Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah kami yang berjudul “Hortikultura” dapat tersusun hingga sehingga makalah kami yang berjudul “Hortikultura” dapat tersusun hingga selesai.
selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
pihak yang yang telah telah berkontribusi berkontribusi dengan dengan memberikan memberikan sumbangan sumbangan baik baik materimateri maupun pikirannya.
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
pengalaman bagi bagi para para pembaca, pembaca, untuk untuk kedepannya kedepannya dapat dapat memperbaiki memperbaiki bentukbentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karna itu kami sangat masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karna itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
kesempurnaan makalah ini.
Makassar, September 2016 Makassar, September 2016
Penyusun Penyusun
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar .... Kata Pengantar ....………...………...……...1...1 Daftar Isi ……….. Daftar Isi ………..22 BAB I :BAB I : PENDAHULUAN………PENDAHULUAN……….……….33 I.1, Latar Belakang...
I.1, Latar Belakang...………....………...3...3 I.2. Tujuan dan
I.2. Tujuan dan Manfaat…Manfaat…....………...3...3 BAB II :
BAB II : PEMBAHASAN……….PEMBAHASAN………...5....5 II.1. Landasan Teori……
II.1. Landasan Teori……....………..………...5...5 II.2. Fungsi Tanaman Hortikultura
II.2. Fungsi Tanaman Hortikultura ………...………....………...6...6 II.3. Jenis - Jenis Tanaman Hortikultura ....
II.3. Jenis - Jenis Tanaman Hortikultura ....……...………...………,...,...……..……....6..6 II.4.
Ciri-II.4. Ciri-Ciri Tanaman Hortikultura………Ciri Tanaman Hortikultura………..………..………....9..9 II.5. Perbanyakan Tanaman Hortikultura…………
II.5. Perbanyakan Tanaman Hortikultura…………..………..………...10.10 BAB III :
BAB III : KESIMPULAN………KESIMPULAN………...23..23 DAFTAR
BAB I
PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortiku ltura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dari awal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidaya hortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit crops); dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan pertanian untuk lahan tanaman hortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia (biji- bijian) yaitu kurang dari 10%. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan komoditas hortikultura yaitu: 1) lemahnya modal usaha, 2) rendahnya pengetahuan, 3) harga produk hortikultura sangat berfluktuasi, sehingga resiko besar, 4) umumnya prasarana transportasi kurang mendukung, 5) belum berkembangnya agro
industri yang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku.
I.2. Tujuan dan Manfaat I.2.1. Tujuan :
1. Mengetahui pengertian tanaman hortikultura 2. Mengetahui fungsi tanaman hortikultura
4. Mengetahui perbanyakan tanaman hortikultura I.2.2. Manfaat :
Memberikan pembaca pengetahuan tentang pengertian, fungsi, jenis-jenis, ciri-ciri, serta perbanyakan pada tanaman hortikultura.
BAB II PEMBAHASAN II.1. Landasan Teori
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pem benihan, pem bibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah
satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar. (Wikipedia, 2016)
Tanaman hortikultura sangat berperan dalam kehidupan manusia, karena merupakan sumber gizi yang menjadi pelengkap makanan pokok yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan manusia. Selain itu, tanaman
hortikultura merupakan sumber berbagai vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Komoditas hortikultura yang diutamakan adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, mempunyai peluang pasar besar dan mempunyai potensi produksi tinggi serta mempunyai peluang pengembangan teknologi. Adapun upaya yang dilaksanakan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya hortikultura unggulan, yaitu meliputi penumbuhan sentra
agribisnis hortikultura dan pemantapan sentra hortikultura yang sudah ada. (Sinta, 2011)
II.2. Fungsi Tanaman Hortikultura
Fungsi tanaman hortikultura dikelompokkan menjadi empat bagian : • Fungsi Penyediaan pangan: kaitannya dengan ketersediaan vitamin,
mineral, serat dan senyawa lain dalam pemenuhan gizi.
• Fungsi ekonomi: Komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi menjadi sumber pendapatan petani, pedagang, kalangan industri dll.
• Fungsi Kesehatan: khususnya manfaat komoditas biofarma untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tidak menular.
