BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang segala sesuatu yang bersifat penelitian. Penelitian adalah usaha-usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran, dimana dalam usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah. Sedangkan metode ilmiah ialah penggunaan proses berfikir deduktif-induktif untuk memecahkan masalah. Jadi dalam penelitian setiap orang harus menggunakan proses deduktif-induktif untuk membangun ilmu pengetahuan. Dan setiap penelitian yang baik paling tidak memiliki nilai netralitas, emosional, keterbukaan dan ketegakan diri (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2008. p.13).
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berati kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan (Sugiyono, 2005, p.1), yaitu:
• Rasional, berati kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia
• Empiris, berati cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan
• Sistematis, berati proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tentu yang bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode kualitatif dimaksudkan data yang digunakannya adalah data kualitatif, umumnya dalam bentuk narasi atau gambar. Pengertian penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah
saat ini dari suatu kasus (Murti dan Salamah, 2006, p.101). Dalam tabel di bawah ini terlihat desain penelitian yang akan dilakukan untuk masing-masing penelitian.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Jenis dan Metode
Penelitian
Unit Analisis Time
Horizon
(T-1) Deskriptif dan Kualitatif Perusahaan Æ Asosiasi Industri Animasi
dan Konten Indonesia (AINAKI)
Cross Sectional
(T-2) Deskriptif dan Kualitatif Perusahaan Æ Asosiasi Industri Animasi
dan Konten Indonesia (AINAKI)
Cross Sectional
(T-3) Deskriptif dan Kualitatif Perusahaan Æ Asosiasi Industri Animasi
dan Konten Indonesia (AINAKI)
Cross Sectional
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diteliti harus didefinisikan secara operasional, yaitu definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang diamati (di observasi), sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2008. p.61).
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel/ Subvariabel Konsep variabel/ Subvariabel Indikator Ukuran Perkembangan industri kreatif bidang animasi (T – 1) Keadaan industri kreatif bidang animasi di Indonesia Nilai Kontribusi PDB, Jumlah tenaga kerja, Jumlah perusahaan dan Tingkat ekspor
Nilai persentase kontribusi PDB, Penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan jumlah perusahaan, dan nilai ekspor Hambatan dalam mengembangkan industri kreatif bidang animasi (T – 2) Faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam berkembangnya industri kreatif bidang animasi di Indonesia Sumber daya manusia, biaya, peran pemerintah, pesaing, software
Jumlah sumber daya
manusia yang tersedia
biaya produksi film animasi
perlindungan HAKI
perusahaan sejenis
pemakaian software dalam
pembuatan film animasi Peluang usaha
industri kreatif bidang animasi
(T – 3)
Mengetahui peluang usaha yang ada pada
industri kreatif bidang animasi di
Indonesia
Persaingan dalam industri, pendatang baru, adanya produk
subtitusi, kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar
pemasok
Jumlah perusahaan sejenis
pada industri animasi
adanya perusahaan sejenis
produk pengganti animasi
kekuatan pembeli
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data Primer dan data Sekunder. Dimana data primer adalah data yang diperoleh dengan cara observasi, survey dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara pengambilan data langsung dari perusahaan, studi kepustakaan.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan Data Jenis data Sumber data
T1 Rata-rata PDB,ketenagakerjaan,jumlah
perusahaan, nilai ekspor industri kreatif tahun 2002-2006
Data kualitatif Primer dan Sekunder
T2 Sumber daya manusia, biaya, peran
pemerintah, pesaing, software
Data kualitatif Primer dan Sekunder
T3 Persaingan dalam industri,pendatang
baru,adanya produk subtitusi,kekuatan tawar pembeli,kekuatan tawar pemasok
Data kualitatif Primer dan Sekunder
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan dua sumber data yaitu data premier dan data sekunder.
1. Sumber data premier adalah sumber data yang langsung menberiakn data
kepada pengumpul data. Penulis mendapatkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi.
a. Wawancara (interview), yaitu penulis melakukan waawancara secara
b. Observasi merupakan prosedur yang sistematis dan standar dalam pengumpulan data. Observasi melibatkan proses pengamatan dan ingatan.
2. Sumber data sekunder berisikan informasi-informasi yang telah ada dan
dikumpulkan untuk melengkapi data primer. Data-data sekunder ini diperoleh melalui studi literature dengan cara melihat, membaca dan mencatat buku-buku, tesis, dokumen-dokumen perusahaan yang bersangkutan dan berhubungan dengan topik penelitian skripsi serta data-data yang penulis dapatkan melalui internet.
3.5 Metode Analisis
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Analisis
(T-1) Deskriptif Statistik Deskriptif
(T-2) Deskriptif Analisis Asosiasi Dengan Cochran Q Test
(T-3) Deskriptif Analisis Porter
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan mengadakan pendekatan kuntitatif dengan menggunakan alat-alat analisa. Dengan menggambarkan, mendeskripsikan fakta-fakta yang ada kita dapat mengetahui fenomena apa yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul apa adanya dan tidak membuat kesimpulan secara umum (generalisasi). Penelitian tanpa sampel, atau semua populasi diteliti, akan menggunakan ststistik deskriptif dalam analisisnya. Namun, jika ingin menyusun suatu
generalisasi untuk populasinya, maka peneliti menggunakan statistik inferensial. Disini tidak perlu ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bertujuan untuk menyusun suatu generalisasi.
