tahun telah berhasil diturunkan secara tajam, yaitu 59 per 1000 kelahiran hidup pad
59 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1989 - 1992 menjadi a tahun 1989 - 1992 menjadi 35 per 100035 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2002 – 2003. Namun angka tersebut masih di kelahiran hidup pada tahun 2002 – 2003. Namun angka tersebut masih di atas negara-negara seperti Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, atas negara-negara seperti Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunei 8 per 1000 kelahiran hidup dan Singapura 3 per 1000 hidup, Brunei 8 per 1000 kelahiran hidup dan Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup dan saat ini
kelahiran hidup dan saat ini mengalami penurunan cukup lambat.mengalami penurunan cukup lambat.1,21,2
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar
“Empat Pilar Safe Motherhood Safe Motherhood ”, yaitu pilar pertama - keluarga berencana,”, yaitu pilar pertama - keluarga berencana, pilar kedua – pelayanan antenatal, pilar ketiga – persalinan yang aman, pilar kedua – pelayanan antenatal, pilar ketiga – persalinan yang aman, pilar keempat – pelayanan obstetri esensial.
pilar keempat – pelayanan obstetri esensial.33
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak, untuk menghindari kehamilan yang bersifat jarak kelahiran anak, untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara dengan menggunakan kontrasepsi sedangkan untuk sementara dengan menggunakan kontrasepsi sedangkan untuk
menghindari kehamilan yang sifatnya menetap yang bisa dilakukan menghindari kehamilan yang sifatnya menetap yang bisa dilakukan dengan cara sterilisasi.
dengan cara sterilisasi.44
Pada awalnya pendekatan keluarga berencana lebih diarahkan Pada awalnya pendekatan keluarga berencana lebih diarahkan padapada aspek demografi dengan upaya pokok
aspek demografi dengan upaya pokok pengendalian jumlah penduduk danpengendalian jumlah penduduk dan penurunan fertilitas (TFR).
penurunan fertilitas (TFR).66 Dimana Program KB nasional merupakanDimana Program KB nasional merupakan salah satu program untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumber salah satu program untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumber daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial, yang selama ini daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial, yang selama ini dilaksanakan melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia kawin, dilaksanakan melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia kawin, peningkatan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.
peningkatan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.55
Namun demikian, konferensi Internasional tentang Kependudukan Namun demikian, konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD 1994) menyepakati perubahan paradigma, dari dan Pembangunan (ICPD 1994) menyepakati perubahan paradigma, dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas, menjadi lebih pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas, menjadi lebih kearah pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak kearah pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan kesetaraan gender.
reproduksi dan kesetaraan gender.66
Sejalan dengan perubahan paradigma kependudukan dan Sejalan dengan perubahan paradigma kependudukan dan pembangunan di atas program KB di Indonesia juga mengalami pembangunan di atas program KB di Indonesia juga mengalami perubahan orientasi dari nuansa demografis ke nuansa kesehatan perubahan orientasi dari nuansa demografis ke nuansa kesehatan reproduksi yang di dalamnya terkandung pengertian bahwa KB adalah reproduksi yang di dalamnya terkandung pengertian bahwa KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu pasangan atau suatu program yang dimaksudkan untuk membantu pasangan atau perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya. Hal ini mewarnai perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya. Hal ini mewarnai program KB era baru di
program KB era baru di Indonesia.Indonesia.1414
Memasuki era baru program KB di Indonesia diperlukan adanya Memasuki era baru program KB di Indonesia diperlukan adanya reorientasi dan reposisi program secara menyeluruh dan terpadu. reorientasi dan reposisi program secara menyeluruh dan terpadu. Reorientasi dimaksud terutama ditempuh dengan jalan menjamin kualitas Reorientasi dimaksud terutama ditempuh dengan jalan menjamin kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang lebih baik pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang lebih baik serta menghargai dan melindungi hak-hak reproduksi
serta menghargai dan melindungi hak-hak reproduksi yang menjadi bagianyang menjadi bagian integral dari hak-hak azasi manusia yang bersifat universal. Prinsip pokok integral dari hak-hak azasi manusia yang bersifat universal. Prinsip pokok
dalam mewujudkan keberhasilan program KB dimaksudkan adalah dalam mewujudkan keberhasilan program KB dimaksudkan adalah peningkatan kualitas di segala bentuk serta kesetaraan dan keadilan peningkatan kualitas di segala bentuk serta kesetaraan dan keadilan gender melalui pemberdayaan perempuan serta peningkatan partisipasi gender melalui pemberdayaan perempuan serta peningkatan partisipasi pria.