• Fungsi sosial budaya: peran komoditi hortikultura sebagai salah satu unsur keindahan atau kenyamanan lingkungan, serta perannya dalam berbagai upacara kepariwisataan dll.
II.3. Jenis-Jenis Tanaman Hortikultura
Tumbuhan hortikultura banyak dijumpai di Indonesia diantaranya berupa sayuran, buah, daun atau hias, dan juga tanaman hias. Dari berbagai jenis tersebut tanaman hortikultura terbagi menjadi 4 bagian yakni
Olerikultura, Florikultura, Frutikultur, Biofarmaka. 1) Tanaman Sayur / Olerikultura
Gambar: Kangkung
Jenis tumbuhan hortikultura yang pertama adalah jenis tanaman sayur atau olerikultura. Tanaman jenis ini bisa dengan mudah dijumpai di
sekitar lingkungan kita. Hal itu karena sayuran termasuk salah satu bahan yang digunakan sebagai bahan membuat sayur untuk dijadikan lauk-pauk. Secara umum tanaman sayuran dibagi menjadi dua yakni sayuran yang ditanam secara musiman dan tahunan.
Sayuran tahunan merupakan sayuran yang bisa ditanam sepanjang tahun dan tidak terikat dengan jenis musim dan lingkungan. Contoh sayuran yang bisa ditanam secara tahunan adalah jengkol, petai, melinjo dan jenis sayuran lain.
Sayuran musiman adalah jenis tanaman yang hanya bisa ditanamam pada musim tertantu dan tidak bisa ditanam selain musim tersebut. Contoh sayuran yang bisa ditanam secara musiman yakni kangkung, wortel, kol, kubis, bawang merah, bawang putih, lobak, cabe merah, cabe keriting, cabe rawit, tomat, terung, kacang panjang serta jenis tanaman sayur yang sejenis.
2) Tanaman Buah / Frutikultur
Gambar: Mentimun
Tanaman buah merupakan jenis tanaman yang menghasilkan buah dan biasanya untuk menanamnya memerlukan beberapa syarat tertentu. Tanaman buah juga mempunyai masa berbuah, ada yang berbuah musiman, tapi ada juga jenis buah yang berbuah tahunan. Jenis tanaman buah yang berbuah secara musiman seperti semangka, jeruk, rambutan, stroberi, melon, dan beberapa jenis buah lainnya. Sedangkan untuk yang
berbuah tahunan seperti pisang, nanas, salak, nangka, sawo, belimbing, dan mangga.
3) Tanaman Bunga / Florikultura
Gambar: Bunga Anggrek
Tanaman bunga merupakan jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman hias. Jenis tanaman hias bunga ada beraneka jenis dan rupa. Ada yang ditanam menggunakan pot seperti bunga mawar, melati, bunga kenanga dan beberapa jenis bunga lainnya. Ada juga yang ditumbuhkan menempel pada kulit pohon seperti bunga anggrek. Semua jenis tanaman tersebut memiliki fungsi utama yang sama yakni untuk
menambah nilai estetika pada suatu taman atau ruangan. 4) Tanaman obat / Biofarmaka
Jenis tanaman hortikultura yang terakhir adalah tanaman obat atau biasanya juga disebut dengan tanaman toga (tanaman obat keluarga). Tanaman obat bagi orang Indonesia tentu sudah tidak asing lagi, karena orang-orang zaman dahulu sudah sering menggunakan berbagai rempah sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu tanaman-tanaman obat ini biasanya juga digunakan sebagai bahan untuk membuat kosmetik dan produk kecantikan lainnya. Contoh tanaman obat seperti lengkuas, temu lawak, kayu manis, bengkudu, brotowali, serai, dan masih banyak jenis tanaman obat lainnya.
II.4. Ciri-ciri Tanaman Hortikultura
Ciri – ciri hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus yaitu sebagai berikut :
• Produksinya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun, contohnya : Durian, Langsat, Rambutan, Manggis dan lain sebagainya.
• Memerlukan voleme (ruangan) yang besar, menyebabkan ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar menjadi tinggi.
• Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut Agroklimat tertentu, contoh : Jeruk Tebas, Durian Balai Karangan, Langsat Punggur, Duku Palembang, Jeruk Garut, Mangga Indramayu, Markisa Medan, Rambutan Parit Baru, Nenas Palembang dan lain sebagainya.
• Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun dengan biaya tambuhan kesulitan itu dapat diatasi.
• Mudah / cepat busuk, tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar.
• Kadar air tinggi • Dikonsumsi untuk – Vitamin – Mineral – Serat – Zat berkasiat – Kesenangan
• Harus aman & bermutu
(IPB,2013)
II.5. Perbanyakan Tanaman Hortikultura
Perbanyakan tanaman hortikultura dibagi atas dua yaitu perbanyakan vegetatif dan generatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji sebagai calon individu baru. Biji merupakan hasil dari petemuan dari sel kelamin betina dan sel kelamin jantan, terbentuk zygot yang kemudian berkembang menjadi buah. Biji tanaman hortikultura memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbiji besar seperti pada spesies kacangkacangan ada juga yang bijinya kecil seperti pada spesies serealia.
1) Perbanyakan generatif • Persemaian
Perkecambahan adalah proses yang merupakan gabungan proses respirasi dan kerja hormon. Proses metabolismo ini didukung oleh energi yang berasal dari embrio. Cadangan makanan seperti protein, lemak dan minyak di metabolisma pada proses respirasi dan menghasilkan energi. Aktivitas persemaian ini membutuhkan penanganan yang kelak akan menentuka hasil budidaya tanamannya. Tempat persemaian dapat menggunakan beberapa alternatif bergantung pada jenis yang akan dibibitkan.
Metoda persemaian dapat dilakukan di lapangan terbuka atau pada bak kecambah, ataupun pot.
Gambar 1. Teknik penanaman benih langsung di lapangan
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Gambar 9. Bak kecambah yang dalam satu tempat banyak tanaman
Gambar 10. Tipe bak kecambah satu lubang satu tanaman
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Gambar 11. Pot pembibitan
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Teknik persemaian
Persemaian untuk benih- benih yang berbiji besar dapat dilakukan dengan menanam langsung, akan tetapi untuk benih yang kecil dapat dibantu dengan mencampur terlebih dahulu dengan pasir dan meletakkannya pada kertas lalu ditaburkan pada jalur yang sudah ditentukan dalam bak kecambah.
Gambar 12. Bak persemaian yang telah diisi dengan tanah
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Gambar 13. Persemaian berukuran besar
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Gambar 14.Persemaian bak kecambah untuk benih berukuran kecil
•
Pindah tanam
Pindah tanaman dilakukan yang disesuaikan dengan umur masing- masing jenis tanaman, beberapa jenis tanaman ada yang cepat akan tetapi ada juga yang lambat. Kriteria tanaman dapat dilakukan pindah tanaman jika tanaman muda tersebut telah memiliki dua daun
yang telah membuka sempurna sempurna.
Gambar 15. Tanaman yang siap di lakukan pindah tanam
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
Jika tanaman berasal dari pembibitan maka tanaman muda dapat dicongkel dengan menggunakan alat secara hatihati, kemudian memisahkannya satu per satu lalu ditanam, seperti Gambar di bawah ini Gambar 16. Teknik transplanting (pindah tanam)
Alternatif lainnya adalah dengan mencabut bibit, pegang tangkai daun dengan batangnya sekaligus dan tarik hati-hati ke atas, seperti Gambar berikut.
Gambar 17. Teknik mencabut bibit dari pot
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
2) Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan cara ini adalah perbanyakan yang menggunakan bahan tanaman selain biji. Perbanyakan secara vegetatif ini adalah cara perbanyakan tanaman yang terjadi tanpa melalui perkawinan. Perbanyakan ini hanya melibatkan satu induk saja, calon individu baru (keturunan) berasal dari bagian tubuh induknya. Karena hanya melibatkan satu induk,
maka makhluk hidup baru memiliki sifat biologis yang sama dengan induknya.