Statistik deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan, penyajian data sehingga memberi informasi untuk mengelola (organize) dan merangkum (summarize) baik dari populasi maupun sampel. Statistik deskriptif biasanya dapat dijelaskan peringkasan data dalam bentuk:
1. Tabulasi Data (Tabel) 2. Diagram Balok (Histogram) 3. Diagram Kue (Pie Chart)
3.6 Analisis Asosiasi Dengan Cochran Q Test
Dalam metode ini, kita memberikan pertanyaan tertutup kepada responden, yaitu pertanyaan yang pilihan jawabannya sudah disediakan. Dengan kata lain, daftar atribut sudah tersedia. Responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan produk. Untuk itu, daftar atribut yang diuji harus lengkap. Jadi, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan riset pendahuluan (preliminary research) untuk menyusun daftar pilihan daftar atribut selengkap mungkin.
Langkah pertama yang dilakukan adalh menyusun daftar pertanyaan yang pilihan jawabannya YA dan TIDAK.
Untuk mengetahui mana atribut yang valid, maka dilakukan test Cochran dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis yang mau diuji:
2. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: k= Jumlah Atribut
Ci = Jumlah jawaban YA (jumlah yang mendapat nilai 1) Ci²= kuadrat dari Ci
Ri = jumlah jawaban YA pada setiap atribut Ri²= kuadrat dari Ri
3. Penentuan Q tabel (Qtab):
Dengan = 0,05, derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka diperoleh Qtab (0,05; df) dari tabel Chi Square Distribution.
4. Keputusan: Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit > Q tab
Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit < Q tab
5. Kesimpulan:
• Jika tolak Ho berati proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut.
Artinya, belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut
• Jika terima Ho berati proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap
sama. Dengan demikian, semua responden dianggap sepakat mengenai semua atribut sebaga semua faktor yang dipertimbangkan.
3. 7 Analisis Porter
(Michle E Porter, 2008, p.11) Analisis lima kekuatan porter adalah alat untuk menganalisa perusahaan pada suatu lingkungan industri di sekitarnya. Analisis ini dilakukan untuk melihat peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga analisa ini
dapat diketahui strategi apa yang harus dilakukan perusahaan pada saat ini dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Lima kekuatan tersebut adalah:
a. Persaingan dalam industri. Persaingan dalam industri meliputi banyaknya pesaing
langsung dalam bisnis yang dijalankan. Banyaknya persaingan di sini dibandingkan dengan faktor kebutuhan masyarakat akan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Jika supply sudah terlalu banyak dan melebihi demand yang ada, maka kondisi persaingan sudah sangat ketat.
b. Kekuatan tawar menawar pelaku bisnis yang baru (new entrance). Kekuatan tawar
menawar pelaku bisnis yang baru terkait dengan apakah memasuki industri tersebut gampang atau tidak. Apakah ada hambatan yang besar (barrier to entry), misalnya dari sisi investasi, teknologi, orang, pengetahuan, dan lain-lain. Jika hambatan masuknya kecil, kemungkinan pemain baru akan masuk juga sangat besar, artinya setiap saat dalam suatu industri akan terjadi persaingan yang sangat ketat.
c. Kekuatan tawar menawar pembeli. Di sini adalah bagaimana pembeli mendapatkan
informasi dan penawaran yang beragam dari berbagai produsen. Dengan tawaran yang begitu banyak di pasar, pembeli memang akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang lebih besar karena punya cukup banyak pilihan.
d. Kekuatan tawar pemasok. Pemasok dalam hal ini adalah perusahaan yang
memberikan bahan-bahan, orang, teknologi, dan lainnya yang menjadi bahan produksi. Pemasok akan memiliki kekuatan besar jika sesuatu yang dipasok merupakan hal penting dan tidak banyak perusahaan yang menyediakan. Tetapi jika banyak perusahaan lain yang menyediakan, kekuatan pemasok menjadi tidak terlalu besar.
e. Kekuatan tawar produk pengganti. Produk pengganti adalah produk lain di luar
penggantinya adalah jasa transportasi darat dan laut. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika terdapat harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk pengganti.
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan bisnis pada industri kreatif dibidang animasi di Indonesia, hambatan apa yang ada pada industri kreatif di Indonesia, dan setelah diketahui keadaan bisnis animasi dan hambatan pada bisnis animasi maka dapat dilihat peluang yang ada pada bisnis animasi di Indonesia. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang keadaan pada industri kreatif bidang animasi di Indonesia. Mulai dari rata-rata PDB, keadaan ketenagakerjaan, pertumbuhan jumlah perusahaan dan nilai ekspor yang ada pada industri kreatif di Indonesia.
Sedangkan untuk mengetahui hambatan yang terjadi di dalam industri kreatif sangatlah diperlukan. Hambatan perlu diketahui agar saat akan membuat suatu perusahaan animasi kita dapat memperhitungkan kemungkinan terbaik dan terburuk yang akan terjadi. Jadi hambatan yang ada pada industri animasi dapat dengan mudah ditangani saat akan mulai memasuki industri animasi di Indonesia.
Dan untuk mengetahui masih ada atau tidaknya peluang usaha yang ada pada industri animasi di Indonesia akan diperoleh berdasarkan hasil dari analisis yang didapat dari keadaan lingkungan industri animasi di Indonesia. Dengan mengetahui pesaing dalam industri ini, pendatang baru, produk pengganti, kekuatan tawar oleh pemasok, dan kekuatan tawar oleh pembeli dapat menjadi acun untuk mengetahui masih adakah peluang usaha dalam industri animasi di Indonesia. Analiasis ini diharapkan dapat menjadi acuan yang dapat digunakan sebelum kita memutuskan untuk memasuki industri animasi.