pria.1414
Disisi lain dengan berubahnya paradigma tersebut pelayanan KB Disisi lain dengan berubahnya paradigma tersebut pelayanan KB dalam pengelolaan masalah kependudukan dan
dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunapembangunan dipandangn dipandang dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak-hak pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak-hak reproduksi harus lebih berkualitas dan memperhatikan hak-hak dari klien reproduksi harus lebih berkualitas dan memperhatikan hak-hak dari klien atau masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. atau masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. Paling tidak, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dapat memberikan Paling tidak, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dapat memberikan metode-metode kontrasepsi yang seimbang, beragam dan aman metode-metode kontrasepsi yang seimbang, beragam dan aman terpercaya yang dapat digunakan oleh masing-masing Pasangan Usia terpercaya yang dapat digunakan oleh masing-masing Pasangan Usia Subur (PUS).
Subur (PUS).99
Meskipun pemerintah Indonesia telah mulai melaksanakan Meskipun pemerintah Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, pembangunan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun demikian, masalah utama yang kita hadapi saat ini adalah namun demikian, masalah utama yang kita hadapi saat ini adalah rendahnya partisipasi laki-laki dalam pelaksanaan program KB dan rendahnya partisipasi laki-laki dalam pelaksanaan program KB dan Kesehatan Reproduksi.
Kesehatan Reproduksi.1111
Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 dijelaskan bahwa partisipasi pria menjadi salah satu indikator 2004-2009 dijelaskan bahwa partisipasi pria menjadi salah satu indikator keberhasilan program KB dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk keberhasilan program KB dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
mewujudkan keluarga kecil berkualitas.4040
Partisipasi pria/suami dalam KB adalah tanggung jawab pria/suami Partisipasi pria/suami dalam KB adalah tanggung jawab pria/suami dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarganya. Bentuk partisipasi pria/suami bagi dirinya, pasangan dan keluarganya. Bentuk partisipasi pria/suami dalam KB dapat dilakukan secara langsung dan
pria/suami secara langsung (sebagai peserta KB) adalah pria/suami pria/suami secara langsung (sebagai peserta KB) adalah pria/suami menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan, menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan, seperti kondom,
seperti kondom, vasektomi vasektomi (kontap pria), serta KB alamiah yang(kontap pria), serta KB alamiah yang melibatkan pria/suami (metode sanggama terputus dan metode pantang melibatkan pria/suami (metode sanggama terputus dan metode pantang berkala).
berkala).4040
Partisipasi laki-laki baik dalam praktek KB maupun dalam Partisipasi laki-laki baik dalam praktek KB maupun dalam pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pencegahan kematian pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pencegahan kematian Maternal hingga saat ini masih rendah.
Maternal hingga saat ini masih rendah.1111 Untuk menurunkan AngkaUntuk menurunkan Angka Kematian Ibu, diperlukan gerakan nasional yang juga melibatkan semua Kematian Ibu, diperlukan gerakan nasional yang juga melibatkan semua pihak dengan program dan kegiatan yang komprehensif, terkait terukur pihak dengan program dan kegiatan yang komprehensif, terkait terukur dan seimbang yang pada akhirnya peran pria/suami dalam program KB dan seimbang yang pada akhirnya peran pria/suami dalam program KB akan mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan KB,
akan mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan KB, peningkatanpeningkatan kesetaraan dan keadilan gender, peningkatan penghargaan terhadap hak kesetaraan dan keadilan gender, peningkatan penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan berpengaruh positif dalam mempercepat penurunan asasi manusia, dan berpengaruh positif dalam mempercepat penurunan angka kelahiran total (TFR), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka kelahiran total (TFR), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), dan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB).