Jaringan vegetatif yang digunakan dapat berupa batang, akar, ataupun daun. Perbanyakan vegetatif dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu vegetatif alami dan buatan. Pada perkembangbiakan vegetatif alami makhluk hidup baru terbentuk tanpa bantuan manusia, sedangkan vegetatif buatan tanaman baru terbentuk dengan bantuan manusia.
Saat ini dikenal perbanyakan vegetatif yang menggunakan teknik kultur jaringan. Perbanyakan dengan metode ini menghasilkan calon invidu baru yang lebih banyak dibandingkan dengan perbanyakan
vegetatif dengan metode lainnya. Karena metode ini dapat memperbanyak satu sel menjadi beratus-ratus individu baru. Beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan perbanyakan vegetatif, yaitu:
-
Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama denganinduknya
-
Lebih cepat menghasilkan-
Sangat membantu bagi tanaman yang tidak menghasilkan biji-
Terhindar dari serangan penyakit benih-
Harga jual lebih tinggi-
Tidak terjadi alterasi dari sifat induknyaa.
Vegetatif alami
Beberapa cara perbanyakan vegetatif alami adalah sebagai berikut:
-
Membelah dir i
, yaitu perbanyakan diri dengan cara membelah diri.Perbanyakan ini terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, misalnya ganggang hijau.
-
Spora
, tumbuhan yang berkembang biak dengan cara ini antara lainadalah Paku (misalnya suplir) , jamur dan ganggang.
-
Akar tinggal
atau rizoma, merupakan batang yang tertanam dantumbuh di dalam tanah. Batang tersebut tumbuh mendatar dan tampak seperti akar. Jika ujung rizoma tumbuh menjadi tumbuhan baru maka tumbuhan tersebut tetap bergabung dengan tumbuhan
induk dan membentuk rumpun, contohnya jahe.
-
Umbi lapis
, perbanyakan cara ini contohnya terjadi pada bawangmerah. Umbi bawang merah ini berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Umbi lapis baru yang berasal dari tunas ketiak terluar tumbuh membentuk tunas yang disebut siung.
Gambar 18. Perbanyakan dengan rizoma
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Umbi batang
, perbanyakan tanaman dengan cara ini contohnyaterjadi pada tanaman kentang dan ubu jalar. Umbi pada kentang ini sesungguhnya adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah. Ujung batang itu menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan. Pada satu lekukan di permukaan batang yang menggembung (umbi) tersebut terdapat tunas yang disebut mata tunas.
Gambar 19. Perbanyakan dengan umbi batang
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Umbi akar
, perbanyakan cara ini terjadi pada wortel. Akar berubahfungsi untuk menyimpan cadangan makanan sehingga disebut umbi akar. Jika umbi akar ditanam maka akan tumbuh tunas-tunas baru dari bagian yang merupakan sisa batang.
-
Geragih
, batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawahpermukaan tanah disebut geragih. Tunas pada buku-buku batang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Ujung geragih yang
menyentuh tanah akan membelok keatas . Pada bagaian bawah geragih muncul akar serabut.
Gambar 20. Perbanyakan dengan geragih
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Tunas
, contoh tanaman hortikultura yang berkembang biak dengantunas adalah pisang. Disekitar pohon pisang yang sudah besar tumbuh tunas baru. Tunas tunas ini tumbuh berdekatan dengan pohon induk dan membentuk rumpun.
Gambar 21. Perbanyakan dengan tunas
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw b.
Perbanyakan vegetatif buatan
Perbanyakan vegetatif buatan terjadi dengan bantuan manusia. Beberapa perbanyakan vegetatif buatan adalah:
-
Cangkok
, jenis tumbuhan yang biasa dicangkok pohonbuah- buahan misalnya mangga, jeruk, dan lainlain. Umumnya jenis tumbuhan berkayu mudah dicangkok walaupun tidak seluruhnya,
misalnya cemara. Mencangkok tanaman dilakukan dengan cara mengupas kulit batang kemudian dikuliti, bagian yang dikuliti tersebut dilapisi dengan tanah yang subur kemudian dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk atau plastik.