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB).5757 Grafik ini menunjukkan trenGrafik ini menunjukkan tren pemakaian kontrasepsi di
pemakaian kontrasepsi di Indonesia.Indonesia.
GRAFI GRAFIK 1.K 1.11 TRE
TREN PEMN PEMAAKAKA IAN IAN KONTRAKONTRASEPSI DI INSEPSI DI INDONEDONESIASIA TAHUN 1994, 1997, 2002/2003 (SDKI) TAHUN 1994, 1997, 2002/2003 (SDKI) 13.2 13.2 6.2 6.2 27.8 27.8 0.9 0.9 4.3 4.3 3.7 3.7 0.4 0.4 1.6 1.6 1.5 1.5 0.6 0.6 0 0 5 5 110 0 115 5 220 0 225 5 3300 P PIILL IIUUDD SUNTIKAN SUNTIKAN KONDOM KONDOM IM IMPLAPLANTNT M MOWOW M MOPOP PANTANG BERKALA PANTANG BERKALA SANGGAMA TERPUTUS SANGGAMA TERPUTUS LAIN-LAIN LAIN-LAIN 2002/2003 2002/2003 1997 1997 1994 1994 Sumber : BKKBN Bandung (2007) Sumber : BKKBN Bandung (2007)1010
Dari grafik 1.1 diatas menggambarkan metode kontrasepsi yang Dari grafik 1.1 diatas menggambarkan metode kontrasepsi yang lazim digunakan di Indonesia yaitu metode kontrasepsi dengan jenis lazim digunakan di Indonesia yaitu metode kontrasepsi dengan jenis hormonal seperti suntik (27.8%), pil (13.2%) dan implant (4.3%) ataupun hormonal seperti suntik (27.8%), pil (13.2%) dan implant (4.3%) ataupun kontrasepsi jenis non hormonal seperti IUD (6.2%), kontrasepsi mantap kontrasepsi jenis non hormonal seperti IUD (6.2%), kontrasepsi mantap seperti
seperti MOW MOW (3.7%) (3.7%) dan dan MOP MOP (0.4%) (0.4%) serta serta metode metode kontrasepsikontrasepsi sederhana tanpa alat seperti metode pantang berkala (1.6%), sanggama sederhana tanpa alat seperti metode pantang berkala (1.6%), sanggama terputus (1.5%), dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat seperti terputus (1.5%), dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat seperti kondom (0.9%) dan lain-lain (0.6%). Gambaran yang sama juga terlihat kondom (0.9%) dan lain-lain (0.6%). Gambaran yang sama juga terlihat berdasarkan data statistik BKKBN (2004) dimana dapat diketahui jumlah berdasarkan data statistik BKKBN (2004) dimana dapat diketahui jumlah peserta KB perempuan mencapai 98.1% dan laki-laki 1.8%.
peserta KB perempuan mencapai 98.1% dan laki-laki 1.8%.
Metode kontrasepsi diharapkan dapat digunakan secara efektif oleh Metode kontrasepsi diharapkan dapat digunakan secara efektif oleh Pasangan Usia Subur (PUS) baik wanita atau istri
Pasangan Usia Subur (PUS) baik wanita atau istri maupun pria atau suamimaupun pria atau suami sebagai sarana pengendalian kelahiran. Idealnya, penggunaan alat sebagai sarana pengendalian kelahiran. Idealnya, penggunaan alat kontrasepsi terlebih bagi pasutri (pasangan suami istri) merupakan kontrasepsi terlebih bagi pasutri (pasangan suami istri) merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita, sehingga metode yang tanggung jawab bersama antara pria dan wanita, sehingga metode yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri tanpa dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri tanpa mengesampingkan hak reproduksi masing-masing. Setidak-tidaknya mengesampingkan hak reproduksi masing-masing. Setidak-tidaknya dibutuhkan perhatian, kepedulian dan partisipasi pria dalam menentukan dibutuhkan perhatian, kepedulian dan partisipasi pria dalam menentukan penggunaan alat kontrasepsi. Akan tetapi dari jenis alat kontrasepsi dan penggunaan alat kontrasepsi. Akan tetapi dari jenis alat kontrasepsi dan pengguna alat kontrasepsi tersebut lebih didominasi oleh wanita, pengguna alat kontrasepsi tersebut lebih didominasi oleh wanita, sedangkan jenis pengguna alat kontrasepsi pria relatif lebih sedikit sedangkan jenis pengguna alat kontrasepsi pria relatif lebih sedikit penggunaannya.
penggunaannya.88
Dari Data Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KB Nasional di Dari Data Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KB Nasional di kabupaten Boyolali, pada aspek Keluarga Berencanapun masih kabupaten Boyolali, pada aspek Keluarga Berencanapun masih menunjukkan tingginya proporsi pemakaian kontrasepsi perempuan. menunjukkan tingginya proporsi pemakaian kontrasepsi perempuan. Grafik di bawah ini menunjukkan prosentase peserta KB Aktif menurut Grafik di bawah ini menunjukkan prosentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan.
0.00% 0.00% 20.00% 20.00% 40.00% 40.00% 60.00% 60.00% GRAFIK 1.2 GRAFIK 1.2
PROSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT PROSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT
JENIS KONT
JENIS KONT RASEPSI YANG DRASEPSI YANG D IGUNIGUNAKANAKAN
DES 2003 DES 2003 DES 2004 DES 2004 DES 2005 DES 2005 DES 2006 DES 2006 DES 2007 DES 2007 DES 2003 DES 2003 28.28.02 2.18 02 2.18 7.97.97 7 45.45.83 83 13.13.10 0.26 10 0.26 2.62.633 DES 2004 DES 2004 27.27.89 2.12 89 2.12 7.47.48 8 47.47.17 17 12.12.45 0.26 45 0.26 2.62.633 DES 2005 DES 2005 26.26.62 1.85 62 1.85 7.37.31 1 49.49.44 44 11.11.92 0.24 92 0.24 2.62.633 DES 2006 DES 2006 24.24.23 1.51 23 1.51 7.37.32 2 52.52.33 33 11.11.91 0.29 91 0.29 2.42.400 DES 2007 DES 2007 22.22.81 1.74 81 1.74 7.57.52 2 53.53.46 46 11.11.61 0.32 61 0.32 2.52.522 IIUD UD PIPILL MOMO W W SUN SUN TI TIKK IMPL IMPL AN AN KON KON DOM DOM MOPMOP
Sumber : BKBD kabupaten Boyolali (2007) Sumber : BKBD kabupaten Boyolali (2007)1212
Dari grafik 1.2 terlihat bahwa selama lima tahun (tahun 2003 sampai Dari grafik 1.2 terlihat bahwa selama lima tahun (tahun 2003 sampai dengan 2007) prosentase jenis kontrasepsi dan penggunaan kontrasepsi dengan 2007) prosentase jenis kontrasepsi dan penggunaan kontrasepsi tersebut lebih didominasi oleh wanita (IUD, pil, MOW, suntik, implan), dan tersebut lebih didominasi oleh wanita (IUD, pil, MOW, suntik, implan), dan partisipasi pria secara langsung dalam Keluarga Berencana masih rendah partisipasi pria secara langsung dalam Keluarga Berencana masih rendah yaitu tahun 2003 dan 2004 : 2.89%, tahun 2005 : 2.87%, tahun 2006 : yaitu tahun 2003 dan 2004 : 2.89%, tahun 2005 : 2.87%, tahun 2006 : 2.69%, dan tahun 2007 : 2.84%.
2.69%, dan tahun 2007 : 2.84%.
Rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dan Rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pada dasarnya tidak terlepas dari operasional kesehatan reproduksi pada dasarnya tidak terlepas dari operasional program KB yang selama ini dilaksanakan mengarah kepada wanita program KB yang selama ini dilaksanakan mengarah kepada wanita sebagai sasaran. Demikian juga masalah penyediaan alat kontrasepsi sebagai sasaran. Demikian juga masalah penyediaan alat kontrasepsi yang hampir semuanya untuk wanita, sehingga terbentuk pola pikir bahwa yang hampir semuanya untuk wanita, sehingga terbentuk pola pikir bahwa para pengelola dan pelaksana program mempunyai persepsi yang para pengelola dan pelaksana program mempunyai persepsi yang dominan yakni yang hamil dan melahirkan adalah wanita, maka wanitalah dominan yakni yang hamil dan melahirkan adalah wanita, maka wanitalah yang harus menggunakan alat kontrasepsi.
yang harus menggunakan alat kontrasepsi.1515 Oleh sebab itu, semenjakOleh sebab itu, semenjak tahun 2000 pemerintah secara tegas telah melakukan berbagai upaya tahun 2000 pemerintah secara tegas telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluarga berencana dan untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. kesehatan reproduksi melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.1919
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang faktor Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang faktor perhatian program Keluarga Berencana tidak hanya terfokus pada perhatian program Keluarga Berencana tidak hanya terfokus pada perempuan atau istri tetapi juga pada pria atau suami, hal ini terbukti hasil perempuan atau istri tetapi juga pada pria atau suami, hal ini terbukti hasil Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional k
Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional k abupaten Boyolali tahun 2007,abupaten Boyolali tahun 2007, untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluarga berencana akan untuk meningkatkan partisipasi pria dalam keluarga berencana akan dikembangkan Program KB Pria di 10 Kecamatan, yaitu Ampel, Cepogo, dikembangkan Program KB Pria di 10 Kecamatan, yaitu Ampel, Cepogo, Musuk, Selo, Mojosongo, Karanggede, Nogosari, Ngemplak, Banyudono, Musuk, Selo, Mojosongo, Karanggede, Nogosari, Ngemplak, Banyudono, dan Sambi.
dan Sambi.1313
Program KB pria telah dilaksanakan di salah satu kecamatan yaitu di Program KB pria telah dilaksanakan di salah satu kecamatan yaitu di kecamatan Selo dan hasilnya pada tanggal 08
kecamatan Selo dan hasilnya pada tanggal 08 Nopember 2007 kabupatenNopember 2007 kabupaten Boyolali meraih juara I tingkat provinsi Kelompok KB Pria Ngudi Raharjo Boyolali meraih juara I tingkat provinsi Kelompok KB Pria Ngudi Raharjo desa Senden, kecamatan Selo.
desa Senden, kecamatan Selo. 1313 Inilah suatu keberhasilan penerapanInilah suatu keberhasilan penerapan program peningkatan partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dengan program peningkatan partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dengan dikeluarkannya surat Keputusan Kepala Desa Senden Nomor: dikeluarkannya surat Keputusan Kepala Desa Senden Nomor: 476/016/01/2006 tentang Pembentukan Paguyuban Keluarga Berencana 476/016/01/2006 tentang Pembentukan Paguyuban Keluarga Berencana Prio Utomo Ngudi Raharjo pada 11 Januari 2006 sebagai pusat informasi Prio Utomo Ngudi Raharjo pada 11 Januari 2006 sebagai pusat informasi KB pria dan
KB pria dan juga Surat juga Surat Keputusan KeKeputusan Kepala Badan pala Badan Keluarga BerenKeluarga Berencanacana Daerah Kabupaten Boyolali Nomor : 476/201/852/2007 tentang Daerah Kabupaten Boyolali Nomor : 476/201/852/2007 tentang Penunjukan Tim Penilai Kelompok KB Pria Terbaik tahun 2007, serta Penunjukan Tim Penilai Kelompok KB Pria Terbaik tahun 2007, serta keberhasilan KIE yang dilakukan petugas KB, PKK, ulama dan lain-lain. keberhasilan KIE yang dilakukan petugas KB, PKK, ulama dan lain-lain. Atas jerih payahnya, hasilnya masyarakat di lereng gunung Merbabu yang Atas jerih payahnya, hasilnya masyarakat di lereng gunung Merbabu yang cukup unik dan mempunyai fenomena tersendiri ini. Mereka telah cukup unik dan mempunyai fenomena tersendiri ini. Mereka telah membuktikan bahwa dengan ber-KB MOP dijamin aman, praktis, kuantitas membuktikan bahwa dengan ber-KB MOP dijamin aman, praktis, kuantitas maupun kualitas sex tinggi dan tidak diragukan lagi (dibanding sebelum maupun kualitas sex tinggi dan tidak diragukan lagi (dibanding sebelum OP), stamina tidak terganggu dan ternyata bagi ibu merasa puas tanpa OP), stamina tidak terganggu dan ternyata bagi ibu merasa puas tanpa kecurigaan yang berlebihan, terhadap sisi negatif ber-KB OP, karena kecurigaan yang berlebihan, terhadap sisi negatif ber-KB OP, karena mental spiritual sudah terbangun.