Gambar 22. Teknik mencangkok tanaman
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Setek batang
, potongan batang tumbuhan yang hendak di setekharus mempunyai sebuah mata sebagai bakal tunas. Potongan batang ini umumnya merupakan batang yang sudah cukup tua. Penanaman batang potongan batang ini dilakukan pada tanahyang subur dan
gembur
Gambar 23. Perbanyakan dengan setek batang
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Setek daun
, perkembangbiakan dengan setek daun umumnyaditerapkan pada tanaman hias misalnya begunia. Daun yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakn sebagai media tumbuh harus gembur dan lembab. Perkembangbiakan dengan setek daun ini dilakukan dengan meletakkan daun yang sudah
dipilih tadi diatas permukaan tanah. Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang kemudian dapat dipindahkan ketempat lain. Beberapa contoh setek daun terlihat pada Gambar berikut. Gambar 24. Beberapa jenis perbanyakan dengan setek daun
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Tempel (okulasi
), cara perbanyakkan ini dilakukan denganmenempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda. Batang dan tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang ditempel merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang kuat.
Gambar 25. Perbanyakan tanaman dengan teknik menempel
-
Sambung pucuk (enten),
sambung pucuk merupakn penyatuanpucuk dengan batang bawah. Pucuk dan batang bawah yang disambung itu berasal dua tumbuhan. Sambung pucuk dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya. Bila dibandingkan dengan okulasi, ternyata sambung pucuk lebih cepat menghasilkan. Cara sambung pucuk dapat dilakukan terhadap tanaman hias, buah- buahan, dan perkebunan. Sambung pucuk dilakukan secara sederhana. Batang bawah diperoleh dari semaian biji. Pucuk diambil dari cabang tumbuhan yang mempunyai sifat- sifat baik seperti berbunga indah dan berbuah manis, atau lainnya. Pucuk kemudian disambung dengan batang bawah. Penyambungan dilakukan dengan menggunakan tali plastik.
Gambar 26. Teknik sambung pucuk
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw
-
Runduk
, jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan denganrunduk sangat sedikit. Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan cara merunduk misalnya melati , alemanda, apel, dan lain- lain. Perkembangbiakan dengan cara ini sangat sederhana. Batang tanaman dikerat sedikit, batang itu kemudian dilengkukkan atau dirundukkan ketanah. Kemudian batang yang dikerat itu, ditimbun dengan tanah, seperti Gambar berikut ini.
Gambar 27. Teknik perbanyakan tanaman dengan runduk
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.
2. Fungsi tanaman hortikultura dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu Fungsi Penyediaan pangan, Fungsi ekonomi, Fungsi Kesehatan, dan Fungsi sosial budaya.
3. Tumbuhan hortikultura banyak dijumpai di Indonesia diantaranya berupa sayuran, buah, daun atau hias, dan juga tanaman hias. Dari berbagai jenis tersebut tanaman hortikultura terbagi menjadi 4 bagian yakni Olerikultura, Florikultura, Frutikultur, Biofarmaka.
4. Ciri-ciri tanaman hortikultura yaitu, Produksinya musiman, Memerlukan voleme (ruangan) yang besar, Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut Agroklimat tertentu, Memiliki nilai estetika, Mudah / cepat busuk, tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar, kadar air tinggi, Dikonsumsi untuk Vitamin, Mineral, Serat, Zat berkasiat, Kesenangan, serta harus aman & bermutu.
5. Perbanyakan tanaman hortikultura dibagi atas dua yaitu perbanyakan vegetatif dan generatif.
DAFTAR PUSTAKA
Nopiana,Sinta dan Siti Balkis. 2011. Analisis Pendapatan Pola Tanam Beruntun Tanaman Hortikultura Di Desa Bangunrejo Kecamatan Tenggarong Sebrang Kabupaten Kutai Kartanegara. EPP. Vol 8. No.1. 2011: 30-40
Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 2013. Dasar-Dasar Hortikultura.
http://caratanam.com/tanaman-hortikultura/ http://www.crayonpedia.org/mw https://dasarhortikultura.files.wordpress.com/2013/02/pendahuluan-hortikultura-2013-print.pdf (https://id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura) http://repository.ipdn.ac.id/43/2/BAB_II_Dasar2_Budidaya_GH.pdf