Menurut Bertrand (1994) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut Bertrand (1994) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian kontrasepsi, antara lain : faktor sosial dan individu, nilai anak pemakaian kontrasepsi, antara lain : faktor sosial dan individu, nilai anak dan keinginan memilikinya, permintaan KB, faktor intermediate lain(Umur dan keinginan memilikinya, permintaan KB, faktor intermediate lain(Umur Menarchea
Menarchea , Umur kawin, Mati Haid,, Umur kawin, Mati Haid, Postpartum infecundability Postpartum infecundability .,., Fecundabilitas
Fecundabilitas , , Anak Anak Lahir Lahir mati, mati, Aborsi Aborsi disengaja), disengaja), programprogram pembangunan, faktor persediaan KB, output pelayanan (akses, kualitas pembangunan, faktor persediaan KB, output pelayanan (akses, kualitas pelayanan, image), pemanfaatan pelayanan.
pelayanan, image), pemanfaatan pelayanan.2323
Faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam Keluarga Berencana Faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dapat menggunakan pendekatan faktor perilaku pada kerangka kerja dapat menggunakan pendekatan faktor perilaku pada kerangka kerja PRECEDE dari Green (1991). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi PRECEDE dari Green (1991). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ada 3 faktor utama, yaitu : faktor predisposisi (
perilaku ada 3 faktor utama, yaitu : faktor predisposisi (predisposing predisposing factors)
factors), faktor pemungkin (, faktor pemungkin (enabling factors enabling factors ), dan faktor penguat), dan faktor penguat ((reinforcing factors reinforcing factors ).).3232
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pria dalam KB dan KR Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pria dalam KB dan KR yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari sisi klien pria itu sendiri yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari sisi klien pria itu sendiri (pengetahuan, sikap dan praktek serta kebutuhan yang ia inginkan), faktor (pengetahuan, sikap dan praktek serta kebutuhan yang ia inginkan), faktor lingkungan yaitu sosial, budaya, masyarakat dan keluarga/istri, lingkungan yaitu sosial, budaya, masyarakat dan keluarga/istri, keterbatasan informasi dan aksesabilitas terhadap pelayanan KB pria, keterbatasan informasi dan aksesabilitas terhadap pelayanan KB pria, keterbatasan jenis kontrasepsi pria. Sementara persepsi yang ada di keterbatasan jenis kontrasepsi pria. Sementara persepsi yang ada di masyarakat masih kurang
masyarakat masih kurang menguntungkanmenguntungkan..1818
Menurut BKKBN (2003) hal yang mendasar dalam pelaksanaan Menurut BKKBN (2003) hal yang mendasar dalam pelaksanaan pengembangan program partisipasi pria untuk mewujudkan keadilan dan pengembangan program partisipasi pria untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender adalah dalam bentuk perubahan kesadaran, sikap, kesetaraan gender adalah dalam bentuk perubahan kesadaran, sikap, dandan perilaku pria atau suami maupun isterinya tentang Keluarga Berencana perilaku pria atau suami maupun isterinya tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Untuk meningkatkan kesertaan KB pria, yang dan Kesehatan Reproduksi. Untuk meningkatkan kesertaan KB pria, yang utama hendaklah diberi pengetahuan yang cukup tentang KB dan utama hendaklah diberi pengetahuan yang cukup tentang KB dan Kesehatan Reproduksi. Pengelola seyogyanya memahami, pengetahuan, Kesehatan Reproduksi. Pengelola seyogyanya memahami, pengetahuan,
sikap dan perilaku dalam berbagai isu serta memahami dalam hubungan sikap dan perilaku dalam berbagai isu serta memahami dalam hubungan pembagian kekuasaan antara pria dan wanita.
pembagian kekuasaan antara pria dan wanita.1919
Kurang berperannya suami dalam program Keluarga Berencana dan Kurang berperannya suami dalam program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi disebabkan oleh pengetahuan suami mengenai KB Kesehatan Reproduksi disebabkan oleh pengetahuan suami mengenai KB secara umum relatif rendah, sebagaimana terungkap pada penelitian secara umum relatif rendah, sebagaimana terungkap pada penelitian Suherni, dkk (1999) bahwa pria yang mengetahui secara lengkap tentang Suherni, dkk (1999) bahwa pria yang mengetahui secara lengkap tentang alat kontrasepsi wanita dan pria hanya 6.2%. Itupun hanya diantara alat kontrasepsi wanita dan pria hanya 6.2%. Itupun hanya diantara pria/suami yang menggunakan alat kontrasepsi.
pria/suami yang menggunakan alat kontrasepsi.3838 Hasil studi kualitatif Hasil studi kualitatif BKKBN di DKI dan DIY tahun 1999, memperlihatkan bahwa sebagian BKKBN di DKI dan DIY tahun 1999, memperlihatkan bahwa sebagian besar pria mengetahui tujuan KB yaitu untuk mengatur kelahiran, besar pria mengetahui tujuan KB yaitu untuk mengatur kelahiran, membentuk keluarga yang bahagia serta menyadari bahwa KB itu membentuk keluarga yang bahagia serta menyadari bahwa KB itu penting.
penting.2828 Hasil yang relatif sama juga dijumpai dari temuan studi di JawaHasil yang relatif sama juga dijumpai dari temuan studi di Jawa Tengah dan Jawa Timur (2001) yang dilakukan 393 pria kawin. Hasil studi Tengah dan Jawa Timur (2001) yang dilakukan 393 pria kawin. Hasil studi ini memperlihatkan bahwa pengetahuan pria tentang pengertian dan ini memperlihatkan bahwa pengetahuan pria tentang pengertian dan tujuan KB pada umumnya cukup baik meskipun belum semua dapat tujuan KB pada umumnya cukup baik meskipun belum semua dapat menerangkan secara jelas. Lebih dari setengah responden (58%) menerangkan secara jelas. Lebih dari setengah responden (58%) menyatakan bahwa KB bermaksud untuk mengatur jarak kelahiran, menyatakan bahwa KB bermaksud untuk mengatur jarak kelahiran, sebesar 43,5% mengetahui bahwa KB bertujuan untuk mencegah sebesar 43,5% mengetahui bahwa KB bertujuan untuk mencegah kehamilan, dan yang mengetahui bahwa dengan menjadi peserta KB kehamilan, dan yang mengetahui bahwa dengan menjadi peserta KB dapat membatasi kelahiran disampaikan oleh responden sebanyak dapat membatasi kelahiran disampaikan oleh responden sebanyak 41.2%.
41.2%.2626
Rendahnya penggunaan kontrasepsi di kalangan pria diperparah oleh Rendahnya penggunaan kontrasepsi di kalangan pria diperparah oleh kesan selama ini bahwa program KB hanya diperuntukan bagi wanita, kesan selama ini bahwa program KB hanya diperuntukan bagi wanita, sehingga pria lebih cenderung bersifat pasif. Hal ini juga nampak dari sehingga pria lebih cenderung bersifat pasif. Hal ini juga nampak dari kecenderungan pengguna tenaga perempuan sebagai petugas dan kecenderungan pengguna tenaga perempuan sebagai petugas dan promotor untuk kesuksesan program KB, padahal praktek KB merupakan promotor untuk kesuksesan program KB, padahal praktek KB merupakan permasalahan keluarga, dimana permasalahan keluarga adalah permasalahan keluarga, dimana permasalahan keluarga adalah
permasalahan sosial yang berarti juga merupakan permasalahan pria dan permasalahan sosial yang berarti juga merupakan permasalahan pria dan
wanita. Disamping itu kurangnya partisipasi pria dalam penggunaan alat wanita. Disamping itu kurangnya partisipasi pria dalam penggunaan alat
kontrasepsi adalah karena keterbatasan metode untuk pengaturan kontrasepsi adalah karena keterbatasan metode untuk pengaturan
fertilitas yang dapat dipilih pria. Secara biologis pengendalian fertilitas pria fertilitas yang dapat dipilih pria. Secara biologis pengendalian fertilitas pria
lebih sulit dibanding wanita karena
lebih sulit dibanding wanita karena pria selalu dalam kondisi subur pria selalu dalam kondisi subur dengandengan
jumlah sperma yang dihasilkan sangat banyak. Masalah lain untuk jumlah sperma yang dihasilkan sangat banyak. Masalah lain untuk
mengembangkan metode kontrasepsi baru bagi pria adalah kebutuhan mengembangkan metode kontrasepsi baru bagi pria adalah kebutuhan
dana yang sangat besar, sehingga menimbulkan hambatan dalam dana yang sangat besar, sehingga menimbulkan hambatan dalam
pengembangannya. pengembangannya.3838
Hal tersebut sama dengan pendapat Dreman and Robey (1998), yang Hal tersebut sama dengan pendapat Dreman and Robey (1998), yang
menyebutkan alasan rendahnya partisipasi pria dalam penggunaan alat menyebutkan alasan rendahnya partisipasi pria dalam penggunaan alat
kontrasepsi adalah adanya pandangan dalam program KB bahwa wanita kontrasepsi adalah adanya pandangan dalam program KB bahwa wanita
merupakan klien utama karena wanita yang menjadi hamil, sehingga merupakan klien utama karena wanita yang menjadi hamil, sehingga
banyak metode kontrasepsi yang didesain untuk wanita, sedangkan banyak metode kontrasepsi yang didesain untuk wanita, sedangkan
metode kontrasepsi bagi pria sangat terbatas pengembangannya. metode kontrasepsi bagi pria sangat terbatas pengembangannya.3939 Selanjutnya Rob, dkk (1999) mengatakan bahwa eksklusi pria dari Selanjutnya Rob, dkk (1999) mengatakan bahwa eksklusi pria dari
program KB menjadi faktor penentu keterbatasan program KB yang dapat program KB menjadi faktor penentu keterbatasan program KB yang dapat
dicapai. dicapai.4343
Penggunaan metode kontrasep
Penggunaan metode kontrasepsi modern bagi pria si modern bagi pria di Indonesia kurangdi Indonesia kurang
dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Rendahnya dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Rendahnya
keterlibatan pria dalam penggunaan metode kontrasepsi mantap keterlibatan pria dalam penggunaan metode kontrasepsi mantap
((vasektomi vasektomi ) diakibatkan oleh adanya kekhawatiran para bapak setelah) diakibatkan oleh adanya kekhawatiran para bapak setelah vasektomi
vasektomi mereka akan kehilangan kejantanannya. Hal ini sama denganmereka akan kehilangan kejantanannya. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Zambia oleh Chirambo (1992) bahwa hasil penelitian yang dilakukan di Zambia oleh Chirambo (1992) bahwa
pria takut terjadi impotensi karena
pria takut terjadi impotensi karena vasektomi vasektomi . Juga adanya salah persepsi. Juga adanya salah persepsi dan pandangan yang negatif bahwa
dan pandangan yang negatif bahwa vasektomi vasektomi itu sama denganitu sama dengan pengebirian, sehingga pria enggan untuk